BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi - Chapter II (106.6Kb)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1Promosi

2.1.1 Pengertian Promosi

  Promosi merupakan usaha yang dilakukan pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran. Promosi merupakan usaha mengkomunikasi informasi yang bermanfaat tentang suatu perusahaan atau produk untuk mempengaruhi pembeli potensial (Kismono, 2001:374) Konsep pemasaran 4p (Product, Place,Price, dan Promotion) promosi adalah tentang pesan-pesan komunikasi pemasaran (Duncan, 2005:113). Oleh karena itu promosi dapat juga disebut dengan komunikasi pemasaran. Menurut Duncan (2005:8) komunikasi pemasaran sebagai “the selection of marketing comumunication

  

function used at given times as a part of a marketing program. Dari defenisi

  tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan bauran komunikasi pemasaran aadalah pemilihan fungsi-fungsi komunikasi pemasaran yang digunakan pada suatu waktu tertentu sebagai bagian dari program pemasaran. Adapun Fungsi –fungsi komunikasi pemasaran yang dapat dipilih terdiri dari delapan macam, yaitu:

  1. Advertising atau iklan adalah pengumuman yang bersifat non personal dan dibayar oleh pihak sponsor tertentu. Advertising ini digunakan untuk menjangkau audience, menciptakan brand awareness, membantu mendiferensiasikan sebuah brand dari pesaingnya, dan membantu manciptakan brand image.

  2. Direct Marketing atau pemasaran langsung yang merupakan proses komunikasi yang bersifat interaktif dan berdasarkan database yang menggunakan serangkaian media untuk memotivasi respon dari konsumen dan prospek. Sebagaimana artinya, pada direct marketing tidak ada

  intermediaries atau anggota saluran distribusi lain ynag terlibat dalam pengkomunikasiannya.

  3. Publicit atau publisitas adalah cerita dan penyebutan brand oleh media massa tanpa dibayar, karena sifat publicity yang tidak dibayar, maka tujuannya adalah untuk meningkatkan brand awareness dan mengumumkan berita mengenai brand dan perusahaan. Metode yang sering dipaki dalam publicity adalah seperti press releases, press dan interviews.

  conferences, 4.

  Sales Promotion atau promosi penjualan personal adalah penawaran yangs bersifat jangka pendek yang dapat member nilai tambah yang dimaksudkan untuk memotivasi keputusan pembeli. Sales promotion dilakukan dengan memberikan nilai tambah, seperti melalui potongan harga atau free trial untuk merangsang konsumen membeli atau mencoba produk.

  5. Personal Selling atau penjuaalan personal adalah bentuk komunikasi interpersonal, dimana penjual mendampingi dan membujuk calon pembeli untuk membeli produk, jasa atau bertindak sesuai ide yang dijual.

  6. Packaging atau kemasan adalah sebuah pembungkus yang sekaligus berfungsi sebagai penyampai informasi. Kemasan ini dapat membantu terciptanya brand building dengn menyajikan berbagai macam informasi tentang produk, mulai bahan-bahan yang terkandung dalam produk hingga resep yang menyarankan pemakaian lebih sering.

  7. Event and Sponshorship. Events adalah aktivitas yang diasosiasikan dengan Brand yang dibuat untuk melibatkan konsumen dan prospek secara aktif, sekaligus untuk publikasi. Sponsorship adalah dukungan financial dari suatu organisasi, seseorang ataupun aktivitas sebagai pertukaran untuk publikasi brand dan asosiasi.

  8. Customer Service atau pelayanan pelanggan adalah sikap dan perilaku perusahaan selama terjadi interaksi dengan komsumennya. Jika interaksi tersebut terjadi secara positif, maka akan memperkuat hubungan dengan konsumen. Namun jika interaksi tersebut terjadi secara negatif, maka akan memperlemah atau bahkan akan mematikan hubungan sebuah brand.

