DISPLAY PRODUK MUSLIM SQUARE DI SURABAYA.

STRATEGI DISPLAY PRODUK KARITA MUSLIM SQUARE
DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh :
AYU MULYANTI PUTRI
B74212076
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM SUNAN AMPEL SURABAYA
2016

ABSTRAK
Ayu Mulyanti Putri. 2016. Strategi display Produk Karita Muslim Square di Surabaya
Latar Belakang Dengan perkembangan usaha yang tidak pernah lepas dari persaingan,

perusahaan dituntut utuk selalu kreatif untuk dapat bertahan. Menarik perhatian konsumen untuk
melakukan pembelian dapat dilakukan dengan membuat ketertarikan pada menampilkan menata
produk di toko. Penataan produk yang menarik merupakan cara yang digunakan oleh perusahaan
dalam melaksanakan promosi penjualan dan memperkenalkan produk baru. penataan produk
yang baik akan memudahkan konsumen dalam mencari barang yang dibutuhkan. penataan
produk juga berpengaruh dalam timbulnya minat beli konsumen. Minat konsumen merupakan
perilaku yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan tindakan pembelian.
Untuk menarik konsumen dengan mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko Karita
Muslim Square Surabaya serta mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan.
Penataan produk dikenal juga dengan display. Penataan yang diterapkan oleh Karita Muslim
Square di JL Ngagel jaya selatan surabaya tertentu dengan tujuan untuk menarik minat
konsumen. memajang barang di dalam toko dan diluar mempunyai pengaruh sangat besar
terhadap penjualan Kesempatan terbesar untuk mempengaruhi konsumen adalah saat konsumen
berada dalam toko, sehingga konsumen melakukan pembelian.
Dalam penelitian pertama Bagaimana Strategi Display Produk Karita Muslim Square di
Surabaya. Kedua Apa saja hambatan display produk Karita Muslim Square di Surabaya. Ketiga
Apa Saja Solusi hambatan display poduk di Surabaya. Dalam menjawab permasalahan tersebut,
peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus yang berguna untuk
mendeskripsikan dan memberikan data mengenai strategi Display Produk. Dalam penelitian ini,
penelitian menggunakan jenis data primer dan sekunder yang diperoleh dari informan serta

dokumen mengenai jenis data-data yang dibutuhkan. Dalam menggali data penelitian
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data
peneliti menggunakan triangulasi. Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa strategi Karita Muslim Square Surabaya dalam
display produk memperhatikan bagian-bagian display produk, Macam-Macam display produk,
Teknik Pemajangan Display produk, dan Memperhatikan Layout yang berguna untuk konsumen
Merasa nyaman dalam belanja dan membuat konsumen merasa betah dalam belanja.
Kata Kunci: Strategi Display Produk_

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .............................................................................................i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................................ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................................................iii
MOTTO ..............................................................................................................iv
PERSEMBAHAN ...............................................................................................v
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN ORIENTASI SKRIPSI ........vii
ABSTRAK .........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................6
E. Devinisi Konsep .................................................................................7
F. Sistematika Pembahasan ....................................................................8
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan..................................................10
B. Kerangka Teori

i

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Pengertian Penataan Produk ..........................................................14
2. Tujuan Display Produk ..................................................................15

3. Bagian- Bagian Display Produk ....................................................18
4. Macam- Macam Pemajangan.........................................................24
5. Sop (Standart Operating Procedure) ..............................................27
6. Alat Bantu display produk……………………………………….33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................35
B. Lokasi Penelitian ..............................................................................36
C. Jenis dan Sumber Data .....................................................................37
D. Teknik Pengumpulan data…………………………………………38
E. Teknik Validasi Data………………………………………………41
F. Teknik Analisis Data………………………………………………43
G. Tahap-tahap Penelitian .....................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Karita Muslim Square .................................50
2. Visi dan Misi Karita Muslim Square..........................................52
3. Struktur Pengurusan……………………………………………53
4. Struktur Organisasi Karita Muslim Square ................................54
5. Job description............................................................................62
6. Tenaga pendidikan pegawai……………………………………57

ii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7. Fasilitas………………………………………………………57
B. Penyajian Data
1. Strategi display produk di Krita Mulis Square .........................71
2. Bagian-bagian display produk ..................................................61
3. Teknik Pemajangan display produk ..........................................69
C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) .................................78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................90
B. Saran dan Rekomendasi ...................................................................90
C. Keterbatasan Peneliti……………………………………………..90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS

iii


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini promosi merupakan faktor terpenting dalam
meningkatkan volume penjualan dan memperkenalakan produk kita kepada konsumen.
banyak perusahaan yang menginginkan produknya di kenal luas dengan cara promosi,
khususnya display produk. Promosi juga merupakan media komunikasi antara perusahaan
dengan konsumen. Promosi juga merupakan suatu wadah untuk mengetahui kekuatan
volume penjualan dan meningkatakan penjualan. Dengan perkembangan usaha yang
tidak pernah lepas dari persaingan, perusahaan dituntut utuk selalu kreatif untuk dapat
bertahan. saat melakukan promosi dengan memberikan intensif untuk produk tertentu
diperlukan tujuan, tujuan awal saat melakkukan promosi adalah untuk menarik minat
konsumen.1
Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat dalam bidang promosi perusahaan
perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaan dengan cara memunculkan
perbedaan atau keunikan. Meningkatkan penjualan produk dengan menarik perhatain
konsumen melakukan pembelian tidak hanya dapat dilakukan dengan memberikan
diskon, door prize, atau promosi lainnya. Menarik perhatian konsumen untuk melakukan

pembelian dapat dilakukan dengan membuat ketertarikan pada menampilkan menata
produk di toko. konsumen merasa nyaman dan tertarik penataan produk akan melakuakan
pembelian. Menata produk yang dipromosikan dan dipajang sangat penting agar tujuan

