INVESTMENT ANALYSIS ON POTENTIAL TOURISM DEVELOPMENT OF JEHEM RESERVOIR PROJECT LOCATED IN BANGLI REGENCY Abstract : The Jehem reservoir tourism object which will be built side by side with

ANALISIS INVESTASI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA PADA PEMBANGUNAN WADUK JEHEM DI KABUPATEN BANGLI

Mayun Nadiasa , D. N. K. Widnyana Maya , dan I N. Norken

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar E-mail : mayun@civil.unud.ac.id

Abstrak : Obyek wisata Waduk Jehem yang akan dibangun berdampingan dengan Waduk Jehem itu sendiri, terletak pada daerah aliran/DAS tukad Melangit dan masih berada pada kawasan ekowisata Bukit Bangli. Potensi wisata ini merupakan manfaat tak langsung (secondary benefit) dari waduk tersebut.

Analisis dilakukan terhadap aspek finansial menggunakan metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Payback Period (PP) serta Analisis Sensitivitas.

Dari analisis finansial didapatkan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) sebesar Rp19.397.935.290,73, Internal Rate of Return (IRR) 23,22 %, Benefit Cost Ratio 1,802 dan Payback Period akan tercapai pada tahun ke-9 dari umur rencana investasi yaitu 20 tahun.

Dengan nilai NPV lebih besar dari nol, nilai IRR lebih besar dibandingkan bunga investasi dan nilai BCR lebih besar atau sama dengan satu, serta Payback Period tercapai sebelum umur rencana investasi tercapai maka rencana investasi layak dilaksanakan. Hasil analisis sensitivitas juga menghasilkan nilai-nilai yang layak bagi rencana investasi ini.

Kata Kunci: Analisis Investasi, Ekowisata, Waduk Jehem, Aspek Finansial

INVESTMENT ANALYSIS ON POTENTIAL TOURISM DEVELOPMENT OF JEHEM RESERVOIR PROJECT LOCATED IN BANGLI REGENCY

Abstract : The Jehem reservoir tourism object which will be built side by side with the Jehem reservoir, is located in the watershed of Melangit river and still in Bangli Hill Ecotourism area. This potential tourism object is of the indirect benefits (secondary benefit) from the reservoir development.

Objective of the study is to analyze the financial feasibility on the tourism sector development in this area using methods of Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), Payback Period (PP) and Sensitivity Analysis.

Base on financial analysis it is obtained that the Net Present Value (NPV) is of Rp19,397,935,290.73, Internal Rate of Return (IRR) 23.22%, Benefit Cost Ratio

1.802, and Payback Period will be achieved at the 9 th year from the period of investment planning for 20 years.

With NPV value is greater than zero, IRR value is greater than the investment rate, and BCR value is greater than or equal to one, and Payback Period is reached before the period of the investment plan achieved, then the investment plan is categorized as feasible. The results of sensitivity analysis also show the feasible values for this investment plan.

Keyword : Investment Analysis, Ecotourism, Jehem Reservoir, Financial Aspects

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut diatas yang men-

Latar Belakang

jadi permasalahan dalam penelitian ini Aliran sungai Tukad Melangit dengan adalah;

debit rata-rata sebesar 0,746 m 3 /dt meru-

a. Berapa tambahan benefit dengan men- pakan salah satu sumber air permukaan

jadikan waduk tersebut sebagai obyek yang sangat potensial untuk mengairi la-

wisata?

han persawahan di sepanjang daerah ali-

b. Apakah pengembangan sektor pariwi- rannya, khususnya pada daerah irigasi Si-

sata pembangunan waduk tersebut cu- dembunut seluas 544 ha dan daerah irigasi

kup layak dilakukan ditinjau dari as- Banjarangkan seluas 452 ha. Untuk me-

pek finansial?

menuhi kebutuhan air irigasi pada daerah

tersebut maka dibangunlah waduk yang Tujuan Penelitian

berfungsi menampung air pada saat mu- Tujuan dari penelitian ini, untuk mela- sim hujan.

kukan analisis kelayakan finansial terha- Studi kelayakan terhadap pembangu- dap pengembangan sektor pariwisata pada nan waduk yang telah dilaksanakan sebe- rencana pembangunan Waduk Jehem di lumnya oleh Satuan Kerja Sementara Pe- Kabupaten Bangli, berapa pembiayaan ngembangan dan Pengelolaan Sumber Air yang akan dikeluarkan serta berapa man- Bali, Bagian Pelaksana Kegiatan Pengelo- faat yang akan didapatkan, diukur dari su- laan Sumber Air/PPSA Bali melalui Ke- dut kelayakan finansial. giatan Studi Kelayakan Waduk Jehem di

Kabupaten Bangli, Tahun Anggaran 2005, Manfaat Penelitian

dilakukan dengan lingkup pemanfaatan Penelitian ini akan dapat digunakan hanya untuk pemenuhan air irigasi dan air oleh pemerintah melalui instansi terkait baku di Kabupaten Bangli. Tahap peren- sebagai acuan dalam mengembangkan canaan waduk ini seperti Desain Detail sektor pariwisata terkait dengan rencana (DD), Model Test dan Analisis Terhadap pembangunan fisik waduk tersebut serta Dampak Lingkungan (Amdal) juga telah memberikan gambaran kepada para pena- dilaksanakan. Hasil kajian ekonomi pada nam modal untuk ikut melihat peluang studi kelayakan menyatakan bahwa pem- bisnis yang dapat memberikan keuntungan bangunan waduk layak untuk dilaksana- secara ekonomis. kan.

Bila ditinjau dari lokasi rencana pem- MATERI DAN METODE

bangunannya, waduk ini mempunyai po-

tensi yang cukup besar juga bila dikem- Definisi Kepariwisataan

bangkan menjadi obyek pariwisata, karena Dalam Undang-Undang RI nomor 9 terletak pada kawasan ekowisata bukit tahun 1999 disebutkan definisi pariwisata Bangli dimana terletak obyek wisata Pura adalah segala sesuatu yang berhubungan Kehen yang hanya berjarak sekitar 500 dengan wisata, termasuk pengusahaan meter serta desa tradisional Pengelipuran obyek dan daya tarik wisata serta usaha- berjarak sekitar 1 km dari waduk tersebut. usaha yang terkait dibidang tersebut. Potensi ini merupakan manfaat tak lang- Wisata adalah kegiatan perjalanan atau se- sung (secondary benefit) yang akan dico- bagian dari kegiatan tersebut yang dilaku-

ba untuk dianalisis sehingga keberadaan kan secara sukarela serta bersifat semen- waduk tersebut bisa memberikan nilai be- tara untuk menikmati obyek dan daya ta- rupa pengembangan sektor pariwisata.

rik wisata. Sedangkan orang yang melaku- kan kegiatan wisata disebut dengan Wisa- tawan. Kepariwisataan adalah segala se- suatu yang berhubungan dengan penye-

