UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

ABSTRAK
MUHAMMAD KHOLIDI. Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Dan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran
Kooperatif. Tesis, Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasatjana
Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan secara empirik tentang (1) perbedaan
peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika antara
pendekatan pembelajaran kooperatif (PPK) dan pendekatan pembelajaran
konvensional (PPKon), (2) perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan
pemecahan masalah matematika antara PPK dan PPKon berdasarkan kemampuan
matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah), (3) analisis po1a jawaban siswa antara
PPK dan PPKon. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang difokuskan
pada penguasaan konsep, aktivitas belajar siswa terhadap PPK dalam upaya
meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika siswa.
Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri di Kota Tanjungbalai. Secara acak,
dipilih satu sekolah sebagai subyek penelitian. Kemudian secara acak dipilih empat
kelas dari beberapa ke1as XII lPA yang parallel dengan ketentuan dua kelas untuk
kelas eksperimen dan dua kelas untukkelas kontrol. Instrumen yang digunakan terdiri
dari: tes kemampuan koneksi matematika, tes kemampuan pemecahan masalah
matematika dan lembar observasi. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi
syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas sebesar 0,4359 dan 0,63 06 berturutturut untuk kemampuan koneksi matematika dan kemampuan pemecahan masalah

matematika. Analisis data dilakukan dengan Uji t dan analisis varians dua jalur
(ANA VA). Hasil utama dari penelitian ini adalah (1) Secara signifikan terdapat
perbedaan antara PPK dan PPKon terhadap peningkatan kemampuan koneksi maupun
pemecahan masalah matematika dengan nilai F=l8.297 dan P- value = 0.00 untuk
kemampuan koneksi matematika, serta F=l9.309 dan P- value = 0.00 untuk
kemampuan pemecahan masalah matematika dengan masing-masing P- value < a =
0.05, (2) Secara signifikan terdapat perbedaan antara PPK dan PPKon terhadap
peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika berdasarkan
kemampuan siswa (tinggi, sedang, dan rendah) dengan nilai F= 9.629 danP- value=
0.00 untuk kemampuan koneksi matematika, serta F=10.946 dan P- value = 0.00
untuk kemampuan pemecahan masalah matematika dengan P- value < a= 0.05, (3)
Hasil analisis diperoleh 69,67 % siswa pada kelompok PPK, mampu mengaplikasikan
ranah koneksi matematika, sedangkan PPKon hanya 58,73%. Terlihat pencapaian
koneksi antar topik matematika yang tertinggi yaitu 4,3 (86%), sedangkan basil
terendah yaitu I ,5 (29%) pada koneksi matematika dengan kehidupan nyata di kelas
eksperimen, dan di kelas kontrol pencapaian koneksi antar topik matematika yang
tertinggi yait 3,85 (72%), sedangkan hasil terendah yaitu 0,58 (11,7%) pada koneksi
matematika dengan kehidupan nyata. I;fasil analisis pada PPK diperoleh 77,22% siswa
yang memahami masalah (MM ) adalah basil tertinggi, 69,29% siswa mampu
merencanakan penyelesaian(MP), 65,8% siswa mampu menyelesaikan masalah (SM),

dan 51 ,8% siswa melibat kernbali peketjaannya(MK) adalah basil terendah.
Sedangkan kelompok PPKon, hanya 70,88% MM ( basil tertinggi), 57,26% MP,
50,74% SM, dan 41,2% MK (hasil terendah). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa PPK merupakan pendekatan yang tepat, dalam upaya
meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika siswa.

ABSTRACT
MUHAMMAD K.HOLIDI. Efforts to Improve Capability Connections And High
School Students Mathematics Problem Solving Through Cooperative Learning
Approach. Thesis, Mathematics Education Study Program Graduate School State
University ofMedan (UNIMED). 2011.

This research aims to reveal empirically about (1) differences in improvement of the
connections between mathematics and problem-solving approach to cooperative
learning (PPK) and the conventional learning approach (PPKon), (2) differences in
improvement of the connections and mathematical problem solving between the PPK
and PPKon based students' mathematical ability (high, medium, and low), (3) analysis
of patterns of student answers between the PPK and PPKon. This was an experimental
study that focused on mastery of concepts, student learning activities against the PPK
in an effort to improve connectivity and problem-solving ability mathematics students.

The research population is high school students in the Tanjungbalai City. At random,
one school was chosen as research subjects. Then the four classes were randomly
selected from some class XII IPAs parallel with the provisions of the two classes to
experiment class and two classes for grade control. Experimental class were treated
PPK and PPKon treated control class. The instrument used consisted of: testing the
ability of mathematical connections, mathematical problem-solving ability test and
observation sheet. Those instruments have been declared eligible content validity, and
reliability coefficient of 0.4359 and 0.6306 respectively for connection capability in
mathematics and mathematical problem-solving abilities. Data analysis was performed
with t test and analysis of variance two-point (ANOVA). The main result of this study
were (1) Significantly there is a difference between the PPK and PPKon to improving
connection capabilities as well as solving math problems with a value of F = 18 297
and P-value = 0.000 for the ability of mathematical connections, and F = 19 309 and
P-value = 0000 for mathematical problem-solving abilities with their respective Pvalue < = 0.05, (2) Significantly there is a difference betweenc:x the PPK and PPKon to
improving connection capabilities and solving math problems based on student ability
(high, medium, and low) with a value F = 9629 and P-value = 0.000 for the ability of
mathematical connections, and F = 10 946 and P-value = 0.000 for mathematics
problem-solving abilities with their respective P-value < = 0.05, (3) The resultsc:x
obtained 69.67 % of students in the group of PPK, are able to apply the realm of
mathematical connections, whereas only 58.73% PPKon, from analysis of the PPK

gained 77.22% of students who understand the problem (MM), 69.29% of students are
able to plan completion (MP), 65.8% students are able to solve the problem (SM), and
51.8% students look back on the job (MK). While PPKon group, only 70.88% of
students who understand the problem (MM), 57.26% of students are able to plan
completion (MP), 50.74% students are able to solve the problem (SM), and 41.2%
students look back work (MK). Based on the results of this study can be concluded
that the PPK is the right approach, in an effort to improve connectivity and problemsolving ability mathematics students.