  2. 2 Merek

  Dalam proses pengembangan strategi pemasaran suatu mata produk pere penjual akan menghadapi masalah merek. Merek ini bias menambah nilai suatu produk sehingga ia merupakan satu aspek yang hakiki dalam suatu strategi produk. Berikut ini beberapa defenisi mengenai merek, yaitu:

  1. Merek (brand), suatu nama , istilah, tanda , lambing, atau disain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk-produk milik pesaing.

2. Nama merek (brand name), sebagian dari merek, dan yang dapat diucapkan, misalnya Avon Chevrolet.

  3. Tanda merek (brand mark), sebagian merek dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti misalnya lambing, desain huruf, atu warna khusus.

  4. Tanda merek dagang (trade mark), merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu hal yang istimewa 5. Hak cipta (Copyright) , hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.

  2. 3 Product placement

  Dalam berbagai litetatur yang peneliti temukan, istilah product placement sering kali disebut juga dengan brand placement. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan memperlakukan istilah tersebut secara sama. Belch and Belch (2004: 450), “ Product placement is an increasingly common way to promote a product

  

or service is by showing the actual product or an ad for it as part of a movie or

  maksudnya Product placementsebuah cara untuk meningkatkan

  TV show”,

  promosi sebuah produk atau jasa dengan menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah- olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi. Product placement digunakan untuk meningkatkan kan pengetahuan akan merek (brand knowledge) diantara konsumen dalam setiap media beriklan yang digunakan (Panda, 2004:9). Disebutkan juga bahwa keunikan sebuah medium dapat dilihat dari proses penampilan dan mengharmonisasikan/ menyesuaikan keberadaan merek atau produk di dalam suatu cerita atau media yang digunakan. Tidak ada kompetisi exposure dalam medium dan waktu yang sama, sehingga sangat berbeda dengan beriklan melaui televisi dan koran. Kondisi ini menjadi sangat penting karena dapat memperdalam tingkat brand knowledge (Panda, 2004:9). D’astous & Seguin (dalam panda, 2004;11) mendefenisikan product placement dalam tiga jenis, yaitu : 1.

   Implicit Product Placement

  Jenis ini disebut implicit karena, perusahaan atau produk yang ditampilkan dalam program / media tanpa ditekankan secara formal, dimana logo, nama merek/perusahaan muncul tanpa menampilkan/ mendemonstrasikan

  product benefit 2. Integrated Explicit Product Placement

  Jenis product placement ini berupaya mengintegrasikan secara eksplisit dimana merek atau nama perusahaan secara formal disebutkan dan memainkan peran aktif, serta atribut dan manfaat produk juga secara jelas ditampilkan.

3. Non – Integrated Explicit product Placement

  Jenis ini menampilkan merek/ perusahaan secara formal tapi tidak terintegrasi dalam isi program/ media, umumnya ditampilkan di awal, di akhir atau dalam program title. Menurut Panda (2004 : 11-12) product placementdapat dibedakandalam tiga dimensi, yaitu visual, auditory, dan plot conection. Dimensi visual terlihat papa menculnya merek/ produk pada tampilan layar yang bisa juga disebut sebagai screen placement.

  Dimensi auditory adalah pada saat merek produk disebutkan dalam dialog yang bisa juga disebut sebagai script placement. Dimensi plot

  conection

  sebgai dimensi ketiga digambarkan dengan seberapa merek/ produk tersebut terintegrasi dalam cerita/ story line.

2.3.1Media dalam Product placement

  Terdapat beberapa media untuk menerapkan product placemet, yaitu: 1.

  Films Menurut D’astous dan Chartier (2002), ada tiga alasan mengapa para pemasar ingin menerapkan product placement di film-film: a.

  Menonton sebuah film menyita sebuah perhatian yang tinggi dan melibatkan aktivitas. Menampilkan sebuah product placement dalam sebuah film kepada penonton yang sangat memperhatikannya dapat menghasilkan brand awareness yang sangat tinggi.

  b.

  Film-film yang sukses dapat menarik penonton dalam jumlah yang besar. Sebagai contoh, Terminator II selama pemutarannya di bioskop saja telah disaksikan oleh jutaan orang, dan ini belum termasuk pembelian dan penyewaan videonya, dan pemutarannya di televisi selama bertahun-tahun setelahnya. Karena itu, bila dilihat dari cost per viewer, product placement dalam sebuah film akan sangat menguntungkan.

  c.

