ANALISIS PENERAPAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN MEDAN MARELAN.

(1)

ANALISIS PENERAPAN PEMANFAATAN RUANG

TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN MEDAN

MARELAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Geografi

OLEH :

NURPITA MULIANI PURBA NIM. 309431018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

vi

ABSTRAK

Nurpita Muliani Purba, NIM: 309431018. Analisis Penerapan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kecamatan Medan Marelan, Skripsi,

Medan: Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu: (1) mengetahui luas dan rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sesuai dengan aturan dan (2) mengetahui penyebab pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kurang berhasil.

Penelitian ini berlokasi di Kota Medan, Kecamatan Medan Marelan. Sasaran penelitian adalah Kecamatan Medan Marelan yang tersebar di enam (6) kelurahan yaitu, Tanah Enam Ratus, Rengas Pulau, Terjun, Paya Pasir, Labuhan Deli. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan pelaksanaan Ruang Terbuka Hijau yang terdiri dari fungsi RTH yaitu, Pengaman keberadaan kawasan lindung perkotaan; Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air, dan udara; Tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati; Pengendali tata air; dan Sarana estetika kota, serta bagaimana Penerapan RTH di Kecamatan Medan Marelan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, Moleong (2000) mengemukakan bahwa kualitatif menyajikan secara langsung hakikat antara peneliti dan responden. Untuk memperoleh data maka tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) Observasi/pengamatan; (2)Wawancara; dan (3)Dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis penerapan pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Marelan, diperoleh beberapa hasil analsisis sebagai berikut: (1) Pelaksanaan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Medan Marelan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan belum sesuai standar Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau, masih perlu ditingkatkan pengelolaannya baik dari segi penanganan media tumbuh, jenis tanaman, pengaman tanaman. Masih banyaknya Ruang Terbuka yang belum dihijaukan (84,6%) sehingga suasana panas masih terasa di 5 (lima) kelurahan contoh; (2) Kegagalan/kurang berhasilnya pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Marelan khususnya di 5 (lima) kelurahan contoh disebabkan oleh sistem yang tidak melibatkan peran aktif masyarakat.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Analisis Penerapan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan

Marelan”. Adapun tujuan skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan gna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Sebagaimana biasa di dalam peneulisan skripsi, penulis banyak mengalami rintangan karena keterbatasan pengetahuan serta literatur yang menunjang topik ini, namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

 Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

 Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya.  Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku ketua jurusan yang telah banyak membimbing

selama mengikuti studi di Jurusan Pendidikan Geografi.

 Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

 Bapak Dr. Darwin P Lubis S.Si,M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak waktu dan pemikiran dalam menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini

 Ibu Dra Elfayetti M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yag telah membimbing selama perkuliahan.

 Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis beserta Bapak siagian.


(6)

iv

 Teristimewa kepada Ayahanda Berensius Purba dan Ibunda Ernauli Saragih Simarmata yang telah memberikan banyak doa, pengorbanan, motivasi serta dukungan sehigga penulis dapat menjalani pendidikan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan.

 Buat Kakanda Hotnelina Purba dan Suami serta Adinda jamah Helinson Purba yang selalu memberi motivasi dan dukungan.

 Buat Suami tersayang dan si kecilku Gabriel Sitohang, terimakasih sudah menyemangatiku selama ini,

 Buat teman-teman B. Reguler 2009 yang telah memberi semangat dan motivasi, buat Sahabat Sahabat ku Mian e, Lisa e, Narti e, eva e, Lina e, Tio e, Andi eko, mikael,  Terimakasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak khususnya mahasiswa pendidikan geografi, FIS UNIMED.Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Medan, Juni 2016 Penulis

Nurpita Muliani Purba NIM. 30943108


(7)

vii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN v

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Perumusan Masalah 4

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis 6

B. Penelitian Yang Relevan 13

C. Kerangka Berpikir 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian 21

B. Populasi dan Sampel 21

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 21


(8)

viii BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Fisik 24

B. Keadaan Non Fisik 26

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 34

B. Pembahasan 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 55

B. Saran 55

DAFTAR PUSTAKA 59


(9)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Marelan 2012 26 2. Komposisi Penduduk Menurut Luas Wilayah, Jumlah Penduduk

dan Kepadatan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013 27 3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan

Medan Marelan Tahun 2012 28

4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk di

Kecamatan Medan Marelan 29

5. Jumlah Lembaga Pendidikan di Kecamatan Medan Marelan tahun 2012 30

6. Sarana Kesehatan di Medan Marelan 31

7. Jumlah Lapangan Olahraga di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 31


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal.

