Keywords: Savings, Current, Deposit and, Distribution of Credit 1. Latar Belakang - Septo Andeka, Kusnadi, dan Muhammad Luthfi

  

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk) Terhadap Penyaluran Kredit

Pada PT Bank Lampung Bandarlampung

Septo Andeka, Kusnadi, dan Muhammad Luthfi

  Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Malahayati, Bandar Lampung Email;[email protected];[email protected]

  

Abstract. Banking institutions in the region, particularly micro-finance institutions such as the Rural

  Bank and Credit Board District are the backbone of the economy plays an important role in improving people's economic activities. Microfinance banks provide facilities for people to obtain the necessary credits for capital as well as a safe place to save. The purpose of this study was to determine the effect of third-party funds to lending. This study uses descriptive methods that describe the phenomena that exist on the object of research is. The types of data used in this research is secondary data from the number of third party funds, and lending at PT Bank Lampung in 2005-2009. Methods of data collection is done by secondary data. Data analysis method used is multiple regression analysis, t test, F test, test coefficient of determination, and accompanied by classical assumption test.

  The results showed that: (1) Savings has positive and significant impact on lending in PT Bank Lampung. This is evident from the results of hypothesis testing by t test against the variable savings obtained t count> t table (14 438> 2.00172) sifnifikansi received at level 5%, (2) Giro has positive and significant impact on lending in PT Bank Lampung. Evident from the results of hypothesis testing with the t test to obtain current account variables thitung> TTable (3668> 2.00172) were received at the level sifnifikansi 5%, (3) Deposits are not significant effect on lending in PT Bank Lampung.This is evident from the results of hypothesis testing by t test against the variable deposits obtained t count <t table (1353 <2.00172) sifnifikansi received at level 5%, (4) Variable Savings, Current, and deposits a positive effect on lending in PT Bank Lampung . Evident from the results of hypothesis testing with the F test against the variable Savings, Current and Deposit obtain F calculated> F tables (259 249> 2.0316) were received at the level sifnifikansi 5%.

  Keywords: Savings, Current, Deposit and, Distribution of Credit

1. Latar Belakang

  Perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin pesat membutuhkan suatu lembaga keuangan yang mengatur, menghimpun dan menyalurkan dana yang dipercayakan oleh masyarakat dalam bentuk simpanan. Hal inilah yang mendorong perkembangan yang cukup pesat dari industri. Sehingga bank menjalankan peran intermediasi keuangan yang berkaitan dengan penyaluran dan penghimpunan dana dari masyarakat (Abdullah,2005:17). Krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 telah mengakibatkan gangguan secara global di seluruh sektor perbankan. Di mana sebagian sektor riil mengalami proses pertumbuhan yang cenderung negatif bahkan mendekati kebangkrutan. Masyarakat tidak lagi percaya untuk menanamkan modalnya pada sektor perbankan.

  Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah kredit bermasalah atau non performing loan serta menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat. Dengan demikian salah satu kegiatan bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat tidak dapat lagi berjalan seperti biasanya dan menimbulkan terjadinya rush sehingga banyak bank yang collaps dan mengalami kesulitan likuiditas.

  Perbankan Indonesia telah menyelesaikan tahap restrukturisasi dan konsolidasi. Di mana terjadi penyehatan bank yang bermasalah oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) serta kegiatan konsolidasi, melakukan berbagai efisiensi dari soal operasional, jaringan, kantor cabang, serta efisiensi biaya modal dengan membuang beban akibat dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997. Berakhirnya masa konsolidasi perbankan ditandai dengan bubarnya BPPN. Kondisi ini juga didukung dengan adanya program dari Arsitektur Perbankan Nasional (API) dalam pilar Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional yang merancang untuk meningkatkan akses kredit untuk periode pelaksanaan 2004-2006.

