Analisis Titik Impas Dan Keuntungan Dari

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahu merupakan makanan tradisional dengan kandungan gizi yang baik
yang berbahan dasar kedela. Dan tahu juga merupakan produk pangan yang
murah diperoleh, harganya cukup murah, dan memiliki nilai gizi protein yang baik
karena mengandung komposisi asam amino terlengkap. Saat ini pembuatan tahu
di Indonesia masih menggunakan teknologi yang sederhana, sehingga tingkat
efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan baku) masih sangat rendah dan
tingkat produksi limbahnya sangat tinggi.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, tercatat bahwa
jumlah industri kecil di Indonesia adalah 2.732.724 usaha yang terbagi dalam 23
klasifikasi bahan baku lapangan usaha di Indonesia. Dimana klasifikasi tersebut
yaitu industri makanan, industri kayu, barang anyaman dari rotan, bambu dan
sejenisnya, industri pakaian jadi, industri tekstil, industri peralatan listrik, industri
komputer, industri elektronik dan optik, industri listrik dan peralatannya, industri
besi, aluminium, dan tembaga, industri perhiasan, dan industri kertas. Di
Indonesia, industri kecil pembuatan tahu merupakan industri rumah tangga dan
sangat diminati banyak konsumen baik dari kelas bawah sampai kelas atas.
Menurut Ambarwati (1994) menyatakan bahwa para pengusaha tahu dan
tempe pada umumnya dikelola dalam bentuk industri rumah tangga (home

industri), sehingga perkembangannya selalu dihadapkan dengan permasalahan
yang menyangkut bahan baku yaitu jumlah kedelai, ketersediaan dan kualitas
faktor produksi, tingkat keuntungan, pemasaran, dan permodalan. Pendapatan
para pengusaha industri tahu sangat tergantung dari penjualan dan biaya produksi
yang dikeluarkan.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga dapat mempengaruhi
kenaikan harga kedelai dan bahan – bahan seperti kemasan, ragi, minyak goreng
dan minyak tanah. Kenaikan harga barang-barang tersebut telah menyebabkan
biaya produksi yang dikeluarkan juga semakin besar. Permasalahan yang lain
yang sering dihadapi oleh para pengusaha industri kecil tahu adalah pemasaran

1

dan kurang dikuasainya informasi pasar yang berkaitan dengan pola permintaan
konsumen baik jenis, jumlah, mutu, dan harga produk.
Berdasarkan Badan Pusat Data dan Informasi Pertanian di Indonesia
menunjukkan bahwa tingkat rata-rata pertumbuhan konsumsi per kapita setahun
(2009 – 2013) pada tahu adalah 0,09 %, dimana tingkat rata-rata pertumbuha
konsumsi pada tahu ini cukup meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan
dengan bahan makanan yang lain seperti daging sapi sekitar – 2,53 %, daging

ayam kampung sekitar – 1,67 %, dan telur ayam kampug sekitar – 7,30 %. Hal ini
dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu jumlah produksi, harga, dan pendapatan.
Oleh sebab itu, pengusaha industri kecil tahu harus melakukan
perhitungan biaya produksi, dan harga pokok produksi secara tepat. Agar produksi
yang dihasilkan dapat dijual dengan harga bersaing dan berkualitas serta dapat
mengikuti perubahan dari harga kacang kedelai yang tidak stabil.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian praktikum diatas terdapat beberapa
rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana struktur biaya produksi dan harga pokok produksi pada
usaha industri produksi tahu ?
2. Bagaimana nilai titik impas dan keuntungan usaha industri produksi
tahu ?
1.3 Tujuan
Ada beberapa tujuan dari penelitian pratikum ini dilaksanakan yaitu
sebagai berikut :
1. Mengetahui struktur biaya produksi dan harga pokok produksi pada
usaha industri produksi tahu
2. Mengetahui nilai titik impas dan keuntungan usaha industri produksi
tahu

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1

Kacang Kedelai
Kedelai merupakan salah satu tanaman C3 yang berarti tidak banyak

membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman
2

tersebut dan peka terhadap pencahayaan. Tanaman C3 merupakan tanaman yang
memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih rendah sehingga tanaman ini
dapat membentuk rantai carbon sebanyak 3 buah dalam menambat carbon
dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995).
Tanaman kedelai termasuk tanaman dikotil yang berarti memiliki kayu pada
bagian batangnya dan termasuk dalam famili polog-polongan.
Di Indonesia, kedelai mulai dibudidayakan sejak abad ke-17 sebagai
tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia
berasal dari daerah Manshukuo kemudian menyebar ke daerah Mansyuria, Jepang
(Asia Timur), dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika.