1. DaftarWawancara ... 61 2. PetaKecamatan Medan Marelan ... 62 3. Gambar RTH…………. ... 63


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permintaan akan pemanfaatan lahan kota yang terus tumbuh dan bersifat akseleratif untuk pembangunan berbagai fasilitas perkotaan, termasuk kemajuan teknologi, industri dan transportasi serta pemukiman. Selain sering mengubah konfigurasi alami lahan/bentang alam perkotaan juga menyita lahan-lahan tersebut untuk berbagai bentukan Ruang Terbuka lainnya, kedua hal ini umumnya merugikan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak ekonomis. Di lain pihak, kemajuan alat dan pertumbuhan jalur transportasi dan sistem utilitas sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan warga kota, juga telah menambah jumlah bahan-bahan pencemar dan telah menimbulkan berbagai ketidaknyamanan di lingkungan perkotaan, untuk mengatasi kondisi lingkungan kota seperti ini sangat diperlukan Ruang Terbuka Hijau sebagai suatu teknik yang relatif lebih murah, aman, sehat dan menyamankan.

Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik yang ada di perkotaan, baik berupa ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial (kriminalitas dan krisis sosial), menurunnya produktivitas masyarakat akibat stres karena terbatasnya ruang publik yang tersedia untuk interaksi sosial.Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perkotaan merupakan bagian dari


(13)

2

penataan ruang kawasan perkotaan yang memilki manfaat kehidupan yang sangat tinggi, tidak saja dapat menjaga dan mempertahankan kualitas lingkungan tapi juga dapat menjadi nilai kebanggan identitas kota. Pentingnya keberadaan Ruang Terbuka Hijau perkotaan ditunjukkan oleh adanya kesepakatan dalam Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio De Jeneirio, Brasil (1992) dan dipertegas lagi pada KTT Johannesburg, Afrika Selatan (2002) yang menyatakan bahwa sebuah kota idealnya memiliki luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% dari total luas kota, di samping itu, sejumlah peraturan perundangan yang bersifat nasional maupun local mengatur hal-hal yang terkait dengan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sehingga biasa menjadi dasar pijakan pemerintah kota dalam mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Kecamatan Medan Marelan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan,Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Marelan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, Medan Labuhan di timur, Medan Helvetia di selatan, dan Medan Belawan di utara. Pada tahun 2011, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 140.414 jiwa. Luasnya adalah 44,47 km² dan kepadatan penduduknya adalah 3157,50 jiwa/km².

Peraturan perundangan tersebut mulai dari Undang-Undang yang bersifat payung seperti Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) hingga peraturan pelaksanaannya berupa Keputusan Menteri atau Peraturan Menteri, antara lain instruksi Mendagri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau


(14)

3

(RTH), Kepres No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung, Kepmen LH No. 197 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang LH di Daerah Kabupaten dan Kota serta beberapa Peraturan Perundangan lainnya yang keseluruhannya memuat fungsi, kriteria, jenis, pengelolaan, standar luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan berbagai hal yang terkait dengan Ruang Terbuka Hijau perkotaan.

Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara dan juga pintu gerbang Indonesia bagian Barat dengan jumlah penduduk 2.117.224 jiwa dengan luas wilayah 26.510 Ha (BPS 2011) dimana perkembangan hutan kota di Medan dimulai sejak tahun 1980 yang meliputi pembangunan dan pemeliharaan taman, jalur hijau, kebun dan perkarangan serta hutan kota. Hutan kota sendiri merupakan kawasan di dalam kota yang didominasi oleh berbagai jenis pohon yang berfungsi sebagai paru-paru kota dan juga sebagai plestarian berbagai jenis tumbuhan yang habitatnya dibiarkan tumbuh secara alami (Dinas Pertamanan Kota Medan, 2003). Sebagai sebuah kota, ia mewadahi berbagai fungsi, yaitu, sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional.Peraturan Perundangan yang ada tersebut dikeluarkan oleh berbagai sektor antara lain : Sektor Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Kehutanan, Pemukiman dan Lingkungan Hidup. Hal ini memberikan gambaran betapa RTH sesungguhnya berkaitan erat dengan berbagai aspek pembangunan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat kota sehingga sangat beralasan jika pengelolaannya diatur dalam berbagai peraturan perundangan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis sangat tertarik untuk


(15)

4

mengadakan penelitian berjudul : Analisis Penerapan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kecamatan Medan Marelan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Persoalan penataan ruang terbuka di daerah perkotaan dihadapkan pada terbatasnya ruang terbuka yang ada.

2. Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota apakah sudah berhasil atau tidak .

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti membatasi objek penelitian agar lebih terarah, maka penulis membatasi Penerapan pelaksanaan RTH di Kecamatan Medan Marelan yang terdiri atas ; Luas RTH sudah sesuai dengan dengan aturan yang ada dan apa yang menyebabkan pengelolaan RTH kurang berhasil .

D. Rumusan Masalah

1. Apakah luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sudah sesuai dengan aturan yang ada di Kecamatan Medan Marelan.

2. Apakah yang menyebabkan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kurang berhasil di Kecamatan Medan Marelan.


(16)

5

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kesesuaian luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan aturan yang ada di Kecamatan Medan Marelan.

2. Mengetahui penyebab Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kurang berhasil di Kecamatan Medan Marelan.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan keilmuan khususnya dalam kajian pelaksanaan/pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau rekomendasi kepada Pemerintah Kecamatan Medan Marelan khususnya kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah dalam hal perbaikan kualitas lingkungan khususnya dalam mengefektifkan pelaksanaan/pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Medan Marelan.

3. Memberikan masukan pada berbagai pihak akan pentingnya keberadaan Ruang Terbuka Hijau sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penataan Ruang Kota


(17)

55 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis penerapan pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Marelan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Medan Marelan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan belum sesuai standar Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau, masih perlu ditingkatkan pengelolaannya baik dari segi penanganan media tumbuh, jenis tanaman, pengaman tanaman. Masih banyaknya Ruang Terbuka yang belum dihijaukan (84,6%) sehingga suasana panas masih terasa di 5 (lima) kelurahan contoh.

2. Kegagalan/kurangberhasilnya pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Marelan khususnya di 5 (lima) kelurahan contoh disebabkan oleh sistem yang tidak melibatkan peran aktif masyarakat. B. Saran

1. Strategi peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Medan Marelan adalah dengan melibatkan masyarakat mulai dari penentuan jenis tanaman sampai pada pemeliharaan, demikian juga penegakan hukum dan peran pemerintah mulai dari pemerintah kabupaten sampai ke kepala desa, bahkan sampai ke tingkat RT/RW. Untuk itu


(18)

56

kepada instansi terkait, aparat pemerintah mulai dari tingkat RT/RW dan masyarakat agar satu persepsi dalam pengelolaan RTH melalui koordinator serta partisipasinya.

2. Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya untuk itu diharapkan setiap pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan cara menyisihkan ruang terbuka untuk setiap bangunan maupun sejenisnya yang terkait dengan pemanfaatan ruang.

3. Perlunya dilakukan pemeliharaan lanjutan dimana klasifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) tidak hanya dilakukan berdasarkan peraturan perundangan, tapi lebih memperhatikan kualitas dan fungsi ekologis Ruang Terbuka Hijau (RTH)


(19)

59

DAFTAR PUSTAKA

Akbari, H.S.D. Davis, S. Dorsano, J. Huang, and S. Winnet, eds. 1992.Cooling

OurCommunities. A. Guidebook On Tree Planting And Light-Colored Surfacint. U.S.

EPA & Lawrence Berkeley Laboratory Report LBL-31587. Berkeley.CA.

Anonim. 2002. Integrasi Teknik Interpretasi Visual Citra Landsat 7 ETM+

DenganMenggunakan Sistem Informasi Georgrafis untuk Pemetaan Tutupan Lahan. Forest

Watch Indonesia Dept. GIS.

Anonimous. 1992, Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

Anonimous, 1992. Daya Dukung Lingkungan dan Komunikasi Massa dalam Pembangunan Berkelanjutan

Aca Sugandhy, 2000, Penataan Ruang dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup .

Dahlan, E.N. 1992. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas

LingkunganHidup.Asosiasi Pengusaha Hutan. Bogor.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007.Penataan Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2008. Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan No. 05/PRT/M Tahun 2008

Purnomohadi N, 2001. Pengelolaan RTH dalam Tatanan Program BANGUNPRAJA Lingkungan Perkotaan yang Lestari di NKRI. Jurnal Widyaiswara LH, Bidang Managemen SDA dan Lingkungan. KLH Sadyohutomo Mulyono, 2009. Manajemen Kota dan Wilayah

Sumarmi, 2006.Upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

RTH. NaskahPidato Pengukuhan Guru Besar UM. Malang.

Undang-undang No. 26 Tahun 2007.Tentang Penataan Ruang.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7636/3/09E01296.pdf.txt http://werdhapura.penataanruang.net/pusat-informasi/saya-ingin-tahu/peran-masyarakat http://www.pemkomedan.go.id/mdnden.php http://www.yousaytoo.com/tabel-jumlah-sampel-berdasar-tabel-krejcie-dan-morgan/2726478


(1)

3

(RTH), Kepres No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung, Kepmen LH No. 197 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang LH di Daerah Kabupaten dan Kota serta beberapa Peraturan Perundangan lainnya yang keseluruhannya memuat fungsi, kriteria, jenis, pengelolaan, standar luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan berbagai hal yang terkait dengan Ruang Terbuka Hijau perkotaan.

Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara dan juga pintu gerbang Indonesia bagian Barat dengan jumlah penduduk 2.117.224 jiwa dengan luas wilayah 26.510 Ha (BPS 2011) dimana perkembangan hutan kota di Medan dimulai sejak tahun 1980 yang meliputi pembangunan dan pemeliharaan taman, jalur hijau, kebun dan perkarangan serta hutan kota. Hutan kota sendiri merupakan kawasan di dalam kota yang didominasi oleh berbagai jenis pohon yang berfungsi sebagai paru-paru kota dan juga sebagai plestarian berbagai jenis tumbuhan yang habitatnya dibiarkan tumbuh secara alami (Dinas Pertamanan Kota Medan, 2003). Sebagai sebuah kota, ia mewadahi berbagai fungsi, yaitu, sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional.Peraturan Perundangan yang ada tersebut dikeluarkan oleh berbagai sektor antara lain : Sektor Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Kehutanan, Pemukiman dan Lingkungan Hidup. Hal ini memberikan gambaran betapa RTH sesungguhnya berkaitan erat dengan berbagai aspek pembangunan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat kota sehingga sangat beralasan jika pengelolaannya diatur dalam berbagai peraturan perundangan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis sangat tertarik untuk


(2)

mengadakan penelitian berjudul : Analisis Penerapan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kecamatan Medan Marelan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Persoalan penataan ruang terbuka di daerah perkotaan dihadapkan pada terbatasnya ruang terbuka yang ada.

2. Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota apakah sudah berhasil atau tidak .

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti membatasi objek penelitian agar lebih terarah, maka penulis membatasi Penerapan pelaksanaan RTH di Kecamatan Medan Marelan yang terdiri atas ; Luas RTH sudah sesuai dengan dengan aturan yang ada dan apa yang menyebabkan pengelolaan RTH kurang berhasil .

D. Rumusan Masalah

1. Apakah luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sudah sesuai dengan aturan yang ada di Kecamatan Medan Marelan.

2. Apakah yang menyebabkan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kurang berhasil di Kecamatan Medan Marelan.


