Evaluasi Biaya Pembelian Bahan Baku untu

Evaluasi Biaya Pembelian Bahan Baku untuk Efisiensi
Biaya Produksi Pada Perusahaan Tahu “ADMA”
di Kecamatan Karangploso Malang

Diajukan Oleh:
Nama

: Sigit Purnomo

Nim

: 00610096

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Mei 2007

1

Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang.
Perusahaan untuk dapat berkembang haruslah melalui perjuangan dan
didukung dengan perencanaan yang matang dalam menghadapi berbagai masalah
dan rintangan yang timbul, seperti masalah operasional, keuangan, maupun
masalah pemasaran dari produk yang

diproduksi. Masalah persaingan antar

perusahaan mengharuskan perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan
dalam mutu barang dan layanan serta efisiensi dalam menekan biaya produksi.
Pada perusahaan manufaktur, penghasilan yang diperoleh dari hasil penjualan
produk yang diolah sendiri dalam hal ini perusahaan manufaktur harus mengolah
terlebih dahulu bahan baku melalui proses produksi menjadi barang yang siap
dijual, oleh karena itu untuk memperoleh laba yang maksimal perusahaan
manufaktur harus benar-benar memperhatikan biaya produksi, sehingga harga
pokok produksi dapat ditentukan dengan tepat. Haryono (1999:403)
Berkaitan dengan kegiatan proses produksi, perusahaan harus mempunyai
kemampuan untuk dapat mendaya gunakan segenap sumber-sumber yang dimiliki
oleh perusahaan sebanding dengan bahan-bahan dan jasa-jasa yang diolah menjadi
produk. Bahan-bahan yang diperlukan oleh perusahaan sangat menentukan atau

mempengaruhi tingkat kualitas dan kuantitas produk dan harga jual produk karena
bila harga bahan yang diperoleh terlalu tinggi dengan kualitas dan kuantitas yang
kurang memuaskan tentunya akan mempengaruhi tingkat biaya produksi dan
harga jual produk sehingga perusahaan akan mengalami kerugian, sebaliknya bila
2

harga pembelian bahan rendah atau murah sesuai dengan harga yang berlaku
dipasaran dengan kuantitas dan kualitas yang baik serta waktu penyerahan yang
tepat, maka perusahaan dapat menekan tingkat biaya produksi dan harga jual
produk mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya sehingga apa yang
menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.
Sebelum

melakukan

kegiatan

produksi

perusahaan


terlebih

dahulu

menyiapkan faktor-faktor produksinya diantaranya adalah bahan baku yang akan
diolah menjadi produk jadi. Didalam pengadaan bahan baku perusahaan dapat
membuat sendiri atau membeli bahan baku tersebut dari pemasok. Pembelian
bahan baku ini merupakan salah satu fungsi dari manajemen persediaan karena
berkaitan dengan pengadaan barang, baik berupa bahan baku, bahan setengah jadi
maupun bahan jadi. Menurut Fien (2005) peran manajemen pembelian ditunjang
oleh besarnya biaya pembelian yang mencapai 50% sampai 70% dari total biaya
produksi dan berdampak langsung pada kualitas produk. Tahap pembelian ini
dimulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai penyerahan barang untuk kegiatan
proses produksi.
Purchasing (pembelian) merupakan salah satu fungsi penting dalam
menunjang keberhasilan produksi perusahaan, karena fungsi ini mempunyai
tanggung jawab untuk mendapatkan bahan baku dengan kuantitas dan kualitas
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, harga yang layak, penyerahan tepat
waktu yang sesuai dengan ketentuan. Sebelum melakukan pembelian diperlukan

adanya suatu strategi pembelian yang tepat bagi perusahaan untuk mendapatkan
kuantitas dan kualitas bahan pada harga yang pantas. Strategi pembelian yang
3

digunakan oleh setiap perusahaan berbeda tergantung pada situasi yang dihadapi
dan perkembangan usaha perusahaan. system penyediaan bahan dengan strategi
pembelian yang tepat dapat menjamin kelancaran kegiatan dan perkembangan
perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu perlu pertimbangan yang
cermat dan tepat agar setiap rencana yang hendak dilaksanakan dapat
terealisasikan seperti apa yang diharapkan dan kemungkinan faktor-faktor yang
merupakan kelemahan atau penghambat dapat diantisipasi sedini mungkin.
Penggunaan straregi yang tepat juga akan dapat menunjang tercapainya tingkat
efisiensi biaya produksi sehingga keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan
dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Biaya pembelian material pada perusahaan supplier mencakup sejumlah biaya
yang dikeluarkan perusahaan supplier untuk melaksanakan proses produksinya.
Sebelum harga beli ditetapkan departemen pembelian harus menghitung perkiraan
harga material dan menetapkan harga standar sebagai harga patokan, dengan
demikian harga beli yang akan ditetapkan akan menjadi harga yang wajar.
Pembelian material dengan harga terlalu mahal mengakibatkan peningkatan biaya

produksi yang kemudian dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Sebaliknya
pembelian material dengan harga yang terlalu murah meskipun dapat
menguntungkan perusahaan akan tetapi dapat menimbulkan permasalahan di masa
yang akan datang yaitu perusahaan kesulitan dalam menetapkan standar
pembelian dan penjualannya jika harga pembelian tiba-tiba menjadi naik.
Hasil produksi perusahaan dipengaruhi oleh pengadaan bahan baku, tenaga
kerja serta biaya overhead pabrik. Pengadaan bahan baku adalah variabel yang
4

memegang peran penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, dengan adanya
bahan baku yang teredia memudahkan perusahaan untuk menjalankan operasinya.
Variabel lain adalah tenaga kerja yaitu terdiri dari karyawan-karyawan yang
melakukan proses produksi. Disamping itu biaya overhead juga merupakan faktor
penting karena pada saat produksi berlangsung terdapat biaya tambahan selain
biaya diatas.
Pada usaha tahu ADMA yang merupakan usaha industri rumah tangga,
dibutuhkan perencanaan produksi yang baik jika usaha ini ingin berkembang.
Pada kegiatan produksi perusahaan, efisiensi biaya sangat diperlukan guna
meminimalisasi modal dan peningkatan laba . Untuk menyesuaikan antara biaya
pembelian dengan penjualan maka diperlukan perhitungan harga pokok

produksinya, sebagai analisa biaya dan pendapatan untuk melihat efisiensi usaha
tersebut.
Dari uraian diatas perusahaan yang ingin menurunkan biaya produksinya
salah satunya adalah dengan meminimalisasi biaya pembelian material. Pada
perusahaan manufaktur sangatlah diperlukan mengingat kondisi perekonomian
saat ini sedang labil, perusahaan perlu menetapkan standar produksi dan
penjualannya dengan menekan biaya pembeliannya. Dengan demikian penulis
mengambil judul penulisannya Evaluasi Pembelian Material untuk Mencapai
Efisiensi Biaya Produksi Pada Perusahaan Tahu ADMA

5

B. Rumusan masalah.
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :.
Apakah pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan sudah tepat dan dapat
mencapai efisiensi biaya produksi ?
C. Batasan penelitian
Agar permasalahan yang akan dibahas tidak mengalami bias maka
ditentukan terlebih dahulu batasan masalahnya. Batasan dalam penelitian ini

menyangkut tentang : bagaimana mengoptimalkan biaya pembelian pada
perusahaan, dengan periode penelitian 3 bulan antara januari – maret 2007 .
D. Tujuan penelitian .
1. untuk mengetahui cara pembelian bahan baku perusahaan dalam kegiatan
operasi perusahaan.
2. untuk mengetahui biaya pembelian bahan baku dan biaya produksi
perusahaan untuk keberhasilan tujuan perusahan.
E. Kegunaan penelitian
1.

