Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi dala

Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Penyediaan Sumber-Sumber Informasi
Penelitian Online1
M. Solihin Arianto2
Pendahuluan
Sebuah perguruan tinggi harus mempunyai setidaknya dua program pengembangan yaitu,
peningkatan kualitas pendidikan/pengajaran yang berdaya saing tinggi dan pengembangan
kegiatan riset yang unggul. Kegiatan pembelajaran dan riset di perguruan tinggi tentunya harus
didukung oleh perpustakaan yang menyediakan sumber-sumber informasi yang komprehensif
dan dapat diakses dengan cepat dan mudah. Oleh karena itu, perpustakaan perguruan tinggi harus
memiliki sumber-sumber informasi seperti buku, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian,
makalah, dan prosiding yang mendukung kegiatan riset. Koleksi tersebut harus dilengkapi
dengan menyediakan atau melanggan beberapa database online yang berisi e-journal dan e-book.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), khususnya internet,
sumber daya informasi yang tersedia baik di dalam dan di luar perpustakaan berkembang dengan
pesat. Bentuk dan format sumber informasi kini lebih bervariasi dan kompleks, tidak hanya
dalam bentuk tercetak tapi juga elektronik atau digital. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan
ketrampilan dalam mencari dan menggunakan sumber informasi secara efektif bagi pustakawan,
mahasiswa maupun pengajar.
Saat ini, dunia telah berada dalam era komunikasi instan atau dikenal pula sebagai era
informasi. Era informasi dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), khususnya komputer dan internet. Internet merupakan jaringan

global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide areal
network) termasuk komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang
terhubung yang dapat saling melakukan komunikasi satu sama lain.
Dengan pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat, internet telah
menjadi sumber-sumber informasi penelitian yang perlu diperhitungkan kemanfaatannya.
                                                            

Disampaikan pada seminar “Perpustakaan di Era Informasi: Mewacanakan Kembali Fungsinya sebagai Pusat
Sumber-Sumber Penelitian”, Gedung Teatrikal Pusat Bahasa UIN Sunan Kalijaga, 23 Oktober 2010
2
Direktur Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga; Dosen Program Pascasarjana Program Studi IIS (Interdisciplinary
Islamic Studies) Konsentrasi Ilmu Perpustakaan & Informasi Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga; dan Dosen
tetap pada Program Studi Ilmu Perpustakaan & Informasi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga
1

 

 Page | 1  

Menurut Kamarga (2002), internet merupakan jaringan yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan

komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal yang terhubung melalui saluran (satelit, telepon,
kabel) dan jangkauannya mencakup seluruh dunia. Internet memiliki banyak fasilitas yang telah
dipergunakan dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang pendidikan dan penelitian. Fasilitas
tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay Chat, News groups, Mailing List (Milis), File
Transfer Protocol (FTP), atau World Wide Web (WWW) (Purbo, 2002). World Wide Web atau
sering disebut Web merupakan kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai
server yang terhubung menjadi suatu jaringan (internet). Dokumen ini dikembangkan dalam
format hypertext dengan menggunakan Hypertext Markup Language (HTML). Melalui format ini
dimungkinkan terjadinya link dari satu dokumen ke dokumen atau bagian yang lain
(http://www.livinginternet.com).
Dengan adanya teknologi internet ini sistem penyampaian dan komunikasi (delivery
system and communication) antara mahasiswa dengan dosen, dosen dengan dosen atau
mahasiswa dengan mahasiswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik secara
bersamaan (synchronous) maupun (asynchronous) (Purbo, 2002):
Sumber-Sumber Informasi Online dalam Dunia Penelitian
Saat ini, banyak sivitas akademika sudah lazim melakukan komunikasi lewat internet.
Diskusi, pengiriman artikel, pemesanan buku, pengiriman data observasi, dan berbagai kegiatan
lain dapat dilakukan dari sebuah PC yang terkoneksikan ke internet. Akses informasi yang dapat
dilakukan kapan saja, siapa saja, dimana saja telah memberikan kontribusi signifikan terhadap
berkembangnya ilmu pengetahuan.

