Ringkasan Materi Tes Kompetensi Bidang K

TUGAS DAN FUNGSI
Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan
sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang
kesehatan
2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya
5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden
Dalam menyelenggarakan fungsi, Kementerian Kesehatan RI mempunyai kewenangan:
1. Penetapan kebijakan nasional di bidang kesehatan untuk mendukung pembangunan
secara makro
2. Penetapan pedoman untuk menetukan standar pelayanan minimal yang wajib
dilaksanakan oleh kabupaten/Kota di bidang Kesehatan
3. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang kesehatan
4. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga
profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang kesehatan
5. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi
pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di bidang kesehatan

6. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama
Negara di bidang kesehatan;
7. Penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidang kesehatan
8. Penanggulangan wabah dan bencana yang berskala nasional di bidang kesehatan
9. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan
10. Penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa di bidang kesehatan
11. Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di bidang kesehatan
12. Penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu,
bayi, dan anak
13. Penetapan kebijakan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
14. Penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan
15. Penetapan pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan
16. Penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan penerapan teknologi kesehatan dan
standar etika penelitian kesehatan
17. Penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi kesehatan dan gizi
18. Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan
19. Surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah,
penyakit menular dan kejadian luar biasa
20. Penyediaan obat esensial tertentu dan obat untuk pelayanan kesehatan dasar sangat
essential (buffer stock nasional)

21. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yaitu :
22. Penempatan dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu
23. pemberian izin dan pembinaan produksi dan distribusi alat kesehatan

VISI
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan

MISI
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

STRATEGI
1.
2.
3.

4.
5.

6.

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan
kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta
berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan
sosial kesehatan nasional.
Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.
Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta
menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan.
Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan
berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.

NILAI-NILAI
Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu
hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.

Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena
pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang

meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat
madani dan masyarakat akar rumput.

Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam
mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi
geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan penangnganan yang berbeda pula.

Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan
dan bersifat efisien.

Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN), transparan, dan akuntabel.

1. Salah satu cara penularan virus flu babi melalui….
a. batuk dan bersin (udara)
c. jarum suntik
b. menatap si penderita
d. pemberian ASI
e. memotong daging babi
2. Adanya herpers zooster multisegemntal dan berulang merupakan salah satu gejala minor
bagi penderita….
a. SARS
c. AIDS
b. penumonia
d. flu babi
e. flu burung

3. Virus influenza tipe A terdiri atas beberapa strain, kecuali….
a. H1N1
c. H5N1
b. H3N2
d. H9N2
e. H2N9
4. Misi utama Kementerian Kesehatan RI adalah…
a. berpihak kepada rakyat
c. menggerakkan & memberdayakan masyarakat untuk
hidup sehat
b. bertindak cepat dan tepat d. masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat
e. membuat rakyat sehat
5. Penggunaan obat dapat dikatakan rasional apabila memenuhi beberapa kriteria ini, kecuali….
a. efektif, bermutu dan harga terjangkau
b. tepat pilihan obat sesuai indikasi penyakit
c. tepat memperkirakan waktu penyembuhan
d. ketepatan cara pemakaian dan dosis obat
e. sesuai dosis, batas penggunaan dan bermutu

6. Suatu pengamatan dalam bidang kesehatan yang didorong oleh masalah sosiologi,

mengacu pada…..
a. sosiologi dalam medis
b. sosiologi dalam kesehatan
c. sosiologi mengenai kesehatan
d. sosiologi mengenai bidang medis
Jawaban
C. sosiologi mengenai kesehatan
sosiologi mengenai kesehatan mengacu pada pengamatan dan analisa dengan cara
mengambil jarak dan terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi.
Adapun:
‐ Sosiologi dalam medis mengacu pada penelitian yang sering melibatkan integrasi
konsep, teknik dan personalia dari berbagai disiplin ilmu.
‐ Sosiologi dalam kesehatan mengacu pada penelitian dan pengajaran yang lebih
bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan.
‐ Sosiologi mengenai bidang medis mengacu pada kajian tentang faktor-faktor seperti
struktur organisasi, hubungan peran, sistem nilai , ritual dan fungsi bidang medis
sebagai suatu sistem perilaku
7. Baik Field maupun Sarwono menyatakan bahwa illness merupakan suatu fenomena
subjektif karena hal-hal berikut ini, kecuali ….
a. diantara kelompok yang berbeda suatu penyakit akan selalu diberi makna yang sama

