Pengembangan bahan ajar berbicara untuk pembelajaran BIPA level advanced berbasis Teknologi Informasi di Wisma Bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Palupi, Puspita Martha. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Berbicara untuk
Pembelajar BIPA Level Advanced Berbasis Teknologi Informasi di Wisma
Bahasa. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma
Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan
adalah bahan ajar berbicara untuk pembelajar BIPA level advanced berbasis
teknologi informasi di Wisma Bahasa. Rumusan masalah yang diangkat dalam
skripsi ini adalah “Bagaimana mengembangkan bahan ajar berbicara berbasis
teknologi informasi pada pembelajar BIPA?”
Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan dan wawancara. Kuesioner
analisis kebutuhan diisi oleh lima pembelajar dengan latar belakang yang berbeda
tetapi masih dalam level yang sama, yaitu level advanced. Analisis kebutuhan
dilakukan untuk mengetahui materi, metode, dan topik ajar yang diinginkan oleh
pembelajar. Wawancara dilakukan dengan narasumber pengajar BIPA di Wisma
Bahasa yang sudah pernah menggunakan pembelajaran berbasis teknologi
informasi. Data dari analisis kedua kegiatan tersebut digunakan untuk dasar dalam
mengembangkan produk bahan ajar berbicara untuk pembelajar advanced.
Model pengembangan yang diadaptasi untuk mengembangkan bahan ajar ini

adalah model pengembangan Borg & Gall. Model tersebut dipilih karena konsep
yang lebih sederhana dan sistematis. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar
meliputi (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, (2)
mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli, (4) uji coba lapangan, dan (5)
revisi produk.
Untuk mengetahui kualitas bahan ajar dan komponen-komponennya, peneliti
melakukan uji coba produk yang berupa bahan ajar berbicara untuk pembelajar
BIPA level advanced berbasis teknologi informasi. Uji coba produk dilakukan
dengan seorang pembelajar asing sebagai subjek penelitian. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah bahan ajar yang telah dikembangkan bisa dipahami oleh
pembelajar asing atau tidak. Selain itu, uji coba bertujuan untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan yang dihadapi pembelajar asing.
Setelah tahap uji coba produk, peneliti memasuki tahap validasi ahli, yaitu
penilaian terhadap produk yang dilakukan oleh tiga pengajar BIPA di Wisma
Bahasa dan seorang Dosen mata kuliah BIPA di Universitas Sanata Dharma.
Tahap ini bertujuan agar produk yang dihasilkan mendapat masukan dan saran
untuk menambah kualitas produk.

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Palupi, Puspita Martha. 2012. Interactional Speaking Materials Development for
BIPA Advanced Level Learners Based on Information Technology in Wisma
Bahasa. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma

This thesis is development research. The product of this research is
Speaking Materials for advanced level learners based on information technology
in Wisma Bahasa. The problem formulation of this thesis is “how to develop the
speaking materials based on information technology for BIPA learners?”
This research began with need analyses and interviews. The questionnaires
of need analyses were fulfilled by five learners with different background but they
were still in the same level which was advanced level. Need analyses were
conducted to find out what materials, methods, and topic materials that the
learners wanted to learn during the program, whereas, the interviews was
conducted to BIPA tutors in Wisma Bahasa who had experiences in using
information technology in teaching. From the analyses data on those activities,
those were used as the basis to develop the speaking materials product for the
advanced learners.

The development model which was adapted to develop these speaking
materials was the development model of Borg & Gall. The model was chosen
because the concept of its is simple and systematist. The procedure of this
teaching materials product are (1) analyzing the developed product, (2)
developing the intial product, (3) validating the experts, (4) doing trial courts, and
(5) revising the product.
To know the teaching materials quality, and its components, the researchers
tested the product which was the speaking materials product for the BIPA
advanced level learners using information technology. The tested product was
done by teaching the foreign learners as the respondents. The purpose was to find
out whether the teaching materials which was developed could be understood by
the foreign learners or not. Meanwhile, the tested aimed to see the possible
difficultes that might occur for the learners.
After testing the product, the researcher entered the experts validation, that
was to evaluate the product that had been done by three BIPA tutors in Wisma
Bahasa and a BIPA lecturer in Sanata Dharma University. This phase aimed to get
any feedback about the product as the evaluation to increase the quality of the
product.

ix


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBICARA
UNTUK PEMBELAJAR BIPA LEVEL ADVANCED BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DI WISMA BAHASA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun Oleh:
Puspita Martha Palupi
NIM : 081224060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBICARA
UNTUK PEMBELAJAR BIPA LEVEL ADVANCED BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DI WISMA BAHASA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun Oleh:
Puspita Martha Palupi
NIM : 081224060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2012
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBICARA
UNTUK PEMBELAJAR BIPA LEVEL ADVANCED
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI WISMA BAHASA

Oleh:
Puspita Martha Palupi
NIM : 081224060

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd.


Tanggal 29 Oktober 2012
ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

M OT O

Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan
perbuatan dan dalam kebenaran.

Janganlah kamu takut untuk belajar dari suatu pengalaman. Karena tidak ada yang
salah dengan pengalaman, seburuk apapun itu.