  Product placement mempresentasikan cara mempromosikan sebuah dengan cara alami, tidak agresif, dan tidak persuasif. Audience

  brand

  terekspos terhadap sebuah brand dengan cara yang sealami mungkin yaitu dengan melihat bagaimana produk tersebut terlihat, disebutkan ataupun dipakai oleh sang aktor/aktris, tanpa adanya bujukan untuk memakai produk tersebut.

2. Program Televisi

  Product placement kini juga sering kali dapat kita lihat di acara-acara

  televisi. Sebagai contoh nyata terlihat pada program bedah rumah yang memang harus menggunakan bahan-bahan bangunan dan furniture dalam menjalankan misinya(Villafranco dan Zeltzer, 2006). Tidak jarang produk- produk tersebut mendapat sorotan khusus dalam penggunaannya. Product

  

placement juga serig terlihat dalam program-program televisi seperti Empat

  mata dan Insert. Dalam acara gosip Insert tidak jarang artis yang ditampilkan akan membahas produk-produk perawatan kesehatan, kecantikan, dan lain-lain. Khusus program Empat Mata, product placement sering kali dilakukan dengan meletakkan suatu produk diatas meja, menempelkan stiker produk pada laptop, dan mengambil gambar para penonton studio yang mengenakan kaos bertuliskan nama produk tertentu, yang di setiap episodenya hampir selalu menampilkan produk-produk yang berbeda-beda.

3. Video Games

  Tidak ada batasan usia untuk dapat menikmati video games, anak- anak, remaja, dan bahkan dewasa, banyak yang menyukai video games sebagai hiburan. Beberapa diantara mereka bahkan tidak lepas dari permainan dunia maya ini sehari saja. Apa lagi saat ini, para penikmat video games telah dimanjakan dengan berbagai macam jenis permainan mulai dari ukuran yang besar, tipis ataupun kecil sehingga dinamakan portable.

  Mereknya pun beragam mulai sega, Nintendo, Wii, Play Station, Xbox, dll. Hal ini tentu sangat menarik perhatian pemasar yang ingin mempromosikan produknya melalui video game. Contohnya kini para penggemar video game dapat merasakan bagaimana mengemudikan mobil balap merek Ford, Chevloret, Nissan, BMW, dan lainnya lama permainan balapan, juga terekpos pada berbagai papan iklan disepanjang lintasan seperti yang ada dibalapan sesungguhnya.

  4. Musik pada musik juga makin marak dilakukan oleh

  Product placement

  pemasar. Hal ini karena hampir semua orang pasti menyukai musik. Product

  

placement melalui musik dilakukan mulai dari mensponsori pembuatan

  sebuah album sampai dengan tempat penjualan CD tersebut, seperti yang dilakukan oleh KFC untuk penyanyi Judika, Cinta Laura dan masih banyak band-band ternama lainnya. Bahkan masih banyak lagi penyanyi yang menggun hingga menampilkan produk mereka dalam video clip penyanyi seperti yang dilakukan Coca-cola di video klip Ello dan kawan-kawan di tahun 2009.

  5. Novel Novel juga menjadi salah satu media product placement yang menjanjikan. Novel-novel yang menjanjikan kisah-kisah fiksi pun sering kali menyebutkan produk-produk tertentu untuk membuat kisahnya semakin nyata.

  6. Radio Seperti halnya televisi, program-program radio juga sarta dengan product placement. Suatu produk sering sekali dikait-kaitkan dengan suatu tema yang sedang di bahas oleh penyiar.

2.3.2Keunggulan Product Placement

  Menurut Belch dan Belch (2004,451-452) adapun yang menjadi keuntungan (adventages) product placement, yaitu:

1. Exposure.

  Jumlah penjualan tiket bioskop tahunnya mencapai lebih dari 1,4 milyar tiket. Rata-rata film yang memiliki rentang waktu yang peredarannya selama tiga setengah tahun, dengan penonton mencapai 75 juta orang, dan sebagian besar para penggemar film adalah penonton yang sangat serius ketika menonton. Ketika hal tesebut digabungkan dengan meningkatnya pasar rental film dan TV kabel (sebagai contoh HBO, Showtime, Movie

  ). Terlebih lagi bentuk exposure ini bebas dari zapping, setidaknya

  Channel di bioskop.

