ANALISIS PENGARUH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI

  

ANALISIS PENGARUH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI

  (STUDI KASUS KONTRAKTOR BANGUNAN GEDUNG DI KOTA SUNGAI PENUH)

  

ARTIKEL

DONI ISROWAHYUNI

1110018312042

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2016

ANALISIS PENGARUH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI

  (STUDI KASUS KONTRAKTOR BANGUNAN GEDUNG DI KOTA SUNGAI PENUH)

  

Doni Isrowahyuni¹, Alizar Hasan², Wardi¹

¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

²Program Studi Teknik Sipil, Pascasarjana Universitas Andalas

doni_isrowahyuni@yahoo.com

  

ABSTRAK

  Salah satu peluang untuk meningkatkan kinerja kontraktor adalah dengan melakukan pengelolaan jaringan rantai pasok (supply chain). Konsep pengelolaan rantai pasok (supply chain management) merupakan konsep yang relatif baru dalam industri konstruksi. Dalam hal ini, kontraktor pelaksana menjadi satu-satunya pihak yang memiliki wewenang dalam tahap pembentukan hubungan jaringan rantai pasok, yaitu dalam penyusunan mitra-mitra melalui proses pengadaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua hal diantaranya pertama, Untuk mengetahui faktor-faktor Supply Chain Management yang memiliki pengaruh pada peningkatan efektifitas waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi bangunan gedung di Kota Sungai Penuh, yang kedua Untuk mengetahui faktor-faktor utama Supply

  

Chain Management yang paling singnifikan mempengaruhi keberhasilan kontraktor dalam

  menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Kajian dilakukan melalui pendekatan studi kasus terhadap kontraktor yang berada di Kota Sungai Penuh. Pihak-pihak yang dijadikan sampel adalah owner, kontraktor, sub-kontraktor dan supplier. Hasil yang diperoleh menyimpulkan terdapat dua faktor utama dari Supply Chain Management yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja proyek yaitu faktor ketepatan waktu pembayaran yang dilakukan oleh kontraktor dengan tingkat signifikan paling tinggi kemudian faktor perencanaan kebutuhan material, sementara untuk faktor perencanaan dan pengendalian proyek tidak memiliki pengaruh signifikan. Secara statistik ketiga faktor Supply Chain Management ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja kontraktor sebesar dengan nilai R2 = dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis faktor ini juga

  83,221% 16,779%

  memberikan informasi bahwa fungsi owner yang dijelaskan oleh perubahan desain atau pekerjaan “tambah-kurang” pada saat proses konstruksi berlangsung dan kejelasan batasan desain dan pelaksanaan pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan.

  Kata Kunci : Supply Chain Management, Kinerja Kontraktor

  ABSTRACT

  One of the opportunities to improve the performance of the contractor is to perform network management supply chain (supply chain). The concept of supply chain management (supply chain management) is a relatively new concept in the construction industry. In this case, the contractor being the only party that has the authority in its formative stage supply chain network of relations, namely in the preparation of partners through the procurement process. This study aims to answer two of them first, to determine the factors Supply Chain Management which has an influence on increasing the effectiveness of time completion of construction work on buildings in River City Full, the second to determine the main factors Supply Chain Management most singnifikan affect the successful contractor in completing the work on time. The study was conducted through a case study approach to the contractors who are in the River City Full. Parties are sampled is the owner, contractor, sub-contractors and suppliers. The results concluded that there are two main factors of Supply Chain Management, which has a significant influence on the performance of the project: factors timeliness of payments made by the contractor with a significant level highest then factors in material requirements planning, while for the factor of planning and controlling the project has no significant effect , Statistically, three factors Supply Chain Management is jointly affect the performance of the contractor amounting to the value of R2 = 83,221% and the remaining 16,779% influenced by other factors. The results of the factor analysis also provides information that the function described by the owner design changes or work "add-less" during the process of construction going on and the clarity of the design and implementation work limitations do not significantly.

  Keywords: Supply Chain Management, Performance Contractors

1. Pendahuluan

  2) Untuk mengetahui faktor-faktor utama Industri konstruksi Indonesia yang paling

  Supply Chain Management

  secara umum, masih bergelut dengan singnifikan mempengaruhi permasalahan ketidak efisien dalam keberhasilan kontraktor dalam pelaksanaan proses konstruksinya, namun menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. masih banyak ditemukan permasalahan -

  Penelitian ini diharapkan akan permasalahan yang dilakukan pada memberikan manfaat nyata pada berbagai industri konstruksi seperti disebabkan pihak, antara lain: karena terlalu banyaknya perubahan pada a). Memberikan nilai tambah pada rancangan, rendahnya kemampuan dan seluruh mata rantai yang terlibat keahlian pekerjan, proses pengambilan didalam pelaksanaan pekerjaan keputusan yang tidak efektif dan konstruksi bangunan gedung di Kota cenderung berbelit-beli, koordinasi yang Sungai Penuh, tidak baik antar pihak yang terlibat, lemahnya perencanaan dan pengendalian,

  b). Memberikan sumbangan konstribusi keterlambatan deliveri material, dan hasil penelitian bagi institusi metoda kerja yang tidak sesuai. konsep khususnya pada program studi Magister

  supply chain management merupakan konsep baru didalam industri konstruksi yang memandang hubungan suatu perusahaan dalam perspektif yang lebih luas dengan menembus batasan organisasi, sehingga optimasi total dapat tercapai. Namun jika dikaitkan dengan fakta yang ada di Kota Sungai Penuh, terutama pada pekerjaan konstruksi khususnya bangunan gedung yang dikerjakan sepanjang tiga tahun terakhir terlihat pengelolaan pekerjaan konstruksi melalui dana APBD memiliki hasil akhir yang tidak memuaskan, terutama dari sisi waktu penyelesaian. Data yang diolah dari laporan evaluasi dimasing-masing akhir tahun anggaran menyimpulkan bahwa 98 paket pekerjaan (dengan nilai diatas 1 Miliar) hanya 60% diantaranya dapat dikerjakan tepat waktu sesuai yang direncanakan. Jika dikaitkan dengan fakta dan pendapat dari beberapa ahli seperti diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterlambatan yang terjadi adalah dikarenakan pemanfaatan rantai nilai dari seluruh tahapan proses pekerjaan belum optimal dan masih terdapat kekurangan. adapun dari tujuan penelitian ini adalah

  1) Untuk mengetahui faktor-faktor Supply chain management yang memiliki pengaruh pada peningkatan efektifitas waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi bangunan gedung di Kota Sungai Penuh.

  Management

  keunikan produk konstruksi, yaitu dengan adanya faktor kondisi tanah, kondisi cuaca,

  production ). Hal ini mempertegas

  pelaksanaan supply chain dapat diukur dari kemampuan kontraktor dalam meneyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai desain yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini analisis yang dipakai untuk menjawab dari tujuan penelitian adalah : pada lokasi tertentu di lapangan (in site

  Menurut Cavinato (2006) keberhasilan

  b). Mengurangi ketidak pastian dan resiko c). Keuntungan dalam bersaing. Tolak ukur kesuksesan perusahaan khususnya perusahaan jasa konstruksi bangunan gedung dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang dihasilkannya. Semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut maka akan semakin sukses juga perusahaannya.

  a). Penghematan dan efisiensi biaya

  f) Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas x yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama dimana R2. ketepatan aliran material, jasa, dan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Supply Chain Management mempunyai maksud strategis karena sistem pasokan dapat digunakan sebagai pokok penting dalam meningkatkan kemampuan kompetitif, Beberapa Keuntungan Pengembangan Supply Chain

  Supply chain adalah jalinan kerjasama perusahaan yang berinteraksi untuk menyampaikan produk (barang atau jasa) kepada pelanggan akhir, hubungan aliran material dari bahan mentah sampai pengiriman terakhir dalam rantai, Supply

  e) Koefisien determinasi dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel.

  dependen ) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.

  d) Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variabel

  Bung Hatta.

2. Tinjauan Literatur

  menyeragamkan fungsi - fungsi dalam perusahaan dan seluruh supplier-nya untuk a) Uji Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh benar- benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur (Agung,

  Chain Management bertujuan untuk

  1990),

  1. Proses produksi konstruksi pada

  b) Uji Reliabilitas merupakan indeks yang awalnya semuanya terjadi di lokasi menunjukkan sejauh mana suatu alat konstruksi (in site ), namun pengukur dapat dipercaya atau dapat sejalan dengan perkembangan diandalkan (Singarimbun, 1989), kebutuhan spesialisasi dalam jasa c) Analisa faktor merupakan salah satu konstruksi, beberapa proses teknik analisa ketergantungan dimana produksi juga dilakukan di luar semua variabel memiliki peranan yang lokasi (off site). Dengan demikian, sama, sehingga harus diperhatikan dikenal dua jenis proses produksi struktur hubungan secara menyeluruh yaitu in site production dan off site antara variabel-variabel.

  production .

  d)Regresi linier berganda adalah analisis Proses produksi yang dilakukan 2. regresi yang menjelaskan hubungan di lokasi konstruksi dipengaruhi antara peubah respon (variabel dependen) oleh lingkungan alam (iklim, dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tanah) sehingga memiliki sifat lebih dari satu prediktor (variabel ketidakpastian (uncertainty) yang

  independen ) cukup tinggi.

  Pendekatan penelitian yang digunakan

  e) Koefisien determinasi dinyatakan dengan adalah pendekatan penelitian kwantitatif yang dimaksudkan untuk menemukan

  R2 untuk pengujian regresi linier faktor-faktor utama pelaksanaan supply berganda yang mencakup lebih dari dua

  chain management yang memiliki

  variabel. Koefisien determinasi adalah pengaruh pada capaian kinerja waktu untuk mengetahui proporsi keragaman penyelesaian proyek konstruksi bangunan total dalam variabel tak bebas Y yang dapat gedung di Kota Sungai Penuh. dijelaskan atau diterangkan oleh variabel

  Adapun pengelompokkan berdasarkan

  • – variabel bebas x yang ada di dalam peran dan fungsi pada gambar diatas model persamaan regresi linier berganda meliputi: secara bersama-sama

  Owner (Pelaku Hilir) 3. Berdasarkan beberapa studi dapat

  Dalam proses produksi konstruksi disimpulkan bahwa supply chain dalam bila produk yang dibuat berdasarkan konteks konstruksi bangunan gedung permintaan owner, maka peran owner memiliki karakteristik sebagai berikut: sangat tinggi. Proses supply chain

  1. Produk konstruksi bersifat unik, karena management dimulai dari inisiatif

  pada umumnya dibuat berdasarkan

  owner yang memprakarsai dibuatnya

  permintaan tertentu dari owner (custom produk konstruksi bangunan dan

  made product ).

  berakhir pada owner ketika produk

  2. Dilakukan oleh organisasi yang

  tersebut selesai diproduksi (Vrijhoef, bersifat sementara (temporary 1999).

  organisation ), sehingga supply chain

  4. Kontraktor (Pelaku Utama)

  yang terbentuk akan berakhir ketika Kontraktor adalah suatu organisasi masa produksi selesai. konstruksi yang memberikan layanan

  3. Produknya terikat pada tempat

  pekerjaan pelaksanaan konstruksi tertentu, sehingga proses produksinya berdasarkan perencanaan teknis dan berlangsung spesifikasi yang telah ditetapkan. 3.kontraktor, Supplier, dan Mandor (Pelaku

  Hulu) Variabel penelitian ditentukan berdasarkan

  • Subkontraktor dan Spesialis
relevan dengan objek kasus. Penentuan Subkontraktor adalah perusahaan variabel didasari dari deskripsi peran dan konstruksi yang berkontrak dengan kontraktor utama untuk fungsi masing-masing level. melaksanakan beberapa bagian

  Kelompok Frekuensi % Responden pekerjaan kontraktor utama. Responden

  • Subkontraktor tenaga kerja

  PPK 8 6.2% Industri konstruksi merupakan

  PPTK 14 10.8%

  entry point yang relatif mudah

  Kontraktor 56 43.1% dalam memasuki dunia kerja Sub Kontraktor 24 18.5% sehingga muncul suatu kelompok Supplier 28 21.5% pekerja dengan skill yang rendah. Kelompok ini memiliki pemimpin Populasi didalam penelitian ini yang disebut dengan mandor. adalah Kota Sungai Penuh dengan objek

  • populasi seluruh rekanan Dinas Pekerjaan Supplier dan manufaktur konstruksi

  Umum (kontraktor, sub kontraktor dan Dilihat dari jenis material yang supplier) yang melaksanakan pekerjaan diperlukan dalam suatu proyek konstruksi bangunan gedung sepanjang konstruksi bangunan, terdiri dari lima (5) tahun terakhir dan pihak-pihak material alam seperti pasir, yang terkait secara langsung yang berasal kerikil, batu alam, dan material dari Dinas Pekerjaan Umum (owner). hasil produksi manfaktur seperti

  Cara Pengumpulan Data digunakan untuk besi beton, keramik, panel beton megumpulkan data penelitian adalah precast . melalui satu set kuesioner yang berisikan beberapa pernyataan konfirmasi tentang

3. Metodologi Penelitian

  keterkaitan faktor-faktor supply chain Suatu penelitian ilmiah yang diperoleh

  management terhadap penyelesaian

  harus mengikuti proses tertentu supaya hasil pekerjaan secara tepat waktu. Setiap penelitian yang diperoleh memenuhi kaidah-kaidah pernyataan akan disertakan dengan lima ilmiah. Salah satu dari pentingnya penelitian ini pilihan jawaban dengan intensitas yang adalah mengetahui faktor-faktor utama dan berbeda-beda. Pilihan jawaban yang supply chain management yang signifikan disediakan memungkinkan responden menentukan keberhasilan pekerjaan konstruksi untuk lebih leluasa memilih berdasarkan banguan gedung di Kota Sungai Penuh. pengalaman dan pengetahuan mereka. Tahapan awal penelitian ini adalah Adapun rentang ukuran yang digunakan tersaji pada tabel dibawah ini. dimulai dari pengumpulan fakta dan fenomena yang memperkuat pentingnya dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa sumber informasi yang

  Tabel 4.1

  digunakan untuk keperluan ini adalah data hasil Karakteristik Responden Berdasarkan evaluasi monitoring pelaksanaan paket pekerjaan kelompok Responden pada Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Sumber : Pengumpulan dan Pengolahan Data,

  Kota Sungai Penuh 2016 Dari informasi pada tabel 4.1 diatas terlihat distribusi kelmpok responden paling dominan adalah Kontraktor yaitu 43.1%

  Ukuran Nilai Keterangan Skala dari 130 orang responden yang dituju, kemudian disusul responden supplier sebanyak 28 orang dan seterusnya adalah

  Analisis Data

  2%

  6% 10 - 15 Tahun

  45 34.

  8% 5 - 10 Tahun

  14 10.

  Fre kue % Pengalaman 1 - 5 Tahun

  Kelompok Responden

  21 16.

  Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bagian sebelumnya

  Pada tabel 4.2 terlihat kelompok responden dengan pengalaman pada rentang 10- 15 Tahun adalah kelompok yang paling banyak yaitu sebesar 38.5% kemudian diikuti oleh pengalaman pada rentang 5-10 tahun sebesar 34.6% dan kelompok responden yang pengalaman paling kecil ditemukan pada kelompok 1-5 Tahun yaitu sebanyak 10.8%. Karakteristik ketiga yang membedakan responden didalam penelitian ini adalah berdasarkan jenjang pendidikan responden. Responden yang dituju akan diberikan pilihan jawaban 4 keterlambatan penyelesaian pekerjaan konstruksi bangunan gedung saat ini”. Penentuan Jumlah Faktor Yang Terbentuk

  5% > 15 tahun

  Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Sumber : Pengumpulan dan Pengolahan Data, 2016

  Tabel 4.2

  5 Sangat Setuju terdapat hubungan yang sangat mutlak antara faktor SCM terhadap kinerja responden sub kontraktor sebanyak 24 orang. Sementara untuk keterwakilan owner sebanyak 22 orang yang berasal dari PPK dan PPTK. Sementara untuk kelompok pengalaman responden disajikan pada tabel 4.2 dibawah ini.

  4 Setuju terdapat hubungan antara faktor SCM terhadap kinerja

  3 Kurang Setuju faktor SCM hanya memiliki kadar pengaruh relative kecil terhadap kinerja

  2 Tidak Setuju antara SCM dan kinerja memiliki hubungan yang tidak terkait secara langsung

  1 Sangat Tidak Setuju tidak terdapat keterkaitan pelaksanaan SCM terhadap kinerja

4. Data Dan Pembahasan

  Pada bab ini akan disajikan secara lengkap analisis dan pembahasan berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh melalui survey langsung pada wilayah objek penelitian. Data dan informasi didapatkan melalui dua cara, yaitu melalui wawancara dan kuesioner.

  50 38.

1. Personil Responden

  Tujuan ketiga ini ditentukan dengan menggunakan analisis regresi melalui nilai/skor faktor yang terbentuk untuk tiga faktor yang telah ditetapkan (skor

  Jumlah faktor yang terbentuk didasari dari nilai Eigenvalues yang diperoleh dari pengelompokan 14 item. Kriteria yang digunakan nilai Eigenvalues > 1.

  Jumlah kuesioner yang dikembalikan adalah sebanyal 142 buah kuesioner, namun hanya 130 buah kuesioner yang layak untuk diolah pada analisis selanjutnya. Sebanyak 130 kuesioner tersebut memberikan gambaran karakteristik sebagai berikut jenjang pendidikan mulai dari Diploma 3 hingga Strata 3, alasan pengelompokkan responden berdasarkan jenjang pendidikan ini adalah untuk memberikan justifikasi tingkat pemahaman responden terhadap pernyataan yang disajikan pada kuesioner. Berikut hasil pengelompokkan responden berdasarkan jenjang pendidikan seperti

  Faktor-Faktor SCM terhadap Kinerja Kontraktor disajikan pada tabel 4.3 dibawah ini.

  Tabel 4.3

  3. Nilai

  Saran

  Eigenvalues > 1.

  14 item. Kriteria yang digunakan nilai

  Terbentuk Jumlah faktor yang terbentuk didasari dari nilai Eigenvalues yang diperoleh dari pengelompokan

  2. Penentuan Jumlah Faktor Yang

  Olkin) nilai ini diperlukan untuk melihat apakah variabel yang tersisa sebanyak 23 variabel dengan jumlah responden 130 layak dilakukan analisis faktor dengan kriteria nilai KMO > 0.5.

  1. Penentuan Nilai KMO (Kaiser Meyer

  4. Nilai t, nilai ini diperlukan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing (secara parsial) variabel supply chain management terhadap kinerja.

  > Ftabel)

  secara bersama-sama dan simultan terhadap kinerja kontraktor (signifikan jika Fhitung

  management

  F, uji signifikan yang ditimbulkan faktor supply chain

  supply chain management .

  Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Sumber : Pengumpulan dan Pengolahan Data, 2016 Pada tabel 4.3 terlihat pendidikan responden paling dominan adalah Strata Satu (S1) sebesar 46.2% dan paling sedikit adalah pendidikan S3 sebanyak 1 orang (0.88%). Distribusi jenjang pendidikan ini dianggap sudah mewakili karakteristik populasi penelitian untuk wilayah penelitian di Kota Sungai Penuh.

  terhadap

  management

  2. Nilai koefisien regresi (B), nilai ini diperlukan untuk melihat kontribusi peubah/predictor masing-masing faktor supply chain

  1. Nilai Koefisien Determinasi (R2), nilai yang diperlukan untuk menentukan kontribusi pembentuk pengaruh baik tidak kinerja kontraktor yang disebabkan oleh tiga faktor utama supply chain management .

  Dalam analisis regresi nilai-nilai parameter yang harus ditentukan adalah :

  Responden Diploma III 24 18.5% Strata 1 60 46.2% Strata 2 45 34.6% Strata 3 1 0.8% faktor disajikan pada lampiran).

  Frekuensi % Pendidikan

  Wawancara yang dilakukan juga memberikan kesimpulan bahwa, keterlambatan yang selama ini dialami oleh rekanan kontraktor adalah bukan dikarena sepenuhnya oleh kelalaian kontraktor tetapi juga karena keterlibatan sub kontaktor dan supplier. Kelompok Responden

  Analisis ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pertama penelitian, yaitu “Bagaimanakah efektifitas pelaksanaan SCM yang diterapkan oleh kontraktor di Kota Sungai Penuh dalam rangka mengatasi

  Analisis Pelaksanaan SCM di Kota Sungai Penuh

  Uji instrument ataupun kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji validitas dan realibilitas. Pengujian ini dimaksudkan untuk memastikan terlebih dahulu apakah item- item pernyataan yang disajikan pada kuesioner sudah mewakili kebutuhan untuk menjelaskan dimensi dari Supplie chain management dan kinerja proyek, pengujian validitas jika masing-masinng item memiliki nilai kolerasi (r) > 0.5

  Analisis Data

  Beberapa saran dan rekomendasi yang mungkin terkait dengan hasil Pada umumnya supplier memahami dengan baik bahwa fungsi mereka adalah sangat penting untuk mendukung keberhasilan kontraktor, hanya saja mereka mengalami permasalahan pada saat terjadinya perubahan lingkup design/pekerjaan ditengah jalan yang berdampak pada peningkatan biaya perolehan material. Namun sejauh ini kendala tersebut masih dapat disiasati jika perubahan tersebut diiringi dengan peninjauan kembali kontrak antara kontraktor dan supplier.

  Analisis Faktor-Faktor SCM Terhadap Kinerja

  2. Perlu dilakukannya upaya-upaya

  Untuk Bisnis dan Ekonomi , Penerbit Erlangga, Jakarta.

  Kuncoro, Mudrajad, (2003), Metode Riset

  Johnson, Richard., Wichern, & Dean W., (1998), Multiva riate Statistical Analysis, 4 edition, Prentice Hall, New Jersey.

  Dissertation, Faculty of the Virginia Polytechnic Institute & State University, Virginia.

  Community College Chairpersons ,

  Green, Jutta, (2000), Job Satisfaction of

  terbatas untuk Kota Sungai Penuh, maka dipandang perlu adanya lebih lanjut untuk mendefinisikan factor-faktor yang lain selain dari tiga faktor yang diperoleh pada penelitian ini, sehingga kedepan langkah- langkah perbaikan terhadap kinerja proyek lebih tepat dan efektif.

  3. Karena objek penelitian ini

  satunya adalah kendala yang berkenaan dengan komunikasi antara pihak.

  Supply Chain Management , salah

  penanganan yang lebih komprehensif untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan

  Management dan kendala- kendala pelaksanaannya.

  Untuk mengetahui faktor-faktor utama

  cara efektif untuk mencapai kinerja proyek, maka sebaiknya perlu diberikan pencerahan kepada seluruh pihak yang terkait dengan proyek untuk mengenali secara lebih dekat implementasi Supply Chain

  1. Oleh karena Supply Chain Management merupakan suatu

  penelitian ini adalah sebagai berikut :

  Pengendalian Proyek , 2) Perencanaan Kebutuhan Material ,

  yang akan mempengaruhi kinerja kontraktor bangunan gedung di Kota Sungai Penuh yaitu 1) Perencanaan dan

  Supply Chain Management

  Kesimpulan yang diperoleh dalam rangkaian penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Kesimpulan

  management . Berikut tahapan dan hasil analisis faktor yang telah dilakukan.

  23 item/variabel pada dimensi supply chain

  pengaruh pada peningkatan efektifitas waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi bangunan gedung di Kota Sungai Penuh akan dijawab melalui serangkaian pengolahan data statistik dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor yang dipakai adalah analisis faktor konfirmasi karena faktor-faktor sudah ditetapkan secara apriori berdasarkan teori sebelumnya. Pembentukan faktor konfirmatori (CFA) berdasarkan teori dan konsep untuk mendapatkan variabel atau faktor yang mewakili beberapa item yang merupakan variabel teramati. Analisis faktor yang dilakukan adalah untuk jumlah item yang tersisa setelah dilakukan uji validitas sebelumnya yaitu sebanyak

  supply chain management yang memiliki

1. Terdapat tiga parameter pelaksanaan

  dan 3) Ketepatan Waktu Pujawan,

  I Nyoman, (2005), Supply

  Pembayaran Kontraktor . Chain Management , Edisi Pertama, Guna Widya, Surabaya.

2. Faktor ketepatan waktu pembayaran

  kontraktor dengan pengaruh tingkat

  signifikan paling besar dengan nilai Smeltzer, L.R. dan Siferd, S.P., (1998), “Proactive Supply Management: The t= 5,120 β= 0.012 , diikuti oleh faktor Management of Risk”, International

  perencanaan kebutuhan material nilai Journal of Purchasing and Materials

  t= β= dan factor

  4,467 0.013 Management , Vol. 34, No. 1, pp. 38-45. perencanaan dan pengendalian proyek

  dengan nilai t= 4,230 β= 0.023 Vrijhoef, R., (1998), Co-Makership in

  Construction Towards Construction Supply Chain Management , Thesis of Graduate Daftar Pustaka

  Studies, Delft University of Technology, Briscoe, G., Dainty, Andrew R.J., & Millett, S., Netherland.

  (2001), “Construction Supply Chain Partnership: Skills, Knowledge and

  Attitudinal Requirements”,

  European Journal of Purchasing & Supply Management , Vol. 7, pp. 243-255.

  Cavinato, J.L., Flynn, A.E., Kauffman, R.G., (2006), The Supply Management

  Handbook , 7th edition, McGraw-Hill Companies, New York.

  Chopra, S. and Meindl, P., (2001), Supply Chain

  Management: Strategy, Planning, and Operations ,

  Prentice Hall, New York Christopher, M., (1992), Logistics and Supply

  Chain Management: Strategies for Reducing Costs and Improving Service , Pitman Publishing,

  London. Cooper, M.C. and Ellram, L.M., (1993), “Characteristics of Supply Chain Management and the Implications for Purchasing and Logistics Strategy”, International Journal of Logistics Management , Vol. 4 (2), pp. 13-24.

  Cooper F.D., Gray S., Raymond G., and Walker, Phil, (2005), Managing Risk in Large Projects

  

and Complex Procurements , 1st edition, John

Willey and Sons, Ltd., England.

  Dani, S., (2009), Predicting and Managing Supply Chain Risks, in Supply Chain Risk: A

  

Handbook of Assessment, Management, and

Performance , eds. Zsidisin, G.A., Ritchie, B.,

  Springer, New York.