Dalam ilmu tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Superdevisi

: Spermatophyta

Devisio

: Magnoliophyta

Classs

: Magnoliopsida (dikotil)

Ordo

: Fabales


Family

: Leguminoseae

Genus

: Glycine

Spesies

: Glycine max. L
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama,

meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini
terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih
bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di
Jepang dan Cina. Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya
mengubah sifat fotosensitif kedelai putih. Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak
fotosensitif kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi

adaptasi lebih cocok bagi Indonesia. Varietas kedelai yang dianjurkan untuk
dikonsumsi yaitu: Otan, No.27, No.29, Ringgit 317, Sumbing 452, Merapi 520,
Shakti 945, Davros, Economic Garden, Taichung 1290, TKG 1291, Clark 1293,
Orba 1343, Galunggung, Lokon, Guntur, Wilis, Dempo, Kerinci, Raung,
Merbabu, Muria, dan Tidar.
2.2 Biaya Produksi dan Harga Pokok Produksi

3

2.2.1 Biaya Produksi
Menurut Assauri (2004:11), pengertian produksi dalam ekonomi adalah
kegiatan yang behubungan dengan usaha untuk menciptakan atau menambah
kegunaan atau utilities suatu barang atau jasa. Berdasarkan pengertian diatas dapat
diartikan bahwa produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi
yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan modal agar lebih
bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Orang atau badan yang mengelola
menciptakan, dan menghasilkan barang atau jasa disebut sebagai produsen.
Hubungan matematis fungsi produksi adalah sebagai berikut
Y =f ( x 1|x 2, x 3, x 4, …. , xn )

Dimana : Y adalah Output
X1 adalah input variabel
X2, X3, X4, ...,Xn adalah input tetap
Sedangkan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi,
2005). Menurut Sudarsono (1986), biaya adalah semua beban yang harus
ditanggung untuk menyediakan barang agar siap dipakai oleh konsumen.
Perhitungan biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbedabeda tergantung kepada kondisi, tujuan, dan keperluan perusahaan akan
perhitungan tersebut.
Menurut Usry (2004) ada beberapa cara penggolongan atau klasifikasi
biaya yaitu :
A.

Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan perusahaan
1. Biaya Produksi atau biaya manufaktur
Biaya produksi adalah jumlah dari tiga elemen biaya yaitu bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung
adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan
dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produksi. Biaya tenaga kerja

langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung
menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Dan
biaya overhead pabrik biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biata
4

tenaga kerja langsung, dimana elemnnya dapat digolongkan menjadi 6 bagian
yaitu : i) biaya bahan penolong, ii) biaya tenaga kerja tidak langsung, iii)
penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik, iv) reparasi dan pemeliharaan
aktiva tetap pabrik, v) Biaya listrik dan air, dan vi) Biaya asuransi pabrik.
2. Biaya Komersial
Biaya komersial digolongkan menjadi tiga macam yaitu biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum, dan biaya keuangan. Biaya pemasaran
adalah biaya yang dimulai dari titik dimana biaya manufaktur
berakhir yaitu ketika proses manufaktur selesai dan produk ada
dalam kondisi siap jual. Misalnya biaya promosi, biaya penjualan
dan pengiriman. Biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang
berhubungan dengan biaya administrasi dan umum seperti biaya perencanaan,
biaya penentuan strategi dan kebijakan, pengarahan dan pengawasan kegiaatan
pabrik secara menyeluruh. Dan biaya keuangan adalah semua biaya yang terjadi
dalam melaksanakan fungsi keuangan seperti biaya bunga, biaya penerbitan atau

emisi obligasi dan biaya finansial lainnya.
B. Pengolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan
dibebankan
1. Pengeluaran Modal
Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang akan dapat memberikan
manfaat pada periode yang akan datang dan dilaporan sebagai aktiva.
2. Pengeluaran Penghasilan
Pengeluaran penghasilan adalah pengeluaran yang akan memberikan
manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi dan dilaporkan
sebagai beban.
C. Penggolongan biaya berdasarkan pola perilaku biaya
1. Biaya Tetap
Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah
saat aktivitas bisnis (produksi) meningkat atau menurun.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang secara total meningkat secara
proposional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara
proposional terhadap dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, beberapa pelengkapan, beberapa tenaga kerja
tidak langsung dan unit-unit yang rusak.

