Kata kunci: pengetahuan, manfaat cairan, perilaku konsumsi air putih Abstract - HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG MANFAAT CAIRAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI AIR PUTIH

  

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG MANFAAT

CAIRAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI AIR PUTIH

THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE OF FLUID BENEFITS

WITH WATER CONSUMPTION BEHAVIOR

M. Hafiduddin dan Muhammad Azlam

  

STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Jl. Tulang Bawang Seltan No. 26 Tegalsari RT 02 RW XXXII

  

Abstrak

Air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk hidup pasti memerlukan air untuk minum, untuk

melepas dahaga dan memenuhi kebutuhan cairan. Air dalam tubuh berperan sangat penting dalam

proses pencernaan dan metabolisme. Tubuh manusia yang kekurangan air akan menyebabkan

berbagai macam penyakit antara lain sakit pinggang, rematik, , nyeri tulang leher, tekanan darah

tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebihan, asma, kencing manis, stroke, batu ginjal,

sembelit. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang penduduk di

Desa sebanyak 16 orang (53%), mengatakan tidak tahu manfaat air putih, sedangkan 10 (30%)

orang mengatakan tahu akan manfaat air putih, sebanyak 4 orang (17%) mengatakan tahu

manfaat cairan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang

manfaat cairan dengan perilaku konsumsi air putih di Simo Boyolali. Metode penelitian berupa

korelasi analitik Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Purposive

Sampling” dengan sampel 60. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret- Juni 2013 untuk

mendapatkan data tingkat pengetahuan dan perilaku konsumsi air putih. Instrumen menggunakan

kuesioner dengan analisa Kendal Tau. Hasil yang didapat tingkat pegetahuan tentang manfaat

cairan rendah ada 14 (23,3%), tingkat pegetahuan sedang ada 26 (43,3%), dan tingkat pegetahuan

tinggi ada 20 (33,3%) sedangkan perilaku mengkonsumsi air putih kurang ada 16 (26,7%),

perilaku mengkonsumsi air putih cukup ada 25 (41,7%), dan perilaku mengkonsumsi air putih

lebih ada 20 (31,7%), dengan nilai p-value 0,000 < 0,05 signifikan 95%. Ada hubungan antara

pengetahuan tentang manfaat cairan dengan perilaku konsumsi air putih di Simo Boyolali.

  Kata kunci: pengetahuan, manfaat cairan, perilaku konsumsi air putih

Abstract

Water is the source of life. All living things need water to drink, to quench the thirst and to ful feell.

Water in the body plays an important role in the process of digestion and metabolism. The human

body that water shortage will cause various illnesses such as back pain, arthritis, neck bone pain,

high blood pressure, high cholesterol, overweight, asthma, diabetes, stroke, kidney stones,

constipation. Based on the preliminary study conducted by researchers on 30 residents in the

Village as many as 16 people (53%), said that they did not know the benefits of water, while 10

people (30%) said that they knew the benefits of water, as many as 4 people (17%) said that they

knew the benefits of liquid. The aim of this study was to determine the correlation between

knowledge about the benefits liquid and water consumption behavior in the village of Simo

Boyolali. Research methods was correlation analytic. The sampling technique used in this study

was purposive sampling with 60 samples. The research was conducted in March to June 2013 to

obtain the data of knowledge levels of water consumption behavior. The instrument used

questionnaires with Kendal Tau analysis. The results was the low level of knowledge about the

  

benefits of fluid were 14 (23.3%), moderate level of knowledge were 26 (43.3%), and high levels of

knowledge were 20 (33.3%), while the behavior of consuming less water were 16 ( 26.7%), the

behavior of consuming enough water were 25 (41.7%), and the behavior of consuming more water

were 20 (31.7%), with a p-value 0.000 <0.05 significant 95%. There was correlation between

knowledge about the benefits of liquid and water consumption behavior in the village of Simo

Boyolali.