  2. Frequency.

  Tergantung pada bagaimana produk digunakan dalam sebuah film atau program televisi, besar kemungkinan terjadinya exposure yang berulang- ulang (bagi mereka yang suka menonton sebuah program TV datau film lebih dari sekali). Contohnya, jika anda penonton setia atau menonton acara TV Take Me Out Indonesia secara rutin setiap minggu di Indosiar, maka anda akan melihat beberapa produk yang di ekspos oleh para pengisi acara setiap episodenya.

  3. Support for other media.

  mungkin didukung peralatan promosi lainnya. Telah

   Product Placement

  menjadi sebuah tren bagi industri perfliman mempunyai klien untuk mempromosikan produk dalam film tersebut secara bersama-sama dalam berbagai media. Dengan demikian ikatan antara produk dan film akan saling memperkuat upaya promosi satu sam lain dan makin diperkuat dengan adanya iklan.

  4. Source association.

  Ketika konsumen melihat artis favorit mereka dalam sebuah film menggunakan sebuah produk/brand, asosiasi yang terbentuk dapat memacu terciptanya product image. Hampir semua bisnis dalam product placement percaya bahwa adanya asososiasi maka bisnis ini akan berhasil.

  5. Cost

  Dimana biaya penggunaan medium ini, mulai dari gratis sampai $ 1 juta per produk. Namun dengan biaya termahal sekalipun perusahaan pengiklan masih tetap mengalami keuntungan, dengan tingginya tingkat exposure yang dihasilkan.

  6. Recall.

  Sejumlah badan atau lembaga melalukan pengukuran pengaruh product

  placement kepada audience di hari berikutnya. Dimana pengukuran recall

  ini menghasilkan rata-rata 38 persen audience nya masih ingat akan brand tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gupta dan Kenneth Lord, mengatakan bahwa penampilan placement yang baik menghasilkan recall yang kuat.

  7. Bypassing regulation

  di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, beberapa produk tifak diijinkan untuk beriklan di televisi atau terhadap segmen pasar tertentu.

  Namun melalui product placement industri minuman keras dan rokok masih dapat menampilkan produknya.

  8. Acceptance

  Sebuah penelitian oleh Gupta dan Stephen mengindikasi bahwa penonton dapat menerima product placement dan secara umum penilain mereka positif, walapun untuk beberapa produk seperti alcohol, senjata api, dan rokok kurang dapat diterima.

  Menurut Fill (2006 : 799) adapun yang menjadi kelebihan (strengths)

  product placement, yaitu 1.

  Dengan menampilkan produk tersebut, dapat membangun/ meningkatkan awareness dan kredibilitas untuk memperkuat citra merek. Hampir semua bisnis dalam product placement percaya bahwa

  audience

  dalam hal ini dapat didampingi untuk mengidentifikasikan dan menghubungkan dirinya dengan lingkungan yang digamnbarkan atau dengan selebritis yang menggunakan produknya.

2. Mengurangi biaya produksi 3.

  Mencapai audience tertentu (captive audience) 4. Mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada periklanan tradisional 5. Mendemontrasikan kegunaan produk dalam lingkup yang alami.

  6. Menggambarkan setting yang lebih realistis, serta menawarkan peluang beriklan bagi produk-produk yang dibatasi media iklannya seperti rokok dan alkohol.

2.3.3 Kerugian Product Placement

  Menurut Belch dan Belch (2004,451-452) adapun yang menjadi kerugian

  product placement,

  yaitu: 1.

   High absolute cost.

  Biaya absolut product placement bisa sangat tinggi. Walaupun hanya dengan persentase yang kecil dari placement harus dibayar secar langsung.