II

.L
·---------ILIK PERPUSTAKAAN

t.INIMED

UPA YA MENINGKATKAN KE1\1AMPUAN KONEKSI DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMA TIKA SIS\V A SMA
MELALUI PENDEKA TAN PEMBELAJARAN ~
KOOPERATIF
5' I 0-0 7/

(L~O
C)
(Pcnelitia n Ek.'>pcrimcn pada S.M A Ncgcri 1 Kota Tanjungbalai)

'fESIS
Diajukan Untuk Memcnuhi Salah Satu Syarat
Mcmpcrolch Gelar Magister Pcndidikan
Program Studi Pcndidikan Matematika

OLEH:

1\-IUHAMMAD KHOLIDI
NI~:

081188730021

~-

-~


t1f0l1YG
PROGI{AM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM P ASCA SARJANA.
UNIVERSITAS NEGERIMEDAN
ME DAN
2011

I

TESIS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA
MELALUIPENDEKATANPEMBELAJARAN
KOOPERATIF

Disusun dan diajukan oleb:

MUHAMMAD KBOLIDI

NI~:

081732l

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal 23 Pebruari 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Medan, 3 Maret 2011
Menyetujui
Tim Pembimbing

Pemb;m/

Pembimbing I

Po r.' ~:RAGIH,

M.Pd


NIP. 196102051988031003

Ketua Program Stud\
Pendidikan
Matematika

Prof.i:::'::.RAGIH, M.Pd
NIP.l96102051988031003

SAIB SUWILO, M.Sc, Ph. D

NIP.l96401091988031004

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO

NAMA


1:G

Prof. Dr. SAHAT SARAGIH, M.Pd
NIP: 196102051988031003
(KRTUA)

SAID SUWILO, M~ Sc, Ph~D
NIP: 196401091988031004
(SEKRETARIS)
Prof. Dr. ASMIN, M.Pd
NIP: 195708041985031002
(ANGGOTA)
Dr. IZWITA DEWI, M.Pd
NIP: 196207061989032001
(ANGGOTA)

Dr. LISYANTO, M.Si
NJP: 196607061993031001
(ANGGOTA)


TANDA TANGAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF

Disusun dan diajukan oleh:

Medan,

3 Maret 2011

Menyetujui:
Tim Pembimbing

Pembimbing I

Prot

D~


AR Gm

NIP: 19610205 198803 1 003

M.Pd

SAID S
LO, M.Sc, Ph.D
NIP: 19640109198803 1 004

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

T SARAGIH M. Pd
Prof. Dr.
NIP: 19610205198803 1 003

Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat dan Memalsukan Data
~.

Sr a yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Muhammad Kholidi

NIM

: 081188730021

Angkatan

:XIV

Prodi

: Pendidikan Matematika

Judul Tesis

: Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan
Masalah

Matematika

Siswa

SMA

Melalui

Pendekatan

Pembelajaran Kooperatif.
de g_an ini menyatakan bahwa:
1. benar tesis saya adalah karya saya sendiri, bukan dikerjakan orang lain;
2. saya tidak melakukan p1agiat da1am penulisan tesis saya;

I

3. saya tidak ada merobah atau memalsukan data penelitian saya.

Ji4 temyata di kemudian hari terbukti saya telah melakukan salah satu hal di atas,
mta saya bersedia dikenai sanksi yang berlaku berupa pencopotan gelar saya.

i
oefnikian pemyataan ini saya buatdengan sebenamya.

I
Medan, Februari 2011

I

Saya yang membuat pemyataan,

Di*etahui oleh
As

I

~ sten

'

Di ktur I,

\

Syf ifuddin, M.Sc., Ph.D.

NIT19591122 198601 1 001

I

KATAPENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
ralunat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Tesis yang beljudul "Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran
Koopertif', disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Magister Pendidikan Matematika Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr.
Sahat Saragih

M. Pd dan Bapak Saib Suwilo, ¥.Sc, Ph.D selaku Dosen

Pembimbing Tesis, dan seterusnya kepada Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Bapak Dr.
Lisyanto, M.Si dan lbu Dr. lzwita Dewi, M.Pd sebagai narasumber yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesainya tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Belferik
Manullang sebagai Direktur Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan, Bapak
Syarifuddin, M. Sc, Ph. D sebagai Asisten Direktur I, dan Bapak Dr. Abdul Hasan
Saragih, M. Pd sebagai Asisten Direktur II, bererta staf pegawai Program Studi
Pendidikan Matematika dan pegawai perpustakaan Sekolah Pascasaljana Universitas
Negeri Medan.
Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Dr. Hasratudin M. Pd, Bapak
Drs Edi Syahputra M. Pd Dosen FPMIPA UNIMED dan sahabat alumni saudari
Glory Indira D. Purba S.Si, M.Pd serta Bapak Sumardi S.Pd guru SMA Negeri I
Kota Tanjungbalai sebagai validator tes. Kemudian ucapan terima kasih kepada
Bapak Wali Kota Tanjungbalai Dr. H. Sutrisno Hadi SpOG dan lbu Delima S.Pd
MM sebagai Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Tanjungbalai , Bapak Drs
Kani Napitupulu sebagai Kepala SMA Negeri I Kota Tanjungbalai, serta lbu
Mahyuni S. Pd dan Ibu Zulfah Marpaung S.Pd sebagai guru pengamat (observer),

