FUNGSI ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DALAM MENGUNGKAP KASUS PEMBUNUHAN TERHADAP IBU DAN ANAK (Studi Kasus diPolda Lampung)

  

FUNGSI ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DALAM

MENGUNGKAP KASUS PEMBUNUHAN TERHADAP IBU

DAN ANAK

(Studi Kasus diPolda Lampung)

  

(JURNAL)

Oleh

Ramadinne Nuzunulriyanti

  

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

  

ABSTRAK

FUNGSI ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DALAM MENGUNGKAP

KASUS PEMBUNUHAN TERHADAP IBU DAN ANAK

  Oleh

  

Ramadinne Nuzunulriyanti, Firganefi, Budi Rizki Husin

Email : [email protected]

  Ilmu kedokteran forensik adalah ilmu yang digunakan untuk keperluan hukum dengan memberikan bukti ilmiah yang dapat digunakan dalam memecahkan kejahatan khususnya kejahatan tindak pidana pembunuhan.Ilmu ini mempelajari sebab kematian, identifikasi, keadaan mayat postmortem. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang diambil dalam penulisan skripsi ini antara lain Bagaimanakah fungsi ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak? dan Apakah faktor penghambat fungsi ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak?Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris.Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah wawancara dengan narasumber.Hasil wawancara responden kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan mengambil kesimpulan deduktif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ilmu kedokteran forensik sangat berperan penting dalam proses penyidikan pada perkara tindak pidana pembunuhan, untuk menentukan sebab-sebab kematian dan dijadikan sebagai alat bukti yang sah berupa visum sesuai dalam Pasal 184 KUHAP. Disimpulkan bahwa faktor hukum dan penegak hukum yang masih kurang mengerti pentingnya ilmu kedokteran forensik, Kemudian faktor sarana dan prasarana yang masih kurang memadai yaitu dikarenakan mahalnya harga alat yang digunakan untuk autopsy dan alat untuk interogasi lie detector.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka perlu diberikan saran dalam skripsi ini, yaitu kepolisian dan dokter selaku penyidik untuk saling berkolaborasi dengan baik menambah sumber daya manusia dan sarana prasarana agar tercapainya suatu keadilan bagi masyarakat.

  Kata Kunci: Ilmu Kedokteran Forensik, Mengungkap, Tindak Pidana Pembunuhan.

  

ABSTRACT

FUNCTION MEDICAL FORENSIC SCIENCE IN UNCOVERING THE

MURDER CASE AGAINST WOMEN & CHILDREN.

  

By:

Ramadinne Nuzunulriyanti, Firganefi, Budi Rizki Husin

Email :[email protected]

  

Forensic medicine is the science that is used for legal purposes to provide

acientific evidence that can be used in solving crimes, especially crimes criminal

act of murder. The science of studying the causes of death, identification, state of

the bodiespostmortem. Based on the description above, problems taken in this

thesis include functions How forensic medicine in the murder of the mother and

child? And what are the factors inhibiting the function of forensic medicine in the

murder of the mother and child? The method used is the juridical normative and

empirical jurisdiction. Source data used are primary data and secondary data.

The sampling method used was interviews with sources. Results of interview

respondents were then processed and analyzed qualitatively by taking a deductive

conclusion. Based on the result of research and discussion, we can conclude that

the science of forensic medicine is very important in the process of investigation

in the criminal case of murder, to determine the causes of eath and used as legal

evidence in the form of vise according to Article 184 Criminal Procedure Code. It

was concluded that legal and law enforcement factors that still do not understand

namely due to the high price of tools used for autopsy and tools for interrogation

lie detector. According to the research conducted by the author, it is necessary to

be given advice in this thesis, namely police and doctors as investigators to

collaborate with either augment human resources and infrastructure in order to

achieve a justice for the people Keywords: Medical Forensic Science, Revealing, Crime Murder

  Keberhasilan seorang polisi menyelesaikan pemeriksaan suatu perkara pidana, terutama perkara yang menyedot perhatian masyarakat, perkara yang besar yang sulit dan berbelit sangat bergantung dengan kemampuan profesionalitas setiap pemeriksaan perkara (penyidik polisi).Oleh karena itu setiap penyidik yang profesional dan mandiri harus mampu menguasai kriminalisitik atau ilmu penyidikan (opsporingsleer). Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara melanggar hukum, maupun yang tidak melanggar hukum.

