9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang

  Manusia tergolong mahkluk sosial, dengan demikian kemampuan berbahasa menjadi penting dalam kebutuhan komunikasi dan interaksi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI

  , 2007:100), “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifi kasi diri”. Bahasa berperan lengkap dan efektif dalam komunikasi untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada orang lain (Walija, 1996:4). Tanpa kemampuan berbahasa yang baik, besar kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman antar dua individu yang berkomunikasi.

  Kemampuan berbahasa seseorang juga harus didukung dengan kemampuan menggunakan tata bahasa yang baik. Tata bahasa adalah kaidah tentang struktur gramatikal bahasa. Setiap bahasa memiliki aturan tata bahasanya sendiri. Dalam

  • – bahasa Indonesia, tata bahasa ialah struktur yang berbentuk S-P-O-K (Subjek Predikat – Objek – Keterangan). Sedangkan dalam bahasa Inggris, menurut

  P/hythian (2005) sebuah kalimat dapat terdiri mulai dari dua buah kata

  • – subjek +
verba intranstif

  • – sampai sebuah struktur yang kompleks dengan beberapa klausa utama dan subordinat. Masyarakat kini pada umumnya tidak begitu menghiraukan pentingnya tata bahasa dalam berkomunikasi, padahal tanpa memperhatikan dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar, dipastikan akan terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Bahasa Mandarin adalah bahasa yang digunakan di Republik Rakyat China (selanjutnya disingkat dengan RRC). Bahasa ini merupakan bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Bahasa Mandarin kini menjadi bahasa internasional nomor dua di dunia dan memiliki peminat yang meningkat setiap tahunnya. Sistem penulisan dalam bahasa ini tidak menggunakan huruf latin melainkan menggunakan aksara atau yang disebut dengan hànzi (汉字). Namun terdapat sistem alihaksara atau membaca tulisan hànzi dengan menggunakan huruf latin yaitu

  pīnyīn (拼音) yang

  pada huruf vokalnya terdapat nada baca yang berpengaruh pada arti dari kata tersebut.

  Dalam bahasa tulisan (written language), Bahasa Mandarin memiliki dua jenis tulisan aksara, yaitu aksara kuno (traditional) dan aksara sederhana (simplified).

  Aksara kuno biasa juga disebut traditional Chinese masih digunakan di negara- negara seperti Taiwan dan Hong Kong. Sedangkan aksara sederhana atau

  

simplified Chinese sudah lebih banyak digunakan sejak dikembangkan oleh

  pemerintah RRC tahun 1950. RRC dan Singapura adalah dua negara yang menggunakan aksara sederhana ini. Perbedaannya jelas terletak pada wujud aksara itu sendiri. Aksara tradisional lebih rumit karena jumlah guratannya lebih banyak daripada aksara sederhana. Sebagai contoh, kata „bahasa‟ dalam bahasa Mandarin dibaca y

  ŭ. Dalam aksara tradisional ditulis 語, sedangkan dalam aksara sederhana

  ditulis 语 . Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisa dengan simplified dikarenakan aksara ini yang digunakan selama penulis mempelajari

  Chinese bahasa Mandarin.

  Bahasa Jepang adalah adalah salah satu bahasa di Asia yang juga cukup pesat perkembangannya di dunia. Rumpun Bahasa Jepang masih diperdebatkan.

  Menurut beberapa pakar bahasa, Bahasa Jepang berasal dari rumpun bahasa Austronesian. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perbendaharaan katanya.

  Beberapa pakar bahasa lainnya tidak sepakat dengan hal tersebut dan mengatakan bahwa, Bahasa Jepang termasuk rumpun bahasa Altai dan hal ini bisa pula dibuktikan dari adanya keselarasan huruf vokalnya. Ditengah-tengah perdebatan yang cukup panjang tentang rumpun bahasa Jepang ini, sepertinya tetap belum dapat dibuktikan kepastiannya (Miller, 1970: 69).

