Jurnal Penelitian Program Pascasarjana

  

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PETA PIKIRAN

DENGAN MEDIA FOTO BERITA DAN MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 KERINCI

1 2 2 1 Nurcayati , Hasnul Fikri , Yusrita Yanti

  Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, 2 Universitas Bung Hatta, Universitas Bung Hatta.

  Email: nurcayati62@gmail.com

  

Abstract

This research purposed to explain the influence of a mind mapping technique with media

news photos and student's motivation for write short stories skill. Theory was using in this

research is Heru and Sutardi (2012) about the short story, the theory Yamin (2009) about

motivation and Saleh (2008) about a mind mapping. This study uses a quasi experiment with

factorial design (factorial design). The population in this study were all students of class XI

  

IPS SMA N 8 Kerinci totaling 91 students with a sample of 63 students consisting of 31

students of class XI IPS1 and 32 class XI IPS2. From the data analysis it was found that first,

there is a significant effect of the use of the technique of mind maps by media news photos of

the skills to write short stories because Fh to 4.329> 3.81 Ft then said alternative hypothesis

(H1) is accepted. Secondly, there is a significant effect of the use of the technique of mind

maps by media news photos of the short story writing skills for students who have high

motivation to learn because Fh 3.268> 3.24 Ft it is said that the alternative hypothesis (H1)

accepted. Third, there is a significant effect of the use of the technique of mind maps by

media news photos of the short story writing skills for students who have low learning

motivation because Fh 3.268> 3.24 Ft it is said that the alternative hypothesis (H1) accepted.

Fourth, there is no significant effect of interaction techniques use mind maps with photos of

news media and learning motivation of the students' skills in writing short stories because Fh

2,458 <Ft 3.81 it is said that receiving the initial hypothesis (H0) rejected. From these

results it can be concluded that the technique of mind maps with photos of news media can be

used in learning the skills to write short stories.

  

Keywords: writing skills , motivation , writing short stories , media news photos , mind

mapping .

  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh teknik peta pikiran dengan media foto berita dan motivasi belajar siswa terhadap keterampilan menulis cerpen. Teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah pendapat Heru dan Sutardi (2012) tentang cerpen, pendapat Yamin (2009) tentang motivasi dan pendapat Saleh (2008) tentang peta pikiran. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan design faktorial (factorial design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA N 8 Kerinci yang berjumlah 91 siswa dengan sampel 63 siswa yang terdiri dari 31 siswa kelas XI IPS1 dan 32 orang kelas XI

  IPS2. Dari hasil analisis data didapati bahwa pertama, terdapat pengaruh signifikan penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen karena F hitung sebesar 4,329 > F tabel 3,81 maka dikatakan hipotesis alternatif (H 1 ) diterima. Kedua terdapat pengaruh signifikan penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi karena F hitung sebesar 3,268 > F table 3,24 maka dikatakan bahwa hipotesis alternatif (H 1 ) diterima. Ketiga, terdapat pengaruh signifikan penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah karena F hitung sebesar 3,268 > F table 3,24 maka dikatakan bahwa hipotesis alternatif (H ) diterima. Keempat, tidak terdapat interaksi pengaruh signifikan penggunaan teknik peta 1 pikiran dengan media foto berita dan motivasi belajar terhadap keterampilan siswa dalam menulis cerpen karena F hitung sebesar 2.458 < F tabel 3.81 maka dikatakan bahwa menerima hipotesis awal (H ) ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik peta pikiran dengan media foto berita dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis cerpen.

  Kata kunci: keterampilan menulis, motivasi, menulis cerpen, media foto berita, teknik peta pikiran.

  Pembelajaran sastra di sekolah tidak belajar yang menunjang tercapainya tujuan dapat dipisahkan dari pembelajaran bahasa. pendidikan.

Pembelajaran sastra merupakan bagian dari Untuk memaksimalkan

pembelajaran bahasa karena bahasa memiliki pembelajaran sastra dalam mata pelajaran

peran sebagai media sastra. Menurut Bahasa Indonesia diperlukan kreativitas guru

Rahmanto (2004:7) pembelajaran sastra akan itu sendiri. Sesuai dengan kurikulum 2013,

membantu siswa dalam meningkatkan para guru dituntut kreatif menggunakan

keterampilan berbahasa. media pembelajaran agar dapat menarik

  Dalam suatu proses pembelajaran, motivasi siswa dalam pembelajaran bersastra.

