BAB 3 RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN REJANG LEBONG - DOCRPIJM 55015d1ed1 BAB IIIBab 3

BAB 3 RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN REJANG LEBONG

3.1. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten

  Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2010-2015, Visi Kabupaten Rejang Lebong adalah :

  

“Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, beriman dan kompetitif dengan

pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan ”.

  Masyarakat sejahtera, menurut Bank Dunia tahun 2007, mempunyai penghasilan di atas garis kemiskinan global (US$ 2 per kapita per hari), sementara menurut UNDP tahun 2007, standar kebutuhan minimal per hari untuk Indonesia adalah Rp. 20.000,- di kota dan Rp. 15.500,- di desa, baik melalui usaha mandiri maupun bekerja pada orang lain, ekonomi berbasis sumber daya, unit keuangan mikro, dan perluasan lapangan kerja.

  Masyarakat yang beriman mengandung pengertian bahwa masyarakat yang ingin diwujudkan adalah masyarakat yang religious dan berbudi pekerti luhur, yakni masyarakat yang menghayati dan mengamalkan nilai- nilai luhur agama, adat istiadat dan budaya sera taat kepada norma-norma hokum dan kemasyakatan sehingga sanggup mengantarkan setiap warga masyarakat Kabupaten Rejang Lebong siap untuk menghadapi tantangan dunia modern di era informasi dan globalisasi.

  Masyarakat yang kompetitif memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, berkompeten dalam memenuhi pasar kerja (cerdas teori dan terampil berkarya) dan mampu menciptakan lapangan kerja baru (kompetensi kewirausahaan), dan dapat mengambil peran strategis dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong.

  Kondisi masyarakat yang kompetitif diawali dengan kondisi terhadap perubahan yang mengarah pada kemajuan (misalnya teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas), memahami pengertian dasar tentang agama yang dianut, serta sehat jasmani dan rohani.

  Pemanfaatan sumberdaya alam berkelanjutan, yakni upaya untuk mengelola Sumber Daya Alam berbasiskan kelestarian lingkungan hidup yang dipergunakan dan dimanfaatkan untuk menunjang sector ekonomi, pertanian, pertambangan dan energi serta pariwisata. Kegiatan tersebut meliputi tahapan perencanaan, regulasi dan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah sesuai dengan struktur ruang dan pola kebijakan pemanfaatan ruang yang memperhatikan potensi daya dukung lahan serta kesesuaian penggunaan lahan oleh masyarakat.

  Pernyataan Visi di atas harus pula mampu menghasilkan kondisi masyarakat yang berakhlak mulia. Masyarakat berakhlak mulia memiliki kualitas iman dan moral yang tinggi sebagaimana tercermin dari pola kehidupan sehari-hari yang saling menghargai satu sama lain, termasuk kerukunan hidup umat inter dan antar agama, serta terbebas dari praktek- praktek yang bertentangan dengan nilai-nilai agama seperti prostitusi, narkoba, minuman keras, perjudian, korupsi, kolusi dan nepotisme. Nilai- nilai agama dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan terutama yang berhubungan dengan hajat orang banyak.

  Misi

  Untuk mewujudkan Visi pembangunan daerah tersebut, ditetapkan misi sebagai berikut :

  1. Mewujudkan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Ekonomi Kerakyatan Agribisnis dan Pariwisata;

  2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Dengan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

  3. Mewujudkan Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur yang Sinergis, Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan;

  4. Mewujudkan Pelestarian Nilai-Nilai Agama, Budaya, Moral dan Etika dalam Melandasi Pelaksanaan Pembangunan.

  Keempat Misi pembangunan di atas perlu dijabarkan ke dalam tingkatan perencanaan yang lebih operasional, mulai dari strategi, kebijakan, program dan kegiatan. Guna mendapatkan keterkaitan yang jelas antara Visi, Misi dan tingkatan di bawahnya maka perlu disusun Agenda Pembangunan selama 5 tahun kedepan. Agenda tersebut merupakan rumusan dari kelima Misi yang telah diuraikan di atas. Misi pertama mencakup penegakan hukum dan penciptaan sistem pemerintahan yang bersih sebagai modal utama dalam percepatan pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong. Misi ke dua, ke tiga dan ke empat merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga ketiganya dapat dirangkum dalam satu Agenda. Misi ke empat merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaksana pembangunan.

3.2. Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah Kabupaten

  Penentuan struktur ruang Kabupaten Rejang Lebong tidak terlepas dari sistim kota

  • – kota (hirarki kota) didalam Kabupaten Rejang Lebong. Adapun penentuan struktur hirarki kota
  • – kota di Kabupaten Rejang Lebong didasarkan pada jalur upaya pemantapan fungsi
  • – kota dalam kerangka strategi dan kebijaksanaan pengembangan Kabupaten Rejang Lebong. Dengan demikian struktur kota
  • – kota ini diarahkan dan diharapkan untuk mencapai keseimbangan pembangunan antara perkembangan wilayah pusat, wilayah transisi dan wilayah belakang, sehingga wilayah belakang dapat memperoleh tembusan/penjelasan perkembangan dari wilayah pengembangan pusat (PKW) melalui wilayah pendorong pengembangan (antara).

  Berdasarkan hasil dari skenario pengembangan Kabupaten Rejang Lebong dapat ditentukan arahan struktur ruang Kabupaten Rejang Lebong dalam jangka panjang sampai Tahun 2016 dengan pertimbangan :

1. Lingkungan Strategis akibat dari letak geografis Kabupaten Rejang Lebong.

  Serta pertimbangan

  • – pertimbangan pada bab sebelumnya, maka dibentuklah Struktur Ruang Kabupaten Rejang Lebong dengan Curup sebagai Ibukota Kabupaten. Adapun Struktur Ruang Kota Kabupaten Rejang Lebong adalah sbb :

  1. Curup sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wialyah/pusat utama di Kabupaten Rejang Lebong).

  2. Kota Padang Ulak Tanding sebagai sub pusat di Kabupaten Rejang Lebong .

  3. Kota Air Duku sebagai Kota Antara di Kabupaten Rejang Lebong.

  4. Kota – kota lain (Babakan Baru, Kampung Melayu, Tunas Harapan, Lubuk Ubar, Talang Ulu, Bengko, Beringin Tiga, Kepala Curup, Lubuk Alai, Lubuk Belimbing dan Kota Padang) sebagai ibukota kecamatan.

