Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Wanita Yang Sudah Menikah Melakukan Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan perubahan pola hidup merupakan salah
satufaktor yang memengaruhi perubahan penyebab penyakit dan pola kematian.
Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh adanya perubahan pola hidup,urbanisasi
dan globalisasi. Dahulu penyakit yang menyebabkan kematian adalah penyakit
menular atau penyakit infeksi, namun sekarang cenderung penyakit tidak menular
yang menjadi penyebab kematian paling utama. Penyakit yang tergolong dalam
penyakit tidak menular (degeneratif) yaitu neoplasma (kanker), diabetesmellitus,
gangguan mental, penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit lainnya.
Secara umum penyakit-penyakit tersebut tidak hanya diderita oleh kaum laki-laki
tetapi juga sering diderita oleh kaum perempuan. (Profil Kesehatan Jawa Tengah,
2008).
Kanker servik adalah pertumbuhan dan perkembangan sel secara abnormal
yang dapat mengakibatkan kelainan fungsi organ terutama kelainan fungsi organ
reproduksi khususnya pada organ servik. Kanker servik umumnya mengenai wanita
usia masih produktif, sehingga dampaknya pada keluarga sangat berarti. Di Negara
sedang berkembang, Peran wanita dari sudut ekonomis dan sosial sangat penting bagi
anak-anak dan keluarganya. Meninggalnya seorang ibu pada usia produktif akan

berdampak kepada anak-anak mereka sehingga meningkatkan risiko kesakitan dan

1

Universitas Sumatera Utara

2

kematian anaknya (Siswanto Agus Wilopo, 2010). Perempuan merupakan salah satu
elemen penting dalam sebuah keluarga ataupun masyarakat. Karena itu kesehatan
perempuan terutama kesehatan reproduksinya menjadi salah satu masalah kesehatan
yang penting. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal
yang berkaitan dengan sistim reproduksi serta fungsi dan prosesnya.Salah satu organ
reproduksi wanita yang rentan terkena penyakit kanker adalah servik dan disebut
dengan penyakit kanker servik (Anna, 2012).
Di seluruh dunia, kasus kanker leher rahim ini sudah dialami oleh 1,4 juta
wanita. Data yang didapat dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) diketahui terdapat
493.243 jiwa per-tahun penderita kanker serviks baru dengan angka kematian
sebanyak 273.505 jiwa per-tahun. (Emilia, 2010). Di Indonesia, diperkirakan 15.000

kasus baru kanker serviks terjadi setiap tahunnya, sedangkan angka kematiannya
diperkirakan 7.500 kasus per tahun. Setiap harinya diperkirakan terjadi 41 kasus baru
kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Pada
tahun 2009, kasus baru kanker serviks berjumlah 2.429 atau sekitar 25,91% dari
seluruh kanker yang ditemukan di Indonesia. Dengan angka kejadian ini, kanker
serviks menduduki urutan kedua setelah kanker payudara pada wanita usia subur 15 –
44 tahun

(Wijaya, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker

merupakan problem kesehatan yang

sangat serius karena jumlah penderitanya

meningkat sekitar 20% per tahun.Tahun 2006, WHO juga menunjukkan bahwa kasus
kanker yang paling banyak terjadi adalah kanker leher rahim, diperkirakan terdapat

Universitas Sumatera Utara

3


10 juta kasus baru pertahun dan akan meningkat menjadi 15 juta kasus pada tahun
2020

(Elizabeth R, 2014). Kanker payudara merupakan jenis kanker kedua di

Indonesia yang menyerang kaum wanita setelah kanker serviks (mulut rahim).
Dengan kata lain, kanker serviks adalah urutan pertama terbanyak yang menyerang
kaum wanita di Indonesia.
Perempuan yang rawan mengidap kanker servik terutama mereka yangberusia
antara 35-50 tahun, terutama yang telah aktif secara seksual sebelum usia16 tahun.
Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker
servik sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual
setelah usia 20 tahun. Kanker servik juga berkaitan dengan jumlah partner seksual.
Semakin banyak partner seksual, maka meningkatan risiko terjadinya kanker servik.
Sama seperti jumlah partner seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga
meningkatkan risiko terjadinya kanker servik (Siswanto Agus Wilopo, 2010).
Di Propinsi Jawa Tengah, prevalensi kanker servik selalu mengalami
peningkatan yaitu 0,02% pada tahun 2006. Pada tahun 2007, prevalensi tertinggi dari
kanker servik terjadi di kota Semarang sebesar 0,03%, sedangkan pada tahun2008