guru memegang peran penting, yaitu sebagai Berdasarkan keterangan dari guru Bahasa

perencana dan pelaksana pembelajaran di Indonesia SMA Negeri

  8 Kerinci,

sekolah. Guru sebagai tenaga profesional Keterampilan siswa dalam kegiatan

harus memiliki sejumlah keterampilan pembelajaran menulis cerpen masih kurang

mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam baik. Hasil menulis cerpen siswa masih di

bidang pengajaran, keterampilan memotivasi bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

siswa dalam belajar, dan menerapkan metode Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian

pembelajaran yang efektif dan efisien, semester 1 tahun ajaran 2014-2015 yang

keterampilan melibatkan siswa berpartisipasi dilakukan pada tanggal 05 Agustus 2014

aktif, keterampilan memilih media yang dikelas XI IPS dengan standar KKM 70 jumlah siswanya 91 orang, ternyata hasil yang diperoleh siswa yang tuntas hanya 10 orang saja yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 81 siswa lagi dibawah (KKM). Faktor yang menyebabkan munculnya masalah ini antara lain, siswa kurang bersemangat dalam menggunakan nalarnya karena kurang latihan menulis khususnya cerpen dan kurang termotivasi belajar khususnya belajar menulis cerpen, sehingga siswa tidak terbiasa dalam menulis.

  Solusi yang bisa ditawarkan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan memilih dan menggunakan teknik peta pikiran dengan media foto berita yang dapat membantu mengatasi keterbatasan menuangkan gagasan dalam menulis cerpen. Penerapan teknik peta pikiran dengan media foto berita ditujukan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen, sehingga diharapkan peserta didik mampu mengembangkan daya nalarnya dalam menulis cerpen.

  Berdasarkan kenyataan tersebut, hal inilah yang menyebabkan ketertarikan peneliti melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penggunaan Teknik Peta Pikiran dengan Media Foto Berita dan Motivasi Belajar terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Kerinci”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan.

  1. Pengaruh penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita secara signifikan terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Kerinci.

  2. Pengaruh penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi di kelas XI IPS SMA Negeri 8 Kerinci.

  3. Pengaruh penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen bagi siswa yang memiliki motivasi rendah di kelas XI IPS SMA Negeri 8 Kerinci.

  4. Interaksi pengaruh antara penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita dan motivasi belajar terhadap keterampilan menulis cerpan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Kerinci.

  2. KAJIAN TEORETIS Keterampilan menulis sebagai salah satu dari keempat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Dalam KBBI (1982), menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.Sementara itu menulis adalah penuangan pikiran terbaik kita dalam proses berfikir di atas kertas mengenai suatu gagasan (Endraswara, 2003:237).

  Keterampilan menulis sebagai salah satu dari keempat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Dalam KBBI (1982), menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.Sementara itu menulis adalah penuangan pikiran terbaik kita dalam proses berfikir di atas kertas mengenai suatu gagasan (Endraswara, 2003:237). Keterampilan menulis sebagai salah satu dari keempat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Dalam KBBI (1982), menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.Sementara itu menulis adalah penuangan pikiran terbaik kita dalam proses berfikir di atas kertas mengenai suatu gagasan (Endraswara, 2003:237).

  Komaidi (2011:9-10) mengemukakan bahwa banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aktivitas menulis, yakni: (1) menimbulkan rasa ingin tau (curioty) dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar; (2) mendorong kita mencari referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal dan sejenisnya; (3) terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen kita secara runtut, sistematis, dan logis; (4) secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan stress; (5) tulisan kita dimuat oleh media massa atau diterbitkan oleh suatu penerbit; dan (6) tulisan kita dibaca oleh banyak orang. Kegiatan menulis merupakan suatu alat sarana bahasa tulis untuk berpikir dan belajar sehingga melalui tugas menulis siswa telah berlatih belajar mengungkapkan ide dan mengaplikasikannya bahwa mereka telah menguasai materi yang diberikan.

  Menulis tidak hanya memiliki fungsi yang bermanfaat bagi proses pendidikan, menulis juga memiliki tujuan yang sangat penting bagi proses penulisan atau tulisan. Kegiatan menulis memiliki tujuan yang sangat berguna khususnya untuk dunia pendidikan di antaranya tujuan penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif, tujuan penerangan, tujuan pernyataan diri, tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.

  Tulisan yang baik merupakan tulisan yang mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakan dalam tulisan. Kebermaknaan tulisan didukung oleh kejelasan tulisan tersebut.Tulisan dapat disebut sebagai tulisan yang jelas jika pembaca dapat membaca dengan kecepatan yang tetap dan menangkap makna yang ada dalam tulisan tersebut.