Bagi Pihak lain.
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dipakai sebagai tambahan
wacana dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan berminat
untuk mengembangkannya.

2.

Bagi Perusahaan.

6


Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai oleh perusahaan sebagai
acuan referensi informasi dalam kebijakan bidang operasional perusahaan
manufaktur sehingga perusahaan dapat berproduksi dengan optimal.
3.

Bagi penulis.
Penelitian ini sebagai bahan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan
penelitian guna menerapkan teori yang telah didapat dengan praktek yang
sebenarnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti dan pihak lain
yang berkepentingan

7

Bab II
Tinjauan Pustaka

A.
1


Landasan Teori
Pembelian bahan baku
2

Arti dan pentingnya Bahan Baku.
Bahan baku bagi perusahaan sangatlah dibutuhkan dalam kegiatan proses

produksi, karena bahan baku akan diolah menjadi produk jadi. Untuk itu,
bahan baku sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan proses
produksi. Hal ini disebabkan kaena bahan baku sangat mempengaruhi bentuk
atau komposisi produk jadi baik secara kuantitas maupun kualitas serta harga
jual produk.
Bahan baku mempengaruhi factor kuantitas maupun kualitas produk,
karena jika bahan baku yang diperoleh memiliki kuantitas dan kualitas yang
baik maka akan memperlancar kegiatan proses produksi dan perusahaan akan
mampu menghasilkan produk dengan mutu yang memuaskan.
Disamping itu bahan baku merupakan factor penting dalam penetapan
harga pokok produksi, karena jika perusahaan mampu untuk menekan biaya
baha baku ini maka perusahaan akan dapat meningkatkan keuntungan yang

diperolehnya.
8

3

Macam macam bahan baku.
Dalam

proses

produksi

suatu

perusahaan

manufaktur

biasanya


membutuhkan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk. Carter usry
(2002 : 40) jenis bahan baku ada dua macam, yaitu:
1)

Bahan baku langsung
Adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari

produk jadi dan dinasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya
produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan
untuk membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk
membuat bensin.
2)

Bahan baku tidak langsung
Adalah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena
bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk atau karena secara
jumlah tidak signifikan . Contohnya adalah amplas pola kertas, dan
pelunas.
4

Biaya pembelian
Biaya ini adalah harga pembelian material yang dipesan dari perusahaan

supplier, yaitu sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan supplier untuk
melaksanakan proses produksinya. Biaya ini terdiri dari : biaya untuk penyediaan
9

bahan baku, biaya untuk pemrosesan ditambah dengan biaya-biaya yang lain
termasuk sejumlah keuntungan yang wajar yang harus diterima oleh perusahaan
supplier sebagai imbalan atas usahanya.
Fungsi pengadaan material mengandung pengertian sebagai berikut:
1)

Fungsi biaya
Merupakan fungsi untuk menciptakan laba bagi perusahaan dengan

usaha penghematan biaya dan selalu berusaha untuk dapat melakukan
penurunan biaya material pada kondisi biaya yang wajar.
2)

Fungsi perolehan.
Merupakan fungsi untuk mengadakan jumlah pasokan material yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan proses produki. Dalam proses
produksi yang pertama diperlukan adalah bagaimana memperoleh material
yang cukup, kapan dan bagaimana memasoknya ke lini produksi.
Langkah-langkah dalam pembelian
Dalam melakukan pembelian diperlukan beberapa hal yang terkait yaitu:
1) membuat perencanaan produksi
2) mengukur kemampuan pemasok
3) menentukan waktu tunggu
4) mempertimbangkan harga
5) menentukan jumlah pembelian
c

Strategi dan teknik pembelian

10

Teknik pembelian merupakan cara atau metode bagaimana pembelian itu
dapat dilaksanakan. Sedangkan strategi adalah pemilihan cara atau teknik
yang tepat bagi suatu perusahaan, sehingga perusahaan lebih mampu
mempertahankan hidupnya dan mengembangkan usahanya.
Macam teknik pembelian yang digunakan oleh perusahaan adalah sebagai
berikut:
1)

Pembelian cara biasa.
Cara pembelian ini adalah cara pembelian konvensional yang

ditempuh dalam kegiatan pembelian untuk memenuhi kepeluan biasa,.
Rutin, atau pembelian yang direncanakan atau tidak direncanakan jauh
hari sebelumnya, yaitu dengan menggunakan surat pesanan.
2)

Pesanan selimut.
Pesanan selimut atau blanket order atau blanket purchase ordrer

mendasarkan pesanan atau pembelian persatuan pasti selama waktu
tertentu.
3)

Pembelian atas dasar konsinyasi
Dalam cara konsinyasi ini, pembeli tidak menenggung resiko financial

atas persediaan barang yang dibeli. Yang memiliki barang selama belum
dipakai oleh pembeli adalah penjual.
4)

Pembelian tepat waktu.
Pada teknik ini yang pertama kali dilakukan adalah membatasi jumlah

pemasok dengan menyeleksi penjual. Pada teknink ini pembelian harus

11

tepat waktu dan mutunya harus terjamin karena pembelian ini berusaha
meniadakan persediaan.
5)

Sistem kontrak.
Sistem kontrak merupakan variasi dalam pembelian tepat waktu.

Dalam pembelian jenis ini, teknik pembelian ditekankan pada pembelian
dan pengisisan kembali persediaan barang yang keperluannya berulang
dengan mengurangi biaya dan waktu administrasi.
d

Cara-cara lain
1) pesanan telepon
2) pesanan secara elektronik
3) wesel perintah pembelian
4) pembelian kas kecil
5) pembelian dengan kartu kredit
6) pembelian secara terus menerus

2.

