BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perencanaan Aktivitas Distribusi Dengan Menggunakan Metode DRP (Distribution Resource Planning) Untuk Efisiensi Biaya Distribusi

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia

  Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia pertahun hingga tahun 2014 menjadi langkah utama PT. Charoen Pokphand Indonesia Food

  Division semakin berpacu dalam bisnis makanan olahan. Hal ini disebabkan

  karena banyaknya permintaan konsumen akan kebutuhan pangan di pangsa pasar semakin bertambah, dan hal inilah yang mendorong PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division semakin di depan dan menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam.

  PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengembangkan bisnis dibidang industri pengolahan makanan berbahan baku ayam dengan membuka pabrik pertamakali di daerah Cikande yang merupakan salah satu pabrik pengolahan ayam termodern di Indonesia yang juga merupakan pusat dari PT.

  Charoen Pokphand Indonesia Food Division yang ada di Indonesia kemudian membuka cabang di Salatiga, Surabaya dan Medan.

  Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang khususnya produk olahan ayam beku, sudah dibuka beberapa pabrik yang tersebar di Indonesia. Salah satunya PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division dibangun di Medan pada tahun 2011 bulan 5, berkedudukan di Jalan Pulau Solor No. 2, Kawasan Industri Medan II, Pada awal produksi di Medan, PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division ini terdiri dari tiga plant utama yaitu Cut Up,

  

Further Processing , dan Sausage Plant. Cut Up melakukan kegiatan pemotongan

  ayam dan menghasilkan daging ayam, sedangkan Sausage Plant dan Further Processing Plant menghasilkan daging ayam lanjutan.

  PT. Charoen Pokphand Indonesia memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Visi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah:

  1 Menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam khususnya dan bahan lain umumnya.

  2 Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan di dalam menjalankan kegiatan tersebut.

  Adapun misi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia untuk mewujudkan visi tersebut adalah :

  1 Membantu meningkatkan kualitas bangsa Indonesia dan dunia serta memuaskan pelanggan dan pemegang saham dengan memproduksi makanan olahan bermutu tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Procedures), SSOP (Sanitation Standard

Operating Procedures ), Sistem Jaminan Halal, HACCP, dan ISO 9001:2008.

  2 Menjaga dan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian hidup sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

  Produk PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan produk dengan kualitas terbaik, dimulai dengan proses pemilihan bahan baku ayam yang memenuhi standard ayam yang sehat, bebas dari segala penyakit, proses pemotongan dan pembersihan ayam yang dilakukan dengan halal dan hygienis, juga proses pengolahan yang diawasi secara ketat dan sesuai dengan standard makanan yang bermutu tinggi, sampai pada kemasan dan kualitas kontrol, serta distribusi yang dilakukan oleh sumberdaya manusia yang terbaik, didukung oleh mesin-mesin yang modern dan berteknologi tinggi. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, memproduksi dan men-supply produk yang bermutu tinggi untuk keperluan industri makanan di Indonesia seperti KFC, CFC, Wendys dan restaurant lain. PT. Charoen Pokphand Indonesia

  Food Division , sangat mengutamakan kebersihan dan kualitas dari produk yang

  dihasilkan, untuk itu masalah sanitasi dan hygenis serta jaminan halal sangat diutamakan, untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan memenuhi harapan serta kebutuhan pelanggan.

  PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian visi & misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terus- menerus. Seuai dengan motto “A Tradition of Quality

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

  Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food

  Division adalah :

  1. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industry manufaktur yang memproduksi makanan olahan daging ayam yaitu sausage dan further.

2. Bahan baku utama adalah ayam yang sudah beku yang berasal dari PT.

  Charoen Pokphand Indonesia Food Division dari Cikande dan Salatiga.

  2.3. Lokasi Perusahaan

  PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industri yang bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Industri ini terletak di Jalan Pulau Solor No. 2 Desa Saentis, Kawasan Industri Medan Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.

  Bangunan PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division terdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama terdapat kantor Personalia, Product Development and Quality

  Control , ruang rapat, gudang, dan ketiga Plant di atas. Selain itu, di perusahaan juga terdapat satu pos satpam di pintu gerbang masuk, kantin, dan masjid.

  2.4. Daerah Pemasaran

  Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen untuk melakukan proses transaksi atas suatu barang atau jasa. Pemasaran adalah suatu fungsi yang mencerminkan cara bagaimana memperlakukan pasar dan produk sehingga dapat memenuhi tujuan dalam memuaskan kebutuhan konsumen.