  Pasal 338 KUHP adalah barang siapa merampas nyawa oranglain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana pemjara paling laa lima belas tahun. Kriminalistik dalam mendukung penegakan hukum acara pidana juga memperoleh bantuan dari hasil temuan ilmu-ilmu pengetahuan yang dikenal dengan ilmu forensik. Ilmu Kedokteran Forensik/Kehakiman, yaitu ilmu kedokteran yang diaplikasikan untuk kepentingan peradilan. Ilmu ini mempelajari sebab kematian, identifikasi, keadaan mayat postmortem , perlukaan, 1

  https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembunuha

  perkosaan, serta pemeriksaan noda darah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  2 Dalam penyelesaian perkara pidana

  yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia seperti kasus pembunuhan, Ilmu Kedokteran Forensik sangat diperlukan. Dan jug keberadaan dokter forensik didalam menjalankan perintah undang- undang, (dalam hal ini KUHAP), yang melakukan pemeriksaan atas diri korban tindak pidana, atau tersangka pelaku tindak pidana (misalnya pada kasus pembunuhan) merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan dan tidak dapat di abaikan untuk membuat titik terang suatu tindak pidana.Maka berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dan menuangkan dalam laporan skripsi yang berjudul Fungsi Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Mengungkap Kasus Pembunuhan Terhadap Ibu Dan Anak.

1 Adapun rumusan

  Permasalahan dalam skripsi ini adalah: a.

  Bagaimanakah fungsi ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak (studi kasus di polda lampung) b.

  Apakah faktor penghambat fungsi ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak (studi kasus di polda lampung. 2 Firganefi dan Ahmad Irzal Fardiansyah,

  2014, “Hukum Dan Kriminalistik”, Justice Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris.Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah wawancara dengan narasumber atau informan (depth interview ).Hasil wawancara responden kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan mengambil kesimpulan deduktif.

  Ilmu forensik adalah ilmu yang digunakan untuk keperluan hukum dengan memberikan bukti ilmiah yang dapat digunakan dalam pengadilan dalam memecahkan suatu kejahatan.

  bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu atau sains. Forensik adalah bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu sains. Pada prinspnya, Ilmu Kedokteran Forensik dapat dikelompokkan kedalam ilmu- ilmu forensik; seperti misalnya Ilmu Kimia Forensik, Ilmu Fisika 3

  http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2016 /09/pengertian-ilmu-forensik-dang- ruang.html?m=1(Diakses Pada Tanggal 15

  Forensik, Ilmu Psikiatri Forensik, Balisik , Dektiloskopi dan sebagainya. Fungsi utama ilmu-ilmu forensik tersebut, termasuk Ilmu Kedokteran Forensik ialah : 1.

  Membantu penegakan hukum menentukan apakah suatu peristiwa yang sedang diselidiki merupakan peristiwa pidana atau bukan 2. Membantu penegakan hukum mengetahui bagaimana proses tindak pidana tersebut, meliputi; a.

  Kapan dilakukan b.

  Dimana dilakukan c. Dengan apa dilakukan d.

