Implementasi Turbin Rotor Sekrup Untuk Aliran Datar

1. Pendahuluan

  1 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049

  Turbin Archimedes screw merupakan jenis turbin yang bekerja pada ketinggian jatuh air dan laju aliran air yang rendah dan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik level mikro. Keccepatan putar maksimum poros turbin di capai jika turbin pada elevasi sudut 30

  Korespondensi: [email protected]

  Turbin dapat dirancang berdasarkan model aliran air, 1) tangensial, 2) axial, atau 3) aksial-radial, dan berdasarkan perubahan momentum fluida, yaitu: 1) turbin impuls atau 2) turbin reaksi. Berikut ini macam-macam prinsip konversi enersi dan konstruksi sudu yang digunakan pada turbin yang akan diadopsi dalam perancangan turbin sekrup.Pada gambar 1 ditunjukkan turbin propeller dibuat 3-6 sudu tersusun

  2.2 Turbin Untuk Pembangkit Listrik Skala Piko Hidro (PLTPH)

  Knock Down yang mampu membangkitkan daya lebih besar dibanding kincir kayu.

  Di [5] dikembangkan gagasan revolusi terhadap sistem kincir air yang dapat diurai menjadi beberapa komponen untuk memudahkan proses pengangkutan, perakitan dan pemasangan di lapangan. Disebut Kincir

  dan diameter screw R0. Perputaran turbin screw dengan 3 lilitan terpengaruh pada jarak pitch. Dan jarak pitch 2R lebih cepat dibandingkan dengan jarak 1,6 R [4].

  i

  [1]. Tekanan maksimum terjadi pada inlet turbin dengan satu sudu dan laju aliran pada sitem turbin Archimedes berbanding terbalik terhadap jumlah sudu. Semakin banyak jumlah sudu yang dimiliki turbin maka semakin berkurang laju aliran yang dihasilkan [3]. Jika dimensi turbin rotor sekrup di buat menggunakan diameter poros screw R

  o

  2.1 Hasil Penelitian Referensi

  Implementasi Turbin Rotor Sekrup Untuk Aliran Datar Yulianto

  2. Kajian Pustaka

  Ketelitian desain diperlukan agar dapat ditekan kehilangan energi yang disebabkan terbentuknya aliran turbulen, hisapan awal dan pelepasan air di dalam dan pada tail turbin. Lebihan air dapat digunakan untuk mengatur level air dalam membentuk umpan balik alami agar memiliki stabilitas lebih baik

  Solusi yang ditawarkan adalah turbin rotor sekrup dengan desain baru, dengan sudu pada rotor berupa sekrup yang berbentuk unik dimasukkan pada pipa pesat mirip nozzle dilengkapi pengarah aliran (kolektor) agar turbin dapat dipasang pada elevasi datar dan dapat ditenggelamkan agar memiliki efisiensi yang lebih tinggi. Rotor yang berbentuk sekrup memungkinkan dapat dilewati oleh benda-benda asing selain air dalam ukuran tertentu tidak akan menggunggu kerja turbin. Turbin model ini juga memiliki stabilatas putaran yang lebih stabil dibanding dengan turbin jenis lain karena ada umpan balik secara alami. Rotor ini juga tidak mengalami gangguan pada level terjun air yang variatif, memiliki kebocoran air yang rendah, dan tidak adanya kehilangan ketinggian terjun air.

  Energi potensial air berskala kecil terdapat pada sungai, air terjun, saluran irigasi dengan bermacam karakteristik, yaitu ketinggian, debit, elevasi, dan kondisi air (keruh, meluber). Jika kondisi ini dapat diatasi maka tersedia cukup banyak enersi potensial air yang tersebar sampai ke pelosok. Perlu dirancang turbin yang kompetibel terhadap berbagai karakteristik, mudah, murah dan handal untuk menggantikan turbin-turbin yang umum digunakan selama ini.

