Jual Beli Tanah Berdasarkan Alas Hak Surat Keterangan Kepemilikan Tanah Di Tua Pejat Kepulauan Mentawai

Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018 Kantor Editorial : Fakultas Hukum, Universitas Andalas

Kampus Pancasila, Jalan Pancasila Nomor 10 Padang, Sumatera Barat Phone/Fax : 0751-27404 / 0751-34605 E-mail : nagarilawreview@gmail.com | Website : nalrev.fhuk.unand.ac.id

Jual Beli Tanah Berdasarkan Alas Hak Surat Keterangan Kepemilikan Tanah Di Tua Pejat Kepulauan Mentawai

“Kristianus Zega 1 ”

A RTICLE H ISTORY ABSTRACT

Received: 11 May 2018; Reviewed: 26 October 2018;

Title of land, deeds of sale and other means of evidence are evidences of Accepted: 31 October 2018;

land ownership. Another type of evidence is a land ownership certificate Published: 31 October 2018

as the document asserting a basic right of land ownership. Such documents provides weak evidence, but in Indonesia, especially in Tua K EYWORD S Pejat region of the Mentawai islands, this kind of evidence is still

widely found and used by landowners. The article is discussing the Certificate

of Land Ownership; Land Registration; Purchase of Land, Rights.

legality of sale and purchase transaction on land which only proved with letter of Statement by Land Official. The method used in this C ORRESPONDENSE research is empirical juridical (socio-legal research). The juridical

1 Alumnus 499 Program Studi Magister approach involved analysis of various land regulations, while the Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas

empirical approach was used to examine and analyse the operation of Andalas,

the law in practice as could be observed from social behaviour along with kriszega88@gmail.com 2 Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas,

Indonesia.

Email

its aspects and how the law works in the community. The research Padang, Indonesia.

3 Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas, concludes that the Land ownership certificates in Tua Pejat region of

the Mentawai islands are based on a Form Letter from the Head of the Padang, Indonesia. Regional Office of the National Land Agency of West Sumatera

Number: 500/88/BPN-2007 dated February 8, 2007 regarding the purposes of right and land registration based on government regulation No. 24/1997 on land registration to adjust for areas whose land ownership is not based on Minangkabau customary law.

1. Pendahuluan

Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) menugaskan

Tanah dan kehidupan adalah satu napas. Hukum tak boleh menjauhkan mereka dan

kepada pemerintah untuk menyelenggarakan hukum tanah ditulis demi itu. Untuk

pendaftaran tanah yang sangat penting artinya untuk mendapat ketenangan dan kepercayaan

membangun suatu tempat tinggal, manusia

diri bagi masyarakat yang mempunyai hak atas rangka memberikan kepastian hukum atas hak

memanfaatkan tanah sebagai alasnya 1 . Dalam

tanah. Bertambah majunya perekonomian rakyat dan perekonomian nasional, maka

dan batas tanah, Pasal 19 Undang-Undang

1 Bakhrul Amal, Pengantar Hukum Tanah Nasional, Sejarah, Politik, Dan Perkembangannya , Thafa

Media, Yogyakarta, 2017, hlm. 25.

Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

bertambah pula keperluan akan kepastian hukum di bidang pertanahan. Hal ini timbul karena tanah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, yang membuat

memperoleh tanah dengan berbagai cara bahkan dengan menyerobot tanah milik orang

lain 2 . Untuk mendapatkan jaminan kepastian hukum

dan kepastian hak atas tanah, maka masyarakat perlu mendaftarkan tanah guna memperoleh sertipikat hak atas tanah yang berfungsi sebagai alat pembuktian yang kuat atas kepemilikan hak atas tanah. Namun, kekuatan hukum sertipikat hak atas tanah sebagai tanda bukti hak atas tanah, pembuktiannya tidak bersifat mutlak karena masih dapat dilumpuhkan oleh alat bukti lain yang dapat membuktikan sebaliknya.

Sistem pendaftaran tanah Indonesia yang menganut stelsel negatif dengan tendensi positif, intinya adalah segala apa yang tercantum dalam buku tanah dan sertipikat, berlaku sebagai tanda bukti hak yang kuat sampai dapat dibuktikan suatu keadaan yang sebaliknya (tidak benar). Sebagaimana diketahui bahwa sumber-sumber Hukum Tanah Nasional kita berupa norma-norma hukum yang berbentuk tertulis dan tidak tertulis. Sumber-sumber hukum yang tertulis berupa Pasal 33 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria

(UUPA),

peraturan-peraturan

pelaksana UUPA, dan peraturan-peraturan lama yang masih berlaku. Adapun sumber- sumber hukum yang tidak tertulis adalah norma-norma hukum adat yang telah di-saneer dan hukum kebiasaan baru termasuk

yurisprudensi 3 . Menurut Pasal 1 angka 20 Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Sertipikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2)

2 Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah, Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan Kedua Maret 2012,

hlm.v. 3 Boedi Harsono, Hukum

Agraria: Sejarah

Pembentukan, Isi dam Pelaksanaannya , Djambatan,

huruf c UUPA. Pendaftaran tanah untuk pertama kalinya untuk tanah bekas hak milik adat (konversi tanah ulayat), tanah garapan dan transaksi jual beli tanah menyiratkan bahwa persyaratannya antara lain dengan adanya pernyataan penguasaan fisik bidang tanah (sporadik) dan jual beli tanah di bawah tangan disertai surat keterangan resmi dari kepala desa / camat terkait tanah yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa atas tanah tersebut belum pernah disertipikatkan dan juga yang menyatakan bahwa tanah tersebut tidak dalam keadaan sengketa atau dalam jaminan hutang. Alas hak dengan hak atas tanah adalah dua hal yang berbeda. Alas hak merupakan salah satu syarat bagi warga Negara untuk mengajukan permohonan hak atas tanah seperti: jual-beli, hibah, waris, atau penguasaan fisik selama puluhan tahun. Namun, alas hak itu sendiri bukanlah hak atas tanah. Kekuatan pembuktian sertipikat tidak lepas dari alas hak untuk penertiban sertipikat tersebut.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, salah satu alas hak yang diperkenankan selain akta autentik adalah

surat

di

bawah tangan 4 . Diperkenankannya surat di bawah tangan sebagai alas hak dalam penerbitan sertipikat saat ini banyak dilakukan untuk pendaftaran tanah pertama kali (bagi tanah-tanah yang belum terdaftar). Untuk melayani pembuatan akta di daerah yang belum terdapat PPAT seperti di daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, dengan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT, maka Camat dapat ditunjuk selaku PPAT Sementara oleh Badan Pertanahan Nasional. Akan tetapi, timbul pertanyaan tentang tugas pokok Camat selaku PPAT Sementara untuk membuat akta jual beli tanah (AJB) dengan kewenangannya dalam pembuatan Surat Keterangan Kepemilikan Tanah (SKKT).

