Penetapan Kadar Mineral Magnesium, Besi, dan Tembaga pada Lobak Putih (Raphanus sativus L.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia membutuhkan paling sedikit 22 jenis mineral bagi
kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan mineral dapat diperoleh dari
diet yang sesuai. Berdasarkan estimasi pada populasi dunia diketahui mengalami
defsiensi besi (Fe), zink (Zn), iodin (I), dan juga selenium (Se). Selain itu,
defisiensi kalsium, magnesium, dan tembaga banyak juga terjadi pada negara
berkembang (White dan Broadley, 2009).
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan ke
dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dan 100 mg sehari, sedangkan mineral
mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Magnesium merupakan mineral
nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam cairan intraselular. Magnesium
di dalam cairan sel ekstraseluler berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot
dan pembekuan darah (Almatsier, 2004).
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh manusia dan hewan. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial yaitu
sebagai alat angkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh, sebagai alat angkut
elektron di dalam sel dan sebagai bagian reaksi enzim di dalam jaringan tubuh.

Tembaga dianggap sebagai zat gizi esensial pada tahun 1928, ketika ditemukan
bahwa anemia hanya dapat dicegah bila tembaga dan besi keduanya ada di dalam
tubuh dalam jumlah cukup. Tembaga ada dalam tubuh sebanyak 50-120 mg.

1
Universitas Sumatera Utara

Sekitar 40% ada di dalam otot, 15% di dalam hati, 10% di dalam otak, 6% di
dalam darah dan selebihnya di bagian tubuh lain (Almatsier, 2004).
Sayur-sayuran merupakan bagian dari konsumsi harian rumah tangga yang
memiliki peranan penting sebagai sumber vitamin dan mineral yang diperlukan
bagi tubuh. Selain dikarenakan harganya yang relatif murah, sayuran juga kaya
akan berbagai nutrisi esensial seperti karoten, protein, dan vitamin C serta
berbagai mineral (Linkon, dkk., 2015).
Bagian umbi tanaman umumnya dimasak terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi. Proses memasak dapat meningkatkan kemudahan untuk dicerna,
meningkatkan

kualitas


dan

meningkatkan

keamanan

untuk

dikonsumsi.

Bagaimanapun, proses ini dapat menurunkan nilai nutrisi akibat kehilangan dan
perubahan nutrisi seperti karbohidrat, protein, mineral dan vitamin. Nutrisi di
dalam bahan pangan dapat hilang akibat destruksi oleh perubahan secara kimia
seperti oksidasi dan terlepasnya mineral di dalam medium ketika memasak.
Vitamin dapat berkurang melalui kedua proses tersebut sedangkan mineral
melarut dalam medium (FAO, 1990).
Pengujian berbagai elemen seperti natrium, magnesium, kalsium, mangan,
besi, tembaga, dan aluminium yang dikandung di dalam umbi lobak telah
dilakukan oleh Kaymak, dkk., (2010), dengan menggunakann


metode

spektrometri flourosensi sinar X. Kandungan mineral magnesium, besi dan
tembaga dapat dilakukan dengan metode titrasi kompleksometri, gravimetri, dan
kolorimertri setelah didestruksi terlebih dahulu. Untuk senyawa tembaga dapat
juga dilakukan dengan metode titrasi iodometri (Jeffery, dkk., 1989). Selain

2
Universitas Sumatera Utara

metode diatas, dapat juga dilakukan pengujian menggunakan spektrofotometri
serapan atom (Isaac, 1990).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meniliti kandungan
magnesium, besi, dan tembaga yang terdapat dalam umbi lobak. Metode yang
dipilih untuk mengetahui kadar mineral tersebut yaitu menggunakan metode
spektrofotometri serapan atom, karena cara analisis ini dapat memberikan kadar
total unsur mineral di dalam sampel tersebut. Metode ini sesuai digunakan untuk
analisis senyawa mineral karena kepekaannya yang tinggi (batas deteksi kurang
dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana, dan interferensinya sedikit
(Gandjar dan Rohman, 2009).


1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. berapakah kandungan mineral magnesium, besi dan tembaga dalam umbi
lobak segar dan umbi lobak rebus ?
b. berapakah persen penurunan kandungan magnesium, besi dan tembaga
pada umbi lobak segar dan umbi lobak rebus ?

1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. umbi lobak segar dan umbi lobak rebus memiliki kandungan mineral
magnesium, besi dan tembaga dalam jumlah tertentu.

3
Universitas Sumatera Utara

b. penurunan kandungan magnesium, besi dan tembaga pada umbi lobak
segar dan umbi lobak rebus dalam jumlah tertentu.


1.4 Tujuan
Berdasarkan hipotesis di atas, maka tujuan dari penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. untuk mengetahui kandungan magnesium, besi dan tembaga dalam umbi
lobak segar dan umbi lobak rebus.
b. untuk mengetahui persen penurunan kandungan magnesium, besi dan
tembaga dalam umbi lobak segar dan umbi lobak rebus

1.5 Manfaat
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat perbedaan kandungan
mineral magnesium, besi dan tembaga pada umbi lobak segar dan umbi lobak
rebus. Sehingga masyarakat dapat memilih cara mengkonsumsi umbi lobak yang
baik dalam bentuk segar atau dengan perebusan yang baik tanpa mengurangi nilai
gizinya.

4
Universitas Sumatera Utara