  2. Time of exposure

  Dimana jalan untuk beberapa produk yang diekspos kepada audience mempunyai sebuah pengaruh. Tidak ada jaminan yang akan dilihat secara tertulis dari produk produk tersebut.

  3. Limited appeal

  Tidak ada potensi dari pendiskusian laba produk atau tadak menyediakan informasi yang ditel.

  4. Lack of control.

  Di dalam sejumlah film. Pengiklan tidak berkata lebih kapan dan seberapa sering produk tersebut akan ditampilkan. Banyak perusahaan menemukan bahwa bahwa placement mereka di film tidak bekerja dengan baik seperti yang diharapkan.

  Sedangkan Menurut Fill (2006 : 799) yang menjadi kekurangan (weakness) product placement yaitu:

  1) Dengan menempatkan/ melakukan product placement di dalam sebuah film bukan berarti tidak ada risiko bahwa produk tersebut tidak akan terlihat (unnoticed), khususnya dalam kondisi ini apabila placement dilakukan pada adegan yang tidak menyenangkan.

  2) Tidak ada kendalinya dari pengiklan atas kapan, dimana, dan bagaimana produk tersebut akan ditampilkan.

  3) Saat produk itu muncul dan diperhatikan, sejumlah kecil/minoritas menyatakan bahwa bentuk komunikasi ini tidak etis.

  audience

  4) Dapat disebut bentuk subliminal advertising dimana bentuk ini disebut legal.

2.4. Persepsi Komsumen

  Dalam pengertian umum persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Pemahaman terhadap dan proses yang terkait sangat penting bagi pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasarkan persepsi inilah konsumen, tertarik dan membeli . Menurut setiadi (2010:87) persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan.Sensation refers

  

to the immediates response of our sensory receptors (eye, ears, nose, mouth,

fingers) to basic stimuli such as light, color sound,odor, and texture. Perseption is

the process by which people select, organize, and interpret these sensation

  (Salomon,200:78). Stimulus merupakan setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Menurut kotler (2002:198), orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atau objek yang sama karena tiga proses persepsi yaitu:

1. Perhatian selektif

  Seseorang terlihat lebih dari 1.500 rangsangan per harinya karena seseorang tidak mungkin dapat menangani semua rangsangan itu, sebagian besar rangsangan akan disaring. Inilah yang disebut perhatian selektif, 2. Distorsi Selektif

  Merupakan kecenderungan orang untuk merubah informasi menjadi makna pribadi dan menginterprestasikan informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka.

3. Ingatan/ Retensi Selektif

  Kecenderungan seseorang untuk mengingat kebaikan dari produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik dari produk pesaing.

  Menurut Setiadi (2010:90-91), ada dua kelompok karakteristik-karakteristik stimuli yang membuat pesan lebih dirasakan oleh konsumen seperti yang diharapkan pemasar, yaitu:

  a) Elemen inderawi (Sensory Element)

  Faktor-faktor sensory mempengaruhi bagaimana suatu produk dirasakan dan hal itu sangat penting dalam desain produk. Adapun faktor

  sensory.

1. Warna

  Tanggapan yang berbeda atas penggunaan warna kemasan memungkinkan pemasar memperhatikan warna kemasan produk sedemikian rupa agar konsumen punya persepsi yang baik terhadap produk itu.

  2. Bau

  Bau suatu produk turut menentukan persepsi konsumen terhadap produk tersebut.

  3. Rasa Rasa akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek.

  b) Elemen Struktural (Structural Element)

  Sejumlah hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor struktural dari iklan cetak, mempengaruhi persepsi konsumen. Beberapa hasil penelitian yang dikutip Assael (2001) yang menunjukkan hal itu sebagai berikut: 1.

  Ukuran Ukuran media yang lebih besar lebih memungkinkan untuk diperhatikan.

  2. Posisi Akan ada perhatian yang lebih besar pada stimulus dalam 10% pertama suatu media . Melewati batas tersebut mempunyai pengaruh yang kecil.

  3. Warna Warna suatu produk dapat menentukan perhatian dari konsumen, pemakaian warna yang mencolok terkadang dapat menghasilkan perhatian yang lebih.