II. PEMBAHASAN A. Fungsi Ilmu Kedokteran Forensik dalam Mengungkap Kasus Pembunuhan

  Bagaimana cara dilakukan e. Apa akibatnya 3. Membantu penegakan hukum mengetahui identitas korban

  4. Membantu penegakan hukum mengetahui identitas pelaku. Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter Jims Ferdinan Possible selaku ahli forensik di Rumah Sakit Umum Ryacudu Kotabumi, mengatakan bahwa fungsi dari ilmu kedokteran forensik ialah berdasarkan Pasal 133 KUHAP bahwa

3 Forensik merupakan

  “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kedokteran kehakiman atau dokter ahli lainnya”.Ilmu kedokteran forensik

  merupakan cabang ilmu kedokteran yang berperan dalam penegakan keadilan, terkadang seorang dokter akan dimintai keterangannya sebagai saksi ahli. Jadi tugas dari ilmu kedokteran forensik adalah membantu proses peradilan menjadi saksi ahli, untuk memberikan keterangan dari apa yang kita (dokter) lakukan, pemeriksaan pada barang bukti berdasarkan kewenangan dari penyidik. Jadi didalam kita (dokter) memberikan bantuannya harus disesuaikan berdasarkan kebutuhan penyidik dan disesuaikan berdasarkan kasus yang sedang ditangani.

  yang ada kaitannya dengan kewajiban dokter didalam ilmu kedokteran forensik antara lain dalam KUHAP disebutkan dalam Pasal 120, 133, 179, 180.

  3. Untuk mengetahui umur seseorang

  Reskrim Polres Lampung Utara, Pada

  proses penyidikan setelah dilakukan penyelidikan oleh kepolisian terlebih dahulu untuk mencari kebenaran atas adanya suatu peristiwa pidana. Penyelidikan adalah serangkaian 6 Wawancara Dengan Syahrial, Kasat

  6 Ilmu forensik digunakan pada saat

  Menurut Syahrial, jadi fungsi utama forensik dalam mengungkap suatu kasus sangatlah dibutuhkan karena didalam mengungkap kasus pengakuan dari pada tersangka sangat dibutuhkan keterangan ahli sehingga pihak kepolisian mengambil kesaksian dari ahli forensik, alat bantu lie detector, video untuk perekaman saat pemeriksaan, dan ahli psikologi, dari keterangan inilah saksi petunjuk saksi ahli bisa mendapatakan hasil.

  4. Untuk menentukan kepastian seorang bayi yang meninggal dalam kandungan seorang ibu.

  Ada atau tidaknya penganiayaan 2. Menentukan ada atau tidaknya kejahatan atau pelanggaran kesusilaan

  ahli forensik dapat memberikan bantuannya dalam hubungannya dengan proses peradilan dalam hal: a. tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam KUHAP.

  Pemeriksaan terhadap korban yang luka oleh ahli forensik dimaksud untuk mengetahui: 1.

  b.

  visum et repertum sebelum mayat dikuburkan.

  berwajib untuk memproses atau tidaknya menurut hokum. Dalam hal ini dokter akan membuat

4 Ketentuan perundang-undangan

5 Dokter

  Dokter Rumah Sakit Umum Ryacudu Kotabumi, Pada Tanggal 21 Desember 2017. 5 I Ketut Murtika, 1992, “Djoko Prakoso Dasar- Dasar Ilmu Kedokteran Kehakiman”,

  Pemeriksaan ditempat kejadian perkara, ini biasanya dimintakan oleh pihak yang berkewajiban dalam hal dijumpai seseorang yang dalam hal keadaan meninggal dunia. Pemeriksaan oleh ahli forensik ini akan sangat penting dalam hal menentukan jenis kematian dan sekaligus untuk mengetahui sebab-sebab dari kematian tersebut, sangat berguna bagi pihak yang 4 Wawancara dengan Jims Ferdinan Possible,

  dan dikatakan dapat dilakukan penyidikan, maka penyidik kepolisian memulai proses penyidikan. Proses penyidikan dilakukan oleh penyidik, sebagaimana diatur dalam Pasal 6 KUHAP, yaitu : 1.

  Penyidik adalah a.

  Pejabat Polisi Negara

  Republik Indonesia b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang

  2. Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana diatur dalam ayat 1 Kn diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.

