ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI PERTANIAN DENGAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI DAFTAR EFEK SYARIAH (DES) PERIODE 2010 - 2013 SKRIPSI - Test Repository

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah

  

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI

PERTANIAN DENGAN SEKTOR INDUSTRI BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI DAFTAR EFEK

SYARIAH (DES) PERIODE 2010 - 2013

  

Oleh:

Mustofa Ali

NIM 213. 10. 029

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

  • – S1

  

PERNYATAAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mustofa Ali NIM : 213. 10. 029 Program Studi

  : Perbankan Syari’ah S1 Judul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan

  Manufaktur Sektor Industri Pertanian Dengan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Daftar Efek Syariah (DES) Periode 2010 - 2013

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil karya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang telah saya jelaskan sumbernya.

  Salatiga, 5 Februari 2015 Yang membuat pernyataan,

  Mustofa Ali

KATA – KATA MUTIARA DAN PERSEMBAHAN “TEMPATKAN DIRIMU PADA ORANG – ORANG YANG TEPAT MAKA KAU AKAN MERASAKAN PADA KENYAMANAN”

  Skipsi ini kupersembahkan untuk: Kedua orang tuaku tercinta Kakak adikku Serta Orang-orang yang selalu mendukungku

  

KATA PENGANTAR

Assalamualaikun Wr. Wb.

  Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, hanya kepada-Nya-lah tempat kita mengadu, karena Dia Maha Memberi Pertolongan kepada hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir. Rasa syukur yang teramat dalam penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

  Analisis

  Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Pertanian Dengan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Daftar Efek Syariah (DES) Periode 2010 - 2013 .

  Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan, dukungan, bimbingan dan saran serta doa dari semua pihak. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini:

  1. Allah SWT atas semua kebahagiaan dan pembelajaran hidup.

  2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga.

  3. Bapak Benny Ridwan, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Syariah dan

  5. Ibu Wiwin Kurniasari, SE., M. Si., Akt., selaku Dosen pembimbing atas semua waktu, arahan, bimbingan, petunjuk, saran serta kesabaran dalam proses penulisan skripsi ini.

  6. Bapak Dr. Faqih Nabhan M.M , selaku dosen pembimbing akademik.

  7. Seluruh staf pengajar Program Studi Perbankan Syari’ah atas semua ilmu yang telah diberikan.

  8. Bapak Muri dan Ibu Nikmah selaku orang tua saya yang selalu memberikan dukungan materi maupun moral.

  9. Mas Ambon mbak Tika yang selalu mendukung saya dan mengerti keadaan saya.

  10. Untuk adik

  • – adik saya Khofifah dan Farid agar bisa membanggakan orang tua dan menjadi orang yang berguna.

  11. Bu Dhe khotijah dan Pak Dhe K.H Ma’ruf yang telah mendidik, dan memberikan teladan bagi saya.

  12. Mas Zaini sekeluarga, Mas Likhul sekeluarga, dan Mas Nizar Sekeluarga yang telah menyemangati saya dan beberapa motivasi serta dukungan materialnya.

  13. Dwi, Ilham, Icha yang merelakan waktunya untuk membimbing saya membuat skripsi dan juga tempat kostnya untuk basecampt berkumpul.

  14. Dwi, Ilham, Dhini sahabat kampus yang luar biasa memberikan warna

  15. Genk Bret dikelas Doreng, Yogi, Rifchi, Saipul, kakung kalian biasa diluar bukan luar biasa.

  16. Makole yang mau memberikan ide

  • – ide cemerlang dan petuah – petuah bagi saya.

  17. Makole, Mail, Bogel, Regar dan Babe kalian selalu membikin ketawa terbahak

  • – bahak atas dagelan yang kalian lontarkan sehingga membuat tawa kelakar bersama yang dapat menghilang rasa stres bahkan bisa bikin stres juga.

  18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, thanks..

  Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aminn..

  Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sumbang pikir dan koreksi sangat bermanfaat dalam menyempurnakan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang ingin mengkaji dn meneliti lebih lanjut lagi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 5 Februari 2015 Penulis

  

ABSTRAK

  Ali, Mustofa. 2015. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan

  

Manufaktur Sektor Industri Pertanian Dengan Sektor Industri Barang Konsumsi

Yang Daftar Efek Syariah (DES) Periode 2010 - 2013 . Program Studi Perbankan

  Syari’ah S-1. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Wiwin Kurniasari, SE., M. Si., Akt.