Jakarta, 1997, hlm.235. Saneer merupakan sebuah metode penyaringan.

4 Fiaji.blogspot.co.id, Hukum dan Pertanahan: Surat di Bawah Tangan sebagai Dasar Penerbitan Sertipikat

Hak Milik Atas Tanah, diakses pukul 21.30 wib, tanggal 04 Desember 2017.

Surat Keterangan tentang Tanah yang

b. Kajian filosofis, yang memandang hukum merupakan alas hak itu banyak dipergunakan di

sebagai pemikiran.

berbagai daerah dengan istilah yang berbeda,

c. Kajian sosiologis, yang memandang hukum seperti di daerah Riau dikenal dengan nama

sebagai perilaku

Surat Keterangan Ganti Rugi atau sering disebut Metode yang digunakan dalam penelitian ini

SKGR. Akan tetapi, hak ini sama halnya dengan adalah metode yuridis empiris yakni cara surat dasar atau sebagian masyarakat

dipergunakan menyebutnya dengan “SK Camat” dan hal ini untuk memecahkan masalah penelitian dengan

prosedur

yang

termasuk dalam

lain-lain bentuk

alat

meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk pembuktian tertulis dengan nama apapun juga kemudian dilanjutkan dengan mengadakan termasuk diantaranya Surat Keterangan penelitian terhadap data primer di lapangan 6 . Kepemilikan Tanah (SKKT) di wilayah Tua

digunakan untuk Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai. menganalisis berbagai peraturan tentang

Pendekatan

yuridis

Namun, beberapa

pertanahan, sedangkan pendekatan empiris diantaranya Surat Keterangan Tanah (SKT) atau

pertanyaan

timbul

digunakan untuk menganalisa hukum yang lebih dikenal dengan Surat Keterangan

dilihat dari perilaku masyarakat beserta dengan Pendaftaran Tanah (SKPT) yang dikeluarkan

aspek-aspeknya. Dikarenakan dalam penelitian Kantor Pertanahan; apakah sama hakikatnya

ini meneliti orang dalam hubungan hidup di atau justru berlainan kedudukan hukumnya

masyarakat, maka metode penelitian hukum dengan Surat Keterangan Kepemilikan Tanah

empiris dapat dikatakan sebagai penelitian (SKKT)? Berdasarkan uraian di atas, maka

hukum sosiologis (socio legal research), karena dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan

penelitian hukum diambil dari fakta-fakta yang penelitian dengan judul “Jual Beli Tanah

ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum Berdasarkan Alas

Hak Surat Keterangan

atau badan pemerintah.

Kepemilikan Tanah Di Tua Pejat Kepulauan Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yang Mentawai ”. Adapun maksud / tujuan penelitian

peraturan perundang- adalah untuk mengetahui proses pembuatan undangan yang berkaitan dengan teori-teori SKKT sebagai alas hak penguasaan tanah, hukum yang menjadi objek penelitian. Teori proses jual beli tanah berdasarkan alas hak Hukum merupakan pedoman bagaimana orang SKKT, dan

membangun suatu kaidah hukum tertentu 7 . berdasarkan jual beli tanah dengan alas hak Berkaitan dengan hal tersebut, kerangka teori SKKT di Tua Pejat Kabupaten Kepulauan yang digunakan dalam penulisan tugas Mentawai.

penelitian

Teori Lahirnya Kesepakatan; dengan asas pacta sunt servanda-

ini

adalah

2. nya, Teori Perlindungan Hukum (legal protection Metode Penelitian

theory ), dan Teori Fungsi Negara (country Sebagaimana diketahui, ada 3 (tiga) jenis kajian

function theory ). Jenis dan sumber data yang yang dapat digunakan dalam mempelajari ilmu

digunakan dalam penelitian ini adalah data hukum, yaitu 5 :

primer dan data sekunder yang terdiri dari

a. Kajian normatif, yang memandang hukum bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, hanya dalam wujudnya sebagai aturan dan

dan bahan hukum tersier dengan didukung norma.

teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi dan wawancara (interview).

5 Muhammad Syukri Albani Nasution dkk., 7 Firman Hasan, Bahan Ajar Teori Hukum, Kelas Hukum Dalam Pendekatan Filsafat , Kencana,

Reguler Mandiri B Kampus Pancasila Unand, 3 Jakarta, 2015, hlm. 200.

September 2016.

6 Soerjono Seokamto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjawan Singkat , Rajawali

Pers, Jakarta, 1985, hlm. 52.

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 87

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ciri khas dari hak atas tanah adalah seseorang

3. Pranata Hukum Pertanahan

yang mempunyai hak atas tanah berwenang Yang dimaksud dengan Tanah sesuai dengan

untuk mempergunakan atau mengambil Pasal 4 ayat (1) UUPA adalah permukaan bumi

manfaat atas tanah yang menjadi haknya. Hak – yang dalam penggunaannya sesuai dengan

hak atas tanah yang dimaksud ditentukan Pasal 4 ayat (2) UUPA yang meliputi tubuh

dalam pasal 16 jo. pasal 53 UUPA, antara lain: bumi, air, dan ruang angkasa yang ada

Hak Milik, Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna diatasnya

Bangunan (HGB), Hak Pakai, Hak Sewa, Hak kepentingan langsung berhubungan dengan

Membuka Tanah, Hak Memungut Hasil Hutan, penggunaan tanah dalam batas-batas menurut

Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak- UUPA dan peraturan-peraturan hukum lain

hak tersebut di atas yang ditetapkan oleh yang lebih tinggi.

undang-undang serta hak-hak yang sifatnya Saat ini, Badan Pertanahan Nasional (BPN)

sementara sebagaimana disebutkan dalam pasal diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 20

53. Norma atau Kaidah merupakan “patokan Tahun 2015. Dalam tiap Hukum Tanah terdapat

dalam kehidupan pengaturan

berperilaku”

pantas

bermasyarakat, seperti norma hukum dan penguasaan atas tanah”. Dalam UUPA misalnya

norma agama. Setiap-setiap norma hukum yang diatur dan sekaligus ditetapkan tata jenjang atau

baik itu ditopang oleh asas-asas hukum yang hierarki hak-hak penguasaan atas tanah dalam 8 kuat .

