EFFECT OF HUMAN CAPITAL, STRUCTURAL CAPITAL, AND CUSTOMER CAPITAL TO PERFORMANCE OF COMPANY IN THE COMPANY OF DRINKING WATER REGION IN TABALONG DISTRICT Septiadi Wirawan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong JL.Komplek Stadion Olah Raga Saraba Kawa Pe

EFFECT OF HUMAN CAPITAL, STRUCTURAL CAPITAL, AND CUSTOMER
CAPITAL TO PERFORMANCE OF COMPANY IN THE COMPANY OF
DRINKING WATER REGION IN TABALONG DISTRICT
Septiadi Wirawan*

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong
JL.Komplek Stadion Olah Raga Saraba Kawa Pembataan Tanjung-Tabalong
KodePos 70123 Telp/Fax (0526) 2022484
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine and analyze the significance of the
influence of Human Capital, Structural Capital and Customer Capital on the Corporate
Performance at Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) In Tabalong Regency. The
method used is quantitative method using multiple linear regression as data analysis
which was assisted with SPSS version 23. The results of this study showed that the
independent variables (Human Capital, Structural Capital and Customer Capital) have
a significant effect on the dependent variable (Corporate Performance), either partially
or simultaneously. Variable Structural Capital has the largest coefficient value, making
it the dominant variable affecting the Corporate Performance variables. Value Adjusted
R Square showed a value of 0.769 or the influence of Human Capital, Structural
Capital and Customer Capital and Corporate Performance is 76.9%, while 23.1% is
influenced by other variables outside the three independent variables.

Kata Kunci: Human Capital, Structural Capital, Customer Capital, Company
Performance

PENGARUH HUMAN CAPITAL, STRUCTURAL CAPITAL, DAN CUSTOMER
CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KABUPATEN TABALONG

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis signifikansi
pengaruh Human Capital, Structural Capital, dan Customer Capital Terhadap Kinerja
Perusahaan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Di Kabupaten Tabalong.
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan regresi linear ganda
sebagai teknik analisis data dengan bantuan SPSS versi 23. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel bebas (Human Capital, Structural Capital, dan Customer
Capital) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Kinerja Perusahaan), baik
secara parsial maupun secara simultan. Variabel Structural Capital memiliki nilai
koefisien terbesar, menjadikannya sebagai varibel dominan yang mempengaruhi
variabel Kinerja Perusahaan. Nilai Adjusted R Square menunjukkan nilai sebesar 0,769
PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017


271

atau besarnya pengaruh Human Capital, Structural Capital, dan Customer Capital
terhadap Kinerja Perusahaan adalah 76,9%, sedangkan 23,1% sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain di luar tiga variabel bebas tersebut.
Kata Kunci : Human Capital, Structural Capital, Customer Capital, Kinerja
Perusahaan
kolektivitas

PENDAHULUAN

sosial,

seperti

sebuah

dari

organisasi, komunitas intelektual, atau


persaingan berdasarkan materi menjadi

praktek professional. Intellectual capital

persaingan

mewakili sumber daya yang bernilai dan

Perubahan

menuntut

paradigma

berdasarkan
organisasi

pengetahuan


untuk

memiliki

sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi untuk mendapatkan keunggulan

kemampuan

untuk

bertindak

yang

didasarkan pada pengetahuan.
Sedangkan

Klein


dan

Prusak

kompetitif. Hal inilah yang membuat

(Stewart, 1997) dalam Pfeffer et. al.

karyawan tidak lagi dipandang sebagai

(2002:200), Intellectual capital adalah

beban atau biaya, melainkan aset yang

materi intelektual yang telah diformulasi,

dimiliki perusahaan.

ditangkap,


dan

dimanfaatkan

untuk

Berdasarkan laporan yang dirilis

memproduksi aset yang nilainya lebih

World Economic Forum, indeks sumber

tinggi. Setiap organisasi menempatkan

daya manusia Indonesia berada pada

materi intelektual dalam bentuk aset dan

urutan ke-69 dari 113 negara. Rangking


sumber daya, perspektif dan kemampuan

menunjukkan bahwa indeks sumber daya

eksplisit dan tersembunyi, data, informasi,

manusia

pengetahuan, dan mungkin kebijakan.

Indonesia

berada

dibawah

Philipina (urutan ke-46), Malaysia (urutan

Dalam upaya untuk mencari modal


ke-52), Thailand (urutan ke-57), Vietnam

intelektual

ini,

Hubert

Saint-Onge

(urutan ke-59), dan Sri Lanka (urutan ke-

(Stewart, 1997) dalam Pfeffer et. al.

60) (Leaopold dan Zahidi, 2015:16).

(2002:200) dari Canadian Imperial Bank
modal

of Commerce dan Leif Edvinsson dari


intelektual memiliki peran yang sangat

Skandia membagi modal intelektual dalam

penting dan strategis di perusahaan.

tiga bagian, yaitu: (1) human capital atau

Intellectual capital, oleh Nahapiet dan

modal manusia, (2) structural capital atau

Ghoshal (1998) dalam Pfeffer et. al.

modal structural, dan (3) customer capital

(2002:200), mengacu kepada pengetahuan

atau modal pelanggan.


Intellectual

capital

atau

dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu
PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

272

Hubungan human capital, structural

masyarakat bisa dikatakan sangat tinggi

capital, dan customer capital dengan

namun sayangnya hal ini tidak dibarengi


kinerja perusahaan telah dibuktikan secara

dengan

empiris oleh beberapa penelitian dalam

memenuhi permintaan tersebut. Layanan

berbagai pendekatan di berbagai negara,

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

salah satunya adalah penelitian Tan et. al.

di Kabupaten Tabalong harus diperbaiki.