  Keywords: knowledge, the benefits of liquid, water consumption behavior PENDAHULUAN

  Kurang minum air putih dapat mengganggu fungsi dan akan menyebabkan penyakit gagal ginjal. Gangguan ginjal dalam tahap ringan masih dapat diatasi dengan minum banyak air putih. Namun, kalau sudah hanya bisa diatasi dengan cuci darah atau cangkok ginjal yang biayanya sangat mahal. Kasus gagal ginjal di dunia meningkat lebih dari 50%. Kasus gagal ginjal di Indonesia sudah mencapai sekitar 20% atau sekitar 25 juta orang mengalami gang- guan fungsi ginjal. 2 (Luize, 2006). Di Provinsi

  Jawa Tengah berdasarkan laporan program yang berasal dari Rumah Sakit, Kasus Gagal ginjal yang ditemukan sebanyak 151.075. tertinggi adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 46.225 kasus (30,59%) Sedangkan kasus tertinggi kedua adalah Kabupaten Klaten yaitu sebesar 16.067 kasus (10,22%%), Kasus paling sedikit adalah Kabupaten Semarang yaitu 52 kasus (0,03%). Sedangkan rata-rata kasus pertahun di Jawa Tengah adalah 4.316,42 kasus 1 (Profil Kesehatan

  Provinsi Jawa Tengah, 2011). Berdasarkan la- poran dari puskesmas , jumlah penderita gagal ginjal di Kabupaten Boyolali tahun 2011 seba- nyak 64 kasus 1 (DKS Boyolali, 2011). Menurut para pakar kesehatan, dalam keadaan normal sebaiknya minum antara 8 –10 gelas air perhari. Namun air tersebut bisa saja terkandung didalam makanan dan buah yang kita makan. Sayur dan buah-buahan juga sudah mengandung air yang banyak. Selain air, juga diperlukan masuknya serat ke dalam tubuh. Jadi kalau dihitung-hitung, setidaknya air putih yang kita minum selain dari makanan adalah 8 gelas sehari. Berbeda dengan orang yang sedang dalam keadaan sakit, mereka memerlukan air putih lebih banyak dari ukuran normal, karena pada waku sakit lebih banyak cairan yang digunakan untuk kegiatan metabolisme dalam tubuh. Duabelas gelas per hari adalah ukuran minimal yang harus diminum dalam kondisi pemulihan kesehatan. Untuk olahragawan, banyaknya air putih yang diminum bisa hingga 15 gelas per hari. Pada setiap 15 menit saat olahragawan berlatih, harus selalu disertai minum air putih kira-kira 1/4-1/3 gelas, ditambah dengan minum setidaknya 2 gelas setelah selesai latihan. Untuk mereka yang aktif di luar seperti supir atau pekerja keras di pelabuhan, tentunya juga diperlukan air putih lebih banyak dari ukuran normal. Begitu pula yang seharian duduk di kantor tanpa kegiatan lain untuk menjaga kondisi ginjal 5 (Prayudi, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaku- kan peneliti terhadap 30 orang penduduk di desa jaten dengan mayoritas pekerjaan sebagai petani sebagai berikut: sebanyak 16 orang (53%), me- ngatakan tidak tahu manfaat air putih dan mereka minum air dalam jumlah yang sedikit (kurang lebih 3-4 gelas ukuran sedang perhari), mereka mengatakan jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, mereka mengatakan ter- kadang sakit pada pinggang kanan dan kirinya. Sedangkan 10 (30%) orang mengatakan tahu akan manfaat air putih tetapi mereka lebih suka mengkonsumsi air minum yang manis seperti teh dan minuman bersoda. Sebanyak 4 orang (17%) mengatakan tahu manfaat cairan dan mereka mengkonsumsi air putih antara 6-8 gelas ukuran sedang perharinya.

  Dari hasil studi pendahuluan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Manfaat Cairan Dengan Perilaku Konsumsi Air Putih Di Simo Boyolali.”

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan studi penelitian korelasi analitik dengan Pendekatan yang di- gunakan adalah pendekatan cross sectional Teknik sampling yang digunakan dalam pene- litian ini adalah

  “Purposive Sampling” dengan

  sampel 60 yang dilaksanakan pada bulan Maret- Juni 2013 dan dianalisa dengan analisa Kendal tau.

