PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KLATEN Nomor : 19Pid.Sus 11PN.Klt)

  PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KLATEN Nomor : 19/Pid.Sus /11/PN.Klt) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum SAMUEL PANGARIBUAN 090200094 HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP

  

ANAK PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME

(STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KLATEN

Nomor : 19 /Pid.Sus /11/PN.Klt )

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum SAMUEL PANGARIBUAN 090200094 HUKUM PIDANA

  

Disetujui oleh:

Ketua Departemen Hukum Pidana

Dr. M. Hamdan SH. M. H.

  

NIP : 195703261986011001

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr.Madiasa Ablizar, SH. M.S. Dr. Marlina, SH, M. Hum. NIP: 196104081986011002 NIP : 197503072002122002

  

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

  

ABSTRAK

  Dr. Madiasa Ablizar, SH.,M.S.* Dr. Marlina, SH.,M. Hum**

  Samuel Pangaribuan*** Tidak asing dan tidak jarang ditemukan anak yang melakukan tindak pidana. Seperti anak yang melakukan pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya. Anak yang melakukan tindak pidana tersebut tidak terlepas dari pertanggungjawaban hukum positif terhadap perbuatan yang dilakukannya. Dalam perkembangan masa kini, perbuatan pidana yang dilakukan oleh anak semakin berkembang. Tindak pidana extra

  ordinary crime

  (seperti tindak pidana narkotika dan terorisme) telah ,menyentuh dunia anak. Anak pada masa kini telah turut sebagai pelaku tindak pidana extra ordinary crime. Terkhusus dalam tindak pidana terorisme. Bagaimana pengaturan tindak pidana terorisme yang dilakukan oleh anak, bagaimana penerapan sanksi, dan hal apa yang menjadi bahan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap anak pelaku tindak pidana terorisme menjadi rumusan masalah skripsi ini.

  Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yaitu suatu penelitian yang secara deduktif dimulai dengan analisa terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur permasalahan skripsi. Bersifat normatif maksudnya adalah penelitian hukum yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan normatif tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam prakteknya (studi putusan).

  Pengaturan tindak pidana terorisme yang dilakukan oleh anak diatur dalam UU No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Pengaturan tindak pidana terorisme yang dilakukan oleh anak disamakan dengan pengaturan tindak pidana terorisme yang dilakukan oleh orang dewasa. Penjatuhan sanksi terhadap anak pelaku tindak pidana terorisme berbeda dengan penjatuhan sanksi terhadap orang dewasa pelaku tindak pidana terorisme, bagi anak pelaku tindak pidana terorisme berlaku baginya ketentuan-ketentuan khusus, seperti pasal 19 dan pasal 24 UU No. 15 tahun 2003 dan pasal 26 ayat (1) dan (2) UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Bahan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pada putusan Nomor:19/Pid.Sus /11/PN.Klt terdiri dari pertimbangan yuridis dan non yuridis.

  Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap anak pelaku tindak pidana terorisme harus benar-benar memperhatikan fakta-fakta hukum yang ada serta harus memperhatikan unsur-unsur dalam diri anak penyebab anak melakukan tindak pidana terorisme.

  ABSTRACT

  Dr. Madiasa Ablizar, SH., M.S. * Dr. Marlina, SH., M.Hum **

  • Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ** Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara *** Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

  Samuel Pangaribuan *** There are many children found committing criminal act, such as thieving, murdering, raping, and so forth. Those children in criminal committed should be charged in positive legal responsibility against anything has been done. It is currently, criminal action noted committed many by juveniles going up. The extra ordinary crime action (such as drugs and terrorism) has involved already to juveniles. It is noted many juveniles currently committed extra ordinary' crime action, especially in terrorism. How they may execute terrorism arranged well for juveniles, and how to apply there procedure in judging them, and how the judges may consider for putting the verdict over the juveniles has been committed in terrorism action is leading to deal with this paper.

  This study adopted normative juridical approach, this research was completed deductively that commenced with an analysis to the articles of regulations ruled the topic. In normatively means any legal research aimed to obtained a normative knowledge about the correlations between one rule to another and how to apply them by practicing (adjudication study).

  The rules against terrorism criminal action that committed by juveniles has been ruled in UU No. 15 of 2003 Regulations regarding the Eradication against Terrorism Criminal acts. The rules on terrorism criminal act that committed by juveniles is equally to the rules on terrorism criminal acts that an adult committed. The judging to a juvenile in terrorism criminal acts shall differ to the judging over the actor in adult of terrorism criminal act, for a juvenile in terrorism criminal acts shall apply over him special conditions, such as article 19 and article 24 UU No. 15 of 2003 rules and article 26 point (1) and (2) UU No. 3 of 1997 about Juveniles Court. The consideration by Judges in putting adjudication as the adjudication Number : 19/Pid.Sus/l 1/PN.Klt consist of juridical and non juridical considerations.