5

3.

Biaya Semi vaiabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang memperlihatkan baik dari

karakteristik biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya ini adalah biaya yang
jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan
tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungan dengan
proses pengelolahan bahan baku menjadi produk jadi. Pengalokasian dan
perhitungan biaya ditujukan untuk mengendalikan biaya dan menentukan
kebijaksanaan selanjutnya (Riyanto, 1993). Menurut Mulyadi (1986), biaya
produksi dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan antara lain :
a. Biaya Tetap
Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang digunakan untuk penggunaan
faktor-faktor produksi yang sifatnya tetap tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume produksi. Biaya tetap terdiri dari biaya manajemen, biaya sewa lahan,
biaya penyusutan, dan pajak.

b. Biaya Variabel
Biaya Variabel (Variabel Cost) adalah biaya yang digunakan untuk
penggunaan faktor-faktor produksi yang sifatnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan volume produksi. Biaya variabel terdiri dari bahan baku, bahan bakar,
dan biaya lainnya yang berubah sesuai dengan volume produki.
c. Biaya Marginal
Biaya Marginal (Merginal Cost) adalah tambahan biaya karena menambah
produksi sebanyak satu unit output.
d. Biaya Rata-rata
Biays Rata-rats adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mempoduksi
satu unit output. Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output.
2.2.2 Harga Pokok Produksi
Menurut Warsis (1998), biaya pokok produksi adalah biaya yang tidak
dapat dihindarkan yang dipakai dalam proses produksi yang dapat diperhitungkan.
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa biaya pokok produksi
adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk atau jas
sampai produk atau jasa tersebut dapat digunakan atau dijual dipasar. Menurut
Mulyadi (2004), harga pokok memiliki fungsi yang cukup penting yaitu;
1. Harga Pokok sebagai penetapan harga jual
2. Harga Pokok sebagai dasar penetapan laba
3. Harga Pokok sebagai dasar penilaian efisiensi

6

4.

Harga Pokok sebagai pengambila dalam berbagai keputusan manajemen
Menurut pendapat Rayburn (1999), unsur-unsur harga pokok produksi

terdiri dari :
1. Bahan langsung (Direct Material)
Bahan baku adalah setiap bahan baku yang menjadi bagian yang tak
2.

terpisahkan dari produk jadi. Sebagai contoh yaitu kacang kedelai.
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji yang diperoleh oleh pekerja untuk
mengubah bahan dari keadaan mentah menjadi produk jadi. Sebagai contoh

3.

yaitu gaji yang dibayarkan kepada pekerja (tenaga kerja) industri tahu.
Overhead Pabrik
Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi selain bahan langsung

dan tenaga kerja langsung. Contoh-contoh overhead pabrik terdiri dari :
a. Bahan Tidak Langsung (Indirect Material), yaitu perlengkapan operasi,
b.

reparasi, dan kebersihan yang digunakan dalam pabrik.
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor), yaitu pengawasa
pabrik dan pekerja terlatih lainnya serta tidak terlatih lainnya seperti
petugas reparasi dan pengawas yang secara nyata tidak mengerjakan

c.
2.3

produk dan hasil usaha tidak mudah ditelusuri ke produk jadi.
Biaya lain-lainnya seperti biaya sewa, biaya pajak, biaya asuransi,
penyusutan, dan tenaga listrik yang digunakan.
Titik Impas Produksi (Break Even Point Of Production)
Titik Impas Produksi adalah hasil penjualan sama dengan biaya total

produksi dimana perusahaan tidak mengalami kerugian. Untuk dapat melakukan
perhitungan analisis titik impas produksi, perlu diketahui hubungan antara biaya,
jumlah produksi, dan harga penjualan karena ketiga unsur ini dapat menentukan
laba perusahaan. Menurut Riyanto (1993), asumsi yang dapat digunakan dalam
analisis titik impas produksi adalah :
a. Biaya di dalam perusahaan yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
b.

(variabel cost).
Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional

c.

dengan volume produksi atau penjualan.
Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah, meskipun ada perubahan

d.

volume produksi atau penjualan
Harga jual per unit tidak berubah selama periode analisa.

7

e.

Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produksi, apabila diproduksi
lebih dari satu macam produk, pertimbangan penghasilan penjualan antara
masing-masing produk adalah konstan.