1

Christina Widya Utami, 2008, Manajemen barang dagang dalam bisnis ritel, (Penerbit BayumediaPublishing :
Malang ), Hal 31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pomosi bisa sukses.2 Salah satu aspek yang menjadi perhatian ketika berada di tempat
penjualan ialah penataan produk. Barang yang dipajang harus ditata sedemikian rupa agar
dapat terlihat rapi, indah, dan menarik calon pembeli. Penataan produk yang menaarik
merupakan cara yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan promosi
penjualan, dan memperkenalkan produk baru. penataan produk yang baik akan
memudahkan konsumen

dalam mencari barang yang dibutuhkan. Penataan produk


berkaitan dengan jenis produk, ukuran, warna, lampu, jenis dan sejenisnya. Penataan
produk sanagt penting, karena menyangkut masalah kenyamanaan pelanggan dalam
belanja. Suatu perencanaan visual juga sangat mempengaruhi perkembangan sebuah toko
dan ditekankan pada kesan tampilan luar toko, tampilan dalam toko, tampilan produk
yang di jual.3
Promosi merupakan sarana untuk memperkenalkan produk maupun membentuk
rasa ketertarikan pada produk yang di display. Bentuk promosi penjualan bermacammacam yang paling dikenal adalah POP atau point-of-purchase. POP meliputi segala
bentuk visual yang dibuat oleh pemilik merek, mulai dari pemasangan hanging display
dengan bentuk atau urutan yang menarik.4 promosi display produk di toko-toko
diharapkan dapat menimbulkan keingginan konsumen untuk membeli produk. penataan
produk juga berpengaruh dalam timbulnya minat beli konsumen. Minat konsumen
merupakan perilaku yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan
tindakan pembelian. Untuk menarik konsumen dengan mendorong perhatian dan minat
konsumen pada toko Karita Muslim Square Surabaya serta mendorong keinginan
2

Christina Widya Utami, 2008, Manajemen barang dagang dalam bisnis ritel, (Penerbit BayumediaPublishing :
Malang ), Hal 35
3
Widianingsih dan Samsul Rizal, 2012, Modul Menata Produk, (Penerbit Erlangga : Bandung ), Hal 8

4
Fandy tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, pemasaran strategic edisi 2, (Penerbit C.V Andi Offset :
Yogyakarta), Hal 385

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

membeli melalui daya tarik penglihatan. Memajang dan menata barang didalam toko dan
di etalase mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan penjualan. cara untuk
menjual barang ialah dengan membiarkan calon pembeli melihat, meraba, mengendarai,
dan sebagainya.5
Mengembangkan toko yang sudah terkenal seperti Karita Muslim Squre bukan
pekerjaan mudah karena majunya suatu usaha sangat berhubungan dengan manajemen
bisnis. mengembangan usaha bisnis tersebut dipengaruhi oleh banyak hal seperti kegiatan
display produk merupakan promosi barang secara langsung untuk menarik calon pembeli
terhadap produk yang dipromosikan. penataan produk merupakan kegiatan perusahaan
memajangkan barang dagangan baik dalam ruangan maupun diluar luar ruangan.
mempengaruhi konsumen secara langsung maupun tak langsung terhadap barang yang
dijual dengan penataan produk. Penataan produk yaitu

suatu peragaan untuk


mempengaruhi konsumen melalui teknik pemajangan sehingga memperoleh kesan
tersendiri bagi konsumen. keberhasilan dalam bisnis ritel adalah cara display produk
dengan benar. Sistem display berkaitan erat dengan jenis barang, ukuran, warna, rasa,
kemasan, bentuk penataan produk, dan seterusnya.
Agar

display produk menarik perlu perancanaan yang optimal untuk

memeperoleh hasil yang baik. memerlukan desainer penataan produk yang prefesional
dan menguasai tentang display. Penataan produk dikenal juga dengan display. Penataan
yang diterapkan oleh Karita Muslim Square di jl. Ngagel jaya selatan surabaya tertentu
dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. memajang barang di dalam toko dan
dietalase mempunyai pengaruh sangat besar terhadap penjualan Kesempatan terbesar

5

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 13


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

untuk mempengaruhi konsumen adalah saat konsumen berada dalam toko, sehingga
konsumen melakukan pembelian. Pimpinan karita harus menetapkan strategi display
produk yang baik agar dapat mempengaruhi konsumen, walaupun konsumen
merencanakan apa yang dibeli, tapi pihak Karita Muslim Square harus bisa menarik
konsumen untuk membeli barang-barang yang lain yang tidak ada dalam rencananya.
Karita Muslim Square di Jl. Ngagel jaya selatan no. 129 – 131 Surabaya
merupakan satu diantara tiga cabang utama butik karita yang bertempat di indonesia.
Karita membuat produk dengan mode yang selalu mengikuti trend dan varian produk
yang beragam dengan kualitas yang baik. Dalam Karita terdapat space tersendiri yang
digunakan untuk memajang produk rancangan desainer Karita, serta menyediakan
berbagai perlengkapan pernikahan.6Karita juga memprioritaskan karyawatinya untuk
bersikap ramah kepada konsumen yang datang, melayani dengan sigap serta memberikan
pengawasan yang tidak ketat kepada konsumen. Karita muslim square di jl. Ngagel Jaya
Selatan Surabaya juga memadai dan penataan yang Rapi dan Bersih bertujuan membuat
konsumen yang berkunjung merasa nyaman dalam berbelanja.
B. Rumusan Masalah
Karita Muslim Square di Surabaya mempunyai display produk yang unik dan kratif
dan mampu menarik konsumen untuk membeli produknya. Oleh karena itu penulis ingin
memfokuskan penelitian pada rumusan masalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana Strategi Display Produk Karita Muslim Square di Surabaya?