  Berdasarkan tabel diatas diketahui karakteristik

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Analisis Univariat responden berdasarkan pendidikan yang banyak

  pendidikan SD ada 26 Responden (43,3%), dan Tabel 1. Distribusi frekuensi umur responden SMA ada 14 Responden (23,3%). Prosentase

  Umur Jumlah Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat pegetahuan (%) tentang manfaat cairan

  <25 Tahun

  17

  28.3 25-35 Tahun

  32

  53.3 Prosentase Pegetahuan Jumlah

  (%) > 35 Tahun

  11

  18.3 Rendah

  14

  23.3 Total 60 100.0 Sedang

  26

  43.3 Tinggi

  20

  33.3 Berdasarkan tabel diketahui umur responden yang banyak berumur 25-35 tahun ada 32 Total 60 100 responden (53,3%),

  Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui tingkat Tabel 2. Distribusi frekuensi Jenis Kelamin pegetahuan rendah ada 14 responden (23,3%), tingkat pegetahuan sedang ada 26 responden

  Prosentase Jenis Kelamin Jumlah

  (43,3%), dan tingkat pegetahuan tinggi ada 20 (%) responden (33,3%).

  Laki-laki

  32

  53.3 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perilaku Perempuan

  28

  46.7 Mengkonsumsi Air Putih Total 60 100.0

  Prosentase Perilaku Jumlah

  Berdasarkan tabel diatas diketahui karakteritik (%) responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki

  Kurang

  16

  26.7 ada 32 responden (53,3%), perempuan ada 28 Cukup

  25

  41.7 responden (46,7 %). Pembagian responden ber- Lebih

  19

  31.7 dasarkan jenis Total 60 100.0

  Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Berdasarkan tabel diketahui perilaku mengkon- sumsi Air Putih kurang ada 16 responden

  Prosentase Pekerjaan Jumlah

  (26,7%), Prilaku mengkonsumsi Air Putih cukup (%) ada 25 responden (41,7%), dan Prilaku meng-

  Buruh

  18

  30.0 konsumsi Air Putih lebih ada 20 responden Pedagang

  10

  16.7 (31,7%). Petani

  22

  36.7 Swasta

  10

  16.7

  uji prasarat

  Total 60 100.0 Tabel 7. Hasil Uji Normalitas

  Berdasarkan tabel diatas diketahui karakteritik Kolmogrov-smirrnov responden berdasarkan pekerjaan yang banyak Nilai Variabel df Sig. adalah buruh ada 18 responden (30%), petani

  Kolmogrov ada 22 responden (36,7%), Pegetahuan

  .110 60 .068 Prilaku .133 60 .010

  Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Prosentase Data dikatakan normal apabila nilai sig. > 0,050. Pendidikan Jumlah

  (%) Dikarenakan nilai signifikan 0,068> 0,050 baik

  Tidak Sekolah

  8

  13.3 pad variabel pegetahuan jadi distribusi normal SD

  26

  43.3 sedangkan pada variabel prilaku nilai sig 0,010 SMP

  12

  20.0 <0,050 maka distribusi data tersebut tidak normal

  SMA

  14

  23.3 karena salah satu data tidak normal maka Total 60 100 mengunakan

  Kendall‟s tau

  Analisis Bivariat

  19

  2

  4

  14

  20 0,000 Total % 3.3 6.7 23.3 33.3 Total Jumlah

  16

  25

  60 Total %

  3.3

  26.7 41.7 31.7 100.0

  Berdasarkan tabel diatas diketahui tingkat pengetahuan kategori rendah ada 14 responden (23,3%) dengan 9 responden (15%) kurang minum air putih, 2 responden (3,3%) cukup minum air putih, dan 3 responden (5%) minum air putih lebih. Untuk pegetahuan sedang ada 26 responden dengan 5 responden (8,3%) kurang minum air putih, 19 responden (31,7%) cukup minum air putih, dan 2 responden (3,3%) lebih minum air putih. Pegetahuan tinggi ada 20 responden dengan 2 responden (3,3%) kurang minum air putih, 4 responden (6,7%) cukup minum air putih, dan 14 responden (23,3 %) lebih minum air putih.