(2007)

Ulum

Sampai hari ini, ternyata masih ada saja

Penelitiannya

masyarakat yang kesulitan mendapatkan

seperti

dikutip

(2009:112).

dalam

Hasil

menunjukkan

bahwa

human

capital,

positif

terhadap

kinerja

PDAM

dalam

air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurut Direktur PDAM Tirta, Hj.

structural capital, dan customer capital
berpengaruh

kemampuan

Hamidah “saat ini hanya 39% warga

perusahaan, baik masa kini maupun masa

Kabupaten

Tabalong

yang

terlayani

mendatang; rata-rata pertumbuhan human

kebutuhan air bersihnya” (Kontras, 14

capital, structural capital, dan customer

Juni 2015). Ini berarti untuk wilayah

dengan

teknis, 69-70% sudah terlayani, karena

kinerja perusahaan di masa mendatang;

banyaknya kendala yang dihadapi PDAM

kontribusi

untuk melebarkan sayap ke daerah lain

capital

berhubungan

human

positif

capital,

structural

capital, dan customer capital terhadap

diluar

kinerja perusahaan berbeda berdasarkan

kemampuan pelayanan baru berkisar 39%.

jenis industrinya.

Sementara untuk penambahan pipa induk

Air merupakan salah satu kebutuhan

wilayah

direncanakan

teknis

akan

dasar makhluk hidup. Khususnya air

bertahap

leding yang ada digunakan masyarakat

mematok target waktu.

menjadikan

dilakukan

tapi pihaknya

tidak

secara
berani

untuk segala macam keperluan, baik untuk

Keputusan Menteri Dalam Negeri

minum, keperluan dapur, mandi, mencuci

Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman

dan lain sebagainya. PDAM Tirta adalah

Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air

Perusahaan

Kabupaten

Minum, Pasal 2 ayat 1 menyebutkan

Tabalong yang bergerak dibidang bisnis

bahwa Badan Pengawas pada setiap akhir

pengelolaan air bersih. Perusahaan ini

tahun buku melakukan penilaian atas

sudah beroperasi selama puluhan tahun.

kinerja PDAM meliputi aspek keuangan,

milik

daerah

Bisnis ini memiliki prospek kedepan

aspek operasional, dan aspek administrasi.

yang sangat menjanjikan. Permintaan
untuk pemasangan instalasi air bersih dari
PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

273

PDAM

Laporan tahun 2014 menunjukkan

menurut Kepmendagri No.47 tahun 1999

penurunan kinerja dengan nilai 54,69 dan

pasal 3 ayat 1 adalah:

masih

a.

penurunan 1,50 pada aspek keuangan

Tingkat

keberhasilan

Baik sekali, bila memperoleh nilai

Baik, bila memperoleh nilai kinerja

Cukup, bila memperoleh nilai kinerja

Kurang, bila memperoleh nilai kinerja

tidak diikuti peningkatan laba sebelum
2)

meningkatnya

lama

hari

penagihan dari semula 85,52 hari menjadi
105,75 hari (bpkp, 2015;1).

diatas 30 sampai dengan 45;
e.

aktiva produktif terhadap penjualan air

pajak;

diatas 45 sampai dengan 60;
d.

Terdapat

seiring dengan penambahan aset tetap,

diatas 60 sampai 75;
c.

“Cukup”.

yang disebabkan: 1) menurunnya rasio

kinerja diatas 75;
b.

tergolong

Laporan

Tidak baik, bila memperoleh nilai

tahun

2015

kembali

kinerja kurang dari atau sama dengan

menunjukkan penurunan kinerja sebesar

30.

0,33 yang masih dalam kategori yang

Pasal 3 ayat 2 Kepmendagri No.47

sama

dengan

nilai

Hal

54,36

tersebut

kategori

tahun 1999 memuat bobot untuk masing-

“Cukup”.

dipangaruhi

masing aspek adalah:

penurunan nilai pada aspek keuangan

a.

Aspek Keuangan 45;

yang disebabkan oleh penurunan rasio

b.

Aspek Operasional 40;

rekening tertagih terhadap rekening yang

c.

Aspek Administrasi 15.

diterbitkan dan kenaikan nilai pada aspek

Berdasarkan Laporan Audit Kinerja

administrasi yang disebabkan seluruh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

temuan telah ditindaklanjuti dan selesai

Kabupaten Tabalong, kinerja PDAM terus

serta

mengalami penurunan setiap tahunnya.

persentase dan perhitungan rasio pada

Laporan tahun 2013 menunjukkan nilai

aspek oparasional masih dalam range

53,64

yang sama dan tidak merubah nilai.

tergolong

“Cukup”,

nilai

ini

menurun jika dibandingkan tahun 2012

perubahan

Disadari

hasil

atau

perhitungan

tidak,

semua

lalu sebesar 64,75 tergolong “Baik”.

organisasi atau perusahaan jelas memiliki

Penurunan nilai kinerja disebabkan oleh

ketiga modal tersebut, namun sejauhmana

penurunan kinerja aspek keuangan dan

pemanfaatannya

aspek operasional namun tidak sebanding

pengaruhnya terhadap kinerja organisasi

dengan aspek administrasi yang tidak

memerlukan

mengalami perubahan (bpkp, 2014;1)

mengetahui hal tersebut. Berdasarkan hal

sebuah

dan

bagaimana

penelitian

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

untuk

274

tersebut,

peneliti

mengangkat

judul

Definisi Human Capital

“Pengaruh Human Capital, Structural

Secara harfiah pengertian modal

Capital, dan Customer Capital terhadap

manusia

Kinerja

Perusahaan

pengetahuan

Daerah

Air

pada

Minum

Perusahaan

(PDAM)

Di

Kabupaten Tabalong”.