Analisis Investasi Pengembangan Potensi .....................................Nadiasa, Maya, dan Norken

lenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata alami dan/atau daerah-daerah yang dibuat adalah kegiatan yang bertujuan menye- berdasarkan kaidah alam yang mendukung lenggarakan jasa pariwisata atau menye- upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam diakan atau mengusahakan obyek dan da- dan kebudayaan) dan meningkatkan kese- ya tarik wisata, usaha sarana pariwisata jahteraan masyarakat setempat. Lebih lan- dan usaha lain yang terkait dengan hal ter- jut dijelaskan, ekowisata pada dasarnya sebut. Obyek dan daya tarik pariwisata memiliki sifat-sifat dan perilaku serupa adalah segala sesuatu yang menjadi sasa- dengan pariwisata yang umum dikenal ran wisata. Kawasan pariwisata adalah ka- oleh semua orang, seperti memerlukan wasan dengan luas tertentu yang dibangun atraksi atau obyek pariwisata, memerlu- atau disediakan untuk memenuhi kebu- kan sarana dan prasarana, serta adanya tuhan pariwisata.

komponen jasa pelayanan yang menjadi ciri khas pariwisata.

Ekowisata

Merujuk pada Wood, dalam Hendarto Ekowisata merupakan kegiatan pariwi- (2008), sebuah perjalanan dapat dikatego- sata yang diarahkan dapat memadukan rikan sebagai ekowisata bila mempunyai pembangunan ekonomi sekaligus dapat komponen-komponen: Memberi sumba- membangkitkan pendanaan untuk usaha- ngan pada konservasi biodiversitas, Me- usaha pelestarian sumberdaya sebagai nopang kesejahteraan masyarakat lokal, atraksinya. Menurut The International Menginterpretasikan pengalaman-penga- Ecotourism Society (2002) dalam Subadra laman yang diperoleh dalam kehidupan (2007), mendifinisikan ekowisata sebagai kesehariannya, Melibatkan tanggung ja- berikut: Ecotourism is “responsible travel wab wisatawan dan industri pariwisata. to natural areas that conserves the envi-

Selanjutnya dapat diilustrasikan kedu- ronment and sustains the well-being of lo- dukan ekowisata dalam pasar industri pa- cal people.” Dari definisi ini, disebutkan riwisata seperti pada Gambar 1. Arcana bahwa ekowisata merupakan perjalanan (2004), menyebutkan prosentase daya ta- wisata yang berbasiskan alam sehingga rik wisatawan berkunjung ke Bali seperti lingkungan, ekosistem, dan kearifan-kea- Tabel 1, sehingga dengan melihat data rifan lokal yang ada di dalamnya harus tersebut maka upaya untuk mengembang- dilestarikan keberadaannya.

kan obyek-obyek wisata dengan konsep INECOM dalam Bappeda Kabupaten ekowisata dengan alternatif atraksi-atraksi Bangli (2002) menyebutkan ekowisata wisata tertentu memiliki prospek yang sa- adalah penyelenggaraan kegiatan wisata ngat baik untuk dikembangkan bagi indus- yang bertanggung jawab di tempat-tempat tri pariwisata di Bali.

Pasar Pariwisata

Pengalaman Wisata Olah Budaya

Wisata Wisata Desa

Wisata Alam

Wisata

Pantai

Bisnis Raga dan Kesehatan

Ekowisata

Wisata Petualangan

Gambar 1 Kedudukan ekowisata dalam pasar industri pariwisata (Sumber: Hendarto, 2008)

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

Tabel 1 Prosentase daya tarik wisatawan dermaga-dermaga kecil di sepanjang alur berkunjung ke Bali

sungai sebagai tempat wisata mancing. No

Museum subak dan bale subak agung di- 1 Kebudayaan

Sumber Daya Tarik

Prosentase

bangun untuk memberikan gambaran ke- 2 Alam Bali

pada wisatawan tentang pelaksanaan tata 3 Adat Istiadat/Upacara

nilai subak dalam kehidupan sehari-hari Keagamaan

masyarakat Bali. Penggambaran tersebut 4 Agro Wisata

ditampilkan dalam bentuk pameran lontar- 5 Keramah-tamahan

lontar subak, peralatan bercocok tanam Penduduk tradisional dan hal-hal lain yang berhubu- 6 Keamanan dan Kenya-

ngan dengan subak serta dokumentasi be- manan

rupa foto-foto, diorama dan pemutaran Jumlah

7 Lain-lain

film dokumenter tentang tata nilai subak (Sumber: Arcana, 2004)

tersebut.

Potensi Pengembangan Pariwisata di Sistem Pengelolaan Kawasan Ekowisa- Sekitar Waduk Jehem

ta Waduk Jehem-Bukit Bangli

Menurut Satker Pengembangan dan Utomo (2004), menyebutkan pertim- Pengelolaan Sumber Air/PPSA Bali bangan atau alasan-alasan perlunya mem-

(2005), waduk Jehem dinyatakan mampu perkuat kerjasama publik-privat yang di- memenuhi kebutuhan air irigasi bagi dua lihat dari 3 dimensi yaitu: Alasan Politis, daerah irigasi seluas 497 ha, serta dapat menciptakan pemerintahan yang demokra- dimanfaatkan pula untuk pemenuhan ke- tis (egalitarian governance) serta untuk butuhan air domestik dengan tingkat pe- mendorong perwujudan good governance layanan 50% dari total kebutuhan air non and good society ; Alasan Administratif, irigasi proyeksi sampai dengan tahun adanya keterbatasan sumber daya peme- 2025. Hasil analisis investasi dengan rintah (goverment resources), baik dalam asumsi pembiayaan untuk operasi dan pe- hal anggaran, SDM, aset, maupun kemam- meliharaan ditetapkan 0,01% dari biaya puan manajemen.; Alasan ekonomi, me- konstruksi dan meningkat 15% setiap lima ngurangi kesenjangan (disparity) atau ke- tahun, diperoleh manfaat sebesar Rp timpangan (inequity), memacu pertumbu- 15.172.030.000,- . Sedangkan nilai Inter- han (growth) dan produktivitas, mening- nal Rate of Return sebesar 17,05%, Bene- katkan kualitas dan kontinuitas (quality fit Cost Ratio dengan suku bunga 12% and continuity ), serta mengurangi resiko. adalah sebesar 1,43 serta Net Present Va- Lebih lanjut dijelaskan, model alternatif lue (NPV) dengan suku bunga 12% pula kelembagaan sebagai implikasi dari pe- sebesar Rp 25.714.204.000,-. Hal ini me- ngembangan desentralisasi dan kerjasama nunjukan bahwa pembangunan waduk la- publik dan privat (public–private partner- yak untuk dilaksanakan.