b. setiap individu memiliki perbedaan penafsiran tentang makna suatu penyakit
c. setiap penyakit mempunyai makna subjektif berdasarkan pengalaman subjektif pula
d. penafsiran tentang makna penyakit dalam satu masyarakat dapat berbeda dengan
masyarakat lainnya
JAWABAN:
A. diantara kelompok yang berbeda suatu penyakit akan selalu diberi makna
yang sama.
diantara kelompok yang berbeda dimungkinkan suatu penyakit diberi makna
yang berbeda tidak selalu sama, karena setiap kelompok mempunyai pandangan subjektif
tentang penyakit tersebut yang tidak sama
Adapun:
 setiap individu memiliki perbedaan penafsiran tentang makna suatu penyakit,
karena memang dalam pandangan yang subjektif setiap individu memiliki
perbedaan penafsiran tentang makna suatu penyakit;
 setiap penyakit mempunyai makna subjektif berdasarkan pengalaman
subjektif pula, karena memang dalam pandangan yang subjektif setiap
penyakit mempunyai makna subjektif berdasarkan pengalaman subjektif pula.
 penafsiran tentang makna penyakit dalam satu masyarakat dapat berbeda
dengan masyarakat lainnya, karena memang dalam pandangan yang subjektif
penafsiran tentang makna penyakit dalam satu masyarakat dapat berbeda dari

masyarakat lainnya

8. Hasil penelitian dari Koos tentang perilaku sakit di suatu komunitas di Amerika Serikat,
menyatakan bahwa …
a. dalam kebudayaan orang Amerika “asli” rasa sakit diterima secara tenang dan tabah
b. dalam menghadapi penyakit orang berbahasa Spanyol cenderung menggunakan sistem
medis tradisional
c. dalam kebudayaan orang Amerika keturunan Yahudi dan Italia rasa sakit harus
dinyatakan secara emosional
d. dalam menghadapi simtom tertentu orang dari kelas atas cenderung lebih menyatakan
dirinya sakit daripada orang kelas bawah
JAWABAN:
D. dalam menghadapi simtom tertentu orang dari kelas atas cenderung lebih
menyatakan dirinya sakit daripada orang kelas bawah.
Pernyataan bahwa dalam
menghadapi simtom tertentu orang dari kelas atas cenderung lebih menyatakan dirinya
sakit daripada orang kelas bawah dikemukakan oleh Koos.
Adapun:
‐ pernyataan bahwa dalam kebudayaan orang Amerika “asli” rasa sakit diterima secara
tenang dan tabah dikemukakan oleh Zborowski

‐ pernyataan bahwa dalam menghadapi penyakit orang berbahasa Spanyol cenderung
menggunakan sistem medis tradisional dikemukakan oleh Saunders
‐ pernyataan bahwa dalam kebudayaan orang Amerika keturunan Yahudi dan Italia
rasa sakit harus dinyatakan secara emosional dikemukakan oleh Zborowski

9. Unsur yang membedakan kelompok para profesi (petugas kesehatan non-dokter) dengan
kelompok profesi (dokter) adalah bahwa petugas kesehatan nondokter …..
A. tidak memiliki otoritas
B. memiliki otonomi profesional
C. perkerjaannya temasuk profesi
D. kurang responsif terhadap pasien
JAWABAN:
A. tidak memiliki otoritas, karena petugas kesehatan nondokter tidak memiliki otoritas.
- petugas kesehatan nondokter tidak memiliki otonomi pofesional
‐ petugas kesehatan nondokter pekerjaannya termasuk dalam okupasi bukan profesi
‐ petugas kesehatan nondokter lebih responsif terhadap pasien

10. Resiko terinfeksi HIV/AIDS antara lain dapat melalui hal-hal berikut ini, kecuali ….
a. gaya hidup seks bebas
b. pemakaian jarum suntik bersama

c. mencuci tangan bersama penderita HIV/AIDS
d. infeksi janin dalam kandungan orang dengan HIV/AIDS
Jawaban C. mencuci tangan bersama penderita HIV/AIDS, karena mencuci tangan bersama

penderita HIV/AIDS tidak terbukti menularkan HIV/AIDS.
Adapun:
 Jawaban gaya hidup seks bebas memang berdampak pada resiko untuk terinfeksi
HIV/AIDS.
 Jawaban pemakaian jarum suntik bersama memang berdampak pada resiko untuk
terinfeksi HIV/AIDS
 Jawaban infeksi janin dalam kandungan orang dengan HIV/AIDS karena infeksi janin
dalam kandungan orang dengan HIV/AIDS memang berdampak pada resiko untuk
terinfeksi HIV/AIDS

Millenium Development Goals
Tujuan pembangunan Milenium, Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada
September 2000 menyetujui agar semua negara:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Menurunkan angka kematian anak
Meningkatkan kesehatan ibu
Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

