Komunikasi dalam Organiasasi diponegoro university

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi ? Pertanyaan ini kerap
dilontarkan oleh mereka yang perhatian terhadap kajian fenomena komunikasi
maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian. Dalam kenyataan
masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian.
Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak
kepada membangun budaya organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi
titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam
rangka membentuk saling pengertian (mutual understanding) . Pendek kata agar
terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pengalaman.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Mendefinisikan komunikasi dan menyebutkan keempat fungsi komunikasi.
1.2.2. Mendeskripsikan proses komunikasi.
1.2.3. Membandingkan ketiga jenis umum jaringan kerja kelompok kecil
1.2.4. Menyebutkan rintangan-rintangan yang biasanya menghambat komunikasi
yang efektif.
1.2.5. Mengidentifikasi isu-isu terbaru komunikasi.
1.3. Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan

o Agar kita dapat mengetahui dan mempelajari apa itu komunikasi.
o Mengetahui apa-apa saja yang ada dalam komunikasi itu.
o Mengetahui pentingnya peran komunikasi dalam organisasi.
1.3.2. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mempelajari komunikasi dalam organisasi.

1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan
antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang
dimaksud dapat dimengerti.
Komunikasi dalam organisasi merupakan proses penyampaian informasi yang
akurat dan pemahaman atas informasi dari suatu unit (pengirim) ke unit yang lain
(penerima) tidak hanya vital dalam perumusan tujuan organisasi, tetapi juga
merupakan peralatan dan sarana penting melalui kegiatan organisasi.
Komunikasi adalah satu usaha praktek dalam mempersatukan pendapat-pendapat,

ide-ide, persamaan pengertian dan persatuan kelompok.
Aktifitas komunikasi memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Apabila kajian
komunikasi dihubungkan dengan organisasi timbul suatu kajian tentang
komunikasi organisasi. Organisasi merupakan salah konteks penting dalam
komunikasi.
2.2. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
2.2.1. Pengendalian
Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan
beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan
formal yang harus dipatuhi oleh pegawai.
Bila pegawai, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan
setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan langsungnya,
sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan,
komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian. Namun komunikasi
informal juga mengendalikan perilaku.
2.2.2. Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa
yang harus dilakukannya.
Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk
memperbaiki kinerja yang dibawah standar.

2

2.2.3. Pengungkapan Emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan
mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan
dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan
ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
2.2.4. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk
mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan
mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.
2.3. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah langkah-langkah antara seorang sumber dan
penerimanya yang menghasilkan transfer dan pemahaman makna. Pesan tersebut
disampaikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan
dengan cara diubah menjadi suatu bentuk simbolis dan dialihkan melalui
perantara (saluran) kepada penerima, yang lalu menerjemahkan ulang (membaca
sandi ) pesan yang diberikan pengirim.
2.3.1. Pengirim Pesan (Sender) dan Isi Pesan
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan

kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang
menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah
informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan.
Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir
secara baik dan jelas.
2.3.2. Simbol / Isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga
pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer
menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan
(tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan
adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau
menunjukkan arah tertentu.

3

2.3.3. Media / penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti : TV, radio, surat kabar, papan
pengumuman, telepon, dan lainnya. Pemilihan ini dapat dipengaruhi oleh isi
pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan dan situasi.
2.3.4. Mengartikan Simbol

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka
si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut,
sehingga dapat dimengerti atau dipahaminya.
2.3.5. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim
meskipun dalam bentuk code atau isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang
dimaksud oleh pengirim.
2.3.6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima
pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang
pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima
pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui
apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada
umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas
pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan
atau tidak balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan
pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi
balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan

yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran
yang

dapat

menjadi

bahan

pertimbangan

dan

membantu

untuk

menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga
balikan dapat memperjelas persepsi.
2.3.7. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi
mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi
hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang
4

merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah
menafsirkan pesan yang diterimanya.
2.4. Arah Komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins (2006), komunikasi dapat mengalir secara vertikal
dan horizontal. Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi arah ke bawah dan ke atas.
2.4.1. Ke Bawah
Komunikasi ke bawah yaitu komunikasi yang mengalir dari satu tingkat
dalam kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih bawah. Misalnya para
manajer yang berkomunikasi dengan para bawahannya. Pola ini biasanya
digunakan oleh para manajer atau pemimpin kelompok untuk menetapkan
sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan
prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian,
dan mengemukakan umpan balik tentang kinerja.
2.4.2. Ke Atas
Komunikasi ke atas yaitu komunikasi yang mengalir ke tingkat yang lebih

tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk
memberikan umpan balik ke atasan, menginformasikan mereka mengenai
kemajuan ke sasaran, dan menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi.
Komunikasi ke atas menyebabkan para manajer menyadari perasaan para
karyawan terhadap pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan organisasi secara
umum. Dengan komunikasi ke atas juga manajer dapat mendapatkan
gagasan untuk memperbaiki kondisi yang dihadapi.
2.4.3. Literal (Horizontal)
Komunikasi horizontal yaitu komunikasi yang terjadi antara anggota
kelompok kerja yang sama, baik antar sesama pekerja ataupun antar sesama
manajer. Komunikasi horizontal berfungsi untuk menghemat waktu dan
memudahkan koordinasi. Dalam beberapa kasus, hubungan horizontal ini
memberlakukan sanksi formal. Seringkali hubungan ini diciptakan secara
informal utuk mempersingkat hierarki vertical dan mempercepat tindakan.

5

2.5. Jenis Komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins, komunikasi antar pribadi dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu komunikasi lisan, komunikasi tertulis dan komunikasi

non verbal disebut juga komunikasi dengan bahasa tubuh.
Dari ketiga jenis komunikasi yang disebutkan Robbins, komunikasi lisan dan
komunikasi tulisan dapat disebut sebagai komunikasi verbal. Komunikasi Verbal
mencakup aspek-aspek berupa :
o

Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila
pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah
kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

o

Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila
kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu
lambat.

o

Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga
pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang

berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam
berkomunikasi.

o

Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989),
memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan
stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus
diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam
berkomunikasi.

o

Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat
dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah
dimengerti.

o

Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena

berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi,
artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan
apa yang disampaikan.

2.5.1. Komunikasi Lisan
Sarana utama satu individu melakukan komunikasi dengan individu lainnya
adalah melalui lisan dengan cara berbicara, berpidato, mengobrol, diskusi
kelompok dan lain sebagainya. Salah satu keuntungan dari komunikasi lisan
6

adalah kecepatan dalam umpan balik yang dihasilkannya. Pesan verbal
dapat disampaikan dan tanggapan diterima dalam waktu yang relatif
singkat. Jika penerima merasa tidak yakin dengan pesan itu, umpan balik
yang cepat memungkinkan deteksi dini oleh pengirim dan karenanya
memungkinkan koreksi dini.
Disamping memilik keuntungan diatas, komunikasi dengan lisan pun
memiliki kerugian. Kerugian terbesar dari komunikasi lisan yang muncul
dalam organisasi adalah ketika pesan yang disampaikan harus melewati
sejumlah orang. Semakin banyak orang yang dilewati oleh pesan itu maka
semakin besar pula kemungkinan pesan tersebut mengalami distorsi. Dalam
organisasi, dimana setiap keputusan dan komunikasi lainnya disampaikan
dari atasan kepada bawahan secara verbal melalui lisan maka hal ini
memungkinkan untuk terjadinya distorsi pada pesan tersebut.
2.5.2. Komunikasi Tulisan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa melakukan komunikasi
secara tertulis. Diantara media yang sering digunakan untuk melakukan
komunikasi tertulis ini diantaranya memo, surat, email, fax, sms, laporan
berkala organisasi, pengumuman di papan, bulletin dan alat-alat lain yang
dikirimkan via kata-kata secara tertulis.
Salah satu keuntungan penggunaan komunikasi tulisan ini adalah karena
komunikasi tulisan ini berwujud dan dapat dibuktikan atau dapat dijadikan
sebagai bukti. Umumnya, baik pengirim maupun penerima memiliki catatan
komunikasi. Pesan dapat disimpan dalam waktuyang lama. Jika ada
pertanyaan mengenai isi pesan tersebut, maka secara referensi dicatat dan
dapat dijadikan rujukan untuk referensi selanjutnya.
Kelebihan seperti ini tentu saja merupakan keuntungan tersendiri bagi
sebuah organisasi. Misalnya saja pesan ini berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh anggota dari oragisasi tersebut selama beberapa bulan.
Dengan menyampaikannya secara tertulis, maka ini dapat dijadikan
pedoman selama tenggat waktu tertentu atau selama tugas dan tujuan
tersebut belum tercapai.
Manfaat lain dari komunikasi tertulis/tulisan ini muncul dari prosesnya
sendiri. Biasanya kita akan lebih cermat dan lebih teliti terhadap kata/pesan
yang ditulis daripada kata/pesan yang disampaikan melalui lisan. Dengan
7