2.4

Proses Produksi
Prinsip utama dalam proses pembuatan tahu terdiri dari dua bagian yaitu

pembuatan susu kedelai dan penggumpalan (pengendapan) proteinnya. Diman
susu kedelai dibuat dengan merendam kedelai dalam air bersih dengan tujuan
untuk melunakkan struktur kedelai sehingga mudah digiling dan memberikan
dispense dan suspense bahan padat kedelai pada waktu ekstrasi. Proses pembuatan
tahu

terdiri

atas

perendaman,

penggilingan,

pemasakan,

penyaringan,

penggumpalan, pencetakan dan pemotongan..
Berikut ini adalah tahapan proses pembuatan tahu yaitu sebagai berikut :
a. Kedelai kering direndam dengan air bersih kurang lebih selama 4 jam
b.

sampai 10 jam untuk mempermudah pelepasan kulit.
Kedelai yang sudah dicuci lalu dikupas kulitnya dan direndam kembali

c.

sampai 45 menit untuk memprmudah pemisahan kulit.
Kedelai yang sudah bersih dihancurkan, digiling disertai penambahan air

d.
e.

dengan perbandingan 8:1 dengan jumlah kedelai
Hasil penggilingan disaring, lalu bungkil tahu dipisahkan.
Kemudian hasil penyaringan dididihkan selama 30 menit dan setelah dingin
ditambahkan batu tahu yang diencerkan sebanyak 6%. Endapan yang
terbentuk dibungkus dengan kain belacu dan diletakkan pada kotak kayu

f.

sambil di press.
Hasil cetakan adalah tahu dan air dipisahkan dari “whey”.

8

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1

Hasil
Tabel 1. Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Tahu

No

Keterangan

Jumlah

Biaya

Penyusutan

(Unit)
1

(Rp/Unit)
5.000.000

83.333

1

Mesin Giling

2

Tungku Bakar

1

1.500.000

41.667

3

Pompa Air

1

310.000

5.167

4

Cetakan

12

80.000

26.667

5

Baskom Besar

30

70.000

58.333

6

Sendok Pengaduk

3

15.000

1.250

7

Kain (50 cm x 50 cm)

12

5.000

1.667

8

Bak

3

15.000

12.500

9

Kendaraan

2

12.000.000

666.667

10

genset
Jumlah

1

3.170.000

88.056
985.306

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat 10 peralatan yang
digunakan dalam proses produksi tahu yaitu mesin giling, tungku bakar, pompa
air, cetakan, baskom besar, sendok pengaduk dan saringan, kain (50 cm x 50 cm),
bak, kendaraan, dan genset.
Mesin giling digunakan untuk menggiling kacang kedelai menjadi bubur.
Mesin giling ini memiliki harga beli sebesar Rp 5.000.000 dengan umur
ekonomisnya 5 tahun. Sehingga biaya penyusutan mesin giling per bulan adalah
Rp 83.333. Tungku bakar digunakan untuk merebus hasil penggilingan kedelai
tadi. Tungku bakar ini memiliki harga beli/awal sebesar Rp 1.500.000 dengan
9

umur ekonomisnya 3 tahun. Sehingga biaya penyusutan tungku bakar per bulan
adalah Rp 41.667. Pompa air digunakan untuk memudahkan akses penggunaan
air dalam proses produksi. Pompa air ini memiliki harga beli/awal sebesar Rp
310.000 dengan umur ekonominya 5 tahun. Sehingga biaya penyusutan pompa air
per bulan adalah Rp 5.167. Cetakan berfungsi untuk mencetak kedelai yang sudah
diolah menjadi tahu. Cetakan ini memiliki harga beli/awal sebesar Rp 80.000
dengan jumlah 12 cetakan sehingga memiliki nilai Rp 960.000. Cetakan ini
memiliki umur ekonomis 3 tahun sehingga biaya penyusutannya semua cetakan
per bulan adalah Rp 26.667 dengan biaya penyusutan per cetakan adalah Rp
2.222. Baskom besar digunakan untuk merendam kedelai. Baskom besar ini
memiliki harga beli/awal sebesar Rp 70.000 dengan jumlah 30 baskom besar
sehingga memiliki nilai Rp 2.100.000. Baskom besar ini memiliki umur ekonomis
3 tahun sehingga biaya penyusutannya semua baskom besar per bulan adalah Rp
58.333 dengan biaya penyusutan per baskom besar adalah Rp 1.944. Sendok
pengaduk dan saringan digunakan untuk menggoreng tahu yang sudah jadi.
Sendok pengaduk dan saringan ini memilki harga beli/awal sebesar Rp 15.000
dengan jumlah 3 buah sehingga memiliki nilai Rp 45.000. Sendok pengaduk dan
saringan ini memiliki umur ekonomis 3 tahun sehingga biaya penyusutannya
semua per bulan adalah Rp 1.250. Kain digunakan untuk menyaring bubur tahu
yang sudah dimasak untuk diendapkan dan juga pada waktu proses pencetakan
tahu yang terakhir. Kain ini memiliki harga beli/awal sebesar Rp 5.000 dengan
jumlah 12 helai sehingga memiliki nilai Rp 60.000. Kain ini memiliki umur
ekonomis 3 tahun sehingga biaya penyusutannya semua per bulan adalah Rp
1.667 dengan biaya penyusutan per kain adalah Rp 139. Bak digunakan untuk
menampung air dan penggumpalan tahu. Bak ini memiliki harga beli/awal sebesar Rp
150.000 dengan jumlah 3 bak sehingga memiliki nilai Rp 450.000. Bak ini memiliki
umur ekonomis 3 tahun sehingga biaya penyusutan semuanya adalah Rp 12.500 dengan
biaya penyusatan per buah adalah Rp 4.166. Kendaraan digunakan untuk proses