JENIS-JENIS IMUNISASI
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara
memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagianbagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral). Setelah vaksin
masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi. Reaksi
ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi
selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut.
Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit menular yang bahkan
bisa membahayakan jiwa. Di Indonesia, imunisasi bayi dan anak dikelompokkan menjadi
dua. Kelompok pertama berisi jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah melalui
program pengembangan imunisasi (PPI). Kelompok imunisasi yang diwajibkan ini dibiayai
seluruhnya oleh pemerintah. Oleh karena itu vaksin-vaksin tersebut bisa diperoleh
masyarakat luas secara gratis di Puskesmas dan Posyandu. Kelompok kedua adalah vaksinvaksin yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis vaksin dalam
kelompok ini belum diwajibkan pemerintah.
Jenis-jenis Imunisasi
Berikut jenis-jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan bisa didapat secara gratis
di Puskesmas atau Posyandu:
Jenis Vaksin

Keterangan

BCG

Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat diberikan sejak lahir. Imunisasi ini
betujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tubercolocis
(TBC). Apabila vaksin BCG akan diberikan pada bayi di atas usia 3 bulan, ada
baiknya dilakukan dulu uji tuberkulin. BCG boleh diberikan apabila hasil
tuberkulin negatif.

Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah
bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan. Jarak
antara dua imunisasi Hepatitis B minimal 4 minggu. Imunisasi ini
untukmencegah penyakit Hepatitis B.

Polio

Imunisasi Polio diberikan untuk mencegah poliomielitis yang bisa
menyebabkan kelumpuhan.

DPT

Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis
(batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini sangat mudah menyerang bayi
dan anak. Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur lebih dari 6 minggu. Vaksin
DPT dapat diberikan secara simultan (bersamaan) dengan vaksin Hepatits B.
Ulangan DPT diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Usia 12 tahun
mendapat vaksin TT (tetanus) melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah

(BIAS).
Campak

Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6 tahun
melalui program BIAS.

Dan berikut beberapa jenis vaksin penting namun belum diwajibkan oleh pemerintah:

Jenis Vaksin

Keterangan

Hib

Pemberian Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe B) ditujukan untuk
mencegah penyakit meningitis atau radang selaput otak. Vaksin Hib
diberikan mulai usia 2 bulan dengan jarak pemberian dari vaksin
pertama ke vaksin lanjutannya adalah 2 bulan. Vaksin ini dapat
diberikan secara terpisah ataupun kombinasi dengan vaksin lain.

MMR

Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit gondongan (mumps),
campak (measles), dan campak jerman (rubela). MMR dapat diberikan
pada umur 12 bulan apabila belum mendapat imunisasi campak di
umur 9 bulan. Umur 6 tahun diberikan imunisasi ulangannya.

Hepatitis A

Vaksin ini direkomendasikan pada usia diatas 2 tahun, diberikan
sebanyak 2 kali dengan interval 6 sampai 12 bulan.

Tifoid

Vaksin Tifoid direkomendasikan untuk usia diatas 2 tahun. Imunisasi ini
diulang setiap 3 tahun.

Pneumokokus (PCV)

Apabila hingga usia di atas 1 tahun belum mendapatkan PCV, maka
vaksin diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 2 bulan. Pada umur 2
hingga 5 tahun diberikan satu kali.

Influenza

Anak usia dibawah 8 tahun yang diimunisasi influenza untuk yang
pertama kalinya direkomendasikan 2 dosis dengan jarak minimal 4
minggu.

Berikut diagram jadwal imunisasi yang tepat bagi bayi Anda:

PENYAKIT MEMATIKAN DI INDONESIA
1. Jantung Koroner
Jantung Koroner adalah satu dari 10 Penyakit Terbanyak di Indonesia yang menyebabkan kematian.
Penderita umumnya mengalami nyeri dada, gagal jantung, hingga serangan jantung karena jantung
gagal memompa darah. Tanda-tanda atau gejala yang paling sering terjadi adalah rasa nyeri yang
tidak biasa dan hebat di dada seperti ditekan dan diremas, nafas berat dan pendek, biasanya disertai
mual, muntah, seperti akan pingsan, keluar keringat dingin. Yang harus dilakukan apabila terkena
serangan jantung adalah berangkat ke rumah sakit secepatnya usahakan pada lima menit pertama,
telepon ambulan apabila tanda-tanda tersebut muncul kembali, minum pil nitroglycerin yang didapat
dari dokter.
Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel
jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau
menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Proses
penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada
arteri koroner.
Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada yang
disebut angina, yang biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau mengalami stress. Bila darah tidak
mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung
yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika Anda sedang
beristirahat.
Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah
tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung akan sulit bernafas
karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki dan
persendian.
Faktor Risiko
1. Kadar Kolesterol Tinggi.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri
dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, Anda
harus menjaga kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang
secara alamiah dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding sel dan hormon. Dua
pertiga kolesterol diproduksi oleh hati (liver), sepertiga lainnya diperoleh langsung dari makanan.
Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein,
yaitu low-density lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).
LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh. HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut
kelebihan kolesterol ke hati untuk diolah dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat
menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri sehingga disebut ―kolesterol jahat‖. Kadar
LDL yang optimal adalah 100- 129 mg/dL. Kelebihan LDL menyebabkan HDL ―kewalahan‖
membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL) adalah di bawah
200 mg/dL (border line = 240).

2. Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi.
Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Ada dua pengukuran tekanan darah. Tekanan sistolik adalah tekanan darah yang memancar dari
jantung ke seluruh tubuh. Tekanan diastolik adalah tekanan darah yang kembali mengisi jantung.
Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik/diastoliknya di atas
140/90 mmHg.
3. Trombosis.
Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri
koroner, maka Anda berisiko terkena penyakit jantung koroner. Trombosis biasanya berada pada
dinding pembuluh yang menebal karena aterosklerosis. Merokok meningkatkan risiko trombosis
hingga beberapa kali lipat.
4. Kegemukan.
Kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang
kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi.
5. Diabetes mellitus.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol
dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan
kardiovaskuler lainnya.
6. Penuaan.
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia. Semakin tua, semakin menurun efektivitas
organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80 persen penderita jantung
koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan perempuan,
yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.
7. Keturunan.
Risiko Anda lebih tinggi bila orang tua Anda juga terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai
mengidap di usia kurang dari 60 tahun.
Cara Mengurangi Risiko
Meskipun tidak dapat melawan penuaan dan mempengaruhi garis keturunan, Anda dapat melakukan
hal berikut untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner:
Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh tinggi.
Memperbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A,
C dan E). Antioksidan mencegah lemak jenuh berubah menjadi kolesterol.
Menghindari stress. Stress dapat menimbulkan ketidakseimbangan fungsi tubuh, meningkatkan
tekanan darah serta membuat Anda merokok dan makan berlebihan.
Tidak merokok dan minum kopi berlebihan.
Rajin berolah raga. Olah raga aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali seminggu dapat
memperkuat jantung, membakar lemak dan menjaga kesimbangan HDL dan LDL.

2. Tuberkolosis (TBC)
10 Penyakit Terbanyak di Indonesia yaitu TBC. Ya, Indonesia termasuk peringkat ketiga terburuk di
dunia untuk jumlah penderita TBC. Terapi pengobatan TBC selama 6 bulan tanpa putus efektif
menghindarkan penderita dari kematian.
Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari "Tubercle bacillus") merupakan
penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan
oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb" atau
"MTbc"). Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian
tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk,
bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat
asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi
penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa
meninggal.
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum atau dahak, demam,
berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. (dahulu TB disebut penyakit "konsumsi" karena
orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan.) Infeksi pada organ lain
menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Diagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi
(biasanya melalui sinar-X dada) serta pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis
cairan tubuh. Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada tes tuberkulin kulit/tuberculin skin
test (TST) dan tes darah. Pengobatan sulit dilakukan dan memerlukan pemberian banyak macam
antibiotik dalam jangka waktu lama. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani tes
penapisan dan diobati bila perlu. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang bertambah besar
pada infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (TB MDR). Untuk mencegah TB, semua orang harus
menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette–Guérin.
Para ahli percaya bahwa sepertiga populasi dunia telah terinfeksi oleh M. tuberculosis, dan infeksi
baru terjadi dengan kecepatan satu orang per satu detik. Pada tahun 2007, diperkirakan ada 13,7 juta
kasus kronis yang aktif di tingkat global. Pada tahun 2010, diperkirakan terjadi pertambahan kasus
baru sebanyak 8.8 juta kasus, dan 1,5 juta kematian yang mayoritas terjadi di negara berkembang.
Angka mutlak kasus Tuberkulosis mulai menurun semenjak tahun 2006, sementara kasus baru mulai
menurun sejak tahun 2002. Tuberkulosis tidak tersebar secara merata di seluruh dunia. Dari populasi
di berbagai negara di Asia dan Afrika yang melakukan tes tuberkulin, 80%-nya menunjukkan hasil
positif, sementara di Amerika Serikat, hanya 5–10% saja yang menunjukkan hasil positif. Masyarakat
di dunia berkembang semakin banyak yang menderita Tuberkulosis karena kekebalan tubuh mereka
yang lemah. Biasanya, mereka mengidap Tuberkulosis akibat terinfeksi virus HIV dan berkembang
menjadi AIDS. Pada tahun 1990-an Indonesia berada pada peringkat-3 dunia penderita TB, tetapi
keadaan telah membaik dan pada tahun 2013 menjadi peringkat-5 dunia.
Penyebab utama penyakit TB adalah Mycobacterium tuberculosis, yaitu sejenis basil aerobik kecil
yang non-motil. Berbagai karakter klinis unik patogen ini disebabkan oleh tingginya kandungan
lemak/lipid yang dimilikinya. Sel-selnya membelah setiap 16 –20 jam. Kecepatan pembelahan ini
termasuk lambat bila dibandingkan dengan jenis bakteri lain yang umumnya membelah setiap kurang
dari satu jam. Mikobakteria memiliki lapisan ganda membran luar lipid. Bila dilakukan uji pewarnaan
Gram, maka MTB akan menunjukkan pewarnaan "Gram-positif" yang lemah atau tidak menunjukkan