  Sistem penulisan bahasa Jepang dipengaruhi oleh aksara Mandarin yang mereka serap dan bentuk menjadi sistem penulisan sendiri. Jika dalam bahasa Mandarin hanya terdapat satu sistem penulisan aksara, maka lain halnya dengan bahasa Jepang memiliki 4 (empat) sistem penulisan yaitu; kanji (漢字), hiragana (ひらがな), katakana (カタカナ), dan sistem alihaksara yang disebut romanji (ロ マ字) (Miller, 1970: 11). Menurut Yuana (2009), Hiragana adalah huruf abjad yang digunakan untuk menuliskan kosakata yang berasal dari Jepang sendiri. Contoh: あなた (anata = Anda/kamu), しんぶん (shinbun = Koran). Katakana adalah huruf abjad yang digunakan untuk menuliskan kosakata yang berasal dari serapan bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Jerman, Indonesia. Contoh: テレビ(terebi = televisi), ラジ オ(rajio = radio). Kanji adalah huruf abjad yang awalnya diadopsi dari bahasa Mandarin kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan Jepang dan akhirnya hingga saat ini digunakan untuk menuliskan kosakata dalam bahasa Jepang. Contoh: 先生 (sensei = guru), 時間 (jikan = waktu). Sedangkan romanji adalah huruf abjad yang sebenarnya berasal dari alphabet, yang kemudian digunakan untuk menuliskan kosakata atau kalimat dalam bahasa Jepang dengan tujuan untuk mempermudah orang asing mempelajari bahasa Jepang. Contoh:

  arigatou yang artinya terimakasih dan ohayou yang artinya selamat pagi.

  Banyak orang masih menganggap bahasa Mandarin dan bahasa Jepang berasal dari rumpun bahasa yang sama dikarenakan adanya persamaan aksara. Namun dalam teorinya, bahasa Mandarin dan bahasa Jepang berasal dari rumpun bahasa yang berbeda. Perkembangan bahasa Mandarin dan bahasa Jepang di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan negara Cina dan Jepang sangat pesat di Indonesia sejak lama. Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, Cina dan Jepang juga memiliki peminat pelajar bahasa yang tinggi di Indonesia. Salah satu indikasinya adalah dengan dibukanya jurusan Sastra Cina pada tahun 2007 dan

  Sastra Jepang pada tahun 2000 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

  Dalam bahasa Mandarin lisan, sebuah kata memiliki arti yang dipengaruhi oleh nada (

  shēng diào / 声调). Namun tidak demikian halnya dengan bahasa lisan

  dalam bahasa Jepang. Terdapat 5 (lima) jenis nada dalam bahasa Mandarin. Jika seorang menulis

  pīnyīn dengan menempatkan lima nada di huruf vokalnya,

  masing-masing nada akan membentuk aksara yang berbeda sehingga memiliki arti yang berbeda pula. Contoh sederhana adalah kata „ma‟. Kata tersebut akan diletakkan lima tanda nada pada huruf vokalnya sehingga menjadi: 1.

  Nada satu:  妈  ibu 2. Nada dua:  麻  rami/goni 3. Nada tiga:  马  kuda 4. Nada empat: 骂  marah 5. Nada lima / tanpa nada: ma  吗  partikel tanya

  Bahasa Mandarin memiliki tata bahasa ( yŭ fă / 语法) yang cukup sederhana. Bentuk kalimat positif pada Bahasa Mandarin berupa Waktu-Subjek-Tempat- Predikat-Objek atau Subjek-Waktu-Tempat-Predikat-Objek. Untuk membentuk kalimat negatif, pada bentuk kalimat positif cukup menambahkan kata (不) atau

  

měi (没) sebelum predikat. Partikel tanya dapat berupa kata 吗 (ma) dan 呢 (ne).

  Partikel 吗 (ma) diletakkan di akhir kalimat positif. Sedangkan untuk partikel 呢

  (ne) juga diletakkan setelah subjek yang akan ditanyakan pendapatnya atas pertanyaan yang sama.

  Contoh kalimat bahasa Mandarin:  Kalimat Positif

  Hanzi : 现在 妈妈 在 厨房 洗碗。 Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang xi wan.