  Cerpen adalah karangan yang berbentuk naratif yang isinya menceritakan sebuah konflik dengan panjang cerita sekira 500 kata. Cerita pendek berasal dari dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dan paralel pada tradisi penceritaan lisan, (Agustine, 2010:1). Kemudian dijelaskan juga oleh Semi (1984:27) bahwa sebuah cerpen pada dasarnya menuntut adanya perwatakan yang jelas pada tokoh cerita,sang tokoh merupakan ide sentral dari cerita. Cerpen dalam kesingkatannya, akan tampak pertumbuhan psikologis dari para pelaku cerita berkat perkembangan alur cerita itu sendiri. Jadi cerpen merupakan bentuk sastra yang berdaulat penuh. Sementara Hoerip (dalam Semi, 1984:26) cerpen adalah karakter yang dijabarkan lewat rentetan kejadian dari pada kejadian-kejadian itu sendiri satu persatu. Apa yang terjadi di dalamnya lazim merupakan suatu pengalaman atau penjajahan, dan reaksi mental itulah yang pada hakekatnya disebut jiwa cerpen.

  Selanjutnya (Heru dan Sutardi, 2012:59) Cerpen adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu didalamnya terjadi konflik antar tokoh atau dalm diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu plot, latar yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat. Menurut Agustine (2010:2) bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis, yaitu (a) eksposisi (pengantar latar, situasi, dan tokoh utama), (b) komplikasi (peristiwa didalam cerita yang memperkenalkan konflik dan komitmen mereka terhadap suatu langkah), (c) klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting), (d) penyelesaian (bagian cerita dimana konflik dipecahkan) dan moral.

  Unsur-unsur pembangun sebuah cerpen yang kemudian secara bersama membentuk sebuah totalitas itu, di samping unsur formal bahasa, masih banyak lagi macamnya. Namun secara garis besar berbagai macam unsur tersebut secara tradisional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik (Nurgiyantoro, 2010:23).

  Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah cerpen adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur yang dimaksud ialah tema, cerita, plot, tokoh, latar, sudut pandang, cerita, amanat dan bahasa.

  Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur Ekstrinsik yang dimaksud seperti nilai moral, nilai sosial, nilai budaya, dan biografi pengarang.

  Adapun langkah-langkah menulis cerpen antara lain: (1) mencari ide, gagasan atau inspirasi; (2) membuat kerangka karangan; (3) menuliskannya dengan mesin ketik atau komputer; (4) mengoreksi naskah; dan (5) mengirimkan ke media masa (Didik, 2011:144). Selanjutnya tulis cerpen dengan memperhatikan diksi atau pilihan kata, gaya bahasa, ejaan, tanda baca, dan penggunaan kalimat.

  Menurut Thahar (2008:33) bahwa cerita pendek atau yang lebih populer dengan akronim cerpen, merupakan salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang. Salah satu teknis menulis cerpen adalah merekayasa rangkaian cerita menjadi unik, baru dan tentu saja tidak ada duanya. Adapun kiat- kiat menulis cerpen itu adalah sebagai berikut: (a) paragraf pertama; (b) mempertimbangkan pembaca; (c) menggali suasana; (d) kalimat efektif; (e) bumbu-bumbu; (f) menggerakkan tokoh (karakter); (g) fokus cerita; (h) sentakan akhir; (i) menyunting; dan (j) memberi judul.

  Yamin (2009:158) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi politikus, dan memecahkan masalah. Sedangkan Bruner yang dikutip Ekawarna (2009:48) menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi khusus yang dapat mempengaruhi individu untuk belajar Sedangkan Purwanto (2004:64- 65), menjelaskan bahwa motivasi adalah apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko.

  Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya-daya belajar tetapi juga memberi arah yang jelas. Winkel (dalam Yamin, 2009:161) mengibaratkan motivasi dengan kekuatan mesin dikendaraan. Mesin yang berkekuatan tinggi menjamin lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki dan kendaraan membawa muatan yang berat. Namun motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya-daya belajar, tetapi juga memberikan arah-arah yang jelas. Fungsi motivasi menurut Oemar Malik (dalam Yamin, 2009:161) adalah: (1) mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan; (2) motivasi berfungsi sebagai pengarah kepencapaian tujuan yang diinginkan; dan (3) motivasi sebagai penggerak. Prinsip-prinsip motivasi adalah memberi penguatan, sokongan, arahan pada perilaku yang erat kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam belajar yang telah ditemui oleh para ahli ilmu belajar. Dengan adanya motivasi untuk menulis diharapkan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran keterampilan menulis cerpen.

  Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: (1) motivasi instrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik (Yamin, 2009:163). Motivasi instrinsik dimaksudkan adalah kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri.