3.2.1 Arah Pengembangan Struktur Ruang

  Untuk pengembangan kota

  • – kota di Kabupaten Rejang Lebong dimasa datang, perlu meningkatkan pengembangan fungsi
  • – fungsi tersebut sesuai dengan jumlah penduduk dan wilayah yang dilayaninya. Selain itu juga perlu dipertimbangkan kaitannya dengan peran
  • – kota sebagai pusat – pusat wilayah pembangunan. Dengan demikian kota
  • – kota tersebut perlu
  • – dikembangkan supaya mendukung kebijaksanaan pengembangan sektor sektor yang terdapat dalam wilayah pelayanannya. Mengenai sektor
  • – sektor kegiatan pada tiap – tiap wilayah pembangunan dapat digunakan untuk penataan ruang di tiap – tiap wilayah pembangunan. Dalam jangka panjang kota – kota di Kabupaten Rejang Lebong dapat diarahkan sebagai berikut : 1.

   Curup

  Kota yang berperan dalam lingkup regional (dalam lingkup Provinsi Bengkulu) dan sebagai pusat dari Kabupaten Rejang Lebong, perlu dikembangkan dengan peran sebagai berikut : a. Pusat pemasaran dan perdagangan dengan skala pelayanan beberapa kabupaten .

  b. Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten. e. Pusat pelayanan keuangan skala beberapa kabupaten.

  f. Pusat pelayanan masyarakat dan dan pendidikan beberapa kabupaten.

  g. Pusat Pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong.

  h. Pusat permukiman perkotaan skala besar. Peran tersebut perlu didukung oleh kegiatan :

  a. Kegiatan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan karet dan peternakan.

  b. Kegiatan processing dan ware housing untuk masing – masing kegiatan, baik agropolitan maupun manufaktur karet.

2. Kota Padang Ulak Tanding

  Kota yang dipertahankan karakteristik ekonominya yang telah terbentuk yang berperan sebagai berikut : a. Pelayanan transportasi yang melayani beberapa kecamatan.

  b. Pusat kegiatan ekonomi yang melayani beberapa kecamatan.

  c. Pusat permukiman perkotaan.

  d. Pusat pemasaran dan perdagangan skala beberapa kecamatan.

  e. Pusat pendidikan skala beberapa kecamatan.

  f. Pusat jasa publik yang melayani beberapa kecamatan.

  g. Pusat pelayanan masyarakat yang melayani beberapa kecamatan.

  h. Pendukung kegiatan processing dan ware housing manufaktur karet. Adapun fungsi dari Kecamatan Padang Ulak Tanding :

  a. Pertanian tanaman pangan, peternakan, serta dijajaki sebagai pendukung Agropolitan b. Perkebunan karet sebagai sumber keberlangsungan produksi manufaktur karet c. Perdagangan

  d. Pertambangan Batubara

3. Kota Air Duku

  Kota yang berperan sebagai kota antara yang diharapkan dapat membawa gaya spread effect dari pengembangan wilayah Kabupaten Rejang Lebong terhadap kecamatan

  • – kecamatan sekitarnya dengan peran :

  a. Pusat pelayanan transportasi dengan skala kecamatan (terminal agribisnis) b. Pusat pelayanan masyarakat skala kecamatan.

  c. Kegiatan ekonomi melayani beberapa kecamatan d. Pusat komunikasi skala kecamatan.

  e. Permukiman perkotaan

  f. Sentra utama pegembangan hasil produksi disektor pertanian (Agropolitan).

  g. Pergudangan ( warehousing ) untuk jenis produksi disektor pertanian (Agropolitan).

  h. Pusat kegiatan rekreasi

i. Pusat pendidikan melayani beberapa kabupaten (terkait Sekolah

  Polisi Negara) Adapun fungsi dari Kecamatan Selupu Rejang adalah :

  a. Kawasan agropolitan (sektor pertanian dan sub sektornya)

  b. Wisata Agro

  c. Perdagangan

  d. Pendidikan (terkait dengan Sekolah Polisi Negara) 4.

   Kota Padang

  Kota yang berperan sebagai :

  a. Pusat Distribusi barang dan jasa (terkait stasiun kereta api Kota Padang)

  b. Pendukung kegiatan manufaktur karet

  c. Permukiman perkotaan d. Pusat ekonomi melayani beberapa kecamatan.

  Adapun fungsi dari Kecamatan Kota Padang adalah :

  a. Perkebunan karet

  b. Tanaman pangan dan peternakan, serta dijajaki sebagai penunjangAgropolitan.

  c. Pertambangan dan pendidikan, ware housing manufaktur karet jika rel kereta api terealisasi.

5. Kota Babakan Baru, Kampung Melayu, Tunas Harapan, Talang Ulu, Lubuk Ubar, Beringin Tiga, Bengko, Kepala Curup, Lubuk Alai, Lubuk Belimbing.

  Kota Kecamatan yang perlu didorong sebagai pendukung agribisnis dengan fungsi : a. Pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan b. Pendidikan dan ekonomi skala kecamatan.

  c. Pariwisata (wisata agro)

  d. Permukiman perkotaan

  e. Perdagangan skala kecamatan

  f. Terminal Agribisnis

  g. Pertambanggan (tidak termasuk kecamatan Sindang Kelinggi)

Tabel 3.1. Pembagian Wilayah Pengembangan Kota BWK Fungsi Luas (km²) Keterangan

  Kota Curup - Pusat pemasaran dan perdagangan dengan skala pelayanan beberapa kabupaten . - Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten. - Pusat kegiatan ekonomi beberapa Kabupaten. - Pusat jasa publik skala beberapa kabupaten. - Pusat pelayanan keuangan skala beberapa kabupaten. - Pusat pelayanan masyarakat dan dan pendidikan beberapa kabupaten. - Pusat Pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong. - Pusat permukiman perkotaan skala besar.