  Belakangan ini sektor perbankan sudah mulai pulih yang ditandai dengan pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2008 yang mencapai Rp 1.674,2 triliun atau meningkat 4,5 % dibandingkan September 2008 sebesar Rp 1.601,4 triliun yang didominasi oleh tabungan dan deposito. Data dari Bank Indonesia menunjukkan dari total DPK tersebut, jumlah tabungan pada Oktober 2008 mencapai Rp 465 triliun naik dari posisi September 2008 yang sebesar Rp 395,4 triliun. Untuk deposito pada Oktober 2008 totalnya mencapai Rp 777,4 triliun atau naik dari posisi September 2008 yang sebesar Rp 746,8 triliun. Sedangkan total giro pada Oktober 2008 mencapai Rp 431 triliun, naik dari posisi September yang sebesar Rp 395,4 triliun.

  Pada dasarnya salah satu jasa yang ditawarkan bank khususnya pada PT Bank Lampung - Teluk Betung terhadap masyarakat yang memiliki kelebihan dana adalah bentuk simpanan berupa giro, tabungan, dan deposito. Ketiga bentuk simpanan itu disebut dengan dana pihak ketiga. Sementara pada masyarakat yang membutuhkan dana, bank menawarkan sebuah bentuk pinjaman yang dikenal dengan kredit. Dalam pemberian kredit akan dikenakan bunga dan jasa pinjaman dalam bentuk biaya administrasi, provisi dan komisi.

  Penyaluran kredit dilakukan dengan mempertimbangkan faktor likuiditas dengan berpegang pada prinsip kehati-hatian dan penerapan strategi untuk memperbaiki kualitas kredit guna mendukung pencapaian target Bank. Posisi kredit yang diberikan periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 1286.31 miliar naik sebesar 1.84% dibandingkan posisi tahun sebelumnya. Permasalahan perbankan di Lampung yang terjadi pada triwulan keempat tahun 2008 disebabkan adanya salah satu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengalami gagal bayar sehingga menimbulkan turunnya kepercayaan nasabah dan masyarakat terhadap BPR lain yang dampaknya masih sangat terasa dalam tahun 2009, akan tetapi permintaan kredit Pegawai Negeri Sipil terus meningkat.

  Dana pihak ketiga yang selanjutnya di singkat DPK, merupakan sumber dana bank yang berasal dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Dana yang dihimpun dari masyarakat ini akan digunakan untuk pendanaan sektor riil melalui penyaluran kredit. Dana pihak ketiga yang berupa giro, tabungan dan deposito ini dihimpun oleh bank melalui berbagai macam produk dana yang ditawarkan pada masyarakat luas, yang menaruh kepercayaan terhadap bank yang bersangkutan untuk menyimpan uangnya kemudian ditarik kembali pada saat jatuh tempo dengan imbalan bunga dari bank tersebut (Muljono,2006:153). Dengan demikian dana pihak ketiga mendukung tingkat penyaluran kredit perbankan.

  Menurut Dendawijaya (2005:236), ada hubungan positif antara dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk giro,tabungan deposito terhadap penyaluran kredit. Disebabkan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank dan bisa mencapai 80-90 % dari seluruh dana yang dikelola bank, kemudian dana inilah yang akan disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

  Penelitian yang dilakukan oleh Meydianawati (2007:124) menemukan hubungan positif antara dana pihak ketiga terhadap penyaluran kredit, investasi dan kredit modal kerja yang diberikan pada sektor Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian dahulu oleh Dendawijaya (2005:236) adalah variabel Independen dan objek penelitiannya. Dimana variabel independen pada penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga yang meliputi tabungan, giro, dan deposito dan objek penelitiannya pada PT Bank Lampung - Teluk Betung. Sedangkan pada penelitian Dendawijaya (2005:236) variabel independen yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, Net Performence Loan, dan Curent Asset Ratio dan objek penelitianya adalah Bank Umum Konvensional. Dan variabel independen yang dilakukan oleh Meydianawati (2007:124) adalah Dana Pihak Ketiga sedangkan variabel dependennya adalah Penyaluran kredit, Investasi, dan kredit modal kerja pada sektor Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Tujuan lain dari pemberian kredit oleh Bank Lampung - Teluk Betung adalah untuk memperoleh laba, yang diperoleh dari pendapatan bunga. Dimana pendapatan bunga ini akan menjadi salah satu sumber pemasukan terbesar bagi bank sehingga memungkinkan pengembangan usahanya apabila kredit berjalan lancar. Penelitian dilakukan hanya pada Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit Di PT Bank Lampung - Teluk Betung periode 2005 – 2009. Hal ini hanya dibatasi sampai 5 tahun untuk mendukung hasil penitian. Apabila kurang dari 5 tahun akan sulit mendapatkan hasil yang akurat dalam penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah Dana Pihak Ketiga berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada PT Bank Lampung - Teluk Betung.