Perpustakaan, seperti yang dipahami selama ini, merupakan sumber literatur utama bagi
seorang peneliti untuk mengikuti perkembangan bidang yang ditekuninya. Sebagian besar waktu
dihabiskan untuk membaca jurnal ilmiah, laporan penelitian, prosiding seminar, yang tersedia
dalam bentuk cetak atau buku, disimpan di perpustakaan. Hal yang paling sulit adalah bagaimana
memilih informasi yang diperlukan di antara ribuan atau jutaan halaman yang tersedia, padahal
waktu yang ada sangat terbatas.
Masalah ini dapat diatasi ketika perpustakaan tidak hanya menyediakan sumber-sumber
informasi tercetak tetapi juga menyajikan jurnal, laporan, buku dan sumber informasi lainnya
 

 Page | 2  

dalam format elektronik (misalnya format PDF, Word, Postscript dsb.). Dengan demikian,
berbagai sumber informasi dapat diakses online melalui internet. Berbagai perangkat digital saat
ini juga sudah mulai melahirkan peneliti dan ilmuwan yang secara kreatif menggunakan sumber
daya digital dan internet, termasuk menciptakan pola baru dalam kolaborasi dan penyebaran
hasil karya ilmiah sebagaimana kini terlihat pada fenomena Open Access dan Open Archive
Initiative (Pendit, 2008). Dengan adanya sumber-sumber informasi online, peneliti lebih mudah
mencari literatur dan informasi terbaru dalam bidangnya.
Ketersediaan sumber-sumber informasi penelitian online yang melimpah baik yang dapat

diakses pada jaringan lokal maupun di luar gedung perpustakaan memerlukan keterampilan
bagaimana mencari dan memilih informasi yang tepat dan cepat sesuai dengan kebutuhan
peneliti. Dalam hal ini, peran perpustakaan sangat penting dalam memberikan bantuan kepada
peneliti untuk mempermudah memilih informasi online yang diperlukan. Misalnya, pustakawan
membantu strategi penelusuran yang efektik dan efisien dalam pencarian informasi online
melalui search engine di internet. Search engine yang sangat populer saat ini adalah
http://www.google.com

dan

http://www.yahoo.com.

Situs

search

engine

lain


seperti

http://www.vivisimo.com juga memiliki kelebihan, dengan mengelompokkan hasil searching ke
dalam beberapa kategori (cluster) berdasarkan kata kunci. Tersedianya informasi di internet dan
semakin canggihnya alat pencari membuat peneliti menjadi lebih cepat dalam mencari informasi
yang diperlukannya.
Sejumlah perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia saat ini telah menyediakan sumbersumber informasi penelitian dalam bentuk online database baik dengan cara membangun sendiri
ataupun dengan cara melanggan. Pada umumnya online database tersebut dapat tersebut diakses
dalam lingkungan intranet maupun internet dengan berbagai jenis informasi yang ditawarkan
seperti jurnal elektronik, buku elektronik, skripsi/tesis/disertasi digital, laporan penelitian digital
dan referensi online. Kekayaan sumber-sumber informasi penelitian yang disediakan
perpustakaan ini seharusnya mendorong dan memberi peluang kepada para sivitas akademika
untuk lebih aktif melakukan penelitian.
Apakah efek kemudahan mendapatkan informasi di internet? Salah satu penelitian
menarik dilakukan oleh Steve Lawrence, yang dimuat di jurnal penelitian terkemuka Nature
(Lawrence, 2001) memberikan kesimpulan bahwa frekuensi rujukan terhadap artikel yang
 

 Page | 3  


dimuat online (ditampilkan di internet), ternyata lebih banyak daripada artikel yang dimuat
secara offline (tidak ditampilkan di internet). Lawrence mengamati sekitar 120 ribu artikel ilmiah
di bidang komputer, yang dipublikasikan dari tahun 1989 sampai 2000. Data menunjukkan
bahwa artikel yang ditampilkan secara online rata-rata 7.03 kali dijadikan rujukan oleh penelitian
lain, sedangkan artikel offline hanya sekitar 2.74. Fakta ini membuat Lawrence berkesimpulan,
bahwa peningkatan kemampuan akses terhadap suatu paper meningkatkan kesempatan bagi
peneliti lain untuk menemukan informasi yang diperlukan. Hal ini akan berdampak nyata pada
berkembangnya suatu disiplin ilmu.
Dari contoh-contoh di atas dapat dirangkumkan bahwa usaha meng-online-kan informasi
memiliki beberapa manfaat penting, antara lain:
1. Artikel ilmiah yang dimuat secara online, memiliki potensi akses yang lebih besar dan lebih
sering dipakai sebagai rujukan
2. Semakin luasnya kesempatan akses pada suatu informasi, pada gilirannya dapat memberikan
feedback positif bagi pemilik awal informasi tersebut
3. Data dan informasi yang dimuat secara online dapat membantu akselerasi perkembangan
suatu cabang ilmu pengetahuan baru.
Peran Pustakawan
Dalam proses pembelajaran, metode apapun yang digunakan pasti memerlukan
informasi. Demikian pula dalam proses penelitian, sudah pasti membutuhkan informasi ilmiah,
seperti jurnal-jurnal ilmiah dan hasil-hasil penelitian. Pustakawan memiliki tugas menyediakan