  Orang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada diri orang tersebut. Ciri-ciri orang termotivasi antara lain tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, selalu merasa ingin membuat prestasinya semakin meningkat. Sardiman (2011: 83) mengemukakan motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Tekun menghadapi tugas; (2) Ulet menghadapi kesulitan; (3) Menunjukkan minat terhadap macam- macam masalah; (4) Lebih senang bekerja mandiri; (5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) Dapat mempertahankan pendapatnya; (7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu; (8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

  Selanjutnya, Uno (2008:23) mengemukakan bahwa ciri-ciri atau indikator motivasi antara lain: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam kegiatan belajar; dan (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.

  Saleh (2008:68) menyatakan peta pikiran peta pikiran merupakan salah satu cara kreatif yang dapat digunakan oleh guru pada saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Peta pikiran adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan sebuah tema, ide atau gagasan utama dalam materi pembelajaran. Tema, ide atau gagasan utama ditempatkan di tengah-tengah diagram. Peta pikiran dapat dibuat dengan tulisan tangan dalam bentuk yang singkat. Dilihat dari karakter dan sifatnya, konsep peta pikiran dapat dijadikan media tepat melatih pola pikir, brain storming, visualisasi dan penyelasaian masalah. konsep ini berkembang dengan pesat dan banyak digunakan di berbagai bidang kehidupan.

  Konsep peta pikiran telah digunakan di bidang pendidikan, yaitu dalam proses pembelajaran di kelas. dengan menggunakan konsep peta pikiran guru dapat menyampaikan materi pelajaran yang rumit menjadi mudah.

  Menurut Sutejo (2009:148) media foto berita merupakan media yang juga mudah untuk dilakukan. hal ini, didasarkan pada realita bahwa di dalam media massa begitu banyak menyuguhkan foto berita yang memiliki nilai human interest tinggi: menyedihkan; memilukan; menegangkan dan sebagainya. Seringkali kita trenyuh dengan penyuguhan foto berita yang bernilai demikian.

  Menurut Sutejo (2009:148-149) adapun empat langkah yang dapat dilakukan dalam media foto berita ini adalah: (a) menemukan foto media yang memiliki nilai humanisme tinggi; (b) mengidentifikasi ketersentuhan dan fokusnya; (c) mengekspresikan ke dalam kalimat-kaliamat; dan (d) mengorganisasikan kalimat dengan berpijak pada totalitas foto media yang telah menggerakkan. Langkah- langkah demikian, yang penting dipikirkan adalah kekuatan kita dalam membangun imaji (citraan). Meskipun foto media tidak memiliki daya gerak, tidak memiliki daya bau, tidak memiliki daya raba, dan tidak memiliki daya dengar tetapi imaji penuh seakan kita dapat melakukannya dengan baik.

  3. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksperimen dengan menggunakan metode quasi experiment. Sugiyono (2009:107), menjelaskan penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat.

  Penelitian ini dimaksudkan dengan tujuan untuk mendapatkan data- data secara empirik mengenai hubungan antara X 1 (motivasi menulis cerpen) dan

  X 2 (pemakaian teknik peta pikiran dengan media foto berita) dengan Y (keterampilan menulis cerpen).

  Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial

  (factorial design). Emzir (2011:105)

  menyatakan desain faktorial melibatkan dua atau lebih variabel bebas, dan sekurangnya satu yang dimanipulasi oleh peneliti.

  Dalam penelitian ini melibatkan tiga variabel yaitu 1 variabel terikat dan 2 variabel bebas. Variabel terikatnya adalah keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA N 8 Kerinci. Sedangkan variabel bebasnya adalah motivasi menulis dan teknik peta pikiran dengan media foto berita. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

  XIIPS SMA N 8 Kerinci yang berjumlah 91 siswa. Menurut Sugiyono (2012:117), ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Anggota populasi ini bersifat homogen, karena kelas yang setingkat, dan rombongan belajar memiliki karakteristik yang hampir sama.

  Sampel yang terpilih adalah kelas

  XI IPS1 dan XI IPS2 . Kelas XI IPS1 menjadi kelas eksperimen sedangkan XI

  IPS2 menjadi kelas kontrol. Kedua kelas yang dijadikan sampel diundi lagi untuk menentukan kelas yang diberi perlakuan (treatment) menggunakan teknik peta pikiran denganmedia foto berita. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118).

  Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kerinci yang berlokasi di Desa Baru Pulau Sangkar, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester ganjil tahun ajaran 2014 yaitu bulan

  Agustus 2014. Proses penelitian ini dilakukan pada jam pelajaran bahasa Indonesia, melalui teknik peta pikiran dengan media foto berita menyesuaikan kondisi kelas.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui tes hasil belajar dan kuesioner. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil dari Keterampilan menulis cerpen. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). Tes yang pertama ini disebut pre-test. Pre-test berfungsi untuk mengukur Keterampilan awal menulis cerpen sebelum siswa mendapatkan perlakuan dan tes yang kedua disebut dengan post-test yang berfungsi untuk mengetahui Keterampilan akhir menulis cerpen siswa pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan dengan teknik peta pikiran dengan media foto berita. Kedua tes ini juga diberikan pada kelompok kontrol untuk mengetahui perbedaan Keterampilan menulis cerpen antara siswa yang menggunakan teknik peta pikiran dengan foto berita dan yang tidak. Tes menulis cerpen yang telah diuraikan di atas dilakukan setelah proses eksperimen selesai.Kuesioner dilakukan pada saat pre-test, hasil digunakan untuk mengelompokan siswa menjadi siswa motivasi menulis tinggi dan kelompok siswa motivasi menulis rendah.

  Instrumen penelitian merupakan alat bantu dalam suatu penelitian. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2012:148). Jenis-jenis instrumen penelitian antara lain: 1) tes; 2) angket/kuesioner; 3) wawancara; dan 4) dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan kuesioner.

  Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji normalitas sebaran berfungsi untuk menguji normal tidaknya sebaran data penelitian. Dalam penelitian ini, uji normalitas sebaran menggunakan rumus Shapiro-Wilk. Dalam perhitungan dengan rumus tersebut, apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 (α: 5%) maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal (Nurgiyantoro, dkk, 2004:118).

  Selain uji normalitas sebaran, diperlukan juga uji homogenitas varians yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil mempunyai variansi yang sama dan tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan satu dengan yang lainnya (Nurgiyantoro, dkk, 2004:216- 217). Syarat uji homogenitas adalah bila F-hitung lebih besar dari F-tabel maka variansi tidak homogen dan sebaliknya, jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel maka variansi homogen atau nilai signifikansi lebih dari 0,05 (α: 5%) maka data dalam penelitian ini homogen.

  Rumus: Dalam penggunaan faktorial design pengolahan data yang tepat adalah menggunakan teknik analysis of covarian atau sering disebut anova atau uji f. Menurut Arikunto (2006) Analisis varians (ANOVA) dua jalan merupakan teknik analisis data penelitian dengan desain faktorial dua faktor. Kasmadi dan Sunariah (2013: 143) menjelaskan bahwa uji f bertujuan untuk melihat arah nyata pada taraf 95%. Kriteria probabilitas harga F adalah, F hitung > dari F tabel dengan derajat kebebasan tertentu. Adapun pengujian F hitung dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi

  16. 00.

  Uji-t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan signifikan dalam Keterampilan menulis cerpen antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat diketahui perbedaan keefektifan antara kedua kelompok tersebut. Rumus:

  4. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

  Data hasil penelitian yang diperoleh dari populasi siswa, dengan jumlah sample sebesar 63 siswa, dijadikan responden penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data semua sel yang terlihat pada tabel di bawah ini, meliputi data: 1) nilai menulis cerpen dengan menggunakan teknik peta pikiran dengan media foto berita, 2) nilai menulis tanpa menggunakan teknik peta pikiran dengan media foto berita, 3) nilai menulis cerpen bagi siswa dengan motivasi belajar tinggi, 4) nilai menulis cerpen bagi siswa dengan motivasi belajar rendah, 5) nilai menulis cerpen siswa yang diajar menggunakan teknik peta pikiran dengan media foto berita bagi siswa dengan motivasi belajar tinggi, 6) nilai menulis cerpen siswa yang diajar menggunakan teknik peta pikiran dengan media foto berita bagi siswa dengan motivasi belajar rendah, 7) nilai menulis cerpen siswa yang diajar secara konvensional dan memiliki motivasi belajar tinggi, dan 8) nilai menulis cerpen siswa yang diajar secara konvensional dan memiliki motivasi belajar rendah.

  Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap hasil menulis cerpen digunakan analisis variansi Two Way dan uji-t. Berdasarkan perhitungan analisis dua jalan, diperoleh Fhitung = 4.329. hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dk penyebut = 35, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel

  = 3.81, karena F hitung > F tabel atau 4.329 > 3.81. maka H 1 diterima, yang berarti ada pengaruh signifikan antara penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen. Berdasarkan analisis deskriptif terlihat bahwa dengan penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita ternyata nilai menulis cerpen siswa lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Hal ini terlihat dari besarnya rata-rata nilai yang diperoleh yaitu dengan pembelajaran peta pikiran dengan media foto berita diperoleh rata- rata (mean) 48.01 sedangkan dengan pembelajaran secara konvensional diperoleh rata-rata (mean) 46.22.

  Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi terhadap hasil menulis cerpen analisis data diuji dengan menggunakan program SPSS

  17.00. Berdasarkan perhitungan SPSS, diperoleh F hitung sebesar 3,268 > Ftabel 3,24 dengan nilai signifikansi 0,040 adalah < 0,05 maka dikatakan bahwa menerima hipotesa alternatif (H 1 ) diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh signifikan penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Hal ini juga terlihat pada nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada postes yaitu 57.23 meningkat dari 32.40 hasil pretes ini juga diindikasikan P-value < 0.05.

  Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah terhadap hasil menulis cerpen analisis data diuji dengan menggunakan program SPSS 17.00. Berdasarkan perhitungan SPSS, diperoleh F hitung sebesar 3,268 > Ftebel 3,24 dengan nilai signifikansi 0,040 adalah < 0,05 maka dikatakan bahwa hipotesa alternatif (H 1 ) diterima. Dengan kata lain, terdapat pengaruh signifikan penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini juga terlihat pada nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada postes yaitu 38.75 meningkat dari 28.89 hasil pretes ini juga diindikasikan P-value < 0.05.

  Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada interaksi pengaruh antara penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita dan motivasi terhadap hasil menulis cerpen digunakan analisis variansi Two Way. Berdasarkan perhitungan analisis dua jalan, diperoleh F hitung sebesar 2,458 < Ftabel 3,81 dengan nilai signifikan 0,127 adalah > 0,05 maka dikatakan bahwa menerima hipotesis awal (H ) ditolak, dengan kata lain tidak terdapat interaksi pengaruh signifikan penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita dan motivasi belajar terhadap keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Berdasarkan analisis deskriptif variansi dua jalan diketahui tidak adanya interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita dengan motivasi belajar terhadap nilai menulis cerpen

  Teknik peta pikiran dengan media foto berita merupakan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai pendukung dalam proses pembelajaran. Terdapat bermacam- macam teknik yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Teknik pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangatlah penting digunakan untuk memperlancar didalam guru menyampaikan materi pelajaran, dikatakan sangat penting karena dengan adanya teknik pembelajaran akan membantu dan mempermudah siswa akan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dalam pemilihan suatu teknik pembelajaran tentunya guru harus mempertimbangkan teknik apa yang cocok yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar sebagai pendukung menyampaikan materi. Bila teknik yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang akan digunakan akan dapat membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Ada beberapa pertimbangan yang dipakai sebagai acuan guru dalam memilih teknik yang tepat, diantaranya Keterampilan yang dimiliki siswa, karakteristik masing-masing siswa dan sarana dan prasarana yang memadai.

  Di dalam pembelajaran menulis cerpen, teknik pembelajaran sangatlah penting digunakan untuk merangsang Keterampilan siswa dalam menulis cerpen, sebab dalam pembelajaran menulis cerpen siswa diharapkan mempu menulis cerpen dengan baik sesuai dengan struktur cerpen yang baik, jadi untuk merangsang siswa memahami bagai bana menulis cerpen yang baik siswa harus mampu berimajinasi dan menuliskan gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Jadi apa yang akan ditulis siswa ke dalam sebuah cerpen merupakan suatu kejadian yang ada dalam kehidupan. Beberapa teknik pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen diantaranya adalah teknik peta pikiran dengan media foto berita. Di dalam penelitian ini peneliti membuktikan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita dengan pembelajaran secara konvensional terhadap nilai Keterampilan menulis cerpen.

  Berdasarkan hasil dari analisis diperoleh bahwa penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita terhadap Keterampilan menulis cerpen ternyata memiliki nilai rata-rata lebih baik dibandingkan pada pembelajaran yang dilakukan secara konvensional yaitu 76,65 > 72,22. Dengan demikian teknik peta pikiran dengan media foto berita sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen karena dengan teknik tersebut dapat meningkatkan Keterampilan siswa dalam berimajinasi, berkosentrasi, dan membuat catatan. Misalnya dalam pembahasan guru memberikan tema dan gambar tentang alam siswa akan mampu berimajinasi, dan berkosentrasi dengan melihat gambar yang ditampilkan oleh guru. Siswa dapat melihat bentuk alam dari gambar yang dilihatkan oleh guru. Maka secara nyata dapat peneliti katakan bahwa penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita dalam pembelajaran menulis cerpen akan dapat meningkatkan imajinasi, kosentrasi, motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

  Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Saleh (2008:68) Peta pikiran merupakan salah satu cara kreatif yang dapat digunakan oleh guru pada saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Dilihat dari karakter dan sifatnya, konsep Peta pikiran dapat dijadikan media yang tepat untuk melatih pola pikir, brain storming, visualisasi dan penyelasaian masalah. Berangkat dari penggunaan teknik peta pikiran Sutejo (2009:148) menyatakan media foto berita merupakan media yang juga mudah untuk dilakukan. Hal ini, didasarkan pada realita bahwa di dalam media massa begitu banyak menyuguhkan foto yang memiliki nilai human interest tinggi: menyedihkan, memilukan, menegangkan dan sebagainya. Jadi, dengan menggunakan teknik peta pikiran untuk melatih pola pikir siswa juga digunakan media pembelajaran berupa media gambar yang berfungsi untuk membawa siswa ke dalam realita yang sesungguhnya.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika siswa mampu mengasah pola piker dan imajinasi mereka dengan baik dengan peta pikiran dan gambar yang membawa mereka ke dalam realita yang sebenarnya, maka akan meningkatkan Keterampilan mereka dalam menulis cerpen. Semakin sering mereka mengasah pola piker dan imajinasinya maka akan semakin tinggi pula Keterampilan siswa dalam menulis teks cerpen. Siswa yang memiliki Keterampilan dalam mengasah pola pikir dan imajinasi tentunya akan memudahkan siswa ketika ditugasi untuk menulis cerpen. Begitu juga sebaliknya jika seorang siswa belum mampu mengasah pola piker dan imajinasi maka siswa tersebut juga akan kesulitan dalam menyusun teks ulasan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita akan membntu siswa dalam meningkatkan Keterampilannya dalam menulis cerpen.

  Maka penelitian ini sejalan dengan apa yang dikatakan Saleh dan Sutejo di atas bahwa jika siswa mampu mengasah pola pikir dan mampu membawa diri ke dalam kehidupan nyata akan dapat meningkatkan Keterampilan mereka dalam menulis teks cerpen. Hal lain yang sangat penting dalam meningkatkan nilai belajar siswa adalah adanya motivasi yang tinggi dari diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Motivasi merupakan suatu kekuatan atau energi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan baik, positif maupun tujuan negatif.

  Yamin (2009: 163) menjelaskan bahwa pada dasarnya fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai pendorong dan pengarah seseorang atau siswa pada aktifitas mereka dalam pencapaian tujuan belajar. Motivasi terdiri dari dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berkenaan dengan kegiatan belajar motivasi instrinsik mempunyai sifat yang lebih penting karena daya penggerak yang mendorong seseorang dalam belajar dari pada motivasi ekstrinsik. Keinginan dan usaha belajar atas dasar inisiatif dirinya sendiri akan membuahkan hasil belajar yang maksimal, sedang motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang mendorong belajar itu timbul dari luar dirinya. Apabila keinginan untuk belajar hanya dilandasi oleh dorongan dari luar dirinya maka keinginan untuk belajar tersebut akan mudah hilang. Dalam proses belajar mengajar salah satu hal yang perlu diingat adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Karena itu pengelolaan kelas yang baik dan teknik pembelajaran yang tepat merupakan salah satu faktor pendudukan bangkitnya motivasi siswa.

  Di dalam penelitian ini peneliti membuktikan apakah terdapat pengaruh signifikan penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan motivasi belajar rendah terhadap nilai Keterampilan menulis cerpen. Berdasarkan hasil dari analisis diperoleh bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki nilai rata-rata lebih baik dibandingkan pada siswa yang memiliki motivasi rendah yaitu 76,50 > 76,10. Dengan demikian motivasi belajar siswa yang tinggi akan dapat meningkatkan nilai Keterampilan menulis cerpennya secara optimal. Hal ini sangat sejalan dengan yang telah disampaikan oleh Mc. Donald yang dikutip oleh Yamin (2009:157) mendefenisikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Selanjutnya Yamin (2009:158) menjelaskan motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang yang mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa yang bersungguh- sungguh dalam belajar sangat termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi politikus, dan memecahkan masalah.

  Jadi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi maka dapat meningkatkan Keterampilan mereka dalam menulis teks cerpen. Semakin tinggi motivasi yang mereka miliki maka akan semakin tinggi pula Keterampilan siswa dalam menulis teks cerpen. Begitu juga sebaliknya jika seorang siswa memiliki motivasi yang rendah dalam belajar maka akan semakin menurun pula hasil yang diperoleh siswa dalam menulis teks cerpen.