  122,72 Ibukota Kabupaten Rejang Lebong

  Kota Padang Ulak Tanding

  • - Pelayanan transportasi yang melayani beberapa kecamatan. - Pusat kegiatan ekonomi yang melayani beberapa kecamatan. - Pusat permukiman perkotaan. - Pusat pemasaran dan perdagangan skala beberapa kecamatan. - Pusat pendidikan skala beberapa kecamatan. - Pusat jasa publik yang melayani beberapa kecamatan. - Pusat pelayanan masyarakat yang melayani beberapa kecamatan. - Pendukung kegiatan processing dan ware 431,57 Ibukota Kecamatan Padang Ulak Tanding
    • Pusat pelayanan transportasi dengan skala

      Kota Air Duku 157,92 Ibukota kecamatan (terminal agribisnis) - Pusat pelayanan masyarakat skala kecamatan. Kecamatan - Kegiatan ekonomi melayani beberapa Selupu - Sentra utama pegembangan hasil produksi - Permukiman perkotaan - Pusat komunikasi skala kecamatan. kecamatan

      Rejang - Pergudangan ( warehousing ) untuk jenis disektor pertanian (Agropolitan). - Pusat pendidikan melayani beberapa kabupaten - Pusat kegiatan rekreasi produksi disektor pertanian (Agropolitan). - Pusat Distribusi barang dan jasa (terkait stasiun (terkait Sekolah Polisi Negara) Kota Padang 364,83 Ibukota kereta api Kota Padang) - Pendukung kegiatan manufaktur karet Kecamatan - Permukiman perkotaan - Pusat ekonomi melayani beberapa kecamatan . Kota Padang Kota Babakan Baru,

    • - Pertanian tanaman pangan, perkebunan dan

      438,72 Ibukota Kampung Melayu, Tunas peternakan kecamatan

      Harapan, Talang Ulu, - Pendidikan dan ekonomi skala kecamatan. pemekaran

      Lubuk Ubar, Beringin Tiga, - Pariwisata (wisata agro) Bengko, Kepala Curup,

    • - Permukiman perkotaan Lubuk Alai, Lubuk - Perdagangan skala kecamatan Belimbing. - Pertambanggan (tidak termasuk kecamatan - Terminal Agribisnis Sindang Kelinggi)

      Total 1.515,764

      Untuk lebih jelasnya mengenai arah pengembangan struktur ruang kota beserta peran dan fungsi masing

    • – masing kota dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

    Gambar 3.1. Konsep Struktur RuangGambar 3.2. Rencana Struktur Ruang Pertimbangan lain yang mendasari dalam penyusunan peran dan fungsi kota ini dimana dalam penentuannya didasari oleh pertimbangan – pertimbangan analisis terdahulu juga didasari oleh pertimbangan hal – hal berikut :

      1. Kota Air Duku diberikan fungsi dan peran dalam skema agribisnis/agropolitan disebabkan karena lokasi agropolitan secara existing telah ada di Kecamatan Selupu Rejang serta dilihat dari luas wilayah optimalnya yang kecil seluas 3.808 Ha, juga telahada pasar dan bank, sehinga pertimbangannya wilayah yang lebih kecil luasnya dijadikan sebagai tempat kegiatan dan wilayah yang lebih luas dijadikan sebagai tempat produksi agro.

    2. Kota Padang diberikan peran yang lebih banyak daripada Kota Kampung

      Melayu dan Beringin tiga disebabkan titik transhipmen point berada di Kota Padang (stasiun kereta)

      3. Kota Padang Ulak Tanding diberikan peran sebagai sub pusat yang dijadikan pertimbangan paling mendasar adalah Kota Padang Ulak Tanding (Ibukota Kecamatan Padang Ulak Tanding)

    3.2.2 Fungsi dan Peran Kota

      Fungsi merupakan suatu usaha atau upaya suatu kawasan/wilayah untuk

      melayani masyarakat di kawasan/wilayah tersebut dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang.

      Pengembangan fungsi kota – kota tergantung pada hirarki kota tersebut yang didasarkan pada jumlah penduduk, kepadatan penduduk, aksesibilitas, karakteristik perekonomian serta kebijakan – kebijakan terkait lainnya. Terkait dengan hasil dari analisis

    • – analisi bab sebelumnya serta kebijakan terkait diatasnya (RTRWN, RTRW Pulau dan RTRW Provinsi Bengkulu) dimana Kabupaten Rejang Lebong termasuk kedalam Kawasan andalan dengan sektor unggulan pertanian, industri, perkebunan, perikanan dan pariwisata, serta karakteristik perekonomian Kabupaten Rejang Lebong bertumpu disektor pertanian.

      Adapun yang dimaksud dengan kawasan andalan adalah kawasan yang antar wilayah atau sektor, kawasan andalan ditetapkan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih efiisien.

      Dengan demikian kota – kota didalam Kabupaten Rejang Lebong yang akan dikembangkan secara garis besarnya mempunyai fungsi utama sebagai berikut :

      1. Sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan tertentu (pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan hiburan).

      2. Sebagai simpul jasa distribusi yang mencakup kegiatan perhubungan dan komunikasi, pemasaran dan perdagangan serta pengumpulan hasil produksi pertanian dan perkebunan.