masih tetap 0,03% dengan prevalensi sebesar 0,22%. Untuk tahun 2009,Case Fatality
Rate (CFR) kanker servik sebesar 0,011% (Profil Kesehatan JawaTengah, 2009).
Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah
kasus kanker servik dari bulan Januari sampai April 2010 sebanyak 1248 kasus, 813
kasus diderita oleh kelompok umur antara 45-64 tahun dan 360 kasus diderita oleh
kelompok umur 15-44 tahun. Angka kematian kanker servik dikota Semarang dari

Universitas Sumatera Utara

4

tahun 2005 sampai bulan Maret 2010 sebanyak 151 kasus atau3,22% (Propil Dinas
Kesehatan Kota Semarang, 2010).
Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara jumlah penderita kanker serviks pada tahun 2010 tercatat 475 kasus, tahun
2011 sebanyak 548 kasus dan tahun 2012 sebanyak 681 kasus. Di rumah sakit
pemerintah di kota Medan khususnya di RSUD. Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2011
terdapat 51 kasus dan tahun 2012 terdapat 58 kasus dan RSUP H. Adam Malik
Medan, pada tahun 2011 jumlah penderita kanker serviks sebanyak 148 orang dan
tahun 2012 jumlah penderita kanker serviks sebanyak 300 orang sedangkan pada

tanggal 1 Januari 2013-30 November 2013 sebanyak 318 orang.
Dari Propil Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk pemeriksaan
kanker leher Rahim dengan metode IVA(Inspeksi Visual Asam Asetat) dari 281,229
orang perempuan berusia 30-50 tahun, dilaporkan sebanyak 6.306 (2%) yang
diperiksa, namun dari jumlah yang diperiksa dilaporkan tidak ada yang IVA positif.
Pada tahun 2015 dilaporkan dari 13 puskesmas yang melakukan pemeriksaan IVA,
dengan jumlah wanita yang diperiksa ada sebanyak 1.7781 orang terdapat 2 orang
(0,01%) yang mengalami perubahan warna pada leher rahim setelah dilakukan
pemeriksan IVA (IVA Positif).
Untuk meningkatkan deteksi dini penyakit tidak menular dalam hal ini adalah
kanker servik yaitu dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat(IVA) merupakan
skrining alternatif selain Papsmear. Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
mempunyai kelebihan dibandingkan dengan skrining menggunakan tes papsmear

Universitas Sumatera Utara

5

sehingga cara ini dinilai lebih praktis dan lebih tepatditerapkan di negara
berkembang. Menurut Tri wahyuningsih (2014) Kelebihan metode Inspeksi Visual

Asam Asetat(IVA) yaitu relatif lebih mudah karena dapat dilaksanakan oleh dokter
umum, bidan atau perawat yang telah terlatih. Jumlah profesi bidan di Indonesia
yangpotensial dapat dilatih agar dapat melaksanakan deteksi dini kanker servik.
Dengan alasan tersebut deteksi dini kanker servikdengan pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat(IVA) akan lebih efektif jika dilaksanakan di puskesmas. Sedangkan
deteksi dinikanker servik dengan Papsmear masih sulit dilaksanakan karena
kurangnya sumber daya khususnya spesialis patologi anatomik dan skinner sitologi
sebagai pemeriksa sitologi di semua propinsi ataupun kabupaten. Dengan alasan
keterbatasan tersebut, deteksi dini kanker servik dengan papsmear lebih difokuskan di
rumah sakit (M. farid Aziz, 2006). Selain itu, nilai sensitifitas IVA untuk mendeteksi
lesi pra kanker atau kanker serviks lebih tinggi dari papsmear (92,5% dan 72,5%)
serta nilai negatif palsu IVA lebih rendah daripapsmear (25,0% vs 42,3%) dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa IVAdapat dijadikan sebagai skrining alternatif
kanker servik (S.D.Iswara,2004).
Kurangnya kesadaran wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks
mengakibatkan keterlambatan dalam pengobatan akibat penyakit kanker sudah
memasuki stadium lanjut. Hasil penelitian Elka (2013) menunjukkan bahwa terdapat
65% responden terlambat mencari pengobatan yang disebabkan oleh faktor
pengetahuan, akses dan persepsi terhadap penyakit dengan pengaruh sebesar 90%.
sedangkan sisanya 10% dipengaruhi faktor-faktor lain.


