APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SIG

Seminar Nasional Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi 2015 (SEHATI 2015)

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
UNTUK ANALISA DAN PEMETAAN KEBUTUHAN UNIT
SEKOLAH BARU DI KABUPATEN PAMEKASAN
Muhsi1), Yuri Efenie2)
Teknik Informatika, Fak. Teknik, Univ. Islam Madura
2
Sistem Informasi, Fak. Teknik, Univ. Islam Madura
Jl. PP. Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan 69351, Madura
Telp. (0324) 32178, 331084
E-mail : muhsiy@gmail.com1), you_3feny@yahoo.com2)
1

Abstraks
Kabupaten Pamekasan sebagai kota pendidikan dituntut untuk selalu melakukan pembenahan dalam
berbagai hal termasuk dalam penyiapan fasilitas pendidikan di daerahdaerah. Dengan demikian
dibutuhkan suatu perencanaan kebutuhan fasilitas pendidikan yang mempu memprediksi jumlah
kebutuhan unit sekolah baru sehingga pelaksanaannya dapat sesuai dengan jumlah penduduk usia
sekolah, kelas dan sekolah itu sendiri. Dalam hal ini teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat
digunakan untuk memetakan persebaran kebutuhan unit sekolah baru di setiap kecamatan di Kabupaten

Pamekasan. Untuk menghitung kebutuhan unit sekolah baru digunakan pedoman dari Kementerian
Pekerjaan Umum sehingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Melalui proyeksi penduduk usia
sekolah dengan formula Exponential rate of growth (pertumbuhan rata-rata penduduk ) didapat hampir
semua kecamatan membutuhkan pengembangan unit sekolah baru. Akan tetapi karena tidak
memungkinkan dalam satu waktu untuk membangun maka dibuat plotting sehingga untuk SMP
kecamatan yang membutuhkan adalah Kecamatan Tlanakan 1 unit, Kecamatan Pademawu 1 unit,
Kecamatan Pamekasan 1 unit, Kecamatan Pegantenan 1 unit, Kecamatan Pakong 1 unit dan Kecamatan
Waru 1 unit. Untuk tingkat SMA adalah Kecamatan Tlanakan 1 unit, Kecamatan Proppo 1 unit,
Kecamatan Pegantenan 1 unit, Kecamatan Kadur 1 unit, dan Kecamatan Waru 1 unit
Keywords: SIG, Sekolah Menengah, USB
1. PENDAHULUAN
Sebagai kota pendidikan, Kabupaten
Pamekasan tentunya dituntut untuk terus
mengembangkan berbagai hal yang berkaitan
dengan pendidikan mulai dari memacu prestasi
peserta didik untuk terus berprestasi,
peningkatan sarana maupun prasaranan dan
pengembangan pendidikan kejuruan yang
selaras dengan potensi wilayah.
Dari aspek sarana ataupun prasarana

pendidikan khususnya dalam penyediaan lokal
kabupaten Pamekasan masih belum mencukupi
bahkan terjadi ketimpangan antara daerah
khususnya untuk sekolah menengah. Beberapa
tahun terakhir jumlah unit sekolah menengan
paling banyak adalah, untuk tinggkat SMP/MTs
Kecamatan Palengaan dengan jumlah 83 unit
dan SMA/MA/SMK berjumlah 25. Sementara
yang paling rendah adalah di kecamatan Galis
hanya terdapat 11 unit SMP/MTs dan SMA/
MA/SMK yang terendah adalah Kecamatan
Pakong dengan jumlah 4 unit.
Kondisi yang demikian menyebabkan
berjubelnya suatu lembaga pendidikan di suatu
wilayah sehingga tidak banyak yang tidak
tertampung serta sebaliknya akan terdapat

sekolah yang hanya mendapatkan siswa sedikit
yang tidak sesuai dengan kuota. Dalam hal ini
perlu dipetakan kebutuhan unit sekolah baru di