  Pada proses penyidikan akan salah satunya yaitu dengan dilakukannya otopsi atau visum pada korban. Fungsi dari ilmu kedokeran forensik dalam proses penyidikan pada perkara tindak pidana pembunuhan dilihat pada contoh kasus dengan Nomor : LP/47/B/III/2017/POLRES LU/SPK POLSEK KTBU atas nama Marjuli. Pembunuhan yang dilakukan oleh 7 Pasal 1 Ayat 4 Kitab Undang Undang

  Marjuli yaitu pada saat pagi hari disawah. Pada saat suami korban (Sutopo) hendak pergi kesawah untuk mengantarkan makanan untuk ibu mertua dan istrinya, ditemukannya ibu dan anak tewas mengenaskan ibu mertua (Supriyani) mengalami luka bacok dilengan tangan kanan dan kiri, pergelangan kaki kanan dan kiri, kepala, jari telunjuk, dan telapak tangan kiri. Sedangkan anaknya (Sumarijah) istri dari Sutopo pada tubuh korban ditemukan luka bacok dikepala, kening, pelipis kiri, pergelangan tangan kiri dan kanan, serta luka lecet diperut. Melihat hal itu ia langsung melapor ke Polres Lampung Utara, setelah penyelidik datang dan menyatakan benar telah terjadi peristiwa pidana kemudian dilakukan penyidikan. Setelah memeriksa saksi-saksi kemudian penyidik menggelar olah TKP, saat melakukan olah TKP penyidik menemukan sidik jari tersangka pada sebilah golok yang masih berlumuran darah di lokasi penemuan mayat.Kemudian golok yang masih berlumuran darah tersebut diperiksa oleh ahli forensik. Saat pemeriksaan saksi-saksi penyidik mencurigai Marjuli selaku tersangka, karena dari keterangan istrinya Marjuli tidak ada dirumah sedangkan keterangan dari Marjuli dia sedang ada dirumah, dan penyidik lebih meyakinkan lagi bahwa Marjuli adalah tersangkanya karena ditemukannya Golok yang ada diTKP dari keterangan saksi

7 Setelah dilakukannya penyelidikan

  bahwa golok tersebut dalah milik Marjuli yang biasa digunakannya untuk pergi kesawah, dan terdapat sidik jari Marjuli digolok tersebut. Kemudian menurut H. Syahrial selaku penyidik Polres Lampung Utara melakukan pemeriksaan pada Marjuli dengan mendatangkan ahli psikologi forensik, lie detector dan alat perekam yang bisa mengatur mimik wajah seseorang dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 93% tersangka mengatakan kebohongan dalam bersaksi atau memberikan keterangan, kemudian pihak kepolisian dan jaksa mendapati kata sepakat bahwa perkara ini menjadi P21 sehingga sekarang dalam proses persidangan dipengadilan.

  Pada saat dilakukannya rekonstruksi suatu kejahatan dan interogasi kepada tersangka atau terdakwa.

  Op. Cit. Hlm. 50 11 Firganefi Dan Ahmad Irzal Fardiansyah, “Hukum Dan Kriminalistik”, Op. Cit. Hlm.

  3. Pada saat dilakukannya rekonstruksi suatu kejahatan dan interogasi kepada tersangka atau terdakwa. 10 Firganefi Dan Ahmad Irzal Fardiansyah,

  Pada pemeriksaan ditempat kejadian perkara (TKP) Pada pemeriksaan korban, baik pemeriksaan terhadap korban yang telah menjadi mayat maupun pada kejahatan seksual, dan penganiayaan.

  11 1.

  Idries dan Tjiptomartono mengatakan bantuan ilmu kedokteran forensik dalam penyidikan perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia diberikan menurut tahapan-tahapan sebagai berikut:

  c.

  selaku dokter yang memeriksa korban dengan dilakukannya otopsi internal dan eksternal, menyatakan pada tubuh korban benar mengalami kekerasan dan terdapat luka yang berasal dari alat bukti golok yang ditemukan di TKP tersebut.