  Daerah pemasaran PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division saat ini adalah daerah Aceh, Medan, sedangkan untuk Sumatera bagian Selatan terdapat daerah Palembang dan Jambi.

2.5. Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

  Struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division menggunakan struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur organisasi fungsional adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian berdasarkan dalam bidang pekerjaan tersebut seperti Further manager kepada Sausage manager dan seterusnya, sedangkan organisasi lini adalah suatu bentuk struktur organisasi dimana wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahannya seperti plant head kepada plant manager.Berikut merupakan struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division Universitas Sumatera Utara

  Personal & General Affair Supervisor Further Foreman

   Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division

  Affair Foreman Keterangan:

  Foreman Finance & Accounting Foreman Personal & General

  PPIC Foreman Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Purchasing

  Warehouse Foreman Engineering Foreman

  Sausage Foreman Cut Up Foreman

  Purchasing Supervisor Finance & Accounting Supervisor

  Plant Head Plant Manager Further Manager

  Engineering Supervisor PPIC Supervisor

  Cut Up Supervisor Warehouse Supervisor

  Further Supervisor Sausage Supervisor

  Finance & Accounting Manager Personal & General Affair Manager

  PPIC Manager Purchasing Manager

  Warehouse Manager Engineering Manager

  Sausage Manager Cut Up Manager

  • = Garis Fungsional = Garis

  Untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dapat dilihat pada lampiran-1

2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja

Tabel 2.1 Sistem Pembagian Jumlah Tenaga Kerja No Jabatan Jumlah

  9 Orang

  Ketentuan jam kerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division diatur menurut aturan shift

  Setiap harinya rata-rata karyawan yang bekerja 7 jam.

  PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengatur waktu kerja sesuai dengan perundang-undangan tenaga kerja (dari Depnaker), yaitu: 40 jam seminggu.

  Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap perusahaan mengeluarkan tata tertib/peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja.

  Jumlah 465 Orang

  6 Karyawan 427 Orang

  5 Foreman (Mandor)

  1 Plant Head

  Tenaga Kerja yang bekerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division sebanyak 465 orang dapat dilihat pada Tabel 2.1.

  4 Supervisior

  9 Orang

  3 Manager

  1 Orang

  2 Plant Manager

  1 Orang

  9 Orang a Jam kerja pada bagian administrasi dan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Administrasi Hari Jam Kerja (WIB) Jam Istirahat (WIB)

  Senin

  08.00

  12.00

  • – Jumat – 16.00 – 13.00

  Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division

  b Jam kerja pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.23

Tabel 2.3 Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Produksi Hari Shift Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB)

  Senin I 23.00-07.00

  04.00

  • – Sabtu
  • – 05.00

  II 07.00-15.00 12.00-13.00

  III 15.00-23.00

  20.00

  • – 21.00

  Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division

  c Jam kerja pada bagian keamanan Untuk jumlah keamanan, dibagi menjadi 2 shift yang terdiri dari 5 orang dan melakukan penjagaan dimulai dari :

  • Jam 08.00
    • – 20.00

  • Jam 20.00
    • – 07.00

2.5.3. Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya

  Sistem pengupahan pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:

  1 Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku.

  2 Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur dan berdasarkan golongan.

  4 Upah Pokok Pengupahan pada perusahaan ini adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman. Upah tersebut diberikan untuk masa 21 hari kerja rata-rata dalam sebulan dengan waktu kerja rata-rata 8 jam dalam sehari.

  3 Sistem pengupahan karyawan perusahaan di bagi atas : a Gaji tetap untuk karyawan tetap. b Gaji harian untuk karyawan harian. c Gaji borongan untuk karyawan borongan

  5 Untuk pekerja lembur, dibagi dalam 2 golongan yaitu : a Golongan pekerja yang levelnya dibawah level supervisor, akan mendapat kompensasi kerja lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku. b Golongan pekerja yang levelnya setaraf atau diatas supervisor, tidak akan memperoleh pembayaran uang lembur lagi, karena sudah termasuk di dalam gaji pokok. adalah sebesar 1 ½ x upah sejam.

  • Untuk jam kerja lembur yang dilakukan pada hari bukan hari biasa untuk jam lembur peraturannya adalah sebesar 2 x upah sejam. Disamping pemberian gaji pokok dan upah lembur, juga diberikan uang makan,uang pengobatan, dan asuransi tenaga kerja.