Biaya Produksi
a

Arti dan pentingnya biaya produksi.
Perusahaan mempunyai fungsi pokok yang lebih kompleks dibandingkan

dengan perusahaan dagang dan jasa. Hal ini disebabkan karena perusahaan
harus mengubah bentuk barang yang dibeli menjadi produk jadi atau siap
pakai, sedangkan perusahaan dagang langsung menjual barang-barang yang
dibeli tanpa melakukan perubahan bentuk.
Oleh karena untuk memperoleh dan mengolah bahan-bahan menjadi
produk jadi dalam kegiatan proses produksi diperlukan dana atau biaya-biaya,
12

maka untuk menutup pengeluaran biaya- biaya tersebut biasanya perusahaan
memperhitungkannya dalam penetapan harga jual produk. Kebijakan
manajemen dalam penetapan harga jual produk belum dapat memadai jika
hanya ditujukan untuk mengganti atau menutup semua biaya yang telah
dikeluarkan, tetapi juga harus dapat menjamin adanya laba yang diharapkan,
meskipun keadaan yang dihadapi tidak menguntungkan. Walaupun permintaan
dan penawaran biasanya merupakan factor yang menentukan dalam penetapan
harga, namun penetapan harga jual produk yang menguntungkan akan
tergantung pula pada pertimbangan mengenai biaya.
Untuk itu perusahaan berusaha untuk menekan atau memperkecil
pengeluaran biaya, kususnya yang berkaitan dengan kegiatan proses produksi,
baik mengenai biaya perolehan bahan baku, biaya yang dikeluarkan untuk
bahan pembantu atau penolong, biaya tenaga kerja, penyusutan peralatan,
pemeliharaan, dan sebagainya.
Bila perusahaan dapat menekan biaya sampai pada batas minimal maka
perusahaan akan dapat mencapai keunggulan biaya sehingga nilai keuntungan
yang diperoleh perusahaan akan meningkat, dan dalam strategi penjualannya
apakah perusahaan akan menurunkan harga jual produknya atau tetap pada
harga yang berlaku dipasar semua tergantung pada perusahaan itu sendiri.
Istilah biaya dapat diartikan bermacam-macam, tergantung pada maksud
pemakaian istilah tersebut.
b

Pengertian Biaya

13

Menurut mulyadi (1998 : 8) mengatakan bahwa biaya adalah pengorbanan
sumber okonomi yang diukur dalam bentuk satuan uang yang telah terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut sunarto (2003 : 4) mengatakan bahwa biaya adalah harga pokok
atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh
pendapatan.
c

Macam biaya produksi
Biaya produksi atau biaya pabrik dapat didefinisikan sebagai jumlah dari

tiga elemen biaya, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik.
Menurut Carter Usry (2002) macam biaya produksi digolongkan menjadi:
1)

Bahan baku langsung
adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari

produk jadi dan dimasukkan secara ekplisit dalam perhitungan biaya
produksi.
2)

Tenaga kerja langsung
adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung

menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.
3)

Overhead pabrik
adalah semua biaya manufaktur yang tidak dapat ditelusuri secara

langsung ke output tertentu selain biaya bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung.
Menurut sunarto(2004 : 3) unsure atau komponen biaya meliputi:
14

1)

biaya bahan baku atau bahan langsung
adalah biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku

merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk
membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok
barang jadi yang akan dibuat.
2)

Biaya tenaga kerja langsung
adalah biaya yang timbul karena pemakaian tenaga kerja yang

dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi bahan jadi. Biaya tenaga
kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga
kerja yang terlebat langsung dalam pengolahamn barang
3)

Biaya overhead pabrik
adalah biaya yang timbul karena pemakaian fasilitas untuk mengolah

barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerjadan kemudahan lain. Dalam
kenyataannya dan sesuai dengan label biaya tersebut, kemudian biaya
overhead pabrik adalah semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga
kerja langsung.
Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi.
Beberapa jenis biaya berubah secara proposional terhadap perubahan
dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relative
konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap output
harus dipertimbangkan oleh manajemen jika manajemen ingin sukses dalam
merencanakan dan mengendalikan biaya.

15

Menurut sunarto (2003 : 4) ada 2 macam biaya menurut perilakunya
terhadap volume produksi

1)

biaya tetap
biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku tetap,

tidak berubah terhadap perubahan volume kegiatan.biaya tetap tidak
berubah meskipun kegiatan produksi berubah.
2)

Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku

berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi. Setiap
perubahn volume produksi maka akan ditanggapi dengan perubahan biaya
variabel dengan jumlaj yang sebanding dengan perubahan volume
kegiatan produksi tersebut.
Menurut Carter Usry (2002 : 42) ada tiga macam biaya dalam
hubungannya dengan volume produksi, antara lain:
1)

Biaya variable
Merupakan suatu biaya yang meningkat totalnya secara proposional

terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun totalnya secara
proposional terhadap penurunan dalam aktivitas.
Biaya variable menunjukkan jumlah per unit yang relative konstan dengan
berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan.
2)

Biaya tetap

16

Merupakan suatu biaya yang tidak berubah secara total pada saat
aktivitas bisnis meningkat atau turun.
3)

Biaya semi variable
Merupakan suatu biaya yang memperlihatkan baik karakteristik biaya

tetap maupun karakteristik biaya variable.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi.
Menurut Pangestu Subagyo (2000:121) ada beberapa factor yang mempengaruhi
jumlah produksi perusahaan yaitu:
1)

permintaan
jumlah kebutuhan konsumen akan barang yang dihasilkan oleh

perusahaan biasanya jumlahnya terbatas, sehingga permintaan merupakan
salah satu kendala atau batasan dalam perencanaan jumlah produksi
perusahaan
2)

kapasitas pabrik
kapasitas maksimum yang dimiliki oleh pabrik atau mesin-mesin juga

merupakan kendala dalam merencakan jumlah produksi perusahaan sebab
perusahaan tidak dapat menghasilkan barang melebihi kapasitas
maksimumnya
3)

kapasitas SDM
karyawan atau sumber daya manusia yang memiliki keahlian kusus

juga merupakan kendala juga. Karena jumlah orang yang memiliki
keahlian itu jarang, sehingga tidak mudah ditambah kapasitasnya
4)

suplai bahan baku
17

biasanya suplai bahan baku yang tersedia terbatas. Batasan ini tidak
hanya jumlahnya, tetapi juga kontinyuitas penyediaan, usia bahan baku
dan fluktuasi harganya.
5)

modal kerja
modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan sehari-hari

perusahaan. Kemampuan modal kerja membiayai kegiatan produksi
sebesar jumlah modal kerja dikalikan dengan tingkat perputarannya.
Sehingga kemampuan modal kerja dalam membiayai kegiatan produksi
(dalam unit produk) sebanyak modal kerja dibagi dengan rata-rata biaya
operasi dikurangi depresi setiap unit.
6)

peraturan pemerintah
peraturan pemerintah kadang-kadang merupakan kendala produksi.