(Puspita Martha Palupi)


iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Kornelius Kasiman dan Sunarti
Orangtua yang luar biasa

Daniel Budi Wijayanto, Ika Yulianti, dan Wijaya Adi Nugroho
Kakak-kakak yang hebat

Hosana, Ibeth, Kevin, dan Joice
Keponakan-keponakan yang lucu dan pintar

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Oktober 2012
Penulis

Puspita Martha Palupi

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama


: Puspita Martha Palupi

Nomor Induk Mahasiswa

: 081224060

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBICARA UNTUK PEMBELAJAR
BIPA LEVEL ADVANCED BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DI WISMA BAHASA
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.


Yogyakarta, 16 Oktober 2012
Yang menyatakan

Puspita Martha Palupi

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Palupi, Puspita Martha. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Berbicara untuk
Pembelajar BIPA Level Advanced Berbasis Teknologi Informasi di Wisma
Bahasa. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma
Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan
adalah bahan ajar berbicara untuk pembelajar BIPA level advanced berbasis
teknologi informasi di Wisma Bahasa. Rumusan masalah yang diangkat dalam
skripsi ini adalah “Bagaimana mengembangkan bahan ajar berbicara berbasis
teknologi informasi pada pembelajar BIPA?”
Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan dan wawancara. Kuesioner
analisis kebutuhan diisi oleh lima pembelajar dengan latar belakang yang berbeda
tetapi masih dalam level yang sama, yaitu level advanced. Analisis kebutuhan
dilakukan untuk mengetahui materi, metode, dan topik ajar yang diinginkan oleh
pembelajar. Wawancara dilakukan dengan narasumber pengajar BIPA di Wisma
Bahasa yang sudah pernah menggunakan pembelajaran berbasis teknologi
informasi. Data dari analisis kedua kegiatan tersebut digunakan untuk dasar dalam
mengembangkan produk bahan ajar berbicara untuk pembelajar advanced.
Model pengembangan yang diadaptasi untuk mengembangkan bahan ajar ini
adalah model pengembangan Borg & Gall. Model tersebut dipilih karena konsep
yang lebih sederhana dan sistematis. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar
meliputi (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, (2)
mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli, (4) uji coba lapangan, dan (5)
revisi produk.
Untuk mengetahui kualitas bahan ajar dan komponen-komponennya, peneliti
melakukan uji coba produk yang berupa bahan ajar berbicara untuk pembelajar
BIPA level advanced berbasis teknologi informasi. Uji coba produk dilakukan
dengan seorang pembelajar asing sebagai subjek penelitian. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah bahan ajar yang telah dikembangkan bisa dipahami oleh
pembelajar asing atau tidak. Selain itu, uji coba bertujuan untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan yang dihadapi pembelajar asing.
Setelah tahap uji coba produk, peneliti memasuki tahap validasi ahli, yaitu
penilaian terhadap produk yang dilakukan oleh tiga pengajar BIPA di Wisma
Bahasa dan seorang Dosen mata kuliah BIPA di Universitas Sanata Dharma.
Tahap ini bertujuan agar produk yang dihasilkan mendapat masukan dan saran
untuk menambah kualitas produk.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Palupi, Puspita Martha. 2012. Interactional Speaking Materials Development for
BIPA Advanced Level Learners Based on Information Technology in Wisma
Bahasa. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma

This thesis is development research. The product of this research is
Speaking Materials for advanced level learners based on information technology
in Wisma Bahasa. The problem formulation of this thesis is “how to develop the
speaking materials based on information technology for BIPA learners?”
This research began with need analyses and interviews. The questionnaires
of need analyses were fulfilled by five learners with different background but they
were still in the same level which was advanced level. Need analyses were
conducted to find out what materials, methods, and topic materials that the
learners wanted to learn during the program, whereas, the interviews was
conducted to BIPA tutors in Wisma Bahasa who had experiences in using
information technology in teaching. From the analyses data on those activities,
those were used as the basis to develop the speaking materials product for the
advanced learners.
The development model which was adapted to develop these speaking
materials was the development model of Borg & Gall. The model was chosen
because the concept of its is simple and systematist. The procedure of this
teaching materials product are (1) analyzing the developed product, (2)
developing the intial product, (3) validating the experts, (4) doing trial courts, and
(5) revising the product.
To know the teaching materials quality, and its components, the researchers
tested the product which was the speaking materials product for the BIPA
advanced level learners using information technology. The tested product was
done by teaching the foreign learners as the respondents. The purpose was to find
out whether the teaching materials which was developed could be understood by
the foreign learners or not. Meanwhile, the tested aimed to see the possible
difficultes that might occur for the learners.
After testing the product, the researcher entered the experts validation, that
was to evaluate the product that had been done by three BIPA tutors in Wisma
Bahasa and a BIPA lecturer in Sanata Dharma University. This phase aimed to get
any feedback about the product as the evaluation to increase the quality of the
product.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
berkat dan rahmatNya, sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Berbicara untuk Pembelajar BIPA Level Advance
Berbasis Teknologi Informasi di Wisma Bahasa”. Penulisan skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terwujud bukan hanya karena
kerja keras peneliti, melainkan juga berkat bimbingan, dukungan, doa, dan saran
dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapakan terima kasih
kepada:
1.

Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Kaprodi PBSID yang telah memberi izin
dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

2.

Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar memotivasi, mendukung, dan memberi saran yang membangun kepada
peneliti.

3.

Agung Siswanto, S.Pd. selaku pengajar di Wisma Bahasa yang dengan sabar
membimbing, memotivasi, mendukung, memberi saran, dan memberi jalan
keluar padasetiap masalah dalam penelitian ini.

4.