  

Kata Kunci: Laporan Keuangan, Rasio profitabilitas, ROA, ROE, GPM, OPM

dan NPM.

  Penelitian ini berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan

  Manufaktur Sektor Industri Pertanian Dengan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Daftar Efek Syariah (DES) Periode 2010

  • – 2013”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi dilihat dari rasio profitabilitas. Variabel yang digunakan adalah rasio profitabilitas yang meliputi rasio ROA, ROE, GPM, OPM dan NPM. Penetuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Adapun sampel dalam penelitian ini terdiri dari 8 perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dan 18 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Analisis yang digunakan adalah uji normalitas dan uji Independent Sample t-test dengan bantuan program Excel dan SPSS versi

  18. Berdasarkan uji Independent Sample t-test diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dilihat dari rasio ROA, ROE, OPM dan NPM. Sedangkan jika dilihat dari rasio GPM terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi.

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul .................................................................................................... i Nota Pembimbing ............................................................................................... ii Halaman Pengesahan ......................................................................................... iii Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................... iv Motto dan Persembahan ..................................................................................... v Kata Pengantar ................................................................................................... vi Abstrak ............................................................................................................... ix Daftar Isi ............................................................................................................. x Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii Daftar Gambar .................................................................................................... xiv Daftar Lampiran ................................................................................................. xv BAB I Pendahuluan ............................................................................................

  1 A. Latar Belakang ...................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 13

  C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 14

  D. Sistematika Penulisan ........................................................................ 15

  BAB II Kajian Pustaka ....................................................................................... 17 A. Telaah Pustaka ................................................................................... 17 B. Landasan Teori .................................................................................. 24

  BAB III Metode Penelitian ................................................................................. 42 A. Definisi Operasional adn Pengukuran Variabel ................................ 42 B. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 43 C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 43 D. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 46 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 46 F. Teknik Alat Analisis ........................................................................... 47 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ......................................................... 49 A. Analisis Diskriptif .............................................................................. 49

  1. Rata-rata Rasio Profitabilitas Sektor Industri Pertanian .............. 50

  2. Rata-rata Profitabilitas Sektor Industri Barang Konsumsi .......... 52

  B. Uji Analisis ........................................................................................ 54

  1. Uji Normalitas ............................................................................. 54

  2. Uji Independent Sample t-test ...................................................... 55

  a. Analisis Variabel ROA .......................................................... 56

  b. Analisis Variabel ROE .......................................................... 56

  c. Analisis Variabel GPM .......................................................... 57

  d. Analisis Variabel OPM .......................................................... 57

  e. Analisis Variabel NPM .......................................................... 58

  C. Uji Hipotesis ...................................................................................... 59

  a. Variabel ROA .............................................................................. 59

  b. Variabel ROE .............................................................................. 61

  c. Variabel GPM .............................................................................. 63

  d. Variabel OPM .............................................................................. 65

  e. Variabel NPM .............................................................................. 67

  D. Pembahasan ........................................................................................ 68

  BAB V Penutup................................................................................................... 74 A. Kesimpulan ......................................................................................... 74 B. Saran .................................................................................................. 76 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77 Lampiran ............................................................................................................. 80

  DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Research Gap Penelitian .................................................................

  12 Tabel 2.1 Penemuan Penelitian Terdahulu ......................................................

  20 Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel ...............................

  42 Tabel 3.2 Nama-Nama Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Pertanian dan Sektor Industri Barang Konsumsi di Daftar Efek Syariah ..............

  45 Tabel 4.1 Rata-rata Rasio Profitabilitas Sektor Industri Pertanian Tahun 2010

  • – 2013 .................................................................................................

  50 Tabel 4.2 Rata-rata Rasio Profitabilitas Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2010 - 2013 ......................................................................................

  52 Tabel 4.3 Rekapitulasi Uji Normalitas ............................................................

  54 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Independent Sample t-Test Rasio Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Pertanian dengan Sektor Industri Barang Konsumsi ................................................................

  55 Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Independent Sample T-test .................................

  59 Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Independent Sample T-test Variabel Return on Assets (ROA) ..................................................................................

  59 Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Independent Sample T-test Variabel Return on Equity (ROE) ...................................................................................

  61 Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Independent Sample T-test Variabel Gross Profit Margin (GPM) .................................................................................

  63

Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik Independent Sample T-test Variabel Nett Profit Margin (NPM) .................................................................................

  67

  DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................