demikian komunikasi tertulis ini lebih memungkinkan untuk dapat
difikirkan dengan baik, logis, dan jelas.
Selain mempunyai kelebihan seperti telah diutarakan diatas, pesan tertulis
juga mempunyai kekurangan. Pesan tertulis dapat memakan waktu yang
relatif lebih lama daripada pesan yang disampaikan melalui lisan. Dengan
demikian meskipun menulis jauh lebih akurat tetapi menulis juga dapat
memakan waktu yang relatif lama. Kemudian dalam komunikasi
tulisan/tertulis juga, umpan balik yang diterima relatif lebih lama daripada
komunikasi lisan.
2.5.3. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan
komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang
termasuk komunikasi non verbal :
o Ekspresi wajah, Wajah merupakan sumber yang kaya dengan
komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
o Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti
orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan
untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak
mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi
yang lainnya.
o Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih
bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti
perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang
atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
o Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri
dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya
berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
o Suara, rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan
komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non
verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat
jelas.
8

o Gerak

isyarat,

adalah

yang

dapat

mempertegas

pembicaraan.

Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti
mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara
menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai
upaya untuk menghilangkan stress.
2.6. Komunikasi Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins, komunikasi organisasi ini dapat digolongkan
menjadi komunikasi jaringan formal, selentingan, dan mekanisme dengan bantuan
komputer yang digunakan oleh organisasi untuk memudahkan komunikasi.
2.6.1. Jaringan Kelompok Kecil Formal
Jaringan organisasi formal ini bisa jadi sangat rumit, karena bisa jadi
mencakup ratusan orang atau puluhan tingkat hierarki. Stephen P. Robbins
menyederhanakan jaringan formal ini kedalam tiga kelompok kecil yang
umum yang masing-masing terdiri dari lima orang. Tiga jaringan ini adalah
rantai, roda, dan semua saluran.
Rantai secara tegas mengikuti rantai komando yang formal. Jaringan ini
hampir sama dengan saluran komunikasi yang mungkin kita temukan dalam
organisasi dengan tiga tingkatan yang kaku. Roda mengandalkan tokoh
sentral yang bertindak sebagai saluran pusat untuk semua komunikasi
kelompok. Jaringan ini merangsang jaringan komunkasi yang akan kita
temukan dalam tim dengan pemimpin yang kuat. Jaringan semua saluran
memungkinkan semua anggota kelompok untuk secara aktif untuk saling
berkomunikasi. Jaringan semua saluran ini mungkin paling sering dicirikan
dalam praktik yang sering dilakukan oleh tim swa kelola, dimana semua
anggota kelompok bebas memberikan kontribusi dan tidak ada satu orang
pun yang mengambil peran sebagai seorang pemimpin.
2.6.2. Selentingan
Selain system formal tersebut, dalam komunikasi dikenal juga system
informal yang disebut dengan selentingan. Meskipun selentingan ini bersifat
informal, tidak berarti selentingan ini bukan merupakan sumber informasi
yang penting. Misalnya survei terbaru menemukan bahwa 75% dari
karyawan mendengar pertama kali ada masalah dari desas desus dalam
selentingan.
9