Agus Soehardjono, S.S., M.M. selaku direktur Wisma Bahasa yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Wisma
Bahasa.

5.

Anggi Octa Marina, S.Pd dan Dewi Anggoro, S.Pd selaku pengajar di
Wisma Bahasa yang telah berkenan memberikan penilaian produk bahan
ajar yang telah dibuat.

6.

Seluruh staff dan karyawan Wisma Bahasa yang secara langsung telah
membantu peneliti untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi.

7.

Ibu Lian Gouw yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8.

Orangtua penulis, yaitu Kornelius Kasiman dan Sunarti yang telah
mendukung dan memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi.

9.

Mas Robertus Marsidiq, selaku sekretariat PBSID yang telah membantu
peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.

Teman-teman PBSID angkatan 2008 yang luar biasa, terutama Lidwina
Wimalasari, Monica Ayu, Vita Budi Astiwi, Petrus Kanisius, Sheila Prima,
Singgih Dwi, Kusno Ari, dan Veronica Khristanti.

11.

Teman-teman satu tim penelitian yang kompak dan saling mendukung,
Agustinus Bayu, Esti Nuryani, Hartiyah Margareta, dan Wahyuni.

12.

Mas Winura, yang dengan sabar selalu mendukung, membimbing, memberi
motivasi, dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

13.

Mbak Nini, ibu kos yang sudah memberi dukungan kepada penulis untuk
segera menyelesaikan studi.

14.

Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang sudah
bersedia memberikan dukungan baik material maupun spiritual kepada
penulis. Semoga Tuhan memberkati mereka.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap, semoga hasil
penelitian ini berguna untuk pengajaran bahasa Indonesia.

Penulis

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi
HALAMAN PUBLIKASI ............................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4 Spesifikasi Produk .................................................................................. 4
1.5 Pentingnya Pengembangan...................................................................... 5
1.6 Definisi Istilah ........................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................... 7
2.2 Profil Wisma Bahasa ............................................................................... 8
2.3 Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa ................................... 12
xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.4 Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran BIPA................................. 14
2.5 Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara .......................................... 15
2.6 Prinsip-prinsip Pengembangan Materi untuk Siswa BIPA ....................... 17
2.7 Pembelajaran Jarak Jauh ......................................................................... 22
2.8 Skype ...................................................................................................... 24
2.9 Multimedia Learning............................................................................... 32
2.10 Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran ..... 34
2.11 Kerangka Berpikir ................................................................................. 37
BAB III METODE PENGEMBANGAN ...................................................... 39
3.1 Model Pengembangan ............................................................................. 39
3.2 Prosedur Pengembangan ......................................................................... 41
3.3 Uji Coba Produk ..................................................................................... 43
3.4 Desain Uji Coba ...................................................................................... 43
3.5 Jenis Data ............................................................................................... 45
3.6 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 45
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 55
4.1 Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan .............................. 55
4.2 Paparan Hasil Ujicoba Produk Bahan Ajar Berbicara .............................. 66
untuk Pembelajar BIPA Level Advanced Berbasis Teknologi Informasi
4.3 Revisi Produk Bahan Ajar Berbicara untuk Pembelajar Advanced ........... 82
4.4 Pembahasan ............................................................................................ 82
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 87
5.1 Kajian Produk yang Telah Dibuat ........................................................... 87
5.2 Implikasi ................................................................................................. 90
5.3 Saran-saran ............................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 92
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. 94
xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIODATA PENULIS ................................................................................... 191

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alternatif Tema ............................................................................. 20
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilaian Skor ................................................................ 44
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penilaian Materi ............................................................. 44
Tabel 3.3 Data Umum Pembelajar................................................................. 45
Tabel 3.4 Survei Kontak Bahasa Pembelajar ................................................. 46
Tabel 3.5 Metodologi Pembelajaran .............................................................. 47
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ..................................................... 48
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Produk .............................................................. 49
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Kemampuan Berbahasa ..................................... 50
Tabel 3.9 Konversi Tingkat Kefasihan .......................................................... 54
Tabel 4.1 Survei Kontak Bahasa ................................................................... 58
Tabel 4.2 Metodologi Pembelajaran .............................................................. 60
Tabel 4.3 Paparan Nilai Pembelajar pada Uji Coba ke-1 ............................... 68
Tabel 4.4 Paparan Nilai Pembelajar pada Uji Coba ke-2 ............................... 70
Tabel 4.5 Paparan Nilai Pembelajar pada Uji Coba ke-3 ............................... 71
Tabel 4.6 Paparan Nilai Kemampuan Berbicara ............................................ 72
Tabel 4.7 Konversi Tingkat Kefasihan .......................................................... 72
Tabel 4.8 Kualifikasi Penilaian Produk ......................................................... 77
Tabel 4.9 Data Hasil Validasi ke-2 Produk .................................................... 78
Tabel 4.10 Data Hasil Validasi ke-2 Produk .................................................. 80