  PEMBAHASAN

  Tingkat pegetahuan responden tentang manfaat cairan sedang dengan prosentase 43,3%. Hal ini ada kemungkinan karena umur responden yang mayoritas antara 25 - 35 tahun sebesar 53,3% dan pendidikan formal yang masih rendah pendidikan sekolah Dasar 43% dan tiak sekolah 13% disamping itu minimnya mendapatkan pendidikan kesehatan mereka mendapatkan pengetahuan dari media. contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah dan juga semakin tua umur seseorang maka proses- proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Bertam- bahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan ber- kurang.

  Perilaku mengkonsumsi air putih pada penelitian ini mayoritas cukup sebesar 41,7% hal ini selain dimungkinkan dari tingkat pengetahuan yang cukup dapat juga dari aktivitas kerjaan yang mayoritas petani 36,7% karena semakin beratnya pekerjaan seseorang akan mengkonsumsi cukup air putih. lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya dalam hai ini adalah pekerjaan dan jenis kelamin mayoritas laki-laki 53,3% yang dimungkinkan banyak melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

  Hasil dari penelitian ini adalah ada hu- bungan yang bermakna antara pengetahuan tentang manfaat cairan dengan perilaku konsumsi air putih di Simo Boyolali. Air adalah sumber kehidupan. Semua makhluk hidup pasti memer- lukan air untuk minum, untuk melepas dahaga dan memenuhi kebutuhan cairan. Air dalam tubuh berperan sangat penting dalam proses pencernaan dan metabolisme. Air merupakan substansi kimia yang mempunyai rumus kimia H2O. H2O adalah suatu molekul air yang tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.Air merupakan benda cair yang tidak berasa ,berbau , maupun berwarna. Tubuh manusia yang keku- rangan air akan menyebabkan berbagai macam penyakit antara lain sakit pinggang, rematik, tukak saluran pencernaan, nyeri tulang leher, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebihan, asma, kencing manis, stroke, batu ginjal, sembelit 3 (Metta, 2011). Maka atas pentingnya pegetahuan tentang air dapat mem- permudah terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Faktor yang mempermudah dalam hal ini adalah tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi ibu. Faktor-faktor ini terutama yang positif memudahkan terwujudnya perilaku. Dalam hal ini pendidikan kesehatan ditujukan untuk meng- gugah kesadaran, memberikan atau meningkat- kan pengetahuan masyarakat tentang pemeliha- raan dan peningkatan kesehatan baik dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakat 4

  43.3 P- Value Tinggi Jumlah

  31.7

  Tabel 8. Tabulasi Silang antara tingkat pegetahuan dan prilaku

  15.0

  Variabel Perilaku Total Kendall‟s tau Kurang Cukup Lebih

  Penge tahuan Rendah Jumlah

  9

  2

  3

  14 0,499 Total %

  3.3

  8.3

  5.0

  23.3 Sedang Jumlah

  5

  19

  2

  26 Total %

  (Notoatmodjo, 2007). Jadi teori tersebut mendukung ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang manfaat cairan dengan perilaku konsumsi air putih.

  SIMPULAN

  REFERENSI

  Rineka Cipta. Jakarta. Suyanto dan Salamah, Ummi. 2009. Riset Ke- bidanan Metodologi dan Aplikasi .

  Prayudi, Atmosoedirjo. 2010. Bahana Admi- nistrasi dan Manajemen . Penerbit PT.

  Perilaku Kesehatan . Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

  Metta. 2011. Sehat Dengan Air Putih Cara Sehat Alami .Stomata:Surabaya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pendidikan Dan

  Tubuh . Di- akses Februari 2014.