  36

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Kuesioner Penelitian .......................................................................... 106 Lampiran Hasil Kuesioner ................................................................................. 110 Lampiran Hasil Uji Instrumen ........................................................................... 118 Lampiran Tabel Validitas (R Product Moment) ................................................ 119 Lampiran Hasil Uji Statistik ............................................................................... 121 Lampiran Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................... 121 Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................................... 124

  belanja pemerintah, kinerja investasi non bangunan atau terkait dengan ekspor. Selain itu, melambatnya pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh tingkat inflasi dan deflasi. Pertumbuhan ekonomi yang lambat akan berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia (Ridho, 2014).

  Pembangunan ekonomi menjadi salah satu perhatian utama pemerintah di samping masalah-masalah nasional lainnya terutama sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat tercermin dari kondisi pasar modal, di mana pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam rangka mendorong masuknya modal asing maupun domestik ke dalam sektor-sektor yang produktif untuk membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Aliran modal tersebut masuk ke dalam perusahaan di mana banyak diantara perusahaan tersebut yang terdaftar di bursa efek. Modal masuk ini dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan yang sangat besar.

  Perkembangan pasar modal yang pesat menciptakan berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor. Di sisi lain, perusahaan pencari dana harus bersaing dalam mendapatkan dana dari investor. Salah satu cara perusahaan untuk memperoleh dana ialah dengan menerbitkan dan menjual sahamnya kepada investor di pasar saham. Bagi investor sendiri ada berbagai macam tujuan membeli saham, ada yang bertujuan untuk memperoleh laba dari fluktuasi harga saham dengan membeli saham pada saat harga turun dan menjual pada saat harga saham naik dan ada juga yang bertujuan untuk memperoleh deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan tiap tahunnya (Harmono, 2009). Apapun tujuannya, para investor membutuhkan informasi yang cukup dan dapat dipercaya mengenai kondisi perusahaan, terutama kondisi keuangan dan kinerja, agar dana yang ditanamkan pada perusahaan yang bersangkutan akan mendatangkan keuntungan.

  Informasi mempunyai peran yang sangat besar kaitannya dalam menanamkan suatu investasi. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan laporan arus kas dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena informasi itu menujukkan prestasi perusahaan pada periode laporan keuangan tersebut. Sejalan masing perusahaan agar dapat mengevaluasi prestasi dan meramalkan prospek perusahaan di masa yang akan datang (Asri, 2009).

  Menurut Setiaji (2014) laporan keuangan yang telah dipublikasikan bisa diartikan bahwa perusahaan tersebut telah terdaftar dalam BEI (Bursa Efek Indonesia) sehingga pemangku kepentingan yang bisa mengetahui kondisi keuangan secara transparan dan telah diaudit oleh pihak berwenang. Perusahaan mengeluarkan sahamnya untuk dijual ke publik. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen atau bagian finansial bisnis yang mengarah kepada kepemilikan suatu perusahaan. Metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi adalah dengan mengeluarkan saham. Saham dikeluarkan perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang dengan imbalan uang tunai.

  Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan Syariah.

  Investasi Syariah di pasar modal yang merupakan bagian dari industri keuangan Syariah, mempunyai peranan yang cukup penting untuk dapat meningkatkan pangsa pasar industri keuangan Syariah di Indonesia. Perkembangan industri keuangan syariah relatif baru dibandingkan dengan perbankan Syariah maupun asuransi Syariah tetapi seiring dengan pertumbuhan yang signifikan di industri pasar modal Indonesia, maka

  Selama ini, investasi Syariah di pasar modal Indonesia identik dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang hanya terdiri dari 30 saham Syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Padahal Efek Syariah yang terdapat di pasar modal Indonesia bukan hanya 30 saham Syariah yang menjadi konstituen JII saja tetapi terdiri dari berbagai macam jenis Efek selain saham Syariah yaitu Sukuk, dan reksadana Syariah. Sejak November 2007, Bapepam & LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham Syariah yang ada di Indonesia. Dengan adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah untuk mengetahui saham-saham apa saja yang termasuk saham Syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham Syariah di Indonesia.

  Keberadaan DES tersebut kemudian ditindak lanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Konstituen ISSI terdiri dari seluruh saham Syariah yang tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia, 2010).