ship ) meliputi bentuk-bentuk: Lembaga Dengan demikian konsep pengemba- semi public/Semi-private atau Goverment-

ngan potensi wisata waduk Jehem ini ber- initiated private management ; Pengelola- dasarkan rujukan diatas adalah memanfa- an bersama (joint management); Kawasan atkan panorama genangan air waduk yang otorita; Tim/komisi. kemudian akan dilengkapi dengan derma-

ga perahu dan fasilitas wisata tirta seperti Studi Kelayakan

perahu pesiar, becak air dan perahu da- Mengkaji kelayakan suatu usulan pro- yung. Guna mewujudkan wisata alam yek bertujuan untuk mempelajari usulan

yang ramah lingkungan, maka fasilitas- tersebut dari segala segi secara profesional fasilitas tersebut dalam pengoperasiannya agar nantinya setelah diterima dan dilak- tidak menggunakan mesin. Dibangun pula sanakan betul-betul dapat mencapai hasil

Analisis Investasi Pengembangan Potensi .....................................Nadiasa, Maya, dan Norken

sesuai dengan yang direncanakan (Suhar- Kriteria Investasi

to,1995). Tolak ukur dalam menganalisis Kegiatan investasi adalah proses me- kelayakan pembangunan tersebut pada in- nanamkan modal dalam jangka waktu ter- tinya adalah sama, yaitu dapat memberi- tentu, yaitu dalam bentuk sejumlah penge- kan manfaat baik secara finansial, ekono- luaran awal dan pengeluaran yang secara mis maupun sosial. Perbedaannya terletak periodik perlu dipersiapkan. Pengeluaran pada penekanan bahwa bila investornya tersebut terdiri dari biaya operasional adalah pihak swasta maka analisis yang (operational cost), biaya pemeliharaan dilakukan berorientasi pada keuntungan (maintenance cost) dan biaya-biaya lain finansial, sedangkan bila investornya ada- yang harus dikeluarkan selama berlang- lah pihak pemerintah maka kajian yang sungnya kegiatan investasi tersebut. Ke- dilakukan disamping untuk mendapatkan mudian pada suatu periode tertentu inves- keuntungan finansial tetapi jauh lebih tasi tersebut akan menghasilkan sejumlah penting adalah manfaat ekonomisnya keuntungan atau manfaat dalam bentuk secara luas serta aspek sosialnya bagi penjualan produk atau jasa atau penyewa- lingkungan pada daerah pengaruh proyek an fasilitas. tersebut. Anonim (2008), keuntungan/

Untuk melakukukan investasi, maka manfaat (Benefit) suatu proyek dapat di- diperlukan suatu analisis investasi agar bedakan atas dua yaitu; Tangible Benefit, dapat diketahui apakah suatu investasi a- yaitu manfaat yang dapat dihitung dengan kan memberikan manfaat ekonomis (bene- uang; Intangible Benefit, yaitu manfaat fit ) atau keuntungan (profit) dalam jangka yang tidak dapat dihitung dengan uang, panjang terhadap pihak yang akan mena- Jenis benefit tersebut dapat dilihat seperti namkan investasinya. Gambar 2

1. Meningkatkan nilai produk Tangible

Direct benefit

2. Menurunkan cost

benefit

Indirect benefit

1. Multiplier effect 2. Economics of scale

BENEFIT 3. Dynamic secondary effect

1. Perbaikan lingkungan hidup 2. Mengurangi kerawanan

Intangible

benefit

1. Meningkatkan ketahanan nasional

Gambar 2 Jenis benefit (Sumber: Anonim, 2008)

Hasil analisis evaluasi investasi meru- Internal Rate of Return (IRR) , Metode pakan indikator dari modal yang diinves- Benefit Cost Ratio (BCR). tasikan, yaitu perbandingan antara total

Antara metode-metode tersebut saling benefit yang diterima dengan total biaya berhubungan satu dengan yang lainnya. yang dikeluarkan selama umur ekonomis Jika cashflow suatu investasi dicari NPV- bangunan/fasilitas tersebut. Terdapat be- nya pada suku bunga i=0%, pada umum- berapa metode yang dipergunakan dalam nya akan menghasilkan nilai maksimum. menganalisis kelayakan investasi yaitu : Selanjutnya jika suku bunga tersebut di- Metode Net Present Value (NPV), Metode perbesar nilai NPV akan cenderung menu-

run, sampai pada nilai tertentu NPV akan

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

mencapai nilai nol, pada saat inilah i = i* atau i = (Internal Rate of Return), bila su- ku bunga yang didapat pada kondisi ini le- bih besar dari suku bunga investasi ter- tinggi hal ini menunjukan bahwa rencana investasi tersebut cukup prospektif untuk dilaksanakan.

Estimasi

Estimasi atau perkiraan yang meliputi perkiraan biaya yaitu suatu seni untuk memperkirakan jumlah biaya yang diper- lukan untuk suatu kegiatan pembangunan dan operasional yang didasarkan atas in- formasi yang tersedia waktu itu, (Imam Suharto, 2002). Estimasi atau perkiraan digunakan pula pada analisis pendapatan yang didasarkan atas peramalan nilai pe- manfaatan proyek yang bersangkutan. Proses ini meliputi: definisi lingkup, urai- an kegiatan, sumber daya, perkiraan biaya, jadwal aktivitas dan anggaran serta pen- dapatan yang akan mungkin didapatkan. Biaya-biaya dan pendapatan ini merupa- kan parameter-parameter yang akan digu- nakan sebagai bagian dalam menganalisis kelayakan suatu proyek. Dengan estimasi atau taksiran ini diharapkan akan dapat memberikan keyakinan kepada pengambil keputusan dalam mengambil suatu kepu- tusan terbaiknya. Dalam menentukan esti- masi diperlukan informasi-informasi dari sumber-sumber yang tepat dibidangnya masing-masing, untuk hal itu mengumpul- kan informasi memerlukan wawasan luas agar didapatkan data yang relevan dari na- rasumbernya. Data bisa didapatkan mela- lui wawancara, observasi maupun infor- masi data dari sumber skunder.

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Penelitian ini akan menganalisis ren- cana pembangunan Waduk Jehem di Ka- bupaten Bangli yang dipadukan dengan rencana pengembangan obyek ekowisata bukit Bangli yang kebetulan lokasinya berdampingan dengan lokasi rencana pembangunan waduk tersebut. Analisis ini akan menentukan apakah rencana pemba-

ngunan tersebut dapat menambah keuntu- ngan secara finansial.