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 38

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini pengajaran bahasa Indonesia mulai banyak diminati oleh warga
negara asing. Populasi penduduk, letak geografis, keindahan alam, kebudayaan
yang kaya raya, dan perusahaan asing yang berinvestasi, menjadi beberapa alasan
yang menyebabkan banyak warga negara asing ingin belajar bahasa Indonesia. Di
beberapa sekolah umum yang ada di luar negeri, bahasa Indonesia tetap menjadi
salah satu mata pelajaran bahasa asing yang dipelajar misalnya, di Perancis,
Selandia Baru, Australia, dan Jepang. Di beberapa perguruan tinggi negara jiran,
bahasa Indonesia menjadi salah satu jurusan bahasa asing yang secara berangsurangsur diminati.
Jumlah penutur bahasa Indonesia, jika diukur dari jumlah penduduk
Indonesia, yaitu ada pada urutan keempat negara berpenduduk besar di dunia,
tentu merupakan kekuatan besar dalam penempatan posisi bahasa Indonesia di
antara bahasa-bahasa yang lain. Sugono (2003:50) dalam Iskandarwassid dan
Sunendar (2008:264) mengemukakan bahwa jumlah penduduk besar harus
dipandang sebagai potensi dalam meraih peran pada tatanan kehidupan global.
Jumlah penduduk besar tidak dipandang sebagai potensi sumber daya manusia
kalau mutunya belum mampu bersaing secara global, tetapi dipandang sebagai

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

pendukung keanekaragaman budaya dan sebagai penutur bahasa besar dunia
urutan keempat setelah Cina, Inggris, dan Spanyol.
Setiap pembelajar yang akan belajar bahasa Indonesia secara formal akan
membuat analisis kebutuhan, sehingga pengajar mampu menyusun bahan ajar
yang disesuaikan dengan analisis kebutuhan pembelajar. Apakah mereka belajar
bahasa Indonesia untuk keperluan akademik atau pekerjaan? Apakah mereka
belajar bahasa Indonesia untuk wisata sehingga pembelajar mampu menikmati
perjalanannya dan mampu mengetahui kebudayaan masyarakat Indonesia?.
Seorang pembelajar asing yang sedang belajar bahasa Indonesia dituntut
untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa target secara lancar, maka
pembelajaran perlu difokuskan pada keterampilan berbicara. Pembelajar memang
harus dibekali keterampilan membaca, menulis, dan mendengarkan. Namun hal
itu semata-mata untuk meningkatkan keterampilan berbicara yang dimiliki.
Di sisi lain, kemajuan sistem teknologi dan infornasi di Indonesia
mengalami kemajuan dari waktu ke waktu. Hal ini sangat disayangkan apabila
majunya teknologi dan informasi tidak diintegrasikan ke dalam pembelajaran.
Perkembangan teknologi dan informasi telah membawa dampak yang begitu besar
bagi pendidikan. Ada beberapa pergeseran yang telah membawa pengaruh pada
perubahan pola, metode, dan strategi penyajian pembelajaran di samping
pendekatan yang digunakan juga ikut bergeser.
Pergeseran ini mengarah kepada hal yang positif, yaitu pengajar dan
pembelajar

dipermudah

dengan

adanya

teknologi

da n

informasi

yang

diintegrasikan pada pembelajaran. Salah satunya adalah pembelajaran jarak jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

dengan menggunakan Skype, sehingga murid dapat belajar tanpa batasan jarak
dan waktu.
Skype adalah suatu situs di internet yang menyediakan jasa komunikasi
langsung, sehingga pembicara bisa mengontak lawan bicaranya dengan fasilitas
telepon dan gambar online. Aplikasi ini sangat efektif untuk pembelajaran bahasa
Indonesia untuk penutur asing. Selain biayanya sangat murah, pembelajar tidak
harus datang ke Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia. Dengan fasilitas yang
dimiliki Skype, seseorang di Yogyakarta dapat melakukan kontak langsung
dengan seseorang bahkan beberapa orang di belahan dunia lain untuk
berkomunikasi dan menatap lawan bicara.
Wisma Bahasa adalah salah satu lembaga kursus bahasa Indonesia yang
sudah menggunakan fasilitas Skype untuk pengajaran bahasa Indonesia bagi
penutur asing. Cukup banyak peminat program e-learning yang menggunakan
fasilitas Skype ini. Rata-rata peminatnya adalah pembelajar yang sudah mencapai
level advanced, karena pembelajar sudah mahir dalam menggunakan bahasa
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan

masalah

dalam

penelitian

ini

adalah

“Bagaimana

mengembangkan bahan ajar berbicara untuk pembelajar BIPA level advanced
berbasis teknologi informasi?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berbicara untuk
pembelajar BIPA level advanced berbasis teknologi informasi.
1.4 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar
untuk keterampilan berbicara untuk pembelajar BIPA level advanced berbasis
teknologi informasi. Produk ini digunakan untuk pembelajaran jarak jauh dengan
menggunakan Skype. Dalam satu modul terdapat lima unit pembelajaran dengan
tema keluarga, pekerjaan, budaya Indonesia, politik, dan sastra.
Masing-masing unit pembelajaran terdapat beberapa bagian, yaitu tujuan
pembelajaran, bacaan, kosakata, struktur, pertanyaan-pertanyaan pemahaman
bacaan, pertanyaan-pertanyaan perluasan kosa kata, pertanyaan-pertanyaan
perluasan tata bahasa, dan kemampuan berbicara.
Dalam penggunaannya, bahan ajar diintegrasikan dengan teknologi dan
informasi. Jenis teknologi dan informasi yang digunakan adalah Skype. Skype
adalah suatu situs di internet yang menyediakan jasa komunikasi langsung di
mana pembicara bisa mengontak lawan bicaranya dengan fasilitas telepon dan
gambar online sehingga keterbatasan jarak komunikasi dapat diatasi. Dengan
fasilitas yang dimiliki Skype, seseorang di Yogyakarta dapat melakukan kontak
langsung dengan seseorang bahkan beberapa orang dibelahan dunia lain untuk
saling berbicara dan menatap lawan bicaranya. Pengguna Skype harus terkoneksi
lewat jaringan internet yang dilengkapi dengan perangkat head-phone (yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

terdiri dari piranti untuk mendengarkan dan berbicara) dan camera web (untuk
melihat lawan bicara). Dan piranti komunikasi Skype di internet ini bersifat gratis.
1.5 Pentingnya Pengembangan
Pengembangan bahan ajar berbicara untuk pembelajar BIPA level
advanced berbasis teknologi informasi sangat penting. Ada beberapa manfaat
yang bisa diambil dari pengembangan ini, yaitu:
a.