berbagai sumber informasi untuk digunakan oleh sivitas akademika dan meningkatkan
keterampilan informasi mahasiswa. Pustakawan juga memiliki kompetensi mengembangkan
pembelajaran karena pustakawan bekerja langsung berhubungan dengan sumber informasi.
Dalam pencarian sumber-sumber informasi, tugas pustakawan adalah sebagai fasilitator
yang memberikan bimbingan, pengajaran dan pelatihan untuk menggunakan alat-alat bantu
pencarian dan mencari sumber informasi yang sahih dalam bentuk tercetak dan elektronik. Bila
ada pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pencarian informasi pustakawan harus
dapat menjawabnya dengan baik. Dengan demikian, pustakawan harus mengetahui sumber 

 Page | 4  

sumber informasi yang ada di perpustakaannya dan sumber-sumber informasi lain yang sahih
(authoritative) dan dapat diakses dengan mudah dan cepat.
Kendala Pemanfaatan Sumber-sumber Informasi Online
1.

Minimnya sosialisasi kepada sivitas akademika tentang sumber-sumber informasi yang
dimiliki perpustakaan menjadi salah satu kemungkinan rendahnya pemanfaatan sumbersumber tersebut.

2.


Sekuriti kadangkala menjadi masalah utama penggunai internet. Serangan virus, spamming
mail merupakan ancaman pertama begitu kita online di internet. Virus dapat menghapus
data di hard disk, merusak file penelitian dan mencuri informasi pribadi.

3.

Tulisan ilmiah yang dibuat online seringkali dijiplak oleh pihak lain tanpa seijin
pemiliknya. Kalimat-kalimat pada suatu artikel dikutip tanpa menyebutkan referensi
asalnya. Bahkan tindakan yang tidak terpuji juga dilakukan pihak tak bertanggung jawab
yang menggunakan sumber adaya di internet dengan cara menghapus nama pengarang atau
atau sumber asli artikel tersebut. Seolah-olah artikel itu adalah karyanya sendiri. Hal-hal ini
dapat dikategorikan kejahatan intelektual, dan merugikan penulis asli tulisan tersebut
(Nugroho, 2010).

4.

Tidak semua sumber informasi tersedia dalam bentuk elektronik. Misalnya untuk artikel
yang diterbitkan sebelum tahun 1990, seringkali hanya tersedia versi cetak. Misalnya situs
http://www.computer.org/tpami hanya menyediakan versi elektronik mulai tahun 1988.


Penutup
Di lingkungan perguruan tinggi, sumber-sumber informasi yang mendukung penelitian
merupakan salah satu kebutuhan utama. Ia menjadi sumber inspirasi bagi segala hal yang terkait
dengan aktivitas ilmiah dan akademis. Tanpa sumber-sumber informasi yang tersedia pada
perpustakaan, tak mungkin sebuah lembaga pendidikan disebut perguruan tinggi atau universitas.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya kontribusi signifikan dari sumber-sumber
informasi online terhadap akselerasi penelitian. Tingginya penggunaan rujukan sumber-sumber
informasi ilmiah online dibandingkan dengan yang tidak dapat diakses secara online
menunjukkan hal tersebut. Proses meng-online-kan sumber-sumber informasi ini merupakan
langkah yang strategis untuk memajukan kegiatan riset di perguruan tinggi. Walaupun usaha
 

 Page | 5  

untuk menyediakan sumber-sumber informasi online terus dilakukan, berbagai kelemahan dan
kendala masih kerap dijumpai seperti sosialisasi, sekuriti dan hak cipta.

Daftar Pustaka
Kamarga, Hanny (2002). Belajar Sejarah melalui E-learning: Alternatif Mengakses Sumber

Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.
Lawrence, Steve (2001), “Online or Invisible”, Nature, vol.411, no.6837, pp.5221, 2001
versi online dapat diakses di http://citeseer.ist.psu.edu/online-nature01/
Nugroho, Anto Satriyo. Informasi Online dalam Dunia Riset dan Pendidikan. Diunduh pada
20/10/2010 di http://www.ilmukomputer.com
Pendit, Putu Laxman (2008), Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Cita Karyakarsa
Mandiri
Purbo, Onno W. (2002). Technology-Learning Berbasis PHP dan MySQL: Merencanakan dan
Mengimplementasikan Sistem e-learning. Jakarta: Gramedia.
Tjokronegoro, Arjatmo. “Peran Perpustakaan dalam Rangka Penulisan Artikel Ilmiah’,
disampaikan pada Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Perpustakaan, Dokumentasi
dan Informasi, Jakarta, 29 Januari-1 Februari 1990

 

 Page | 6