  Arti : Sekarang ibu sedang mencuci piring di dapur  Kalimat Negatif : 现在 妈妈 在 厨房 没 洗碗。

  Hanzi Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang mei xi wan.

  Arti : Sekarang ibu sedang tidak mencuci piring di dapur.

   Kalimat Tanya

  Hanzi : 现在 妈妈 在 厨房 洗碗 吗? Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang xi wan ma?

  Arti : Apakah sekarang ibu mencuci piring di dapur? Bahasa Jepang dikenal memiliki banyak partikel kata untuk menunjang sebuah kalimat. Contoh partikel-partikel tersebut adalah は (wa), か (ka), が (ga), も (mo),

  の (no). Masing-masing partikel memiliki tempat dan fungsinya masing-masing di dalam kalimat, baik kalimat positif, negatif, maupun kalimat tanya.

  Dalam kalimat positif bahasa Jepang, bentuk struktur kalimatnya adalah kata benda + は (wa) + です(desu). Dikutip dari Yuana (2009), kalimat sederhana bahasa Jepang biasanya digunakan pola ~ は (wa) ~です(desu) yang mempunyai arti adalah. Partikel は (wa) biasanya digunakan untuk menunjukkan bahwa kata yang ada di depannya (kata yang diikutinya) adalah topik atau subjek dalam kalimat tersebut. で す (desu) menunjuk pada bentuk sopan, yaitu untuk menunjukkan perasaan hormat kepada lawan bicara. Dalam kalimat negatif, です (desu) mengalami perubahan menjadi ではありません (dewa arimasen) atau じ ゃありません (ja arimasen). Kedua kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu

  bukan atau tidak. Sedangkan untuk membuat kalimat tanya, dalam kalimat bahasa

  Jepang partikel か (ka) diletakkan pada akhir kalimat tanpa perlu menambahkan tanda tanya. Pada umumnya, penambahakan partikel か (ka) memiliki arti apakah.

  Contoh kalimat bahasa Jepang:  Kalimat Positif

  Hiragana : エリさん は 大学生 です。 Romanji : Eri-san wa dai gaku sei desu.

  Arti : Eri adalah seorang mahasiswi.

   Kalimat Negatif

  Hiragana : エリさん は 大学生 じゃありません。 Romanji : Eri-san wa dai gaku sei ja arimasen.

  Arti : Eri bukan seorang mahasiswi.

   Kalimat Tanya

  Hiragana : エリさん は 大学生 です か。 Romanji : Eri-san wa dai gaku sei de su ka.

  Arti : Apakah Eri seorang mahasiswi? Pada dasarnya, dalam mempelajari tata bahasa dari setiap bahasa, kalimat merupakan bagian yang sangat penting. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar, seseorang harus memahami struktur bahasa tersebut secara memadai. Setiap bagian kalimat dari satu bahasa, biasa akan dipelajari minimal 3 bentuk kalimat, yaitu kalimat positif, kalimat negatif, dan kalimat tanya. Ketiga jenis kalimat ini biasanya memiliki struktur yang berbeda.

  Para pelajar bahasa Mandarin dan bahasa Jepang masih sering salah dalam menggunakan kalimat tanya. Kalimat tanya sering diucapkan tidak sesuai dengan tata bahasanya dan umumnya pembelajar bahasa Mandarin dan bahasa Jepang hanya menggunakan intonasi nada. Hal tersebut membuat penulis ingin menganalisis perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

  Berikut adalah jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin: 1. 是非疑问句 (shi fei yi wen ju)

  • Yes/No-Question 2.
  • wh-Question 特指问句 (te zhi wen ju) 3.
  • – Kalimat tanya negatif 正反问句 (zheng fan wen ju) 4.