      3. Sebagai tempat fungsi tertentu berdasarkan kegiatan/sektor yang dominan (pertanian, industri dan jasa).

      Didalam pengembangan fungsi kota – kota tersebut mencakup pula sektor

    • – sektor yang strategis dan berkaitan dengan kawasan yang strategis, hal ini digunakan untuk menentukan penataan ruang wilayah Kabupaten Rejang Lebong. Untuk pemantapan struktur kota
    • – kota dalam jangka panjang, ukuran jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan aksesibilitas mempunyai bobot lebih tinggi dari hiraki fungsional
    • – kota. Dengan demikian kota
    • – kota yang memiliki jumlah penduduknya, kepadatan penduduk dan aksesibilitasnya lebih tinggi, karena semakin besar jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan aksesibilitas suatu kota akan mempercepat perkembangan kota tersebut.

      Adapun hasil analisis terhadap kelengkapan fasilitas perkotaan didalam kontelasi PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dengan konsep pengembangan wilayahnya serta berdasarkan kondisi eksisting dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

      1. Pusat pemasaran dan perdagangan skala beberapa kabupaten.

      2. Pusat perhubungan dan transportasi.

      3. Pusat kegiatan ekonomi kota.

      4. Pusat kegiatan industri (pertanian dan pengolahan hasil karet).

      5. Pusat pelayanan masyarakat.

      8. Pusat pendidikan.

      9. Pusat kegiatan rekreasi dan hiburan.

      10. Sebagai Feeder road antara Lintas Tengah dan Barat.

      Dimana fungsi

    • – fungsi kota dan peran dari Kabupaten Rejang Lebong perlu didukung oleh fungsi kecamatan
    • – kecamatan dalam Kabupaten Rejang Lebong berupa : 1. pertanian tanaman pangan; 2. pertanian perkebunan; 3. Peternakan, perikanan darat dan industri.

    Tabel 3.2. Fungsi dan Peran Kota sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Jumlah Luas No. Kawasan Fungsi Penduduk (km²) (jiwa)

    a. Pusat pemasaran dan perdagangan dengan

    1 Kota Curup

      122,72 118.271 skala pelayanan beberapa kabupaten .

      b. Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten.

      

    c. Pusat kegiatan ekonomi beberapa Kabupaten.

      

    d. Pusat jasa publik skala beberapa kabupaten.

      e. Pusat pelayanan keuangan skala beberapa kabupaten.

      f. Pusat pelayanan masyarakat dan dan pendidikan beberapa kabupaten.

      g. Pusat Pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong.

      h. Pusat permukiman perkotaan skala besar.

    i. Pelayanan transportasi yang melayani

    2 Kota Padang Ulak

      431,57 20.079 beberapa kecamatan. Tanding j. Pusat kegiatan ekonomi yang melayani beberapa kecamatan. k. Pusat permukiman perkotaan. l. Pusat pemasaran dan perdagangan skala beberapa kecamatan.

    m. Pusat pendidikan skala beberapa kecamatan.

    n. Pusat jasa publik yang melayani beberapa kecamatan. o. Pusat pelayanan masyarakat yang melayani beberapa kecamatan. p. Pendukung kegiatan processing dan ware housing manufaktur karet.

    a. Pusat pelayanan transportasi dengan skala

    3 Air Duku

      157,92 25.820 kecamatan (terminal agribisnis)

    b. Pusat pelayanan masyarakat skala kecamatan.

      c. Kegiatan ekonomi melayani beberapa kecamatan d. Pusat komunikasi skala kecamatan.

      e. Permukiman perkotaan

      f. Sentra utama pegembangan hasil produksi disektor pertanian (Agropolitan).

      g. Pergudangan (warehousing ) untuk jenis

    produksi disektor pertanian (Agropolitan).

    a. Pusat Distribusi barang dan jasa (terkait

    4 Kota Padang

      364,83 14.453 stasiun kereta api Kota Padang)

      b. Pendukung kegiatan manufaktur karet

      c. Permukiman perkotaan

    d. Pusat ekonomi melayani beberapa kecamatan.

    Babakan Baru, Kampung

      

    h. Pertanian tanaman pangan, perkebunan dan

      5 438,72 83.122

      Melayu, Tunas Harapan, peternakan Talang Ulu, Lubuk Ubar,

    i. Pendidikan dan ekonomi skala kecamatan.

      Beringin Tiga, Bengko, j. Pariwisata (wisata agro) Kepala Curup, Lubuk Alai, k. Permukiman perkotaan Lubuk Belimbing. l. Perdagangan skala kecamatan m. Terminal Agribisnis

    n. Pertambanggan (tidak termasuk kecamatan

    Sindang Kelinggi)

      Total 1.515,764 261.745

    3.2.3 Arah Pengembangan Permukiman dan Kependudukan Kawasan Permukiman Perdesaan

      Kawasan permukiman perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Adapun kawasan permukiman perdesaan ini diperuntukan guna menunjang konsep dari Agroindustri dimana kebutuhan bahan bakunya dipenuhi dari Kabupaten Rejang Lebong dengan pemanfaatan lahannya serta pengembangan kawasan permukiman perdesaan diarahkan terutama kepada daerah

    • – daerah yang tidak menyebabkan rawan bencana, serta mengikuti jaringan jalan yang ada.

      Tingkat pelayanan prasarana dan sarana perdesaan seharusnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan-kegiatan produktif, pada hal jumlah desa berlistrik sebanyak masih relatif rendah, luas areal irigasi pada tahun 2004 sebanyak 5.366 Ha, disamping itu penggunaan air bersih baru mencapai 61% dan pemilikan jamban baru mencapai 62.2 %. Belum dimanfaatkannya sarana dan prasarana diperdesaan ini dimungkinkan karena belum optimalnya kinerja atau belum terbentuknya kelembagaan dan organisasi yang berbasis masyarakat di perdesaan.Untuk lebih jelasnya kawasan tersebut dapat dilihat pada Gambar Kawasan Permukiman Perdesaan

    Gambar 3.3. Kawasan Permukiman Perdesaan

      Kawasan Permukiman Perkotaan

      Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

      Untuk Kabupaten Rejang Lebong ini Kawasan Permukiman Perkotaannya diarahkan disekitar Ibukota Kecamatan, dimana secara rinci penjabarannya dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau Rencana Detail Tata Ruang Kota sesuai dengan UU No. 24 Tahun 1992 dan Kepmen Kimpraswil. Lokasi Kawasan Perkotaan dapat dilihat pada Gambar Kawasan Permukiman Perkotaan.