  Selain pemberian kompensasi/upah, perusahaan juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan, seperti:

  1 Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai masa kerja 1 tahun penuh secara terus menerus biasanya dalam 1 bulan upah.

  2 Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai masa kerja belum mencapai satu tahun, maka biasanya tunjangan ditetapkan menurut perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja dibagi 12 dan dikalikan upah perbulan.

  3 Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja masing-masing karyawan.

  4 Tunjangan makan diberikan kepada pekerja perbulan, sesuai dengan kemampuan perusahaan, dan dibayar bersama-sama dengan pembayaran upah pekerja.

  5 Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan.

  6 Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah.

  7 Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

  1 Cuti sakit.

  2 Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah.

  3 Mewajibkan karyawan masuk ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja).

  4 Tunjangan Proyek.

  5 Tunjangan Kemalangan.

  Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti: 1 Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun.

  2 Memberikan fasilitas pengobatan cuma-cuma kepada setiap tenaga kerja.

  3 Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan para karyawan, seperti sarung tangan, masker dan penyumbat telinga.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan yang Digunakan

2.6.1.1. Bahan Baku

  Bahan baku utama yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food

  

Division , Medan adalah daging ayam. Daging ayam merupakan bahan pangan yang

  bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein, lemak, mineral serta zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas daging ayam yang dilakukan melalui pengolahan atau penanganan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi kerusakan atau kebusukan selama penyimpanan dan pemasaran.

  Sumber daging ayam yang diperoleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan Pokphand yang berada di Cikande dan Salatiga karena PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan belum memiliki Slaughter House. PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menerima daging ayam berupa Griller, yaitu daging ayam bulat tanpa bulu, . kepala, ceker dan isi perut

2.6.1.2. Bahan Tambahan

  Bahan tambahan ialah bahan yang ditambahkan secara langsung ke dalam proses produksi dan merupakan komposisi produk untuk memudahkan dan menyempurnakan produk. Dalam proses pembuatan further di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division tidak lepas dari bahan pendukungnya seperti perekat tepung (batter), tepung roti (breading), minyak goreng, bumbu-bumbu dan Sodium Laktat sebagai bahan pengawet pada daging agar umur simpannya lama yang didapatkan dari karena PT. Charoen Pokphand Indonesia masih belum bisa memproduksi

  suplier

  bumbu-bumbu tersebut. Selain bumbu bahan penunjang lainnya yang tidak kalah penting adalah kemasan plastik, untuk kemasan ini PT. Charoen Pokphand Indonesia masih menggunakan kemasan dari suplier plastik dengan beberapa tipe plastik sesuai dengan kebutuhan pengemasan yang mereka gunakan.

  Bahan tambahan pada proses pembuatan further (nugget) adalah:

  1 Campuran tepung tapioka dan minyak goreng sebagai emulsifier.

  2 Premik, yaitu berupa campuran bumbu-bumbu yang telah diformulasikan di PT.

  further .

  3 Perekat tepung (batter)

  4 Remah roti (breading)

  5 Kemasan plastik untuk membungkus further.

  6 Karton yang digunakan untuk pengepakan akhir further.

2.6.1.3. Bahan Penolong

  Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai pelengkap produk dan memudahkan dalam melakukan proses.

2.6.2. Uraian Proses

  PT. Charoen Pokphand Indonesia bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Proses produksi pada PT. Charoen Pokphand Indonesia yaitu

  further production .

2.6.2.1 Nugget Production

  Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan nugget pada PT. Charoen Pokphand Indonesia:

  1 Petugas produksi menyiapkan formula untuk pembuatan suatu macam produk

  further (nugget) dimana petugas mempersiapkan komposisi seasoning (bahan

  2 Petugas membuat campuran emulsi yaitu menggunakan mesin bowl cutter. Fungsi dari penggunaan emulsi yaitu untuk mengenyalkan adonan.

  3 Petugas melakukan proses grinding daging yaitu proses untuk menggiling daging menjadi halus. Proses grinding dilakukan dengan menggunakan mesin autogrind.

  4 Proses pencampuran semua adonan yang telah dipersiapkan seperti seasoning,

  premix , daging giling, dan emulsi dengan air dan nitrogen. Proses mixing tersebut menggunakan mesin unimix dengan kapasitas produksi 250 kg.