  Sumber enersi dari: solar, thermal, bio, dan energi potensial air menjadi primadona. Dengan alasan: ketersediaan, ramah lingkungan, murah, mudah, dan handal. Sumber energi potensial air berskala kecil telah banyak dikembangkan. Walaupun berskala kecil tapi jumlahnya melampaui yang berskala besar, juga letak geografis sampai kepelosok yang tidak terjangkau listrik. Agar mempunyai daya guna yang tinggi, enersi potensial air perlu dikonversi menjadi enersi listrik. Untuk konversi enersi tersebut digunakan sepasang mesin yaitu turbin dan generator.

  Kata-kata kunci : perancangan, turbin, sekrup, pikohidro.

  umum digunakan untuk mengubah energi potensial air menjadi enersi mekanik biasanya hanya susuai pada karakteristik tertentu dengan efisiensi yang rendah. Salah satu alternatif yang ditawarkan adalah penggunaan turbin rotor sekrup. Pada turbin ini aliran air dikumpulkan melalui kolektor dan dialirkan dalam pipa pesat yang di dalamnya terdapat rotor menyerupai sekrup. Tujuan penelitian ini adalah menguji turbin rotor sekrup untuk alirandatar dan perilaku terhadap banjir, air kotor, dengan elevasi turbin datar dan pengamatan tentang efisensi. Metoda yang digunakan adalah perancangan teoritis, pembuatan, dan pengujian untuk mendapatkan karakteristik ideal turbin. Analisis dilakukan dengan mengamati unjuk-kerja turbin dan menghitung efisiensinya. Dari hasil analisis diperoleh efisiensi diatas 80 %.

  a) Abstrak:Ketersediaan sumber enersi potensial air memiliki beraneka macam karakteristik. Turbin yang

  a) , Bambang Priyadi

  *a) , Tarmukan

a) Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang

  paralel, yang dipasang pada ujung pipa pesat. Untuk meningkatkan efisensi, dikembangkan turbin propeller dengan posisi sudu dapat diatur disebut turbin kaplan.

  Gambar 6. Turbin Ulir

  2.3 Teori Analisis Turbin

  Setiap benda mempunyai berat. Gaya berat air menghasilkan tekanan hidrostatis (gambar 7). Tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h menjadi p=

  h

  Gambar 1. Turbin Propeller Gambar 2. Turbin Turgo ρ(Ah) g/A = ρhg. Jadi tekanan hidrostatis: p = ρgh.

  Pada gambar 2 ditunjukkan turbin Turgo merupakan turbin impulse. Kecepatan putar yang tinggi diperoleh dari jumlah sudu paralel yang banyak. Prinsip kerjanya adalah pancaran dari nozel

  o

  membentur sudu pada sudut 20 . Penggunaan nozzle ini dapat diterapkan pada turbin sekrup, dengan cara sudu-sudu diletakkan di dalam nozzle.

  Gambar 7 . Selisih Tekanan Inlet dan Outlet pada Daya yang ditimbulkan oleh adanya debit dan ketinggian aliran air dapat dirumuskan sebagai berikut:

  [2][6]

  1 P = ρ.Q.g.h Keterangan:

  P= Daya air (Watt) g = Grafitasi bumi (m/s3)

  Gambar 3. Turbin Francis Gambar 4. Turbin Pelton

  ρ= Massa jenis (kg/m3) h= ketinggian air(m) Q= Debit aliran air (m3/s)