Hukum Tanah Nasional kita, yaitu : Asas dalam kamus Cambridge memiliki arti “a

1. Hak Bangsa Indonesia yang disebut dalam basic idea or rule that explains or controls how Pasal 1, sebagai hak penguasaan atas tanah

something happens or works” atau ide yang tertinggi, beraspek perdata dan

dasar/aturan yang menjelaskan/mengontrol publik;

bagaimana sesuatu dapat terjadi atau bekerja.

2. Hak Menguasai dari Negara yang disebut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan dalam Pasal 2, semata-mata beraspek

asas sebagai “dasar” (sesuatu yang menjadi publik;

tumpuan berpikir atau berpendapat)”. Dalam

3. Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat yang Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), disebut dalam Pasal 3, beraspek perdata

dimuat beberapa asas hukum agraria nasional. dan publik;

Asas-asas tersebut dijadikan sebagai dasar dan

4. Hak-hak perorangan/individual, semuanya harus menjiwai pelaksanaan Undang-Undang beraspek perdata, terdiri atas:

Pokok Agraria

dan

semua peraturan

a. Hak-hak atas Tanah sebagai hak-hak pelaksanaannya. Asas-asas tersebut adalah individual yang semuanya secara

sebagai berikut 9 :

1. Asas Kenasionalan, Pasal 1 jo. Pasal 2 jo. bersumber pada Hak Bangsa, yang

langsung ataupun tidak langsung

Pasal 3 UUPA

2. Asas Hak Menguasai Negara, Pasal 33 UUD

disebut dalam Pasal 16 dan 53;

b. Wakaf, yaitu Hak Milik yang sudah Negara Republik Indonesia Tahun 1945 jo. diwakafkan dalam Pasal 49.

Pasal 2 UUPA

c. Hak Jaminan atas Tanah yang disebut

3. Asas Pengakuan Hak Ulayat, Pasal 3 jo. “Hak Tanggungan” dalam Pasal 25, 33,

Pasal 5 UUPA

4. Asas Semua Hak Atas Tanah Mempunyai Fungsi Sosial, Pasal 6 UUPA

39, dan 51.

Hak atas tanah merupakan bagian dari hak

5. Asas Kebangsaan (Hanya Warga Negara penguasaan atas tanah yang

Indonesia yang Dapat Mempunyai Hak implementasi dari Pasal 33 Undang-Undang

menjadi

Milik Atas Tanah), Pasal 26 ayat (2) UUPA

8 Elwi Danil, Bahan Ajar Teori Hukum, Mandiri B 9 Sahnan, Hukum Agraria Indonesia, Setara Press, Program MKN Kampus Pancasila Unand, 12

Malang, 2016, hlm. 43

November 2016

88 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

6. Asas Tata Guna Tanah (Penggunaan Tanah berbunyi sebagai berikut: “Peralihan hak atas Secara Bersama), Pasal 14 ayat (1) UUPA

tanah berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual

7. Asas Kesatuan Hukum Beli (PPJB) secara hukum terjadi jika pembeli

8. Asas Jaminan Kepastian Hukum dan telah membayar lunas harga tanah serta telah Perlindungan Hukum (Pendaftaran Tanah).

menguasai objek jual beli dan dilakukan dengan itikad baik”.

Ada 2 (dua) cara peralihan hak atas tanah, yaitu Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dipahami beralih dan dialihkan. Beralih menunjukkan

bahwa meski hanya PPJB, tapi selama pembeli berpindahnya hak atas tanah tanpa ada

telah membayar lunas harga tanah serta telah peristiwa hukum yang dilakukan oleh

juga menguasai tanah tersebut dan dilakukan pemiliknya, misalnya melalui pewarisan.

dengan itikad baik, maka secara hukum Sedangkan

peralihan hak atas tanah dari penjual kepada berpindahnya hak atas tanah melalui perbuatan

pembeli telah terjadi.

hukum yang dilakukan pemiliknya, misalnya Dengan kata lain, Peralihan hak atas tanah

melalui jual beli, hibah, wakaf, dan lelang. sudah terjadi meski belum disertipikatkan. Sebelum berlakunya UUPA, peralihan hak atas Suatu perjanjian dinyatakan sah apabila

tanah didasarkan pada: dipenuhi 4 (empat) syarat dalam Pasal 1320

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

KUHPerdata yaitu:

(KUHPerdata);

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan

2. Overschrijving Ordonantie Staatsblad 1834

diri;

Nomor 27; dan

2. Kecakapan

untuk

membuat suatu

3. Hukum Adat.

perikatan;

3. Suatu hal tertentu;

Tanah termasuk benda tidak bergerak. Memang

4. Suatu sebab yang halal. berdasarkan

penyerahan benda tidak bergerak terjadi Rumusan asli Pasal 1320KUHPerdata tersebut melalui pengumuman akta yang bersangkutan

berbunyi sebagai berikut: Tot de bestaanbaarheid dengan cara seperti ditentukan dalam Pasal 620

der overeenkomsten worden vier voorwaarden KUHPerdata jo. Pasal 19 Undang-Undang

vereischt 10 :

Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) antara lain

1. De toestemming van degenen die zich verbinden; dengan membukukannya dalam register atau

2. De bekwaamheid om eene verbintenis aan te bahasa awamnya sejak disertipikatkan. Namun

gaan;

3.

Een bepaald onderwerp;

dalam praktik, masalah pensertipikatan tanah

4. Een geoorloofde oorzaak.

ini sering lambat dilakukan oleh pembeli baru,

padahal ia adalah pembeli yang beritikad baik.

Menurut ketentuan yang berlaku, jual beli hak Sehingga guna melindungi pembeli yang

beritikad baik ini, Mahkamah Agung atas tanah haruslah dilakukan di hadapan mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung

PPAT, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari ternyata masih banyak terjadi peralihan hak atas

Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah

tanah yang dilakukan di bawah tangan dalam Agung Tahun 2016 sebagai Pedoman

arti tidak dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal yang demikian tentulah akan

Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan. Hal tersebut secara khusus diatur dalam Bagian B

sangat merugikan pihak pembeli, karena dia Rumusan Hukum Kamar Perdata, Perdata

hanya dapat menguasai hak atas tanah secara Umum angka 7 SEMA Nomor 4 Tahun 2016,

10 Firman Hasan, Jurnal Hukum Yustisia Nomor 1, Fakultas Hukum Universitas Andalas, 1993, hlm.

24.

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 89

Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

fisik saja, namun hukum kepemilikan atas tanah tersebut adalah tetap pada penjual.