  Pada pemeriksaan korban, baik pemeriksaan terhadap korban yang telah menjadi mayat maupun pada kejahatan seksual, dan penganiayaan.

  Pada pemeriksaan ditempat kejadian perkara (TKP) b.

  10 a.

  Menurut Idries dan Tjiptomartono bahwa bantuan ilmu kedokteran kehakiman/forensik dalam penyidikan perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia diberikan menurut tahapan-tahapan sebagai berikut:

8 Menurut dokter Jims

9 Otopsi merupakan pemeriksaan

  Reskrim Polres Lampung Utara, Pada Tanggal 15 Oktober 2017 9 Wawancara dengan Jims Ferdinan Possible, Dokter Rumah Sakit Umum Ryacudu

  mayat guna menentukan penyebab kematian, efek atau indikasi penyakit, atau untuk mengidentifikasi orang mati.Patolog forensik melakukan otopsi dengan bantuan teknis otopsi dan fotografer otopsi. 8 Wawancara Dengan Syahrial, Kasat

  Berdasarkan uraian diatas maka ilmu bantu kedokteran forensik sangat berfungsi membantu penyidik kepolisian untuk mengungkap dan menemukan sebab-sebab kematian suatu kasus tindak pidana pembunuhan yang terjadi tersebut hal itu dikarenakan ilmu kedokteran forensik/kehakiman adalah hal yang penting untuk membantu membuat terang suatu peristiwa pidana yang terjadi. Selanjutnya akan diuraikan dari pendapat responden untuk mengetahui agar fungsi ilmu kedokteran forensik dapat terlihat untuk membantu proses penyidikan tindak pidana pembunuhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Hi.Syahrial, selaku Kepala Unit Reserse Kriminal di Polres Lampung Utara, mengatakan bahwa jadi dokter beserta ilmunya yaitu ilmu kedokteran forensik ini dalam mengungkap suatu kasus tindak pidana khusunya pembunuhan sangatlah dibutuhkan tidak hanya dengan hasil visum korban yang dapat dijadikan alat bukti ilmiah tetapi. dengan menggunakan alat bantu forensik seperti alat deteksi kebohongan(lie detector ), video untuk perekaman saat pemeriksaan pada saat interogasi tersangka, dan ahli psikologi, dengan bantuan tersebut penyidik mendapatkan hasil yang cukup untuk membuktikan bahwa Marjuli adalah tersangka dari kasus pembunuhan di Kotabumi.

  12 12 Wawancara Dengan Syahrial, Kasat Reskrim Polres Lampung Utara, Pada

  Menurut Heri Sumarji selaku Direktur Reserse Kriminal Umum Di Polda Lampung, bahwa ilmu kedokteran forensik sangat diperlukan karena ilmu ini dapat memberikan kesaksian secara ilmiah suatu kasus yang sedang ditangani oleh penyidik keperadilan untuk dijadikan alat bukti yang sah dan meyakinkan hakim dalam menetapkan keputusannya. Kegunaan dari ilmu forensik diantaranya membntu menentukan apakah suatu peristiwa merupakan tindak pidana atau bukan, selain itu membantu mengungkap proses tindak pidana, dan membantu mengungkap identitas pelaku dan korban.

  13 Menurut Jims Ferdinan Possible

  selaku Dokter Forensik di Rumah Sakit Umum Ryacudu Kotabumi, mengatakan bahwa keberadaan ilmu kedokteran forensik khususnya di Kotabumi sangat membantu didalam proses peradilan penanganan kasus tindak pidana pembunuhan, penganiayaan, dll. Karena, dalam keilmuan kedokteran forensik itu seorang dokter ahli dapat menjelaskan atau memberikan petunjuk berdasarkan data yang kita temukan atau peroleh dalam bentuk

  Visum et Repertum

  sehingga bisa dijadikan alat bukti ilmiah oleh pihak kepolisian untuk membuat titik terang dalam menentukan kapan, 13 Wawancara Dengan Heri Sumarji,

  Direktur Kriminal Umum Polda Lampung, dengan alat apa, jamberapa matinya korban didalam peradilan.