  Turbin Francis (gambar 3) prinsip kerjanya yaitu enersi potensial air digunakan untuk memberikan daya Ditinjau dari keadaannya, fluida dapat digolongkan tekan dan daya isap pada rotor turbin. Semua sudu menjadi dua yaitu: 1) fluida statis dan 2) fluida dinamis. terbenam dalam air. Air yang masuk dialirkan melalui Fluida statis dibagi: 1) statis sederhana dan 2) tidak sebuah rumah berbentuk ulir. Daya yang dihasilkan sederhana. Statis sederhana bila air tidak bergerak. turbin diatur dengan cara mengubah posisi pembukaan Statis tidak sederhana bila air memiliki kecepatan sudu pengarah. Turbin pelton (gambar 4), energi yang seragam dari tengah sampai tepi. Aliran fluida masuk ke sudu berupa energi kinetik berukuran besar, dikategorikan aliran: 1) laminar (Re < 2300), 2) tekanan tinggi dan perubahan momentum sudu-sudu turbulen (Re > 4000), dan 3) transisi (Re 2300 ~ 4000). sangat besar. Nozzel digunakan untuk mengatur Fluida dinamis dianggap berkecepatan konstan, tak kapasitas air yang masuk turbin dan mengubah energi termampatkan, tidak kental, tidak turbulen, dan debit tekanan menjadi kinetik. Debit bisa diatur dengan sama di sembarang titik. menggeser posisi jarum sudu. Bentuknya berupa pelek

  Hukum Bernoulli menyatakan hubungan tekanan dengan sejumlah sudu berbentuk elipsoida . fluida yang mengalir berkecepatan v pada suatu pipa: Kincir (gambar 5) adalah roda diputar oleh aliran air.

  1

  1 [2]

  2

  2

  2

  • ℎ = + ℎ

  

1+

  1 1 2+

  2

  2

  2

  2 Ini sebagai jenis yang paling efisien. Keuntungannya

  adalah murah, sederhana, mudah membangunnya dan Sifat aliran dalam pipa dapat ditentukan dengan cara juga tidak begitu berdampak pada lingkungan. menghitung bilangan Reynolds. Kerugiannya adalah efisiensinya rendah, hanya baik

  [2]

  digunakan pada laju kecepatan dan debit aliran air

  3

  8 = cukup deras.Jenis turbin pada gambar 6 adalah jenis

  Keterangan:

  turbin ulir, yaitu yaitu dengan sudu-sudu berbentuk

  R = bilangan Reynolds μ = viskositas Fluida e ulir yang panjang dimasukkan dalam pipa.

  D = diameter Pipa m = laju aliran massa

  Gambar 5. Kincir Air Gambar 8. Aliran Fluida Menggunakan Tekanan

  • 1
  • 12
  • 2
  • 22

   : putaran maksimum (rpm) g sekrup

  Daya Input merupakan penjumlahan rugi-rugi dengan daya output. Jika rugi-rugi di dalam saluran diabaikan, maka seluruh rugi-rugi terjadi di dalam turbin. Dengan menggunakan alat ukur dan perhitungan dapat ditentukan besarnya daya masuk dan daya keluar.

  Dirancang dengan berbagai kerapatan ulir untuk memperoleh kecepatan putar turbin. Pada gambar 9 ditunjukkan: 1) 4 ulir/meter, 2) 3 ulir /meter, dan 3) 2 ulir/meter. Semakin rapat jumlah sekrup akan diperoleh semakin cepat putaran turbin tapi dengan torsi yang lebih rendah. Jika dianggap bahwa air mengalir lurus maka kecepatan putar turbin adalah maksimum. Kecepatan Putar Turbin dirumuskan:

  n maks

   = 60. g sudu

   . V

  7 Keterangan:

  n maks

   : junlah sekrup per meter V : kecepatan aliran air (m/s) G ulir

  15

   = 4 ulir G ulir

   = 3 ulir G ulir

   = 2 ulir

  Sedangkan daya/torsi yang dihasilkan tergantung dari diameter turbin. Konstruksi khusus yang perlu dipertimbangkan adalah diameter dalam dan diameter luar dari turbin dengan luas penampang yang sama. Berikut ini contoh ilustrasi. Gambar 11,a) memiliki diameter yang besar, tapi dengan luasan tanda arsir yang sama dengan gambar 11. b) berdiameter kecil. Untuk memperoleh kerja yang optimal diperlukan nilai perbandingan antara jumlah sekrup dan diameter rotor turbin. Pada gambar 12 ditunjukkan prediksi nilai perancangan turbin dengan perbandingan dimensi tertentu untuk mendapatkan daya keluaran yang optimal dengan nilai energi mekanik.