lll

yang telah banyak membantu selama penelitian ini dilaksanakan beserta seluruh staf
pegawai SMA Negeri 1 Kota Tanjungbalai.
Teristimewa kepada kedua orang tua, Bapak H. Abdur Rahman dan Ibu
Suhaimiah serta istri tercinta Nuraini yang telah banyak memberikan dukungan baik
secara moril maupun materil , kepada sanak saudara dan rekan-rekan yang telah
memberi dorongan dan doa sehingga penuJis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Negeri Medan ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
tesis ini, namun penulis menyadari banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata

bahasa, untuk: itu penulis mengharapkan saran dan keriti.k yang bersifat membangun
dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya ini akan bermamfaat dalarn
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Pebruari 2011
Penulis

Muhammad Kholidi

IV

DAFTAR lSI

Hal
ABSTRAK ..................................................................................................... .
ABSTRACT.....................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR lSI..................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTARGAMBAR.......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ····················································································
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belak:ang Masa1ah. .................... .. .... .... .... ...... ...... ........... ... .. .
B.
Identifikasi Masalah ...... .. ... ... ...... .......... ..... .... ... ... ................. ........
C.
Pembatasan Masalah .....................................................................
D.
Rumusan Masalah .........................................................................
E.
Tujuan Penelitian.... .... ... .. ... .... ... ... ........ ... .. ............. ... .. ... .... ..... ......
F.
Mamfaat Penelitian ....... ................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Koneksi Matematika .... ..... ...... .... ... ... .... ..... .... .... ... ... ........ ... ... .. .... .
B.
Pemecahan Masalah Matematika .. ... .. ...... ...... ....... ....... .. ... ....... ....
C.
Hak:ikat Pembelajaran Matematika ...............................................
D.
Pendekatan Pembe1ajaran Kooperatif (Cooperative Learning)....
E.
Pendekatan Pembelajaran Secara Konvensional.........................
F.
Teori Belajar Pendukung...............................................................
G.
Hasil Penelitian yang Relevan.......................................................
H.
Kerangka Konseptual ... .. ... .... ....... .. ...... .... ... .. .. ....... ... ... ... .. ... .... .. .. .
I.
Hipotesis Penelitian.......................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampe1 ................................................................... ..
A.
Variabel Pene1itian ....................................................................... .
B.
Definisi Operasiona1 Variabel .................................................... ..
C.
D.
Desain Pene1itian .......................................................................... .

11

ut
v
vii
IX
XI

I

II
13 .·
14
14
15

17
20
26
31

39

41
47
48

58

60
61
61

63

E.
F.

64

G.
H.

78
79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Koneksi Matematika .......
B.
Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika ............................... ...................................... ..... ... .......
C.
Analisis Hasil Kerja Siswa .. ............................ ................... .......... .

73

80
93
106
v

D.
E.
F.

Aktivitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran................. 131
Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 135
Keterbatasan Penelitian ... .... .. ...... ... ... .. .. ........ ..... ... .... .... ..... ...... ..... 141

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Simpulan........................................................................................
B.
Implikasi........................................................................................
C.
Saran..............................................................................................

143
146
148

z

?

vi

DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 2.1. Sintaktis Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
( Cooperative Learning)................................................................

Tabel 2.2. Perbandingan Pedagogik antara Empat Pendekatan Pada
Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)........................
Tabel 2.3 Perbedaan Pedagogik antara Pembelajaran Kooperatif
dan Pembelajaran Konvensional.. ...... ........................ ........... ... ...
Tabel 3.1 Daftar Peringkat Akreditasi SMA Negeri di Kota
Tanjungbalai..................................................................................
Tabel3.2 Daftar Jumlah Siswa SMA Negeri di Kota Tanjungbalai
T.P2010/2011...............................................................................
Tabel 3.3 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Matematika Siswa. ..........
Tabel 3.4 Tabel Weiner Tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas,
Terikat serta Kemampuan Siswa.................................................
Tabel 3.5 Acuan Pemberian Skor Tes Koneksi Matematika ......................
Tabel3.6 Kisi-kisi Tes Instrumen Kemampuan Koneksi Matematika.........
Tabel3.7 Kisi-kisi Instrumen Pemecahan Masalah Matematika..................
Tabel 3.8 Acuan Pemberian Skor Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika ........................... ........ ......... ... ......................
Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Validitas Kemampuan
Koneksi Matematika Siswa.................................. .........................
Tabel3.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Validitas Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa .... ... ... .. .. ... .. ..... .. .. .... .. .....
Tabel3 .ll Perhitungan Untuk Setiap Butir Soal Koneksi
Matematika Siswa .........................................................................
Tabel 3.12 Perhitungan Untuk Setiap Butir Soal Pemecahan Masalah
Matematika Siswa .... ... ........ ... ... ....... ........ ... .... .. . .... ..... .... .. ... ........
Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda (D)
Kemampuan Koneksi Matematika................................................
Tabel3.14 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda (D)
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika .. ...... ..... ......... .....
Tabel 3.15 Keterkaitan Masalah, Hipotesis, dan Jenis Uji Statistik
Yang Digunakan ... ...... ........ .... .. ... .... ... ..... ... ..... . .. ...... .. ...... ........ .. .
Tabel3.16 Rancangan Waktu Penelitian.......................................................
Tabel 4.1 Rataan Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi
Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa ..................
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data KMA dan KMB........................... .......
Tabel4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians Kelompok Data KMA
dan KMB.......................................................................................
Tabel 4.4 Uji t Kelompok Data KMA dan KMB ..........................................
Tabe14.5 Hasil Uji Norma1itas Kelompok Data ...........................................
Tabel4.6 Hasil Analisis Uji Homogenitas Antar Kelompok
KMA dan KMB ........................................................ ................ ....
Tabel 4.7 Basil Anava Dua Jalur Kemampuan Koneksi Matematika .........