setiap kecamatan untuk pemerataan dan
peningkatan angka APK atau APM di
Kabupaten
Pamekasan.
Pemetaan
ini
dimaksudkan untuk melihat kondisi eksisting
sekolah yang ada untuk kemudian dilakukan
analisa kebutuhan unit sekolah baru.
Saat ini teknik yang paling baik yang
selalu digunakan untuk memetakan data atau
inoformasi di permukaan bumi adalah dengan
Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG
memiliki fungsi untuk menyajikan informasi di
permukaan bumi dalam bentuk peta digital.
Informasi yang dapat diolah dan disajikan
dalam peta digital berupa data semua hal yang
ada di permukaan bumi mulai tanah, manusia,
lokasi suatu tempat, bagunan dan lain
semacamnya yang kemudian lebih dikenal

dengan data spasial.
2. TEORI
2.1. Sistem Informasi Geografis (SIG)
Secara harafiah, SIG dapat diartikan
sebagai suatu komponen yang terdiri dari

1

Seminar Nasional Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi 2015 (SEHATI 2015)

perangkat keras, perangkat lunak, data geografis
dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama
secara efektif untuk menangkap, menyimpan,
memperbaiki,
memperbaharui,
mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa,
dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis geografis (Puntadewo, 2003). Dengan
kata lain Sistem Informasi Geografis (SIG)

adalah system informasi khusus yang mengelola
data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang
lebih sempit, adalah sistem komputer yang
memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan
informasi bereferensi geografis, misalnya data
yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam
sebuah basis data termasuk juga orang yang
membangun dan mengoperasikannya dan data
sebagai bagian dari sistem ini. (Sembiring,
2007)
Penggunaan SIG sering kali didukung
dengan penggunaan pengindraan jauh seperti
citra satelit yang memungkinkan untuk
memetakan
keberagaman
informasi
karakteristik area seperti tumbuh- tumbuhan,
air, geologi baik dalam ruang dan waktu. Citra

satelit dapat memberikan gambaran dan
menyediakan informasi lingkungan yang sangat
berguna dari area dengan skala bervariasi dari
keseluruhan benua sampai area yang sangat
kecil. Banyak jenis bencana seperti banjir,
gempa bumi dan bencana lainya mempunyai
tanda-tanda yang dapat dideteksi oleh satelit.
Pengindraan
jauh
juga
memungkinkan
pengawasan (monitoring) kejadian bencana
ketika bencana tersebut terjadi. (sembiring,
2007).
2.2. Proyeksi Penduduk
Untuk melakukan proyeksi terhadap
penduduk pada masa yang akan datang,
digunakan formula Exponential rate of growth
(pertumbuhan rata-rata penduduk ). Pertumbuhan ini didasarkan pada pertumbuhan
penduduk secara terus-menerus (continuous)

setiap hari dengan angka pertumbuhan (rate)
yang konstan. Hal ini dapat ditulis dengan
menggunakan rumus :

Pn = P0 e rn

Pt = P0 e et

2.3. Standarisasi Sarana Pendidikan
Berdasarkan Kementerian Pekerjaan
Umum
Setiap jenjang pendidikan memiliki
standar tersendiri dalam menentukan kebutuhan
unit sekolah baru. Berikut standar dari
Kementerian Pekerjaan Umum untuk jenjang
SMP/MTs dan jenjang SMA/MA/SMK.
a) SMP/MTs
Untuk menentukan kebutuhan
ruang perlu dihitung:
1) berapa jumlah lulusan SD dalam

lingkungan permukiman.
2) berapa proyeksi lulusan SD selama 5
tahun di kabupaten Pamekasan.
3) berapa lulusan SD yang dapat
ditampung oleh ruang belajar yang
sudah tersedia dalam lingkungan
permukiman .
4) berapa persentase lulusan SD yan
melanjutkan ke SLTP.
Untuk menghitung jumlah lulusan
SD yang memerlukan penampungan (Lsdt)
dilakukan dengan cara proyeksi lulusan SD
selama 5 tahun dikurangi jumlah lulusan SD
yang dapat ditampung dikalikan presentasi
lulusan SD yang melanjutkan ke SMP/MTs.
Dengan rumus sebagai berikut :