  Gambar 11. Perbandingan Diameter Rotor Turbin Gambar 12. Torsi dan Kecepatan Putar Turbin

  2.7 Analisa Aliran pada Pipa Pesat

  Pipa pesat pada turbin ulir memiliki ukuran panjang yang berlebih dibandingkan dengan turbin tipe yang lain. Ukuran panjangmenyebabkan kerja turbin yang kurang efektif. Pada bagian belakang (tail) turbin terdapat ruang kosong berisi udara, seperti ditunjukkan pada gambar 13. Untuk mengatasi kejadian ini dikembangkan rotor turbin dengan bentuk kerucut terpancung, seperti ditunjukkan pada gambar 13.

  Gambar 13. Ruang Kosong pada Turbin Ulir

  2.5 Analisa Daya pada Turbin

  6

  2.4 Hilang Tinggi Tekanan

  4 Gambar 9. Persamaan Energi (Bernoulli) Persamaan Darcy Weisbach

  tekanan besar (hgs), disebabkan gesekan sepanjang pipa, dan 2) kecil (h

  f

  ), disebabkan perlengkapan pipa (kontraksi, ekspansi, belokan, perlengkapan pipa). Hukum yang berlaku adalah hukum kekekalan energi, yaitu: energi pada dua titik yang dianalisis adalah sama. Aliran steady dan fluida inkompressibel, didasarkan gambar 9 berlaku persamaan 4.

  1

  2

  =

  2

  2

  ℎ = λ

  6

  2

  2

  5

  5

  10 Keterangan:

  λ= koefisien Darcy d = diameter pipa (m) L=panjang pipa (m) g= grafitasi (=9,81m/det2)

  Re untuk pipa: =

  ѵ

2.6 Analisa Kecepatan Putar Turbin Ulir

  2) Luas daerah alir depan:

  DP = πR

  2

  = 3,14 x 0,2

  2

  BR = πR

  = 3,14 x 0,4 = 0,500 m A

  BP = πR

  Luas daerah alir belakang: A

  Penurunan Spesifikasi Fisik: 1)

  = 0,5 – 0,125 = 0,375 m

  2

  A

  2

  2 A B(Aliran)

  = 3,14 x 0,45

  2

  = 0,57 m

  2 A DR = πR

  2

  = 3,14 x 0,1

  2

  = 0,032 m

  2 A D(Aliran)

  = 0,57

  2

  = 0,125 m

  • – 0,032 = 0,525 m

  BR ) : 0,45 m Daya listrik output (P) : 150 watt

  3) Rasio kecepatan aliran sisi belakang dan depan:

  ALIRAN

  24,5 cm 70 cm 25,5 cm ARAH

  ARAH ALIRAN 20 cm 33,5 cm

  24,2 cm 18,4 cm 37,8 cm 70 cm 25,4

  4,7 cm ARAH ALIRAN 15 cm

  16,9 cm 10 cm 12,3 cm 26,1 cm 70 cm

  Gambar 17. Rotor Empat Sekrup Gambar 18. Rotor Lima Sekrup

  Gambar 16. Rotor Tiger Sekrup Jika pada sekrup terjadi slip 25 % dan 50 % terhadap kecepatan aliran, maka rancangan rotor yang diperlukan seperti pada gambar 17 dan 18.