    Gambar 3.4. Kawasan Permukiman PerkotaanTabel 3.3. Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Non Budidaya dan Budidaya di Kabupaten Rejang Lebong (Ha) Kawasa Kawasan Kawasa Kawasan Kawasan Rawan n Suaka Pelestarian Alam n Perlindungan Bencana*** Alam Perlindu Setempat

      

    ngan

    Bawaha

    N Kecamata Cagar

    nnya

    o n Budaya

      Taman Hutan Sekitar Sekitar Faktor Vulk Longsor Nasiona Taman Lindung Mata Air Danau/ lereng anis Cagar l Wisata Waduk Aktif Alam Kerinci Alam 1. Sebelat Curup 0,57 5.896 * * * * - *** - 1.630 2. Bermani 7.449 5.260 *** - 3.629 * *

    • Ulu Selupu 3.
      • Rejang 4.

      3.467

    • 3.073 5.444

      P U T 2.006 4.431 4.096 * - * * * **

    • 5.

      Sindang 7.150 1.902 1.142 1.970

    • Kelinggi 6.

      Kota

      • 11.181 4.144 * * Padang

    • 26.028 4.975 22.014 20.913 *** 0,57
      • Jumlah

      Sumber : RTRW Kabupaten Rejang Lebong Ket. : ( ** ) Lokasi Belum teridentifikasi (***) Tidak dihitung sebab sudah masuk dalam kawasan lindung, dan tidak dihitung sebab tidak berpengaruh

       ( * ) Luas belum dapat di identifikasi

    3.2.4 Identifikasi Wilayah yang Perlu dikendalikan Kawasan Perlindungan Bawahannya

      Yang termasuk kedalam kategori kawasan perlindungan bawahannya adalah hutan lindung, kawasan bergambut dan dan kawasan resapan air. Adapun kawasan yang tedapat di Kabupaten Rejang Lebong adalah kategori hutan lindung serta kawasan

    • – kawasan yang mempunyai faktor lereng ≥ 40 % dengan kriteria :

      a. Kawasan hutan dengan faktor – faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi nilai skors 175 dan atau, b. Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih, dan atau,

    c. Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian diatas permukaan laut 2000 m atau lebih.

      Sedangkan kriteria kawasan bergambut tidak terdapat di dalam Kabupaten Rejang Lebong, sedangkan untuk kriteria kawasan resapan air, berhubung data yang tersedia minim maka tidak dapat diidentifikasi.

      Adapun kawasan

    • – kawasan yang termasuk dalam kawasan perlindungan bawahnya yang terdapat di Kabupaten rejang Lebong adalah : 1. Hutan Lindung Bukit Daun seluas 5.131 Ha di Kecamatan Bermani Ulu.

      2. Hutan Lindung Bukit Basa seluas 128,89 Ha di Kecamatan Bermani Ulu.

      3. Hutan Lindung Bukit Balai Rejang di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Sindang Kelinggi dan Kota Padang seluas 16.754 Ha.

      4. Faktor lereng ≥ 40 % yang terdapat di hampir semua kecamatan dalam lingkup Kabupaten Rejang Lebong seluas 20.913 Ha.

      Kawasan Perlindungan Setempat

      Kawasan perlindungan setempat terdiri dari kawasan sekitar mata air, kawasan sekitar danau/waduk dan sempadan sungai.

      1. Kawasan sekitar mata air, yaitu kawasan kurang lebih berjari – jari 200 m dari mata air, merupakan kawasan perlindungan setempat. Di kabupaten Rejang Lebong mata air tersebut tidak terindentifikasi 2. Kawasan sekitar danau/waduk. Kawasan sekitar waduk/danau adalah daerah sepanjang tepian waduk/danau dengan jarak 50

    • – 100 m. Yang termasuk kedalam kategori ini adalah :

      a. Danau Mas Harun Bestari di Kecamatan Selupu Rejang b. Danau Talang Kering Kecamatan Bermani Ulu.

      c. Danau Air Panas Sindang Jati di Kecamatan Sindang Kelinggi.

      d. Telaga Tiga Warna di Kecamatan Bermani Ulu.

    3. Kawasan sempadan sungai.

      Untuk kawasan sempadan sungai ini digunakan ketentuan 100 m dikanan kiri sungai besar, 50 m dikanan kiri sungai kecil diluar permukiman, sedang untuk sempadan sungai yang melewati permukiman besarnya antara 10

    • – 15 m. Di Kabupaten Lebong yang termasuk kedalam
    sedangkan untuk 100 m kiri kanan ditetapkan di Hulu Sungai Musi, sedangkan yang berada dalam permukiman antara 10 – 15 m

      4. Kawasan DAS Musi, DAS Beliti, DAS Kati dan DAS Kelinggi Berdasarkan revisi RTRW Propinsi Bengkulu bahwa semua wilayah di Kabupaten Rejang Lebong merupakan bagian dari SWS Musi, maka diperlukan perlindungan setempat di kawasan DAS Hulu Sungai tersebut sebagai perlindungan setempat di Kabupaten Rejang Lebong guna mencegah terjadinya banjir di daerah bawahnya , namun demikian berhubung lokasi TNKS telah melindungi DAS Hulu Sungai Musi maka perlindungan terhadap TNKS tersebut mutlak dilakukan.

      Kawasan Rawan Bencana Alam

      Di Kabupaten Rejang Lebong dibeberapa wilayahnya adalah merupakan daerah rawan bencana yang merupakan daerah potensi longsor maupun daerah vulkanis aktif.