Jual beli tanah dalam hukum adat adalah perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah dengan pembayaran harganya pada saat yang bersamaan secara tunai dilakukan. Maka dengan penyerahan tanahnya kepada pembeli dan pembayaran harganya kepada penjual pada saat jual-beli dilakukan, perbuatan jual beli itu selesai dalam arti pembeli telah menjadi pemegang hak yang baru. Beberapa bentuk jual beli tanah dalam hukum adat antara lain jual lepas, jual gadai, jual tahunan, dan jual beli dengan cicilan.

Berdasarkan Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), “Jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak penjual mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu benda dan pihak pembeli untuk membayar harga yang telah diperjanjikan”. Kemudian Pasal 1458 KUHPerdata menyebutkan bahwa, “Jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak pada saat telah tercapai kata sepakat mengenai benda dan harganya meskipun benda belum diserahkan dan harga belum dibayar” (asas konsensuil/ consensus).

Jual beli menurut hukum barat, dalam hal objek perjanjian adalah tanah, maka harus dilakukan dengan pembuatan akta dimuka dan oleh Kepala Kantor Pendaftaran Tanah atau Pejabat balik

Overschrijving Ordonantie Staatsblad 1834 Nomor 27. Bahwa menurut hukum barat, agar hak atas benda beralih dari penjual kepada pembeli, maka harus dilakukan 2 (dua) perbuatan hukum yang berbeda, yaitu:

1. Perjanjian jual beli (menurut hukum perjanjian)

2. Penyerahan yuridis/Juridische levering (menurut hukum benda atau hukum agraria dalam hal obyek perjanjian adalah tanah)

Saat ini, setelah berlakunya UUPA, pengertian jual beli tanah bukan lagi suatu perjanjian seperti dalam Pasal 1457 jo. Pasal 1458 KUHPerdata. Jual beli sekarang memiliki

11 Viswandro, Pembuatan Berkas-Berkas Perkara Perdata , PT. Buku Seru, Jakarta, 2015, hlm. 89.

pengertian, yaitu dimana pihak penjual menyerahkan tanah dan pembeli membayar harga tanah, maka berpindahlah hak atas tanah itu kepada pembeli. Sebelum kita membeli sebidang tanah, maka kiranya perlu dilakukan secara hati-hati dikarenakan banyaknya terjadi hal-hal yang bersifat kurang menguntungkan dikemudian harinya bagi pembeli, misalnya tanah dalam keadaan sengketa ataupun tanah terletak dalam lokasi daerah yang terkena penertiban dan sebagainya.

Hukum pembuktian dalam dunia keperdataan berpegang pada Pasal 163 HIR, yang berbunyi

sebagai berikut: “Barang siapa mengatakan mempunyai barang suatu hak, atau mengatakan suatu perbuatan untuk meneguhkan haknya atau untuk membantahi hak orang lain, haruslah membuktikan hak itu atau adanya perbuatan itu”. Dalam Pasal 163 HIR tersebut terdapat asas “siapa yang mendalilkan sesuatu, dia harus membuktikannya”. Adapun bukti- bukti yang berlaku dapat dilihat pada ketentuan Pasal 1866 KUHPerdata dan Pasal 164 HIR, yang menyebutkan ada lima macam alat bukti, yaitu: bukti surat, bukti

saksi, persangkaan, pengakuan, dan sumpah. Pembuktian dengan tulisan diatur dalam Pasal 1867 sampai dengan Pasal 1894 KUHPerdata. Di dalam hukum acara perdata dikenal ada 3 (tiga) macam surat,

yaitu 11 : surat biasa, akta autentik; dan akta di bawah tangan.

Menurut Subekti, akta di bawah tangan adalah tiap-tiap akta yang tidak dibuat oleh atau dengan perantaraan seorang pejabat umum. Misalnya surat perjanjian jual-beli atau sewa menyewa yang dibuat sendiri oleh kedua belah

pihak yang mengadakan perjanjian itu 12 . Kekuatan pembuktian akta di bawah tangan mempunyai kekuatan bukti yang sempurna sama dengan akta autentik, apabila para pihak mengakui tanda tangan yang tercantum dalam akta itu (Pasal 1875 KUHPerdata). Akan tetapi, jika tanda tangan itu disangkal maka pihak yang mengajukan

surat perjanjian tersebut diwajibkan untuk membuktikan kebenaran

12 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Cetakan XXI, Jakarta, 1987, hlm. 179.

Tahun 1997 menggunakan Sistem Publikasi Mengenai penyangkalan tanda tangan yang ada

penandatangan atau isi akta tersebut 13 .

Negatif (bertendensi positif) 17 . dalam akta autentik diatur dalam Pasal 1876-

Dalam sistem ini Negara hanya secara pasif 1877 KUHPerdata.

menerima apa yang dinyatakan oleh pihak yang Akta autentik mempunyai tiga macam kekuatan

meminta pendaftaran. Oleh karena itu, sewaktu- pembuktian, yaitu: kekuatan pembuktian

waktu dapat digugat oleh orang yang merasa formal, kekuatan pembuktian materiil, dan

lebih berhak atas tanah itu. Pihak yang kekuatan mengikat. Akta autentik adalah suatu

memperoleh tanah dari orang yang sudah akta dalam bentuk yang ditentukan oleh

terdaftar tidak dijamin walaupun dia undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan

memperoleh tanah itu dengan itikad baik. Hal pejabat umum yang berkuasa untuk itu

ini berarti, dalam sistem publikasi negatif ditempat dimana akta itu dibuat (Pasal 1868

keterangan-keterangan yang tercantum di Kitab Undang-Undang Hukum Perdata).

dalamnya mempunyai kekuatan hukum dan

harus diterima sebagai keterangan yang benar (authentiek) ialah suatu akte yang dibuat oleh

Sedangkan menurut Subekti, suatu akte 14 resmi

selama dan sepanjang tidak ada alat pembuktian atau di hadapan seorang pejabat umum yang

yang membuktikan sebaliknya. menurut undang-undang ditugaskan untuk

Asas publikasi negatif tersebut telah dijadikan

Yurisprudensi yakni putusan Mahkamah syarat-syarat supaya dapat dikatakan sebagai

membuat surat-surat akte tersebut 15 . Adapun

Agung Nomor 459/K/Sip/1975 tanggal 18 akta autentik, adalah sebagai berikut:

September 1975 bahwa “Mengingat stelsel

a. Dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum negatif tentang register/pendaftaran tanah yang

yang berwenang untuk itu, seperti Notaris, berlaku di Indonesia, maka terdaftarnya nama

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan seseorang di dalam register bukanlah berarti

lain sebagainya; absolut menjadi pemilik tanah tersebut apabila

b. Dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh ketidakabsahannya dapat dibuktikan oleh pihak

undang-undang seperti akta nikah, akta lain. Ini berarti, apabila sertipikat tanah

kelahiran, dan lain sebagainya; diperoleh secara tidak sah atau melanggar hukum, maka tidak mempunyai kekuatan

Dalam teks ilmu hukum, dikenal istilah Alas

hukum ” 18 .