pemasaran tahu ke pasar. Kendaraan ini memiliki umur ekonomis 3 tahun tahun.
Sehingga biaya penyusatan kendaraan ini adalah Rp 666.666. Genset digunakan
untuk menghidupkan pompa air pada saat listrik padam. Genset ini memiliki umur

10

ekonomis 3 tahun. Sehingga biaya penyusutan genset ini adalah Rp 88.056. Jadi
total biaya tetap dari Industri Tahu yang dimiliki Pak Komson adalah Rp 985.306

Tabel 2. Kebutuhan Bahan Baku Langsung
Kebutuhan Bahan Baku Minggu Ke- 1
No

Keterangan

1

Kacang kedelai

2

Garam

3

Minyak goreng
Jumlah

Jumlah
(Kg)
1.288

Jumlah

Harga

(Liter) (Rp/Kg)
8.500

84

Harga

Nilai

(Rp/Liter)

(Rp)
10.948.000

5.000
105

420.000
12.000

1.260.000
12.628.000

Kebutuhan Bahan Baku Minggu Ke 1
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
0

Industri tahu yang dimiliki Pak Komson memiliki kebutuhan bahan baku
yaitu Kacang kedelai, garam, dan minyak goreng. Dimana jumlah kacang kedelai
yang digunakan untuk proses produksi tahu pada minggu ke- 1 adalah 1.288 kg,
dimana setiap harinya menghasilkan 8 masak tahu, setiap masaknya
membutuhkan 23 kg kacang kedelai, sehingga diperoleh jumlah kacang
kedelainya per hari adalah 184 kg kacang kedelai dengan harga per kg kacang
kedelainya adalah Rp 8.500. Sehingga kebutuhan bahan baku untuk kacang
kedelai pada minggu ke 1 adalah 1.288 kg dengan nilai Rp 10.948.000. Garam

11

digunakan dalam fermentasi tahu dan memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Dalam proses pengolahan tahu jumlah garam yang digunakan per hari adalah 12
kg dengan harga per kg garam adalah Rp 5.000. Sehingga kebutuhan bahan baku
untuk garam pada minggu ke 1 adalah 84 kg dengan nilai Rp 420.000. Minyak
makan yang digunakan untuk proses pengolahan tahu per harinya adalah 15 liter
dengan harga per liternya adalah Rp 12.000. Sehingga kebutuhan bahan baku
untuk minyak goreng pada minggu ke 1 adalah 105 liter dengan nilai

Rp

1.260.000. Jadi, total kebutuhan bahan bakunya pada minggu ke 1 adalah Rp
12.628.000.
Kebutuhan Bahan Baku Minggu Ke- 2
No

Keterangan

1

Kacang kedelai

2

Garam

3

Minyak goreng

Jumlah
(Kg)
1.449

Jumlah

Harga

(Liter) (Rp/Kg)
8.500

84

Harga

Nilai

(Rp/Liter)

(Rp)
12.316.000

5.000
105

Jumlah

420.000
12.000

1.260.000
13.996.500

Kebutuhan Bahan Baku Minggu Ke-2
14,000,000
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
0