2. Kajian Pustaka Dana Pihak Ketiga (DPK)

  Dana Pihak Ketiga atau biasa disingkat dengan DPK adalah seluruh dana yang berhasil dihimpun sebuah bank yang bersumber dari masyarakat luas (Kasmir, 2000:341). Dalam UU Perbankan No. 10, Tahun 1998 dana yang dihimpun bank umum dari masyarakat tersebut biasanya berbentuk simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit). Berdasarkan UU No.10 tahun 1998, dapat dikatakan bahwa besarnya penyaluran kredit bergantung kepada besarnya dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh perbankan. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas 21actor riil melalui penyaluran kredit (Warjiyo, 2005:432).

  Menurut Djumhana (2000:156), Idealnya dana dari masyarakat ini merupakan suatu tulang punggung dari dana yang dikelola oleh bank untuk memperoleh keuntungan dan berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Ada 3 (tiga) jenis simpanan pada bank sebagai sarana untuk memperoleh dana dari masyarakat, yaitu : Giro (Demand Deposit), Deposito (Time Deposit), Tabungan (Saving Deposit) Masyarakat yang kelebihan dana dapat menyimpan dananya di bank dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu sesuai kebutuhan dan disebut sebagai dana pihak ketiga. Sementara masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan dana dapat mengajukan pinjaman atau kredit pada bank. Penyaluran kredit merupakan kegiatan yang mendominasi usaha bank dalam fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Selain untuk mensejahterakan masyarakat, kredit yang dilaksanakan oleh bank juga bertujuan untuk memperoleh laba, yang berasal dari selisih bunga tabungan yang diberikan pada nasabah penabung dengan bunga yang diperoleh dari nasabah debitor dan merupakan sumber utama pendapatan bank.

  Lukman dan Dendawijaya (2005:49) mengemukakan bahwa “dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70%-80% dari kegiatan usaha bank”. Menurut Dahlan dan Siamat (2005:349) “salah satu actor terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit actor dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit”. Sebagaimana umumnya actor berkembang, sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

  Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan bank dalam meningkatkan labanya. Tingkat profitabilitas dapat diukur menggunakan rasio return on asset (ROA), yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini merupakan salah satu 22actor dalam mengukur tingkat kesehatan bank oleh Bank Indonesia. Menurut Muliaman Hadad (2004:22):

  Kredit

  Dalam bahasa latin kredit disebut ”credere” yang artinya percaya. Pengertian kredit menurut Undang – Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sementara itu pihak-pihak yang kekurangan dan membutuhkan dana akan mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit tersebut dapat berupa kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi.

  Teori Penyaluran Kredit, Menurut Warjiyo (2005:435) “perilaku penawaran atau penyaluran kredit perbankan dipengaruhi oleh suku bunga, persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan 22actor lain seperti karakteristik internal bank yang meliputi sumber dana pihak ketiga, permodalan yang dapat diukur dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) dan jumlah kredit bermasalah (non performing loan)”. Hadad (2004:22) menambahkan selain 22actor-faktor tersebut, 22actor profitabilitas atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam return on assets juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit. Menurut Mulyono (2004:210) actor-faktor internal yang mempengaruhi volume penyaluran kredit antara lain:

  1. Sifat usaha dan segmen pasar bank itu sendiri,

  2. Kemampuan dalam menghimpun dana, terutama dana pihak ketiga,

  3. Kualitas aktiva produktifnya, terutama kualitas kredit, 4. Faktor-faktor produksi yang tersedia di bank seperti kemampuan manajemen. Salah satu ukuran keberhasilan suatu Bank adalah keberhasilannya dalam mengelola pinjaman yang diberikan, mengingat penempatan dana bank yang terbesar adalah dibidang pemberi pinjaman. Aktivitas pemberian pinjaman ini diharapakan akan dapat memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi bank.

  Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

  Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar- benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penelitian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh Bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar.

  Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

  Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/3/PBI/2005, BMPK adalah persentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal bank. Batas maksimum pemberian kredit atau Legal Lending Limit (LLL), sejalan dengan prinsip prudential banking, maka kepada setiap bank dalam penyaluran dananya tidak diperkenankan ditujukan kepada kelompok tertentu dalam jumlah yang tidak terbatas.

  Kerangka Pemikiran

  Berdasarkan UU No.10 tahun 1998, dapat dikatakan bahwa besarnya dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh perbankan. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit (Warjiyo, 2005:432). Demikian halnya dengan giro, tabungan dan deposito yang merupakan dana pihak ketiga akan mempengaruhi penyaluran kredit pada perbankan.

  Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuat kerangka konseptual sebagai berikut: Dana Pihak Ketiga (DPK)

  Tabungan (X 1 ) Giro (X 2 )

  Penyaluran Kredit (Y) Deposito (X ) 3 Gbr. 1 Kerangka Pemikiran

  Hipotesis

  Berdasarkan dari uraian teori, penjelasan yang mendukungnya dan hasil penelitian sebelumnya, maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah: H : Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada PT Bank Lampung - Teluk Betung. H : Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada PT Bank Lampung - 1 Teluk Betung.

3. Metode Penelitian Populasi Penelitian

  Populasi pada penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga yang ada di Bank Lampung Bandar Lampung yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

  Sampel Penelitian

  Sampel pada penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga pada PT Bank Lampung - Teluk Betung dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yang merupakan salah satu Bank Umum di Bandarlampung dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2004:78). Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menentukan sampel adalah: a. PT Bank Lampung - Teluk Betung tersebut terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Indonesia)

  b. PT Bank Lampung - Teluk Betung tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut, c. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan pada periode 2005-2009.

  Variabel Penelitian Variabel independen (bebas), merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:50).

  Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabungan, Deposito, dan Giro. Variabel independen disimbolkan dengan “X” (dana pihak ketiga atau DPK), “X 1 ” (Tabungan), “X 2 ” (Deposito) dan “X ” (Giro). Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dijelaskan atau 3 yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah atau volume penyaluran kredit. Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.

  Prosedur Pengambilan Data

  Jenis Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti laporan keuangan tahunan. Data diperoleh dari melalui Buku Tahunan Bank Lampung - Teluk Betung berupa laporan keuangan bank yang dipublikasikan.

  Data diperoleh dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan disebut data eksternal (Umar, 2001:70). Buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya merupakan sumber data eksternal yang digunakan penulis dalam memahami kredit dan ruang lingkup kredit lainnya. Penelitian ini juga didukung oleh beberapa data tambahan yang diambil dari situs internet.

  Metode dan Teknik Analisis Data

  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS-16. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian yang dapat dilakukan meliputi uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Besarnya alpha yang digunakan adalah 5%.

  Y=a + b X 1 + b

  X 2 + b X 3 + e Dimana:

  Y = (Jumlah/Volume) penyaluran kredit a = Konstanta b = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

  X 1 = Tabungan X = Deposito 2 X 3 = Giro e = Tingkat kesalahan penganggu

4. Hasil dan Pembahasan Deskripsi objek penelitian

  Objek dari penelitian ini adalah PT Bank Lampung - Teluk Betung periode 2005-2009 yang tercatat pada statistik perbankan indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

  Analisis Deskriptif

  Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian. Deskripsi mengenai variabel-variabel tabungan, deposito, giro akan ditampilkan pada tabel sebagai berikut : Variabel tabungan mean sebesar 3.57 dengan standar deviasi 1.243. Dengan nilai standar deviasi < mean (1.243< 3.57), maka data tersebar dengan baik. Variabel giro mean sebesar 4.82 dengan standar deviasi 1.867. Dengan nilai standar deviasi < mean (1.867< 4.82), maka data tersebar dengan baik. Variabel deposito mean sebesar 5.86 dengan standar deviasi 1.674. Dengan nilai standar deviasi < mean (1.674< 5.86), maka data tersebar dengan baik. Variabel kredit mean sebesar 1.11 dengan standar deviasi 2.034. Dengan nilai standar deviasi > mean (2.034> 1.11), maka data tidak tersebar dengan baik.