Data yang dipergunakan dalam pene- litian ini adalah data primer dan data se- kunder yang didapat dari Satuan Kerja Se- mentara Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Air Bali, Bagian Pelaksana Kegi- atan Pengelolaan Sumber Air/PPSA Bali, Badan Perencanaan Pembangunan Dae- rah/Bappeda Kabupaten Bangli, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangli. Di- samping data dari observasi, survey lapa- ngan maupun wawancara kepada pihak- pihak yang terlibat yang dapat melengkapi penelitian ini. Data tersebut mencakup: Hasil studi kelayakan pembangunan wa- duk Jehem, Desain Detail (DD), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AM- DAL) dari Satuan Kerja Sementara Pe- ngembangan dan Pengelolaan Sumber Air Bali, Bagian Pelaksana Kegiatan Pengelo- laan Sumber Air/PPSA Bali. Kajian Pe- ngembangan Obyek Pariwisata Budaya dengan Konsep Ekowisata di Bukit Bangli Kabupaten Bangli dari Bappeda Kabupa- ten Bangli. Data kunjungan wisatatawan di Kabupaten Bangli dari Dinas Kebuda- yaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli. Data lain yang mendukung penelitian ini diperoleh dari tulisan ilmiah, makalah, jurnal atau sumber-sumber lain yang rele- van untuk melengkapi proses evaluasi pa-

da tahap estimasi maupun peramalan data.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di wilayah rencana pembangunan Waduk Jehem dan kawasan ekowisata Bukit Bangli, terletak

pada DAS Tukad Melangit yaitu pada 8 0 26’ 01,1” Lintang Selatan dan 115 22’ 23,3” Bujur Timur, tepatnya di perbatasan antara Desa Kubu Kecamatan Bangli de- ngan Desa Jehem Kecamatan Tembuku dengan jarak sekitar 1 km dari pusat kota Kabupaten Bangli. Jarak lokasi dengan obyek-obyek wisata yang ada relatif sa- ngat dekat, hanya berjarak sekitar 5 menit

Analisis Investasi Pengembangan Potensi .....................................Nadiasa, Maya, dan Norken

dari obyek wisata Pura Kehen, sekitar 10 menit perjalananan dari Desa Wisata Pe- ngelipuran, sekitar 20 menit dari kawasan wisata Kintamani, serta berada pada jalur perjalanan menuju obyek wisata Pura Besakih.

Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan kerangka penelitian ter- lihat bahwasanya analisis ini akan diba- tasi hanya pada analisis kelayakan finan- sial pembangunan waduk Jehem dalam lingkup pengembangannya sebagai obyek wisata. Perhitungan nilai tambah dianali- sis terhadap kemungkinan menjadikan wa- duk tersebut tidak hanya sebagai sarana menampung air untuk pemenuhan irigasi semata-mata namun juga diharapkan bisa menjadi upaya pengembangan obyek daya tarik wisata (ODTW) baru. Upaya itu dila- kukan dengan membangun dan menambah fasilitas-fasiltas baru di sekitar waduk yang sifatnya bisa mendatangkan penda- patan. Pada penelitian ini pembahasan analisis kelayakan hanya dilakukan terha- dap aspek pasar dan aspek finansialnya saja.

Penentuan sumber data

Berdasarkan sifatnya, jenis data dibe- dakan atas: Data Kuantitatif, adalah data yang berupa angka-angka atau jumlah de- ngan satuan ukur yang dapat dihitung se- cara matematis. Dalam penelitian ini data kuantitatif adalah data mengenai biaya konstruksi, biaya operasional, biaya peme- liharaan, jumlah wisatawan, data hasil se- wa, data retribusi, data penjualan paket wisata. Data Kualitatif, adalah data yang tidak dapat dihitung atau diukur dengan angka-angka tapi mampu memberikan in- formasi tambahan berupa uraian-uraian atau keterangan-keterangan seperti aktivi- tas yang telah berjalan, kebiasaan lingku- ngan masyarakat sekitar serta kondisi alam di sekitar waduk.

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan masyarakat

di lingkungan sekitar lokasi kegiatan, wi- satawan, serta sumber lain yang dipan- dang perlu, sedangkan data sekunder di- peroleh melalui Satuan Kerja Sementara Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Air Bali, Bagian Pelaksana Kegiatan Pe- ngelolaan Sumber Air/PPSA Bali, Bap- peda Kabupaten Bangli dan Dinas Kebu- dayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli, serta sumber-sumber lainnya.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam menentukan analisis kelayakan ini adalah: jumlah kunjungan wisatawan se- bagai sumber pemasukan dalam mengo- perasikan dan memelihara kegiatan ini. Aspek finansial dihitung dengan menggu- nakan kriteria-kriteria investasi berupa: Net Present Value (NPV); Benefit Cost Ratio (BCR); Internal Rate of Return (IRR).

Dalam melakukan kajian finansial, kri- teria-kriteria investasi tersebut dihitung berdasarkan komponen-komponen data seperti berikut ini: Biaya/cost, yaitu semua pengorbanan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang. Berdasarkan sifat peng- gunaannya terdiri atas: Biaya investasi (Investment Cost), yaitu: biaya yang dita- namkan dalam rangka menyiapkan kebu- tuhan usaha untuk siap beroperasi dengan baik, berupa penyiapan dan pembangunan sarana prasarana dan fasilitas usaha terma- suk pengembangan dan peningkatan sum- ber daya manusianya. Biaya operasional (Operational Cost), yaitu: biaya yang di- keluarkan dalam rangka menjalankan akti- vitas usaha tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya Perawatan (Maintenance Cost), ya- itu: biaya yang diperuntukan dalam rang- ka menjamin performance fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap untuk dioperasikan. Biasanya sifat pengeluaran ini dibedakan atas dua, yaitu biaya pera- watan rutin/periodik (preventive mainte- nance ) dan biaya perawatan insidentil (ku- ratif). Manfaat/benefit, yaitu semua hal yang berhubungan dengan hasil/pemasu-

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

kan dari pelaksanaan kegiatan ini. Dalam

Desa

penelitian ini benefit didapatkan dari hasil pengoperasian waduk tersebut, baik man- faat dari kegiatan irigasi maupun manfaat dari waduk tersebut sebagai obyek wisata.