      Adapun maksud dari direncanakannya kawasan rawan bencana adalah sebagai mitigasi bencana alam dimana Mitigasi bencana adalah upaya manusia dalam menurunkan dampak negatif terhadap suatu kejadian bencana, sehingga pengaruh yang lebih buruk dapat dihindari. Dengan demikian penelitian dan pengamatan dalam usaha perencanaan dan persiapan untuk meminimalkan effek bencana alam lebih baik daripada menghadapi kenyataan yang lebih buruk akibat terjadinya bencana. Upaya yang dapat dilakukan terhadap bencana terbagi menjadi :

      1. Sebelum terjadinya bencana adalah : kesiapsiagaan dan mitigasi.

      2. Pada saat terjadinya bencana adalah : upaya pertolongan/bantuan dan respon

      3. Setelah terjadinya bencana adalah : rehabilitasi dan rekonstruksi.

      Usaha mitigasi bencana bagi suatu daerah menyangkut perencanaan yang bersifat antisipatif, ini berarti ada usaha untuk melihat kedepan, yakni peramalan dan perencanaan berhubungan erat dengan perumusan kebijakan (policy formulation). Kebijakan tidak lain dari expressi pertama dan bagian paling penting dari apa yang disebut proses berbuat secara rasional (the process of rational creative action). Proses tersebut dapat dibayangkan berkembang dari 4 aktivitas, yakni : peramalan, perencanaan, pengambilan keputusan dan tindakan (action) , ke 4 aktivitas tersebut bukan saja saling berhubungan, melainkan masing

    • – masing membawa embrio bagi tindakan berikutnya : 1. Peramalan plus perencanaan = proses perencanaan.

      2. Perencanaan plus pengambilan keputusan = proses pengambilan keputusan.

      3. Peramalan plus perencanaan plus tindakan pengambilan keputusan = proses tindakan kreatif yang rasional.

      Adapun daerah yang mengalami daerah rawan bencana adalah Kecamatan Bermani Ulu , Kecamatan Selupu Rejang, Kecamatan Sindang Kelinggi, Kecamatan Padang Ulak Tanding dan Kecamatan kota Padang, yang berada didaerah rawan longsor serta Vulkanis aktif, namun demikian khusus rawan gempa di Kabupaten Lebong hanya mempunyai epicenter

      III

    • – IV skala MMI yang berarti efek gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan berupa retakan pada tanah timbunan di sisi
    • –sisi jalan, sedangkan khusus daerah rawan potensi longsor hanya berada disisi luar lingkaran seperti yang terlihat pada gambar.

      Menimbang statement dibeberapa wilayah Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah rawan bencana untuk upaya pencegahan longsor adalah reboisasi dikawasan longsor untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar Kawasan Rawan Bencana.

    Gambar 3.5. Daerah Rawan Bencana Alam

      Kawasan Budidaya dan Non Budidaya

      Pembahasan rencana pengembangan kawasan budidaya dan non budidaya akan meliputi uraian tentang beberapa aspek yang berkaitan dengan pembudidayaan kawasan yang meliputi kawasan pertanian, kawasan perkebunan, kawasan perikanan, kawasan pertambangan, kawasan perindustrian, kawasan pariwisata, kawasan permukiman perdesaan, kawasan permukiman perkotaan dan kawasan lainnya yang masih berkaitan dengan kegiatan budidaya. Adapun untuk menentukan suatu kawasan, harus diperhatikan kesesuaian lahan bagi suatu kegiatan dengan memperhatikan faktor

    • – faktor fisik dasar, yaitu faktor kemiringan lahan, ketinggian tempat, jenis tanah dan kawasan
    • – kawasan lindung. Dari faktor – faktor tersebut
    • – dilakukan super impose sehingga dapat ditentukan atau diketahui lahan lahan yang cocok/sesuai untuk suatu kawasan.

    Gambar 3.6. Kawasan Budidaya dan Non Budidaya

      3.2.5 Identifikasi Wilayah yang Didorong Pertumbuhannya

      Wilayah yang didorong pertumbuhannya adalah Perdagangan dan jasa berada di wilayah Kecamatan Curup yaitu Jalan Merdeka, Jalan Kartini, Kawasan Jalan Pasar Atas, Kawasan Jalan Pasar Bang Mego, Kawasan Pasar DE, Kawasan Pasar Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang, Kawasan Pasar PUT Kecamatan Padang Ulak Tanding.

      3.2.6 Arahan Rencana Induk Sistem Prasarana dan Sarana

      Pembangunan infrastruktur adalah bagian integral dari pembangunan kota merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi infrastruktur seperti jaringan jalan, jaringan transportasi, jaringan drainase, persampahan, sumber daya air dan pelayanan air bersih, jaringan air limbah serta sarana prasarana lainnya masih belum mengimbangi perkembangan dinamika masyarakat terutama diwilayah pengembangan. Berkurangnya kualitas infrastruktur dan tertundanya pembangunan infrastruktur akan memperlambat perekonomian daerah.

      Kondisi lingkungan permukiman di Kab. Rejang Lebong umumnya berwujud perkampungan yang berfungsi tidak sekedar tempat tinggal namun juga tempat produksi dan berkarya serta berinteraksi. Keterbatasan lahan kota tidak cukup memberikan ruang bagi upaya pemenuhan permukiman layak huni yang terjangkau. Pilihan alternatif pengembangan permukiman secara vertikal merupakan salah satu upaya penambahan unit rumah yang kondusif terhadap tata ruang kota serta pembangunan dan pengelolaan prasarana dasar lingkungan yang efisien.