  Uji Multikolinieritas

  Nilai VIF (Variance Inflaction Factor) disekitar angka 1 dan Tolerance mempunyai nilai mendekati angka 1. Uji ini bertujuan untuk meguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10. terlihat bahwa baik variabel Tabungan, Giro, Deposito, memiliki nilai tolerance yang lebih tinggi dari 0.10 serta nilai VIF yang lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi ini.

  Uji Autokorelasi

  Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat digunakan uji Durbin Watson. Hasil uji autokorelasi pada tabel 4.5 menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (DW) sebesar 2,638 , nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson dengan menggunakan signifikansi 5%, dan jumlah variabel independen 3, maka di tabel Durbin-Watson didapat nilai batas atas (du) 3.00 dan nilai batas bawah (dl) 1.00 . Oleh karena itu, nilai DW berada diantara batas atas (DU) dan DL(1.00 < 2.638 < 3.00), berarti tidak ada autokorelasi.

  Uji Heteroskedastisitas

  Dari grafik scatterplot pada gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Berdasarkan tabel 4.6 nilai R (0.999) atau (99.9%) menunjukan hubungan antara variabel bebas terhadap veriabel terikat mempunyai hubungan yang sangat kuat. Dan nilai R square (0.955) atau (95.5%) menyatakan bahwa variabel bebas mampu mempengaruhi variabel terikat seesar 95.5% dan sisanya 4.5% dipengaruhi oleh variabel lain.

  Uji Normalitas

  Dengan melihat grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa, variabel dependen kredit pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati garis diagonal, dengan demikian maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

  Analisis Regresi Linier Berganda Y = 4.374+1.457 X + 0.214 X + 0.081 X + e 1 2 3 Berdasarkan tabel 4.7 persamaan regresi linier berganda dapat diketahui bahwa :

  a. Nilai koefisien regresi variabel tabungan sebesar 1.457 bernilai positif mempunyai arti bahwa jika tabungan meningkat maka penyaluran kredit akan meningkat.

  b. Nilai koefisien regresi variabel giro sebesar 0.214 bernilai positif mempunyai arti bahwa jika giro meningkat maka penyaluran kredit akan meningkat.

  c. Nilai koefisien regresi variabel deposito sebesar 0.081 bernilai positif mempunyai arti bahwa jika deposito meningkat maka penyaluran kredit akan meningkat.

  Uji Simultan

  Dari tabel 4.8 terlihat bahwa nilai F hitung sebesar (259.249) > F tabel (2.0316) dan nilai signifikansi (0.046) lebih kecil dari nilai α (0.05). ini berarti hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa variabel-variabel independen seperti tabungan (X ), giro (X ), deposito (X ), secara simultan 1 2 3 berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit pada PT Bank Lampung - Teluk Betung.

  Pembahasan

  Tabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kredit. Dari hasil uji statistik diperoleh koefisien regresi arah Positif dengan t hitung X 1 sebesar 14.438 > t tabel (2.00172), dimana nilai signifikansi sebesar 0.044 < dari niali α 0.05 karena lebih kecil dari 0.05 dengan demikian tabungan berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. Dimana nilai t tabel dilihat dari tabel t dengan N-2 dan P 0.05. Tabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit. Hasil tersebut mendukung hasil penelitian Meydianawathi (2006:357), tabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit. Saat sebuah bank melakukan ekspansi kredit, perlu diperhatikan bahwa kredit tersebut memiliki resiko. Semakin besar kredit yang diberikan, maka resiko kredit yang dihadapi semakin besar juga.

  Giro berpengaruh positif terhadap kredit. Dari hasil uji statistik diperoleh koefisien regresi arah Positif dengan t hitung X sebesar 3.668 > t (2.00172), dimana nilai signifikansi sebesar 0.169 > dari niali α 2 tabel 0.05 karena lebih besar dari 0.05 dengan demikian giro berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Dimana nilai t dilihat dari tabel t dengan N-2 dan P 0.05. Dengan hasil penelitian tabel ini giro berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit, hasil tersebut mendukung hasil penelitian Djumhana (2000:156) dimana pertumbuhan giro berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan kredit. Dengan meningkatnya dana pihak ketiga yang dihimpun bank dari masyarakat tidak serta merta dapat menaikkan proporsi kredit yang diberikan, hal ini dikarenakan bank juga tertarik untuk menanamkan dananya pada instrumen-instrumen keuangan seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dengan mengalihkan dananya pada instrumen-instrumen keuangan tersebut, dapat dikatakan bank dapat memperoleh untung tanpa mendapatkan resiko. sehingga penyaluran kredit juga dapat dilaksanakan dengan efektif.

  Deposito berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kredit. Dari hasil uji statistik diperoleh koefisien regresi arah Positif dengan t hitung X 3 sebesar 1.353 < t tabel (2.00172), dimana nilai signifikansi sebesar 0.405 > dari niali α 0.05 karena lebih besar dari 0.05 dengan demikian deposito berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Dimana nilai t tabel dilihat dari tabel t dengan N-2 dan P 0.05. Deposito berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kredit. Dan hasil ini juga mendukung penelitian Dendawijaya (2005:236), yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk giro,tabungan, dan deposito terhadap penyaluran kredit. Hal ini disebabkan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai 80-90 % dari seluruh dana yang dikelola oleh bank, kemudian dana inilah yang akan disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

5. Simpulan dan Saran

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi data, hasil analisis mengenai pengaruh tabungan, giro, dan deposito, terhadap penyaluran kredit pada PT Bank Lampung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Dari hasil persamaan regresi linier berganda, dapat diketahui bahwa Tabungan, Giro, dan Deposito memberikan pengaruh yang positif terhadap penyaluran kredit pada PT Bank Lampung, Teluk Betung - Bandar Lampung. Hal ini dbuktikan dengan nilai koefisien regresi linear Tabungan bernilai positif yaitu sebesar 1.457, nilai koefisien regresi linear Giro bernilai positif yaitu sebesar 0.214 dan koefisien regresi linear Deposito bernilai positif yaitu sebesar 0.081.

  2. Tabungan (X 1 ) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit (Y) pada PT Bank Lampung Teluk Betung - Bandar Lampung. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 14.438 > 2,00172 dengan tingkat signifikansi 0,044 < 0,05.

  3. Giro (X 2 ) secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit (Y) pada PT Bank Lampung Teluk Betung - Bandar Lampung. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel 3.668 > 2,00172 dengan tingkat signifikansi 0,447 > 0,05.

  4. Deposito (X 3 ) secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit (Y) pada PT Bank Lampung Teluk Betung - Bandar Lampung. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel 1.353 > 2,00172 dengan tingkat signifikansi 0,405 > 0,05.

  5. Secara simultan variabel tabungan (X 1 ), giro (X 2 ), dan deposito (X 3 ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit pada PT Bank Lampung Teluk Betung - Bandar Lampung.

  Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel yaitu 259.249 > 2.0316 dengan tingkat signifikansi 0,046 < 0,05.

  6. Koefisien determinasi (R²) sebesar 0.955 yang menunjukkan bahwa antara tabungan (X 1 ), giro (X 2 ), dan deposito (X 3 ) mampu menjelaskan secara bersama-sama terhadap penyaluran kredit (Y) pada PT Bank Lampung Teluk Betung - Bandar Lampung sebesar 95.5%, sedangkan sisanya 4.5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

  Bagi penelitian selanjutnya Diharapkan dapat meneliti dengan variabel-variabel lain diluar variabel ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Pada penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat menyesuaikan aturan umum bahwa penelitian dipersyaratkan minimal 5 tahun dalam melakukan penelitian serta dengan objek penelitian yang lebih banyak. Berdasarkan hasil uji t, tabungan berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian penelitian Meydianawathi (2006:357) berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. Semakin banyak bank dalam memberikan kredit, Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) juga mengalami peningkatan. Salah satu yang dapat dilakukan bank yaitu dengan menambah modal guna menjaga agar mengurangi resiko akibat kredit.