4. Kontras

  Kontras memungkinkan untuk mendapatkan perhatian. Gambaran suatu produk di atas latar belakang putih mungkin akan mendapatkan perhatian, tetapi tidak menjamin pemahaman dan ingatan. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya

  . Selain itu suatu hal yang harus diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansi biasa sangat berbeda dengan realitas.

  Beberapa karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut (Setiadi,2010:92): a.

  Membedakan stimulus Pada kenyataannya terdapat banyak konsumen yang bisa membedakan merek produk berdasarkan rasa, tetapi terdapat juga konsumen yang agak sulit membedakan merek berdasarkan rasa dan bau.

  b.

  Tingkat ambang batas Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau atau stimuli lainnya, ditentukan oleh tingkat ambang batas (threshold

  level ). Ada dua jenis threshold level, yaitu absolute threshold dan differental threshold.

  c.

  Subliminial percepstion ( Persepsi bawah sadar) Kemampuan konsumen memberikan tanggapan terhadap stimulus yang berada di bawah kesadaran atau berada dibawah ambang batas kesadarannya disebut persepsi sublimial. d.

  Tingkat adaptasi Terjadi saat konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang- ulang. Jadi suatu stimulus yang diulang-ulang sebagai contoh iklan, akan membuat konsumen merasa bosan dan tidak memperhatikan lagi.

  e.

  Generalisasi stimulus Generalisasi terjadi ketika konsumen melihat dua stimulus atau lebih mempunyai kesamaan (mempunyai hubungan yang dekat/ contiguity ), dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, oleh karena disubstitusikan.

2.4.1 Proses Persepsi

  Menurut Setiadi (2010:98), proses persepsi terdiri dari: 1)

  Seleksi perseptual Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada Psikologikal set yang dimiliki. Psikologikal set, yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapatkan perhatian dari konsumen. Oleh karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi adalah: a.

  Perhatian (attention) b. Persepsi selektif ( selektif perception)

  2) Organisasi Persepsi

  Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi ialah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh.

2.5. Sikap Atas Produk

  Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek. Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, yaitu sikap berguna untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran, amembantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di dalam pasar, berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan memilih pangsa target.

  Pengertian lain mengenai sikap dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) yang menyatakan bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Menurut Hawkins (1989) dalam Ferrinadewi (2008:94) sikap adalah proses pengorganisasi motivasi, emosi, persepsi dan kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan sekitarnya.Menurut suryani (2008:162) ada dua model sikap yaitu model komponen sikap dan model multi atribut. Kedua model ini masing-masing dapat dibentuk melalui jalan yang berbeda- beda, yaitu: 1.

  Model tiga Komponen Sikap a.

  Komponen kognitif, berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu atau pengalaman iindividu baik yang sifatnya lansung atau tidak langsung dengan obyek sikap b. Komponen Afektif,berkenaan dengan perasaan atau emosi konsumen mengenai obyek sikap. Komponen afektif ini dapat beragan ekspresinya mulai dari rasa sangat tidak suka atau sangat tidak senang hingga sangat suka atau sangat senang.

  c.

  Komponen konatif,berkenaan dengan predisposisi atau kecenderumgan individu (konsumen) untuk melakukan suatu tindakan berkenaan dengan obyek sikap. Jadi komponen ini bukan perilaku nyata, namun masih berupa skeinginan untuk melakukan suatu tindakan

2. Model Multi Atribut a.

  Model sikap terhadap obyek model ini lebih aplikatif penerapannya untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk atau obyek sikap yang lain. Mengacu pada model ini, sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek tertentu dari suatu produk merupakan fungsi dari evaluasi terhadap atribut dan keyakinannya tertentu mengenai produk tersebut.

  b.

  Model Keinginan Berperilaku model ini lebih memfokuskan pada prediksi intense (keinginan yang kuat) untuk berperilaku atas obyek sikap serta mengkaitkan sikap dengan norma subyektif. Norma subyektif merupakan keyakinan konsumen tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya sehubungan dengan obyek sikap.