Misalnya dengan adanya larangan terhadap produk tertentu, ketentuan
jumlah

pruduksi

maksimum,

campur

tangan

pemerintah

dalam

mengendalikan harga dan sebagainya.
7)

ketentuan teknis
ketentuan teknis dapat menjadi kendala. Contoh dari ketentuan teknis

adalah: komposisi masukan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
macam produk, serta komposisi keluaran yang dihasilkan pada suatu
proses produksi
5

Kaitan antara pembelian bahan baku dengan biaya produksi.
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan dari pada

kegiatan pembelian adalah mendapatkan bahan-bahan atau peralatan yang sesuai
18

dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan pada harga yang pantas dan
ketepatan waktu penyerahannya serta dari sumber yang dapat dipercaya. Apabila
tujuan ini dapat dicapai perusahaan akan dapat menekan biaya operasi lebih
rendah atau efisien, sehingga akan diperoleh peningkatan profitabilitas. Hal ini
disebabka karena pembelian bahan sangat mempengaruhi dalam penetapan harga
pokok produkisi, kususnya dalam struktur biaya, bila biaya-biaya ynag
dikeluarkan untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut lebih tinggi, maka akan
memperkecil tingkat profitabilitas perusahaan.
6

Kerangka pikir
Dalam penelitian ini dibuat sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi

untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian. Dalam suatu kerangka pikir
tersebut akan memuat secara runtut kronologis bahasan tentang suatu penelitian
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan.
Gambar kerangka pikir dapat dilihat dalam gambar 1
Gambar 1 skema kerangka pikir
Pembelian Bahan
Baku

Biaya Produksi

Kebijakan dalam melakukan pembelian

HPP produksi

Penentuan
harga jual

Menganalisa biaya pembelian dalam perusahaan perlu dilakukan mengingat
jumlah pembelian bahan baku ini memiliki porsi biaya yang besar sehingga harus
19

disesuaikan dengan jumlah bahan yang akan diproduksi dan jumlah persediaan
yang ada. Dengan menggunakan penentuan harga pokok produksi ini dapat
menentukan harga jual dan kebijaksanaan penjualan.

7

Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat

untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat mengarahkan pada penyelidikan
selanjutnya. Dalam penelitian ini memberikan jawaban sementara atau hipotesis,
bahwa biaya pembelian belum terkendali secara optimal.

20

Bab III
Metodologi Penelitian

A. lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan manufaktur yang berada di jl. Susando
no.298 Karang Ploso Malang.
B. Sifat Penelitian .
Penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dimana dalam mengumpulkan dan
menganalisa data dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
langsung ke obyek penelitian dengan maksud supaya memperoleh data dan
keterangan yang lengkap sesuai dengan masalah yang diteliti.
C. Data dan sumber data.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
Data sekunder yaitu data yang diambil, dikumpulkan diolah dan disajikan untuk
pihak lain yang masih mempunyai hubungan dengan penelitian.
D. Teknik pengumpulan data.
Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang sudah ada baik berupa laporan jumlah
biaya produksi dan biaya pembelian.
E. Definisi Operasional Variabel
Adapun variabel-variabel yang digunakan adalah pada aspek pembelian yang
meliputi:
1. prosedur pembelian
21

2. organisasi dan personil pembelian
3. strategi pembelian
Pada aspek biaya produksi yang meliputi:
b

harga bahan baku

c

biaya pembelian

d

biaya overhed

F. Metode Analisa Data
Metode analisa data merupakan upaya untuk mengelola data dengan cara
mempelajari permasalahan dan cara untuk mengatasinya. Analisa yang
digunakan dalam penentuan HPP adalah dengan menggunakan pendekatan
Full Costing dan Variabel Costing.
1. Pendekatan Full Costing
Full costing adalah penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsure biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik baik yang variable maupun tetap.
Cara perhitungan HPP dengan metode Full Costing adalah:

Biaya Bahan Baku

Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Variabel

Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Tetap

Rp XXX +

Harga Pokok Produksi

Rp XXX
22

2. Pendekatan Variabel Costing
Variable Costing adalahsuatu konsep penentuan harga pokok produksi yang
hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi variable sebagai
elemen harga pokok produksi, sedangkan biaya produuksi tetap dianggap
sebagai biaya periode yang langsung dibebankan kepada laba rugi.
Cara perhitungan HPP dengan metode Variabel Costing adalah:

Biaya Bahan Baku

Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Variabel

Rp XXX +

Harga Pokok Produksi

Rp XXX

3. Penentuan harga jual
Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan

Harga jual per unit = biaya yang berhubungan langsung dengan volume
(per unit) + persentase markup

laba yang diharapkan + biaya yang tidak dipengaruhi
langsung oleh volume produksi
Persentase markup =
Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume produksi
23

Bab IV
Hasil penelitian dan pembahasan

A.

Gambaran umum perusahaan.
1.

Sejarah berdirinya perusahaan
Perusahaan tahu ADMA Malang merupakan usaha industri rumah tangga

yang didirikan oleh Ibu nurul pada tanggal 16 agustus 1997, dimana modal
yang digunakan adalah modal sendiri dan sebagian modalnya dari orang tua.
Dalam menjalankan operasi perusahaannya Ibu Nurul berperan sebagai
pemilik serta merangkap sebagai pimpinan.
Pada awal perusahaan ini berproduksi dengan skala kecil untuk wilayah
karang ploso saja tetapi pada tahun-tahun berikutnya mulai melebarkan
kedaerah dinoyo dan sekitarnya. Pemilik perusahaan selalu mengedepankan
kualitas produknya dibandingkan degan kuantitas hal ini untuk memberikan
kepuasan dan mendapatkan kepercayaan pelanggan.
2.

Struktur organisasi
Struktur organiasasi pada perusahaan ini sangat sederhana yang berbentuk

garis sehingga kesatuan komando akan terjalin dengan baik. Wewenang dari
atas kebawah, sedang tanggung jawab bergerak dari bawah keatas.

24

Gambar 2
Struktur organisasi
Perusahaan tahu ADMA Malang
Pimpinan

Bag. produksi

Tukang

Pekerja

Bag. pemasaran

Distribusi &
transportasi

Penjualan &
penagihan

Adapun tugas dari masing masing bagian adalah sebagai berikut.
a

Pimpinan

Pimpinan disini bertugas untuk mengawasi jalannya produksi,
mengelola keuangan serta melakukan kegiatan pembelian bahan.
b

Bagian produksi

Pada bagian produksi terdapat tukang yang bertugas menyiapkan
bahan dan mengawasi jalannya proses produksi. Sedangkan pekerja
bertugas mengangkut bahan dari satu tempat ketempat lain.
c

Bagian pemasaran

25

Pada bagian pemasaran bertugas untuk mengantarkan barang jadi
/tahu, ketempat penjualan dan melakukan penagihan kepada para
pedagang pengecer.
3.

Jumlah dan kualifikasi karyawan
Jumlah keseluruhan dari karyawan dan tenaga kerja perusahaan adalah 14

orang, yang terbagi atas:
a.

3 orang tenaga wanita

b.