  Dalam mengambil keputusan investasi, para investor perlu menganalisis laporan keuangan agar keputusan yang diambil tidak mengandung resiko kerugian. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi

  

Keuangan (PSAK, 2002) No.1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan

  adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja bagi pemakai jika dilakukan analisis lebih lanjut. Dari analisis ini maka laporan keuangan menjadi informasi akuntansi yang dapat digunakan sebagai dasar kebijakan pengambilan keputusan.

  Informasi penting lainnya bagi investor untuk menilai kinerja perusahaan adalah laba. Menurut (PSAK, 2002) Nomor 1, informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

  Menurut Harahap (2005), laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

  Menurut Hanafi (2015) laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.

  Pertumbuhan laba suatu perusahaan menunjukkan kondisi kinerja perusahaan tersebut. Dalam mengukur pertumbuhan laba suatu perusahaan dapat menggunakan analisis rasio, di mana rasio dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang posisi keuangan suatu perusahaan/bank terutama apabila angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Salah satu rasio untuk menilai prestasi perusahaan atau kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan lainnya. Rasio profitabilitas untuk mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan ,asset, dan modal saham (Hanafi, 2005). Rasio profitabilitas ini akan memberikan jawaban tentang efektivitas manajemen perusahaan dan tentang efektivitas pengelolaaan keuangan perusahaan.

  Pengertian industri menurut undang-undang tentang perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi , dan/atau barang jadi menjadi barang nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, teremasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan ekonomi yang semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik (Wikipedia, 2014).

  Salah satu dari sembilan sektor industri yang terdaftar di BEI adalah pertanian. Pertanian merupakan salah satu kekayaan potensial yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagaiObyek pertanian disini meliputi perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan dengan adanya pertanian di Indonesia merupakan dampak positif bagi masyarakat.

  Oleh karena itu, pertanian perlu untuk di lestarikan dan dijaga agar lebih baik di masa mendatang (Wikipedia, 2014).

  Prestasi Bangsa Indonesia di bidang pertanian adalah terciptanya swasembada pangan pada tahun 1984. Tetapi pada satu dekade terakhir muncul fakta-fakta yang menyedihkan diantaranya, Sensus BPS menunjukkan telah terjadi penurunan minat penduduk usia produktif bekerja di sektor pertanian. Pada tahun 2004, data menyebutkan ada 40,61 juta orang berusia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian atau 43,33 persen dari total penduduk Indonesia. Namun pada 2013, jumlah penduduk usia produktif yang bekerja di sektor pertanian itu telah Kemudian nilai impor komoditi pertanian selama 10 tahun terakhir yang terus meningkat menyimpan fakta bahwa produktivitas pertanian nasional belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, impor pangan Indonesia tahun 2013 mencapai 14,9 miliar dollar AS atau naik empat kali lipat dari nilai ekspor tahun 2003 senilai 3,34 miliar dollar AS. Di sisi lain, luas lahan pertanian yang menjadi dasar sektor pertanian terus menyusut dari 31,2 juta hektar tahun 2003 menjadi 26 juta hektar pada tahun 2013 Penyusutan lahan pertanian tersebut dikarenakan masalah konversi lahan pertanian menjadi perumahan dan pabrik. Bahwa Indonesia adalah bangsa dengan predikat jumlah penduduk terbanyak ke-4 setelah Amerika Serikat, di mana hal ini menjadi keuntungan bagi sektor industri lain seperti barang konsumsi. Penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa sudah pasti sangat membutuhkan sandang, pangan, dan kebutuhan pelengkap lainnya (Jakarta, KOMPAS.com).

  Saat ini 50 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif ditopang konsumsi dan investasi. Kepala Ekonom Bank Dunia Mansoor Dailami (2003) mengatakan peningkatan jumlah kelas menengah di negara-negara berkembang telah membuat tren konsumsi dalam negeri meningkat. Negara-negara dengan populasi kelas menengah muda produktif cenderung memiliki tingkat konsumsi lebih tinggi ketimbang

  Pertumbuhan kelas menengah Indonesia memang telah terlihat dari tingkat konsumsi domestik yang tinggi. Hal tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin stabil yang juga diuntungkan dengan menguatnya sejumlah tren lain. Kontribusi kelas menengah terbukti mendongkrak konsumsi dalam negeri yang pada giliran selanjutnya menjaga pertumbuhan ekonomi di atas level 6 persen selama beberapa tahun ke depan (Warta Ekonomi.com). Pertumbuhan tersebut harus didukung melalui kebijakan-kebijakan pemerintah seperti penambahan/perbaikan infrastruktur sehingga barang konsumsi bisa mencapai pelosok-pelosok daerah lebih luas lagi. Dengan demikian, tidak bisa dipungkiri sektor barang konsumsi akan mengalami pertumbuhan.