      Kebijakan pembangunan sarana prasarana dilakukan dengan pendekatan pembangunan berbasis kewilayahan atau komunitas. Diharapkan akan tercipta Kab. Rejang Lebong yang bersih, sehat, indah dan nyaman yang dimulai dari lingkungan wilayah/kampung. Melalui pendekatan ini, maka partisipasi masyarakat menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilannya. Sesuai konteks Aglomerasi Kabupaten Rejang Lebong, maka pembangunan sarana prasarana akan berkoordinasi dengan Pemerintah drainase, jalan dan transportasi, menajemen pengelolaan sampah, Mengoptimalisasikan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Tasikmalaya yang telah ada dan penataan ruang perkotaan, akan menjadi kunci penting lima tahun mendatang. Pengembangan sistem transportasi merupakan kebutuhan mendesak untuk jangka waktu lima tahun mendatang.

      Mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana berkualitas dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

      1. Tersedianya sarana dan prasarana dasar publik yang memadai.

      2. Meningkatnya kualitas penataan kawasan sesuai peraturan 3. Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas sarana prasarana publik.

      4. Meningkatnya fungsi kampung sebagai tempat berinteraksi masyarakat yang utuh.

      5. Percepatan pembangunan daerah tertinggal dan revitalisasi kawasan.

      6. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan sarana-prasarana dasar permukiman desa dan perkotaan

      7. Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat.

      8. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) dan ruang publik yang cukup nyaman dan indah sebagai tempat bermain dan rekreasi keluarga. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan dengan kebijakan :

      1. Menyediakan sarana dan prasarana dasar publik yang memadai di dalam kabupaten dan di daerah perkotaan bekerjasama dengan daerah tetangga.

      2. Meningkatkan penataan kawasan secara konsisten sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kecamatan.

      3. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas sarana prasarana publik.

      4. Meningkatkan fungsi kampung/desa sebagai subyek pembangunan berbasis kewilayahan dan tempat berinteraksi masyarakat yang utuh baik pada aspek sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan.

      5. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan swasta dalam

      Program yang dilaksanakan adalah :

      1. Program Pemeliharaan dan Pembangunan Saluran Drainase dengan sasaran program : Berkurangnya genangan air sebesar 90%.

      2. Program Pengembangan Tata Bangunan dan Lingkungan dengan sasaran program : Meningkatnya produk rencana tata ruang kawasan dan rencana rinci kawasan tertentu sebesar 80%

      3. Program Pemeliharaan dan pembangunan jalan lingkungan dengan sasaran program : Meningkatnya penanganan jalan lingkungan rusak sebesar 40%

      4. Program Pengelolaan Penataan Prasarana dan Sarana Dasar Lingkungan Permukiman, Pemeliharaan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman dengan sasaran program : Meningkatnya pengelolaan prasarana dasar permukiman sebesar 30% untuk penanganan air limbah, 20 % untuk penanganan masalah sampah, dan jumlah rumah yang layak huni menjadi 60%.

      5. Program pelaksanaan revitalisasi bangunan bersejarah dan budaya.

      6. Program pelaksanaan pembangunan daerah tertinggal (PDT) di

      15 Kecamatan dalam Kabupaten Rejang Lebong dan program pelaksanaan revitalisasi kawasan eks daerah transmigrasi Desa Belumai I, Belumai II, Taba Tinggi, Trans Bukit Batu, Trans Kasie Kasubun, Trans Taktoi, Trans Air Kati di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Desa Transad, Transpol Kecamatan Bermani Ulu, Desa Derati Kecamatan Kota Padang.

      Rencana Induk Sistem (RIS)/Masterplan Infrastruktur

      Rencana Induk Sistem (RIS) / Masterplan Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya belum dimiliki Kab. Rejang Lebong sampai dengan saat ini yang terdiri dari:

      1. RIS Drainase;

      2. RIS Pembuangan Air Limbah (IPAL);

      3. RIS Persampahan;

      4. RIS Permukiman dan Lingkungan; 5. RIS Proteksi Kebakaran dan Tata Bangunan.

    3.2.7 Strategi Pengembangan Wilayah

      Sistem perwilayahan pengembangan di Kabupaten Rejang Lebong memakai sistem perwilayahan berdasarkan ruang lingkup pengaruh ekonomi untuk melayani kebutuhan wilayah belakangnya (hinterlandnya) dikaitkan dengan besar pengaruh suatu kota. Wilayah belakang (hinterland) dikatakan sebagai wilayah pengaruh sebuah kota apabila dalam memenuhi kebutuhannya atau menjual hasil produksinya cenderung bergantung pada kota tersebut, termasuk kebutuhan hidup, pendidikan, kesehatan, rekreasi. Dalam menjual produk termasuk didalamnya menjual komoditas atau jasa/tenaga (mencari lapangan kerja).

      Atas dasar hal tersebut serta pertimbangan dari skenario kawasan industri dimana suatu industri membutuhkan kelangsungan stok bahan untuk proses produksi, maka sistem perwilayah pengembangan di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebagai berikut :

      1. Wilayah Pengembangan I meliputi Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kecamatan Bermani Ulu, Kecamatan Curup Utara, Kecamatan Curup, Kecamatan Selupu Rejang, Kecamatan Sindang Kelingi, Kecamatan Binduriang, Kecamatan Sindang Dataran, dengan basis disektor Agropoiltan/Agrobisnis. Dengan pusat Agropolitan/Agribisnis ada di Kota Air Duku.

      2. Wilayah Pengembangan II meliputi Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Kecamatan Sindang Beliti Ilir, dan Kecamatan Kota Padang dengan basis disektor manufaktur karet, dengan pusat di Kota Padang Ulak Tanding.