Universitas Sumatera Utara

6

Hasil penelitian Ni Wayan Suarniti (2013) menunjukkan bahwa WUS yang
menjalani tes IVA karena sudah memiliki pengetahuan sedangkan yang tidak
menjalani tes IVA diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan. Ini berarti bahwa faktor
pengetahuan mendukung seseorang untuk melakukan tindakan deteksi dini.Hasil
Penelitian Rismawari (2014) didapatkan ada hubungan bermakna terhadap keikut
sertaan ibu dalam tes IVA yaitu pengetahuan, biaya, ketersediaan informasi,
dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan.Hasil penelitian Mingshan Lu
(2012) juga menunjukkan bahwa faktor yang menghambat wanita Asia dalam
melakukan skrining kanker adalah pengetahuan tentang skrining, tujuan serta
manfaatnya, selain itu faktor emosional berupa perasaan takut akan pemeriksaan atau
adanya stigma sosial yang membatasi wanita Asia untuk melakukan skrining deteksi
dini kanker serviks termasuk kurangnya dukungan dari keluarga atau teman. Dari
hasil penelitian T. Frida Lina (2012) juga menunjukkan bahwa masalah lain dalam
usaha skrining kanker serviks ialah keengganan wanita diperiksa karena malu.
Penyebab lain ialah kerepotan, keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurangnya

pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan, takut terhadap kenyataan hasil
pemeriksaan yang akan dihadapi, ketakutan merasa sakit pada pemeriksaan, rasa
segan diperiksa oleh dokter pria dan kurangnya dorongan keluarga terutama suami.
Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor yang terjadi di
masyarakat antara lain rendahnya kesadaran wanita di dalam memeriksakan
kesehatan organ reproduksinya.Hal ini mungkin diakibatkan oleh kendala sosial
masyarakat sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2010) yang mengutip pendapat

Universitas Sumatera Utara

7

G.M.Foster (1973) dapat disimpulkan bahwa aspek sosial budaya dapat
mempengaruhi perilaku kesehatan. Hal yang berkaitan dengan konsep “tabu” adanya
budaya Timur pada wanita yang enggan membuka organ intimnya kepada selain
suami. Seperti diketahui bahwa kanker serviks menyerang bagian sensitif dan tertutup
pada wanita. Sehingga tidaklah mudah bagi wanita untuk membuka diri dan
melakukan pemeriksaan apanlagi oleh tenaga dokter atau paramedis laki-laki.
Dari data dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang terdapat 14 puskesmas
yang ditunjuk untuk menjalankan program IVA, salah satunya yaitu puskesmas