warna sama sekali karena kandungan lemak dan asam mikolat yang tinggi pada dinding selnya. MTB
bisa tahan terhadap berbagai disinfektan lemah dan dapat bertahan hidup dalam kondisi kering
selama berminggu-minggu. Di alam, bakteri hanya dapat berkembang dalam sel inang organisme
tertentu, namun M. tuberculosis bisa dikultur di laboratorium.
Faktor-faktor Resiko
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa orang lebih rentan terhadap infeksi TB. Di
tingkat global, faktor resiko paling penting adalah HIV; 13% dari seluruh kasus TB ternyata terinfeksi
juga oleh virus HIV. Masalah ini umum ditemukan di kawasan sub-Sahara Afrika, yang angka HIVnya tinggi. Tuberkulosis terkait erat dengan kepadatan penduduk yang berlebihan serta gizi buruk.
Keterkaitan ini menjadikan TB sebagai salah satu penyakit kemiskinan utama. Orang-orang yang
memiliki resiko tinggi terinfeksi TB antara lain: orang yang menyuntik obat terlarang, penghuni dan
karyawan tempat-tempat berkumpulnya orang-orang rentan (misalnya, penjara dan tempat
penampungan gelandangan), orang-orang miskin yang tidak memiliki akses perawatan kesehatan
yang memadai, minoritas suku yang beresiko tinggi, dan para pekerja kesehatan yang melayani
orang-orang tersebut. Penyakit paru-paru kronis adalah faktor resiko penting lainnya. Silikosis
meningkatkan resiko hingga 30 kali lebih besar. Orang-orang yang merokok memiliki resiko dua kali
lebih besar terkena TB dibandingkan yang tidak merokok. Adanya penyakit tertentu juga dapat
meningkatkan resiko berkembangnya Tuberkulosis, antara lain alkoholisme/kecanduan alcohol dan
diabetes mellitus (resikonya tiga kali lipat). Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan infliximab
(antibodi monoklonal anti-αTNF) juga merupakan faktor resiko yang semakin penting, terutama di
kawasan dunia berkembang. Meskipun kerentanan genetic juga bisa berpengaruh, namun para
peneliti belum menjelaskan sampai sejauh mana peranannya.
3. Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
Penyakit gangguan metabolisme karena terganggunya produksi Insulin dan tingginya kandungan gula
darah. Diabetes dapat menyebabkan kematian dengan berbagai komplikasi yang dibutuhkan.
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi
karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Diabetes terjadi
karena zat insulin tidak memproduksi dalam jumlah yang cukup atau zat insulin dalam tubuh tidak
bekerja secara efektif. Hal ini dipicu karena gangguan metabolisme tubuh. Dampaknya terjadi
penumpukan kadar gula dalam darah yang pada akhirnya dilimpahkan ke saluran urine. Tanda-tanda
penderita diabetes secara umum adalah jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak, cepat merasa
haus, cepat merasa lapar, berat badan menurun, cepat lelah, rabun tiba-tiba, sering kesemutan di
telapak tangan dan kaki, lambat sembuh apabila terluka/tergores. Diabetes menyebabkan komplikasi
penyakit lain seperti jantung koroner, stroke dan gagal ginjal.
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Ginjal akan
membuang air lebih banyak untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal
menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita menjadi lebih sering
berkemih dengan air kemih yang lebih banyak (poliuri). Akibat poliuri penderita akan merasa haus
yang berlebihan sehingga akan lebih banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori akan hilang di
dalam

air

kemih,

sehingga

penderita

akan

mengalami

penurunan

berat

badan.

Untuk

mengkompensasi hal ini penderita seringkali akan merasa sangat lapar sehingga menjadi lebih
banyak makan (polifagi).