  选择问句 (xuan ze wen ju) – Kalimat tanya pilihan 5. 反问句 (fan wen ju)

  • – Kalimat tanya retorik Sedangkan dalam bahasa Jepang hanya terdapat dua jenis kalimat tanya. Kalimat tanya tersebut dibedakan berdasarkan jawaban yang dihasilkan. Dua jenis kalimat tanya dalam bahasa Jepang yaitu kalimat tanya ya atau tidak dan kalimat tanya yang membutuhkan jawaban berupa pernyataan (Myojo Gakuen, 1968: 3). Ke lima jenis kalimat diatas akan terlihat perbedaannya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang jika dimasukkan ke dalam kalimat tanya. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang beserta sebuah contoh dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.
Jenis Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin 1. 是非疑问句 (shi fei yi wen ju)

  • Yes/No-Question

  

Yes/No question atau pertanyaan ya/tidak adalah jenis kalimat tanya yang

  mengharapkan jawaban iya atau tidak. Bentuk kalimat tanyanya dapat berupa bentuk positif ataupun negatif.

  Contoh kalimat tanya ya/tidak dalam bahasa Mandarin: 你 是 老师 吗?

  Ni shi lao shi ma

  Kamu adalah guru partikel tanya Subjek predikat objek partikel tanya Apakah anda seorang guru? 2.

  特指问句 (te zhi wen ju) – wh-Question Kalimat tanya ini adalah jenis kalimat yang menggunakan kata-kata tanya w+h atau yang dikenal dengan istilah 5W+1H. 5W+1H adalah kata-kata tanya yang umum digunakan sehari-hari. Enam kata tanya tersebut yaitu

  „apa (what)‟, „siapa (who)

  ‟, „kapan (when)‟, „mengapa (why)‟, „dimana (where)‟, dan „bagaimana (how)

  ‟. Namun kata-kata tanya lain yang tidak termasuk dalam 5W+1H juga dapat digunakan dalam kalimat tanya ini. Dalam bahasa Indonesia, jenis kalimat ini dapat diartikan menjadi kalimat tanya yang menggunakan kata tanya. Contoh kalimat tanya dengan kata tanya dalam Bahasa Mandarin: 她 什么时候 回 家 ?

  Ta shi me shi hou hui jia

  Dia kapan pulang rumah Subjek kata tanya predikat objek Kapan dia pulang ke rumah? 3.

  正反问句 (zheng fan wen ju) – Kalimat tanya negatif Jenis kalimat tanya ini merupakan bentuk negatif dari jenis yes/no question, sehingga jawaban yang diharapkan juga berupa pernyataan ya atau tidak.

  Contoh kalimat tanya negatif dalam Bahasa Mandarin: 这个 是不是 你 的 自行车?

  Zhe ge shi bu shi ni de zi xing che kata bantu

  Ini bukankah kamu sepeda

  kepunyaan kata bantu

  Kata bilangan kata tanya subjek objek

  kepunyaan

  Bukankah ini sepedamu?

  4.

  选择问句 (xuan ze wen ju) – Kalimat tanya pilihan Dalam kalimat tanya ini, penanya menyertakan pilihan jawaban yang diharapkan oleh penjawab. Jenis kalimat tanya ini juga dapat disebut kalimat tanya alternatif karena pilihan jawaban yang disisipkan dalam pertanyaan berupa jawaban alternatif.

  Contoh kalimat tanya pilihan dalam Bahasa Mandarin: 这位 是 你 的 父亲 还是

  Zhe wei shi ni de fu qin hai shi kata bantu

  Ini adalah kamu ayah atau

  kepunyaan kata bantu

  Kata ganti predikat subjek objek konjungsi

  kepunyaan

  你 的 老师?

  ni de lao shi? kata bantu

  kamu guru

  kepunyan kata bantu

  subjek objek

  kepunyan

  Apakah orang ini ayahmu atau gurumu?

  5. 反问句 (fan wen ju)

  • – Kalimat tanya retorik Kalimat tanya retorik merupakan jenis kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban. Bentuknya dapat berupa pertanyaan dengan menggunakan kata tanya ataupun dapat berupa penegasan. Orang yang melontarkan pertanyaan ini biasanya telah mengetahui bahwa orang yang ditanya sudah mengetahui jawabannya. Contoh kalimat tanya retorik dalam Bahasa Mandarin: 今天 我们 有 考试, 难道 你

  Jin tian women you kao shi, nan dao ni

  Hari ini kita ada ujian tidakkah kamu

  keterangan

  subjek predikat objek adverbial objek

  waktu

  知道 吗 ?

  zhi dao ma ?

  tahu partikel tanya predikat partikel tanya Hari ini ada ujian, tidakkah kamu tahu?