11 orang tenaga pria

Sedangkan kualifikasi karyawan secara terperinci dapat dilihat pada table1
Tabel 1: kualifikasi karyawan berdasarkan pendidikan
Lulusan
Sarjana

Jumlah
1 orang

Prosentase
7,14 %

SLTA

10 orang

71,43 %

SLTP

3 orang

21,43 %

Untuk hari kerja dimulai pada hari senin sampai minggu dengan waktu
kerja yang berlaku pada perusahaan tahu ADMA ini adalah sebagai berikut:
Hari senin, selasa, rabu, kamis, sabtu dan minggu :
- jam kerja

: 06.00 – 18.00

- jam isrirahat

: 12.00 – 13.00
: 15.00 – 16.00

hari jumat :
- jam kerja

: 06.00 – 18.00
26

- jam istirahat

: 11.00 – 13.00
: 15.00 – 16.00

Besarnya upah dan gaji disesuaikan dengan kualifikasi karyawan.
Sedangkan system pembayarannya dilakukan sebagai berikut :
-

untuk tenaga kerja langsung dilakukan berdasarkan
system upah borongan yang dapat dilihat pada table 2:

Table 2: jenis dan jumlah upah karyawan

4.

karyawan
Tukang

Jumlah
4 orang

Upah perminggu
@Rp 343.000

Pembantu

10 orang

@Rp 245.000

Mesin dan peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan oleh perusahaan dalam melakukan

kegiatan proses produksi antara lain adalah sebagai berikut:

5.

a

mesin ketel

b

mesin giling

c

penyaring

d

pencetak

e

kotak kontener

Bahan baku
Bahan baku merupakan kebutuhan pokok dalam melaksanakan kegiatan

proses produksi. Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a

kedelai

b

cuka
27

c
6.

garam

Proses produksi
Proses produksi yang digunakan perusahaan adalah kontinyu, dimana

bahan mentah yang masuk proses produksi akan langsung dibuat menjadi produk
jadi dan tidak menunggu mengerjakan yang lain. Jadi mulai pabrik berdiri selalu
mengerjakan barang yang sama (tidak pernah berganti macam barang yang
dikerjakan) sehingga prosesnya tidak pernah terputus dengan mengerjakan barang
yang lain. Setup atau persiapan fasilitas produksi dilakukan sekali pada saat
pabrik mulai bekerja. Sesudah itu, proses produksi berjalan secara rutin. Urutan
proses produksi selalu sama sehingga letak mesin dan peralatan produksi yang
lain disesuaikan dengan urutan proses produksinya agar produksi berjalan lancar
dan efisien.

Adapun proses produksi untuk membuat tahu adalah sebagai berikut :
Gambar 3
Sekema proses produksi

Persiapan
bahan

Pemberian
cuka

Penggumpalan

Perendaman

Pemisahan

Pencucian

Penyaringan

Penggilinga
n

dimasak

Pencetakan
28

a. Penyiapan bahan
kedelai ditampi untuk dipilih biji yang baik, untuk menghasilkan kualitas
hasil yang baik
b. Perendaman
Kedelai dicuci, lalu direndam dalam air besar selama dua jam, hal ini
supaya kedelai mudah untuk digiling
c. Pencucian
Setelah proses perendaman kedelai dicuci lagi sampai bersih untuk
menghilangkan kotoran yang masih tersisa
d. Penggilingan
Kedelai digiling sampai halus, dan butir kedele mengalir ke dalam tong
penampung.
e.

Perebusan

Bubur kedelai langsung direbus selama 15-20 menit di dalam panic/tungku
berukuran besar. Jarak waktu antara selesai penggilingan dan pemasakan
tidak lebih dari 5-10 menit untuk menjaga kualitas tahu yang dihasilkan.
f. Penyaringan
Bubur kedelai lalu dipindahkan dari tungku ke bak atau tong untuk
disaring dengan alat penyaring yang telah diletakkan pada sebuah wadah.
Agar semua sari dalam bubur kedelai tersaring semua, pada alat saringnya
diletakkan sebuah papan kayu dan seseorang naik di atasnya dan
menggoyang-goyangnya. Limbah penyaringan, yang disebut ampas tahu,

29

diperas lagi dengan menyiram air panas, sampai tidak mengandung sari
lagi. Penyaringan dilakukan berkali-kali hingga bubur kedelai habis.
g. Pemisahan ampas dan sari kedelai
Bubur kedelai dipisahkan dengan sari kedelai dan ditempatkan dalam
wadah yang lain
h. penambahan cuka
Air saringan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih
dicampur dengan asam cuka agar menggumpal. Selain asam cuka, dapat
juga ditambahkan air kelapa, atau cairan whey (air sari tahu bila tahu telah
menggumpal) yang telah dieramkan, atau bubuk batu tahu (sulfat kapur).
i. Penggumpalan
Setelah pemberian cuka, sari kedelai akan menggumpal Air asam
dipisahkan dari gumpalan atau jonjot putih dan disimpan, sebab masih
dapat digunakan lagi
j. Pencetakan
Gumpalan atau jonjot tahu yang mulai mengendap dituangkan dalam
kotak berukuran misalnya 50 x 60 cm2 dan dialasi kain belacu. Adonan
tahu kotak dikempa selama satu menit, sehingga air yang masih tercampur
dalam adonan tahu itu terperas habis.
k.

Pemotongan

Adonan tahu berbentuk kotak yang sudah padat kemudian ditaruh dalam
bak dipotong-potong, dengan ukuran 6 x 4 cm2. Tahu pun siap dijual.

30

B.

Pembelian
1.

Organisasi dan personil pembelian
Bila ditinjau dari aspek perkembangannya, perusahaan tahu ini merupakan

tergolong sangat kecil, karena perusahaan ini merupakan industri kecil/ home
industri. Oleh karena itu keberadaan aktifitas pembeliannya belum memiliki
wadah tersendiri, dan biasanya kegiatan pembeliannya dilakukan oleh pimpinan
perusahaan.
Kegiatan pembelian ini dilakukan secara langsung ketempat supplier yang
dilakukan setiap 1 sekali. Supplier diri perusahaan tahu ini adalah sebuah agen
pemasok kedelai di pasuruan. bila ditinjau dari aspek sistemnya perusahaan ini
menggunakan system sentralisasi dimana kewenangan dalam melakukan
pembelian hanya terletak pada satu orang.
2.

prosedur pembelian
prosedur pembelian bahan pada perusahaan tahu ini adalah sebagai
berikut:
a.

Berdasarkan informasi dari bagian poduksi, bagian pembelian
mempersiapkan kebutuhan bahan –bahan hendak dibeli.

b.

Selanjutnya bagian pembelian langsung mendatangi tempat
supplier untuk meminta sample bahan. Kemudian sampel ini dipilih
mana yang berkuaklitas dan sesuai dengan kebutuhan. Bila telah
mendapat sample yang sesui dan kualitasnya bagus maka buyer/
pembeli akan melakukan transaksi pembelian berdasarkan kebutuhan
31

bahan baku yang telah dipersiapkan sebelumnya. Biasanya perusahaan
tinggal menunggu pengiriman bahan-bahan yang telah dibeli tersebut
1hari kemudian.
c.

Setelah bahan-bahan yang telah dibeli tersebut diterima,
kemudian dilakukan pengecekan berdasarkan surat pengiriiman barang
atau yang diterima baik jumlah, kualitas, dan apakah terdapat bahanbahan yang cacat. Bila deketahui ada bahan yang cacat atau rusak
maka jumlah yang rusak tersebut nantinya dikembalikan pada supplier
setelah sebelunnya diambil bagian yang baik atau tidak rusak.

3.

Strategi pembelian yang digunakan
Srtategi yang digunakan perusahaan adalah dengan pembelian dengan cara
biasa, dimana pembelian dilakukan untuk memenuhi kepeluan biasa atau.
Rutin. Pembelian semacan ini dilakukan karena proses produksinya adalah
terus menerus dengan jumlah yang relative sama setiap tahunnya.
Pembelian pada tahun 2006 dilakukan dimalang dan pada awal januari
2007 perusahaan tahu ADMA mencoba dengan pemasok dari daerah
pasuruan dengan perbandingan sebagai berikut:
Pemasok dari malang
Pembelian 24 ton kedelai @ 4000/Kg
Jadi 24.000 × 3975 = Rp 95.400.000
Biaya pembelian Rp 10.000
Syarat pembelian: barang rusak atau cacat tidak dapat dikembalikan

32

Dalam satu tahun januari – desember 2006 telah terjadi 4 kali pengiriman
produk rusak dengan jumlah rata-rata 40 Kg @ Rp159.000 × 4
= Rp 636.000
Jadi total biaya pembelian dalam satu bulan adalah: Rp.95.400.000
+ Rp.10.000 = Rp. 95.410.000 + Rp.636.000 = Rp.96.046.000
Pemasok dari pasuruan
Pembelian 24 ton kedelai @ 4025/Kg
Jadi 24.000 × 4000 = Rp 96.000.000
Biaya pembelian Rp 50.000
Syarat pembelian: barang rusak atau cacat dapat dikembalian
Dalam dua bulan pengiriman januari – mei 2007 belum pernah diterima
produk rusak
Jadi total pembelian dalam satu bulan adalah: Rp.96.000.000 + Rp.50.000
= Rp.96.050.000
dengan demikian perusahaan lebih baik melakukan kerjasama dengan
supplier dari pasuruan. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak menanggung
produk yang rusak yang dikirim karena akan langsung diganti. walaupun
harga pembeliannya lebih mahal tetapi kualitas tetap terjaga. Sedangkan
bila memilih pemasok dari malang, maka perusahaan akan mengalami
kerugian dikarenakan proses produksi akan terganggu dengan adanya
produk yang rusak. Bila produk yang rusak tersebut ikut dalam proses
produksi maka kualitas yang dihasilkan kurang baik.

33

4.

Kendala

yang

dihadapi

perusahaan

dalam

pembelian
a

Terdapat bahan-bahan yang diterima dalam keadaan
rusak hal ini dapat diketahui dari pembelian selama 1 tahun terdapat 4
kali perusahaan menerima produk yang rusak sehingga perlu diganti.

b

Adanya ketidak sesuian kuantitas bahan yang dipesan
dengan kuantitas bahan yang diterima. Kuantitas barang yang diterima
kadangkala kurang 10 sampai 20 Kg. walaupun sedikit tapi hal ini
dapat mengurangi jumlah produksi perusahaan.

c

Terjadinya fluktuasi harga dalam pembelian. Fluktuasi
harga disini terjadi pada tahun 2006 hal ini disebabkan jumlah
pasokan kedelai dari agen atau distributor berkurang, karena terjadi
kelangkaan jumlah kedelai. Fluktuasi harga kedelai berkisar antara Rp
150 sampai Rp100 per Kg.

d

Kadangkala terjadi pemborosan dalam pemakaian.
Dalam proses produksi tahu pada waktu penyaringan bubur kedelai
yang kurang baik maka sari kedelai yang dihasilkan juga sedikit
sehingga tahu yang dihasilkan tidak maksimal jumlahnya.

5.

Penyebab dari kendala dalam pembelian
Permasalahan yang dihadapi perusahaan diatas disebabkan karena:
a.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelian yang kurang
efektif, sehingga tujuan pembelian untuk mendapatkan bahan baku

34

yang sesuaian kualitas, kuantitas dan harga bahan yang dibeli tidak
seperti yang diharapkan
b.

Kurang

adanya pengawasan secara intensif terhadap

kondisi fisik bahan dan pemakaian bahan dalam kegiatan proses
produksi

sehingga

menimbulkan

adanya

pemborosan

dalam

pemakaian bahan. Hal ini dapat dimaklumi karena kegiatan pembelian
perusahaan belum memiliki wadah tersendiri, sehingga pelaksanaanya
belum sebaik dan seefektif perusahaan yang mempunyai organisasi
pembelian yang lebih baik dimana kedudukannya dalam struktur
organisasi sejajar dengan bagian atau departemen yang lainseperti
bagian produksi, keuangan atau pemasaran.
Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan diatas adalah sebagai
berikut :
a

Terjadi ketidaksesuaian kualitas bahan yang
diterima berakibat pada menurunnya kualitas produk yang dihasilkan
sehingga bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan berkurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pruduk perusahaan

b

Ketidak sesuaian kuantitas menyebabkan hal
yang sama dengan adanya produk yang rusak yaitu jumlah produk
yang dihasilkan perusahaan berkurang sehingga produksi perusahaan
kurang optimal.

c

Harga pembelian bahan yang lebih mahal,
menjadikan biaya atas bahan yang dibeli dalam struktur biaya
35

produksi menjadi lebih tinggi sehingga jumlah keiuntungan yang
diperoleh perusahaan menjadi berkurang.
d

Adanya bahan-bahan yang rusak pada waktu
diterima mengakibatkan teganggunya proses produksi sehingga dapat
menghambat dan mengakibatkan berkurangnya jumlah produksi.

6.

kebijakan dalam melakukan pembelian
Selama ini perusahaan telah melakukan kegiatan pembelian dengan cukup

baik, namun belum dapat menjamin tingkat efisiensi dalam biaya produksi .
dalam

melakukan

kegiatan

pembelian

perusahaan

telah

melakukan

pertimbangan dalam hal kualitas dan harga dari bahan-bahan yang akan dibeli,
dimana sebelum melakukan pembelian perusahaan meminta sample bahan
kepada supplier untuk dipilih sample yang berkualitas pada harga yang pantas
dan dibandingkan dengan supplier yang lain.
Pemilihan supplier yang tepat bagi perusahaan merupakan salah satu
factor penting yang dapat memberikan keuntungan, karena bila salah dalam
memilih supplier maka dalam memperoleh kuantitas, kualitas, harga serta
penyerahannya tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Pelaksanaan
kegiatan

pembelian

belumlah

tepat

bila

bagian

pembelian

hanya

mengutamakan factor harga dalam pemilihan pemasok. Namun factor-faktor
yang lain perlu juga diperhatikan misalnya jarak tempuh serta ketepatan
waktu dalam pengiriman. Disamping itu perusahaan sebaiknya selalu
mempertimbangkan adanya supplier-suplier yang lain yang mungkin lebih
36

baik untuk dapat diajak kerja sama. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan
dapat melakukan perbandingan dalam berbagai factor yang ada antara supplier
yang satu dengan supplier yang lain. Sehingga perusahaan dapat lebih baik
dalam melakukan kegiatan pembeliannya
Untuk dapat mencapai tingkat efisiensi, bagian pembelian perlu
melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kuanlitas dari sample yang
telah dipilih dan bahan-bahan yang diterima apakah telah sesuai dengan
kualitas sample yang dipilih atau tidak, demikian juga terhadap kuantitas,
apakah kuantitas bahan yang diterima telah sesuai dengan kuantitas pesanan,
serta adakah bahan yang rusak atau cacat.
Disamping kegiatan tersebut diatas, hal yang penting lainnya adalah
penggunaan strategi dalam pembelian bahan yang tepat, guna mencapai
tingkat biaya produksi seefisien mungkin. Strategi pembelian yang digunakan
perusahaan saat ini bila ditinjau dari segi tujuan yang ingin dicapai masih
kurang tepat, yaitu pembelian dengan cara biasa untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari pembelian semacam ini merupakan pembelian yang direncanakan
atau tidak direncanakan jauh hari sebelumnya tanpa membuat kontrak
kerjasama sehingga bahan

yang diterima dari pemasok kadangkala tidak

sesuai dengan ketentuan yang dibutuhkan.
Untuk mencapai tingkat efektifitas yang lebih baik, perusahaan sebaiknya
menggunakan kebijakan atau strategi dengan system kontrak, dimana
pembelian dilakukan untuk mengisi kembali persediaan bahan dengan
keperluan yang berulang kelebihan system kontrak adalah:
37

a.

Dengan

kebijakan

strategi

system

kontrak

kemungkinan timbulnya kekurangan atau kelebihan bahan dapat
diantisipasi sedini mungki, karena jumlah bahan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan
b.

Kegiatan pengawasan terhadap pemakaian bahan
baku lebih efisien, karena persediaan bahan baku selalu dapat ditinjau
dan diisi kembali tiap periode.

c.

Perusahaan dapat memenuhi jumlah pesanan para
konsumen.

Kelemahan pada pembelian dengan system kontrak adalah sebagai berikut:
a

Perusahaan

harus

selalu

memantau

jumlah

persediaan baahan baku sebelum melakukan kegiatan produksi untuk
memastikan apakah jumlah persediaan telah mencukupi atau tidak.
C.

Analisa dan interpretasi data.
1.

Menentukan harga pokok produksi
Unsure-unsur biaya dalam penentuan harga pokok produksi adalah
sebagai berikut:
a.

Biaya bahan baku
Bahan baku yang digunakan untukmembuat tahu adalah hanya kedelai
yang cukup tersedia untuk diperoleh. Untuk mengetahui nialai bahan
baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
kedelai 800 Kg @ × Rp 4000 = Rp 3.200.000
jumlah produksi : 14 kali @ 50 kotak
38

1 kotak = 5 bak
jadi 700*5 = 3500 bak
biaya bahan baku per bak adalah : Rp 3.200.000/Rp 3.500 = Rp
914,28
biaya pengiriman Rp 50.000/3500 = Rp14,28
b.

Biaya tenaga kerja langsung
Pada usaha tahu ini tenaga kerja yang digunakan adalah sebagian
besar pria yang tinggal di sekitar kecamatan karangploso. Pembuata
tahu ini tidaklah membutuhkan keterampilan kusus hanya dibutuhkan
karyawan

yang

mampu

bekerja

keras

karena

pada

tahap

pembuatannya memerlukan tenaga yang cukup besar.
Adapun unsure-unsur biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai
berikut:
1)

Upah tukang

: Rp 3.500 * 14 kali memasak

Upah pembantu

: Rp 2.500 * 14 kali memasak

= Rp 49.000
2)
= Rp 35.000
Jumlah tukang 4 orang

: 4 * 49.000 = 196.000

Jumlah pembantu 10 orang

: 10 * 35.000 = 3500.00

Jumlah produksi 3500 bak per hari
Biaya tenaga kerja per bak adalah :
Tenaga kerja tukang
Tenaga kerja pembantu

:Rp 196.000/3500 = Rp 56
:Rp 350.000/3500 = Rp 100
39

c.

Biaya ovehed pabrik
Jenis-jenis biaya overhed yang dapat diidentifikasi dalam penelitian
ini adalah:
1)

biaya overhead variable
a) Kayu bakar
1 pikup kayu baker seharga Rp 200.000
Rp 200.000
jadi,

= Rp 57,14
3500

b) Biaya listrik
Jumlah pemakaian listrik adalah Rp 2.000.000
Rp 2.000.000
= Rp 571,42
3500
2)

Biaya overhead tetap
a) biaya penyusutan peralatan
Untuk menghitung biaya penyusutan maka perlu diketahui harga

perolehan dan taksiran umur ekonomis dari peralatan dengan menggunakan
metode garis lurus. Adapun jenis dan umur peralatan yang digunakan dalah
sebagai berikut
Table 3: jenis dan umur peralatan pembuatan tahu
No

Jenis peralatan

Umur

Harga
40

1

Mesin penggiling

5 tahun

Rp 5.000.000

2

Ketel uap

5 tahun

Rp 4.000.000

3

Panci

5 tahun

Rp 4.500.000

4

Penyaring

1 tahun

Rp

500.000

5

Pencetak

5 tahun

Rp

500.000

6

Kotak kontener

3 tahun

Rp

100.000

Jumlah produksi yang telah dihasilkan dalam kapasitas normal
adalah 105.000 bak jadi nilai penyusutan peralatan ini adalah sebagai berikut:
Mesin penggiling tahu
Rp 5.000.000

Rp 1.000.000
=

5 tahun

= Rp 83333,33× 3 bulan =
12 bulan

Rp 250000
250.000
=

2,38

105.000
Jadi biaya penyusutan mesin penggiling adalah: Rp 2,38
Ketel uap
Rp 4.000.000

Rp 800.000
=

5 tahun

= Rp 66666,66 × 3 bulan =
12 bulan

Rp 200.000
41

200000
=

1,90

105000
Jadi biaya penyusutan ketel uap adalah: Rp 1,90
Tungku masak
Rp 4.500.000

Rp 900000
=

= Rp 75000 × 3 bulan =

5 tahun

12 bulan

Rp 225.000
225.000
= 2,14
105000
Jadi biaya penyusutan tungku masak adalah: Rp 2,14
Penyaring
Rp 500.000

Rp 500.000
=

1 tahun

= Rp 41.666,67 × 3 bulan =
12 bulan

Rp 125000
125000
=

1,19

105.000
Jadi biaya penyusutan penyaring adalah: Rp 1,19
Pencetak
42

Rp 500.000

Rp 100.000
=

5 tahun

= Rp 8.333,33 × 3 bulan =
12 bulan

Rp 25000
25000
=

0,23

105000
Jadi biaya penyusutan pencetak adalah: Rp 0,23

Kotak kontener
Rp 100.000

Rp 33.333
=

3 tahun

= Rp 2777,77× 3 bulan = Rp
12 bulan

8333,33
8333,33
=

0,08

105000
Jadi biaya penyusutan kotak kontener adalah: Rp 0,08
Jumlah total penyusutan = 2,38+1,90+2,14+1,19+0,23+0,08= Rp 7,92