Gejala lain diabetes mellitus adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan
selama melakukan olah raga. Penderita diabetes dengan gula darah yang kurang terkontrol akan
lebih peka terhadap infeksi. Dalam jangka panjang, kadar gula darah yang tinggi bisa merusak
pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya pembentukan
suatu zat kompleks yang terdiri dari gula pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah
menebal. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan
saraf. Selain itu, kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar lemak
dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak di dalam
pembuluh darah). Aterosklerosis terjadi 2-6 kali lebih sering pada penderita diabetes. Sirkulasi
pembuluh darah besar dan kecil yang tidak baik bisa melukai jantung, otak, tungkai, mata, ginjal,
saraf dan kulit, serta memperlambat penyembuhan luka.
Karena hal tersebut diatas, maka penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka
panjang yang serius. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah serangan jantung dan stroke.
Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan (retinopati
diabetikum). Kelainan fungsi ginjal menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani
dialisa.
Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami
gangguan fungsi (mononeuropati), maka satu lengan atau tungkai bisa secara tiba-tiba menjadi
lemah. Jika saraf yang menuju ke lengan, tangan, tungkai, dan kaki mengalami kerusakan
(polineuropati diabetikum), maka lengan dan tungkai bisa terasa kesemutan atau nyeri seperti
terbakar dan kelemahan.
Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak
dapat merasakan adanya perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga
bisa menyebabkan timbulnya ulkus (borok) dan lambatnya penyembuhan luka. Ulkus pada kaki bisa
sangat dalam, mengalami infeksi, dan sukar sembuh sehingga sebagian kaki terkadang harus
diamputasi.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda atau diperlambat
dengan mengontrol kadar gula darah. Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh
terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita
diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi
jumlah lemak jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol
adalah mengontrol kadar gula darah dan berat badan.
Semua penderita diabetes hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk
mengontrol penyakitnya. Mereka juga harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya
komplikasi. Penderita harus memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan kaki. Kuku penderita
harus dipotong secara teratur. Penting juga untuk memeriksa kesehatan mata supaya bisa diketahui
perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.
4. Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi umum di mana cairan darah dalam tubuh
menekan dinding arteri dengan cukup kuat hingga akhirnya menyebabkan masalah kesehatan,
seperti penyakit jantung (peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg).. Tekanan darah ditentukan dengan jumlah darah yang dipompa
jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah pada arteri Anda. Semakin banyak darah
dipompa jantung Anda dan arteri Anda menyempit, tekanan darah akan meningkat.
Faktor risiko terjadi hipertensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor yang tidak dapat
dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan. Faktor yang tidak dapat dikendalikan meliputi
keturunan (herediter/genetik), usia dan ras. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan adalah
asupan garam, obesitas, inaktivitas/jarang olah raga, merokok, stress, minuman beralkohol dan obatobatan. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat
hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus

dapat

meningkatkan tekanan darah seseorang.Penting bagi penderita untuk melakukan modifikasi pada
faktor yang dapat dikendalikan tersebut.
Hipertensi yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebaban komplikasi pada berbagai organ dan
berujung pada kematian. Komplikasi pada organ jantung dapat mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah koroner ataupun gagal jantung kongestif. Pada sistem syaraf pusat/otak, hipertensi
dapat menyebabkan pelebaran dan penipisan pembuluh darah sehingga memungkinkan terjadinya
stroke. Begitu pula pembuluh darah di ginjal dapat terganggu sehingga terjadi kerusakan ginjal dan
zat-zat racun tidak dapat dibuang oleh tubuh.
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan
cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam
tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh (6 gr/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman
berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat
berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu.
Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress.

Untuk pemilihan serta

penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga anda.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:


Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).



Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan



Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam

kering yang asin).
kaleng, soft drink).


Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering,



Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi

telur asin, selai kacang).
kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).


Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco



Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

serta bumbu

5. Stroke
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak atau
pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat penyumbatan maupun pecahnya pembuluh
darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi
rusak bahkan mati. Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah otak yang
terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo (cedal), lumpuh anggota gerak, bahkan sampai
koma dan dapat mengancam jiwa.
Jenis-Jenis Stroke
1. Stroke Iskemik
Jenis Stroke yang paling banyak, yakni sekitar 85% adalah stroke iskemik, di mana aliran
darah ke otak tersumbat oleh gumpalan darah atau timbunan lemak yang disebut plak di
lapisan pembuluh darah.
2. Stroke Hemorrhagic.
Stroke hemorrhagic terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Karena pecah maka
darah akan menumpuk dan menekan jaringan otak di sekitarnya.
Ada dua jenis stroke hemoragik


Perdarahan intraserebral adalah jenis yang paling umum dari stroke hemoragik. Ini
terjadi ketika arteri di otak pecah, membanjiri jaringan sekitarnya dengan darah.