Selentingan mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu:
o Selentingan tidak dikendalikan oleh manajemen.
o Selentingan dipersepsikan oleh kebanyakan karyawan sebagai sumber
informasi yang paling dapat dipercaya dan andal daripada informasi
formal yang diumumkan oleh manajemen puncak.
o Sebagian besar selentingan digunakan untuk melayani kepentingan
sendiri dari orang-orang di dalamnya.
Selentingan merupakan bagian penting dari komunikasi kelompok atau
organisasi. Selentingan menunjukkan kepada para manajer isu-isu yang
membingungkan yang dianggap oleh para karyawan dianggap penting dan
memicu kecemasan. Oleh karena itu, selentingan bertindak sebagai filter
dan sebagai mekanisme umpan balik, yang mengumpulkan isu-isu yang
dianggap relevan oleh para karyawan. Dan yang lebih penting lagi yaitu dari
perspektif manajerial, adanya kemungkinan menganalisis informasi
selentingan dan meramalkan arahnya.
2.6.3. Komunikasi Dengan Bantuan Komputer
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
dewasa ini, memungkinkan pula komunikasi dalam organisasi diterapkan
melalui teknologi komputer. Keuntungan yang didapat tentu saja dalam hal
kecepatan, keakuratan, dan kemudahan. Banyak sekali fasilitas untuk
melakukan komunikasi dengan bantuan teknologi komputer ini,
diantaranya :
o Elektronik Mail (E-Mail)
E-Mail merupakan surat elektronik menggunakan internet dan diperkaya
dengan teknologi yang dibantu komputer. Banyak manfaat yang bisa
diperoleh dengan menggunakan e-mail ini, yaitu pesan e-mail dapat
ditulis, diedit, dan disimpan dengan cepat. Pesan-pesan yang dikirim
melalui e-mail dapat didistribusikan dan dikirim kepada satu atau ribuan
orang hanya dalam satu kali pengiriman. Dan keuntungan lainnya yaitu
biaya yang dikeluarkanpun relatif murah.
Adapun kelemahan dari e-mail adalah berlebihnya informasi yang
didapatkan. Misalnya saja seseorang bisa mendapatkan ratusan bahkan
ribuan e-mail hanya dalam satu hari. Tentu saja ini menjadi kendala
10

tersendiri bagi penggunyanya untuk membaca, menyaring, dan
menanggapi e-mail yang masuk tersebut. Kelemahan lainnya yaitu
kurangnya muatan emosional, yang hanya bisa disampaikan melalui
pesan suara atau melalui tatap muka.
o Hubungan Internet dan Ekstranet
Internet adalah jaringan informasi privat di seluruh organisasi yang
berfungsi seperti situs web tetapi hanya bisa diakses oleh orang dalam.
Dengan menggunakan jaringan internet ini suatu organisasi dapat
berhubungan dengan mudah, cepat, dan murah baik dengan sesama
anggotanya ataupun dengan anggota atau perusahaan-perusahaan lain
dalam menjalankan aktivitas organisasi/kelompoknya.
o Konferensi Video
Konferensi video adalah perluasan system internet dan ekstranet.
Konfeensi video memungkinkan anggota suatu kelompok/organisasi
bertemu dengan anggota organisasi lain dalam tempat yang berbeda.
Gambar yang diperlihatkan dalam video memungkinkan mereka untuk
saling berkomunikasi.
2.7. Hambatan Komunikasi
Stephen P. Robbins (2006), mengatakan bahwa ada enam hal yang dapat
menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif, yaitu:
2.7.1. Penyaringan
Hambatan

yang

pertama

dalam

komunikasi

adalah

penyaringan.

Penyaringan merupakan suatu proses komunikasi dimana tidak semua
informasi

disampaikan.

Hanya

informasi

yang

dirasa

perlu

dan

menguntungkan saja yang disampaikan. Tetapi sekiranya informasi itu akan
mendatangkan kerugian maka informasi tersebut tidak seutuhnya atau
bahkan tidak sama sekali disampaikan.
Sebab utama dari penyaringan adalah karena adanya jumlah level dalam
struktur organisasi. Semakin vertical level dalam hierarki organisasi,
semakin banyak terjadinya peluang penyaringan. Factor-faktor seperti
ketakutan menyampaikan kabar burukdan keinginan untuk menyenangkan
atasan sering menyebabkan seseorang untuk memberi informasimengenai
11

apa yang mereka pikiringin didengarkan oleh atasan mereka. Kondisi
seperti ini mendistorsi komunikasi ke atas.
2.7.2. Persepsi Selektif
Biasanya penerima dalam proses komunikasi secara selektif menerima dan
mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang,
dan karakteristik personal lainnya. Para penerima juga menjelaskan minat
dan harapan mereka ke dalam proses komunikasi. Dengan adanya persepsi
selektif ini memungkinkan bagi kita untuk tidak melihat realitas tetapi
menafsirkan apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai realitas.
2.7.3. Informasi Berlebihan
Dalam