(human

(expertise),

capital)

(knowledge),

adalah
keahlian

kemampuan (ability)

keterampilan (skill)

dan

yang menjadikan

Berdasarkan uraian tersebut, maka

manusia (karyawan) sebagai modal atau

rumusan masalah adalah sebagai berikut:

aset suatu perusahaan. Jika perusahaan

(1) Apakah terdapat pengaruh Human

memperlakukan karyawan sebagai modal

Capital terhadap Kinerja Perusahaan pada

maka

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

keuntungan lebih besar ketimbang hanya

di Kabupaten Tabalong?; (2) Apakah

memperlakukan

terdapat

pengaruh

Capital

menganggap karyawan sebagai sumber

terhadap

Kinerja

pada

daya (human resource). Hal ini didasarkan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

bahwa dengan menganggap karyawan

di Kabupaten Tabalong?; (3) Apakah

sebagai

terdapat

pengaruh

Capital

pengetahuan, keahlian, dan keterampilan

terhadap

Kinerja

pada

maka manusia yang bekerja di suatu

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

perusahaan dapat menjalankan sumber-

di Kabupaten Tabalong?; (4) Apakah

sumber daya lainnya (Gaol, 2014:696).

Structural
Perusahaan

Customer
Perusahaan

terdapat pengaruh secara simultan Human

perusahaan

akan

mendapatkan

karyawan

modal

yang

dengan

memiliki

Matthewman dan Matignon (2004)

Capital,Structural Capital, dan Customer

dalam

Capital terhadap Kinerja Perusahaan pada

mendefinisikan, “human capital is the sum

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

of knowledge, skills, experience and other

di Kabupaten Tabalong?; (5) Variabel

relevant workforce attributes that reside

manakah

yang

in an organisation’s workforce and drive

diantara

Human

berpengaruh

dominan

Capital,

Structural

productivity,

Gaol

(2014:696-697),

performance

and

the

Capital, dan Customer Capital terhadap

achievement of strategic goals”. (Modal

Kinerja

Perusahaan

manusia adalah akumulasi pengetahuan,

Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten

keahlian, pengalaman, dan atribut-atribut

Tabalong?

kekuatan pekerja lainnya yang relevan di

Perusahaan

pada

dalam kekuatan pekerja sebuah organisasi
TINJAUAN PUSTAKA
PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

275

dan memacu produktivitas, kinerja dan

yang sama) tanpa menghilangkan nilai

pencapaian tujuan strategis).

industry specific perusahaan sebelumnya.

Teori Human Capital

Indikator Human Capital

Paradigma

capital

European ICS Guideline (2010)

meletakkan orang sebagai sumber daya

menetapkan faktor dari human capital

kekuatan produktifitas perusahaan yang

meliputi:

bertumpu pada dua faktor keunggulan

1. Professional competence

yaitu faktor keunikan kompetensi yang

2. Social competence

dimiliki dan faktor niali yang melekat

3. Employee motivation

pada

human

kompetensi

individu

(Alwi,

2008:292).

(2003:200-201) menyatakan bahwa teori
capital

membedakan

human

capital dalam firm-specific human capital
dan

dkk

(2004)

industry-specific

human

capital.

berikut:
1. Employees’ competence
2. Employees’ attitude
3. Employees’ creativity
Andriessen (2005) dalam Ulum

Firm-specific human capital merupakan

(2009:31)

pengetahuan

human capital terdiri dari:

prosedur

mengenai

yang

rutinitas

khas

dari

dan

sebuah

2. Skills

keluar dari perusahaan tersebut. Industry-

3. Attitude

human

capital

merupakan

menggambarkan

indikator

1. Implicit knowledge

perusahaan, yang membatasi nilai tersebut

specific

menyatakan

indikator human capital adalah sebagai

Coff (1997) dalam Pfeffer et. al.

human

Chen

Chen et. al. (2004) dalam jurnalnya

pengetahuan rutinitas yang khas dalam

menyajikan

suatu industri yang tidak dapat ditransfer

sebagai berikut:

indikator

human

capital

ke industri lain.
Perbedaan
industry-specific
dalam

firm-specific
yang

spesifitasnya.

utama

dan
terletak

Industry-specific

1. Employees Competence
a. Strategic

leadership

of

the

management

kurang memiliki spesifitas perusahaan,

b. Qualities of the employees

sehingga seorang profesional dapat pindah

c. Learning ability of the employees

dari suatu perusahaan ke perusahaan

d. Efficiency of employee training

lainnya di seluruh pasar (dalam industri
PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

276

e. The

employees’

ability

to

mencerminkan

nilai

dari

sebuah

participate in policy making and

perusahaan sebagai menifestasi nilai-nilai

management

dari modal intelektual yang dimilikinya.

f. Training of key technical and

Preffer et. al. (2003) menyatakan

managerial employees

bahwa structural capital memiliki dua

2. Employees Attitude
a. Identification

Tujuan Structural Capital

with

corporate

tujuan yang harus dicapai. Pertama,
mengkodifikasi pengetahuan yang dapat

values
b. Satisfaction degree

ditransfer.