Perdarahan subarachnoid adalah pendarahan di daerah antara otak dan jaringan
tipis yang menutupinya.

3. Transient ischemic attack (TIA) adalah ―peringatan stroke‖ atau ―mini-stroke‖ atau stroke
ringan yang mengakibatkan tidak ada kerusakan permanen. Mengenali dan mengobati TIA
segera mungkin dapat mengurangi risiko stroke berat.
Tanda dan Gejala stroke
Stroke dapat mempengaruhi organ indra, ucapan, perilaku, pikiran, memori, dan emosi. Salah
satu sisi tubuh mungkin menjadi lumpuh atau lemah akibat stroke.
Tanda-tanda dan gejala stroke yang paling sering, antara lain:


Tiba-tiba mati rasa atau lumpuh atau kelemahan pada lengan, wajah, atau kaki.



Kebingungan mendadak



Kesulitan berbicara, bicara pelo, cedal atau sulit memahami kata-kata orang lain.



Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada satu atau kedua mata.



Pusing mendadak, kesulitan berjalan, atau kehilangan keseimbangan atau
koordinasi.



Mendadak sakit kepala parah dengan tidak diketahui penyebabnya.

6. Kanker
Kanker terjadi saat sel-sel dalam tubuh membelah diri diluar kendali. Sel-sel abnormal ini kemudian
menyerang jaringan terdekat, atau berpindah ke daerah yang jauh dengan cara masuk ke dalam
pembuluh darah atau sistem limpatik.
Agar tubuh manusia berfungsi secara normal, setiap organ tubuh harus memiliki sejumlah sel
tertentu. Sel-sel ini dalam sebagian besar organ, memiliki usia yang pendek, dan untuk menjaga
fungsi tubuh, sel-sel ini harus digantikan melalui proses pembelahan sel.

Pembelahan sel dikendalikan oleh gen yang terletak pada inti sel. Mereka berfungsi seperti buku
instruksi yang memerintahkan sel, protein apa yang harus dibuat, bagaimana cara sel membelah dan
berapa lama usia mereka. Kode genetik ini bisa rusak akibat beberapa faktor yang kemudian
menimbulkan cacat dalam buku instruksi tersebut. Cacat ini dapat secara dramatis mengubah fungsi
sel. Bukannya berhenti, namun bisa saja sel terus menerus membelah diri, bukannya mati, sel
tersebut bisa saja terus bertahan hidup.
Beberapa mekanisme bekerja untuk mencegah kerusakan genetik ini terjadi dan untuk menyingkirkan
sel abnormal secara genetis dari dalam tubuh. Namun pada beberapa orang, pertahanan tubuh ini
kurang dan populasi sel abnormal bisa saja lolos dari kendali tubuh. Inilah sel-sel kanker yang
kemudian berkerumun dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat/normal.
Sel-sel kanker membutuhkan nutrisi untuk bertahan dan bertumbuh. Banyak tipe kanker dapat
menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah untuk menyediakan bahan makanan yang mereka
butuhkan. Bahkan kata kanker itu sendiri berasal dari bahasa latin Cancri yang berarti kepiting. Hal ini
dikarenakan bentuk pembuluh darah yang besar yang mengelilingi tumor dianggap berbentuk seperti
capit serta kaki-kaki kepiting bagi orang-orang jaman dahulu.
Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:


Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau jaringan yang
menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh
meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma
hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker
tiroid.



Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti
kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan
jaringan penghantar atau pendukung lainnya.



Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang berkembang di
dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah.



Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem kekebalan
tubuh

Penyebab Kanker:


Bahan Kimia.
Zat yang menyebabkan mutasi DNA dikenal sebagai mutagen, dan mutagen yang menyebabkan
kanker disebut dengan karsinogen.



Radiasi Ionisasi
Sumber-sumber radiasi ionisasi, seperti gas radon, bisa menyebabkan kanker. Keterpaparan
terus-menerus terhadap radiasi ultraviolet dari matahari bisa menyebabkan melanoma dan
beberapa penyakit kulit yang berbahaya. Diperkirakan 2% dari penyakit kanker di masa yang
akan datang dikarenakan CT Scan di saat ini. Radiasi dari frekuensi radio tak berion dari telepon
seluler dan sumber-sumber radio frekuensi yang serupa juga dianggap sebagai penyebab
kanker, tetapi saat ini sangat sedikit bukti kuat yang mendukung keterkaitan ini.