34
35
41
60
61
63
63
65
65
66
66
69
69
71
71
72
73
77
79

81
84
85
85
87
88
88
Vll

Tabel4.8 Rangkuman Hasil Uji t Pengaruh Pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa ....... ..... .....

91

Tabel4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan
Koneksi Matematika pada TarafSignifikailsi 5% ........................
Tabel4.10 Rataan Gain Temormalisasi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol berdasarkan Kemampuan Matematika
Siswa.............................................................................................
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data PMA dan PMB ...................................
Tabel4.12 Hasil Uji Homogenitas V arians Kelompok Data PMA
danPMB .......................................................................................
Tabel4.13 Rangkuman Uji t Kelompok Data PMA dan PMB.......................
Tabel4.14 Hasil Uji Normalitas Kelompok Data...........................................
Tabel 4.1 5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Antar Kelompok
PMA dan PMB ..............................................................................

92

93
96
97
98
99
100

Tabel 4.16 Hasil Anava Dua Jalur Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika...................................................................................

101

Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji t Pengaruh pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa ... ...... .... ... .

104

Tabel 4.18 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika pada TarafSig. 5%............ ......
Tabel4.19 Rangkuman Hasil Analisis Ranah Koneksi Matematika .......... .
yang Terekam Pada Hasil Kerja Siswa di kelompok PPK. ...........
Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Analisis Langkah-Langkah Pemecahan .........
Masalah yang Terekam Pada Setiap Butir Soal di Kelompok
PPK................................................................................................
Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Analisis Langkah-Langkah Pemecahan
Masalah yang Terekam Pada Setiap Butir Soal di Kel.PPKon. .....

105
116

128
128

Vlll

DAFTAR GAMBAR
Hal
Daerah Pembagian Kurva Normal .................................... .
Bagan Dari Prosedur Penelitian ........................................ .
Diagram Mean dan Std Deviasi Gain Ternormalisasi
Kemampuan Koneksi Matematika Bardasarkan Faktor
Pembelajaran ..................................................................... .
Diagram Mean Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi
Gambar4.2
Matematika Bardasarkan Faktor Pembelajaran dan
Kemampuan Siswa ............................................................ .
Diagram Mean Gain Ternonnalisasi Kemampuan Koneksi
Gambar4.3
Matematika Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa dan
Faktor Pembelajaran .......................................................... .
Diagram Selisih Rataan Gain Ternormalisasi Kemampuan
Gambar 4.4
Koneksi Matematika antara PPK dan PPB Bardasarkan
Faktor Kemampuan Siswa ................................................ .
Interaksi Antara Faktor Pembelajaran dan Faktor
Gambar 4.5
Kemampuan Matematika Siswa dalam Mempengaruhi
Kemampuan Koneksi Matematika Siswa ......................... .
Diagram Mean dan Std Deviasi Gain Ternonnalisasi
Gambar4.6
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Bardasarkan Faktor Pembelajaran......................................
Gambar 4.7
Diagram Mean Gain Ternonnalisasi Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Bardasarkan Faktor
Pembelajaran dan Kemampuan Siswa .............................. .
Diagram Mean Gain Ternonnalisasi Kemampuan
Gambar4.8
Pemecahan Masalah Matematika Bardasarkan Faktor
Kemampuan Siswa dan Faktor Pembelajaran ................. .
Diagram Selisih Rataan Gain Temonnalisasi Kemampuan
Gambar4.9
Pemecahan Masalah Matematika antara PPK dan PPB
Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa ........................... .
Interaksi Antara Faktor P emb
l ~arn
dan Faktor
Gambar4.10
Kemampuan Matematika Siswa dalam Mempengaruhi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa .......
Gambar 4.11(a) Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 Aspek
Koneksi Matematika ........................................................ .
Gambar 4.1 I (b) Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor l Aspek
Koneksi Matematika ......................................................... .
Gambar 4.12(a) Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek
Koneksi Matematika ...................................................... ....
Gambar 4.12(b) Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek
Koneksi Matematika ......................................................... .
Gambar 4.13(a) Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek
Koneksi Matematika ..........................................................
Gambar 4.13 (b) Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek
Koneksi Matematika ..........................................................
Gambar 4.14(a) Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek
Gambar 3.1
Gambar 3.2.
Gambar4.1

74
78

81

82

82

82

89

94

94

94

94

102
107
107
108
109
110
Ill

IX

Gambar 4.14(b)
Gambar4.15(a)
Gambar 4.15(b)
Gambar 4.16
Gambar 4.17(a)
Gambar 4 .17(b)
Gambar 4.1 8(a)
Gambar 4.18(b)
Gambar 4.19(a)
Gambar 4.19(b)
Gambar 4.20(a)
Gambar 4.20(b)
Gambar 4.21(a)
Gambar 4.2l(b)
Gambar4.22