  Sikap menuntut seseorang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama. Sikap terdiri dari 3 komponen utama yaitu kognitif, afektif, dan konatif (Ferinadewi, 2008:96).

  

Gambar 2:1

Komponen Sikap Afektif Kognitif konatif

  Sumber: Ferrinadewi (2008:96) Katz mengidentifikasikan empat fungsi sikap dalam mowen (2002: 320), yaitu: 1)

  Fungsi Utilitarian Fungsi sikap Utilitarian mengacu pada ide bahwa orang mengeskpresikan perasaan untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain. 2)

  Fungsi pembelaan-Ego (Ego-Defensive) Fungsi sebagai pembela ego adalah melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman dunia luar.

  Fungsi pembelaan-ego , yang disebut juga fungsi pertahanan harga diri (self esteem maintance function), mengandalkan pada teori psikoanalitik.

  Jika sikap, seperti prasangka terhadap kaum minoritas, berfungsi sebagai mekanisme pembelaan orang fanatik yang tidak mau mengakui kegelisahan diri mereka yang paling mendasar.

  3) Fungsi Pengetahuan (Knowledge Function)

  Sikap juga dapat dipergunakan sebagai standar yang membantu seseorang untuk memahami dunia mereka. Dalam memainkan peran ini, sikap membantu seseorang untuk memberikan arti pada dunia yang tidak beraturan dan semberaut.

  4) Fungsi Nilai-Ekspresif

  Fungsi nilai ekspresif dari sikap mengacu pada bagaimana seseorang mengeskpresikan nilai sentral mereka kepada orang lain yang disebut fungsi identitas sosial. Ekspresi sikap bahkan dapat membantu seseorang dalam mengidentifikasikan konsep diri mereka kepada yang lain.

2.5.1. Pembentukan Sikap Secara Langsung

  Menurut mowen (2001:324), sikap sebagai jumlah afeksi atau perasaan untuk atau terhadap rangsangan objek, seperti orang, produk, perusahaan, atau ide. Tiga mekanisme menjelaskan bagaimana sikap terbentuk secara langsung antara lain: a.

  Proses pembelajaran perilaku dan formasi sikap.

  Sikap dapat diciptakan secara langsung melalui proses pembelajaran perilaku dari pengkondisian klasik, Pengkondisian operant, dan pembelajaran observasional. Pengkondisian klasik berarti sikap yang merupakan tanggapan emosional bersyarat yang dapat ditimbulkan oleh rangsangan bersyarat.

  b.

  Exposure nyata dan formasi sikap Metode ini untuk menciptakan perasaan positif konsumen adalah mengekspos mereka pada sebuah rangsangan secara berulang. Semuanya sama, melalui fenomena exposure nyata , kesukaan seseorang akan sesuatu mungkin meningkat karena mereka saling melihatnya.

  c.

  Suasana hati dan formasi sikap Suasana hati juga mempunyai dampak yang langsung terhadap formasi sikap konsumen. Disini telah ditemukan bahwa apabila konsumen pada awalnya diskspos pada sebuah objek, maka suasana hati mereka pada suatu saat akan mempengaruhi sikap yang mereka bentuk terhadap objek.

2.6. Penelitian Terdahulu

  Kuntono (2007) telah melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Sikap Audience Remaja terhadap Product Placement dalam film (Studi kasus Film

  Tujuan Penelitian untuk mengetahui atau

  Fantastic Four of The Silver Surfly”

  menganalisi bagaimana Sikap audience ( attention, acceptance, reference, ethics terhadap Product Placement pada film yang menjelaskan

  and regulation)

  pengaruh variabel movie going frequency dan enjoyment terhadap sikap yang terbentuk. Hasil dari penelitian ini adalah sikap audience (( attention, acceptance, ) mempunyai sikap positif terhadap Product Placement , kecuali ethics

  reference

  Variabel movie going frequency lebih berpengaruh daripada and regulation . variabel enjoyment terhadap sikap yang terbentuk.

  Sitorus (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Product terhadap sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

  Placement

  Atas Merek Gery Chocolatos dalam Acara TV Take Me Out Indonesia”. Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk meneliti pengaruh Product Placement terhadap sikap (kognisi merek, afeksi merek, dan konatif merek) mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara . Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa variabel Product Placement berpengaruh positif terhadap sikap konsumen.