  Turbin ini direncang untuk menggerakkan generator 10 kutub, sehingga harus mempunyai putaran dengan kecepatan 5 putaran per detik. Kecepatan putaran ini harus sama dengan kcepatan putar rotor turbin yaitu 5 putaran per detik. Jika kecepatan aliran air yang terjadi adalah 5 meter per detik, maka untuk memperoleh kecepatan putaran 5 kali putaran per detik dibutuhkan lima sekrup per meter ( panjang satu sekrup = 20 cm) pada sisi kecepatan rendah dan kerapatan sekrup pada sisi aliran kecepatan tinggi adalah dibagi dengan rasio yang telah dihitung di atas yaitu 5/1,5 = 3,33 atau 33,33 cm Kerapatan sekrup sisi belakang, jika kecepatan aliran air adalah 5 m/s.

  4) Kerapatan Sekrup:

  = 0,525 0,375 = 1,5

  ( ) ( )

  =

   METODE PENELITIAN

  BR ) : 0,07 m Panjang rotor depan (D

  3.1 Jenis Penelitian

  Bidang Ilmu dalam penelitian ini adalah teknik elektro sub-bidang teknologi turbin untuk pikohidro. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan teoritis, pengujian dan analisis untuk mendapatkan rotor tipe turbin sekrup yang memiliki banyak keunggulan dibanding turbin setingkatnya. .

  3.2 Variabel Penelitian

  Variabel meliputi daya keluaran turbin dikaitkan dengan torsi dan kecepatan putar turbin untuk berbagai ketersediaan enersi potensial air. Bentuk unik turbin hasil rancangan merupakan alat untuk mendapatkan data. Daya keluaran dibandingkan dengan ketersediaan daya untuk menghitung efisiensi turbin.

  3.3 Pengembangan Disain Prototype (Alat)

  Mengacu dari hasil rancangan dan analisis dikembangkan bentuk spesifik yang dapat memberikan unjuk kerja yang optimal. Pengembangan ini meliputi hasil pengamatan kondisi nyata dalam pengujian, misalnya mengantisipasi kehilangan enersi yang disebabkan oleh aliran turbulen, kavitasi dan lain-lain.

  Gambar 15. Prototip Turbin Sekrup

  Data Fisik Turbin Yang Dirancang: Kecepatan aliran diasumsikan (V

  Alir ) : 5 m/s Diameter pipa pesat (D

  BP ) : 0,40 m Diameter rotor belakang (D

  BR ) : 0,20 m Panjang rotor belakang (D

  BR ) : 0,25 m Diameter pipa depan (D

  DP ) : 0,45 m Diameter rotor depan (D

  Gambar 14. Turbin Sekrup 3.

4. PERANCANGAN

  5) Daya Output:

  Luas daerah alir belakang A = 0,375 m

  B(Aliran)

  = ℎ = 3,75 ℎ ( )

  ( )

  Menghasilkan kecepatan putar rotor sebesar 5 rps (putaran per detik) atau 300 rpm (putaran per menit, maka torsi yang dihasilkan adalah:

  2 = 60 ( )

  2 3,14 300 3,75 ℎ = = 117(ℎ)

  Gambar 20. Prototipe Turbin Hasil Rancangan

60 Nilai daya keluaran tergantung dari ketinggian

  1) , V , dalam rancangan Kecepatan aliran, V alir 1 alir2 terjun air, untuk mencapai daya keluaran 150 watt berkaitan dengan kecepatan putar sehingga dapat diperlukan ketinggian 150/117 = 1,28 meter. digunakan untuk menentukan jumlah sekrup.

  Untuk memperoleh daya 150 watt diperlukan enersi Karena bentuk pipa pesat yang menyerupai nozzle potensial air dengan debit V , yiatu antara maka jumlah sekrup pada setiap titik sepanjang

  Alir AB alir

  3

  0,9 ~1,875 m /s dengan ketinggian 1,28 meter, maka rotor menjadi tidak sama, semakin cepat aliran air semakin bertambah kerapatan sekrup. waktu gerak jatuh ekivalen adalah t=√2s/g, atau