Hal

ini

c. Employees’ turnover rate

sistemnya

d. Employees’ average serviceable

menghubungkan para karyawan dengan

tidak

dilakukan
hilang.

agar
Kedua,

data, ahli dan keahlian.

life
3. Employees Creativity
a. Employee’s creative ability

Indikator Structural Capital

b. Income on employees’ original

European ICS Guideline (2010)
menetapkan faktor dari human capital

ideas

meliputi:
1. Corporate culture

Definisi Structural Capital
Marti (2001) dalam Christa (2013)
menyatakan
adalah

bahwa

modal

kemampuan

memanfaatkan

struktural
perusahaan

intelektualitas

dan

keinovasian manusia (SDM) menciptakan

2. Internal Co-operation and Knowledge
Transfer
3. Information Technology & Explicit
Knowledge
Chen

dkk

(2004)

menyatakan

kekayaan yang diaktualisasikan sebagai

indikator structural capital adalah sebagai

nilai dari prosedur, teknologi, rutinitas dan

berikut:

sistem yang berada didalam perusahaan,

1. Corporate culture

dan juga merupakan cara-cara dimana

2. Organizational structure

komponen-komponen didalam perusahaan

3. Organizational learning

disistematisir, diinternalisir, dan diproses.

4. Operation process

Advinson dan Malone (1997) dalam
Christa

(2013)

menyatakan

modal

5. Information system
Andriessen (2005) dalam Ulum

struktural sebagai kerangka kerja dan

(2009:31)

perekat

structural capital terdiri dari:

bagi

perusahaan

yang

menggambarkan

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

indikator

277

Secara sederhana pengertian kinerja

1. Eksplicit knowledge
2. Processes

merupakan hasil kerja dan perilaku kerja

3. Culture

yang telah dicapai dalam menyelesaikan

Chen et. al. (2004) menyatakan

tugas-tugas dan tanggung jawab yang

indikator structural capital adalah sebagai

diberikan dalam suatu periode tertentu

berikut:

(Kasmir, 2016:182).
Ivancevich

1. Corporate culture

dalam

Kasmir

a. Construction of company’s culture

(2016:183) menyebutkan kinerja adalah

b. Employee’s identification with

hasil

company’s perspective
2. Organizational structure
a. Clarification of relationship

yang

dicapai

dari

apa

yang

suatu

unit

diinginkan oleh organisasi.
Perusahaan

adalah

kegiatan produksi yang mengolah sumber-

among authority, responsibility

sumber

and benefit

barang dan jasa bagi masyarakat, dengan

b. Validity of enterprise controlling
system
3. Organizatonal learning
a. Construction and utilization of
inner information net
b. Construction and utilization of
company repository
4. Operation process

ekonomi

untuk

menyediakan

tujuan untuk memperoleh keuntungan dan
dapat memuaskan kebutuhan masyarakat
(Manulang, 2013:59).
Chaizi

Nasucha

dalam

Fahmi

(2016:138) mengemukakan bahwa kinerja
organisasi

adalah

sebagai

efektifitas

organisasi

secara

menyeluruh

untuk

memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari

a. Business process period

setiap kelompok yang berkenaan dengan

b. Product quality level

usaha-usaha

c. Corporate operating efficiency

meningkatkan

5. Information system
a. Mutual support and cooperation
between employees
b. Availability of enterprise
information
c. Share of knowledge

secara

yang

sistematik

kemampuan

terus-menerus

dan

organisasi
mencapai

kebutuhannya secara efektif.
Kinerja organisasi adalah totalitas
hasil kerja yang dicapai suatu organisasi.
Kinerja pegawai dan kinerja organisasi
memiliki keterkaitan yang sangat erat
(Pasolong, 2007:175).

Definisi Kinerja Perusahaan
PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

278

Dengan

demikian

perusahaan

dapat

diartikan

sejauhmana

tujuan

perusahaan

kinerja

dan Jackson (2006) dalam Zainal et. al.

sebagai

(2014:406) penilaian kinerja (performance

telah

appraisal) adalah proses mengevaluasi

tercapai yang dapat dilihat dari seberapa

seberapa

baik

besar

pekerjaan

mereka

perusahaan

lingkungan-nya,

memenuhi tuntutan
baik

yang

bersifat

dengan

karyawan
jika

seperangkat,

melakukan
dibandingkan

standar

dan

internal maupun eksternal dengan efisien

kemudian mengomunikasikan informasi

dan efektif.

tersebut pada karyawan.
Dalam praktiknya, istilah penilaian

Dimensi dan Penilaian Kinerja

kinerja

(performance

appraisal)

dan

Dimensi kinerja dibagi menjadi tiga,

evaluasi kinerja (performance evaluation)

yaitu kemampuan, motivasi, dan peluang.

dapat digunakan secara bergantian dan

Ketiga dimensi tersebut saling terkait dan

bersamaan

saling berhubungan satu dengan yang lain

mempunyai maksud yang sama. Penilaian

(Sinambela,

Kinerja

kinerja

digunakan

perusahaan

merupakan suatu fungsi dari motivasi dan

menilai

kinerja

karyawannya

kemampuan (Zainal et. al., 2014:406).

mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan.

2016:487).

karena

pada

dasarnya

untuk
dan

Menurut Simanjuntak (2005) dalam

Penilaian kinerja yang dilakukan dengan

Zainal et. al. (2014:406) kinerja adalah

benar akan bermanfaat bagi karyawan,

tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan

manajer departemen SDM, dan pada

tugas tertentu.Kinerja perusahaan adalah

akhirnya bagi perusahaan sendiri (Zainal

tingkat pencapaian hasil dalam rangka

et. al., 2014:407).

mewujudkan

tujuan

perusahaan.