Industri tahu yang dimiliki Pak Komson memiliki kebutuhan bahan baku
yaitu Kacang kedelai, garam, dan minyak goreng. Dimana jumlah kacang kedelai

12

yang digunakan untuk proses produksi tahu pada minggu ke- 2 adalah 1.449 kg,
dimana setiap harinya menghasilkan 9 masak tahu, setiap masaknya
membutuhkan 23 kg kacang kedelai, sehingga diperoleh jumlah kacang
kedelainya per hari adalah 207 kg kacang kedelai dengan harga per kg kacang
kedelainya adalah Rp 8.500. Sehingga kebutuhan bahan baku untuk kacang
kedelai pada minggu ke 2 adalah 1.288 kg dengan nilai Rp 11.305.000. Garam
digunakan dalam fermentasi tahu dan memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Dalam proses pengolahan tahu jumlah garam yang digunakan per hari adalah 12
kg dengan harga per kg garam adalah Rp 5.000. Sehingga kebutuhan bahan baku
untuk garam pada minggu ke 2 adalah 84 kg dengan nilai Rp 420.000. Minyak
makan yang digunakan untuk proses pengolahan tahu per harinya adalah 15 liter
dengan harga per liternya adalah Rp 12.000. Sehingga kebutuhan bahan baku
untuk minyak goreng pada minggu ke 2 adalah 105 liter dengan nilai

Rp

1.260.000. Jadi, total kebutuhan bahan bakunya pada minggu ke 2 adalah Rp
13.996.500.
Kebutuhan Bahan Baku Minggu Ke- 3
No

Keterangan

1

Kacang kedelai

2

Garam

3

Minyak goreng
Jumlah

Jumlah
(Kg)
1.288

Jumlah

Harga

(Liter) (Rp/Kg)
8.500

84

Harga

Nilai

(Rp/Liter)

(Rp)
10.948.000

5.000
105

13

420.000
12.000

1.260.000
12.628.000

Kebutuhan Bahan Baku Minggu Ke-3
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
0

Industri tahu yang dimiliki Pak Komson memiliki kebutuhan bahan baku
yaitu Kacang kedelai, garam, dan minyak goreng. Dimana jumlah kacang kedelai
yang digunakan untuk proses produksi tahu pada minggu ke- 3 adalah 1.288 kg,
dimana setiap harinya menghasilkan 8 masak tahu, setiap masaknya
membutuhkan 23 kg kacang kedelai, sehingga diperoleh jumlah kacang
kedelainya per hari adalah 184 kg kacang kedelai dengan harga per kg kacang
kedelainya adalah Rp 8.500. Sehingga kebutuhan bahan baku untuk kacang
kedelai pada minggu ke 3 adalah 1.288 kg dengan nilai Rp 10.948.000. Garam
digunakan dalam fermentasi tahu dan memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Dalam proses pengolahan tahu jumlah garam yang digunakan per hari adalah 12
kg dengan harga per kg garam adalah Rp 5.000. Sehingga kebutuhan bahan baku
untuk garam pada minggu ke 3 adalah 84 kg dengan nilai Rp 420.000. Minyak
makan yang digunakan untuk proses pengolahan tahu per harinya adalah 15 liter
dengan harga per liternya adalah Rp 12.000. Sehingga kebutuhan bahan baku
untuk minyak goreng pada minggu ke 3 adalah 105 liter dengan nilai

Rp

1.260.000. Jadi, total kebutuhan bahan bakunya pada minggu ke 3 adalah Rp
12.628.000.
Kebutuhan Bahan Baku Minggu Ke- 4
No

Keterangan

Jumlah
(Kg)

Jumlah

Harga

(Liter) (Rp/Kg)

14

Harga

Nilai

(Rp/Liter)

(Rp)

1

Kacang kedelai

2

Garam

3

Minyak goreng
Jumlah

1.449

8.500

12.316.000

84

5.000

420.000

105

12.000

1.260.000
13.996.500

Kebutuhan Bahan Baku Minggu Ke-2
14,000,000
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
0