  The judges in making judge over those juvenile actor in terrorism criminal act must be care seriously the legal facts available an also should consider the substances inherit to the juvenile cause a juvenile committed the terrorism criminal acts.

LEMBAR PERNYATAAN

  Dengan ini saya :

  • Lecturer, Law Faculty Universitas Sumatera Utara ** Lecturer, Law Faculty Universitas Sumatera Utara *** Student in Law Faculty Universistas Sumatera Utara
Nama : Samuel Pangaribuan NIM : 090200094 Judul : PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK

  PIDANA TERORISME (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KLATEN Nomor : 19 /Pid.Sus /11/PN.Klt ) menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah betul-betul hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang lain.

  Apabila ternyata terbukti saya melakukan pelanggaran sebagaimana tersebut di atas, maka saya bersedia mempertanggunjawabkannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku termasuk menerima sanksi pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

  Medan, Juli 2013 SAMUEL PANGARIBUAN NIM. 090200094

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan hormat syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa dan anakNya Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang hidup yang telah mencurahkan berkat dan karuniaNya yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan masa studi dan memperoleh gelar Sarjana Hukum Jurusan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

  Skripsi ini berjudul ” PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KLATEN Nomor:19/Pid.Sus/11/PN.Klt). Tiada gading yang tak retak, andaipun retak jadikanlah sebagai ukiran, demikian halnya skripsi ini juga yang masih jauh dari sempurna dalam penyusunan, pemilihan maupun merangkai kata demi kata, serta kelalaian dalam proses pengeditan. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi acuan bagi penulis dalam karya penulisan berikutnya.

  Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara beserta seluruh staf-stafnya.

  2. Bapak Dr. M. Hamdan SH.,M.H. selaku Ketua Departemen Hukum Pidana dan Ibu Liza Erwina SH.,M.Hum selaku Sekretaris Departemen Hukum Pidana, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk membuat skripsi ini.

  3. Bapak Dr. Madiasa Ablizar, SH., M.S. selaku Pembimbing ke I,yang telah menyediakan dan meluangkan waktunya untuk memberikan segala bimbingan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

  4. Ibu Dr. Marlina SH.,M.Hum selaku Pembimbing ke II, yang telah meyediakan dan meluangkan waktunya untuk memberikan segala bimbingan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

  5. Bapakselaku Dosen Wali penulis, terima kasih atas saran dan petunjuknya kepada penulis selama penulis menjalani studi pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

  6. Seluruh staf pengajar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan serta mengajarkan segala ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis menyelesaikan studinya.

  7. Terkhusus kepada kedua orang tua ku tercinta, Ayahanda H. Pangaribuan dan Ibunda T. Manurung, terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan, telah mendidik, membesarkan, memberikan segala kasih sayang, perhatian, dukungan, dan doa kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini. Semua hal yang telah kalian berikan tidak mungkin dapat tergantikan. Saya berjanji membuat ayahanda dan ibunda bangga

  8. Abang dan kakak-kakak saya, Atas Pangaribuan, Nove Pangaribuan, dan Renata Pangaribuan, terimakasih atas dukungan dan doanya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk kedepannya.

  9. Segenap keluarga besar Op. Mangatas Doli (alm) dan Op. Mangatas Boru. Salam keluarga.

  10. Bapak M. Sinulingga, SH. Pensiunan Hakim Anak PN Medan, atas penjelasan tentang bahan-bahan pertimbangan hakim.

  11. Teman-teman Alumni Budi Mulia Pematang Siantar 2009, beserta Guru dan Staff SMA Budi Mulia Pematang Siantar. Teman-teman Alumni SMP St. Lusia Doloksanggul 2003, beserta Guru dan Staff SMP St. Lusia Doloksanggul. Teman- teman Alumni SD. TD. Pardede Medan 1997, beserta Guru dan Staff SD. TD.

  Pardede Medan.

  12. Keluarga besar Alumni Budi Mulia Siantar Medan (ALBUMED), salam keluarga, salam perantauan.

  13. Keluarga besar Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), maaf atas ketidak aktifan saya, tapi percayalah darah saya tetap biru. Syalom.

  14. Keluarga besar Fakultas Hukum, abang dan kaka senior, adik-adik, serta teman- teman saya yang saya cintai.

  Penulis Samuel Pangaribuan

  DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................. i ABSTRACT

  ........................................................................................................... ii

  LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... iii KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

  BAB I PENDAHULUAN

  1 A. Latar Belakang .........................................................................

  B. Perumusan Masalah ...............................................................

  5 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................

  5 D. Keaslian Penulisan ...................................................................

  6 E. Metode Penelitian Tinjauan……………………… ............................

  6

  F. Tinjauan Pustaka ......................................................................

  Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme .................