Manajemen kinerja adalah keseluruhan
kegiatan

yang

dilakukan

Indikator Kinerja Perusahaan

untuk

Wibowo

(2014:159-160)

meningkatkan kinerja perusahaan atau

berpendapat bahwa banyak faktor yang

organisasi,

masing-

dapat dijadikan ukuran kinerja, namun

masing individu dan kelompok kerja di

ukuran kinerja harus relevan, signifikan,

perusahaan tersebut.

dan

Salah

termasuk

satu

kinerja

cara

yang

dapat

komprehensif.

Keluarga

berkaitan dengan tipe ukuran yang dapat

digunakan untuk melihat perkembangan

diklasifikasikan sebagai berikut.

perusahaan adalah dengan cara melihat

a. Produktifitas,

hasil penilaian kinerja. Menurut Mathis

ukuran

biasanya

dinyatakan

sebagai hubungan antara input dan

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

279

output fisik suatu proses. Oleh karena

pesanan sampai pelanggan benar-

itu,

benar menerima pesanan.

produktifitas

hubungan

antara

merupakan
jumlah

output

e. Pemanfaatan

Sumber

Daya,

dibandingkan dengan sumber daya

merupakan pengukuran sumber daya

yang dikonsumsi dalam memproduksi

yang dipergunakan lawan sumber

output. Ukuran produktifitas misalnya

daya tersedia untuk dipergunakan.

adalah output sebannyak 55 unit di

Pemanfaatan

produksi oleh kelompok yang terdiri

diterapkan untuk mesin, komputer,

dari empat orang pekerja dalam

kendaraan, dan bahkan orang. Tingkat

waktu seminggu.

pemanfaatan sumber daya tenaga

b. Kualitas, biasanya termasuk baik

sumber

daya

dapat

kerja 40% mengindikasikan bahwa

ukuran internal seperti susut, jumlah

sumber

ditolak, dan cacat per unit, maupun

dipergunakan

ukuran

sebesar 40% dari waktu mereka yang

eksternal

rating

seperti

daya

kepuasan pelanggan atau penilaian

tersedia

frekuensi

mengetahui

pemesanan

ulang

pelanggan.
c. Ketepatan

manusia
secara

untuk

baru

produktif

bekerja.

tingkat

Dengan

pemanfaatan,

organisasi menemukan bahwa tidak
Waktu,

menyangkut

persentase pengiriman tepat waktu
atau presentase pesanan dikapalkan

memerlukan lebih banyak sumber
daya.
f. Biaya.

Ukuran

biaya

terutama

sesuai dijanjikan. Pada dasarnya,

berguna apabila dilakukan kalkkuasi

ukuran ketepatan waktu mengukur

dalam dasar per unit. Namun, banyak

apakah orang melakukan apa yang

perusahaan yang hanya mempunyai

dikatakan akan dilakukan.

sedikit informasi tentang biaya per

d. Cycle Time, menunjukkan jumlah
waktu yang diperlukan untuk maju
dari satu titik ke titik lain dalam
proses.

Pengukuran

mengukur

berapa

cycle
lama

time
sesuatu

unit.

Pada

umunya

dilakukan

kalkulasi biaya secara menyeluruh.
Dwiyanto
(2013:244-245)

(2006)

dalam

menjelaskan

Uha

beberapa

indikator yang bisa digunakan untuk

dilakukan. Misalnya adalah berapa

mengukur kinerja birokrasi publik, yaitu:

lama waktu rata-rata yang diperlukan

a. Produktivitas, adalah rasio dari input

dari

pelanggan

menyampaikan

dan output atau perbandingan antara
input persatuan waktu.

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

280

merupakan

b. Ekonomis, yang menunjukkan apakah

indikator yang relatif tinggi, maka

biaya yang digunakan lebih murah

bisa menjadi satu ukuran kinerja

daripada yang direncanakan.

b. Kualitas

layanan,

birokrasi publik yang mudah dan

perbandingan

murah digunakan.
c. Responsivitas,

c. Efisien,

yaitu

kemampuan

yang
hasil

menunjukka
yang

dicapai

dengan pengeluaran.

birokrasi untuk mengenal kebutuhan

d. Efektifitas, yang menunjukkan hasil

masyarakat, menyusun agenda dan

yang seharusnya dengan nilai yang

prioritas

dicapai.

pelayanan,

dan

mengembangkan program pelayanan
publik

sesuai

dengan

kebutuhan

masyarakat dan aspirasi masyarakat.

e. Equity, yang menunjukkan tingkat
keadilan potensial dan kebijakan yang
dihasilkan.

d. Responsibilitas, menjelaskan apakah
pelaksanaan kegiatan birokrasi publik

METODE PENELITIAN

itu sesuai dengan prinsip administrasi

Populasi

kebijakan

Populasi penelitian ini meliputi

birokrasi baik yang eksplisit dan

seluruh karyawan dan karyawati PDAM

implisit.

Kabupaten Tabalong yang berjumlah 95

yang

benar

dengan

e. Akuntabilitas, menunjukkan seberapa

orang, yang terdiri dari: Direktur (1),

kegiatan

Kepala Bagian (2), Kepala Cabang (4),

birokrasi publik tunduk pada para

Kepala Seksi (8), Kepala Sub Seksi (18),

pejabat politik yang dipilih oleh

Pelaksana (61), dan Cleaning Service (1).

besar

rakyat.

kebijakan

dan

Asumsinya,

para

pejabat

politik tersebut karena dipilih oleh
rakyat,

dengan

sendirinya

harus

memprioritaskan kepentingan publik.