Lsdt = (Lsd5 – Lsds) x p%
b) SMA/MA/SMK
Untuk menentukan kebutuhan

ruang perlu dihitung:
1) berapa jumlah lulusan SMP dalam
lingkungan permukiman (Lslp5)
2) berapa proyeksi lulusan SMP selama
lima tahun (Lslp5)
3) berapa lulusan SMP yang dapat
ditampung pada ruang belajar yang
sudah tersedia (Lslps)
4) berapa persentase lulusan SMP yang
dapat melanjutkan ke SMA (a %)
5) Berapa daya tampung satu unit ruang
belajar SMA yang paling efektif dan
efisien berdasarkan situasi dan kondisi
lingkungan permukiman (E)
Dengan demikian,kebutuhan ruang
yang diperlukan :

Pn atau Pt = jumlah penduduk pada tahun n atau t

P0 = jumlah penduduk pada awal tahun

r = angka pertumbuhan penduduk
n atau t = waktu dalam tahun
e = bilangan logaritma (2.71)

Ssla = (Lslp5 – Lslps) a%
E

2

Seminar Nasional Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi 2015 (SEHATI 2015)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Fasilitas Pendidikan di Kabupaten
Pamekasan
Data sekolah menengah di Kabupaten
Pamekasan pada tahun 2013, menurut survey
tingkat nasional adalah sebanyak 468 unit untuk
tingkat SMP/MTs dan 133 unit untuk tingkat
SMA/MA/SMK yang tersebar di setiap
kecamatan seperti pada Tabel 1.

Dari data sekolah menengah pada
Tabel 1, terlihat bahwa fasilitas pendidikan
tingkat SMP/MTs, baik negeri maupun swasta,
di Kabupaten Pamekasan yang paling banyak
adalah di Kecamatan Palengaan sejumlah 83
unit disusul Kecamatan Pegantenan sejumlah 63
unit selanjutnya Kecamatan Waru sejumlah 41
unit. Sementara yang terendah adalah di
Kecamatan Galis dengan hanya 11 unit.

berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistik
Kabupaten Pamekasan di dalam Buku
Kabupaten Pameksan dalam Angka tahun 2011
– 2013.
Selain dalam bentuk table, data
pertumbuhan sekolah menengah pertama akan
disajikan dalam bentuk gambar berupa grafik
menunjukkan bahwa peningkatan jumlah murid
SMP/MTs dari tahun 2011 - 2013 cukup
signifikan. Tetapi secara kuantitas jumlah
sekolah maupun kelas, peningkatannya tidak
signifikan (jumlahnya bertambah sedikit).
Tabel 2 Laju pertumbuhan SMP/MTs setiap
kecamatan di Kab. Pamekasan

Tabel 1 Persebaran Sekolah Menengah
Kab. Pamekasan
Jenjang
No Kecamatan
SMP/
SMA/
MTs MA/SMK
1 Tlanakan
39
7
2 Pademawu
15
11
3 Galis
11
5
4 Larangan
33
11
5 Pamekasan
33
18
6 Proppo
38
5
7 Palengaan
83
25
8 Pegantenan
63
11
9 Kadur
40
14
10 Pakong
17
4
11 Waru
41
6
12 Batumarmar
35
5
13 Pasean
38
11
Jumlah
486
133
Sumber : Kabupaten Pameksan dalam Angka,
2013
Sementara untuk tingkat SMA/MA/
SMK, baik negeri maupun swasta, kecamatan
yang memiliki jumlah paling banyak adalah
Kecamatan Palengaan sejumlah 25 unit disusul
Kecamatan Pamekasan sejumlah 18 unit serta
Kecamatan Kadur berjumlah 14 unit. Sementara
yang terendah adalah di Kecamatan Pakong
yaitu hanya 4 unit.
3.2. Pertumbuhan
Sekolah
Menengah
Pertama (SMP/MTs)
Pada Tabel 2 berikut akan disajikan
laju pertumbuhan sekolah menengah pertama
dan sederajat di Kabupaten Pamekasan selama 3
(tiga) tahun terakhir mulai tahun 2011 – 2013