2.

Apa saja hambatan display produk Karita Muslim Square di Surabaya?

3.

Apa saja solusi hambatan display produk Karita Muslim Square di Surabaya?

C. Tujuan Penelitian
6

www.karita-indonesia.com/ di akses pada tanggal 31 mei 2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dari rumusan masalah diatas, maka Peneliti bisa mengkatagorikan tujuan dari
Penelitian ini sebagai berikut:
1.

Untuk Mengetahui Stategi Display Produk pada Karita Muslim Square di
Surabaya.

2.

Untuk mengetahui hambatan display produk pada Karita Muslim Square di
Surabaya.

3.

Untuk mengetahui solusi hambatan display produk pada karita muslim Square
di Surabaya.

D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan diatas, Peneliti juga mengharapkan Penelitian ini memiliki Kegunaan,
diantaranya:
1.

Manfaat Teoritik
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para
peneliti lain maupun masyarakat umum serta diharapkan dapat memberikan
maanfaat guna menambah pengetahuan khususnya promosi bidang display
produk.

2.

Manfaat Praktis
a.

Penelitian ini bermanfaat bagi Karita Muslim Square di Surabaya dapat
memberikan sumbangan pikiran dalam

menangani masalah promosi

display produk.
b.

Sebagai kajian bagi para peneliti dapat mengambil poin-poin pembelajaran
dari penelitian ini dan diharapkan wacana tentang display produk ini
berkembang kearah yang lebih baik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

E. Definisi Konsep
Untuk memperoleh

gambaran

yang lebih mudah, jelas singkat dan mudah

dimengerti mengenai judul proposal ini, maka penulis perlu menjelaskan istilahistilah yang terdapat dalam judul tersebut sebagai berikut:
1.

Display produk
Menurut William J. Shultz, display adalah : “display

adalah suatu cara

mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong
keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung”.7
Menurut Christina Widya Utami, display adalah : “barang-barang dipamerkan
dan disimpan dan menyiapkan area-area khusus di dalam toko yang dirancang untuk
mendapatkan perhatian pelanggan.8
Menurut R. Cox & P. Brittain display adalah : “tindakan untuk mengatur dan
mengalokasikan perabotan gondola, perabotan sementara, perlengkapan, barang
dagangan, gang, area barang yang tidak dijual seperti area penyimpanan barang dan ruang
ganti”.9
Jadi Display merupakan salah satu aspek penting untuk menarik konsumen pada
toko dan barang dan dapat mendorong keinginan konsumen yang pada saat datang ke
toko untuk membeli suatu produk melalui daya tarik penglihatan langsung pada suatu
produk. Toko harus melakukan menciptakan daya tarik penataan ruang dan penyusunan
produk sehingga konsumen atau pelanggan merasakan betah dan nyaman dalam

7

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 12
8
Christina Widya Utami, 2008, Manajemen barang dagang dalam bisnis ritel, (Penerbit BayumediaPublishing :
Malang ), Hal 167
9
Luh Nisa ditriami dan I Ketut Kirya dan I Wayan Suwendra,2014, pengaruh tata ruang dan minat beli konsumen
produk butik IO/CO, journal bisma universitas pendidikan ganesa jurusan manajemen, volume 2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

berbelanja, pelaksanaan display (penataan) yang efektif akan meningkatkan penjualan
dan dapat merangsang keputusan pembelian konsumen secara seketika display dapat
merubah suasana toko lebih menarik.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir dalam
penulisan skripsi. Untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini, maka disusunlah
sistematika pembahasan, sebagai berikut:
Bab satu menjelaskan tentang pendahuluan yang memaparkan promosi penjualan
dan display produk dalam meningkatkan volume penjualan dalam perusahaan, yang
meliputi latar belakang,

lalu permasalahan display produk laditemukan fokus dari

permasalahan apa saja dalam pendisplyan produk penelitian yang dijawab dalam tujuan
penelitian. Dalam bab ini dipaparkan juga solusi bagaimana untuk mengatasi
pendisplayan penelitian yang selanjutnya diakhiri dengan sistematika pembahasan.
Bab dua diuraikan penelitian terdahulu dalam rangka pemikiran konseptual. Dan
juga membahas tentang perpektif teori yang mengkaji tentang konsep display produk,
bagian-bagian display produk seperti windows display , interior display yang di dalam
nya ada macam- macam interior ,solari display, dan ada juga macam-macam pemajangan
dan SOP (standart operating procedure) dan juga diuraikan penataan produk dalam
prefektif islam.
Bab tiga menjelaskan tentang metode penelitian yang didalamnya menjelaskan
tentang lokasi penelitian, desain dan jalur penelitian, sumber instrument pemilihan,
proses pemilihan, jejaring dan hubungan penelitian, teknik pengumpukan data , teknik
analisa data sebagai akhir dari bab III di gunakan keabsahan data. dipergunakan peneliti

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

untuk mencocokkan data atau informasi yang telah didapat.Sehingga mempermudah
peneliti dalam menyusun skripsi dengan persetujuan dosen pembimbing.
Bab empat menjelaskan tentang hasil penelitian, dimana hasil penelitia ini adalah
yang terpenting dalam penulisan skripsi.
Bab lima menjelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan dari hasil
penelitian, kritik dan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relavan
Dalam proses penulusuran karya-karya ilmiah yang sama atau mirip dengan
penyusunan karya ilmiah ini, maka penulis menelusuri untuk mencari beberapa kerangka
karya ilmiah diantaranya sebagai berikut:
Tabel Persamaan dan Perbedaan
Dengan Penelitian terdahulu
Tabel 1
Tabel 1
No

1.