Gambar 4.23
Gambar4.24
Gambar4.25
Gambar4.26
Gambar4.27
Gambar4.28
Gambar4.29

Koneksi Matematika ........................................................ ..
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek
Koneksi Matematika ......................................................... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek
Koneksi Matematika ......................................................... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek
Koneksi Matematika ......................................................... .
Diagram Garis Rataan Gain Temormalisasi
Kemampuan Koneksi Matematika Tiap Butir Soal .......... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika .......................................
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ...................................... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika .......................................
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ...................................... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek
Pemecahan Masa1ah Matematika ..................................... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ...................................... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ...................................... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ...................................... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ...................................... .
Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ...................................... .
Diagram Garis Rataan Gain Ternormalisasi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Tiap Butir Soal .................................................................. .
Diagram Garis Hasil Pengamatan Guru dari Dua
Observer ............................................................................ .
Diagram Garis Hasil Pengamatan Siswa dari Dua
Observer ............................................................................ .
Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Kelas
Eksperimen .........................................................................
Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Kelas
Kontrol ...............................................................................
Aktivitas Peneliti dalam Proses Pembelajaran pada Kelas
Eksperimen .................... .................................................... .
Aktivitas Siswa dalam Kerja Kelompok .......................... ..
Aktivitas Siswa Dalam Mempresentasikan Hasil Kerja
Kelompok .......................................................................... .

112
113
114
114
115
120
120
121
122
123
123
124
125
126
126

127
132
133
133
134
134
136
137

X

DAFTAR LAMPIRAN
Hal.

Lampiran 1.

Penjelasan validitas uji coba intrumen penelitian
kemampuan koneksi matematika dan pemecahan
masalah matematika ooo.oooooo 000 oooooo.oo 00 00 00000000 0000000000 000 000 000000 ooooo Oo

166

Lampiran 2

Jadual Penelitian di SMA N I Tanjungbalai ooooooooooooooooooo oooooo

170

Lampiran 30

Lembar Observasi dan Hasil Observasiooooooooooooooooooooooooooooooo o

171

Lampiran40

Rencana Pelaksanaan PembelajaranooooooooooOOOoooooooooooOOoooooooooo.oo

179

Lampiran 50

Lembar Aktivitas Siswaooooooooooooooooooooooooooooooooooooo oooo ooooooooo oooooooo

208

Lampiran 60

Acuan Pemberian Skor Tes Koneksi Matematika, 0
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Aspek Koneksi
Matematika, Soal dan AltematifPembahasan Tes
Koneksi Matematikaooooooooooo.oooooooooooooooooooooooooooooo.ooooOoOoooooooooOOO

Lampiran 70

Acuan Pemberian Skor Tes Pemecahan Masalah
Matematika, Kisi-kisi Tes Pemecahan Masalah
Matematika, Soal dan Alternatif Pembahasan
Tes Pemecahan Masalah Matematikaooooooo OOOOoOOooooooooOOOOO oooooooooo

Lampiran 8

235

Dasar Pengelompokan, dan Deskripsi Data
Hasil PenelitianoooooOOOOOOOOooooooOOOOoO·o···oooooooooooooOOoOOooooooooooooooooooooooo

248

Lampiran 90

Pengujian Analisis Data Hasil Penelitian ooooo .. ooooooooOOOooooooOOOO OOo

269

Lampiran 100

Uji Homogenitas Dan Analisis Kesamaan Rata-Rata oo.. oooooooo

295

Lampiran 110

Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan
Kemampuan Siswa OoOOO ooooooooo.ooo•o••ooooooo .. oooooooooo oo···ooo oooo .. ooOOOOO OOO

398

Lampiran 12.

Photo Dokumentasi Penelitiano.oooooo .... oooooo oo oooo.ooooo ..... o...ooooo.o oo

305

Lampiran 13

Surat- surat izinooooooooo oooooo.oooooooo ... ooooooooooo.ooooooooo .. oooo.ooooooo oooooooo o

309

Lampiran 14

Daftar Riwayat HidupooooooooooooooooOoooooooooooooooooooooooOOOOoooOOooooooooooo

318

XI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memperihatinkan.
Berdasarkan basil survei United Nations Development Programme (UNDP), £PM
Indonesia baru mencapai 71,1
Filipina 76,3;

sedangkan negara Asia Tenggara lainnya, yaitu

Thailand 78,4; Malaysia 80,5 dan Singapura 91,6. ( Sumber

http:/!hataviase.co.id/node/140360

diakses 1 Juni 2010). Pada bagian lain juga,

Soedibyo AM. mengatakan: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia periode
2009, jika dibandingl:r.an dengan negara-negara di dunia, Indonesia masih menduduki
tempat 111 dari 182, karena faktor pendidikan dan kesehatan yang mac;ih tertinggal.
(Sumber, http://www.antarajatim.com/lihatlberita/27631/ipm-indonesia. diakses
Juni 2010).

Pada kesempatan yang sama dipero1eh data bahwa: lndeks

Pembangunan Manusia Propinsi Sumatera Utara yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota
Tanjungbalai berada pada posisi 12 dari 30 kab/kota di Sumatera Utara. Data
tersebut menjelaskan bahwa faktor pendidikan di Kota Tanjungbalai masih perlu
ditingkatkan, masih perlu penanganan yang serius dari berbagai unsur masyarakat.
Guru merupakan salah satu ujung tombak pembangunan. Guru hurus berupaya
mencari inovasi-inovasi pendekatan pembelajaran yang baru. Solusi yang tepat, yang
melibatkan semua unsur-Lmsur bangsa ini, sangat diperlukan untuk mendorong
Indeks Pembangunan Indonesia (IPM) ke tingkat 80,00.