  Dinkes Jateng. 2011. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011. Luize, A,. 2006. Mengenal Ragam dan Manfaat

  4. Bagi penulis sebagai calon petugas kesehatan agar selalu menambah pengetahuan tentang kesehatan secara keseluruhan menyangkut wewenang dan hak serta kewajiban perawat.

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul hubungan antara penge- tahuan tentang manfaat cairan dengan perilaku konsumsi air putih di desa Simo Boyolali didapatkan jumlah responden sebanyak 60 orang dapat disimpulkan sebagai berikut:

  2. Bagi tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas tentang pentingnya cairan bagi tubuh manusia 3. Bagi institusi diharapkan penelitian ini dipublikasikan agar dapat dibaca oleh masyarakat yang tentunya tentang pentingnya cairan bagi tubuh dan sebagai sumber penelitian berikutnya.

  Bagi masyarakat dapat mengetahui seberapa penting cairan dalam tubuh manusia untuk aktifitas sehari-hari.

  SARAN 1.

  3. Ada hubungan yang bermakna antara penge- tahuan tentang manfaat cairan dengan perilaku konsumsi air putih di Simo Boyolali dengan nilai p = 0,000 signifikan 95%.

  2. Perilaku mengkonsumsi air putih pada penelitian ini kurang dari 8 gelas sebesar 26,7%, cukup antara 8 – 10 gelas sebesar 41,7% dan lebih dari 10 gelas sebesar 31,7%.

  1. Tingkat pegetahuan responden tentang man- faat cairan rendah sebanyak 23,3% sedang sebanyak 43,3% dan tinggi sebanyak 33,3%.

  Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN POLA MAKAN (RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT ANEMIA ON YOUNG WOMEN WITH DIETARY)

0 0 6

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KESIAPAN DALAM MENGHADAPI KARYA TULIS ILMIAH (THE RELATIONSHIP BETWEEN STRESS LEVEL AND READINESS IN FACING SCIENTIFIC PAPER)

0 0 5

Yuli Widyastuti Prodi D3 Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta email:yuliet_26yahoo.com Abstrak - GAMBARAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR FEMUR DI RS ORTOPEDI PROF. Dr.R SOEHARSO SURAKARTA

0 0 6

ANALISA PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP BENTUK PERILAKU SEKS BEBAS DAN CARA MENCEGAHNYA ANALYSIS OF KNOWLEDGE OF TEENS FREE SEX BEHAVIOUR AND HOW PREVENTED

0 0 5

47 KARAKTERISTIK MALTODEKSTRIN BIJI NANGKA DENGAN HIDROLISIS ENZIM α – Amilase CHARACTERISTICS OF JACKFRUIT SEED MALTODEXTRINE OBTAINED BY HYDROLYSIS USING α – AMYLASE

0 0 5

PERBEDAAN PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI PERORAL DAN PARENTERAL TERHADAP LINGKAR KEPALA LAHIR ANAK TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) STRAIN WISTAR HAMIL ANEMIA THE DIFFERENCE EFFECT BETWEEN ORAL AND PARENTERAL IRON SUPPLEMENTATION ON HEAD CIRCUMFERENCES OF

0 0 6

30 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) CORELATION BETWEEN THE LEVEL OF SOCIAL ECONOMY FAMILY WITH OWNERSHIP BPJS (SOCIAL SECURITY AGENCY)

0 0 8

66 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MORNING SICKNESS DENGAN SIKAP IBU MENGHADAPI MORNING SICKNESS THE CORELATION OF MORNING SICKNESS KNOWLEDGE WITH ATTITUDE TO FACE AGAINST MORNING SICKNESS Rizka Fatmawati

0 0 6

STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Jl. Tulang Bawang Selatan No 26 Tegalsari RT 02 RW XXXII Kadipiro Banjarsari Surakarta ning71yahoo.com Abstrak - GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

0 0 5

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS THE RELATIONSHIP BETWEEN SODIUM INTAKE AND BLOOD PRESSURE ON CHRONIC RENAL FAILURE WITH HEMODIALYSIS Inna Fatmawati

0 0 7