Judul

Pengaruh
layout

Obyek Penelitian

faktor Pengaruh
kemasan Layout,

Hasil

Faktor Faktor

layout

Kemasan pembelian

tidak

produk display dan Produk, Display dan direncanakan,
promosi

terhadap Promosi

terhadap

kemasan

Terhadap produk dan cara promosi,

pembelian yang tidak pembelian yang tidak display dan promosi untuk
direncanakan

direncanakan

(impulse buying di konsumen..

pembelian

yang

tidak

direncanakan konsumen.

supermarket sakinah
Surabaya)

Penetian

oleh

Achmad

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Thoriqul

Jannah

2013

2

Pengaruh

display Pengaruh

display pengaruh display produk

produk dan tata letak produk dan tata letak terhadap minat konsumen,
produk terhadap beli terhadap
konsumen
PT.

beli dan pengaruh tata letak

produk konsumen

produk

bhentoel

internasional .
Penelitian oleh Dicky
F 2012
3

Strategi
pemasaran

bauran Startegi
Ritel pemasaran

Reny Swalayan-ku di layanan
Sidoarjo

Bauran Strategi bauran pemasaran

promosi

Produk, ,

layanan

atmosfer,

atmosfer, promosi produk dan lokasi
dan

lokasi toko reny di sidoarjo.

toko reny swalayan-ku

Kesimpulan: D gari tabel di atas maka dapat disimpulkan perbedaan atara penelitian yang
saat ini peneliti lakukan:
Pertama, Achmad Thoriqul Jannah melakukan penelitian terhadap Supermarket
Sakinah Surabaya pada tahun 2013 yang berjudul “Pengaruh Faktor Layout, Kemasan
Produk, Display dan Promosi Terhadap pembelian yang tidak direncanakan (Impulse
Buying du supermarket sakinah Surabaya). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pengaruh terhadap pembelian yang tidak direncanakan pelanggan melalui faktor layout,
kemasan produk, display dan promosi perusahaan. Metode ini menggunakan metode
kuantitatif kemudian yang membedakan penelitian milik Achamad Thoriqul jannah
dengan penelitian ini adalah dari segi teori dan lokasi penelitian. Acmad thoriqul jannah
melakukan penelitian faktor pengaruh layout, kemasan produk, display dan promosi.
Sedangkan penelitian ini menggunakan teori manajemen display produk. Lokasi yang di
ambil penelitian acmad thoriqul jannah adalah supermarket sakinah Surabaya, sedangkan
penelitian ini mengambil lokasi di karita muslim square di Surabaya. 1
Kedua, Dicky F meneliti terhadap PT.Bhentoel internasional pada tahun 2012
yang berjudul “pengaruh display produk dan tata letak produk terhadap beli konsumen
produk PT.Bhentoel internasional”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
tehadap display produk dan tata letak produk terhadap beli konsumen produk. Metode ini
menggunakan metode kuantitatif kemudian yang membedakan penelitian milik Dicky F
dengan penelitian ini adalah dari segi teori dan lokasi penelitian. Dicky F mengunakan
teori pengaruh display produk dan tata letak produk terhadap minat konsumen.
Sedangkan penelitian ini mengguankaan teori manajemen display produk. Lokasi yang di
ambil peneliti Dicky F adalah PT. Bhentoel internasional, sedangakan penelitian ini
mengambil lokasi karita muslim square di Surabaya.2
Ketiga, Abdul Rokhim meneliti terhadap toko Reny Swalayan-ku Pada tahun
2015 yang berjudul “ Strategi Bauran Pemasaran Ritel Reny Swalayan-ku di Sidoarjo” .
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stategi terhadap bauran pemasaran dan ritel

1

Ahmad thoriqul jannah, 2013,pengaruh faktor layout kemasan produk display dan promosi terhadap pembelian
yang tidak direncanakan (impulse buying di supermarket sakinah), STIESIA Manajemen
2
Dicky f, 2012,pengaruh display produk dan tata letak podukterhadap beli konsumen produkPT. Bhentoel
internasional, STIESIA Manajemen

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

juga atmosfer toko. Metode ini menggunakan metode kualitatif kemudian membedakan
penelitian milik abdul rokhim dengan penelitihan saya adalah dari segi teori abdul rokhim
menggunakan teori atmosfer sdangkan saya menggunakan teori display produk. Lokasi
yang d ambil abdul rokhim bauran pemasaran ritel di kota sidoarjo sedangkan saya di
kota karita muslim square Surabaya.3

B. Penataan Produk (Display)
1.

Pengertian Display
Display adalah suatu cara pemajangan produk dan penataan produk yang

diterapkan oleh perusahaan, dengan tujuan untuk menarik minat pelanggan agar melihat
dan membeli produk yang ditawarkan.4
Menurut William J. Shultz, display adalah : “display

adalah suatu cara

mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong
keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung”.5
Menurut Christina Widya Utami, display adalah : Suatu produk yang dirancang
sedemikian rupa agar menarik konsumen.”