Waduk

Analisis Data

Di dalam menganalisis data, dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dima- Pura

na dilakukan dengan menghitung parame- Kehen ter yang berkaitan dengan aspek pembia-

yaan. Parameter pengeluaran biaya dari awal pembebasan lahan sampai dengan ta- Gambar 3 Rencana Segitiga Kawasan hap pembangunan dan operasionalnya

Obyek Wisata Pengelipuran-Kehen- akan dihitung dan dipergunakan sebagai

Waduk Jehem (Sumber: foto udara parameter pengurang dari pendapatan se-

satelit Iconos, 2005) hingga akan mendapatkan nilai yang di-

pergunakan untuk menyatakan kelayakan Penataan Kawasan

suatu proyek. Penataan kawasan obyek wisata ini mengambil rujukan dari lokasi yang telah

HASIL PENELITIAN

ada di tempat lain yaitu pada Waduk Tela-

ga Tunjung di Kabupaten Tabanan, dima-

Lokasi Pariwisata

na guna meningkatkan nilai jual kawasan Lokasi pariwisata ini terletak di Kabu- waduk dilakukan dengan menyiapkan pra- paten Bangli yang merupakan salah satu sarana dan sarana di sekitar lokasi waduk kabupaten yang ada di pulau Bali. Berada menjadi obyek wisata (Anonim, 2003). pada daerah lembah di balik bukit Bangli, Sementara Bukit Bangli sangat layak un- tepatnya di daerah aliran sungai/DAS tu- tuk dikembangkan sebagai obyek wisata kad Melangit. Kawasan ini merupakan pe- dengan konsep ekowisata (Anonim, ngembangan dari obyek wisata Pura Ke- 2002). hen dan Desa Wisata Pengelipuran, dima-

Memadukan kawasan ekowisata Bukit na pemerintah kabupaten Bangli telah me- Bangli dengan bangunan waduk yang

lakukan kajian untuk mengembangkan ka- akan dilengkapi dengan sarana prasarana wasan ekowisata bukit Bangli yang letak- dan atraksi pariwisata memerlukan peren- nya berdampingan dengan rencana pem- canaan penataan yang matang dan konse- bangunan Waduk Jehem. Lokasi Waduk kuen. Kawasan pariwisata akan direncana- Jehem yang berdekatan dengan obyek De- kan seperti berikut: Posisi bangunan wa- sa Wisata Pengelipuran dan Pura Kehen duk pada daerah aliran sungai/DAS tukad akan ditampilkan sebagai satu kesatuan Melangit akan menjadi bangunan utama kawasan dengan sebutan “Segitiga Kawa- yang akan dimanfaatkan sebagai obyek san Obyek Wisata Pengelipuran-Kehen- panorama yang menarik dinikmati oleh Waduk Jehem”, dimana dengan pengem- wisatawan. Ditawarkan pula untuk atraksi bangan dan penataan yang baik diharap- wisata tirta berupa atraksi wisata perahu kan akan mampu menjadi obyek yang me- tanpa mesin, aktivitas memancing dan narik serta memberikan nilai tambah bagi berkemah di sekitar waduk. Kemudian pa- kehidupan pariwisata di Bali.

da bagian tepi sisi barat waduk akan diba- Gambaran rencana Segitiga Kawasan ngun fasilitas penunjang pariwisata berupa

Obyek Wisata Pengelipuran-Kehen-Wa- bangunan kios kerajinan, restoran, muse- duk Jehem dapat dilihat seperti pada um subak dan bale subak agung, wantilan, Gambar 3.

pura subak, stage/panggung pertunjukan,

Analisis Investasi Pengembangan Potensi .....................................Nadiasa, Maya, dan Norken

kantor pengelola, parkir dan fasilitas lain- nya. Areal lahan persawahan yang terletak pada daerah hilir waduk akan dikelola dan ditata bersama penduduk sekitar menjadi suatu atraksi wisata yang bisa dinikmati oleh wisatawan, dimana para petani de- ngan aktivitas pertaniannya sesuai tata ni- lai tradisi subak akan menjadi subyek dan obyek atraksi itu sendiri. Agar lebih atrak- tif maka para wisatawan akan diberikan kesempatan untuk ikut serta terlibat dalam aktivitas petani tersebut. Kawasan waduk Jehem akan dipadukan dengan kawasan ekowisata Bukit Bangli termasuk obyek wisata Pura Kehen dan kawasan Desa Tra- disional Pengelipuran menjadi satu kesa- tuan kawasan dengan julukan Segitiga Ka- wasan Obyek Wisata Pengelipuran-Ke- hen-Waduk Jehem. Penataan kawasan dia- tur sedemikian rupa, fasilitas yang diba- ngun dengan nuansa arsitektur Bali serta selaras dengan lingkungan alam disekitar waduk serta akan dibangun hubungan yang harmonis antara pengelolaan fasilitas pariwisata tersebut dengan budaya dan ke- hidupan masyarakat sekitar lokasi.

Rencana Investasi Obyek Wisata Waduk Jehem

Obyek wisata Waduk Jehem dibangun di areal yang juga masih dalam kawasan Ekowisata Bukit Bangli. Untuk mewujud- kannya diperlukan penataan komponen fa- silitas pariwisata dengan mengestimit lua- san masing-masing fasilitas serta estimasi biaya yang dibutuhkan dan rencana sum- ber pendapatannya. Dalam penentuan de- tail rencana investasi ini ditentukan berda- sarkan rujukan pada pengelolaan obyek- obyek wisata sejenis yang telah ada sebe- lumnya, misalnya obyek wisata waduk Telaga Tunjung serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di sekitar wa- duk Jehem itu sendiri disamping juga de- ngan melakukan survey dan perbandingan terhadap obyek-obyek wisata alam buatan yang banyak terdapat di Bali.

Komponen Sarana Prasarana Pariwisa- ta

Fasilitas wisata yang akan dibangun meliputi fasilitas akomodasi, atraksi wisa- ta tirta, wisata petualangan alam dan atraksi wisata bercocok tanam sesuai ni- lai-nilai tata laksana subak. Komponen- komponen sarana prasarana pariwisata da- ri kawasan Waduk Jehem adalah; Resto- ran, Camping Ground, Jalan Lingkungan, Lintasan tracking, Moda Transportasi air (wisata air), Dermaga perahu, Fasilitas Parkir, Kios Seni, Kios buah/jajanan khas Bali, Stage Pertunjukkan, Kantor Pengelo- la, Museum Subak, Bale Subak Agung dan Wantilan, Tempat Suci, Areal persa- wahan, Bale Bengong.

Program Pendapatan

Suatu investasi yang ditanamkan, pe- ngembalian modalnya akan didapatkan dari hasil pendapatan yang akan dipero- lehnya bila telah dioperasikan kelak. Agar layak dan menguntungkan maka pendapa- tan ini haruslah melebihi investasi yang telah dikeluarkan setelah di-discount rate terhadap nilai sekarang. Rencana pengo- perasian obyek wisata Waduk Jehem ini akan mengandalkan pendapatan-pendapa- tannya dari: Penjualan tiket masuk, Pen- jualan paket-paket wisata, Penjualan ma- kanan dan minuman, Penyewaan tempat kios seni.

Program pendapatan ini juga ditentu- kan berdasarkan rujukan pada pengelolaan obyek-obyek wisata sejenis yang telah ada sebelumnya, paket-paket wisata yang hen- dak dijual disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada obyek wisata ini dengan asumsi persentase pemilihan paket-paket wisata tersebut yang diolah dari data per- sentase daya tarik wisatawan berkunjung ke Bali (lihat Tabel 1).