Infeksi
Virus-virus ini termasuk papillomavirus pada manusia (kanker serviks), poliomavirus pada
manusia (mesothelioma, tumor otak), virus Epstein-Barr (penyakit limfoproliferatif sel-B dan
kanker nasofaring), virus herpes penyebab sarcoma Kaposi (Sarcoma Kaposi dan efusi limfoma
primer), virus-virus hepatitis B dan hepatitis C (kanker hati), virus-1 leukemia sel T pada manusis
(leukemia sel T), dan helicobacter pylori (kanker lambung).



Ketidakseimbangan Metabolisme



Ketidakseimbangan Hormonal



Keturunan



Letak kerusakan DNA yang dialami

Pengobatan yang umumnya diberikan adalah melalui
1.

Pembedahan atau operasi, di mana tumor diambil bila memungkinkan

2.

Kemoterapi dengan obat-obatan sitostatika (obat membunuh sel kanker)

3.

Radioterapi (menggunakan sinar radiasi).

4.

Terapi hormonal

5.

Terapi biologik (molekuler atau menggunakan obat non-sitstatika khusus)

Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan di atas, misalnya
pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi, bahkan seringkali ketiga cara pengobatan tersebut di
atas digunakan.
Tujuan utama operasi adalah mengangkat kanker secara keseluruhan, karenanya hanya dapat
sembuh kalau yang belum menjalar ketempat lain. Sedangkan kemoterapi dan radiasi bertujuan
untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel kanker atau paling tidak
memperlambat perkembangan sel kanker baru. Sesuai dengan keadaannya …..
Jadi kanker dapat disembuhkan secara total melalui pengobatan kemoterapi dan radiasi atau
setidaknya pengobatan tersebut dapat berfungsi untuk mengurangi gejalanya.

7. Diare
Diare adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang
biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka,
penyakit, alergi (fructose, lactose), kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu.
Biasanya disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang
melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang
melebihi 200 gram per hari.
Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat
menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.

Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari
proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh
karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar
menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus
besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun
bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien
yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu
minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang
parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan
juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis
umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang
yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.
Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi rumah yang
masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan mudahnya terjadi
wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa,
karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare akan
semakin berbahaya jika terjadi pada anak-anak
8. Infeksi Saluran Pernafasan/Pneumonia
Radang paru-paru atau pneumonia adalah kondisi inflamasi (radang) pada paru—utamanya
memengaruhi kantung-kantung udara mikroskopik yang dikenal sebagai alveolus. Kondisi ini
biasanya disebabkan bakteri (Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Chlamydophila
pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae); virus (rhinovirus, coronavirus, virus influenza,virus
sinsitium pernapasan (RSV), adenovirus, parainfluenza, dan virus herpes simpleks); jamur; parasit.
Gejala khasnya meliputi batuk, nyeri dada, demam, dan kesulitan bernapas. Alat diagnostik
mencakup rontgen dan pengambilan kultur dari sputum. Vaksin untuk mencegah jenis pneumonia
tertentu kini sudah tersedia. Pengobatan yang dilakukan bergantung pada penyebab dasarnya.
Dugaan pneumonia bakterial diobati dengan antibiotik. Jika pneumonianya parah, penderita biasanya
dirujuk ke rumah sakit.
9.

Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan
melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium
akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah yang akhirnya
menyebabkan penderita mengalami gejala-gejala malaria seperti gejala pada penderita influenza, bila
tidak diobati maka akan semakin parah dan dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian .

Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat
berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan
Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.
Jenis-jenis Malaria digolongkan menjadi 4, yaitu:


Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam
muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia



Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam
setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.



Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang paling
patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat,
karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak),
anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll. Penderita Malaria jenis ini
mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan
memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.



Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang sekali
dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.

Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut
infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran Plasmodium falciparum dengan Plasmodium
Vivax atau Plasmodium Malariae. Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi
jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh
P.Vivax dan P.Malariae dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh
spesies selain P.Falciparum jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh; lemah,
menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.
Cara mengobati penyakit Malaria
Cara mengobati penyakit malaria dapat dilakukan dengan 2 cara. Yaitu secara modern dan
tradisional. Secara tradisional dilakukan dengan meminum ramuan obat-obatan yang dibuat dari
pohon kina. Sedang secara modern yaitu dengan menggunakan tablet-tablet anti malaria.
Biasanya setelah dilakukan pemeriksaan yang didasarkan pada keluhan, baik secara langsung dari
keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratorium maka dokter akan memberikan
beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan
demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya
membantu kesembuhan.
Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang
murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia.

10. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab
infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang
berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".
Jenis Virus Hepatitis


Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat
buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang
penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.



Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau
produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan
jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria
homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus