Kebijakan Badan Pengusahaan Batam Dalam Upaya Meningkatkan Penanaman Modal Di Batam

ABSTRAK
KEBIJAKAN BADAN PENGUSAHAAN BATAM DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PENANAMAN MODAL DI BATAM
Nanda Yolandari*)
Budiman Ginting**)
Mahmul Siregar***)
Batam sebagai daerah yang memiliki kekhususan dikelola oleh dua
otoritas yang berbeda, yaitu Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan
Batam. Di bidang penanaman modal, Badan Pengusahaan Batam memiliki
kewenangan mengatur penanaman modal asing di Batam. Didalam skripsi ini
dibahas mengenai kebijakan penanaman modal dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, kedudukan Badan Pengusahaan Batam
dalam pengaturan kegiatan penanaman modal di Batam, serta kebijakan Badan
Pengusahaan Batam dalam upaya meningkatkan penanaman modal di Batam.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang
bersifat deskriptif. Sumber data berasal dari bahan hukum primer dan sekunder.
Alat pengumpulan data adalah studi kepustakaan (library research) dan studi
dokumen di Kantor Pelayanan Penanaman Modal Badan Pengusahaan Batam dan
Kantor BPM-PTSP Pemerintah Kota Batam. Seluruh data dianalisis secara
kualitatif.
Badan Pengusahaan Batam memiliki kedudukan sebagai Badan otoritas

pengembangan Batam termasuk dalam hal penanaman modal di Batam. Setelah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka
mengenai penanaman modal dalam negeri diatur oleh Pemerintah Kota Batam,
dan Badan Pengusahaan Batam berkedudukan sebagai perwakilan BKPM Pusat
untuk mengatur pelayanan perizinan penanaman modal asing di Batam.Berbagai
kebijakan dilakukan Badan Pengusahaan Batam di sektor investasi untuk dapat
menarik minat para investor dari luar negeri mulai dari penyempurnaan pelayanan
perizinan investasi sampai kepada pemberian insentif baik yang bersifat langsung
maupun tidak langsungseperti membentuk institusi Pelayanan Penanaman Modal
(BPM) BP Batam, mengadakan forum bisnis sebagai wadah kemitraan antara BP
Batam, calon investor, investor, dan pemerintah, mempercepat perizinan dan
mengadakan pelayanan pengurusan perizinan online melalui portal BSW,
sosialisasi kebijakan impor barang modal bukan baru yang bekerja sama dengan
Kementerian perdagangan, perindustrian, dan dirjen bea dan cukai, membentuk
kawasan industri dan fasilitas serta memberikan insentif bagi penanam modal
melalui Pemerintah Pusat dengan pemberian keringanan bea masuk impor
barang-barang modal, pembebasan PPN atas impor, visa izin on arrival, dan
lainnya. Kebijakan yang dilakukan BP Batam telah sesuai dengan kebijakan dasar
penanaman modal yang diatur dalam UUPM.
Kata Kunci: Kebijakan, Penanaman Modal

*)
**)
***)

Mahasiswa Fakultas Hukum USU 2012
Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara