BAB I PENDAHULUAN - BAB II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Proteos, artinya yang terutama atau

  terbanyak adalah senyawa organik yang terbanyak dalam sel mahluk hidup dan memegang peranan penting dalam proses organisme hidup dan juga merupakn komponen terpenting dari protoplasma. Secara kimia, protein adalah Heterobioplimer yang terdiri atas satuan-satuan monomer yang disebut asam amino yang dihubungkan dengan ikatan Peptida. Protein ditemukan dalam seluruh mahluk hidup mulai dari virus sampai manusia. Ada puluhan ribu macam protein berbeda, yang tersebar diberbagai mahluk hidup tersebut. Meskipun demikian diperlukan hanya 20 jenis asam amino saja untuk menyusun berbagai macam protein tersebut. Tumbuhan dan bakteri dapat membuat sendiri bahan penyusun protein yaitu asam amino, dari nitrogen organik, akan tetapi binatang dan manusia memerlukan sebagian asam amino yang sudah jadi untuk membentuk protein.

  Dalam tumbuh-tumbuhan protein teristimewa sekali terdapat dalm biji-bijian dan khusus biji kacang-kacangan banyak mengandung protein. Pada umumnya dalam kondensasi dan sebagai hasilnya terbentuk suatu polipeptida yang banyak mengandung ikatan peptide.

  Protein banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada telur, tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum membagi sumber protein yaitu protein dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

  Asam amino esensial adalah substansi protein yang diperlukan oleh tubuh manusia, tetapi tubuh tidak dapat mensintesa sendiri, sehingga harus dikonsumsi dari luar dalam bentuk makanan. Mengingat hal tersebut, maka penyediaan protein nabati dan hewani perlu dikombinasikan, agar tubuh memperoleh asupan protein berkualitas tetapi biaya yang dikeluarkan untuk membeli makanan tidak terlampau besar.

  Oleh karena itu, kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya gugus hidrokarbon dari suatu protein, membuktikan adanya asam amino bebas dalam suatu protein, membuktikan adanya atom nitrogen dalan gugus amina, mengetahui

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana cara mengidentifikasi protein pada albumin dan imunoglobulin telur secara kualitatif ?

  C. Tujuan Percobaan

  Dari permasalahan yang diajukan, maka tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi protein pada ayam ras secara kualitatif.

  D. Manfaat Percobaan

  Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui cara mengidentifikasi protein pada telur ayam ras secara kualitatif.

BAB II LANDASAN TEORI Elektroforesis gel merupakan suatu teknik yang dapat mengidentifikasi

  bermacam-macam bahan kimia maupun fisika suatu protein, contoh protein yang dapat dibaca diperoleh dari ekstrak suatu jaringan seperti darah yang pergerakannya ditentukan oleh suatu perubahan elektrik pada kandungan protein tersebut, elektroforesis merupakan suatu metode pemisahan partikel-partikel atau komponen sesuai dengan muatan listriknya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa komponen yang digunakan adalah protein atau asam polinukleutida yang berasal dari darah dan larutan biologi atau ekstrak suatu jaringan, dimana perubahan ion tergantung pada pH larutan yang akan dianalisis (Wulandari et al, 2008).

  Di dalam inti sel yang tidak sedang membelah, molekul DNA merupakan untaian benang heliks ganda (Double helix strand) yang sangat tipis di dalam kapsul protein yang disebut kromatin. Pada saat sel akan membelah kromatin akan memadat membentuk struktur yang disebut kromosom. Urutan basa nitrogen di dalam kromosom (kromatin) berfungsi sebagai kode (kodon) yang menentukan urutan asam-asam amino pada saat berlangsungnya sintesis protein, yaitu satu asam amino sebagian besar asam amino yang menyusun protein dalam sel bakteri halofil merupakan asam amino bersifat asam, yaitu asam amino yang memiliki rantai samping gugus asam karboksilat (-COOH), misalnya asam glutamat dan asam aspartat.

  Muatan negatif pada permukaan enzim yang berasal dari asam amino yang mengandung gugus asam pada rantai samping. Jumlah muatan-muatan negatip tersebut, akan mengakibatkan struktur tidak stabil karena ada tolakan antarmuatan negatip Gugus asam tersebut akan berikatan dengan kationkation yang berasal dari garam, sehingga terjadilah reaksi penetralan dan struktur permukaan menjadi stabil (Rejeki et al, 2010).

  Proses asam lebih disukai dibandingkan proses basa, karena pembuatan

gelatin dengan proses asam memerlukan waktu yang relatif singkat dibandingkan

proses basa. Gelatin mengandung 19 asam amino yang dihubungkan dengan ikatan

peptida membentuk rantai polimer panjang. Senyawa gelatin merupakan suatu

polimer linier yang tersusun oleh satuan berulang asam amino glisin-prolin atau

glisinhidroksiprolin. Susunan asam amino gelatin hampir mirip dengan kolagen,

dimana glisin merupakan asam amino yang utama.

  Penggunaan gelatin dalam pengolahan pangan lebih banyak disebabkan oleh

  Protein yang memiliki daya serapan dari asam-asam amino yang membentuk zwitter ion (bermuatan dua). Protein yang memiliki sisi-sisi aktif ini dapat mengikat ion-ion logam ataupun senyawa lainnya. Logam-logam bebahaya seperti kadmium, timbal, merkuri dan arsen bersifat toksik dapat diikat dengan protein sebagai metalotionein.

  Protein adalah suatu senyawa jenis polimer alami atau biopolimer yang secara kimiawi merupakan polimer. Protein merupakan gabungan dari asam-asam amino yang tergabung oleh ikatan peptida yang terbentuk dari asam amino tersebut sehingga protein disebut juga polipeptida. Di alam polimer ini terutama terdapat sebagai penyusun sebagian besar tubuh manusia dan hewan. Jaringan otot, darah dan enzim, merupakan protein.

  Gambar struktur protein salah satu asam amino pembatas dalam berbagai protein. Asam-asam amino saling terikat melalui ikatan peptida membentuk gelatin. Pada gambar dapat dilihat susunan asam amino gelatin berupa Gly-X-Y dimana X umumnya asam amino prolin dan Y umumnya asam amino hidroksiprolin. Tidak terdapatnya triptofan pada gelatin menyebabkan gelatin tidak dapat digolongkan sebagai protein lengkap.

  (Juniati et al, 2006).

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum yang berjudul Uji Identifikasi Karbohidrat telah dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Haluoleo pada hari senin tanggal 11 Oktober 2010. B. Alat dan Bahan

  1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya: tabung reaksi, ra tabung, cawan porselin, kaki tiga, kasa asbes, lampu spiritus, gelas kimia 100 mL, batang pengaduk, pipet tetes dan korek api.

  2. Bahan Bahan yang akan digunakan pada praktikum ini, diantaranya: telur, NaOH

  10%, NaOH 40%, Pb asetat 5%, HCl 10%, HCl pekat, kertas lakmus, alkohol 96%, kloroform, (NH

  4 )

  2 SO 4 jenuh, NaCl 5%, BaCl 2 5%, CaCl 2 5%, MgSO 4 5%, dan CuSO

  4

C. Metode Praktikum

  1. Uji adanya unsur C, H dan O Albumin/kuning telur

  • dimasukkan 1 mL ke dalam cawan porselin
  • diletakkan kaca objek diatasnya
  • dipanaskan
  • diamati, jika terjadi pengembunan pada kaca objek menunjukkan adanya H dan O, bila pada kaca objek terdapat arang menunjukkan karbon, kemudian diamati pula baunya

  Pada sampel albumin dan kuning telur uji positif, terjadi pengembunan, tercium bau rambu terbakar kecuali pada kuning telur dan terdapat arang

  Albumin/kuning telur

  • Dimasukkan 1 mL ke dalam tabung reaksi
  • ditambahkan 1 mL NaOH 10%
  • dipanaskan
  • ditambahkan 4 tetes Pb asetat 5%
  • diamati, apakah terjadi endapan PbS
  • ditambahkan 4 tetes HCl pekat
  • diamati Uji positif untuk albumin, ditandai dengan terbentuknya endapan putih dan uji negatif pada kuning telur

  3. Uji Adanya Atom N Albumin/kuning telur

  • dimasukkan 1 mL ke dalam tabung
  • Uji terhadap albumin telur tidak ada bau amonia (lakmus merah jadi biru)
  • Uji terhadap kuning telur tidak ada amoniak (lakmus merah jadi biru)

  4. Uji Kelarutan Protein Tabung 1 Tabung 2 Tabung 4 Tabung 5

  Tabung 3 dimasukkan dimasukkan 1 dimasukkan 1 dimasukkan dimasukkan 1 - -

  1 mL mL HCl 10% mL NaOH 1 mL mL kloroform alkohol 96% akuades 40%

  • pada masing-masing tabung ditambahkan 2 mL larutan albumin/kuning telur
  • dikocok kuat->diamati kearutannya Uji terhadap albumin telur :
  • tabung 1 larut, keruh
  • tabung 2 putih, keruh
  • tabung 3 larut, bening

  Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5

  Uji Pengendapan Protein dengan Garam

  • dimasukkan 2 mL alb>dimasukkan 2 mL alb
  • dimasukkan 2 mL albumin
  • >dimasukkan 2 mL alb>dimasukkan 2 mL alb
  • ditambahkan
  • ditambahkan
  • ditambahkan
  • ditambahkan
  • - ditambahkan

  NaCl 5% setetes demi setetes hingga timbul endapan

  • dikocok kuat-kuat
  • di
  • Uji terhadap albumin telur :

  Tabung 1-5 tidak terbentuk endapan, tabung 5 terbentuk endapan

  • Uji terhadap kuning telur :

  5. Uji Biuret Tabung 1 Tabung 2

  Tabung 1-5 tidak terbentuk endapan

  BaCl 2 5% setetes demi setetes hingga timbul endapan

  MgCl 2 5% setetes demi setetes hingga timbul endapan

  MgSO 4 5% setetes demi setetes hingga timbul endapan

  (NH 4 ) 2 SO 2 jenuh setetes demi setetes hingga timbul endapan

  Albumin/kuning telur

  • dimasukkan 2 mL ke dalam tabung reaksi

  

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010, Dasar Fisik Heriditas.

  Juniato, Haetami, Maulina I., 2006, Produksi Gelatin Dari Tulang Ikan Dan

  Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pembuatan Cangkang Kapsul, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.

  Nohong, 2010, Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Bahan Penyerap Logam Krom,

  Kadmiun dan Besi Dalam Air Lindi TPA, urnal Pembelajaran Sains Vol. 6 No.2.

  

Peranginangin R., Mulyasari, Abdul Sari A., Tazwir, 2005, Arakterisasi Mutu

Gelatin Yang Diproduksi Dari Tulang Ikan Patin (Pangasius Hypopthalmus) Secara Ekstraksi Asam, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 11 No. 4.

  Rejeki D.R., Asy’ari M., Wuryanti, 2010, Pengaruh Ion Zn2+ Terhadap Aktivitas

  Protease Ekstraseluler Bakteri Halofilik Isolat Bittern Tambak Garam Madura, Lab. Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas

  Diponegoro, Semarang. Wulandari A.R., Johari1 Mahfudz L.D., 2008, The Study Of Genetic Variation

  Through Polymorphism Of Blood And Egg White Protein In Three Kinds Of Kedu Chicken At “Laying” Period, Program Studi Magister Ilmu

  Ternak Program Pascasarjana-Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro.