PENERAPAN PRINSIP PEMASARAN MODEREN DALA

PENERAPAN PRINSIP PEMASARAN MODEREN DALAM DUNIA
PERPUSTAKAAN
Oleh Hasriadi
Pustakawan Muda Pada Perpustakaan Umum Kota Tasikmalaya
Berbicara

tentang pemasaran seringkali disamakan dengan istilah

penjualan. Kedua istilah tersebut mempunyai konsep yang berbeda. Konsep
Penjualan, sebuah perusahaan membuat produk dan kemudian mendayagunakan
aneka metode penjualan untuk membujuk konsumen membeli produknya. Ini
berarti mengarahkan permintaan konsumen agar sesuai dengan sumplai yang
disediakan. Sebaliknya konsep pemasaran, perusahaan menjajaki apa yang
diingini oleh konsumen dan kemudian berusaha mengembangkan produk yang
akan memuaskan keinginan konsumen dan sekaligus memperoleh laba. Di sini
perusahaan menyesuaikan suplai mereka untuk memenuhi permintaan konsumen
(Stanton : 1984).
Dari dua istilah tersebut di atas konsep pemasaranlah yang sangat cocok
diterapkan di dunia perpustakaan. Pemasaran perpustakaan harus beorientasi
kepada masyarakat pelanggan (pemustaka). Pemasaran Perpustakaan harus
dimulai dan diakhir dengan masyarakat pengguna.

A. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (1984) menjabarkan pemasaran sebagai suatu organisasi
pengelolaan yang menganut pandangan bahwa tugas/kunci organisasi adalah
menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi sasaran dengan
tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan. Pada bagian lain dinyatakan
juga bahwa pemasaran adalah satu proses sosial dengan mana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan
kelompok lainnya.
Stanton (1984 :6-7) menyatakan bahwa setiap hubungan antar individu
atau antar organisasi yang melibatkan tukar menukar (transaksi) adalah
pemasaran. Selanjuntya secara formal pemasaran (marketing) suatu sistem total

dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa tersebut.
Dalam manajemen pemasaran dikenal istilah bauran pemasaran
(Marketing Mix). Menurut Stanton (1984:45) Bauran pemasaran adalah istilah
yang dipakai untuk menjelaskan empat besar pembentuk inti sistem pemasaran
sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah produk, harga, promosi dan
distribusi.

B. Bauran Pemasaran (marketing mix) dalam Perpustakaan
1. Produk
Menurut Kotler (2007 : 4) produk adalah Segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produkproduk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa pengalaman, acara-acara,
orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan.
Sebagai suatu organisasi perpustakaan tentu memiliki produk. Produk
perpustakaan terdiri dari : pertama, produk berupa barang fisik yaitu :
Gedung dan prasarana lainnya, koleksi bahan pustaka, staf pengelola.
Kedua, produk berupa jasa
a. Gedung Perpustakaan
Pembangunan Gedung perpustakaan harus dirancang sedemikian
rupa sehingga lebih mengesankan terbuka bagi umum, seyogyanya tidak
berbentuk kantor yang arsitekturnya konvensional dan terkesan tertutup
bagi umum. Di bagian depan gedung harus bersifat terbuka dengan
dinding yang terbuat dari kaca sehingga dari luar dapat terlihat aktivitas
di dalam perpustakaan. Front Office (Bagian Sirkulasi) menghadap
langsung ke pintu masuk. Di depan front office disediakan space yang
berfungsi sebagai lobi untuk ruang tunggu, display buku baru, locker, dan
laci katalog dan atau Layanan Online Public Access Cataloque (OPAC).
Arsitektur bangunan tampak luar juga harus mencerminkan

perpustakaan, misalnya atap gedung dirancang berbentuk buku terbuka
dalam keadaan tertelungkup, atau dibagian depan gedung ada simbol

buku terbuka lebar dengan ukuran besar yang dapat terlihat dari
kejauhan.
Pemberian nama gedung tidak harus selalu menggunakan kata
perpustakaan, misalnya di bagian depan atau di atas gedung
perpustakaan diberi nama Graha Pustaka, Rumah Baca, Saung Baca,
Raudatul Qira, Rumah Pintar atau nama lain sesuai dengan karakter
budaya di mana perpustakaan tersebut berada. Nama gedung tersebut
diharapkan

sekaligus

dapat

berfungsi

sebagai


“Trade

Merk”

perpustakaan.
Area staf administrasi dan pengolahan harus terpisah dari area
pelayanan, staf adminsitrasi dan pengolahan tidak perlu “bersentuhan”
dengan masyarakat pengguna, segala aktivitas layanan cukup dilayani
oleh staf layanan. Pintu masuk karyawan dan pintu masuk masyarakat
pengguna dipisahkan. Pemisahan tersebut dapat mengurangi kebisingan
di dalam ruang layanan. Perpustakaan harus pula dilengkapi dengan
sarana lain selain ruang baca dan ruang koleksi, misalnya ruang diskusi,
aula, taman bermain (play ground) bagi anak-anak. Lantai area layanan
dilapisi karpet yang sekaligus berfungsi sebagai peredam suara.
Permainan warna dalam ruangan perpustakaan dapat menjadi
pembeda antar ruang yang satu dan ruangan yang lain. Rambu-rambu
perpustakaan berupa tanda atau nama-nama ruangan juga perlu
disiapkan, sehingga pengunjung yang baru pertama kali masuk ke
perpustakaan seolah-olah sudah terbiasa karena tidak perlu banyak
bertanya ke staf layanan.

b. Koleksi
Pembinaan koleksi perpustakaan harus berorientasi pada kebutuhan
informasi masyarakat pengguna. Perpustakaan harus menyediakan semua
jenis koleksi baik tercetak (monograf, terbitan berkala, bahan rujukan),
bahan terekam (CD ROM, VCD/DVD, film, Micro film) dan bahasa
pustaka digital lainnya serta internet. Kekuatan subyek koleksi
disesuaikan

dengan

perpustakaannnya.

jenis

perpustakaan

dan

keadaan


pemakai

c. Staf Pengelola
Staf pengelola harus disiapkan sedemikian rupa baik dari segi
penampilan,

sikap,

keterampilan

berkomunikasi,

kemampuan

pemanfaatan alat bantu pengolahan dan pelayanan baik manual maupun
yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Information and
Communication Technolgy), dan pemahaman serta penguasaan akan
segala produk perpustakaan yang ada. Peningkatan kualitas Sumber daya
manusia harus terus ditingkatkan baik melalui pendidikan formal maupun
non formal, baik on the job training maupun off the job training.

d. Jasa
Disamping produk berupa barang fisik, perpustakaan juga memiliki
produk berupa jasa diantaranya : layanan sirkulasi bahan pustaka,
bimbingan membaca, bimbingan penelusuran informasi, bimbingan
pemakai perpustakaan, penelusuran literatur baik untuk bahan bacaan
maupun penelusuran untuk keperluan penelitian, dan layanan baca cerita
(story telling).
Keseluruhan

produk

perpustakaan

di

atas

harus

dikemas


sedemikian rupa sehingga lebih menarik dan senantiasa disesuaikan
dengan trend yang berkembang di masyarakat dan di dunia bisnis
moderen. Diharapkan setiap orang yang berkunjung ke perpustakaan
akan merasa bangga dan nyaman seperti banggga dan nyamannya berada
di mall atau pusat perbelanjaan lainnya.
2. Harga
Dalam dunia bisnis harga adalah unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan secara langsung yang diperoleh dari pelanggan.
Perpustakaan berbeda dengan institusi bisnis. Perpustakaan adalah
organisasi nirlaba. Harga di dunia perpustakaan sebagai anggaran atau
pendanaan tidak berasal dari pengguna secara langsung. Harga (dana)
organisasi perpustakaan berasal dari pihak luar perpustakaan, baik yang
berasal dari lembaga induk, maupun sumbangan dari pihak luar. Semakin
tinggi tingkat kepuasaan atau umpan balik positif yang diberikan

masyarakat pemakai terhadap produk yang diberikan perpustakaan akan
bernampak pada semakin tinggi harga (baca dana) yang diberikan oleh
lembaga induknya.
3. Promosi

Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk memberitahukan
dan membujuk pasar tentang produk baru perusahaan. Stanton(1984:47).
Dari aspek komunikasi Edsall sebagaimana dikutip Sukaesih (1995)
memandang promosi sebagai suatu bentuk komunikasi yang meliputi tiga
aspek yaitu memberitahu (to inform), mempengaruhi (to influence) dan
membujuk/merayu (to persuade).
Beberapa pengertian promosi sebagai berikut :
1. Promosi perpustakaan sebagai upaya yang esensial dari pihak
perpustakaan, agar hakekat dan fungsi serta tujuan perpustakaan dapat
memasyarakat bagi kepentingan para pemakainya. Muchiyidin (1980:4)
2. Mahardjo (1975:32) menjabarkan promosi perpustakaan sebagai usahausaha atau tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memberi dorongandorongan, penggalakan atau bantuan memajukan perpustakaan.
3. Wirawan (1982:2) mendiskripsikan promosi perpustakaan sebagai suatu
aktivitas untuk menarik dan meningkatkan penggunaan perpustakaan.
Aktivitas promosi perpustakaan sebenarnya merupakan perwujudan
dari fungsi informatif sehingga dengan adanya promosi diharapkan akan ada
reaksi dari pelanggan/pemakai, baik pemakai aktual (Actual user) maupun
pemakai potensial (potencial users) yang muncul dalam berbagai bentuk
mulai dari tumbuhnya kesadaran atau tahu akan keberadaan perpustakaan,
sampai kepada tindakan untuk memanfaatkannya.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan promosi perpustakaan yang

dikemukakan oleh Bohar (1985:132), yaitu untuk merubah sikap dan
pandangan masyarakat terhadap perpustakaan dari yang tidak tahu atau acuh
tak acuh, mejadi memahami dan menyenangi perpustakaan serta ingin
memanfaatkannya.
Secara rinci Muchydin (1980:4-5) menyebutkan tujuan promosi
perpustakaan, yaitu : mengenalkan perpustakaan kepada masyarakat;

menanamkan pengertian tentang hakekat dan fungsi perpustakaan;
menunjukkan

tata

cara

penggunaan

perpustakaan;

menempatkan


perpustakaan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat pemakai;
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam praktek pendayagunaan
perpustakaan; dan meningkatkan pengertian dan kualitas pendayagunaan
perpustakaan.
Promosi perpustakaan dapat dilakukan melalui kegiatan pameran,
publisitas melalui media massa tercetak (surat kabar,majalah, poster, leaflet,
brosur, baliho, banner) dan atau melalui media massa elektronik (radio,
televisi, internet), ataupun melalui pertemuan secara tatap muka baik secara
perorangan maupun dengan kelompok masyarakat pemakai.
4. Distribusi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pngertian distribusi adalah
penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke
beberapa tempat. Pengertian tersebut bila dilaksanakan di perpustakaan
adalah penyaluran produk perpustakaan kepada masyarakat pengguna.
Distribusi langsung dari perpustakaan ke pasar. Pola distribusi produk
perpustakaan dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara yaitu : Pertama,
pelayanan yang bersifat menetap baik terpusat pada suatu tempat maupun
dibagi di berbagai cabang pelayanan. Perpustakaan umum dapat membuka
cabang layanan disebar di kecamatan atau desa/kelurahan, perpustakaan
perguruan tinggi dapat membuka cabang layanan di masing-masing
fakultas. Perpustakaan sekolah menyediakan layanan berupa sudut baca
(read corner) di setiap kelas. Perpustakaan khusus di setiap bidang.
Pola kedua adalah, pola distribusi bergerak (mobile) berupa layanan
perpustakaan keliling, bulk loan. Yang dikhusukan bagi masyarakat (pasar)
yang tidak dapat menjangkau produk menetap baik karena jarak maupun
keterbatasan fisik pemustaka.