  Jenis Kalimat Tanya dalam Bahasa Jepang 1.

  Kalimat tanya ya atau tidak Pada jenis kalimat tanya ini biasa disebut juga dengan yes no question atau kalimat tanya ya atau tidak. Jawaban yang diharapkan dari penanya untuk jenis kalimat tanya ini adalah berupa jawaban ya atau tidak.

  Contoh kalimat tanya ya atau tidak dalam Bahasa Jepang: あなた は 学生 です か。

  A na ta wa gaku sei de su ka

  Kamu partikel murid partikel partikel tanya Subjek partikel objek partikel partikel tanya Apakah anda seorang murid? 2.

Kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan

  Jenis kalimat tanya ini mengharapkan jawaban berupa pernyataan. Pernyataan tersebut harus mendukung pertanyaan yang ditanyakan. Bentuk kalimat tanya yaitu menggunakan kata tanya.

  Contoh kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan dalam Bahasa Jepang: この 字 は どう よむ の です か。

  Ko no ji ha do u yo mu no de su ka kata bantu partikel partikel

  Ini kata bagaimana membaca partikel

  kepunyaan tanya Kata bantu kata bantu partikel partikel

  objek kata tanya predikat partikel

  objek kepunyaan tanya

  Bagaimana cara membaca aksara ini? Penelitian ini adalah penelitian kontrastif yang dilakukan dengan cara memperbandingkan kedua bahasa, dalam hal ini adalah kalimat tanyanya. Melalui analisis ini diharapkan akan ditemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan pada jenis dan struktur kalimat tanya kedua bahasa tersebut.

  Seperti yang dikatakan Tarigan (1995) bahwa, “Analisis kontrastif adalah kegiatan membandingkan dua struktur (B1 dan B2) yang berbeda untuk mengidentifikasi perbedaan antara dua bahasa yang berasal dari rumpun yang berbeda.

  ” Selanjutnya Tarigan mengatakan bahwa, “hambatan terbesar dalam menguasai bahasa kedua (B2) adalah tercampurnya sistem bahasa pertama (B1) dengan sistem B2. Analisis kontrastif mencoba menjembatani kesulitan tersebut dengan mengkontraskan kedua sistem bahasa tersebut untuk menentukan kesulitan-kesulitan yang terjadi.

  ”

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun rumusan penelitian ini ialah sebagai berikut:

  1. Bagaimana perbedaan jenis dan struktur kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang?

  2. Bagaimana persamaan jenis dan struktur kalimat tanya bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang?

  1.3 Batasan Masalah

  Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan sistematis, penulis merasa perlu untuk memberikan batasan masalah. Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah hanya pada struktur kalimat ke lima (5) jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin, yaitu: kalimat tanya ya/tidak (是非问句), kalimat tanya dengan kata tanya (特指问句), kalimat tanya negatif (正反问句), kalimat tanya pilihan (选择 问句), dan kalimat tanya retorik (反问句) dan dua (2) jenis kalimat tanya dalam bahasa Jepang, yaitu: kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak dan kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan diadakan analisis tentang kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang adalah:

  1. Mendeskripsikan tentang persamaan kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

  2. Mendeksripsikan tentang perbedaan kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

  Sesuai dengan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1.5.1 Manfaat Teoritis

  Dapat mengetahui perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang sehingga memudahkan pelajar kedua bahasa dalam mempelajarinya sebagai bahasa kedua ataupun bahasa ketiga. Selain itu, memberikan pemahaman akan perbedaan tata bahasa antara bahasa pertama dan bahasa kedua sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam mempelajari bahasa asing tersebut.

  1.5.2 Manfaat Praktis

  Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai rujukan atau referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penulisan mengenai tata bahasa secara umum dan penelitian kontrastif dari berbagai bahasa secara khusus secara lebih mendalam di masa mendatang.