      Untuk lebih jelasnya mengenai sistem perwilayahan pembangunan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    Gambar 3.7. Rencana Wilayah pembangunanTabel 3.4. Luas Kawasan Terbangun dan Jumlah Penduduk

      Bagian Wilayah Luas Kawasan Jumlah Luas Rencana Kepadatan Kabupaten (Wilayah Kecamatan Terbangun Penduduk (Ha) Penduduk (Jiwa/Ha) Pembangunan) (Ha) (Jiwa) A Curup (induk) 12.272 4.745 15.818 118.271 B Selupu Rejang (induk) 15.792 3.808 12.693 25.820 C Padang Ulak Tanding (induk) 43.157 32.564 108.547 42.968 D Sindang Kelingi (induk) 19.360 7.196 23.987 26.257 E Bermani Ulu (induk) 24.512 8.174 27.247 24.353 F Kota Padang (induk) 36.483 21.158 70.527 24.076

      

    Jumlah 151.576 77.646 258.819 261.745

      Adapun peran Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu adalah sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dimana pada peran tersebut Kota Curup ditunjuk sebagai kota yang mengemban misi tersebut, dengan demikian bisa disebutkan disini bahwa Kota Curup merupakan Ibukota dari Kabupaten Rejang Lebong.

      Adapun kriteria dari Pusat Kegiatan Lokal (PKW) tersebut adalah : 1. Sebagai pusat pelayanan keuangan melayani beberapa kabupaten.

      2. Sebagai pusat pengolahan/pengumpulan barang beberapa kabupaten.

      3. Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten.

      4. Sebagai jasa pemerintahan beberapa kabupaten.

      5. Jasa publik lainnya untuk beberpa kabupaten.

      Berdasarkan hal tersebut maka dapat disebutkan disini bahwa peran dari Kabupaten Rejang Lebong (dimana Curup ditunjuk sebagai Ibukotanya) adalah pada skala regional atau bisa disebutkan disini bahwa skala pelayanannya untuk melayani beberapa kabupaten lainya. Adapun peran yang diemban yang akan diemban oleh Kabupaten Rejang Lebong dimasa datang berdasarkan hasil analisis serta standard yang ada adalah sebagai berikut :

      1. Sebagai Kawasan Pengendalian ketat (High Control Zone) menurut lokasi kawasannya ditinjau dari aspek kelestarian lingkungan untuk kawasan konservasi, yang berguna sebagai perlindungan kawasan

      2. Sebagai Feeder road,(atau jalan penghubung antara Lintas Tengah dan Barat).

      3. Sebagai Transhipmen Point (fungsi terminal yang mengumpulkan dan menyebarkan pergerakan antar kota dalam suatu wilayah ke wilayah lain atau wilayah sendiri) ataupun juga dapat bersifat sebagai Interchange (perpindahan moda disuatu terminal sehingga dapat memakai sistem intermoda) hal ini dilihat dari segi letak geografisnya. Ataupun dengan perkataan lain sebagai simpul transportasi dari beberapa Kabupaten.

      4. Pusat pelayanan keuangan meliputi beberapa kabupaten.

      5. Pusat pengolahan (Processing) dan pengumpulan barang (Ware Housing ) yang melayani beberapa Kabupaten.

      6. Sebagai jasa publik untuk beberapa Kabupaten.

      7. Pusat pemasaran dan perdagangan dengan skala pelayanan beberapa kabupaten sekitarnya yang berdekatan khusus untuk produksi di sektor pertanian dengan sub sektornya.

      8. Pusat pegembangan hasil produksi disektor pertanian dengan sub sektornya.

      9. Pusat jasa publik skala beberapa kabupaten.

      10. Pusat kegiatan rekreasi dan hiburan.

      11. Pusat pelayanan masyarakat dan dan pendidikan yang melayani beberapa kabupaten.

      3 3 . .

      3 3 . . S S k k e e n n a a r r i i o o P P e e n n g g e e m m b b a a n n g g a a n n B B i i d d a a n n g g P P U U / / C C i i p p t t a a K K a a r r y y a a

      Skenario yang diharapkan empat tahun kedepan terkait ke-Cipta Karyaan berdasarkan RPJMD Kab. Rejang Lebong 2010-2015 adalah sebagai berikut ini.

      1. Perencanaan Tata Bangunan (RTBL) pada tahun 2017 diharapkan mencapai 100%.

      2. Panjang jalan lingkungan dalam kondisi baik pada tahun 2017 direncanakan sebesar 40%.

      3. Jumlah luas genangan beberapa saat setelah hujan deras yang ada pada tahun 2017 direncanakan tinggal 10%.

      5. Pada tahun 2017 pengelolaan sampah oleh Kelompok Rumah Tangga secara mandiri dengan penerapan metode 3 M (Mengurangi, Memanfaatkan Kembali, Mendaur Ulang) melalui pemilahan sampah ditargetkan, sehingga volume sampah yang dibuang dapat dikurangi sebesar 10% dan diharapkan terjadi peningkatan efisiensi pengelolaan sampah serta meningkatkan umur pakai dan sarana TPA Bandung Marga Kecamatan Bermani Ulu.

      6. Pada tahun 2017 pembuangan limbah yang dilayani melalui Sambungan Rumah (SR) yang didukung dengan pembangunan jaringan primer dan sekunder bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi Bengkulu dan Pusat.

      Bagi penduduk yang belum terjangkau sambungan rumah akan dilayani melalui IPAL Komunal atau membuat IPAL rumah tangga yang memenuhi persyaratan teknis dalam kondisi baik pada tahun 2017 direncanakan sebesar 5%.

      7. Sampai dengan tahun 2017 seluruh rumah tangga dapat menjangkau pelayanan air bersih baik melalui sistem perpipaan maupun non perpipaan. Pelayanan air bersih melalui perpipaan direncanakan melayani 50% dari total kebutuhan air bersih penduduk dicapai dengan peningkatan kualitas air bersih dan peningkatan jumlah pemakai air bersih, sedangkan sisanya sebesar 50% menggunakan fasilitas non perpipaan baik melalui sumur perorangan maupun sumber lainnya 30% serta sumur komunal 20%.

      8. Melaksanakan revitalisasi kawasan Sejarah dan Budaya Tabarenah dan Kesambe bekerjasama dengan dengan Propinsi Bengkulu.