3.3. Pertumbuhan Sekolah Menengah Atas
(SMA/MA/SMK)
Berikut laju pertumbuhan sekolah
menengah atas dan sederajat di Kabupaten
Pamekasan selama 3 (tiga) tahun terakhir mulai
tahun 2011 – 2013 berdasarkan hasil survey
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan di
dalam Buku Kabupaten Pameksan dalam Angka
tahun 2011 – 2013.

3

Seminar Nasional Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi 2015 (SEHATI 2015)

Dalam bentuk gambar grafik menunjukkan
bahwa
peningkatan
jumlah
murid
SMA/MA/SMK dari tahun 2011 – 2013 cukup
signifikan walaupun terjadi penurunan sedikit
pada tahun 2012. Tetapi secara kuantitas jumlah
sekolah maupun kelas, peningkatannya tidak
signifikan (jumlahnya bertambah sedikit).
3.4. Hasil proyeksi penduduk usia Sekolah
Menengah Pertama (SMP/MTs)
Hasil proyeksi terhadap jumlah
penduduk usia 10-14 tahun (usia SMP),
memiliki perbedaan yang cukup besar
dibandingkan dengan hasil Proyeksi terhadap
Jumlah Murid SMP (Table 3). Salah satu
penyebabnya adalah berasal dari kenyataan di
lapangan banyak penduduk usia SMP yang
tidak bersekolah. Dari kedua hasil tersebut
kondisi
yang paling mendekati yaitu
perhitungan berasal dari hasil proyeksi jumlah
murid SMP.

Gambar 1. Grafik pertumbunhan SMP

Tabel 3 Laju pertumbuhan SMA/MA/SMK
setiap kecamatan di Kab. Pamekasan

Gambar 2. Grafik pertumbuhan
3.5. Proyeksi
penduduk usia
Sekolah
Menengah Atas (SMA/MA/SMK)
Untuk
proyeksi
usia
Sekolah
Menengah Atas (SMA) berdasarkan data dari
BPS, terdapat kesamaan karakteristik data SMP
dan SMA, yaitu pada perbandingan jumlah
penduduk dan jumlah murid yang memiliki
deviasi sangat besar. Dengan demikian,
Pertimbangan yang dilakukan dalam penentuan
jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan pada
tahun 2025 sama dengan penentuan jumlah

4

Seminar Nasional Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi 2015 (SEHATI 2015)

Fasiltas SMP yang dibutuhkan pada tahun 2025
(Tabel 5).
Table 4. Proyeksi Usia SMP
Siswa
Kode Kecamatan
010 Tlanakan
020 Pademawu
030 Galis
040 Larangan
050 Pamekasan
060 Proppo
070 Palengaan
080 Pegantenan
090 Kadur
100 Pakong
110 Waru
120 Batumarmar
130 Pasean
Sumber : Hasil analisa

2014

2025

4314
3303
1913
4527
9589
4522
16682
6631
4434
5398
6480
4698
4722

6714
4065
3067
7082
12129
7563
29809
11553
7110
10024
11295
8828
8462

Table 5. Proyeksi Usia SMA
Siswa
Kode

Kecamatan

010 Tlanakan
020 Pademawu
030 Galis
040 Larangan
050 Pamekasan
060 Proppo
070 Palengaan
080 Pegantenan
090 Kadur
100 Pakong
110 Waru
120 Batumarmar
130 Pasean
Sumber : Hasil analisa