Sehingga upaya

meningkatkan pembangunan di Indonesia pada umurrmya serta pendidikan di Kota
Tanjungbalai khususnya dapat terujud.

Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

·didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengedalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Suatu hal yang perlu kita
perhatikan dari UU No.20 tahun 2003 tersebut bahwa; proses pendidikan yang
terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
yang memungkinkan tetjadi pada diri anak sehingga membentuk manusia yang
berkembang secara sempuma, serta proses pendidikan hams berorientasi kepada
siswa (student active learning), dan akhimya dapat mengembangkan kecerdasan
intlektual serta keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan yang berkualitas di era informasi sekarang ini merupakan faktor
penentu dalam mengasilkan masyarakat yang memiliki kompetensi untuk dapat
memasuki bidang perkerjaan yang makin kompetitif akibat perkembangan dunia
yang makin mengglobal. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
pendidikan antara lain pesatnya tuntutan masyarakat tentang mutu lulusan yang
terampil, perkembangan dan perubahan peradaban dunia yang makin mengglobal
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, serta
peningkatan perekonomian dunia. Ini memberikan implikasi terhadap penyediaan
lulusan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Terciptanya lulusan sekolah yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ditentukan
berbagai faktor, misalnya kompetensi guru, kemampuan siswa, sarana, fasilitas,
kurikulum dan lain-lain. Salah satu indikator pembelajaran yang berkualitas baik

2

adalah tingginya tingkat pengetahuan serta adanya interaksi siswa terhadap materi
yang diajarkan pada kehidupan nyata. Sari (2008: 8) berpendapat bahwa:
lnteraksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat
interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan
pembelajaran. Peranan guru dalam menentukan pola kegiatan
belajac mengajac di keJas bukan ditentukan oleh didaktik- metodik
yang digunakan tetapi bagaimana menyediakan dan memperkayai
pengalaman anak.
lnformasi diatas,

mengingatkan

kita sebagai pengelola pendidikan untuk

meningkatkan perhatian dan usaha

yang sungguh-sungguh dalam memberikan

pembelajacan matematika di sekolah, sehingga pelajarannya dapat dipahami oleh
siswa dan tetap mengacu kepada perkembiingan pribadi para siswa, dengan tidak
mengorbankan

karakteristik matematika sebagai ilmu deduktif, abstrak dan

konsisten.
Matematika dapat dipandang sebagai ratunya ilmu ( Queen of Sciences)
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Matematika bukanlah merupakan pengetahuan mengenai objek
tertentu melainkan cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan tersebut
(Suriasumantri, 1999). Kemampuan berpikir matematik telah banyak mendapat
perhatian para peneliti maupun pendidik. Banyak perhatian yang difokuskan pada
batasan dalam pemahaman siswa terhadap konsep dan juga kepada keterampilan
berpikir, penalaran, koneksi, dan menyelesaikan masalah mereka dalam matematika.
Banyak alasan mengapa matematika tersebut demikian. Pada bagian lain Sitompul
(De Bono, 2007: 135) mengatakan:
Sebagian besar cara berpikir kritis, perdebatan, dan sistem yang
terdiri dari dua kutub yang berlawanan, didasarkan pada logika.
Logika adalah cara para ilmuwan untuk menyampaikan gagasan
mereka. Walaupun suatu terobosan ilmiah diperoleh karena intuisi,

3

terobosan itu haruslah dijelaskan seolah-olah itu adalah basil dari
logika. Jika tidak, ide tersebut tidak akan diterima.
Belajar matematika berkaitan erat dengan aktivitas dan proses belajar dan
berpikir. Studi kasus suatu organisasi memberikan pandangan prediksi yang sarna
dengan menganalisis data dari daftar kisi-kisi berdasarkan pada suatu teori yang
pasti tak jelas tetapi menjadi bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari konsep
matematika Tentu saja kita memerlukan akal sehat dan bahkan sedikit keyakinan.
Sumarmo (2010 : 4) mengatakan:
Istilah berfikir matematik (mathematical thinking) diartikan sebagai
cara berfikir berkenaan dengan proses matematika (doing math) atau
cara berfikir dalam menyelesaikan tugas matematik (mathematical
task) baik yang sederhana maupun yang· kompleks. Merujuk
pengertian di atas, maka istilah mathematical ability, dapat diartikan
juga sebagai kemampuan melaksanakan mathematical thinking.
Selanjutnya, ditinjau dari kedalaman atau kekompleksan kegiatan
matematik yang terlibat, berfikir matematik dapat digolongkan
dalam dua jenis yaitu yang tingkat rendah (low order mathematical
thinking atau low level mathematical thinking ) dan yang tingkat
tinggi (high order mathematical thinking atau high level
mathematical thinking)
Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang
pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Sampai saat ini matematika masih
dianggap mata pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Anggapan

ini mungkin tidak berlebihan selain mempunyai sifat yang abstrak, pemahaman
konsep matematika yang baik sangatlah penting karena untuk memaharni konsep
yang baru diperlukan prasarat pemahaman konsep sebelumnya. Dalam proses
belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk memilih pendekatan pembelajaran
berikut media yang tepat sesuai dengan materi yang disarnpaikan demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan
yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai
tugas untuk memilih pendekatan dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan
4

Bantuan seorang guru kepada siswanya tidak boleh terlalu
banyak dan tidak boleh terlalu sedikit. Menurutnya, jika
bantuan seorang guru terlalu sedikit, maka siswa akan
mengalami hambatan yang cukup besar, namun jika bantuan
itu terlalu banyak, maka sedikit sekali yang akan didapat para
siswa dari proses belajarnya.
Akibatnya, banyak terjadi kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal matematika
yang berhubungan dengan

soal-soal koneksi. Beberapa siswa menganggap

matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Sebagai contoh hanya 28,5 % siswa
dari

120 siswa (basil pretes) mampu untuk menyelesaikan soal koneksi.