Hak. Yang dimaksud dengan ‘alas hak’ dalam terminologi hukum, dapat diterjemahkan

Dalam pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah sebagai ‘dasar keberadaan atau dasar

Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran penguasaan’ 16 . ‘Alas hak’ dengan ‘hak atas

Tanah, dikenal 2 (dua) macam bentuk tanah’ adalah dua hal yang berbeda. Alas hak

pendaftaran tanah, yaitu:

merupakan salah satu syarat bagi warga negara

1. Pendaftaran Tanah Secara Sistematik, yaitu untuk mengajukan permohonan hak atas tanah

pendaftaran tanah yang didasarkan pada sebagaimana yang dimuat dalam Pasal 16

suatu rencana kerja dan dilaksanakan di UUPA seperti hak milik, hak guna bangunan,

wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh dan hak guna usaha. Pendaftaran tanah

Menteri, seperti Prona (Proyek Operasi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24

13 P.N.H. Simanjuntak, Pokok-Pokok Hukum Perdata 10 Tahun 1961), mengatakan bahwa sistem yang Indonesia , Djambatan, Jakarta, 1999, hlm. 377.

dipergunakan dalam UUPA bukanlah sistem 14 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, antara

negatif yang murni melainkan sistem negatif akte dan akta, yang baku adalah akta.

yang bertendensi positif. Pengertian negatif 15 Subekti, Op. Cit, hlm. 178.

disini adalah bahwa keterangan-keterangan 16 https://www.hukum-hukum.com,

yang ada itu jika ternyata tidak benar masih Consultant, Alas Hak artinya Dasar Keberadaan ,

Legal

dapat diubah dan dibetulkan. diakses Jumat, 30 Maret 2018, Pukul 21.11 Wib

18 Adrian Sutedi, Sertifikat….,Op. Cit, hlm. 4 17 Pandangan Boedi Harsono yang menunjuk Muntoha (orang yang merencanakan PP Nomor

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 91

Nasional Agraria) dan PTSL (Pendaftaran hukum adat disebut “beschikkingsrecht”. Pasal 3 Tanah Sistematis Lengkap);

UUPA menentukan bahwa: “Pelaksanaan hak

2. Pendaftaran Tanah Secara Sporadik, untuk ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari desa / kelurahan yang belum ditetapkan

masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang sebagai wilayah pendaftaran tanah secara

menurut kenyataannya masih ada, harus sistematik tersebut.

sedemikian rupa hingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang

Apakah beda antara kedua sistem pendaftaran berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak tanah tersebut? Inti perbedaannya adalah pada

boleh bertentangan dengan undang-undang inisiatif pendaftar. Kalau yang berinisiatif untuk

dan peraturan- peraturan lain yang lebih tinggi”. mendaftarkannya adalah pemerintah, dimana

Negara mempunyai peran yang penting untuk dalam suatu wilayah tertentu, secara serentak

mewujudkan public goods menjadi private goods semua tanah dibuatkan sertipikatnya, maka hal

demokratis dengan tersebut disebut pendaftaran secara sistematis.

memperhatikan kearifan lokal setempat (local Jika inisiatif untuk mendaftarkan tanah berasal

wisdoms ).

dari pemilik tanah tersebut sedangkan setelah Orang-orang Mentawai sendiri menyebut orang menunggu beberapa waktu tidak ada program

Siberut dengan nama Sakalelegat, dan Sipora pemerintah untuk mensertifikatkan tanah di

bersama Pagai dengan nama Sakalagan wilayah tersebut, maka pemilik tanah dapat

(taikalagan). Secara tradisional, Suku Mentawai berinisiatif untuk mengajukan pendaftaran/

mengelompok menurut garis keturunan pensertifikatan

patrilineal yang disebut UMA. Kata Uma juga Pertanahan setempat. Hal inilah yang disebut

merujuk pada bentuk rumah besar yang dihuni

pendaftaran tanah secara sporadik 19 .

oleh anggota kelompok tersebut. Setiap Uma, lazimnya terdiri atas 5-10 keluarga monogami

yang disebut sebagai lalep. Dalam Uma

4. Kesatuan Masyarakat Hukum Adat di

berlangsung

sistem

eksogami dimana

perempuan tidak memiliki hak atas keturunan. Keanekaragaman suku bangsa yang menghuni

Kepulauan Mentawai

Jika suami meninggal, ia kembali menjadi nusantara sudah diakui dan disadari semenjak

anggota Uma ayahnya, sementara anak- diproklamirkannya kemerdekaan Republik

anaknya menjadi anggota Uma sendiri. Uma Indonesia. Hal itu terlihat dalam “Bhinneka

juga merupakan unit kepemilikan tanah. Tunggal Ika” yang tercantum pada lambang

Implikasinya, hanya anggota Uma yang negara kita, dan lebih ditegaskan dalam

bersangkutanlah yang memiliki hak penuh konstitusi yang tertuang di dalam Pasal 18 dan

untuk memiliki dan mengolah tanah milik Uma. Pasal 32 UUD 1945. Kedua pasal ini

Terhadap pelanggaran adat yang dilakukan di menunjukkan bahwa Indonesia merupakan

wilayah kepulauan mentawai dapat dikenakan negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa

sanksi berupa denda adat terkait setiap larangan dan berbagai kebudayaan dimiliki oleh

yang dilanggar dalam sistem hukum adat

mentawai. Di Pulau Siberut dikenal dengan van Vollenhoven membagi Indonesia dalam 19

kelompok masyarakat 20 .

istilah Tulou sedangkan Pulau Sipora lebih (Sembilan belas) wilayah hukum adat termasuk

akrab disapa dengan sebutan Utak. Kedua- diantaranya Mentawai (Pagai). Yang dimaksud

duanya merupakan bentuk denda atas setiap dengan “hak ulayat dan hak-hak yang serupa

pelanggaran adat oleh masyarakat. Salah satu itu” ialah apa yang didalam perpustakaan

contoh denda yang masih berlaku dan ditujukan

19 http://irmadevita.com/2009/ pensertifikatan- Sumber Daya Hutan di Indonesia , Jurnal Hukum tanah-secara-sporadik, diakses pukul 22.25 wib,

Yustisia Fakultas Hukum Universitas Andalas, Jumat, 12 Januari 2018.