  5 Proses forming dilakukan dengan menggunakan mesin reforfomer.

  6 Petugas membaluri tepung breadcrumb (tepung roti) ke adonan yang telah dibentuk.

  7 Proses penggorengan terbagi menjadi dua yaitu proses precook dan cook. Pada proses precook adonan digoreng setengah matang, selanjutnya masuk pada proses

  cook adonan digoreng hingga benar

  • – benar matang. Proses precook dan cook dilakukan pada mesin fryer.

  8 Petugas menyeleksi produk yang telah jadi apakah defect (cacat) atau tidak. Apabila produk tersebut defect akan dilakukan rework pada mesin unimix, yaitu dicampur lagi dengan adonan-adonan yang lain. Produk defect yang dirework mempunyai batasan jumlah pada tiap batch maksimal sebanyak 5%.

  9 Petugas memasukkan adonan pada mesin insulated quick freeze (IQF) untuk dibekukan. Setelah itu adonan dijalankan oleh conveyor menuju televator untuk dinaikkan menuju mesin MHW. Pada mesin MHW adonan ditakar sesuai dengan ukuran per kemasan.

  Proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran tadi dikemas pada kemasan plastik menggunakan mesin Kawasima.

  11 Proses penimbang kemasan menggunakan mesin check weighter, untuk ukuran berat yang tertera tidak sesuai maka produk tersebut akan secara otomatis dipisahkan. Produk yang terpisah tadi dilepas kembali kemasannya lalu dijalankan pada conveyor untuk melalui proses penakaran ulang pada mesin MHW.

  12 Kemasan produk dikemas dalam carton box dan selanjutnya ditransfer ke warehouse finished product .

  Berikut flowchart proses produksi pembuatan further pada PT.Charoen Pokphand Indonesia dilihat pada Gambar 2.2.

  Start Membuat campuran emulsi Menyiapkan kuantitas seasonig dan premix sesuai formula Melakukan proses grinding daging

  Melakukan proses mixing emulsi, seasoning & premix, daging giling, air,dan nitrogen Melakukan forming adonan

  Melapisi adonan yang telah dibentuk dengan tepung breadcrumb Melakukan proses precook adonan Melakukan proses cook adonan

  Menyeleksi nug get apakah defect atau tidak

Tidak

Ya

  Melakukan proses frozen nugget Melakukan proses penakaran nugget Melakukan proses packaging nug get ke dalam kemasan plastik

  Melakukan pengukuran berat produk apakah sesuai atau tidak

Ya

Tidak

  Melakukan proses packaging produk jadi nugg et ke dalam carton box End

Gambar 2.2 Flowchart Proses Produksi Pembuatan Nugget

2.7. Mesin dan Peralatan

2.7.1. Mesin Produksi

  Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan oleh PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division yaitu : A Divisi Further

  1 Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus Spesifikasi mesin: Merek : Laska Type Cutter KCU 200 DC Daya : 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Asal : Austria Jumlah : 1

  2 Mesin mixer untuk menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning Spesifikasi mesin: Merek : Inotec Type IM-1000 Jumlah : 1

  3 Mesin cetakan untuk mencetak adonan yang sudah dihaluskan Spesifikasi mesin: Merek : Besch 3047035 Daya : 400 V3, 50 Hz Jumlah : 1

  4 Mesin frying I, dilakukan penggorengan pertama pada adonan yang sudah dicetak

  Spesifikasi mesin: Merek : EFR 4000/650 Daya : 400 V Jumlah : 1

  5 Mesin frying II, dilakukan penggorengan kedua pada adonan Spesifikasi mesin: Merek : EFR 6000/650 Daya : 400 V Jumlah : 1

  6 Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk Spesifikasi mesin: Merek : Inritsu Daya : 300V, 60 Hz Jumlah : 2

  7 Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan

3 Merak : IQ

  Daya : 230 V, 50 Hz, 1,2 A Asal : European Union

  B Divisi Sausage

  1 Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus Spesifikasi mesin:

  Merek : Laska Type Cutter KCU 200 DC Daya : 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Asal : Austria Jumlah : 1

  2 Mesin mixer untuk menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning Spesifikasi mesin: Merek : Inotec Type IM-1000 Daya : 400 V, 50 Hz Jumlah : 1

  3 Mesin emulsifier untuk mengemulsi adonan Spesifikasi mesin: Merek : Inotec Type 1175 CD-75D Daya : 400 V, 50 Hz, 142 A Jumlah : 1