Ketidakmampuan siswa untuk menjawab soal koneksi matematika, dikarenakan
ketidakmampuan siswa mengkoneksikan pengetahuan yang diterimanya dengan
persoalan matematika dalam kehidupan nyata. Hal ini tidak terlepas dari pengajaran
guru serta pendekatan

yang digunakan saat ini di kelas belum tepat. Banyak

pengajaran bidang-bidang akademis masih dilakukan secara konvensional yang
hanya membuahkan kemampuan yang bersifat kognitif semata. Selanjutnya
Sumarmo (2006) mengatakan bahwa :
Kemampuan Koneksi Matematika adalah kemampuan seseorang
dalam memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika,
yang meliputi: koneksi antar topik matematika, koneksi dengan
disiplin ilmu lain, dan koneksi dengan kehidupan sehari-hari.
Kemampuan ini akan dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang inovatif. Melalui koneksi matematika maka konsep pemikiran
dan wawasan siswa akan semakin terbuka terhadap matematika, tidak hanya terfokus
pada topik tertentu yang sedang dipelajari, sehingga akan menimbulkan sifat positif
terhadap matematika itu sendiri. Membuat koneksi merupakan standar yang jelas
dalam pendidikan matematika yang juga menjadi salah satu standar utama yang
disarankan NCTM (Marzuki, 2006). Keterkaitan

antara berpikir tingkat tinggi

6

dengan pelajaran matematika dijelaskan oleh Romberg (Marzuki, 2006) dengan
menyatakan bahwa beberapa aspek berpikir tingkat tinggi yaitu: pemecahan masalah
matematika,

komunikasi

matematika,

penalaran

matematika,

dan

koneksi

matematika. Setiap aspek dalam berpikir matematika tingkat tinggi mempunyai
ruang lingkup yang sangat luas, sehingga agar tidak terlalu melebar, dalam
penelitian ini yang akan diukur hanya dua aspek, yaitu: koneksi matematika dan
pemecahan masalah matematika.
Pada bagian lain pembelajaran matematika di sekolah hendaknya berpusat
pada peningkatan kemampuan siswa dalam memecahk:an masalah. Polya sangat
mendukung terhadap pembelajaran menggunakan pemecahan masalah. Pemecahan
masalah merupakan aspek yang sangat penting dalam proses belajar dan
pengembangan matematika. Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya,
sebagai berikut: memahami masalah; merencanakan penyelesaian; menyelesaikan
masalah; dan melakukan pengecekan. Seperti yang dinyatakan oleh Edelstein (1999,
49) sebagai berikut:
Polya breaks the problemsolving process down into four main parts:
understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, and
looking back. He discusses what each part involves, and then
illustrates the process with a few sample problems from geometry and
calculus.

Pada contoh soal berikut, hanya 16,7% siswa dari 120 siswa (basil pretes) mampu
untuk menyelesaikannya. Sebagian siswa tidak dapat menjawab dengan sempurna.
Dalam menyelesaikan masalah matematika diperlukan beberapa prasyarat yang
meliputi pengetahuan konseptuaVprosedural, strategi, komunikasi dan akurasi.
Proses belajar mengajar matematika yang baik adalah guru harus mampu menerapkan
suasana yang dapat membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga

7

mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya. Guru perlu membantu
mengaktifkan siswa untuk berpikir. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada
pemikiran bahwa lebih mengaktifkan siswa, sehingga siswa "mengalami" apa yang
dipelajarinya, bukan "mengetahuinya". Pembelajaran matematika yang berorientasi
target penguasaan materi, terbukti berhasil dalam kompetisi, mengingat jangka pendek
tetapi gaga! dalam membekali anak dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan
jangka panjang.
Selanjutnya Sanjaya (2008) mengatakan bahwa pembelajaran berpikir
adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Menurut beberapa
ahli, otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Masingmasing belahail otak memilki spesialisasi

dalam kemampuan- kemampuan

tertentu. De Porter (Sanjaya, 2008) mengatakan bahwa proses berpikir otak kiri
bersifat logis, skuensial, linier dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun
berdasarkan ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara
berfikirnya sesuai untuk tugas- tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca,
asosiasi auditorial, menempatkan detail fakta, fonetik serta simbolis. Pada
pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan bagian yang sangat
penting dikuasai oleh siswa. Sehingga Sumarmo ( 2009) mengatakan bahwa proses
berpikir dalam pemecahan masalah memerlukan kemampuan intlektual tertentu
yang akan mengornanisasikan strategi. Hal itu akan melatih orang berpikir kritis,
logis dan kreatif yang sangat diperlukan dalam menghadapi perkembangan
masyarakat. Pemecahan masalah menurut Suherman dkk (2001: 83) adalah:
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika
yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman
menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki
8

untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemampuan matematika penting
seperti penerapan aturan masalah tidak rutin, penemuan pola.
penggeneralisasian, komunikasi matematik, dan lain-lain dapat
dikembangkan secara lebih baik.
Ketidakmampuan

koneksi

siswa untuk menyelesaikan soal-soal

matematika maupun soal-soal pemecahan masalah matematika

sebagaimana

diutarakan di atas. Sebagai indikator adanya masalah yang dihadapi guru di
lapangan. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru matematika. salah
satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan tersebut antara
lain adalah kesulitan dalam koneksi matematika,

dan pemecahan masalah

matematika. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang tepatnya
pembelajaran matematika di sekolah (Sanjaya, 2008).