pembelajar akan mudah mempelajari bahasa Indonesia tanpa ada masalah
dengan ruang dan waktu

b.

sebagai sumbangan untuk peningkatan pengajaran Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing

c.

hasil dari proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan
diharapkan dapat meningkatkan mutu tempat kursus Bahasa Indonesia

1.6 Definisi Istilah
Peneliti memberikan batasan-batasan istilah yang dirasa sangat penting
dan mendukung dalam pemahaman yaitu sebagai berikut
a.

pengembangan menurut Borg & Gall (via Dwiyogo, 2004:4) adalah suatu
proses yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produkproduk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

b.

bahan ajar adalah bahan pembelajaran yang berisi seperangkat konsep, fakta,
prinsip-prinsip, dan prosedur yang dirancang berdasarkan pendekatan dan
sistematika tertentu untuk meningkatkan efektivitas belajar-mengajar
(Werdiningsih, 1999:13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c.

6

berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan (Tarigan, 1985:15).

d.

teknologi informasi adalah ilmu yang mempelajari tentang desain,
pengembangan, implementasi, manajemen sistem informasi yang berbasis
komputer, khususnya aplikasi software dan hardware (Yaumi, 2011:90).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini peneliti membahas kajian pustaka yang relevan dengan
pengembangan produk yang mencakup (1) penelitian yang relevan, (2) profil
Wisma Bahasa, (3) berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa, (4)
keterampilan berbicara dalam pembelajaran BIPA, (5) model pembelajaran
keterampilan berbicara, (6) prinsip-prinsip pengembangan materi untuk siswa
BIPA (7) Skype, (8) e-learning, (9) multimedia learning, (10) peranan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, dan (11) kerangka berpikir.
2.1 Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian sebelumnya yang relevan.
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Agung Tri Laksono (2006)
berjudul Pengembangan Silabus dan Bahan Pembelajaran Afiks Pembentuk
Verba Transitif untuk Pembelajar BIPA Level Intermediate dengan Menggunakan
Pendekatan Komunikatif. Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang program pembelajaran afiks pembentuk
verba positif untuk pembelajar BIPA yang dibutuhkan oleh pembelajar asing.
Langkah-langkah pembuatan silabus meliputi (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) perbaikan, dan (4) pemantapan. Sedangkan langkah-langkah
pengembangan bahan ajar meliputi (1) mengidentifikasi kompetensi dasar,
indikator, dan bahan pembelajaran, (2) menguraikan bahan pembelajaran dan
berdasarkan indikator yang akan dicapai, (3) memilih media yang relevan, (4)

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

menyusun aspek-aspek bahan pembelajaran yang sistematis, (5) memberikan
uraian singkat setiap aspek bahan pembelajaran, (6) menyertakan beberapa
kegiatan pembelajaran sesuai dengan minat pembelajar dengan metode yang
relevan.
Setelah bahan ajar jadi, peneliti melakukan uji coba produk. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana bahan pembelajaran tersebut dapat
dipahami oleh pembelajar asing dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang
dihadapi pembelajar. Uji coba produk yang kedua adalah penilaian dari dosen
Perencanaan Pengajaran Bahasa dan dosen Morfologi. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapat masukan dan saran terhadap produk pengembangan dari dosen
Perencanaan Pengajaran Bahasa dan dosen Morfologi.
Penelitian ini digunakan sebagai peneliti sebagai gambaran dalam
mengembangkan bahan ajar untuk pembelajar BIPA. Namun, hanya beberapa
langkah yang diadaptasi dari langkah-langkah bahan ajar yang dilakukan dalam
penelitian tersebut. Beberapa langkah yang diadaptasi dalam penelitian tersebut
adalah memilih media yang relevan, menyusun aspek-aspek bahan pembelajaran
yang sistematis, dan menyertakan beberapa kegiatan pembelajaran sesuai dengan
minat pembelajar dengan metode yang relevan.
2.2 Profil Wisma Bahasa
Berikut ini akan peneliti paparkan hal-hal tentang Wisma Bahasa yaitu
tempat untuk penelitian dilaksanakan.

2.2.1 Sejarah Wisma Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Wisma Bahasa merupakan lembaga kursus bahasa Indonesia pertama di
Yogyakarta. Wisma Bahasa didirikan pada tahun 1982. Wisma bahasa pada
awalnya disebut Yogyakarta Indonesia Language Centre (YILC). Diprakarsai oleh
Mr. Daniel Pearlmen dari USA, Wisma Bahasa sekarang dimiliki oleh Suara
Bhakti Foundation. Wisma Bahasa telah menjalankan program pelatihan Bahasa
Indonesia bagi pelajar multi-etnis yang membutuhkan layanan bahasa Indonesia
untuk tujuan umum dan khusus.
Lebih dari 26 tahun pengalaman Wisma Bahasa telah

memberikan

pelayanan bahasa yang sangat konsisten dan berkualitas tinggi melalui komitmen
perbaikan. Dari satu jenis layanan bahasa pada tahun-tahun awal, sekarang
organisasi telah meningkatkan dan memperluas produknya dengan menyediakan
bahasa Inggris, Jawa, Madura dan Tetun (Timor Leste) pelatihan bahasa.
Para pelajar di seluruh dunia telah menemukan dan menunjukkan minat
mereka di Wisma Bahasa karena visi dan misi dari Wisma Bahasa dipegang teguh
oleh para pengajar. Pelajar berasal dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang,
dan sebagian besar terkait dengan lembaga terkemuka dan organisasi.
Para pengajar di Wisma Bahasa tidak memposisikan diri sebagai seorang
guru untuk peserta didik, tetapi sebagai teman. Wisma Bahasa tidak hanya
mengajarkan bahasa, tetapi menciptakan situasi di mana pelajar menikmati
berkomunikasi dalam bahasa target. Restoran adalah prinsip Wisma Bahasa.
Inilah sebabnya mengapa lembaga Wisma Bahasa tidak menamai lembaganya
dengan sebutan sebuah perguruan tinggi atau sekolah, tetapi sebuah rumah
bahasa, Wisma Bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

2.2.2 Organisasi Wisma Bahasa
Wisma Bahasa adalah lembaga bahasa yang berada di bawah sebuah
yayasan yang bernama Yayasan Suara Bakti. Wisma bahasa dipimpin oleh
seorang direktur. Di bawah organisasi ini terdapat divisi-divisi. Divisi ini
dipimpin oleh seorang manager. Divisi tersebut adalah:
1. Divisi Pengajaran
2. Divisi Marketing
3. Divisi Keuangan
4. Divisi Umum
5. Divisi Research and Development
2.2.3 Lingkungan Fisik dan Fasilitas Belajar di Wisma Bahasa
Dalam ruang kelas baik di Wisma Bahasa 1 dan 3 terdapat 1 meja luas
dengan taplak Batik, 3 kursi: 1 untuk pengajar dan 2 untuk pembelajar. 1 white
board, 1 kipas angin, 1 jam dinding, beberapa foto budaya di Indonesia, 1 peta
pulau di Indonesia, 1 hasil karya seperti anyaman. Fentilasi di kelas cukup
banyak, tetapi paling banyak jendela di Wisma Bahasa 1. Lantai keramik dan
bersih.
Perpustakaan berada di Wisma Bahasa 1 dengan buku-buku yang cukup
lengkap dan menunjang pembelajaran BIPA seperti, novel, cerita rakyat, buku tata
bahasa, dan masih banyak lainnya.
Media penunjang pembelajaran juga tersedia banyak sehingga pengajar
dapat menggunakan sewaktu-waktu. Terdapat juga fasilitas untuk internet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

sehingga pengajar dapat melakukan Skype dengan pembelajar yang berada di luar
Wisma Bahasa.
Ruang staf pengajar berada di Wisma Bahasa 1. Terdapat 4 ruang : ruang
guru, ruang pengajaran , dan ruang untuk divisi keuangan, dan ruang direktur.
Dalam setiap ruang terdapat AC dan ruangan cukup luas. Dalam ruang guru
terdapat beberapa komputer yang terhubung dengan internet sehingga ketika jeda
pembelajaran, pengajar dapat mencari informasi tambahan untuk mengajar.
Di Wisma Bahasa 1, terdapat 7 kelas: Melayu, Maluku, Bugis, Sunda,
Asmat, Jawa, dan Bali yang ruang tengahnya terdapat 1 televisi dengan beberapa
komputer untuk pembelajar dan beberapa kursi. Biasanya presentasi murid
dilakukan di ruang tengah.
Di Wisma Bahasa 2, tempatnya tidak begitu besar namun tetap nyaman
untuk belajar. Terdapat 5 kelas: Ternate, Sumba, Mentawai, Tengger, dan Nias.
Terdapat 1 toilet, 1 ruang tamu, taman, dapur, dan halaman depan yang tidak
begitu luas. Ruang kelas di Wisma Bahasa 2 sama dengan Wisma Bahasa 1, tetapi
di Wisma Bahasa 1 lebih banyak jendela.
Di Wisma Bahasa 3, tempatnya lebih luas dari Wisma Bahasa 2, tetapi tidak
seluas Wisma Bahasa 1. Terdapat 10 kelas: Lombok, Madura, Badui, Batak,
Aceh, Dayak, Flores, Minang, Toraja, dan Betawi. Ruang kelas di Wisma Bahas 3
juga sama dengan Wisma Bahasa 1 dan 2. Terdapat taman, ruang santai, 2 toilet,
dan halaman depan. Tempat parkir di Wisma Bahasa 3 cukup luas. Terdapat
telepon, sama seperti di Wisma Bahasa 1. Selain itu terdapat 2 mobil: 1 di Wisma
Bahasa 1 dan 1 di Wisma Bahasa 3. Mobil tersebut digunakan untuk field trip.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Beberapa tahun terakhir, Wisma Bahasa menyediakan program e-learning,
yaitu pembelajaran jarak jauh. Program ini cukup banyak diminati oleh
pembelajar asing yang ingin belajar bahasa Indonesia. Untuk program e-learning
ini, Wisma Bahasa menggunakan media Skype. Skype adalah suatu situs di
internet yang menyediakan jasa komunikasi langsung di mana pembicara bisa
mengontak lawan bicaranya dengan fasilitas telepon dan gambar online (Nurhadi,
2008:3). Hal ini menjadi pertimbangan mengapa peneliti melakukan penelitian di
Wisma Bahasa.
2.3 Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Berbicara merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa. Berbicara
adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak,
yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah
kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sangat erat hubungannya
dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh sang anak melalui kegiatan
menyimak dan membaca (Tarigan, 1985:3). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
penjelasan berikut
2.3.1 Hubungan antara Berbicara dengan Menyimak
Brooks via Tarigan (1985:4) menyatakan bahwa berbicara dan menyimak
merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi
tatap-muka atau face-to-face communication. Hal-hal yang dapat memperlihatkan
eratnya hubungan antara berbicara dengan menyimak adalah sebagai berikut ini
a. Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

b. Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya
ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang mereka temui.
c. Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam
masyarakat tempatnya hidup; misalnya: ucapan, intonasi, kosa kata,
penggunaan kata-kata, pola-pola kalimat.
d. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan
kualitas berbicara seseorang.
e. Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan cara
pemakaian kata-kata sang anak.
f. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akan menghasilkan
penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara tidak
bisa lepas dari keterampilan menyimak. Hal ini dikarenakan ujaran biasanya
dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi). Untuk itu, dalam pengajaran
bahasa Indonesia bagi penutur asing perlu disajikan beberapa pelatihan untuk
keterampilan menyimak yang nantinya bisa diintegrasikan dengan keterampilan
berbicara.
2.3.2 Hubungan antara Berbicara dengan Membaca
Ada

beberapa

penelitian

yang

memperlihatkan

adanya

hubungan

perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan membaca (Tarigan,
1985:5). Hubungan-hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca telah
dapat diketahui dari dari beberapa telaah penelitian, antara lain :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

a. Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan
berbahasa lisan.
b. Pola-pola ujaran orang yang tuna-aksara mungkin mengganggu pelajaran
membaca bagi anak-anak.
c. Kalau, pada tahun-tahun awal sekolah, ujaran membentuk suatu dasar bagi
pelajaran membaca, maka membaca bagi anak-anak kelas yang lebih tinggi
turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka.
d. Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, keterampilan berbicara sangat
berhubungan dengan keterampilan membaca. Hal ini dikarenakan apa yang dibaca
seseorang sangat berpengaruh dengan ucapan atau tuturan yang dihasilkan.
Bahkan, orang yang tuna aksara memiliki pola berbicara yang berbeda dengan
orang yang mampu membaca dengan lancar.
2.4 Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran BIPA
Keterampilan berbicara sangat penting dalam pembelajaran BIPA, karena
dengan berbicara pembelajar dapat mengungkapkan isi pikiran secara lisan.
Hughes (via Nastiti 2010:3) menyatakan bahwa dalam mengajar berbicara tidak
dapat dipisahkan dari aktivitas lainnya di samping linguistik. Hughes
menambahkan bahwa ada tiga bagian penting dalam menunjang penelitian
berbicara. Ketiga bagian tersebut adalah pengorganisasian, tata bahasa, dan bunyi.
Pengorganisasian dan sikap berbahasa terdiri atas psikolinguistik dan
sosiolinguistik, pragmatik, kinestetik, analisis wacana, dan percakapan. Sementara
itu, struktur bahasa terdiri atas sintaksis, tata bahasa, leksikal atau pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

kosakata, dan fonologi. Terakhir, bunyi bahasa terdiri atas fonetik, fonemik, dan
prosodi atau pelajaran intonasi. Ketiga bagian di atas adalah faktor terpenting
dalam penelitian berbicara.
Penny (via Nastiti 2010:3) menyatakan bahwa diskusi merupakan aktivitas
berbahasa yang berlangsung alami. Diskusi merupakan aktivitas berbahasa yang
berlangsung alami dan pembelajaran berbicara yang efektif karena siswa dapat
memecahkan berbagai permasalahan atau situasi secara bersama-sama dan
mengungkapkan ide. Dikatakan lebih lanjut, bahwa dalam mempelajari diskusi,
peserta secara langsung dapat berpartisipasi dalam menuangkan gagasannya.
Selain itu pula, peserta diskusi akan belajar untuk berpikir logis seperti memiliki
kemampuan mengeneralisasi, beranalogi, dan sebagainya. Kemampuan untuk
berdebat oleh Penny dimaksudkan untuk menyimak pembicaraan seseorang, tidak
menginterupsi, dan berbicara yang relevan serta jelas.
Selain diskusi, ada beberapa aktivitas berbicara yang dapat disajikan untuk
pembelajar BIPA, contohnya adalah kegiatan wawancara, presentasi, bermain
peran, tanya jawab dan masih banyak lagi aktivitas berbicara yang dapat
dikembangkan. Lewat aktivitas-aktivitas tersebut, pembelajar dapat semakin
melatih pengucapan-pengucapan, intonasi sampai menambah perbendaharaan
kata.
2.5 Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Iskandarwassid dan Sunendar (2008:266) menyatakan bahwa ada beberapa
cara atau model yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara. Beberapa
konsep dasar yang harus dipahami oleh pengajar adalah berbicara dan menyimak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