2014

2025

736
4979
1852
2497
8823
599
13609
1723
2518
2955
2444
1435
1748

1210
6677
3267
4705
8988
752
23248
3537
3714
5148
4319
2365
2509

3.6. Proyeksi kebutuhan unit sekolah baru
(USB) Kab. Pamekasan tahun 2025
Berdasarkan hasil perhitungan sesuai
standar yang ada, maka perkiraan kebutuhan
unit sekolah baru di Kabupaten Pamekasan
tahun 2025 untuk setiap kecamatan seperti
terlihat pada Table 6.
Pada Table 6, terlihat bahwa
kebutuhan unit sekolah baru untuk tingkat SMP

sebanyak 82 unit, dan SMA sebanyak 46 unit.
Kebutuhan SMP yang paling banyak adalah
Kecamatan Pamekasan sejumlah 16 unit dan
yang paling sedikit adalah Kecamatan
Batumarmar hanya 1 unit. Sedangkan untuk
tingkat SMA, kecamatan yang memiliki
kebutuhan unit sekolah baru paling banyak
adalah Kecamatan Pamekasan sejumlah 13 unit
dan yang paling sedikit adalah Kecamatan
Pakong,
Kecamatan
Batumarmar
dan
Kecamatan Pademawu dimana semuanya hanya
membutuhkan 1 unit sekolah baru.
Tabel 6. Perkiraan Kebutuhan Unit Sekolah
Baru tahun 2025 untuk Setiap Kecamatan
Kode

Kecamatan

010
Tlanakan
020
Pademawu
030
Galis
040
Larangan
050
Pamekasan
060
Proppo
070
Palengaan
080
Pegantenan
090
Kadur
100
Pakong
110
Waru
120
Batumarmar
130
Pasean
JUMLAH
Sumber : Hasil analisa

Perkiraan
Kebutuhan Sekolah
SMP
7
9
2
7
16
3
6
6
3
7
9
1
6
82

SMA
5
1
2
2
13
5
4
3
3
1
4
1
2
46

Gambar 3. Peta grafik kebutuhan SMP-SMA

5

Seminar Nasional Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi 2015 (SEHATI 2015)

Akan tetapi karena pembangunan
sekolah yang direncanakan tersebut jumlahnya
terlalu besar, sehingga akan menghabiskan dana
sangat besar. Kebijakan pemerintahpun tidak
mungkin hanya pada satu sector saja. Oleh
karena itu, rencana tersebut tidak realistis untuk
diralisasikan seluruhnya. Sebagai bahan
pertimbangan untuk pemerintah maka perlu
ditentukan daerah prioritas pembangunan
sekolah. Pertimbangan sebagai prioritas
pertama adalah :
a) Daerah
yang
Sangat
membutuhkan
pembangunan
sekolah,
ditinjau
dari
besarnya jumlah penduduk usia sekolah dan
fasilitas sekolah yang tersedia sangat minim.
b) Membantu pengembangan daerah terpencil
melalui perbaikan sarana pendidikan.
c) Merupakan daerah yang tertinggal.
Pertimbangan sebagai prioritas kedua adalah :
a) Menghindari terjadinya aglomerasi atau
penumpukan pada satu daerah/Pusat
Pendidikan.
b) Daerah disekitar pusat pendidikan yang
paling membutuhkan penambahan fasilitas
pendidikian.
c) Kondisi yang kondusif untuk dijadikan
basis perkembangan pendidikan pada masa
yang akan datang.
Sehingga dalam hal ini jumlah
penambahan unit sekolah baru di setiap
kecamatan yang sebagai dasar prioritas pertama
dan kedua dalam pembangunan adalah seperti
terlihat pada Table 7. Tampak pada Table 7
terlihat bahwa terdapat kecamatan yang tidak
menjadi prioritas dikarenakan calon siswa
masih dapat ditampung dan tidak termasuk
dalam criteria yang telah ditentukan.