  Salah satu tujuan pembelajaran menulis cerpen adalah menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Dalam menulis cerpen siswa mampu membuat karangan ber dasarkan kehidupan diri sendiri mengenai pelaku, peristiwa, latar. Hal inilah yang harus dikenalkan kepada siswa tentang bagaimana menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain, pelaku, peristiwa, latar dan siswa juga harus mampu me ngetahui alur,

  penokohan, dan latar dalam cerpen dan mnjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen. Oleh sebab itulah teknik peta pikiran dengan media foto berita bisa digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen karena siswa tidak hanya bisa berimajinasi dari gambar yang mereka lihat tetapi siswa juga mampu untuk membuat sesuatu peta pemikiran tentang apa yang akan mereka tulis. Dengan adanya teknik yang tepat dalam pembelajaran akan mampu membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar. Maka dengan adanya motivasi belajar yang tinggi akan dapat menghasilkan nilai dan Keterampilan yang baik secara optimal.

  Berdasarkan data analisis didapat F observasi lebih besar dari F tabel yaitu 12,640 > 4,21, Hasil uji t juga menyatakan bahwa T hitung > T tabel yaitu 2,983 > 2,045 dan signya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,004 yang berarti bahwa terdapat interaksi pengaruh penggunaan teknik peta pikiran dengan media foto berita dan motivasi belajar terhadap Keterampilan siswa dalam menulis cerpen.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika siswa mampu mengasah pola piker dan imajinasi mereka dengan baik dengan peta pikiran dan gambar yang membawa mereka ke dalam realita yang sebenarnya dan seorang siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka akan meningkatkan Keterampilan mereka dalam menulis cerpen. Semakin sering mereka mengasah pola piker, imajinasinya dan motivasi belajar mereka maka akan semakin tinggi pula keterampilan siswa dalam menulis teks cerpen. Siswa yang memiliki keterampilan dalam mengasah pola pikir, imajinasi dan motivasi belajar yang tinggi tentunya akan memudahkan siswa ketika ditugasi untuk menulis cerpen. Begitu juga sebaliknya jika seorang siswa belum mampu mengasah pola pikir dan memiliki motivasi belajar yang rendah tentunya siswa tersebut juga akan kesulitan dalam menyusun teks ulasan. menulis cerpen, yang dibuktikan nilai F

  Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan hitung sebesar 2,458 < Ftabel 3,81 dengan penggunaan teknik peta pikiran dengan

  nilai signifikansi 0,127 adalah > 0,05

  media foto berita dan motivasi belajar

  maka dikatakan bahwa menerima

  yang tinggi akan membantu siswa dalam hipotesis nol (H ) diterima. meningkatkan Keterampilannya dalam menulis cerpen.

  6. DAFTAR PUSTAKA

  5. SIMPULAN

  Berdasarkan hasil analisis yang telah Agustine, Ine. 2010. Ensiklopedia Sastra. sejalan dengan tesis dikemukakan pada Jakarta: Trias Yoga Kreasindo.

  Bab IV, maka dapat ditarik simpulan bahwa pada siswa kelas XI IPS SMA N 8 Ekawarna.2009. Penelitian Tindakan Kerinci.

  kelas .Jakarta : Gaung Persada

  1. Ada pengaruh penggunaan teknik peta (GP Press). pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen

  Emzir. 2011. Metodologi Penelitian

  siswa yang dibuktikan dengan nilai rata- Pendidikan . Jakarta: Rajawali rata yang diperoleh 48.01 > 46.22, F hitung Pers. sebesar 4,329 > Ftabel 3,81 dengan nilai signifikansi 0,020 adalah < 0,05

  Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, maka dikatakan bahwa hipotesis Menulis, Mengajarkan Sastra: alternatif (H ) diterima. 1 Sastra Berbasis Kompetensi.

  2. Ada pengaruh penggunaan teknik peta Yogyakarta: Kota Kembang. pikiran dengan media foto berita terhadap keterampilan menulis cerpen

  Uno, Hamzah B., 2008. Pengantar Teori bagi siswa yang memiliki motivasi Belajar dan Pembelajaran . (Cet. belajar yang tinggi yang dibuktikan II). Gorontalo: Nurul Jannah. dengan nilai rata-rata yang diperoleh

dari pretes 28.89 meningkat menjadi Komaidi, Didik. 2011. Menulis Kreatif.

57.23 dan F sebesar 3,268 > Ftabel Yogyakarta: Sabda Media.

hitung 3,24 dengan nilai signifikansi 0,040 adalah < 0,05 maka dikatakan bahwa Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian hipotesis alternatif (H ) diterima. 1 Pembelajaran Bahasa; Berbasis

  3. Ada pengaruh penggunaan teknik peta Kompetensi. Yogyakarta: pikiran dengan media foto berita BPFE-Yogyakarta. terhadap keterampilan menulis cerpen bagi siswa yang memiliki motivasi

  Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005

  belajar yang rendah yang dibuktikan

  tentang Standar Nasional

  dengan nilai rata-rata yang diperoleh Pendidikan. dari pretes 28.89 meningkat menjadi 45.63 dan F hitung sebesar 3,268 > Ftabel