  Fakultas Hukum Universitas Lampung mengatakan bahwa fungsi dari ilmu kedokteran forensik adalah ilmu bantu dalam hal pembuktian dalam kriminalistik, dan mencari sebab-sebab kematian seseorang apakah karena racun, atau terkena benda tumpul atau tajam. Dan didalam peradilan forensik juga sangat dibutuhkan, dan yang wajib meminta adalah penyidik kepolisian, berdasarkan undang-undang yang telah ditetapkan bahwa penyidik wajib memintakan keterangan ahli apabila terjadi tindak pidana terhadap tubuh, nyawa dan kesehatan manusia, untuk pembuktian, alat bukti dan keterangan saksi untuk menambah keyakinan hakim didalam proses persidangan sebagai alat bukti keterangan ahli sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP. Science

  investigation dilakukan dalam proses

  penyidikan untuk membantu penyidik dalam mengungkap suatu tindak pidana. Science investigation dilakukan oleh seorang ahli atau seorang yang memiliki pengetahuan atau ilmu pengetahuan khusus, dimana nantinya dalam proses persidangan akan menjadi suatu keterangan ahli seperti yang

  Possible, Dokter Rumah Sakit Umum Ryacudu Kotabumi, Pada Tanggal 21

  disebutkan dalam Pasal 184 KUHAP.

14 Menurut Erna Dewi selaku Dosen

  15 Menurut penulis yang diuraikan oleh

  para responden mengenai fungsi ilmu kedokteran forensik bagi penyidikan merupakan hal penting yang harus dipahami oleh setiap penyidik dalam melakukan indentifikasi dan interogasi pada tersangka dan menentukan sebab- sebab kematian korban dengan menggunakan ilmu forensik, peran dari ilmu forensik akan terlihat jika seseorang penyidik benar-benar memahami arti penting dari ilmu kedokteran forensik bagi penyidikan tindak pidana khusunya tindak pidana pembunuhan.

  B. Faktor-Faktor Penghambat dari Fungsi Ilmu Kedokteran Forensik dalam Mengungkap Kasus Pembunuhan

  Dalam melakukan penyidikan perkara tindak pidana pembunuhan dengan bantuan ilmu kedokteran forensik terkadang penyidik mengalami hambatan dalam melaksanakannya. Menurut Soerjono Soekanto ada beberapa faktor penghambat dalam penegakan hukum di Indonesia, yaitu :

  16 1.

  Faktor perundang-undangan yaitu beberapa asas dalam undang-undang yang agar 15 Wawancara dengan Erna Dewi, Dosen

  Fakultas Hukum Universitas Lampung, Pada Tanggal 15 Januari 2018. 16 Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

14 Wawancara dengan Jims Ferdinan

  ”, Raja tujuannya mempunyai dampak positif.

  2. Faktor penegak hukum yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan hukum.

  3. Faktor sarana dan fasilitas yang mendukung penegakan hukum

  4. Faktor masyarakat yaitu faktor lingkungan yang mana hukum itu diterapkan.

  5. Faktor kebudayaan yaitu sebagai hasil karya cipta rasa didasarkan ada karsa manusia didalam hidup.

  Faktor-faktor diatas dapat dijadikan acuan untuk melihat faktor penghambat bagi penyidik dalam melakukan proses penyidikan pada perkara tindak pidana pembunuhan dengan menggunakan ilmu bantu kedokteran forensik. Didalam praktiknya, faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi penyidik dalam melakukan proses penyidikan perkara tindak pidana pembunuhan yaitu :

  Menurut Syahrial didalam Undang- undang sudah dijelaskan tentang fungsi dari ilmu kedokteran forensik tetapi bagaimana dengan sumber daya manusianya yang menyebabkan keterbatasan dari sifat manusia itu sendiri yang dapat membuat kesalahan terutama penegak hukum khususnya pihak kepolisian apakah mengetahuinya atau tidak bahwa sangat pentingnya dokter dengan pengetahuan ilmu kedokteran forensik tersebut bagi penyidikan untuk membuat terang suatu perkara.