3

Abdul Rokhim, 2015,strategi bauran pemasaran ritel reny swalanyan-ku di sdoarjo,manajemen Uinsa
Widianingsih dan Samsul Rizal, 2012, Modul Menata Produk, (Penerbit Erlangga : Bandung ), Hal 29
5
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 12
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Menurut Shultz dalam Buchari : “display berarti usaha mendorong perhatian dan
minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli dalam daya
tarik penglihatan langsung.”6
Fungsi utama display adalah memperlihatkan barang-barang yang dijual kepada
konsumen dan dapat mengingatkan tentang apa yang akan mereka putuskan untuk dibeli.
Selain itu display harus menimbulkan dayat tarik bagi konsumen dan menimbulkan
keinginan untuk emngetahui lebih banyak lagi tentang barang-barang tersebut . dan
akhirnya dengan penataan display yang menarik perhatian dan mudah dimengeti dapat
membuat konsumen terdorong untuk membeli.
produk yang di pajang harus memiliki kejelasan barang, kejelasan ukuran, tidak
rusak jika barang itu rusak katakanlah rusak jangan engkau menyembunyikan. Jika
barang itu murah jangan engkau katakan mahal. Jika barang itu jelek katakana jelek,
jangan kau katakan bagus.” (HR. Tirmidzi).
Hadist tersebut juga didukung hadist riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Hambal. “
Tidak dihalalkan bagi seseorang muslim menjual barang yang cacat kecuali ia
memberitahukannya.” Pernyataan lebih tegas disebutkan dalam Al-Quran sebagai
berikut:


      

  
 

    

6

Dr. Ir.Bob Foster, MM, 2008, Manajemen Ritel, (penerbit Alfabeta : Bandung), Hal 72

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

“Artinya : Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang ,
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta di penuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka mengurangi (QS. Surat Al Muthaffifiin (13)”.7
Menjual produk cacat dan di sembunyikan adalah haram. Artinya produk meliputi
barang dan jasa yang ditawarkan pada calon pembeli haruslah yang berkualitas sesuai
dengan yang dijanjikan.
2.

Tujuan Display
Tujuan Display merupakan upaya untuk menarik perhatian konsumen agar

konsumen tertarik dengan penataan produk.
a. perhatian para pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna,
lampu-lampu, dan sebagainya.
b. Desire dan action customer Untuk menimbulkan keingginan memiliki barang
yang dipamerkan ditoko lalu konsumen melakukan pembelian terhadap barang
display.8
Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh dan Ronny A Rusli
akan dijelaskan mengenai model AIDA, yaitu :
a. Perhatian
Perhatian sasarannya adalah perusahaan harus menarik, mungkin dengan
penggunaan warna, bentuk kemasan, dan huruf terbaca.

Al-Qur’an, Al-Mutaffifin: 1-3
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 13

7

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Minat
Bagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu secara lebih rinci mengenai
calon pembeli, untuk itu mereka rangsang agar mau membeli.9

c. Keinginan
Kemasan yang dimodifikasi oleh perusahaan harus mampu menimbulkan
keinginan para pembeli sasaran untuk memilikinya.serta mampu menjawab
setiap pertanyaan pada akhirnya menjadi pelanggan merasa yakin dan merasa
bahwa pilihan untuk membeli produk. Untuk itu pengetahuan tentang produk
sangat penting.10
d. Tindakan
Produk yang ditawarkan harus mampu mendorong para pembeli sasaran
mungkin mempunyai tindakan namun tidak cukup bergerak unruk membeli.
Komunikator harus juga mengarah ke konsumen agar mengambil tindakan
untuk berfikir/ berbuat sesuatu yang positif terhadap produk yang ditawarkan
dengan harga murah atau membiarkan konsumen mencoba produk.11
e. Satisfaction
Setelah pelanggan melakukan pemesanan maka tenaga penjualan harus
kembali meyakinkan pelanggan bahwa keputusan yang mereka lakukan adalah
keputusan yang tepat.setiap perusahaan selalu menerima keluhan pelanggan,

9

Luh Nisa Ditriami dan I Ketut Kirya dan I Wayan Suwendra,2014, pengaruh tata ruang dan minat beli konsumen
produk butik IO/CO, journal bisma universitas pendidikan ganesa jurusan manajemen, volume 2
10
Agus hermawan, 2012, komunikasi pemasaran, (penerbit : Erlangga : jakarta), Hal : 115
11
Philip kolter dan kevin lane keller, 2008, manajemen pemasaran edisi tiga belas jilid 2, (penerbit Erlangga :
Jakarta ), hal 116

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

perbedaannya terletak pada intesitasi dan frekuansinya. Jadi walaupun
penjualan sudah terjadi hubungan dengfan ppelanggan harus tetap dijaga.12

3.

Bagian – bagian display
Dalam mendisplay produk pasti ada bagia-bagian yang harus di ketahui agar

pendisplyan produk berjalan sukses dan membuat konsumen nyaman dalam belanja.
Bagian-bagian tersebut diantaranya adalah :
1) Windows Display
Pemajangan barang dagang di etalase atau jenddela toko. Windows display
ditata semenarik mungkin agar pegunjung berminat terhadap barang yang
dipajang,

dan

dapat

dilihat

dari

kejauhan.