No.11 Thn.IX/2002, hlm. 49 20 Hermayulis, Hak Menguasai Negara dan Hak

Ulayat Masyarakat Hukum Adat Dalam Pengelolaan

92 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018 92 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

perbuatan-perbuatan hukum berkaitan dengan kebun milik si pelaku pelanggaran kepada milik

hak-hak adat, termasuk hak atas pengelolaan pihak korban dengan cara ditulou atau diutak.

tanah, wilayah, dan sumber daya alam yang ada Bahwa kesatuan masyarakat hukum adat di

di dalam wilayah adatnya.

Kepulauan Mentawai terus tumbuh dan Terdapat beberapa pandangan dan pendapat berkembang selaras dengan perkembangan mengenai mengapa Hak Masyarakat Hukum

zaman dan peradaban, sehingga perlu diakui, Adat potensial hilang. Pada umumnya

dilindungi, dan

diberdayakan

untuk

anggapan campur tangan kapitalisme adalah mewujudkan kesejahteraan, keadilan, dan salah satu yang perlu diperhatikan jika ingin kemakmuran. Pengakuan dan perlindungan mengetahui mengapa Hak Masyarakat Hukum terhadap hak-hak masyarakat

adat di

Adat dan Hak Ulayat terkikis atau bahkan Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan hilang. Masuknya kapitalisme, menyadur dari salah satu langkah penting yang harus diambil pendapat Polanyi, membuat tanah menjadi oleh Pemerintah Daerah dalam rangka fictitious commodity (barang dagangan yang pemberdayaan

masyarakat

berdasarkan

dibayangkan). Masih dengan mengutip Polanyi, kearifan lokal serta pemenuhan hak masyarakat

sebagai barang hukum adat dalam proses berbangsa dan

memperlakukan

tanah

dagangan dengan memisahkan hubungan bernegara. sosialnya, niscaya akan menghancurkan sendi

UMA merupakan kesatuan masyarakat hukum

masyarakat itu sendiri. adat yang hidup dan diakui oleh masyarakat

keberlanjutan

Penghancuran seperti ini, menurut Schumpeter Mentawai sejak dahulu hingga saat ini. Oleh

adalah the process of creative destruction (proses karena itu, Bupati Kepulauan Mentawai

penghancuran secara kreatif) 21 . bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat

Memang Arat (adat merangkup sistem Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai

kepercayaan) mengakibatkan orang Mentawai menetapkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun menjadi konservatif, namun hal yang demikian 2017 tentang Pengakuan dan Perlindungan tidak dapat mencabut akar kebebasan dalam UMA sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum kehidupan, malah tetap menghormati dan Adat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada menjunjung tinggi martabat manusia. Setiap tanggal 29 November 2017. Perda ini memuat 40 perbuatan yang baik senantiasa sesuai dengan (empat puluh) Pasal dalam 8 (delapan) Bab dan Arat. Tingkah laku yang bertentangan dengan bagiannya, diantaranya Bab tentang Ketentuan Arat disebut dosa 22 . Menaati Arat berarti Umum,

merelakan diri dibimbing oleh tradisi, yang Perlindungan, Pemanfaatan Tanah Adat,

menjadi ukuran prima dalam setiap moralitas. Pembinaan dan Pengawasan, serta Penyelesaian Garis besar haluan hidup berpedoman kepada Sengketa. UMA berkedudukan sebagai subjek Arat, dan Aratlah yang langsung mengaturnya. hukum yang memiliki hak-hak tradisional yang Arat bagi masyarakat Mentawai adalah melekat berdasarkan hak asal usul. Dalam keselarasan dengan dunia, pemersatu dengan kedudukannya sebagai subyek hukum, UMA

21 Noer Fauzi Rahman dan Mia Siscawati, memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda- Masyarakat

beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan Yogyakarta, 2014, hlm.47-48.

mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. 22 Stefano Coronese, Kebudayaan Suku Mentawai,

konservatif berusaha Grafidian Jaya, Jakarta, 1986, hlm. 36.

Sebagian

pihak

melestarikan status quo (kondisi yang ada saat ini Konservatif adalah sikap mempertahankan

dan sedang berjalan), sementara yang lainnya keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku.

berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman Konservatisme

yang lampau, the status quo ante (cara hal-hal tradisional. Istilah ini berasal dari bahasa Latin,

mendukung

nilai-nilai

yang sebelumnya atau keadaan yang ada conservare , melestarikan, menjaga, memelihara,

sebelumnya).

mengamalkan. Karena

berbagai

budaya

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 93

UMA dan jaminan hidup yang penuh dengan atau biasa disebut Pulau Niau yang terletak di kedamaian dan ketenteraman.

Kecamatan Siberut Barat Daya 24 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017

tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar 25 .

5. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Si Bakat Laggai ialah seseorang yang tertua Kabupaten Kepulauan Mentawai dibentuk

dalam suku asli, dan kedudukan ini adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

bergiliran (turun-temurun) kepada yang tertua 2000 (tanggal 7 Juni 2000) tentang Perubahan

dari anggota suku asli dan selamanya. Selain Atas Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999

dari yang tertua juga dianggap cakap untuk (tanggal 4 Oktober 1999). Ibu Kota Kabupaten

(laggai/langgai). berkedudukan di Tua Pejat, sebelah utara dari

mengurus

kampung

Kampung-kampung di Mentawai sifatnya ialah pulau Sipora. Berada pada jarak 150 km di lepas

geneologisch dan territorial, walaupun ikatan pantai Pulau Sumatera, dengan luas 6.011,35

darah yang terpenting bukan suku melainkan km 2 dan didiami sekitar 86 (delapan puluh enam

“satuan kewarisan” yang disebut “samuntogat”, ribu) jiwa dengan kepadatan 14,2 jiwa/km 2 yakni orang-orang yang senenek dari garis

yang sebagian besar adalah masyarakat asli keturunan laki-laki. Teritorial sifatnya karena bersuku Mentawai. Masyarakat setempat

tiap-tiap kampung mempunyai batas daerah menyebut negeri mereka dengan nama Bumi

kekuasaan terhadap orang-orang sekampung Sikerei atau Bumi Rimata.

dan terhadap tanah. Dalam tiap-tiap kampung Secara geografis dan administratif, Kabupaten

(laggai/langgai) terdapat satu kesatuan Kepulauan

10 penguasa yang selalu terdiri dari tiga faktor Kecamatan 23 , 43 desa, dan 202 dusun. Daerah ini

adat; berdasarkan memiliki potensi

yaitu:

berdasarkan

administratif-staatsrechttelijk ; dan berdasarkan diantaranya dalam

bidang perkebunan,

agama.

pertanian dan perikanan. Daerah ini juga Bahwa aturan tanah (polak) ada sedikit potensial menjadi destinasi kawasan wisata

perbedaan antara Pagai Utara / Selatan dan standar nasional bahkan skala internasional.

Sipora disatu pihak dengan yang terdapat di Jumlah Pulau di Kepulauan Mentawai kurang

Pulau Siberut. Dikatakan “sedikit” karena pada lebih sebanyak 99 Pulau, diantaranya 4 (empat)

umumnya dari hal-hal usaha dan bentuk- Pulau besar yaitu: Pulau Siberut, Pulau Sipora,

bentuk hak milik adalah sama di seluruh Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan

Kepulauan Mentawai. Dalam hal apakah

dengan luas wilayah keseluruhan 6.011,35 Km 2 terdapat perbedaan? 26

(kilometer persegi) dan 2 (dua) buah Pulau

a. Jika di Pagai dan Sipora satuan organisasi terluar yaitu: Pulau Sibaru-baru yang terletak di

yang penting terhadap tanah ialah keluarga Kecamatan Pagai Utara dan Pulau Sinyau-Nyau

23 Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan oleh warga Negara Indonesia maupun oleh Mentawai Nomor 13 Tahun 2008 tentang

pihak asing. Penetapan pulau-pulau ini untuk Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

mencegah isu okupasi atau klaim kepemilikan Kecamatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

pulau oleh warga Negara lain serta mengawasi 24 Seksi Intelijen, Situasi dan Kondisi Kabupaten

aktivitas illegal yang sering kali terjadi seperti Kepulauan Mentawai Dari Segi Ipoleksosbudhankam ,

penyelundupan narkoba, perbudakan, bahkan Data Internal Kejaksaan Negeri Kepulauan

illegal fishing. Setelah ditetapkannya pulau- Mentawai, 2016, hlm. 2

pulau terluar terssebut, Negara diharapkan bisa 25 Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar;

yang ada di pulau-pulau sehingga dapat menjadi mulai berlaku pada tanggal 2 Maret 2017.

pemasukan bagi Negara.

Penetapan pulau-pulau kecil terluar ini 26 Herman Sihombing, M E N T A W A I, Bahagian dilakukan untuk meminimalisir masalah-

Penerbitan dan Bursa Buku Fakultas Hukum dan masalah yang kerap mengganggu keamanan

Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas, nasional, seperti penjualan tanah pulau kepada

Padang, 1960 terbit 1974, hlm. 59 pihak asing, dan kepemilikan pulau secara privat

94 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018 94 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 terbagi dalam kampung, maka di Siberut

Tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah jo. ialah “suku” dalam arti suku asli. Ada yang

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala sama suku dalam kampung, tetapi adalah

Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 suku yang datang kemudian ini tidak

Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan termasuk dalam arti suku asli yang

Peratuan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menguasai hak ulayat yang belum terbagi

tentang Pendaftaran Tanah dan Peraturan tadi (rubeiyat tapoi suku le si Bakkatnia).

Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

b. Di Pagai hampir semua tanah (polak) telah Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 dibagi-bagi; baik dalam lingkungan orang

tentang Tata Cara Pemberian dan asli dalam kampung ataupun terhadap

Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan orang pendatang, sehingga menonjol sifat

Hak pengelolaan.

perseorangan dibanding dengan yang

2. Format sporadik penguasaan fisik bidang terdapat di Siberut, dimana sifat collectief itu

tanah di Kepulauan Mentawai merujuk yakni “suku” masih kuat, sedangkan suku

pada Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah di Pagai / Sipora sudah lemah ikatannya

Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan hampir tidak ada artinya lagi.

Sumatera Barat Nomor: 500/88/BPN-2007

c. Suku sebagai “kesatuan” terhadap tanggal 8 Februari 2007 Perihal Alas Hak kekuasaan tanah (polak) di Siberut besar

untuk Keperluan Penetapan Hak dan efeknya, sehingga orang-orang tua dalam

Pendaftaran Tanah. Sedangkan surat suku tersebut masih nampak ikatan yang

keterangan kepemilikan tanah yang dibuat kuat dalam menentukan kegunaan dan

oleh Kepala Desa Tua Pejat dengan kedudukan tanah, sedangkan di Pagai /

diketahui oleh Camat Sipora Utara selaku Sipora arti suku dan orang-orang tua dalam

adalah dokumen kesatuan suku amat lemah.

Kepala

Wilayah

pemerintahan berupa keterangan formil yang menegaskan riwayat terakhir dari

Sebagaimana sifat

kepemilikan tanah dan include dalam membutuhkan

alamiah

manusia

dokumen pendukung lainnya sebagai alas beraktivitas dan mencari penghidupan, maka

hak penguasaan tanah. hubungan manusia dan tanah adalah tidak

3. Penguasaan fisik bidang tanah harus

dengan itikad baik, jelas asal usulnya, tidak dari interview terhadap Kepala Kantor

dapat terpisahkan 27 . Didapatkan keterangan

dijadikan/menjadi jaminan hutang dan Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai

tidak dalam sengketa serta dibenarkan oleh dan Kasi II (Hubungan Hukum Pertanahan),

sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi Camat Sipora Utara, dan Kepala Desa Tua Pejat

yang fungsinya sebagai Tetua Adat/Tokoh sebagai berikut 28 :

Masyarakat yang mengetahui penguasaan

1. Bahwa

tanah tersebut dan bertempat tinggal di penguasaan/pemilikan tanah di Propinsi

pada

umumnya

daerah tanah serta tidak mempunyai Sumatera Barat adalah tanpa alat bukti

hubungan keluarga sampai derajat kedua tertulis. Mengingat kondisi tersebut dan

baik vertikal maupun horizontal. untuk pedoman pengadaan alat bukti

4. Kebenaran materil dari pernyataan penguasaan/pemilikan

penguasaan fisik bidang tanah, sepenuhnya keperluan pendaftaran tanah dipandang

tanah

untuk

menjadi tanggung jawab yang membuat perlu menyeragamkan format/formulir

surat pernyataan dan apabila di kemudian

27 Pandu Eka Pramuditya, Pelaksanaan Pendaftaran 28 Rangkuman wawancara dengan Kepala Kantor Hak Milik Atas Tanah Negara Di Surakarta, Jurnal

Pertanahan (Kakantah) Kabupaten Kepulauan Repertorium: FH Universitas Sebelas Maret, Juli

II Hubungan Hukum - Desemeber 2016, hlm. 107

Mentawai,

Kasi

Pertanahan, Camat Sipora Utara, dan Kepala Desa Tua Pejat.