  2

  2) untuk s=1,28 meter dengan g = 9,8 m/s , maka t= 0,51 Diameter rotor belakang dan diameter pipa pesat detik, dan kecepatanya adalah v = gt = 5 m/s. Dalam belakang (D . D ), dalam rancangannya terkait

  

t BP BR

kenyataannya, kecepatan ini tidak dapat dicapai karena dengan torsi yang dihasilkan.

  pengaruh gesekan pada konversi enersi potensial 3) Diameter rotor depan dan diameter pipa pesat menjadi enersi kinetik. Dalam desain ini dianggap depan (D . D ), dirancang untuk meningkatkan

DP DR

  unjuk kerja aliran air yang baik. Sekrup-sekrup terjadi slip 50 % sehingga untuk memperoleh kecepatan putar 300 rpm maka pitchantar sekrup pada sisi depan seolah-olah dapat memberikan adalah 10 cm. Ketinggian 1,28 meter menghasilkan gerakan aliran air awal untuk membentuk gerakan aliran yang tepat untuk dipersiapkan memutar torsi sebesar 3,75 x 1,28 = 4,8 Nm. Torsi ini akan berubah tergantung dari ketinggian. Jika putaran dengan kecepatan tinggi pada sekrup sisi belakang. rendah disebabkan beban berat mengakibatkan jarak 4)

  Total sekrup berkaitan dengan gesekan yang terjadi dan enersi yang terbuang disisi outlet turbin, tempuh aliran air dalam turbin bertambah demikian juga gesekan juga bertambah, sebagai akibatnya debit air menurun. Menurunnya debit air akan menambah

  5. Data dan Analisis

  ketinggian jatuh air sehingga dapat menambah

  5.1. Data Uji-coba

  kecepatan putar turbin. Ini menunjukkan respon umpan

  5.1.1 Perhitungan Kecepatan Putar Teoritis

  balik antara beban dan ketinggian jatuh air untuk Ketinggian (h) didefinisikan seperti pada gambar 21, yaitu dimulai dari level ketinggian air sampai pada mempertahankan kecepatan putar. Konstruksi turbin yang dibuat dengan bentuk unik, titik tengah turbin. sisi depan berdiameter lebih besar (inlet) dibanding dengan sisi belakang (outlet) bertujuan untuk

  h=22 cm

  mendapatkan respon yang menyerupai nozzle., h

  h

  kecepatan aliran air menjadi berbeda antara sisi depan dan sisi belakang. Ini memiliki tujuan agar turbin terisi air secara penuh (tidak terdapat gelembung air) dengan

TITIK NOL

  torsi dan kecepatan putar sesuai dengan hasil perancangan. Dengan demikian efisiensi yang tinggi dari turbin dapat dicapai. Beberapa variabel yang Gambar 21. Penentuan Titik Nol dipertimbangkan dalam perancangan (mengacu pada

  Sedangkan kecepatan aliran air yang diperhitungkan gambar 19) yaitu, meliputi: tanpa gesekan, adalah

  V = √gh (t)

  V alir 2 alir

  V D DP D BP D R D D B P sekrup 2 P sekrup 1 P sekrup 1 P sekrup 3

  Gambar 19. Variabel pada Turbin Gambar 22. Kecepatan Terjun Air Berbagai Ketinggian

  3). Untuk menghindari terjadinya aliran yang

  (N)

  abnormal perlu digunakan konstruksi pipa pesat dalam bentuk kerucut terpancung

  Implikasi

  Perlu dirancang turbin kontruksi tubin yang dapat dimodifikasi secara mudah untuk menyesuaikan perilaku ketersediaan enersi terjun air agar diperoleh tingkat efisiensi yang paling optimal.

  Ucapan Terimakasih

  Ucapan terimakasih disampaikan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek dan Pedidikan Tinggi melalui melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Malang yang telah memberikan bantuan dana dan kepercayaannya.