  39 a. ....................................................................... L atar Belakang Lahirnya UU No. 5 Tahun 2006....................................................................

  2. Undang-Undang No. 5 tahun 2006 tentang Pengesahan International Convention for The Supression of Terrorist Bombings 1997 menjadi Undang-undang .........................................................

  26

  b. Sanksi Tindak Pidana Terorisme dalam UU No. 15 Tahun 2003.. ..........................................

  22

  a. Latar Belakang Lahirnya UU No. 15 Tahun 2003....................................................................

  22

  22 1. ............................................................................. U ndang-Undang No. 15 Tahun 2003 tentang

  8 1. .............................................................................. Terorism e………………………………………… ...................

  OLEH ANAK A. Pengaturan Tindak Pidana Terorisme di Indonesia ..................

  20 BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA TERORISME YANG DILAKUKAN

  ................................................................................. 18 G. Sistematika Penulisan ..............................................................

  15 5. .............................................................................. Pengatur an perlindungan hukum bagi anak di Indonesia..

  13 4. .............................................................................. Anak sebagai pelaku tindak pidana.. .....................................

  11 3. .............................................................................. Pengertia n anak menurut perspektif hukum.. .............................

  8 2. .............................................................................. Pelaku terorisme.. ....................................................................

  39

  b. ...................................................................... S anksi Tindak Pidana Terorisme dalam UU No.

  5 Tahun 2006.. ...................................................

  41

  3. Undang-Undang No. 6 Tahun 2006 tentang Pengesahan International Convention of the Suppression of the Financing of the Terrorism 1999 menjadi Undang-Undang.. ........................................

  44 a. ....................................................................... L atar Belakang Lahirnya UU No. 6 Tahun 2006....................................................................

  44 b. ...................................................................... S anksi Tindak Pidana Terorisme dalam UU No.

  6 Tahun 2006.. ...................................................

  46

  4. Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2002 Tentang Penanganan Masalah Terorisme.. .............................

  50 B. Pengaturan Tindak Pidana Terorisme yang dilakukan oleh Anak (Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme) .........

  52

  1. Latar Belakang Pengaturan Tindak Pidana Terorisme yang dilakukan oleh Anak .......................

  52

  2. Sanksi Pidana Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Terorisme dalam UU No. 15 Tahun 2003. ....

  54 BAB III PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KLATEN Nomor:19/Pid.Sus11/PN.Klt

  A. Pertimbangan Yuridis ...............................................................

  67 1. Umur Terdakwa.. .........................................................

  67 2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum.. ...............................

  70 3. Keterangan Saksi.. .......................................................

  74 4. ................................................ Keterangan Terdakwa..

  76 5. Barang-barang Bukti.. .................................................

  78 6. Alat Bukti Surat.. .........................................................

  80 7. Pasal-pasal lain yang dijadikan bahan pertimbangan hakim.. .........................................................................

  82

  a. Pasal 19 UU No. 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.. ..........

  82

  b. Pasal 26 ayat (1) dan (2) UU No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak.. ..................................

  84 B. Pertimbangan Non Yuridis.. ......................................................

  86 1. Hal-hal memberatkan Terdakwa.. ...............................

  87 2. Hal-hal yang meringankan Terdakwa.. .......................

  87 3. Laporan Hasil Penelitian Kemasyarakatan tentang Terdakwa.. ...................................................................

  88 BAB IV PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KLATEN Nomor : 19 /Pid.Sus /11/PN.Klt ) A. Posisi Kasus ..............................................................................

  91 1. ............................................................................. K ronologis.. ....................................................................

  91 2. ............................................................................. D akwaan Jaksa Penuntut Umum.. ..................................

  93 3. ............................................................................. T untutan Jaksa Penuntut Umum.. ..................................

  95 4. ............................................................................. P utusan Hakim.. .............................................................

  97

  B. Analisa Kasus ...........................................................................

  99 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

  A. Kesimpulan ............................................................................. 118

  B. Saran ....................................................................................... 119

  DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 120 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak merupakan seseorang yang dianggap belum dewasa, baik dari segi

  

umur atau sifat psikologis. Batasan seseorang dikatakan sebagai anak tidak

memiliki keseragaman. Di Indonesia, batasan seseorang dapat dikatakan sebagai seorang anak dilihat dari segi umur, aspek psikologis anak tidak dilihat dalam penentuan batasan umur. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-

ketentuan lain yang berlaku di Indonesia menentukan tingkatan usia seseorang

dikatakan sebagai anak, namun Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan- ketentuan lain yang berlaku di Indonesia tersebut tidak memiliki keseragaman

dalam menentukan tingkatan usia seseorang dapat dikatakan sebagai anak,

   berkaitan dengan masalah penentuan pertanggungjawaban pidana anak.

1 Paulus Hadisuprapto, Junivenile Delinquency;Pemahaman dan penanggulangannya,

  Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hal.9