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 95 Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 95

9. Surat Keterangan Kepemilikan Tanah benar, yang bersangkutan bersedia dituntut

(SKKT) yang dibuat Kepala Desa dan secara perdata maupun pidana di Lembaga

diketahui Camat itu berbeda dengan Surat Peradilan.

Keterangan Tanah (SKT) atau lebih dikenal

5. Berdasarkan Surat Edaran Kakanwil BPN dengan Surat Keterangan Pendaftaran Provinsi Sumatera Barat pada point (2),

Tanah (SKPT) yang dikeluarkan oleh untuk daerah yang penguasaan/pemilikan

instansi BPN atau Kantor Pertanahan. tanahnya bukan berdasarkan Hukum Adat

10. SKKT Kepala Desa/Camat merupakan surat Minangkabau, supaya menyesuaikan.

keterangan dari pihak kelurahan/desa

6. Lembaga adat dalam masyarakat hukum terhadap tanah yang belum bersertipikat adat mentawai masih belum ada (formal

untuk back up terhadap dokumen secara hukum positif) meskipun Peraturan

pendukung lainnya (kuitansi jual beli dan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai

pernyataan penguasaan fisik bidang tanah) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pengakuan

sebagai alas hak kepemilikan tanah. dan Perlindungan UMA sebagai Kesatuan

dimaksud dengan Masyarakat Hukum Adat di Kabupaten

Sedangkan yang

SKT/SKPT adalah suatu surat yang Kepulauan Mentawai telah ada dan

diterbitkan Kantor Pertanahan berisikan disahkan. Maksud dan tujuan Perda itu

keterangan riwayat tanah yang sudah dibuat adalah untuk menjamin keberadaan

bersertipikat, apakah dalam keadaan dan memberikan perlindungan serta

sengketa atau jaminan hutang dan biasanya pengakuan terhadap keberadaan UMA di

digunakan untuk kepentingan lelang. Kepulauan Mentawai dan dalam rangka

11. SKKT Kepala Desa/Camat seakan memiliki pengakuan hak-hak komunal yang melekat

power sendiri di tengah masyarakat Tua pada UMA dimaksud sesuai hak asal-

Pejat, akan tetapi bagi Kantor Pertanahan usulnya.

Kabupaten Kepulauan Mentawai, SKKT

7. Camat Sipora Utara ditunjuk dan diangkat hanya sebatas dokumen pendukung yang sebagai PPAT Sementara (PPATS) terhitung

menguatkan pernyataan penguasaan fisik sejak bulan Maret 2017 untuk satu wilayah

bidang tanah (sporadis) dan keterangan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang

dari jual beli tanah (kuitansi, dll.) terdiri dari 10 Kecamatan dan 43 Desa.

12. Sebagaimana dalam UUPA yang mengakui

8. Pembuatan SKKT diawali dari kantor desa dan menghormati keberadaan hukum adat, Tua Pejat. Tim Ukur tanah yang ditunjuk

demikian juga aparatur Kantor Pertanahan turun ke lapangan mengukur objek bidang

Kabupaten Kepulauan Mentawai berupaya tanah dengan dihadiri dan disaksikan oleh

mengakomodir pendaftaran tanah pertama para pihak dan saksi sepadan minimal 2

kali terhadap permohonan sertipikat (dua) orang. Kemudian beberapa lampiran

sepanjang dokumen alas haknya lengkap, dokumen pendukung lainnya diisi masing-

dibuat dengan itikad baik, dan kadar masing pihak lalu didaftarkan dalam buku

kebenaran akan history terakhir dari register kepemilikan tanah desa dan

kepemilikan/ penguasaan tanah dianggap kecamatan. Setelah keterangan jual beli

cukup untuk mendaftar hak. tanah dan pernyataan penguasaan fisik

13. Jual beli tanah pada umumnya dilakukan bidang

berdasarkan adanya kesepakatan antara ditandatangani, maka Surat Keterangan

dua pihak. Kepala desa dan Camat dituntut Kepemilikan Tanah (SKKT) dibuat oleh

teliti terhadap bukti kepemilikan tanah agar Kepala Desa dengan diketahui Camat. Alas

riwayat keterangan hak penguasaan tanah tersebut selanjutnya

jelas

diketahui

penguasaan tanah tersebut, bahkan bila dapat diajukan permohonan pendaftaran

perlu ditelusuri siapa pemilik awal tanah tanah pertama kali di Kantor Pertanahan

yang dimaksud. Mengapa demikian? Kabupaten Kepulauan Mentawai yang

Karena pernah ditemui case objek tanah beralamat di Jalan Raya Tua Pejat Km. 10,

yang diperjualbelikan ternyata bukan ‘dia’ Sipora Utara.

yang mengaku punya adalah pemiliknya.

96 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

18. Beberapa orang yang dituakan dalam pada Badan Keuangan Daerah (BKD)

14. Ada himbauan dari bidang pajak daerah

kampung dan orang yang dianggap sebagai Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui

tokoh hadir dalam musyawarah penentuan perangkat desa yang menyampaikan ke

besaran nilai utak untuk menengahi dan masyarakat agar mengingat kewajiban

menimbang tuntutan adat oleh korban sebagai warga Negara untuk bayar pajak

terhadap si pelaku. Ada toleransi bilamana bumi dan bangunan (PBB) bilamana

si pelaku sudah mengakui perbuatannya transaksi jual beli tanah sudah dilakukan

misalnya sengaja melakukan pencurian meskipun belum bersertipikat. Dan terlebih

karena kelaparan dan lain sebagainya. Si khusus

pelaku juga bisa mengadakan komplain bersertipikat karena nilai pendapatan asli

atas denda adat utak tersebut bila dirasa daerah (PAD) dari sektor tersebut sangat

sangat memberatkannya. Akan tetapi, minim.

seberat apapun hukumannya, utak tetap

15. Salah satu cara perolehan hak atas tanah dijalani oleh si pelaku beserta keluarganya. (beralih) di Sipora adalah melalui utak atau

Dalam hal ini, timbul nilai positif di tengah yang lebih dikenal di Siberut dengan istilah

masyarakat sebagai efek jera agar tulou. Adapun utak atau tulou merupakan

kedepannya tidak melakukan pelanggaran denda adat atau hutang atas pelanggaran

adat.

adat yang dilakukan oleh subjek hukum

19. Jual beli tanah yang dilakukan di Tua Pejat pelanggar adat.

pada khususnya dan Kepulauan Mentawai