43

Penentuan harga pokok produksi
Metode full costing
Table 4: kalkulasi harga pokok produksi tahu dengan metode full costing
No
1

Jenis biaya produksi
Biaya bahan baku

Biaya perpotong

a. kedelai

Rp 914,28

b. ongkos pembelian bahan baku

Rp 14,28

jumlah biaya bahan baku

Rp 928,56

biaya tenaga kerja langsung
2

a. upah tukang

Rp 56

b. upah pembantu

Rp 100

jumlah
3

biaya

tenaga

kerja

Rp 156

langsung
biaya overhed
a.

biaya overhead variabel Rp 57,14
44

1) kayu bakar

Rp 571,42

2) biaya listrik
b.

biaya overhed tetap

Rp 7,92

1) biaya penyusutan

Rp 636,48

jumlah biaya overhed

Harga pokok produksi perbak

Rp 1721,04

Penentuan harga pokok produksi
Metode variable costing

Table 5: kalkulasi harga pokok produksi tahu dengan metode variabel costing
No
1

Jenis biaya produksi
Biaya bahan baku

Biaya perbak

a. kedelai

Rp 914,28

b. ongkos pembelian bahan baku

Rp 14,28

jumlah biaya bahan baku

Rp 928,56

biaya tenaga kerja langsung
2

a. upah tukang

Rp 56

b. upah pembantu

Rp 100

jumlah biaya tenaga kerja langsung

Rp 156

biaya overhed
a. kayu bakar

Rp 57,14
45

3

b. biaya listrik

Rp 571,42

jumlah biaya overhed

Rp 628,56

Harga pokok produksi perbak

Rp 1713,12

Evaluasi perhitungan harga pokok produksi
Table :6 evaluasi perhitungan harga pokok produksi tahu
No
1

Jenis biaya produksi
Biaya bahan baku

Full costing

Variable costing

Rp 914,28

Rp 914,28

a.

kedelai

b.

ongkos pembelian bahan Rp 14,28

Rp 14,28

baku

2

Rp 928,56

Rp 56

Rp 56

Rp 100

Rp 100

Rp 156

Rp 156

jumlah biaya bahan baku
biaya tenaga kerja langsung

3

Rp 928,56

a.

upah tukang

b.

upah pembantu

jumlah biaya tenaga kerja langsung
46

biaya overhed
a.

biaya overhead variabel

Rp 57,14

Rp 57,14

a. kayu bakar

Rp 571,42

b. biaya listrik
b.

biaya overhed tetap
2)

Rp 7,92

biaya penyusutan
Rp 636,48

Rp 628,56

Rp 1721,04

Rp 1713,12

jumlah biaya overhed
Harga pokok produksi perbak
Implikasi penelitian
- full costing
laporan rugi laba
laporan rugi laba
perusahaan tahu adma
per 3 bulan

Penjualan

(105.000 bak * Rp 2000 )

Rp 210.000.000

Harga pokok penjualan
(105.000 bak * Rp1721,04 ) Rp 180.709.200 Marjin bruto
Biaya pemasaran
Penghasilan netto

Rp 29.290.800
(105.000 bak * Rp14,28 )

Rp 1.499.400

-

Rp 27.791.400
47

Prosentase mark up
Marjin bruto
Prosentase mark up

=
Harga pokok penjualan
Rp . 29.290.800
=
Rp . 180.709.200
= Rp .0,1620 atau 16 %

- variabel costing
laporan rugi laba
laporan rugi laba
perusahaan tahu adma
per 3 bulan

Penjualan

(105.000 bak * Rp 2000)

biaya variabel

(105.000 bak * Rp 1713,12) Rp 179.877.600

Marjin kontribusi

Rp 210.000.000

Rp 30.122.400

Biaya tetap:
Biaya penyusutan peralatan
(105.000 bak * Rp 7,92)

Rp

831.600
48

biaya pemasaran
(105.000 bak * Rp14,28)

Rp 1.499.400

+
Rp 2.331.000

Penghasilan netto

Rp

-

27.791.400

Prosentase mark up
Marjin bruto
Prosentase mark up

=
Biaya variabel
Rp . 30.122.400
=
Rp 179.877.600
Rp 0,1674 atau 16%

Penentuan harga jual full costing dengan metode cost plus, yaitu:
Table 7: perhitungan harga jual dengan cost-plus pricing berdasarkan pendekatan
fuul costing
Bahan baku langsung
Biaya kirim pembelian
Tenaga kerja langsung
Biaya overhead variabel
Biaya overhed tetap
Mark up (16%*1721,04)
Harga jual

Rp 914,28
Rp 14,28
Rp 156
Rp 628,56
Rp 7,92
Rp 1721,04
Rp 275,36
Rp 1996,40

49

Penentuan harga jual variabel costing dengan metode cost plus, yaitu:
Table 8: perhitungan harga jual dengan cost-plus pricing berdasarkan pendekatan
variabel costing
Bahan baku langsung
Biaya kirim pembelian
Tenaga kerja langsung
Biaya overhead variabel
Mark up (16%*1713,12)
Harga jual

Rp 914,28
Rp 14,28
Rp 156
Rp 628,56
Rp 1713,12
Rp 274,09
Rp 1987,21

50

Bab V
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn yang telah dikemukakan pada
bab-bab terdahulu, maka dapt diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.

Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode
full costing besarnya biaya pembelian perbak adalah Rp 914,28
sedangkan total harga pokok produksinya adalah Rp 1721,04 dan pada
laporan rugi laba diketahui penghasilan neto Rp 27.791.400. Pada
perhitungan harga pokok produksi dengan metode variabel costing
besarnya biaya pembelian perbak adalah Rp 914,28 sedangkan total
harga pokok produksinya adalah Rp 1713,12 dan pada laporan rugi
laba diketahui penghasilan neto Rp 27.791.400

2.

.

Harga jual dari produk tahu perbak dengan prosentase markup
16%

menggunakan metode full costing adalah Rp 1996,40 dan

variabel costing adalah Rp 1987,21 dibulatkan menjadi Rp 2000. hal
ini telah sesuai dengan harga jual dari perusahaan tersebut.

51

B. Saran.
Sedangkan saran-saran yang dapat penulis berikan dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan adalah sebagai berikut:
1.

Sebelum melakukan kegiatan pembelian perusahaan terlebih
dahulu memilih pemasok dengan mempertimbangkan factor harga,
jarak tempuh, kualitas dan kuantitas. Hal ini untuk tercapainya
efisiensi biaya.

2.

Perusahaan dalam mendapatkan bahan untuk proses produksi,
sebaiknya mencari supplier lebih dari satu. Hal ini dapat memudahkan
perusahaan menentukan kebijakan dalam melakukan pembelian bahan
yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan.

3.

Pembelian yang dilakukan perusahaan saat ini adalah
pembelian dengan cara biasa untuk memenuhi kebutuhan persediaan
digudang, dengan cara ini perusahaan akan selalu melakukan kegiatan
pembeliannya

bila

persediaan

kedelai

digudang

akan

hab