2.7. Kerangka Konseptual

  Kerangka Konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang diteliti dari berbagai teori yang telah dideskripsikan dan yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis (Sugiyono, 2010 : 60). Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain product placement sebagai variabel bebas dan persepsi konsumen sebagai variabel terikat.

  Dalam mempromosikan sebuah produk atau jasa dibutuhkan strategi periklanan yang mampu menarik minat konsumen terhadap merek produk dan mencuri kesadaran konsumen atas produk atau jasa. Strategi periklanan yang paling efektif adalah product placement. Product placement merupakan suatu strategi yang dilakukan untuk menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah-olah menjadi bagian dari cerita, film dan acara televisi. Product placement diharapkan mampu menciptakan daya tarik dan menangkap eksposir para penonton sehingga merek tersebut secara sengaja mendapatkan perhatian dari penontonnya.

  Persepsi konsumen dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan yang diterima melalui panca indera. Setiap bentuk fisik, visual dan komunikasi verbal yang diperoleh akan mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Persepsi konsumen menjadi salah satu faktor penentu diterima atau tidaknya produk yang ditawarkan.

  Keberadaan dan ingatan konsumen terhadap produk atau jasa yang ditampilkan dalam acara TV atau film bisa menjadi salah satu faktor yang mengubah persepsi konsumen terhadap produk atau jasa tersebut. Oleh karena itu kesan yang menarik dalam product placement akan memberikan rangsangan- rangsangan untuk mempengaruhi persepsi atau pandangan konsumen terhadap produk atau jasa tersebut. Jika konsumen memiliki persepsi yang positif atas merek maka produk atau jasa mampu menarik perhatian konsumen dan selanjutnya terpatri dalam ingatan konsumen sehingga pada akhirnya para audience memiliki sikap tersendiri atas merek yang ditampilkan. Sikap atas merek adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten (Assael,2001:282). Hal itu merupakan langkah awal sukses atau tidaknya product

  

placement mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk

Samsung yang akan mengantarkan konsumen melakukan pembelian. handphone

  Berdasarkan pernyataan diatas maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini :

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

  Persepsi atas merek (Y1) Sikap atas

  Product

  ( X) Merek (Y2)

  Placement

  Sumber : Belch dan Belch (2004:450),Assael(2001:282), (Diolah) 2.8.

   Hipotesis

  Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa product placement dapat berpengaruh secara langsung terhadap sikap dan dapat juga berpengaruh tidak langsung melalui persepsi terhadap sikap.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis Beras Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penetapan Kadar Kalium, Kalsium Dan Natrium Pada Daun Kucai (Allium Schoenoprasum, L.) Segar Dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 3 10

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Amoksisilin dan Kalium Klavulanat

0 0 14

C selama 30 menit Didinginkan tabung Ditambahkan 1 ml isooktan, divortex selama 1-2 menit Ditambahkan NaCl jenuh 5 ml, divortex, terbentuk 2 lapisan Dipisahkan 2 lapisan tersebut Diekstraksi kembali dengan 1 ml isooktan Dipisahkan terbentuk 2 lapisan

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanopartikel 2.1.1 Pengenalan umum nanopartikel - Formulasi Dan Evaluasi Secara In Vitro Kompleks Nanopartikel Alginat-Kitosan Yang Mengandung Amoksisilin Dan Bovine Serum Albumin

0 1 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Formulasi Dan Evaluasi Secara In Vitro Kompleks Nanopartikel Alginat-Kitosan Yang Mengandung Amoksisilin Dan Bovine Serum Albumin

0 0 8

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ranti 2.1.1 Sistematika Tumbuhan

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Kajian Peranan Pengembangan Kawasan Hutan Kota Cadika terhadap Pertumbuhan Sektor Informal di Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman - Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Oktil Metoksisinamat Dan Avobenson

0 1 21

2 Product placement yang dilakukan Handphone Samsung punya intensitas yang

0 0 16