adalah dua kegiatan resiprokal, berbicara adalah proses berkomunikasi individu,
berbicara adalah ekspresi kreatif, berbicara adalah tingkah laku, berbicara
dipengaruhi kekayaan pengalaman, berbicara merupakan sarana memperluas
cakrawala, dan berbicara adalah pancaran pribadi. Untuk pemahaman lebih jelas,
akan dipaparkan di subbab berikut.
2.5.1 Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Iskandarwassid dan Sunendar (2008:286) menyatakan untuk mengetahui
tujuan pembelajaran keterampilan berbicara sesuai dengan tingkatannya, maka
perlu dirumuskan (1) tujuan pembelajaran keterampilan berbicara untuk tingkat
pemula, (2) tujuan pembelajaran keterampilan berbicara untuk tingkat menengah,
(3) tujuan pembelajaran keterampilan berbicara untuk tingkat yang paling tinggi.
1. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara untuk Tingkat Pemula
Untuk tingkat pemula, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara dapat
dirumuskan bahwa peserta didik dapat melafalkan bunyi-bunyi bahasa,
menyampaikan informasi, menyatakan setuju atau tidak setuju, menjelaskan
identitas diri, menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan, menyatakan
ungkapan rasa hormat, dan bermain peran.
2. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara untuk Tingkat Menengah
Untuk tingkat menengah, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara
dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat menyampaikan informasi,
berpartisipasi dalam percakapan, menjelaskan identitas diri, menceritakan kembali
hasil simakan atau bacaan, melakukan wawancara, bermain peran, dan
menyampaikan gagasan dalam diskusi atau pidato.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

3. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara untuk Tingkat Paling
Tinggi
Untuk tingkat yang paling tinggi, yaitu tingkat lanjut, tujuan pembelajaran
keterampilan

berbicara

dapat

dirumuskan

bahwa

peserta

didik

dapat

menyampaikan informasi, berpartisipasi dalam percakapan, menjelaskan identitas
diri, menceritakan kembali hasil simakan atau hasil bacaan, berpartisipasi dalam
wawancara, bermain peran, dan menyampaikan gagasan dalam diskusi, pidato,
atau debat.
Berdasar pada pendapat tersebut, peneliti memberikan aktivitas berbicara
untuk pembelajar advanced dengan kegiatan wawancara, bermain peran,
presentasi bahan bacaan, dan diskusi. Hasil dari kegiatan berbicara tersebut diukur
dengan alat ukur kemampuan berbicara.
2.6 Prinsip-prinsip Pengembangan Materi untuk Siswa BIPA
Pembelajaran

BIPA

memiliki

karakter

yang

berbeda

dengan

pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli. Pembelajar BIPA tentu memiliki
latar belakang budaya dan lingkungan yang jauh berbeda dengan pembelajar
bahasa Indonesia bagi penutur asli.
Tujuan penutur asing untuk belajar bahasa Indonesiapun beragam. Ada
pembelajar yang bertujuan untuk profesi, ada yang bertujuan ingin tinggal di
Indonesia, ada yang bertujuan untuk penelitian di Indonesia, untuk studi, atau
hanya untuk berwisata di Indonesia. Karena ada banyak perbedaan yang
melatarbelakangi pembelajaran BIPA, maka materi, metode, teknik, dan media
yang digunakan perlu disesuaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

2.6.1 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengembangan Materi
Muliastuti (2010) dalam makalahnya yang berjudul Pengembangan Materi
Ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, menyatakan bahwa ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pengembangan materi ajar BIPA yaitu (1) tujuan
siswa BIPA belajar bahasa Indonesia, (2) gradasi kesulitan materi, (3) variasi
materi, (4) konteks materi, (5) integrasi materi (materi berbahasa, kebahasaan, dan
budaya)
1. Tujuan siswa BIPA belajar bahasa Indonesia.
Materi untuk siswa yang belajar bahasa Indonesia dengan tujuan berwisata
tentu akan berbeda dengan materi untuk siswa yang bertujuan untuk studi,
bekerja, atau menjadi peneliti di Indonesia. Materi yang dikembangkan oleh
peneliti adalah materi yang dikemas untuk siswa yang bertujuan memperbaiki
keterampilan berbicara.
Untuk mengetahui tujuan mereka belajar bahasa Indonesia, maka pengajar
perlu membuat analisis kebutuhan untuk hal tersebut. Sehingga pengajar dapat
membuat materi dan mengemas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajar.
2. Gradasi kesulitan materi.
Tingkat kesulitan materi untuk siswa BIPA tingkat dasar akan berbeda
dengan materi untuk tingkat menengah dan mahir. Materi yang terlalu sulit atau
terlalu mudah akan berimbas kepada motivasi siswa BIPA. Dengan demikian,
materi yang disusun harus memperhatikan gradasi kesulitan. Materi harus disusun
mulai dari mudah ke sulit dan konkret ke abstrak. Untuk itu, bahan ajar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

dikembangkan oleh peneliti mempunyai tingkat gradasi dari topik yang paling
sulit sampai topik yang paling mudah.
Sesuai dengan penjelasan di atas, peneliti juga mengurutkan kesulitan
materi dalam bahan ajar. Urutan yang telah disusun oleh peneliti adalah Sastra,
Politik, Kebudayaan Indonesia, Pekerjaan, dan Keluarga.
3. Variasi materi.
Materi yang tidak bervariasi akan menimbulkan kej