Sampel
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah Proportionate Stratified

Woodward

Random Sampling. Roscoe (1982) dalam

dalam Uha (2013: 244) mengemukakan

Sugiyono (2014:130) menyatakan bahwa

bahwa ada lima dasar yang bisa dijadikan

bila suatu penelitian akan melakukan

indikator kinerja sektor publik antara lain:

analisis dengan multivariate (korelasi atau

a. Pelayanan

regresi ganda misalnya), maka jumlah

Menurut

seberapa
diberikan.

Selim

yang
besar

dan

menunjukkan
pelayanan

yang

anggota sampel minimal 10 kali dari
jumlah variabel yang diteliti.

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

281

Variabel penelitian ini ada 4 yang

Dokumentasi

dilakukan

data

untuk

terdiri dari Human Capital, Structural

mengumpulkan

Capital, Customer Capital,dan Kinerja

berbagai sumber, baik secara pribadi

Perusahaan, maka jumlah sampel untuk

maupun kelembagaan, seperti rekapitulasi

penelitian ini adalah sebanyak 40 sampel

personalia, struktur organisasi, riwayat

(4x10) dengan komposisi sebagai berikut:

perusahaan,

Direktur (1), Kepala Bagian (1), Kepala

2014:114).

dan

sekunder

lain-lain

dari

(Sanusi,

Cabang (2), Kepala Seksi (3), Kepala Sub
Seksi (7), dan Pelaksana (26).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah

Variabel penelitian terbagi menjadi
bebas

dan

variabel

terikat.

yang diajukan, yang hasilnya adalah
sebagai berikut:

(X1),

a. Uji statistik t

Capital

prasyarat

dilakukan analisis untuk menguji hipotesis

Variabel bebas terdiri dari Human Capital
Structural

uji

dilakukan dan prasyarat terpenuhi barulah

Identifikasi Variabel Penelitian

variabel

semua

(X2),

dan

Sedangkan

Uji t terhadap variabel Human

Kinerja Perusahaan (Y) adalah variabel

Capital (X1) didapatkan thitung sebesar

terikat.

2,261 dengan signifikansi t sebesar

Customer

Capital

(X3).

0,030. Karena thitung lebih besar dari
ttabel (2,261 > 2,021) atau signifikansi t

Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang

lebih kecil dari 5% (0,030 < 0,050),

digunakan adalah survei dan dokumentasi.

maka secara persial Human Capital

Cara survei merupakan cara pengumpulan

(X1) berpengaruh signifikan terhadap

data di mana peneliti atau pengumpul data

Kinerja Perusahaan (Y). H1 diterima.

mengajukan pertanyaan atau pernyataan

Uji t terhadap variabel Structural

kepada responden baik dalam bentuk lisan

Capital (X2) didapatkan thitung sebesar

maupun secara tertulis. jika pertanyaan

4,330 dengan signifikansi t sebesar

diajukan

dalam

maka

0,000. Karena thitung lebih besar dari

namanya

wawancara,

diajukan

ttabel (4,330 > 2,021) atau signifikansi t

secara tertulis disebut kuesioner (Sanusi,

lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,050),

2014:105). Penelitian ini menggunakan

maka secara persial Structural Capital

kuesioner karena pertanyaan diajukan

(X2) berpengaruh signifikan terhadap

secara tertulis.

Kinerja Perusahaan (Y). H2 diterima.

bentuk

lisan

kalau

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

282

Uji t terhadap variabel Customer

Capital (X2) yaitu memiliki kontribusi

Capital (X3) didapatkan thitung sebesar

sebesar

4,181 dengan signifikansi t sebesar

hipotesis no.5 tidak dapat diterima

0,000. Karena thitung lebih besar dari

karena mengatakan Human Capital

ttabel (4,181 > 2,021) atau signifikansi t

(X1) sebagai variabel dominan tidak

lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,050),

dapat dibuktikan, maka H5 ditolak.

maka secara persial Customer Capital

66,2%.

Nilai

Dengan

Adjusted

R

demikian

Square

(X3) berpengaruh signifikan terhadap

menunjukkan nilai sebesar 0,769 atau

Kinerja Perusahaan (Y). H3 diterima.

76,9%, artinya bahwa variabel Human

Dengan demikian hipotesis no.1,

Capital (X1), Structural Capital (X2), dan

no.2, dan no.3 terbukti dan dapat

Customer

diterima.

sebesar

Capital
76,9%

(X3)

berpengaruh

terhadap

Kinerja

Perusahaan (Y). Sedangkan sisanya 23,1%

b. Uji statistik F
Uji hipotesis secara simultan
yaitu untuk menguji pengaruh secara

dipengaruhi oleh variabel lain di luar
variabel yang diteliti.

bersama-sama variabel bebas terhadap

Persamaan matematis dari model

variabel terikat dengan menggunakan

regresi bermakna nilai Kinerja Perusahaan

uji

dengan

tanpa Human Capital (X1), Structural

bantuan SPSS 23 didapatkan nilai

Capital (X2), dan Customer Capital (X3)

Fhitung sebesar 44,161 (signifikansi F =

adalah sebesar 4,355. Variabel Human

0,000). Jadi Fhitung> Ftabel (44,616 >

Capital

2,840) atau Sig F < 5% (0,000 <

memberikan

0,050). Artinya bahwa secara besama-

peningkatan kinerja perusahaan sebesar

sama variabel bebas yang terdiri dari

0,349. Variabel Structural Capital (X2)

F.