orientasi

Pembelajaran matematika

selama ini kurang memberi motivasi kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
pembentukan pengetahuan matematika mereka. Pembelajaran dengan suasana
belajar aktif dan memberikan strategi dalam penyelesaian soal, dapat membantu
siswa mengatasi kesulitan tersebut. Pendekatan pembelajaran yang dapat membuat
siswa aktif adalah pendekatan pembelajaran kooperatif. Guru dapat menerapkan
pendekatan pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Division), kepada siswanya di kelas dimana mereka bertugas sebagai tenaga
pengajar.
Slavin, Abrani dan Chambers (Sanjaya, 2008) berpendapat bahwa belajar
melalui. kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu: perspektif
motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan perspektif
elaborasi kognitif. Selanjutnya Sanjaya (2008, 224) berpendapat bahwa:

9

Perespektif sosial berarti bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan
saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua
anggota kelompok memperoleh keberhasilan. BekeJjasama secara tim
dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan
iklim yang bagus, dimana setiap anggota kelompok menginginkan
semuanya memperoleh keberhasilan. Selanjutnya setiap kelompok
haruslah bersifat heterogen. Artinya, kelompok terdiri atas anggota
yang memiliki kemampuan ak:ademik, jenis kelamin, dan latar
belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap
kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan
menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan
kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh ke&rhasilan secara
kelompok. Oleh karena itu, perinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses
pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan
tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling
membantu. Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi
pembelajaran kooperatif ( cooperative learning). Strategi pembelajaran kelompok
merupakan strategi pembelajaran yang akhir- akhir ini menjadi perhatian dan
dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (Sanjaya, 2008),
mengemukakan dua alasan, pertarna beberapa basil penelitian membuktikan bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkat harga diri. Kedua,
pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar
berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan
bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini
memiliki kelemahan.

10

Merujuk pernyataan NCTM (Sumarmo, 2010: 4) dua dari jenis berpikir
tingkat tinggi dalam matematika adalah koneksi matematika dan pemecahan masalah
matematika Jenis paling banyak digunakan dalam menyelesaikan soal/masalah
matematika dalam kehidupan nyata. Melalui koneksi matematika, siswa diajarkan
konsep dan keterampilan dalam memecahkan masalah dari berbagai bidang yang
relevan, baik dengan bidang matematika itu sendiri maupun dengan bidang di luar
matematika. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika dijadikan
kemampuan dasar yang harus ada pada siswa dalam menyelesaikan permasalahan
dalam matematika

Dua alasan ini yang membuat peneliti tertarik melakukan

penelitian, dengan konsep pendekatan pembelajaran berdasarkan kelompokkelompok kecil dibawah pendekatan kooperatiftipe STAD.
Pengembangan pembelajaran ini hanya dimungkinkan jika hubungan
keijasama antara siswa teijalin dengan baik, terciptanya komunikasi secara logis,
kalaborasi dan partisipasi dapat terbentuk dan terbina secara efektif serta hubungan
persahabatan yang saling percaya dapat teijalin dengan baik. Pembelajaran yang
berorientasi pada penciptaan iklim yang kondusif dapat membangun hubungan
keijasama, berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman antar sesama siswa
maupun guru dengan siswa. Penciptaan suasana kooperatif dapat membangun
hubungan interaksi secara intensif dan saling menguntungkan. Jika syarat-syarat
tersebut terpennhi maka pengaruh pembelajaran kooperatif secara umum hasilnya
positif.
B. Identif"Ikasi Ma.salah.

Salah satu masaJah yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita adalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong
11

C. Pembatasan Masalah.
Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa,

yang

dikaitkan dengan tinggi rendahnya kemampuan koneksi serta pemecahan masalah
matematika siswa serta pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan koneksi
serta pemecahan masalah matematika siswa dalam proses pembelajaran matematika,
sehingga perlu pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup
lokasi penelitian, subyek penelitian, waktu penelitian dan variabel penelitian.
Berkaitan dengan lokasi penelitian, penelitian ini terbatas pada siswa kelas
XII IPA

SMA Negeri 1 di Tanjungbalai Kota Tanjungbalai T.P 2010/2011, yang

terdiri dari lima kelas dengan jumlah 152 siswa, dengan meneliti permasalahan
sebagai berikut:
I. Kemampuan koneksi matematika siswa masih rendah, sehingga siswa kesulitan
dalam menyelesaikan soal-soal koneksi

matematika di kelas ditinjau dari

keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa, maupun
dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah).
Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah, sehingga
siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal- soal pemecahan masalah matematika
di kelas ditinjau dari keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan
matematika siswa, maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang,
rendah).
3. Interaksi pendekatan

pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa

(tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan kemampuan koneksi maupun
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
4. Pola jawaban siswa dalam menyelesaikan soal- soal koneksi

matematika

maupun soal- soal pemecahan masalah matematika dikelas bervariasi.
13

D. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah dan identiflkasi masalah tersebut diatas,
maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan terhadap

peningkatan kemampuan koneksi

matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif dibandingkan
dengan siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional ditinjau dari

keseluruhan tanp