(3)

5

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kesesuaian luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan aturan yang ada di Kecamatan Medan Marelan.

2. Mengetahui penyebab Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kurang berhasil di Kecamatan Medan Marelan.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan keilmuan khususnya dalam kajian pelaksanaan/pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau rekomendasi kepada Pemerintah Kecamatan Medan Marelan khususnya kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah dalam hal perbaikan kualitas lingkungan khususnya dalam mengefektifkan pelaksanaan/pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Medan Marelan.

3. Memberikan masukan pada berbagai pihak akan pentingnya keberadaan Ruang Terbuka Hijau sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penataan Ruang Kota


(4)

55

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis penerapan pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Marelan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Medan Marelan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan belum sesuai standar Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau, masih perlu ditingkatkan pengelolaannya baik dari segi penanganan media tumbuh, jenis tanaman, pengaman tanaman. Masih banyaknya Ruang Terbuka yang belum dihijaukan (84,6%) sehingga suasana panas masih terasa di 5 (lima) kelurahan contoh.

2. Kegagalan/kurangberhasilnya pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Marelan khususnya di 5 (lima) kelurahan contoh disebabkan oleh sistem yang tidak melibatkan peran aktif masyarakat. B. Saran

1. Strategi peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Medan Marelan adalah dengan melibatkan masyarakat mulai dari penentuan jenis tanaman sampai pada pemeliharaan, demikian juga penegakan hukum dan peran pemerintah mulai dari pemerintah kabupaten sampai ke kepala desa, bahkan sampai ke tingkat RT/RW. Untuk itu


(5)

56

kepada instansi terkait, aparat pemerintah mulai dari tingkat RT/RW dan masyarakat agar satu persepsi dalam pengelolaan RTH melalui koordinator serta partisipasinya.

2. Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya untuk itu diharapkan setiap pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan cara menyisihkan ruang terbuka untuk setiap bangunan maupun sejenisnya yang terkait dengan pemanfaatan ruang.

3. Perlunya dilakukan pemeliharaan lanjutan dimana klasifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) tidak hanya dilakukan berdasarkan peraturan perundangan, tapi lebih memperhatikan kualitas dan fungsi ekologis Ruang Terbuka Hijau (RTH)


(6)

59

Akbari, H.S.D. Davis, S. Dorsano, J. Huang, and S. Winnet, eds. 1992.Cooling OurCommunities. A. Guidebook On Tree Planting And Light-Colored Surfacint. U.S.

EPA & Lawrence Berkeley Laboratory Report LBL-31587. Berkeley.CA.

Anonim. 2002. Integrasi Teknik Interpretasi Visual Citra Landsat 7 ETM+ DenganMenggunakan Sistem Informasi Georgrafis untuk Pemetaan Tutupan Lahan. Forest

Watch Indonesia Dept. GIS.

Anonimous. 1992, Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

Anonimous, 1992. Daya Dukung Lingkungan dan Komunikasi Massa dalam Pembangunan Berkelanjutan

Aca Sugandhy, 2000, Penataan Ruang dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup .

Dahlan, E.N. 1992. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas LingkunganHidup.Asosiasi Pengusaha Hutan. Bogor.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007.Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2008. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan No. 05/PRT/M Tahun 2008

Purnomohadi N, 2001. Pengelolaan RTH dalam Tatanan Program BANGUNPRAJA Lingkungan Perkotaan yang Lestari di NKRI. Jurnal Widyaiswara LH, Bidang Managemen SDA dan Lingkungan. KLH Sadyohutomo Mulyono, 2009. Manajemen Kota dan Wilayah

Sumarmi, 2006.Upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan RTH. NaskahPidato Pengukuhan Guru Besar UM. Malang.

Undang-undang No. 26 Tahun 2007.Tentang Penataan Ruang.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7636/3/09E01296.pdf.txt http://werdhapura.penataanruang.net/pusat-informasi/saya-ingin-tahu/peran-masyarakat http://www.pemkomedan.go.id/mdnden.php http://www.yousaytoo.com/tabel-jumlah-sampel-berdasar-tabel-krejcie-dan-morgan/2726478