  Penelitian mengenai kinerja keuangan perusahaan manufaktur dengan menggunakan variabel Return On Asset (ROA) pernah dilakukan oleh Ika R. dan Rahmawati (2011) dengan meneliti tentang analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan perbankan publik di Indonesia pada masa selama krisis dan setelah krisis ekonomi dengan hasil tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan dari variabel ROA. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hamidah (2013) yang meneliti tentang perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi (pada perusahaan pengakuisisi yang terdaftar di Bursa Efek

  Return On Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba

  setelah pajak dengan modal sendiri. Ini merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan. Penelitian mengenai kinerja perusahaan dengan menggunakan variabel ROE pernah dilakukan oleh Yoppy Palupy (2012) yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja keuangan antara perusahaan pertambangan milik pemerintah BUMN dengan perusahaan pertambangan swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan hasil penelitian tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan menggunakan variabel ROE. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Awwab (2013) yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja keuangan pada perusahaan Telekomunikasi yang tercatat di beli periode 2006-2010 dengan hasil terdapat perbedaan kinerja keuangan dengan menggunakan variabel ROE.

  Penelitian dengan menggunakan variabel Net Profit Margin (NPM) pernah dilakukan oleh Ika R. dan Rahmawati (2011) tentang analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan perbankan publik di Indonesia pada masa selama krisis dan setelah krisis ekonomi, dan Yoppy Palupi (2012) yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja keuangan antara perusahaan pertambangan milik pemerintah BUMN dengan yang dilakukan M. Awwab (2013) yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja keuangan pada perusahaan Telekomunikasi yang tercatat di beli periode 2006-2010, dan Steven Meliangan (2014) tentang analisis perbandingan kinerja keuangan antara Bank BCA dan Bank CIMB dengan hasil penelitian terdapat perbedaan kinerja keuangan menggunakan variabel NPM.

  Penelitian terhadap Gross Profit Margin (GPM) dan Operating

  

Profit Margin (OPM) pernah dilakukan oleh Yoppy Palupi (2012) yang

  meneliti tentang analisis perbandingan kinerja keuangan antara perusahaan pertambangan milik pemerintah BUMN dengan perusahaan pertambangan swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan hasil penelitian terdapat perbedaan kinerja keuangan menggunakan variabel GPM dan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan menggunakan variabel OPM.

  

Tabel 1.1

Research Gap Penelitian

  Gap Penulis Metode

  Isu: Perbedaan kinerja keuangan

  Research Gap :

  Terdapat perbedaan kinerja keuangan Terdapat perbedaan kinerja keuangan berdasarkan variabel M.Awwab (2012) sample t-test ROE Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan berdasarkan variabel Yoppy Palupi (2012) sample t-test ROE Terdapat perbedaan kinerka M. Awwab (2012) sample t-test keuangan berdasarkan variabel

  Steven M. (2014) sample t-test NPM Tidak terdapat perbedaan Ika R. dan Rahmawati (2011) sample t-test kinerka keuangan berdasarkan

  Yoppy Palupi (2012) sample t-test variabel NPM Dari hasil gap diatas, ditemukan hasil yang berbeda pada rasio keuangan. Melihat dari hasil penelitian sebelumnya yang menunjukan hasil yang bervariasi, maka penulis semakin tertarik melakukan penelitian dengan judul

  ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Pertanian dengan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Daftar Efek Syari’ah (DES)”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

  1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah ditinjau dari variabel

  return on asset (ROA)?

  2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah ditinjau dari variabel

  return on equity (ROE)?

  3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah ditinjau dari variabel

  (GPM)?

  gross profit margin

  4. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah ditinjau dari variabel

  operating margin (OPM)?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah ditinjau dari variabel return on asset (ROA).

  2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah ditinjau dari variabel return on equity (ROE).

  3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah ditinjau dari variabel gross profit margin (GPM).

  4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah ditinjau dari variabel operating margin (OPM).

  5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan

D. Sistematika Penulisan

  Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai telaah pustaka,

  penemuan penelitian terdahulu, landasan teori yang mendasari penelitian ini, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis.

  BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai definisi operasional

  dan pengukuran variabel, ruang lingkup penelitian, populasi dan penentuan sampel yang menjadi objek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai analisis deskriptif penelitian, uji analisis data, serta intepretasi hasil (pembahasan). BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yang kepada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama.

penelitiannya menunjukkan bahwa pada aspek permodalan yang diwakili oleh rasio CAR ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05. Pada aspek kualitas aktiva yang diwakili oleh rasio ROA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05. Pada aspek manajemen yang diwakili oleh NPM menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar 0,645 lebih besar dari 0,05. Pada aspek rentabilitas yang diwakili oleh ROA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05. Pada aspek likuiditas yang diwakili oleh rasio LDR

menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

  Abu Bakar (2010) dengan penelitiannya ya ng berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Telekomunikasi dengan Menggunakan EVA, REVA, FVA dan MVA

  ”. Hasil penelitian terhadap kinerja keuangan lima perusahaan telekomunikasi yang telah go public (PT.

  Telkom, PT. Indosat, PT.XL Axiata, PT. Bakrie Telecom, dan PT. Mobile

  8 Telecom) diketahui bahwa, kelima perusahaan telekomunikasi memiliki kinerja keuangan yang berbeda baik nilai (besarnya, Rp) maupun kondisinya (positif atau negatif) dari tahun ke tahun. Kemudian dari keempat metode pengukuran kinerja keuangan tidak memberikan jawaban atas peringkat kinerja kelima perusahaan telekomunikasi yang konsisten. Sedangkan adanya perbedaan kebijakan bisnis dalam pengelolaan keuangan dari kelima perusahaan telekomunikasi, terkait kebijakan : investasi, operasional, dan finansial, yang mempengaruhi nilai indikator pengukuran kinerja berbasis nilai tambah (value added).

  Penelitian dengan judul Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2006), dilakukan oleh Hamidah dan merger dan akuisisi, yang berarti efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva lancarnya untuk mengelola kewajiban lancar semakin meningkat setelah penggabungan badan usaha. Rasio profitabilitas yang diukur dengan return on assets (ROA) menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan empat tahun sesudah merger dan akuisisi, yang berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk kegiatan operasional perusahaan dan kinerja manajemen semakin efektif dibanding sebelum merger dan akuisisi. Rasio nilai pasar yang diukur dengan Price Earnings Ratio (PER) menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi, yang berarti setelah merger dan akuisisi tingkat kepercayaan investor terhadap kinerja jangka panjang perusahaan semakin meningkat.

  Irianti Yuni Ningtias, Muhammad Saifi dan Achmad Husaini (2014), melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Antara Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) Sebagai Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT.

  Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2010-2012). Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan analisis rasio keuangan secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik, walaupun masih terdapat beberapa rasio yang berfluktuatif. Hasil metode menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang diakibatkan oleh diabaikannya biaya modal pada analisis rasio keuangan, walaupun demikian pada metode EVA yang memperhitungkan harapan-harapan para

  shareholder , dapat digunakan untuk mendukung analisis rasio keuangan

  karena keduanya menunjukkan hasil yang baik, dan mempunyai konsep yang sama.

  Masih dalam tema yang sama Meliangan, Tommy dan Mekel (2014), melakukan penelitian yang diberi judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank BCA (Persero) Tbk dan Bank CIMB Niaga (Persero) Tbk. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank BCA dan Bank CIMB NIAGA dilihat dari Rasio CAR, KAP, ROA dan LDR. Sedangkan jika dilihat dari rasio NPM, tidak terdapat perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank BCA dan Bank CIMB NIAGA.

  Tabel 2. 1 Penemuan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Sumber Hasil Penelitian Ika Ravelina dan Rahmawati (2009) Analisis Perbandingan

  Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Publik di Indonesia Pada Masa Selama Krisis dan Setelah Krisis Ekonomi

  Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1 Vol. 14, April

2009

  1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perusahaan perbankan publik di Indonesia pada masa selama krisis dan setelah krisis ekonomi dilihat dari rasio CAR, RORA, ROA dan dilihat dari rasio NPM dan LDR. Hamidah dan Manasye Noviani (2013)

  Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2006)

  Jurnal Riset Manajemen

Sains

Indonesia (JRMSI) No. 1, Vol. 4 tahun 2013

  1. Terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan pada periode satu tahun sebelum merger dan akuisisi dengan periode dua, emapat dan lima tahun sesudah merger dan akuisisi dilihat dari rasio CR.