Mulyorejo, dimana puskesmas mulyorejo mempunyai tujuh wilayah kerja meliputi
desa Mulyorejo, Pujimulyo, Payageli, Kp lalang, Tanjung Gusta, Purwodadi, dan
Helvetia, dengan jumlah PUS 2669 orang. Berdasarkan survey awal yang telah
dilakukan peneliti di puskesmas mulyorejo Kabupaten Deli Serdang dari 10 orang
wanita yang sudah menikah yang berkunjung ke puskesmas mulyorejo, kemudian
peneliti mewawancarai ibu-ibu tersebut, yang menyatakan takut akan hasil setelah
melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 20%, tidak melakukan pemeriksaan IVA
karena malu, karena tabu alat kemaluan dilihat orang sebanyak 30%, menyatakan
tidak tahu informasi tentang pemeriksaan IVA sebanyak 40%, serta kurangnya
dukungan dari suami sebanyak 10%.Pelaksanaan IVA di puskesmas Mulyorejo
dilakukan setiap hari kamisdengan jumlah tenaga medis yang terlatih tiga orang yang
terdiri dari dua orang bidan dan satuorang perawat. Diketahui bahwa pemeriksaan
IVA bukan hal yang baru lagi, sudah banyak informasi tentang IVA yang didapat dari
media massa dan media elektronik, serta petugas kesehatan juga sudah memberikan

Universitas Sumatera Utara

8

penyuluhan kesehatan ke desa-desa/posyandu tentang manfaat pemeriksaan IVA.

Namun masih ditemukan wanita yang sudah menikah belum tahu tentang IVA,
sebagian tahu mengenai IVA tetapi tidak merasakan adanya keluhan sehingga tidak
memeriksakan dirinya, atau takut mengetahui hasil dari pemeriksaan IVA tersebut.
Rendahnya kunjungan deteksi dini kanker servik dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu kemiskinan, kurangny akesadaran diri,
pengetahuan

dan

pemahaman

masyarakat

mengenai

bahaya

kankerservik,

ketersediaan akses informasi dan dukungan keluarga. Menurut Lawrence Green

dalam notoadmodjo 2010, perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor
predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan.
Faktor pemungkin (Enabling) meliputi jarak pelayanan kesehatan dan yang terakhir
yaitu faktor pendorong (Reinforcing) yang meliputi dukungan anggota keluarga dan
dukungan tokoh masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin meneliti tentang faktor-faktor
yang memengaruhi wanita yang sudah menikah untuk melakukan pemeriksaan IVA
di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini yaitu untuk mengetahui “Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi
wanita yang sudah menikah melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Mulyorejo
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016”.

Universitas Sumatera Utara

9

1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Wanita Yang Sudah
Menikah Melakukan Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

1.4 Hipotesis Penelitian
Ada FaktorYang Memengaruhi Wanita Yang Sudah Menikah Melakukan
Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2016.

1.5. Manfaat Penelitian
1.

Bagi Peneliti, untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan reproduksi wanita di masyarakat, serta meningkatkan
kemampuan peneliti dalam berkomunikasi pada masyarakat dan meningkatkan
ketrampilan peneliti dalam memahami upaya pencegahan suatu penyakit
termasuk kanker serviks.

2.

Bagi Masyarakat, untuk memberikan pengetahuan kepada wanita yang sudah
menikah

mengenai

kanker

serviks

dan

bahaya

terhadap

kesehatan.

Menumbuhkan kesadaran bagi wanita pentingnya pencegahan terhadap kanker
serviks melalui pemeriksaan IVA dan memberikan motivasi bagi wanita untuk
melakukan skrining/deteksi dini kanker serviks sehingga gejala kanker serviks
dapat dikenali sedini mungkin.

Universitas Sumatera Utara

10

3.

Bagi Instansi/Puskesmas, Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan
dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi wanita mengenai
kanker serviks,pencegahan, serta deteksi dini kanker serviks dan sebagai bahan
tambahan informasi dalam meningkatkan taraf kesehatan reproduksi wanita
diwilayah kerja puskesmas mulyorejo.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Usia Menikah Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

19 88 123

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepatuhan Pengobatan Penderita TB Paru di Puskesmas Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Wanita Yang Sudah Menikah Melakukan Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 18

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Wanita Yang Sudah Menikah Melakukan Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Wanita Yang Sudah Menikah Melakukan Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 2 25

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Wanita Yang Sudah Menikah Melakukan Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 37

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Wanita Yang Sudah Menikah Melakukan Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 1 4

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Wanita Yang Sudah Menikah Melakukan Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 41

B. PETUNJUK - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Usia Menikah Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Usia Menikah Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 10