Windows

display

hanya

memperlihatkan barang dagangan, tanpa disentuh oleh pengunjung. Bila
pengujung ingin mengetahui lebih lanjut, ia dipersilahkan masuk agar dapat
,melakukan pengamatan lebih jelas. Tujuan windows display adalah utuk menarik
minat pengunjung sekaligus menjaga keamanan barang.13

Fungsi Windows display :
1) Untuk menarik perhatian pengunjung atau orang yang lewat.
2) Untuk menimbulkan minat beli pada barang yang dipajang.
3) Menonjolakan jenis dan merek barang tertentu.
4) Untuk memperkenalkan barang baru.
12
13

Agus hermawan, 2012, komunikasi pemasaran, (penerbit : Erlangga : jakarta), Hal : 116
Widianingsih dan Samsul Rizal, 2012, Modul Menata Produk, (Penerbit Erlangga : Bandung ), Hal 30

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5) Mencipatakan store image, dan menimbulakan daya tarik terhadap
keseluruhan suasana toko.
6) Menyatakan kualitas yang baik atau harga yang murah.
2) Interior Display
Pemanajangan barang dagangan yang dilakukan didalam toko. Interior display
Diklasifikas ikan Menjadi 2 kategori :\
1) Mercandise display
Menurut Dunne,Lusch dan Griffith Mercandis display adalah Produk
yang sangat berhubungan satu sama lain yang di tujukan untuk kegunaan
akhir yang di jual kepada grub konsumen yang sama atau dengan kisaran
harga yang hamper sama.14
Pengertian Merchandise adalah produk yang di tampilkan sangat
menentukan suksesnya suatu promosi. Display produk tidak hanya meletakan
dalam rak. Hal ini juga meliputi perencanaan sehingga anda dapat meletakan
produk dimana akan mendapatkan respons yang paling bagus bagi konsumen.
Produk yang di pajang di dalam toko dan ada 3 bentuk pemajangannya :15
a) Open display adalah barang yang dipajangkan pada suatu tempat
terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti
oleh calon pembeli tanpa bantuan karyawan.16
b) Close display, yaitu barang dagangan diletakkan dalam tempat
tertentu, sehingga pengunjung hanya dapat mengamati saja. Barang14

Dr. Ir.Bob Foster, MM, 2008, Manajemen Ritel, (penerbit Alfabeta : Bandung), Hal 54
Dr. Buchari alma, 2000, manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, (Penerbit Elfabeta : Bandung), Hal 147
16
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 13

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

barang tersebut tidak dapat dipegang oleh calon pembeli. Bisa bila
harus minta bantuan pramuniaga untuk mengambilkannya. close
display bertujuan melindungi barang dari kerusakan atau pencurian.
c) Artchitectural

display yaitu, barang dagangan ditata dengan

memperlihatkan cara penggunaan baran-barang tersebut. Misalnya
krudung yang di pajang di model kepala boneka, baju yang d pajang di
badan boneka. Tujuannya untuk dapat memperbesar daya tarik
pembeli terhadap produk, karena produk tersebut ditunjukan secara
realitis.17
b.

Point of Purchase
Menurut Shimp komunikasi POP adalah : “Komunikasi POP elemen

promosi seperti pajangan, poster, petunjuk, billboard, dan berbagai promosi
lainya di dalam toko yang dirancang untuk mempengaruhi pilihan pelanggan
pada momen pembelian.”18
Menurut Bearden, Ingram dan Laforge komunikasi POP adalah
“Suatu bentuk Promosi penjualan, kerapkali disediakan secara
gratis oleh pemanuktur kepada pengecer, untuk menarik perhatian
pelanggan pada produk yang ditonjolkan.” 19
Tipe periklanan semacam ini dirancang untuk mempenaruhi konsumen
agar membeli sebuah produk ketika konsumen masuk dalam toko. Barang
tersebut secara berkelanjutan disuplai oleh perusahaan itu sendiri.Penggunaan
17

Widianingsih dan Samsul Rizal, 2012, Modul Menata Produk, (Penerbit Erlangga : Bandung), Hal 31
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik, (Penerbit C.V Andi Offset : Yogyakarta), Hal
: 383
19
Fandy Tjiptono,Gregorius Chandra dan Dadi Ardiana , 2008, Pemasaran Strategik, (Penerbit C.V Andi Offset :
Yogyakarta), Hal : 569

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Point of Purchase display di berbagai toko dan pasar dapat mempengaruhi
konsumen, karena bentuknya yang beraneka ragam dan didesain semenarik
mungkin untuk menarik perhatian konsumen. Setiap jenis point of purchase
display menyediakan informasi kepada pelanggan untuk mempengaruhi
suasana lingkungan toko.20
Point of Purchase, memberikan peluang akhir bagi para pemasar untuk
mempengaruhi perilaku konsumen. Point of Purchase Display merupkan
Display yang mendukung penjualan, dengaan tujuan memberi informasi,
mengingatkan, membujuk konsumen untuk membeli secara langsung bahkan
menimbulkan keinginan untuk dapat memiliki produk yang dipromosikan.
Suatu produk yang didukung oleh Point of Purchase Display mempunyai
posisi yang lebih kuat dalam mempengaruhi konsumen didalam memilih
produk yang akan dibeli. Bila seorang konsumen tertarik untuk melihat suatu
produk, maka terbuka kemungkinan terbentuk keinginannya untuk melakukan
pembelian atas produk yang dipromosikan.21
Display produk bisa mempengaruhi konsumen untuk melakukan
pembelian yang tidak direncanakan saat konsumen melihat suatu produk.
Penataan toko sangatlah penting dalam mempengaruhi konsumen melakukan
penelitian yang tidak direncanakan. Setiap produsen yang melakukan bentuk
promosi apapun di perusahaan tentu berusaha untuk dapat menarik perhatian
konsumen. Produsen dapat mengkomunikasikan produknya melalui retailer
kepada konsumen dalam bentuk POP. POP yang menarik dapat menggugah
20

Christina Widya Utami, 2008, Manajemen barang dagang dalam bisnis ritel, (Penerbit BayumediaPublishing :
Malang ), Hal 132
21
Fandy tjiptono, 2008, Strategi Pemasaran edisi III, (Penerbit C.V Andi Offset : Yogyakarta), Hal 246

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

rasa ingintahu konsumen akan suatu produk, menggoda konsumen untuk
mencoba suatu produk, bahkan menimbulkan keinginan untuk dapat memiliki
produk yang dipromosikan.22
a. Exterior display
Penataan yang dilaksanakan dengan pemajangan barang-barang di luar toko,
misalnya diskon, pameran, undangan kampus. Display semacam ini berfungsi
sebagai : memperkenalkan produk baru secara cepat dan diskon dan membangun
hubungan yang baik dengan masyarakat.23
b. Solari display
penataan barang dagang di toko untuk menambah daya tarik pengunjung
setelah masuk ke dalam toko, misalnya pakaian yang digunakan oleh boneka
model.24

4.

Macam - macam display
Setiap perusahaan Melakukan pemajangan produk dengan teknik yang berbeda.

Macam-macam pemajangan produk sebagai berikut :
a.

Pemajangan menurut kelompok barang
Pemajangan barang-barang yang dikelompokan menurut jenisnya misalnya

dress, blazer, blouse, kaos, rajut, juba, rok.
b.

Pemajangan menurut jenis dan ukuran yang di bedakan menjadi dua, yaitu :

22

Widianingsih dan Samsul Rizal, 2012, Modul Menata Produk, (Penerbit Erlangga : Bandung), Hal 30
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 14
24
Widianingsih dan Samsul Rizal, 2012, Modul Menata Produk, (Penerbit Erlangga : Bandung ), Hal 31

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1) Vertikal, Menempatkan produk secara vertikal dapat menata barang
dagangan lebih banyak, sehingga hemat biaya, pemakaina ruangan, serta
pelanggan tidak bolak- balik mencari barang yang diinginkan.
2) Horizontal, Pemajangan produk dengan posisi paling kiri untuk barangbarang yang paling besar semakin ke kanan semakin kecil. Jika barang
disusun secara horizontal belanja semakin dsulit karena pelanggan tidak dapat
melihat braang dengan lengkap. Pemajangan horizontal jarang digunakan
karena dianggap kurang efisien.25

c.

Pemajangan menurut desain produk
pemajangan produk dengan posisi terbalik dari setiap barang, karena setiap

barang yang di produksi sudah di desain sedemikian rupa sehingga. jelas
posisinya ketika dipajang di toko. Pemajangan menurut harga produk
d.

Pemajangan menurut harga barang sangat penting untuk

diperhatikan,

mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya barang dan jasa
yang ditawarkan. Banyak anggapan bahwa produk yang berkualitas adalah produk
uyang harga tinggi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemajangan produk
menurut harga barang yaitu:
1) Produk yang mahal diletakan di rak paling atas.
2) Produk yang cepat terjual diletakan di rak bagian tengah, setinggi
pandangan mata rata-rata orang.

25

Widianingsih dan Samsul Rizal, 2012, Modul Menata Produk, (Penerbit Erlangga : Bandung ), Hal 36

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3) Produk yang murah dan kurang laku diletakkan di posisi paling bawah.26

5.

Faktor-faktor Display
Di dalam pelaksanaan display produk ada faktor-faktor yang menjadi pegangan

pola kerja. Faktor-faktor tersebut adalah :
a.

Dampak visual ( visual impact)

Visual impact meliputi pusat perhatian, cahaya, serta kebersihan dan kerapian
dalam pengaturan cahaya yang harus diperhatikan adalah warna lampu warna
yang digunakan harus natural,cahayannya tidak mengubah warna barang dan tidak
membohongi pelanggan. Jenis lampu yang baik adalah helogen Karena warnanya
tidak menyebar dengan demikian barang yang dipajang dapat yang dapat terlihat
dengan jelas, menjadi pusat perhatian serta membangkitkan minat membeli.
b.

Keseimbangan visual (visual balance)

Visual balance sangat dipengaruhi oleh warna, latar belakang, dan keseimbangan,
ukuran produk. Ketentuannya adalah sebagai berikut :
1) Susunan warna tua ke warna terang disimpan diujung.
2) Latarbelakang ini tidak boleh mendominasi warna barang yang
ditampilkan.

26

Widianingsih dan Samsul Rizal, 2012, Modul Menata Produk, (Penerbit Erlangga : Bandung ), Hal 37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3) Produk yang sama dengan ukuran berbeda disussun dirak atas maupun
di rak bawah serta pengelompokan vertikal .
4) Produk yang sama dengan ukuran berbeda disusun bersebelahan pada
suatu rak, dengan ukuran lebih kecil kearah kiri sedangkan ukuran
lebih besar kearah kanan.
c.

Posisi (produck facing)

Letak barang harus menghadap ke pelanggan dengan persediaan yang ada disusun
dibeakangnya. Lebel harga harus termasuk produk facing. peletakan label harga
harus dilakukan secara seragam Pada tiap produk, dengan ditempel pada ujung
kanan atau di atas produk.

6.