  2. Terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan pada periode satu tahun sebelum merger dan akuisisi dengan periode empat tahun sesudah merger dan akuisisi dilihat dari rasio ROA.

  3. Terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan pada periode satu tahun sebelum merger dan akuisisi dengan periode tiga tahun sesudah merger dan akuisisi dilihat dari rasio PER. Irianti Yuni Ningtias, Muhammad Saifi dan Achmad Husaini (2014)

  Analisis Perbandingan Antara Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) Sebagai Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2010- 2012

  Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) No. 2 Vol. 9, April 2014

  1. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan analisis rasio keuangan secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik, walaupun masih terdapat beberapa rasio yang berfluktuatif.

  2. Hasil dari metode EVA didapatkan hasil yang positif (EVA > 0) dan meningkat setiap tahunnya, yang berarti bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai keuangan, walaupun demikian pada metode EVA yang memperhitungkan harapan-harapan para shareholder, dapat digunakan untuk mendukung analisis rasio keuangan karena keduanya menunjukkan hasil yang baik, dan mempunyai konsep yang sama.

Abu Bakar Analisis Perbandingan Jurnal Hasil penelitian terhadap

(2010) Kinerja Perusahaan Rekayasa kinerja keuangan lima

  Telekomunikasi dengan Institut perusahaan telekomunikasi Menggunakan EVA, Teknologi yang telah go public REVA, FVA dan MVA Nasional (PT. Telkom, PT. Indosat, (LPPM Itenas) PT.XL Axiata, PT. Bakrie

  No. 1 Vol. Telecom, dan PT. Mobile 8

  XIV, Januari- Telecom) diketahui: Maret 2010

  1. Kelima perusahaan telekomunikasi memiliki kinerja keuangan yang berbeda baik nilai (besarnya, Rp) maupun kondisinya (positif atau negatif) dari tahun ke tahun.

  2. Keempat metode pengukuran kinerja keuangan tidak memberikan jawaban atas peringkat kinerja kelima perusahaan telekomunikasi yang konsisten.

  3. Adanya perbedaan kebijakan bisnis dalam pengelolaan keuangan dari kelima perusahaan telekomunikasi, terkait kebijakan : investasi, operasional, dan finansial, yang mempengaruhi nilai Peggy A. CIMB Niaga (Persero) Rasio CAR. Mekel (2014) Tbk

  2. Terdapat perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank BCA dan Bank CIMB NIAGA dilihat dari Rasio KAP.

  3. Tidak terdapat perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank BCA dan Bank CIMB NIAGA dilihat dari Rasio NPM.

  4. Terdapat perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank BCA dan Bank CIMB NIAGA dilihat dari Rasio ROA.

  5. Terdapat perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank BCA dan Bank CIMB NIAGA dilihat dari Rasio LDR.

  Penelitian yang dilakukan dalam penulisan kali ini tidak sama dengan penelitian terdahulu, dan penulis merasa semakin tertarik dengan pembahasan analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan manufaktur sektor industri pertanian dengan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek

Syari’ah (DES). yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari perusahaan manufaktur yang dibandingkan, yaitu sektor industri

  pertanian dan industri barang konsumsi. Selain itu dari periode penelitian dan rasio yang digunakan untuk membandingkan dalam penelitian ini juga berbeda dari penelitian sebelumnya.

  B. Landasan Teori

  1. Laporan Keuangan

  a. Pengertian Laporan keuangan menurut Harahap (2006) adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Riyato (2004), laporan keuangan adalah laporan finansial (Financial Statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi dan laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi suatu periode satu tahun.

  Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2009), mendefinisikan laporan keuangan sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Informasi b. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2009), tujuan laporan keuangan adalah:

  1. Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  2. Laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012 - 2013

0 3 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 8 30

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 SAMPAI 2014

0 5 18

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MODAL KERJA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR MELIPUTI SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 11

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PMA DENGAN PERUSAHAAN PMDN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PMA DENGAN PERUSAHAAN PMDN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

0 0 17

ANALISIS PENYAJIAN OTHER COMPREHENSIVE INCOME PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI PERIODE 2012-2016 ARTIKEL ILMIAH

0 0 21

ANALISIS PENYAJIAN OTHER COMPREHENSIVE INCOME PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI PERIODE 2012-2016 - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - ANALISIS PENYAJIAN OTHER COMPREHENSIVE INCOME PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI PERIODE 2012-2016 - Perbanas Institutional Repository

0 0 16