proses

komunikasi

adakalanya

seseorang

menambah

atau

mengurangi informasi yang didapat dan disampaikannya. Hal ini
dikarenakan kapasitas seseorang untuk mengolah data terbatas. Sehingga
ketika informasi yang diterima oleh seseorang melebihi kapasitasnya yang
dapat mereka pilah dan gunakan maka orang akan cenderung menyeleksi,
mengabaikan,

melewati,

atau

melupakan

informasi

tersebut

atau

menghentikan pengolahan sampai situasi berlebih itu lewat. Tidak peduli
apakah akibatnya kehilangan informasi ataupun komunikasi yang efektif.
2.7.4. Emosi
Emosi dapat mempengaruhi komunikasi. Misalnya pesan yang diterima
seseorang ketika ia sedang marah atau kesal dibandingkan dengan ketika ia
sedang senang atau ceria akan berbeda tingkat keefektifan komunikasinya.
2.7.5. Bahasa
Dalam bahasa yang kita gunakan sehari-hari, kerap kali ada kata yang bisa
mengandung banyak makna ketika diucapkan. Usia, pendidikan, dan latar
belakang budaya merupakan tiga dari variable-variabel yang begitu
mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan definisi yang
diberikan ke kata-kata itu.
Dalam sebuah organisasi biasanya terdiri dari anggota yang berbeda-beda,
baik latar belakang pendidikan, budaya, dan usianya. Kemudian mereka
juga dibagi-bagi kedalam beberapa hierarki organisasi sesuai dengan
spesialisasinya masing-masing. Masalah dalam memahami penggunaan
bahasa ini adalah anggota organisasi biasanya tidak tahu bagaimana orang
yang dia ajak berinteraksi telah memodofikasi bahasa itu. Para pengirim
12

cenderung berasumsi bahwa kata-kata dan istilah-istilah yang mereka
gunakan adalah sama, baik bagi dirinya maupun bagi penerima informasi
tersebut. Tentu saja hal semacam ini dapat menjadikan komunikasi menjadi
tidak efektif.
2.7.6. Kegelisahan
Menurut Stephen P. Robbins (2006), diperkirakan 5-20% dalam populasi
menderita kegelisahan atau kecemasan dalam melakukan komunikasi.
Seringkali orang merasa takut ketika berbicara di depan umum. Mereka
mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak pada tempatnya baik
dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Berbagai studi menunjukkan
bahwa orang seperti itu selalu menghindari situasi yang menuntut mereka
terlibat dalam komunikasi.
2.8. Isu-Isu Terbaru Dalam Komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins (2006), ada empat isu terkini yang berhubungan
dengan komunikasi dalam sebuah organisasi, yaitu :
2.8.1. Penghalang Komunikasi Antar Pria dan Wanita
Adakalanya seorang pria merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan
seorang wanita atau dengan kata lain perbedaan gender seringkali menjadi
penghalang dalam melakukan komunikasi yang efektif. Berdasarkan riset
yang dilakukan oleh Deborah Tannen (Stephen P. Robbins : 2006), yang
menjadi penyebab dari hal itu adalah adanya perbedaan antara pria dan
wanita dalam gaya pembicaraan mereka. Biasanya, pria menggunakan
pembicaraan untuk menekankan status sedangkan wanita menggunakannya
untuk mendapatkan koneksi.
Menurut Tannen (Stephen P. Robbins : 2006), komunikasi merupakan
tindakan penyeimbangan yang berkesinambungan, yang mengubah
kebutuhan

kebutuhan

yang

berbenturan

menjadi

keakraban

dan

independensi. Keakraban menekankan kedekatan dan kebersamaan.
Independensi menekankan keterpisahan dan perbedaan. Masalahnya adalah,
wanita berbcara dan mendengar bahasa untuk menciptakan hubungan dan
keakraban sedangkan pria berbicara dan mendengar bahasa untuk
menekankan status kekuasaan dan independensi.
13

Jadi

untuk

banyak

pria,

pembicaraan

merupakan

cara

untuk

mempertahankan independensi dan status dalam tertib social hierarkis.
Sedangkan bagi banyak wanita, pembicaraan merupakan negosiasi untuk
menciptakan kedekatan dimana mereka mencoba mencari dan memberikan
informasi serta dukungan.
2.8.2. Diam Sebagai Komunikasi
Pengertian diam dalam konteks komunikasi adalah tidak adanya
pembicaraan atau suara, yang umumnya diabaikan sebagai bentuk
komunikasi dalam perilaku organisasi karena menggambarkan tiadanya
tindakan atau perilaku. Tetapi diam kadang bukan berarti tidak ada
tindakan. Diam oleh banyak orang tidak dianggap sebagai gagal
komunikasi, sebaliknya diam dapat menjadi bentuk komunikasi yang sangat
kuat. Diam dapat berarti seseorang sedang memikirkan sesuatu, cemas,
takut berbicara, serta dapat mengisyaratkan kesepakatan, menolak, kecewa,
atau marah.
Kegagalan dalam memberikan perhatianpada bagian diam dari percakapan
dapat berakibat kehilagan bagian penting dari pesan. Komunikasi yang
cerdik memperhatikan kesenjangan, jeda, dan keragu-raguan. Mereka
mendengar dan menginterpretasikan. Kadangkala pesan yang nyata dalam
komunikasi terkubur dalam diam (Stephen P. Robbins : 2006).
2.8.3. Komunikasi Yang Benar Secara Politis
Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah
komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik,
atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.
Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik
bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai
komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”.
Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkretsebenarnya
telah dilakukan oleh siapa saja : mahasiswa, dosen, tukang ojek,
penjagawarung, dan seterusnya. Tak heran jika ada yang menjuluki
Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak
lebih dari istilah belaka.
Dalam pergaulan sehari-hari seringkali kita memodifikasikata-kata yang
kita gunakan sehingga terkesan lebih halus dan lebih menjaga perasaan
14

orang lain. Dan ini akan menjadi suatu bekal bagi kita agar dapat
melakukan komunikasi yang efektif. Kita harus peka terhadap perasaan
orang lain. Kata-kata tertentu dapat membuat stereotype, mengancam, dan
menghina individu. Begitupula dalam sebuah organisasi yang memilik
angkatan kerja yang beragam dan hierakri kepemimpinan yang berbeda
pula. Tetapi kadang kitapun mengalami kesulitan untuk memodifikasi suatu
kata yang memiliki ketepatan tertentu sehingga kita sulit untuk
memodofikasinya menjadi sebuah kata yang lebih halus.
Kata-kata merupakan alat promer untuk melakukan komunikasi. Semakin
banyak perbendaharaan kata yang digunakan oleh pengirim dan penerima,
makin besar kesempatan untuk menyampaikan pesan secara akurat. Dengan
menghilangkan kata-kata tertentu dari perbendaharaan, kita akan lebih sulit
untuk melakukan komunikasi secara akurat. Sedangkan bila kita
menggantikan kata-kata dengan istilah yang baru yang maknaya tidak
begitu dipahami, kita telah memperkecil kemungkinan pesan kita akan
diterima sesuai dengan maksud kita.
Kita harus peka dengan pemilihan kata karena terkadang itu bisa melukai
perasaan orang lain. Tetapi kitapun harus hati-hati dalam menghilangkan
atau memodifikasi kata-kata yang kita gunakan karena hal tersebut
bisamenjadi penghalang komunikasi yang efektif. Intinya adalah kita harus
menyadari bahaya dan perlunya menemukan keseimbangan yang tepat.
2.8.4. Komunikasi Lintas Budaya
Perbedaan kebiasaan dan kebudayaan kerap kali menjadi penghalang
komunikasi yang efektif. Menurut Stephen P. Robbins (2006), sedikitnya
ada empat masalah yang menjadikan faktor budaya ini menjadi penghambat
dalam komunikasi, yaitu:
o Hambatan yang disebabkan oleh semantik
Makna kata bisa berlainan untuk orang yang berbeda. Hal ini
dikarenakan beberapa kata ada yang tidak bisa diterjemahkan kedalam
bahasa atau budaya lain.
o Hambatan yang disebabkan oleh konotasi kata
Seringkali dalam beberapa bahasa terdapat kata yang sama, baik dalam
penulisan maupun dalam pengucapannya, tetapi memiliki makna yang
15

bebeda. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan
menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.