Industri tahu yang dimiliki Pak Komson memiliki kebutuhan bahan baku
yaitu Kacang kedelai, garam, dan minyak goreng. Dimana jumlah kacang kedelai
yang digunakan untuk proses produksi tahu pada minggu ke- 4 adalah 1.449 kg,
dimana setiap harinya menghasilkan 9 masak tahu, setiap masaknya
membutuhkan 23 kg kacang kedelai, sehingga diperoleh jumlah kacang
kedelainya per hari adalah 207 kg kacang kedelai dengan harga per kg kacang
kedelainya adalah Rp 8.500. Sehingga kebutuhan bahan baku untuk kacang
kedelai pada minggu ke 4 adalah 1.288 kg dengan nilai Rp 11.305.000. Garam
digunakan dalam fermentasi tahu dan memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Dalam proses pengolahan tahu jumlah garam yang digunakan per hari adalah 12
kg dengan harga per kg garam adalah Rp 5.000. Sehingga kebutuhan bahan baku
untuk garam pada minggu ke 4 adalah 84 kg dengan nilai Rp 420.000. Minyak
makan yang digunakan untuk proses pengolahan tahu per harinya adalah 15 liter
dengan harga per liternya adalah Rp 12.000. Sehingga kebutuhan bahan baku
untuk minyak goreng pada minggu ke 4 adalah 105 liter dengan nilai

15

Rp

1.260.000. Jadi, total kebutuhan bahan bakunya pada minggu ke 4 adalah Rp
13.996.500.
Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Per Bulan
No
1

Keterangan

Jumlah

Biaya

Nilai

Tenaga Kerja

(orang)
3

(Rp/orang)
1.600.000

(Rp)
4.800.000

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang digunakan untuk membayar
gaji tenaga kerja atau karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi
(proses pembuatan tahu). Tenaga kerja langsung yang ada pada usaha tahu dan
tempe Lela Jaya saat ini adalah berjumlah 3 orang dengan biaya gaji per bulan Rp
1.600.000. Sehingga diperoleh nilai tenaga kerjanya adalah Rp 4.800.000.
Tabel 4. Biaya Overhead Industri Kecil Tahu
Biaya Overhead Industri Kecil Tahu
No

Keterangan

1

Bahan bakar

2

Kain

3

Solar

4

Jumlah

Jumlah

Harga

Harga

Nilai

(Kg,truk) (Liter) (Rp/Kg,truk) (Rp/Liter) (Rp)
1
180.000
180.000
12

5.000
450

60.000
6.900

3.100.000

Listrik
200.000
Jumlah Overhead
3.545.000
Biaya overhead pada industri tahu ini terdiri dari bahan bakar (kayu), kain,

solar, dan listrik. Bahan bakar (kayu) yang digunakan untuk proses pengolahan
tahu sebanyak 1 truk selama 1 bulan dengan harga per truknya Rp 180.000. Kain
yang digunakan untuk proses pengolahan tahu adalah sebanyak 12 helai kain
dengan harga per helai kain adalah Rp 5.000 sehingga nilai yang harus dikelurkan
adalah Rp 60.000. Solar digunakan untuk bahan bakar mesin giling. Solar yang
digunakan per harinya adalah 15 liter dengan harga per liternya adalah Rp 6.900
sehingga penggunaan solar per minggunya adalah 105 liter dengan nilai Rp
682.500 dan penggunaan solar per bulannya adalah 450 liter dengan nilai Rp
3.105.000. Sedangkan untuk biaya listrik yang digunakan per bulannya adalah Rp

16

200.000. Sehingga biaya overhead yang harus dikeluarkan oleh Pak Komson
untuk proses pngolahan tahu per bulan adalah Rp 3.545.000.
Tabel 5. Total Biaya
Total Biaya Per Bulan
Total Biaya Tetap Total Biaya Variabel Total Biaya lain Total Biaya
(Rp)
1.090.000

(Rp)
52.184.000

(Rp)
3.600.000

(Rp)
56.874.306

Industri kecil tahu yang dimiliki Pak Komson memiliki total biaya sebesar
Rp 94.469306. Dimana total biaya tersebut diperoleh dari total biaya tetap dan
total biaya variabel serta biaya lain-lain. Total biaya tetap diperoleh dari
penjumlahan nilai penyusutan peralatan dan biaya sewa yang bernilai Rp
1.090.000, sedangkan biaya variabel bernilai Rp 52.184.000 dan memiliki biaya
lain-lain sebesar Rp 3.600.000. Sehingga total biaya dari industri kecil tahu ini
adalah Rp 56.874.306.
Tabel 6. Total Produksi
Total Produksi
Keterangan

Jumlah (Kg)

Minggu Ke-1

1.680

Minggu Ke-2

1.890

Minggu Ke-3

1.680

Minggu Ke-4

1.890

17

TOTAL PRODUKSI
1900
1850
1800
1750
1700
1650
1600
1550
Minggu ke- 1 Minggu ke- 2 Minggu ke- 3 Minggu ke- 4