SOP ( Standart Operating Procedure )
Untuk dapat memonitor penataan display produk, penjualan harus memiliki

kemampuan pengetahuan tentang SOP penataan produk. Sop dalam produk fashion untuk
langkah- langkahnya adalah prinsip penataan, pelabelan, pendisplayan.27

a. Prinsip penataan

27

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 65

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Prinsip penataan barang fashion meliputipenataan barang baru, penataan
barang tidak lengkap, wagon display, penggunakan fixture kombinasi antara rakrak t-stand, pengguns brscket, dsn hook khusus di pilar apabila stok barang sedang
dalam keadaan menurun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
1) Penataan barang baru
a) Pentaan sesuai dengan koleksi
b) Odari koleksi ditata menurut style
c) Barang ditata menurut warna
d) Barang ditata menurut size atau ukuran
Langkah-langkah merchandise (penataan berkelompok)
a) Kelompok berdasarkan motif : polos, bunga-bunga, kotak-kota, bulatbulat, garis-garis, motif gamabar
b) Barang baru di display di depan yang agak lam ditempatkan di tengah
sedangkan barang yang paling lama di tempatkan di blakang.
c) Dari masing- masing kelompok dirapikan berdasarkan warna dan motif.
d) Perlu diingat hitam dan putih sebagai aksen.
e) Stok barang yang didisplay di vocal point harus diletakan di vocal
point.
f) Barang sale, clearance atau broken size dan broken colour tidak bole
dipasang dipatung.
g) Gantungan harus seuai dengan bagian dan harus searah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2) Penataan barang-barang yang lengkap (ukuran, model, warna)
a) Penataan menurut koleksi
b) Penataan menurut style
c) Pentaan menurut warna
d) Pentaan menurut size
3) Penggunakan wagon display
Untuk wagon display harus didampingi dengan T-stand untuk memajang
sebagai besar isi wagon dengan tujuan agar image konsumen terhadap wagon
tidak terlalu murah.
4) Penggunaan fixture kombinasi atara rak-rak dan T-stand berdasarkan
sebagi berikut :
a) Usahakan barang dapat tampil tampak jelas model, warna, dan
ukurannya.
b) Apabila stok pertama masih banyak, susunlah display yang tampak dari
samping.
c) Apabila stok pertama dan kedua masih banyak maka susunlah display
dengan rak (barang yang di lipat
5) Penggunakan braket dan hook khusus dipilar
Usahakan braket dan hook dipasang tujuan agar semua barang pada
display tampak depan apabila dilihat dari semua sisi pilar.
6) Apabila stok barang menurun atau sedikit

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a) Braket dan hook yang beada di fixture dilepas, digati dengan
menggunakan gantungana susun atau ditmabah dengan body display.
b) Fixture yang dileas kemudian ditata ulang dengan jarak penataan yang
lebih lebar atau renggang.
c) Rak atau hambalan digantikan dengan t-stand. Apabila stok barang
kembali normal atau stok datang lagi kembali kepenataan posisi
semula.28

b. Labelling
Langkah pertama dalam melalukan visual merchandising dengan pendisplayan
barang fasion adalah pelabelan. Setiap barang yang amsuk harus melalui proses
pelabelan. Sebagai contoh akan diambil pelabelan pada produk fasion sebagai
berikut:
a.

Sebelum label ditempatkan, periksa produk dengan labelnya.
1) merek
2) tipe
3) ukuran

b.

Penempelan label secara umum adalah bagian sebelah kanan atas fasion
suatu produk sebagai berikut ;

28

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 65

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1) Tidak menutup merek
2) Tidak menutup artikel barang
3) Tidak menutup ukuran
4) Letak mendatar ( horizontal
5) Label denga keadaan bersih ( tidak boleh kotar dan terlipat
c.

Untuk barang yang menggunakan hangtang atau gantungan yang harus
dilalukan sebagai berikut :
1)

Apabila barng tidak memiliki hangtang tempelkan label pada tempat
yang sudah disediakan.

2)

Apabila hangtang sudah disediakan maka label ditempelkan pada
tempat yang sudah disediakan diblanag ahangtang secara mendatar.29

c. Display
Pendisplay produk fasion diantaranya penentuan krikteria, teknik pemajangan,
penggunakan lemari kaca.Krikteria display barang fasion
1) Sederhana, dapat menarik pembeli untuk masuk ketoko.
2) Mempunyai dampak yang dirasakan serasi dengan keadaan ditoko.
3) Mempunyai kemmpuan untuk membujuk pembeli dan mempengarui
mereka untuk membeli.

29

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 67

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4) Pemajangan VM yang baik 2-3 minggu bertujuan untuk menghindari
kebosanan.
Teknik pemajangan memperhatikan warna, penggunaan rak dan gantunagan
atau hanger dan penggukana lemari kaca.
1) Berdasarkan warna menemptkan posisi sesuai warna misalnay sebeleh kiri
warna terang dan kanan warna gelap, atas warna terang, bawah warna
gelap, depan warna terang, balakang warna gelap.
2) Penggunaan rak penataan barang dengan mengikuti posisi rak. Pengisian
barang di dalam rak tidak lebih tinggi disusun dengan cara ukuran terbesar
di bawah dan terkecil di atas. Jika pososisi menyamping ukuran terkecil
sebelah kiri ukuran terbesar sebelah kanan. Dan apabila di dalam rak
bermacam jenis sebaiknya dilakukan pemisah barang dilakukan atas dasar
warna dan ukuran
3) Penggunakan gantunganatau hanger.
a) Apabila dalam satu counter hanya terdapat satu jenis hanger maka
dalam satu jenis henger hanya ada satu item saja.
b) Apabila hanger tidak cukup lakukan kombinasi, setelah itu lakukan
pemisah

berdasarkan

ukuran

untuk

mempermudah

pemilihan

konsumen.
c) Motif dan warna terbaik ditampilkan dimuka.
d) Kepala gantungan harus emnghadap ke dalam dan bagian muka baju
menghadap ke kiri.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4) Penggunaan kaca lemari teknik pemajangan fashion dengan menggunakan
lemari kaca Sebaiknya tidak terlalu menyita ruang pandang calon pembeli.
Dan tumpukan tinggi barang tidak terlalu tinggi sebaiknya sama tinggi.30

30

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi, 2010, Modul Menata Produk Bisnis & Manajemen, (Penerbit Yudhistira :
jakarta ), Hal 70

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ad