  4 Mesin Smoke House untuk proses pemasakan sausage dan mendinginkan sausage Merek : Maurer-Atmos GmbH Daya : 400 V, 50 Hz, 1,9 Kw Asal : Germany Jumlah :1

  5 Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan Spesifikasi mesin:

3 Merak : IQ

  Daya : 230 V, 50 Hz, 1,2 A Asal : European Union

  6 Mesin cutter untuk memotong sosis sesuai ukuran Spesifikasi mesin: Merek : Inotec GmbH Daya : 2Kw Jumlah : 2

  7 Mesin Vacum Sealer untuk memvakumkan kemasan yang telah diisi dengan produk sosis Spesifikasi mesin: Daya : 50 Hz, 29 A, 36 Volt Jumlah : 3

  8 Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk Spesifikasi mesin: Merek : Inritsu Jumlah : 2 9 mesin IQF untuk mendinginkan produk sausage yang telah dikemas Spesifikasi mesin: Merek : Mavel Singapore Daya : 380 V, 50 Hz, 103 A Jumlah :1

  C Divisi Cut Up

  1 Mesin MDM untuk menggiling ayam menjadi halus Spesifikasi mesin: Merek : Totomeat 2500 Daya : 380V, 50 Hz, 30 Kw Asal : Jerman Jumlah : 1

2.7.2. Peralatan

  Peralatan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:

  1. Thermometer untuk mengukur suhu cairan.

  2. Timbangan Digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat penerimaan bahan baku

  3. Hand Truck ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling dipabrik.

2.8. Utilitas

  Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu kelancaran proses produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur. Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah: 1.

  Sumber Air Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas

  3

  air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah 300m , Kegunaan air di perusahaan adalah : a Keperluan proses produksi b Keperluan laboratorium c Keperluan mesin boiler d Keperluan karyawan e Keperluan injeksi kondensor f Sebagai zat pendingin dan pembersih

  Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum.

2. Uap (Steam)

  Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yang digunakan untuk proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan dihasilkan dari mesin

  boiler dengan kapasitas 2 ton/jam.

  Spesifikasi steam boiler tersebut adalah :

  • Merk : Loos - Tipe : D8820 GUNZENHASEN
  • Posisi : Boiler tidur
  • Jenis boiler : Fire tube
  • Kapasitas : 2 Ton/Jam

  • Jenis burner : Weishupt Type L72
  • Bahan bakar : Solar - Tahun : 1985 3.

  Pemanas Minyak Goreng Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai berikut: Merk Burner : Riello Tipe : 618 M Model : ENNE/EMME 1400 Bahan bakar : Solar 4. Sumber Listrik Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung, PT.

  Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari Perusahaan membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar kegiatan produksi tetap bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari PLN, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan.

  Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan digunakan genset PRIME yang menghasilkan 1825 KVA.

2.9. Safety and Fire Protection

  Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

  PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan sangat memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini diperlihatkan dengan ketatnya penggunaan alat pelindung diri (APD). Berikut ini merupakan beberapa APD yang biasanya digunakan para pekerja di dalam plant, diantaranya :

  1 Sepatu boot, berfungsi untuk melindungi kaki dari berbagai macam resiko bahaya.

  Salah satunya untuk melindungi pekerja agar tidak tergelincir saat berada di plant yang lantainya sangat licin.

  2 Baju pelindung, berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam kotoran.

  Masker, berfungsi untuk meminalisir bau amis (tidak sedap) selama bekerja di plant dan untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh nafas pekerja.

  4 Hair cap (penutup rambut), berfungsi untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh rambut para pekerja.

  5 Baju pelindung khusus, baju pelindung khusus tersebut digunanakan oleh pekerja yang bekerja pada proses pembekuan (freezing) fungsinya untuk melindungi diri dari suhu yang ekstrim.

  Agar produk makanan olahan tetap terjaga kehigienisannya, maka para pekerja sebelum bekerja di plant harus membersihkan tangannya dengan sabun dan larutan klorin 500ppm dan berjalan melewati kolam yang berisi larutan clorine 200 ppm. Larutan chlorine yang digunakan berfungsi untuk mensterilkan diri dari kotoran/ kontaminan. Pergantian larutan klorin dilakukan secara kondisional, minimal dilakukan setiap pergantian shift. Sedangkan pembersihan pada plant secara keseluruhan (cleaning total) dilakukan secara rutin setiap minggunya.

  PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menerapkan sistem pengamanan kebakaran sebagai berikut:

  1 Setiap ruangan memiliki 1 buah fire extinguisher CO 2 .

2 Terdapat sistem pompa hydrant pada bagian frying further yang dapat mengeluarkan air secara otomatis jika terdeteksi panas yang berlebihan ataupun asap.

2.10. Limbah

  PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menghasilkan limbah cair yang terdiri dari proses peggorengan pada nugget dikumpulkan lalu dibuang ke tempat penampungan limbah di Kawasan Industri Medan sedangkan air limbah diproses lebih dahulu sebelum dibuang ke tempat penampungan limbah Kawasan Industri Medan.

  Proses pengolahan air limbah dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1 Air limbah dialirkan dari masing-masing saluran pembuangan air dan dikumpulkan di bagian waste treatment.

  2 Air limbah yang terkumpul dipompakan ke dalam bak pengendapan yang pertama, yaitu bak influence sump. Pada bak ini dilakukan proses aerasi.

  3 Dari bak influence sump, air limbah dialirkan menuju bak koagulasi. Pada tahap ini, proses yang dilakukan sudah termasuk dalam proses kimia, dimana dilakukan proses penjernihan limbah menggunakan Poly Aluminium Chloride (PAC). PAC mempunyai PH = 2 yang dapat mematikan bakteri yang ada pada air limbah. Tetapi bakteri disini dijaga agar tetap hidup, karena bakteri tersebut dapat membantu dalam pengolahan limbah. Agar bakteri tetap hidup, pada bak dimasukkan cairan NaOH ( PH = 14). Pada bak ini terdapat alat sensor PH, apabila indikator pada alat tersebut menunjukkan bahwa PH sudah mendekati 7, maka cairan NaOH akan otomatis dialirkan.

  4 Proses selanjutnya dilakukan pada bak flocculation untuk penggumpalan (floc) menggunakan anion. Proses ini termasuk pada proses filtrasi.

  5 Setelah itu air limbah dialirkan menuju bak Dissolved Air Floatation (DAF). Proses yang terjadi adalah proses filtrasi dan sedimentasi, dimana dilakukan proses sehingga endapan sludge mengendap di atas cairan liquid. Pada bak ini terdapat alat

  sweeping untuk memisahkan sludge dengan liquid. Endapan sludge dialirkan pada bak chemical sludge.

  6 Pada bak chemical sludge dilakukan proses pressing untuk menyaring kembali

  sludge dari sisa air yang masih ada. Selanjutnya sludge tersebut dibuang ke TPA dikarenakan tidak dapat dimanfaatkan kembali.

Dokumen yang terkait

BAB II POFIL KOTA GUNUNGSITOLI, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHDAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH GUNUNGSITOLI TAHUN 2014 - Reses dan Kebijakan Pemerintah ( Studi Analisis (Hasil Reses sebagai Rujukan dalam Pembuatan Kebijakan di Kota Gunungsitoli)

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Reses dan Kebijakan Pemerintah ( Studi Analisis (Hasil Reses sebagai Rujukan dalam Pembuatan Kebijakan di Kota Gunungsitoli)

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi - Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan Terhadap Kepuasaan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Pada Tahun 2014

0 0 25

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan Terhadap Kepuasaan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Pada Tahun 2014

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SERIOUS CYBERLOAFING 1. Pengertian Serious Cyberloafing - Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Serious Cyberloafing di PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Regional I Medan

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Serious Cyberloafing di PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Regional I Medan

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self-Regulated Learning 1. Pengertian Self-Regulated Learning - Pengaruh Persepsi Iklim Kelas Terhadap Penggunaan Strategi Self- Regulated Learning Siswa Kelas X dan XI Unggulan Pada SMA Negeri 3 Medan

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Persepsi Iklim Kelas Terhadap Penggunaan Strategi Self- Regulated Learning Siswa Kelas X dan XI Unggulan Pada SMA Negeri 3 Medan

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Perancangan Fasilitas Kerja di Bagian Produksi PT. Mewah Indah Jaya dengan Menggunakan Macroergonomic Analysis And Design (MEAD)

0 2 8

Perancangan Fasilitas Kerja di Bagian Produksi PT. Mewah Indah Jaya dengan Menggunakan Macroergonomic Analysis And Design (MEAD)

0 3 18