o Hambatan yang disebabkan oleh perbedaan nada
Setiap daerah atau suku biasanya mempunyai kebudayaan yang berbeda
tidak terkecuali dengan nada berbicara. Bagi orang batak misalnya,
mereka sudah terbiasa berbicara dengan nada yang tingi. Tetapi bagi
orang sunda, biasanya nada yang tingi ini sering diidentikan dengan
keadaan marah atau tidak sopen dalam pembicaraan sehari-hari.
o Hambatan yang disebabkan oleh beda persepsi
Biasanya orang yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda
mempunyai pandangan yang berbeda dalam mempersepsikan sesuatu.

16

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai
berikut : pengirim pesan, penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manajer
melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dimulai dengan adanya
pengirim pesan yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang agar
dapat dipahami sesuai apa yang ia sampaikan. Kemudian pesan (informasi)
tersebut disampaikan melalui isyarat (simbol), baik verbal (kata-kata) maupun
non verbal (bahasa tubuh) melalui media komunikasi langsung (tatap muka), TV,
Radio, internet, dll. Setelah pesan diterima melalui indera, maka si penerima
mengartikan, atau menterjemahkan agar dapat dipahami olehnya. Setelah pesan
tersebut dimengerti, maka ada tanggapan atau isyarat yang berisi pesan dari
penerima agar pengirim pesan tahu dampak pesannya terhadap penerima pesan
(balikan). Disamping proses komunikasi diatas, juga ada gangguan yang
menghalangi suatu proses komunikasi yang akibatnya penerima salah
mentafsirkan pesan/isyarat tersebut.
Arah komunikasi yaitu bisa secara vertikal (ke atas maupun ke bawah) dan secara
horizontal.
Hambatan dalam komunikasi yang efektif yaitu:
o

Penyaringan

o

Persepsi selektif

o

Informasi berlebih

o

Emosi

o

Bahasa

o

Kegelisahan komunikasi

17

3.2. Saran
Seperti apapun tipe organisasinya, komunikasi adalah elemen yang dapat
memelihara dan menopang suatu hubungan dalam organisasi. Apa yang dikatakan
si A kepada si B hanya dapat berdampak kepada kedua orang tersebut, tetapi
karena organisasi adalah suatu sistem, maka hal ini dapat memiliki dampak yang
berarti pada keseluruhan sistem (organisasi). Komunikasi anda kepada rekan kerja
dan atasan dalam perusahaan (organisasi) akan menjadi penentu yang besar
terhadap seberapa puas anda dengan pekerjaan dan seberapa puas yang orang lain
dengan pekerjaan anda.
Contohnya, dalam suatu organiasasi, adanya seorang penggosip, orang ini akan
secara halus memberitahukan apa yang ia pikirkan terhadap rekan kerjanya. Yang
nantinya, tipe berkomunikasi seperti ini membuat orang lain sulit untuk bekerja
dengannya. Ketika disuruh untuk bekerja dengan orang seperti ini, orang lain
akan membuat suatu alasan untuk tidak bekerja atau akan merasa "sakit". Hal
seperti ini, tentunya akan memiliki dampak negatif terhadap kerja/ pekerjaan
orang lain. Sikap atau cara berkomunikasi suatu individu memainkan peran
penting dalam kehidupan berorganisasi lebih dari orang lain pikirkan. Karena
komunikasi dalam organisasi adalah inti dari kesuksesan organisasi.

18

DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. 2007, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rasadakarya:
Bandung.
Rogers, E.M. dan F.F. Shoemaker, 1987, Communication of Innovations: A Cross
Cultural Approach, The Frre Press, New York.
Robbins.Stephen P.2003.Perilaku Organisasi Jilid 2.Jakarta: Indeks.
Referensi Web dan Journal/ Paper :
Richmond, McCroskey. & McCroskey.2005.Organizational Communication
for Survival: Making Work,Work.
http://bambangsukmawijaya.wordpress.com/category/komunikasi-sosial/
http://ekonomosae.blogspot.com/2010/01/ekonomosae_08.html
http://nuwrileardkhiyari.blogdetik.com/2013/11/25/komunikasi/

19