  Berdasarkan hasil uji t, giro berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Dengan meningkatnya dana pihak ketiga yang dihimpun bank dari masyarakat tidak serta merta dapat menaikkan proporsi kredit yang diberikan, hal ini dikarenakan bank juga tertarik untuk menanamkan dananya pada instrumen-instrumen keuangan seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dengan mengalihkan dananya pada instrumen-instrumen keuangan tersebut, dapat dikatakan bank dapat memperoleh untung tanpa mendapatkan resiko. Bagi bank hendaknya lebih ketat dalam menjalankan prinsip 5C nya sebelum memberikan kredit. Berdasarkan hasil uji t, pertumbuhan deposito berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Dan hasil ini juga mendukung penelitian Dendawijaya (2005:236), yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito terhadap penyaluran kredit. Salah satu cara agar dapat menaikkan dana pihak ketiga yaitu dapat dilakukan misalnya dengan memberikan suku bunga yang menarik .

  Daftar Pustaka Abdullah. 2005. Penyaluran dan Penghimpunan Dana dari Masyarakat. Salemba Empat.

  Bank Lampung . 2005 - 2009. Laporan Keuangan Publikasi Bank. PT Bank Lampung – Teluk Betung Dahlan. 2005. Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan DPK, Dan Exchange Rate Terhadap Penyaluran Kredit. Jakarta.

  Dendawijaya. 2005. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit.

  Jurnal:Kompleksitas Lembaga Keuangan Perbankan. Kordinat, Edisi: Vol. VII No. 1, Juni 2005. Djumhana (2000). Penilaian Keberhasilan Bank Dengan Perhitungan Matematis. Jurnal:

  Kompleksitas Lembaga Keuangan Perbankan. Kordinat, Edisi: Vol. III No. 4, September 2000. Ghozali Imam. 2005. Pengaruh Satu Variabel Independen Secara Individual Terhadap Variasi Variabel

  Dependen. Jakarta Harmanta dan Ekananda. 2005. Pertumbuhan Kredit Perbankan Di Indonesia: Intermediasi dan

  Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 13. No.2 .hal.299- 310. Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Rajawali Pers : Jakarta. Lukman dan Dendawijaya. 2005. Pengaruh DPK, dan Faktor Internal Bank Terhadap Volume Kredit

  Pada Bank Umum di Indonesia. Jakarta Mahrinasari. 2003. Pengaruh Cash Ratio Dan Return On Asset Terhadap Penyaluran Kredit. Bank

  Perkreditan Rakyat Lampung Meydianawati. 2007. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit, Investasi Dan Kredit

  Modal Kerja Yang Diberikan Pada Sektor Usaha Menengah Kecil Mikro. http://iei.or.id . 2006. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit. http://iei.or.id .

  Muljono. 2006. Sumber Dana Pihak Ketiga. Buku Kesatu. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Mulyono Pudjo Teguh. 2004. Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Go Public di Indonesia. USU Respository. Universitas Sumatra Utara : Medan.

  Siamat. 2003. Manajemen Bank Umum. Balai Pustaka. Salemba Empat. Jakarta. Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Cetakan Kesepuluh, CV Alfabeta. Bandung. Suliyanto.2005:221). Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi 2005, Cetakan Pertama, BPFE. Yogyakarta. Tim Dosen Fakultas Ekonomi. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Lampung : Universitas Malahayati. Umar. 2001. Buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Salemba Empat. Surakarta. .2003. Analisis Regresi Dengan Variabel Independen. ineddeni.wordpress.com/2007/08/17/analisis- regresi-dengan-variabel-Independen/. Diakses pada tanggal 17 Juli 2003 UU No.10 tahun 1998 Tentang Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit Warjiyo. 2005. Stabilitas Sistem Perbankan dan Kebijakan Moneter”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Maret 2005. Yogyakarta.

  . 2005. Perilaku Penawaran Atau Penyaluran Kredit Perbankan Terhadap Suku Bunga, dan Persepsi Bank. Yogyakarta.