Kode
010
020
030
040
050
060
070
080
090
100
110
120
130

Kecamatan
Tlanakan
Pademawu
Galis
Larangan
Pamekasan
Proppo
Palengaan
Pegantenan
Kadur
Pakong
Waru
Batumarmar
Pasean

JUMLAH
Sumber : hasil analisa

Gambar 4. Peta grafik penambahan SMP-SMA
Selanjutnya dilakukan buffering pada
masing-masing titik yang diproyeksikan untuk
penambahan unit sekolah baru. Hal ini
dimaksudkan untuk memetakan skala pelayanan
pada masing-masing sekolah baru tersebut.
Seperti terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Perkiraan
Kebutuhan Sekolah
SMP
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0

SMA
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0

6

6

Gambar 5. Peta Skala Pelayanan Unit Sekolah
Baru Jenjang SMP Tahun 2025 Per-kecamatan
di Kabupaten Pamekasan

6

Seminar Nasional Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi 2015 (SEHATI 2015)

[3]

[4]

[5]

[6]

Ditinjau dari Aspek Ekonomi, Sosial dan
Lingkungan. Tugas Akhir, Jurusan
Perencanaan Wilayah Kota, FTSP, ITS.
Surabaya. 2006
Laporan Akhir Penelitian. Kesenjangan
Pelayanan Pendidikan di Kabupaten
Pamekasan. Balitbangda Kab. Pamekasan
kerja sama dengan Balitbang Keluarga
Madura Yogyakarta (KMY). 2007.
Prahasta, Edi. Konsep - Konsep Dasar
Sistem
Informasi
Geografi.
CV
Informatika. Bandung. 2007
Prahasta, Edi. Sistem Informasi Geografi :
Tutorial Arc View. CV. Informatika.
Bandung. 2002
Usman, Husaini.Dr.M.Pd., Akbar, Setiady,
Purnomo, M.Pd. Metodologi Penelitian
Sosial. PT. Bumi Aksara. Jakarta. 2006.

Gambar 6. Peta Skala Pelayanan Unit Sekolah
Baru Jenjang SMP Tahun 2025 Per-kecamatan
di Kabupaten Pamekasan

4. SIMPULAN
a) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
semua kecamatan membutuhkan unit
sekolah baru pada tahun 2025.
b) Menggunakan skala prioritas dalam ploting
kecamatan yang layak dibangun unit sekolah
baru sehingga tidak semua kecamatan akan
dibangun karena terkait dengan financial.
c) Untuk tingkat SMP kecamatan yang
dianggap membutuhkan berdasarkan skala
prioritas kebutuhannya sebanyak 6 unit yang
tersebar di Kecamatan Tlanakan 1 unit,
Kecamatan Pademawu 1 unit, Kecamatan
Pamekasan 1 unit, Kecamatan Pegantenan 1
unit, Kecamatan Pakong 1 unit dan
Kecamatan Waru 1 unit.
d) Untuk tingkat SMA kecamatan yang
dianggap membutuhkan berdasarkan skala
prioritas kebutuhannya sebanyak 5 unit yang
tersebar di Kecamatan Tlanakan 1 unit,
Kecamatan Proppo 1 unit, Kecamatan
Pegantenan 1 unit, Kecamatan Kadur 1 unit,
dan Kecamatan Waru 1 unit.
5. PUSTAKA
[1] Badan Pusat Statistik (BPS). Kabupaten
Pamekasan Dalam Angka. BPS Kabuapten
Pamekasan. 2010-2013
[2] Handayani, Fitri Ami.. Analisis Kesenjangan Wilayah di Gerbagkert-osusila

7

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONSENTRASI GEOGRAFIS SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN SITUBONDO

8 229 19

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

APLIKASI BIOTEKNOLOGI BAKTERI FOTOSINTETIK DALAM MENINGKATKAN MUTU GIZI BIJI KEDELAI

4 68 14

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45