5. Riset Pemasaran
Perpustakaan adalah organisisai yang harus selalu tumbuh dan
berkembang, bila tidak berkembang maka akan ditinggalkan oleh
pemakainya. Untuk meningkatkan kualitas perpustakaan maka perlu
dilakukan riset atau pengkajian pemasaran.
Pengertian riset pemasaran menurut Richard Crisp sebagaimana
dikutip Stanton (1984:57) bahwa yang dimaksud dengan riset pemasaran
adalah studi dan penelusuran yang sistematis, obyektif dan menyeluruh dari
fakta-fakta yang mempunyai kaitan erat dengan setiap masalah di dalam
lingkungan pemasaran.
Riset atau pengkajian dilakukan disetiap unsur dalam bauran
pemasaran di atas, mulai dari produk, harga /dana, promosi dan distribusi.
Bentuk-bentuk pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan misalnya :
a. Apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pemakai
b. Apakah jenis produk telah dianggap cukup oleh pelanggan;
c. Apakah perlu ada penambahan produk tertentu yang lebih up to date;
d. Apakah produk dapat ditemukan/didapatkan dengan mudah;
e. Apakah cara pelayanan staf telah dianggap memuaskan pelanggan;
f. Apakah harga / dana yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan
produk dianggap mahal ? disebabkan jauhnya lokasi pelayanan dengan
domisili pelanggan.
g. Berapa jumlah dana yang sebenarnya dibutuhkan untuk peningkatan
kualitas layanan di tahun berikutnya;
h. Siapa pelanggan terbanyak dalam satu periode layanan;
i. Jenis produk apa yang paling diminati oleh pelanggan;
j. Apakah keberadaan organisasi telah diketahui oleh seluruh calon
pelanggan (potensial user) ?
k. Jenis promosi yang bagaimana yang dapat dengan mudah menjangkau
calon pelanggan ?
l. Apakah jenis dan jumlah pola distribusi (titik layanan) telah dianggap
cukup atau tidak ?

Hasil kajian pemasaran tersebut dimaksudkan sebagai bahan acuan
untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Tahapan riset pemasaran
a. Rumuskan sasaran (produk, harga/dana, promosi, atau distribusi)
b. Lakukan analisis situasi
c. Lakukan penelitian informal (penelitian sederhana) melalui data statistik
yang ada di perpustakaan
d. Apakah penelitian lanjutan perlu ? bila tidak kajian dianggap selesai dan
bila perlu maka dilakukan penelitian formal (penelitian kompleks).
e. Penelitian formal (penelitian kompleks) terdiri atas :
1) Seleksi sumber informasi : perpustakaan, orang, lembaga
2) Seleksi metode pengumpulan data : wawancara, kuisioner
3) Persiapkan bentuk-bentuk pengumpulan data
4) Lakukan Pra uji kuisioner
5) Rencanakan pupulasi dan sampel penelitian
6) Kumpulkan data
f. Analisis dan interpretasi data
g. Persiapkan laporan tertulis
h. Rencana tindak lanjut hasil kajian.
Penerapan prinsip pemasaran moderen di dunia perpustakaan adalah
sebuah keniscayaan. Dengan penerapan prinsip-prinsip pemasaran bisnis moderen
diharapkan perpustakaan dapat memberikan layanan yang memuaskan para
pelanggannya (pemustaka) yang akan berdampak pada peningkatan daya saing
masyarakat dan kualitas bangsa. Semoga.

DAFTAR PUSTAKA
Bellardo, Trudi & ThomasnJ. Waldhart. 1981. Marketing Product and Service in
Academic Libraries. Aslib Reader Service.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat
Bahasa. Jakarta : Gramedia.
Kotler, Philip. 1975. Marketing for Non Profit Organization. Englewood Cliffs.
New Jersey : Prentice-Hall
Kotler, Philip. 2007. Marketing Manajemen. New Jersey : Pearson Education
Mahardjo, M. Thaher Shali Sri, 1975. Promosi Perpustakaan Umum Tahap I.
Jakarta : Proyek Pengembangan Perpustakaan Depdikbud.
Mucyidin, Ase. 1980. Promosi Perpustakaan. Bandung : Sub Proyek P3T
Universitas Padjadjaran.
Stanton, William J. 1984. Prinsip Pemasaran. Jakarta : Penerbit Erlangga
Sukaesih. 1995. Materi Perkuliahan Pemasaran Jasa Informasi : Suatu
Pengantar.. Bandung : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Wirawan. 1982. Cara-cara Promosi Perpustakaan Universitas. Lokakarya
Penggunaan Media Teknologi Untuk Promosi Perpustakaan Perguruan
Tinggi. Jakarta : (s.n)