5.1.2 Perhitungan Ketersediaan Daya

  r = r

  τ = Fr (Nm)

  F = mghA B(Aliran)

  Kecepatan putar turbin sangat dipengaruhi oleh ketinggian terjun air. Sedangkan kecepatan putar turbin dapat dihitung menggunakan persamaan 7, dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 1.

  dan nilai h = 0,22 m, maka ketersediaan torsi dapat dihitung sebagai berikut:

  2

  = 0,375 m

  B(Aliran)

  Untuk A

  7 Gambar 22 Kecepatan Putar Turbin pada Beerbagai Ketinggian Terjun Air

   . V

  = 60. η. g sudu

  n maks

DAFTAR PUSTAKA

  • (r

  τ (N-cm) Q (%) V(m/s)

  Pitch Terhadap Perputaran Pada Turbin Screw 3 Lilitan , Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.

  [1] Ashhabul Yamin, 2016, Kaji Awal Turbin

  Archimides Screw Sebagai Pembnagkit Listrik Head Rendah , Fakultas Teknik Universitas Syiah

  Kuala. [2] B. Andersson, R. Andersson, L. Hakansson, M.

  Mortensen, R. Sudiyo, B. van Wachem, L. Hellstrom, 2012, Computational fluid dynamics (CFD), Cambridge University, Press, First Edition.

  [3] Saqib Arsalan, 2016, Analisis Pengaruh Jumlah

  Blade Turbin Sekrup (Archimedes Screw) Terhadap Pola Aliran Menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamic) , Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

  [4] Nur Khamdi , Amnur Akhyan, 2014, Pengaruh

  2, No. 2, Oktober 2014, 181-188, Program Studi Teknik Mekatronika, Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru

  )(2/3) = 10 + (20-10)(2/3)= 17 cm

  [5] Bachtiar A.N., Jauhar, Gamindra, 2015, Rancang Bangun Kincir Air Sistem Knock Down Untuk Pemenuhan Energi Listrik Bagi Mayarakat Terisolir Di Sumatera Barat, Jurnal Teknik Mesin,

  Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) , Padang, Indonesia, 5(2): 88-96.

  [6] Stergiopoulou A., Stergiopoulos V., Kalkani E., 2013, Back to The Future: Redisscovering The Archimedean Srew as Modern Turbines For Harnessing Potential, Conference,Fresenius

  Environmental Bulletin, PSP Volume 22 – No 7a.

  [7]. Yulianto, A. Komarudin, B. Priyadi, Subiyantoro, Fathoni, 2017, Design of Turbine Screw Model For Pico-Hydro, American Journal of

  Engineering Research (AJER) , Vol.6, Issue-9,

  pp-130-140, www.ajer.org

  rotorbelakan

  pipapesat – r rotorbelakang

  Dengan daya output adalah =

  V N (rpm) 1.

  2 60 = 2 60 = 0,1047 ( )

  2.

  3.

  4.

  5.

  0,30 0,40 0,50 0,60 0,70

  19

  46

  86 132 170

  No h N = 0 τ = 0

  90 100 100 100

  THE DIFFERENCES OF SPEED IS HARD TO BE KNOWLEDGE THE DIFFERENCES OF SPEED IS HARD TO BE KNOWLEDGE 126 208 231 272 311

  Wheres: h : waterfall height (cm) τ : torque (Nm) N : speed of rotation (rpm) V : flow rate (m/s)

  1). Torsi keluaran turbin dipengaruhi oleh

  perbandingan diameter dalam dan luar rotor turbin yang nilainya dibatasi dari ketersediaan enersi terjun air.

  2). Kkecepatan putaran turbin dipengaruhi oleh

  jumlah sekrup per satuan panjang yang nilainya dibatasi oleh kecepatan aliran dan faktor bentuk beserta gesekan lainnya pada turbin.

  [7] .

  Gambar 23. Daya Output Turbin Table 3. Data Hasil Pengukuran Torsi dan kecepatan Puttir

  70