Estimasi Biaya

Rencana anggaran biaya dari obyek wisata ini merupakan keseluruhan biaya yang dibutuhkan dari penyediaan lahan, pembangunan fasilitas wisata dan peme- nuhan seluruh sarana prasarana pendu-

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

kung kegiatan-kegiatan dan atraksi wisata alami. Pemerintah Kabupaten Bangli pada di tempat ini. Sedangkan untuk penyedia- tahun 2005 telah melakukan kajian untuk an lahan dan pembangunan fisik waduk- menjadikan wilayah ini dan sekitarnya se- nya tidak ikut dihitung karena menjadi ba- bagai kawasan ekowisata dengan nama gian tersendiri yang telah dihitung. Kawa- Kawasan Ekowisata Bukit Bangli. Dan se- san ekowisata bukit Bangli itu sendiri menjak itu pula pemerintah telah melaku- menjadi bagian tersendiri yang dianggap kan upaya-upaya konservasi alam dan pe- telah tersedia dan tidak dianalisis pada pe- ngembangan potensi yang ada di wilayah nelitian ini. Biaya yang dibutuhkan dihi- ini. Program penghijauan mulai dilakukan tung dengan pendekatan dari harga-harga secara berkesinambungan, peningkatan in- yang berlaku di pasaran saat ini, beberapa frastruktur jalan setapak dan fasilitas lain- bagian dihitung dengan pendekatan lump- nya juga telah banyak dilakukan, termasuk sum . Beberapa bagian bangunan seperti juga penataan dan pelestarian pura-pura lintasan-lintasan tracking karena telah ada yang banyak bertebaran di kawasan ini.

maka sifat pembangunannya hanya pena- Sejalan dengan hal tersebut, rencana taan saja. Komponen diestimasi biayanya pembangunan Waduk Jehem yang secara terdiri atas biaya untuk penyediaan lahan kebetulan mengambil lokasi di kawasan dan penataannya serta biaya investasi un- ini adalah bertujuan untuk mendukung ke- tuk pembangunan konstruksi, biaya periji- tersediaan air irigasi bagi daerah-daerah nan, biaya operasi dan pemeliharaan.

irigasi yang ada pada sepanjang tukad Me- langit, disamping juga bertujuan untuk Perkembangan Potensi Wisata upaya konservasi dan penyelamatan da-

Kawasan Bukit Bangli dan daerah ali- erah aliran sungai/DAS tukad Melangit ran sungai/DAS tukad Melangit merupa- tersebut. Pengembangan potensi wisata itu kan wilayah yang masih sangat alami. Ka- sendiri adalah upaya untuk menggali man- wasan hutan dan tanaman perkebunan rak- faat tak langsung (secondary benefit) dari yat pada areal perbukitan dan di sepan- rencana pembangunan waduk agar bisa jang sempadan tukad Melangit memberi- memberikan nilai lebih bukan hanya un- kan suasana kesejukan dan keindahan, di- tuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dan dukung oleh suhu udara yang sangat sejuk ketersediaan air baku semata. dan relatif masih bersih benar-benar mem-

buat tempat ini menarik untuk dikunjungi. Kunjungan Wisatawan

Keramah-tamahan penduduk di sekitar lo- Kunjungan wisatawan mancanegara kasi serta keaneka ragaman aktivitas so- dalam sejarah kepariwisataan di Bali sem- sial budayanya merupakan hal yang sa- pat mengalami pasang surut, dimana be- ngat mendukung rencana pengembangan berapa kali sempat mengalami penurunan potensi wisata di tempat ini.

tingkat kunjungan, terutama akibat dam- Potensi wisata ini akan memiliki pelu- pak terjadinya bom Bali I pada tahun 2003 ang yang sangat menjanjikan karena terle- dimana jumlah kunjungan wisatawan tu- tak berdekatan dengan dua obyek wisata run hingga mencapai 22,77% yaitu dari yang sudah sangat terkenal yaitu obyek jumlah wisatawan 1.265.844 orang pada wisata Pura Kehen dan obyek wisata Desa tahun 2002 menjadi hanya 990.029 orang Tradisional Pengelipuran, serta berada pa- pada tahun 2003. Hal tersebut kembali

da jalur lintasan jalan Kintamani menuju terulang dengan terjadinya bom Bali II Bangli lanjut ke arah Gianyar/Klungkung yang telah menyebabkan turunnya tingkat atau ke Pura Besakih/ Karangasem.

kunjungan wisatawan mancanegara dari 1.458.309 orang pada tahun 2004 menjadi

Perkembangan Wilayah

1.386.449 orang pada tahun 2005 atau Kawasan Bukit Bangli merupakan ka- turun sebesar 4,93%.

wasan yang sejuk dengan kondisi masih

Analisis Investasi Pengembangan Potensi .....................................Nadiasa, Maya, dan Norken

Data kunjungan wisatawan tersebut diam- Pariwisata Kabupaten Bangli yang juga bil dari data kedatangan wisatawan yang diperkuat dengan data Dinas Kebudayaan melewati bandara dan pelabuhan-pelabu- dan Pariwisata Provinsi Bali, menyebut- han yang ada di Bali. Satu-satunya pintu kan bahwa tingkat kunjungan wisatawan masuk ke Pulau Bali lewat udara adalah ke Kabupaten Bangli dalam lima tahun melalui bandara internasional Ngurah Rai, terakhir ini rata-rata adalah 332.426 orang disamping lewat pelabuhan-pelabuhan la- wisatawan baik asing dan domestik. Dari ut seperti: pelabuhan Benoa, pelabuhan keseluruhan jumlah wisatawan yang Gilimanuk dan pelabuhan Padang Bay. datang ke Bali, jumlah wisatawan yang Wisatawan yang mengunjungi Kabupaten memanfaatkan potensi ekowisata adalah Bangli dari tahun 2004 sampai dengan sebesar 78,53%, (Arcana, 2004). Hal ini tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.

menjadi dasar pemikiran untuk mengem- bangkan potensi wisata Waduk Jehem

Tabel 2 Jumlah Wisatawan yang mengun- yang dipadukan dengan kawasan ekowisa- jungi Kabupaten Bangli periode tahun ta Bukit Bangli. Pada tahun 2007 banyak- 2004 – 2008.

nya orang asing pengunjung singkat yang

Banyaknya

datang langsung ke Bali melalui bandar

Tahun wisatawan (Orang) Jumlah

udara I Gusti Ngurah Rai adalah sebanyak

Asing Domestik

1.664.854 orang, sedangkan jumlah wisa-

tawan yang berkunjung ke Kabupaten

Bangli pada tahun 2007 adalah sebesar

352.775 orang dan pada tahun 2008 men-

capai 437.207 orang. Sedangkan jumlah

Jumlah1,329,709 332,424 1,662,132

kunjungan wisatawan sebelumnya terus (sumber : Anonim, 2009)

mengalami fluktuasi sebagai akibat dina- mika yang terjadi pada sektor pariwisata

PEMBAHASAN

ini. Data jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli dari tahun 2004 sampai

Kajian kelayakan finansial dilakukan dengan tahun 2008 ini dapat dilihat pada terhadap obyek wisata Waduk Jehem yang Tabel 2, data tersebut akan dijadikan da- rencananya akan dibangun berdampingan sar untuk meramalkan tingkat kunjungan dengan lokasi rencana pembangunan Wa- wisatawan. duk Jehem itu sendiri, serta masih berada

Ramalan menggunakan metode persa- pada satu kawasan ekowisata Bukit Bang- maan garis lurus. Hasil ramalan ini diper-

li. Pada bab ini akan dibahas kajian ter- gunakan sebagai dasar dalam menentukan sebut untuk memberikan gambaran yang jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupa- menyeluruh dari segi finansial untuk ke- ten Bangli. Dari Tabel 2 data kunjungan mudian bisa dijadikan dasar dalam me- wisatawan ke Kabupaten Bangli dalam li- ngambil keputusan investasi, dan dari ha- ma tahun terakhir antara tahun 2004 sam- sil studi ini pula akan dapat diketahui bah- pai dengan tahun 2008 setelah dianalisis wa rencana pembangunan obyek wisata dengan bantuan fungsi statistical pada Waduk Jehem ini layak ataukah tidak un- microsoft excel didapatkan persamaan- tuk dilaksanakan.

persamaan garis lurus dan koefisien deter-

2 minasi (r ). Dari gambar diagram persa-

Aspek Pasar

maan garis lurus untuk kunjungan wisata- Obyek wisata Waduk Jehem yang ber- wan asing yang berkunjung ke Kabupaten

orientasi pada perpaduan kegiatan seni bu- Bangli tersebut didapat persamaaan y = daya dan petualangan alam yang dikem- 28140x + 181523, dengan nilai koefisien 2 bangkan menjadi suatu kegiatan bisnis. determinasi (r ) = 0,5644 . Sedangkan per- Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan samaan garis untuk kunjungan wisatawan

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

domestik dapat digambarkan dengan per-

Perja- Eko- tahun lanan wisata

samaaan y = 7035,7x + 45378, dengan Tahun ke- Ke

(Orang) (Orang) (Orang) (Orang)

nilai koefisien determinasi (r 2 ) = 0,5644.

Kec bangli 78.53%

Dari persamaan tersebut, bila x merupa- 20%

kan periode tahun maka y adalah ramalan 2011

jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2012

ke-x.

Selanjutnya dilakukan analisis untuk 4 220,562 173,208 34,642 34,642 69,283 34,642 menentukan ramalan kunjungan wisata- 2014

wan asing dan domestik ke Kabupaten 2015

Bangli dalam kurun waktu dua puluh ta-

hun sesuai dengan umur rencana investasi. 7 283,877 222,929 44,586 44,586 89,172 44,586 Dari jumlah kunjungan tersebut dilakukan 2017

pemodelan bahwa jumlah wisatawan yang 2018

diharapkan untuk melanjutkan perjalanan 2019 10 347,192 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 wisatanya ke wilayah Kecamatan Bangli setelah mengunjungi obyek-obyek wisata 2020 11 368,297 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 lain yang ada di Kabupaten Bangli adalah 2021 12 389,402 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 sebesar 75% baik untuk wisatawan asing 2022 13 410,507 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 maupun wisatawan domestik. Dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kecama- 2023 14 431,612 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 tan Bangli tersebut kemudian dikalikan 2024 15 452,717 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 persentase wisatawan yang berkunjung 2025 16 473,822 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 karena daya tarik ekowisata yaitu sebesar 78,53%. Lebih lanjut untuk tahap awal, 2026 17 494,927 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 hasil proyeksi ramalan kunjungan wisata- 2027 18 516,032 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 wan ke Waduk Jehem ini diasumsikan 2028 19 537,137 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 jumlah kunjungannya sebesar 50% pada 2029 20 558,242 270,000 54,000 54,000 108,000 54,000 tahun pertama, meningkat menjadi 70% pada tahun kedua, kemudian menjadi 80% (Sumber: hasil analisis, 2009) pada tahun ketiga dan baru akan sesuai dengan ramalan/perkiraan setelah tahun Tabel 4 Pemodelan persentase pengambi- keempat operasional obyek wisata ini di- lan paket wisata oleh wisatawan domestik jalankan.

Asumsi

Kapasitas tampung maksimal berda- Kunjungan

(Orang)

paket 1 Paket 2 Paket 3 Paket 4

sarkan ramalan yang telah diperhitungkan

Melan- Yang

Wisata Wisata Wisata Wisata

Subak sesuai pemodelan prosentase kunjungan Lepas

jutkan Memilih

Tirta Bukit

Tahun Perja-

Eko-

tercapai pada tahun ke-10 untuk kunju- Tahun ke- lanan Ke wisata (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) ngan wisatawan asing (Tabel 3) dan un- Kec

bangli 78.53% 20% 30% 10% 40%

tuk wisatawan domestik tetap mampu di- 2010 1 39,310 15,435 3,087 3,087 6,174 3,087 tampung selama dua puluh tahun umur in- 2011 2 44,587 24,510 4,902 4,902 9,804 4,902

vestasi (Tabel 3).

2013 4 55,141 43,302 8,660 8,660 17,321 8,660 Tabel 3 Pemodelan persentase pengambi- 2014 5 60,417 47,446 9,489 9,489 18,978 9,489 lan paket wisata ke Waduk Jehem oleh 2015 6 65,694 51,590 10,318 10,318 20,636 10,318

wisatawan asing

9 81,524 64,021 12,804 12,804 25,608 12,804 Melan- Yang

(Orang) paket 1 Paket 2 Paket 3 Paket 4

10 86,801 68,165 13,633 13,633 27,266 13,633 jutkan Memilih Tirta

Wisata Wisata Wisata Wisata

Bukit

Subak

Lepas

Analisis Investasi Pengembangan Potensi .....................................Nadiasa, Maya, dan Norken

kan untuk pembelian tanah seluas 4 ha dengan harga Rp2.500.000.000,- per hek-

tarnya dan biaya penataan lahan sebesar

Rp400.000.000,-. Sementara perhitungan

biaya konstruksi dilakukan terhadap bangunan-bangunan dan fasilitas lainnya

yang akan dibangun di obyek wisata ini

dengan data harga didapatkan dari survey

dan perbandingan terhadap Analisis Stan- dar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Ta-

hun 2008 dengan harga-harga yang ber-

laku di pasaran.

(Sumber : Hasil analisis, 2009) Tabel 5. Analisis Standar Belanja (ASB)

Aspek Finansial

Kabupaten Bangli Tahun 2008 Aspek finansial ini meliputi analisis

No Uraian

Luas

Harga satuan Total Harga

biaya dan analisis pendapatan, dimana ( m2)

analisis dalam pengolahan data dilakukan

Subak 2 Wantilan

dengan bantuan program microsoft excel. 3.000.000,00 1.800.000.000,00

Subak

Perhitungan pendapatan dilakukan terha-

3 Kios Seni 480

dap semua komponen pendapatan yang di- 10.000.000,00

4 Camping

Ground

proyeksikan akan didapat dari pengopera-

Lingkungan sian obyek wisata ini, baik dari hasil pen- x2,5

6 Lintasan

jualan tiket, penyewaan tempat maupun

Tracking

penjualan produk paket wisata.

Komponen biaya dianalisis terhadap

8 Parkir

semua biaya-biaya yang akan dikeluarkan

9 Taman

baik dalam bentuk investasi awal berupa 600 2.000.000,00 1.200.000.000,00

penyediaan lahan, pembangunan kons-

Bengong

truksi dan penyediaan sarana prasarana 180.000.00,00

12 Tempat

Suci

lainnya maupun semua biaya yang akan

dikeluarkan selama beroperasinya obyek 3.000.000,00 900.000.000,00

wisata ini.

15 M & E

Analisis Biaya

Biaya lain-lain, terdiri atas Biaya Kon- Dalam analisis ini struktur perbandi- sultan yang ditetapkan sebesar Rp

ngan komponen biaya adalah 30% modal 300.000.000,00 dan biaya perijinan sebe- sendiri dan 70% modal pinjaman dari sar Rp50.000.000,00. Biaya Operasional lembaga keuangan. Konsekuensi penggu- adalah biaya yang dilakukan terhadap naan modal pinjaman sebagai salah satu komponen-komponen pendukung berope- pendanaan dalam berinvestasi akan me- rasinya obyek ini, yaitu: Gaji Tenaga nyebabkan komponen biaya tambahan be- Kerja, telekomunikasi, kompensasi aktivi- rupa bunga pinjaman. Suku bunga dida- tas subak, peralatan, administrasi, produk- sarkan atas perkembangan bunga kredit si restoran, marketing, pementasan keseni- investasi antara tahun 2004 hingga tahun an. 2008 yaitu diambil pendekatan nilai sebe-

Tenaga kerja dan biaya yang dibutuh- sar 15%.

kan untuk menjalankan bisnis pariwisata Biaya yang dibutuhkan untuk penye- ini didapatkan dari wawancara dengan pe- dian lahan pada obyek wisata ini adalah laku usaha dan didapatkan data seperti di- sebesar Rp10.400.000.000,- yang diguna- tunjukkan pada Tabel 6.

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

Tabel 6. Biaya Gaji Tenaga Kerja ngi dengan makan siang dan menik-

KOMPONEN

mati pertunjukan kesenian rakyat di

NO UPAH Vol Sat

GAJI (Rp)

JUMLAH (Rp)

area stage /panggung pertunjukan.

1 Direktur 1 Orang 20,000,000.00

Manajer

Harga pendapatan dari penjualan paket

2 Administrasi 1 Orang 10,000,000.00

wisata tirta adalah sebesar Rp

Manajer

3 Keuangan 1 Orang 10,000,000.00

180.000,00 untuk wisatawan asing dan

Manajer 4 SDM

Rp81.000,00 untuk wisatawan do-

5 Pemasaran 1 Orang 10,000,000.00

b. Pendapatan dari Penjualan Paket Wi-

Manajer

6 Teknik 1 Orang 10,000,000.00

sata Bukit

7 Staf 50 Orang 2,000,000.00

Pesona kawasan ekowisata bukit

Jumlah 56.00 Orang dalam sebulan

Bangli akan dijadikan daya tarik uta-

ma penjualan produk ini, wisatawan (Sumber : hasil analisis, 2009)

dalam setahun 2,040,000,000.00

akan diajak menelusuri lintasan-linta- san tracking sambil menikmati peman-

Biaya pemeliharaan sangat penting se- dangan alam, pura-pura, flora dan fau- kali dianggarkan selama beroperasinya

na yang ada di sekitar bukit. Selanjut- obyek wisata ini, besarnya nilai biaya pe-

nya disuguhi petualangan permainan meliharaan ditetapkan sebesar 10% dari

alam/outbond dan mencoba berkemah biaya pembangunan konstruksinya dan di-

pada areal yang telah disediakan, di- rencakan akan meningkat 5% setiap ta-

samping mereka juga mendapatkan fa- hunnya. Pada tahun pertama diperlukan

silitas makan. Harga pendapatan dari biaya pemeliharaan sebesar Rp.1.238.635.

penjualan paket wisata bukit adalah 000,-

sebesar Rp235.000,00 untuk wisata-

Analisis Pendapatan

wan asing dan Rp105.750,00 untuk Komponen pendapatan didapatkan da-

wisatawan domestik. ri penjualan produk paket wisata dan pe-

c. Pendapatan dari Penjualan Paket Wi- nyewaan tempat. Pada komponen pen-

sata Subak

jualan paket wisata sudah termasuk di da- Merupakan produk unggulan dari ob- lamnya berupa penjualan tiket masuk,

yek wisata ini. Wisatawan akan disu- pendapatan dari aktivitas dan atraksi wi-

guhi dan diajak berinteraksi dalam ak- sata, penjualan makanan dan tiket pemen-

tivitas budaya subak, belajar pengeta- tasan kesenian, harga-harga tiket ini juga

huan tentang sejarah dan tata laksana telah termasuk perhitungan quide fee yang

subak serta mencoba uniknya berco- besarnya antara 17,5% (tamu domestik)

cok tanam padi secara tradisional. Se- hingga 20% (untuk tamu asing). Harga-

telah itu mereka dapat menikmati su- harga ini juga telah disesuaikan dengan

guhan makan siang sambil menyaksi- harga-harga tiket di pasaran untuk obyek

kan pertunjukan kesenian rakyat. Har- wisata sejenis yang berlaku saat ini.

ga pendapatan dari penjualan paket Komponen-komponen pendapatan terse-

wisata tirta adalah sebesar Rp but dapat diuraikan sebagai berikut:

215.000,00 untuk wisatawan asing dan

a. Pendapatan dari Penjualan Paket Rp96.750,00 untuk wisatawan do- Wisata Tirta

mestik.

Produk paket ini pada intinya adalah

d. Pendapatan dari Penjualan Paket Wi- menawarkan pesona keindahan alam

sata Lepas

dengan memanfaatkan panorama ge- Wisatawan yang ingin datang lang- nangan air waduk, wisatawan diajak

sung tanpa mengambil paket wisata menikmati fasilitas perahu dayung tan-

yang ada juga diberikan kesempatan pa mesin juga memancing ikan hasil