Hasil

perhitungan

(X1)

bernilai positif
kontribusi

artinya
terhadap

Structural

dan Customer Capital (X3) juga bernilai

Capital (X2), dan Customer Capital

positif artinya memberikan kontribusi

(X3) berpengaruh signifikan terhadap

terhadap peningkatan kinerja perusahaan

Kinerja Perusahaan (Y).

masing sebesar 0,899 untuk Structural

Human

Capital

(X1),

Dengan demikian hipotesis no.4
terbukti, maka H4 dapat diterima.
c. Variabel Dominan

Capital (X2) dan sebesar 0,827 untuk
Customer Capital (X3). Sehingga nilai
Kinerja Perusahaan jika ditambahkan

Variabel yang paling dominan

dengan kontribusi dari variabel bebas

pengaruhnya adalah variabel Structural

(Human Capital, Structural Capital, dan

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

283

Customer Capital) menjadi sebesar 5.873,

Mushraf (2011), Shad dan Goudarzi

dimana terjadi peningkatan sebesar 1,518.

(2015), dan Rehman et. al. (2011).

Hasil pengujian hipotesis no.1 (H1)

Hasil pengujian hipotesis no.4 (H4)

Human Capital berpengaruh signifikan

Secara

terhadap

pada

Structural Capital, dan Customer Capital

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

di Kabupaten Tabalong terbukti dan dapat

Perusahaan pada Perusahaan Daerah Air

diterima.

dengan

Minum (PDAM) di Kabupaten Tabalong

penelitian terdahulu yaitu Ahmad dan

terbukti dan dapat diterima. Hasil ini

Mushraf (2011), Christa (2013), Shad dan

memperkuat hasil penelitian terdahulu

Goudarzi (2015), Saeed et. al. (2013),

oleh Ahmad dan Mushraf (2011), Shad

Emmanuel et. al. (2015), Khalique et. al.

dan Goudarzi (2015), dan Rehman et. al.

(2013), Ongkorahardjo et. al. (2008),

(2011).

Kinerja

Hasil

Perusahaan

ini

sesuai

Pujiastuti dan Kristanto (2012), Rehman
et. al. (2011) dan Poorkiani et. al. (2014).
Hasil pengujian hipotesis no.2 (H2)

simultan

Human

Capital,

Hasil pengujian hipotesis no.5 (H5)
menunjukkan
Capital

bahwa

yang

bukan

Human

merupakan

variabel

Structural Capital berpengaruh signifikan

dominan, tetapi Structural Capital lah

terhadap

pada

variabel

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

terhadap

di Kabupaten Tabalong terbukti dan dapat

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

diterima. Hasil ini mendukung penelitian

di Kabupaten Tabalong.

Kinerja

Perusahaan

yang

berpengaruh

Kinerja

dominan

Perusahaan

pada

terdahulu yang dilakukan oleh Ahmad dan

Hasil ini relevan dengan asumsi

Mushraf (2011), Christa (2013), Shad dan

bahwa meskipun seseorang mempunyai

Goudarzi (2015), Saeed et. al. (2013),

potensi

Khalique et. al. (2013), Rehman et. al.

ditempatkan pada lingkungan atau posisi

(2011) dan Poorkiani et. al. (2014).

yang tepat, tidak akan bisa memberikan

Hasil pengujian hipotesis no.3 (H3)

kontribusi

yang

yang

besar

tetapi

tidak

berarti bagi kinerja

Customer Capital berpengaruh signifikan

organisasi maupun perusahaan. Hal ini

terhadap

sesuai dengan prinsip “The right man in

Kinerja

Perusahaan

pada

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
di Kabupaten Tabalong terbukti dan dapat

the right place”.
Pengambilan

keputusan

dan

diterima. Hasil ini memperkuat hasil

kebijakan manajemen di dalam organisasi

penelitian terdahulu oleh Ahmad dan

merupakan bagian dari Structural Capital.

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

284

Structural

menentukan

Capital

keberhasilan dan kegagalan organisasi.
Orang yang tepat, di tempat yang tepat
akan memberikan kontribusi yang besar
bagi organisasi.

SIMPULAN
Berdasarkan

analisis

hasil

dan

pembahasan penelitian, maka peneliti
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Human Capital berpengaruh signifikan
terhadap

Kinerja

Perusahaan

Perusahaan pada

Daerah

Air

Minum

(PDAM) di Kabupaten Tabalong.
2. Structural

berpengaruh

Capital

signifikan terhadap Kinerja Perusahaan
pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) di Kabupaten Tabalong.
3. Customer

berpengaruh

Capital

signifikan terhadap Kinerja Perusahaan
pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) di Kabupaten Tabalong.
4. Secara