Industri kecil tahu yang dimiliki Pak Konsom memiliki total produksi yang
berbeda-beda setiap minggunya. Pada minggu ke-1 total produksi yang dimiliki
industri tahu ini adalah 1.680 Kg. Total produksi ini diperoleh dari total produksi
tahu putih dan total produksi tahu goreng. Total produksi tahu putih pada minggu
pertama adalah 420 Kg sedangkan total produksi tahu goreng adalah 1.260 Kg.
Total produksi tahu ini pada minggu pertama per harinya adalah 8 masak, dimana
8 masak ini dibagi lagi yaitu 6 masak untuk tahu goreng dan 2 masak untuk tahu
putih. Setiap masaknya setara dengan 30 kg tahu. Jadi, total produksi tahu putih
adalah 60 kg/hari, sedangkan total produksi tahu goreng adalah 180 kg/ hari.
Pada minggu ke-2 total produksi yang dimiliki industri tahu ini adalah 1.890
Kg. Total produksi ini diperoleh dari total produksi tahu putih dan total produksi
tahu goreng. Total produksi tahu putih pada minggu kedua adalah 630 Kg
sedangkan total produksi tahu goreng adalah 1.260 Kg. Total produksi tahu ini
pada minggu kedua per harinya adalah 9 masak, dimana 9 masak ini dibagi lagi
yaitu 6 masak untuk tahu goreng dan 3 masak untuk tahu putih. Setiap masaknya
setara dengan 30 kg tahu. Jadi, total produksi tahu putih adalah 90 kg/hari,
sedangkan total produksi tahu goreng adalah 180 kg/ hari.
Pada minggu ke-3 total produksi yang dimiliki industri tahu ini adalah 1.680
Kg. Total produksi ini diperoleh dari total produksi tahu putih dan total produksi
tahu goreng. Total produksi tahu putih pada minggu ketiga adalah 420 Kg
sedangkan total produksi tahu goreng adalah 1.260 Kg. Total produksi tahu ini
18

pada minggu ketiga per harinya adalah 8 masak, dimana 8 masak ini dibagi lagi
yaitu 6 masak untuk tahu goreng dan 2 masak untuk tahu putih. Setiap masaknya
setara dengan 30 kg tahu. Jadi, total produksi tahu putih adalah 60 kg/hari,
sedangkan total produksi tahu goreng adalah 180 kg/ hari.
Pada minggu ke-4 total produksi yang dimiliki industri tahu ini adalah 1.890
Kg. Total produksi ini diperoleh dari total produksi tahu putih dan total produksi
tahu goreng. Total produksi tahu putih pada minggu keempat adalah 630 Kg
sedangkan total produksi tahu goreng adalah 1.260 Kg. Total produksi tahu ini
pada minggu keempat per harinya adalah 9 masak, dimana 9 masak ini dibagi lagi
yaitu 6 masak untuk tahu goreng dan 3 masak untuk tahu putih. Setiap masaknya
setara dengan 30 kg tahu. Jadi, total produksi tahu putih adalah 90 kg/hari,
sedangkan total produksi tahu goreng adalah 180 kg/ hari.
Tabel 7. Biaya Pokok Produksi
Biaya Pokok Produksi=

Total Biaya
Total Produksi

Biaya Pokok Produksi=

Rp 56.874 .306
=Rp7.965,58 /Kg
7.140

Biaya pokok produksi didapatkan dari persamaan, yaitu biaya total produksi
dibagi dengan volume produksi total. Diketahui biaya total sebesar Rp.
56.874 .306

dan jumlah produksi sebanyak

pokok produksi sebesar Rp.

7.140

Kg. maka didapat biaya

Rp7.965,58 /kg . Biaya pokok produksi sangat erat

hubungannya dengan harga jual, karena menunjukkan keuntungan atau kerugian
yang akan didapat. Untuk mengetahui apakah perusahaan mendapatkan
keuntungan atau kerugian dapat digunakan nilai ratio. Nilai ratio lebih dari satu
(>1), berarti perusahaan mengalami kerugian, sedangkan bila nilai ratio kurang
dari satu (

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Dominating Set Dan Total Dominating Set Dari Graf-Graf Khusus

5 80 24

Integrated Food Therapy Minuman Fungsional Nutrafosin Pada Penyandang Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Dan Dislipidemia

5 149 3