simultan

Human
dan

Structural

Capital,

Capital

berpengaruh

terhadap

Kinerja

Perusahaan

Capital,
Customer
signifikan

Perusahaan pada

Daerah

Air

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S. & Mushraf, A.M. 2011. The
Relationship Between Intellectual
Capital and Business Performance:
An Empirical Study in Iraqi
Industry. International Conference
on Management and Artificial
Intelligence. IPEDR Vol.6. IACSIT
Press, Bali, Indonesia. pp 104-109.
Alwi, S. 2008. Manajemen Sumber Daya
Manusia
Strategi
Keunggulan
Kompetitif. Cetakan Pertama. BPFEYOGYAKARTA, Yogyakarta.
Chen, et. al. 2004. Measuring intellectual
capital: a new model and empirical
study. Journal of Intellectual
Capital. Emerald. Vol. 5, No. 1, pp
195-212
Christa, U.R. 2013. Peran Human Capital
dan Structural Capital Dalam
Meningkatkan Kinerja Organisasi
(Suatu Kajian Konseptual). Jurnal
Sains Manajemen. Volume I,
Nomor 1, pp 1-7.
Emmanuel, A.O., Oluwayemisi, O.R.A.,
& Balogun, J.A. 2015. Influence of
Human Capital Management on
Organizational
Performance.
Journal of Resources Development
and Management. Vol. 14, pp 8-14
Fahmi, I. 2016. Pengantar Manajemen
Sumber Daya Manusia Konsep dan
Kinerja. Edisi Pertama. Mitra
Wacana Media, Jakarta.

Minum

(PDAM) di Kabupaten Tabalong.
5. Structural Capital adalah variabel yang
berpengaruh dominan terhadap Kinerja
Perusahaan pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) di Kabupaten

Gaol, CHR.J.L. 2014. A to Z Human
Capital Manajemen Sumber Daya
Manusia. PT Grasindo, Jakarta.
Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya
Manusia (Teori dan Praktik).
Cetakan Ke-1. Rajawali Pers,
Jakarta.

Tabalong.
PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

285

Khalique, M., et. al. 2013. Impact of
Intellectual
Capital
on
The
Organizational Performance of
Islamic Banking Sector in Malaysia.
Asian Journal of Finance &
Accounting. Vol. 5, No. 2, pp 75-83.
Kuncoro, M. 2013. Metode Riset untuk
Bisnis & Ekonomi. Edisi 4.
Erlangga, Jakarta.
Leopold, T. & Zahidi, S. 2015. The
Human Capital Report 2015. World
Economic
Forum.
Geneva,
Switzerland.
Manullang. 2013. Pengantar Bisnis.
Cetakan I. PT Indeks, Jakarta.
Nurjanah. Modul hPelatihan SPSS
Advanced

Pertemuan
II.
http://danang651.file.wordpress.com
(diunduh pada tanggal 15 Februari
2013).
Ongkorahardjo, M.D.P.A., et. al. 2008.
Analisis Pengaruh Human Capital
Terhadap Kinerja
Perusahaan
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan
Publik di Indonesia). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10,
No. 1, pp 11-21.

Saebani, B.A. 2015. Filsafat Ilmu dan
Metode
Penelitian.
Cetakan
Pertama.
CV Pustaka Setia,
Bandung.
Saeed, R., et. al. 2013. Intellectual Capital
and Organizational Performance:
An Empirical Study in Telecom
Sector of Pakistan. Middle-East
Journal of Scientific Research 18
(4). Pp 517-523.
Sanusi, A. 2014. Metodologi Penelitian
Bisnis. Cetakan keempat. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Shad, H.R.M., & Goudarzi, M. 2015.
Investigating The Impact
of
Intellectual
Capital
on
Organizational Performance of
Hospitals of Kashan University of
Medical Sciences. International
Journal of Scientific Management
and Development. Vol. 3 (11), pp
628-631.
Simanbela, L.P. 2016. Manajemen
Sumber Daya Manusia Membangun
Tim Kerja yang Solid untuk
Meningkatkan Kinerja. Cetakan
Pertama. PT Bumi AKsara, Jakarta.

Pasolong,
Harbani.
2007.
Teori
Administrasi
Publik.
Alfabeta,
Bandung.

Singarimbun, M. & Effendi, S. 1995.
Metode Penelitian Survai. Cetakan
Kedua.
PT
Pustaka
LP3ES
Indonesia, Jakarta.

Preffer, J. et. al. 2003. Paradigma Baru
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cetakan keempat. Penerbit Amara
Books, Jogjakarta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Bisnis. Cetakan ke-18. CV Alfabeta,
Bandung.

Pujiastuti, E.E., & Kristanto, R.H. 2012.
Human Capital, Social Capital dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Perusahaan (Study pada Bank
Sleman). Business Conference (BC).
Program Studi Ilmu Administrasi
Bisnis, FISIP, UPN “Veteran”
Yogyakarta, pp 5-1 – 5-16.

Suharsaputra, U. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
Tindakan. Cetakan Kedua. PT
Refika Aditama, Bandung.
Uha, I.N. 2013. Budaya Organisasi
Kepemimpinan dan Kinerja Proses
Terbentuk,
Tumbuh
Kembang,
Dinamika, dan Kinerja Organisasi.
Cetakan ke-1. KENCANA, Jakarta.

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

286

Ujianto, et. al. 2015. Pedoman Penulisan
Tesis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Pancasetia Banjarmasin. STIE
PANCASETIA, Banjarmasin.
Ulum, I. 2009. Intellectual Capital.
Cetakan Pertama. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Wibisono, D. 2011. Manajemen Kinerja
Korporasi dan Organisasi: Panduan
Penyusunan Indikator. Erlangga,
Jakarta.
Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja.
Cetakan ke-4. Rajawali Pers,
Jakarta.
Zainal, V.R. et. al. 2014. Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan dari Teori ke Praktik.
Cetakan ke-6. Rajawali Pers,
Jakarta.
Zickgraf, S. et. al. 2010. Intellectual
Capital Statement – Made in
Europe. European ICS Guideline.
European Commission, Belgium.

PubBis : Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis Vol.2 No.2 November 2017

287