  17 Menurut Heri penyidik yang sedang

  melakukan proses pengolahan pada tempat kejadian terkadang dalam mencari bukti-bukti yang terdapat pada tempat kejadian perkara bisa saja kurang teliti, mengabaikan ataupun menghiraukan sesuatu tanda-tanda, hal demikian dapat terjadi karena disebabkan kekurangtahuan ataupun kurang pengalaman serta kurangnya pendidikan yang didapat penyidik sehingga pada akhirnya akan menyulitkan penyidik sendiri dalam mengungkap suatu tindak pidana, padahal walaupun pengolahan tempat kejadian perkara dapat diulang kembali apabila diperlukan namun sebenarnya untuk dapat menentukan dan mencari bukti hanya bisa sekali saja sebab dalam penanganan yang pertamalah benda- benda ataupun bukti-bukti lain masih tetap dalam keadaan asli belum tercampur dengan yang lain.

1. Faktor Penegak Hukum

  2. Faktor Sarana atau Fasiltias Menurut Syahrial mengatakan secara perlahan dan pasti Polri sudah melakukan peningkatan sarana dan prasarana baik dalam identifikasi, namun yang saat ini menjadi kendala adalah minimnya alat bantulie

  detector dikarenakan harga yang

  mahal jadi hanya ada di bareskrim 17 Wawancara Dengan Heri Sumarji,

  Direktur Criminal Umum Polda Lampung, saja. Lie detector sangat membantu dalam proses penyidikan.

18 Menurut Jims Ferdinan Possible

  mengatakan secara umum bisa dikatakan tidak ada, tapi secara khusus ada hambatan yang memang mungkin pada kasus-kasus yang cukup rumit ini hambatan yang saya lihat ini berhubungan dengan tata cara yang belum dipahami dari berbagai pihak kemudian dari fasilitasnya karena tidak semua alat yang dipakai tidak bisa digunakan untuk semua kasus, ada kasus-kasus tertentu yang membutuhkan alat-alat yg lebih spesifik. Tapi semaksimal mungkin kami dari pihak Rumah Sakit Umum Ryacudu mengupayakan dengan alat apa yg kami miliki untuk mengungkap setiap kasusnya dan dalam hambatan kekurangan faslitas itu kita mengupayakan untuk berkoordinasi dengan bagian atau departemen lainnya agar dapat meminjamkan alat bahan habis pakai bahkan kita berkolaborasi dengan ahli forensik dari tempat lain. Untuk meminjam beberapa alat untuk kita pakai.

  responden yang paling menonjol dari faktor pengahambat fungsi ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kasus pembunuhan 18 Wawancara Dengan Syahrial, Kepala

  Satuan Reserse Criminal Umum Polres Lampung Utara, Pada Tanggal 15 Oktober 2017 19 Wawancara dengan Jims Ferdinan Possible, Dokter Rumah Sakit Umum Ryacudu Kotabumi, Pada Tanggal 21

  adalah faktor sarana dan fasilitas, baik pihak kepolisian maupun dari pihak rumah sakit.Otopsi sangat menentukan dan berpengaruh bagi peradilan serta membawa konsekuensi bagi terdakwa dan membawa keadilan bagi korban.

  III. PENUTUP A. Simpulan

  Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka penulis dapat menarik kesimpulan:

  1. Bahwa fungsi utama dari ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kasus pembunuhan yaitu membantu aparat penegak hukum khusunya mencari sebab- sebab kematian seseorang karena suatu kasus yang sulit untuk mencari alat bukti atau pembuktian terhadap kasus pembunuhan sangatlah perlu ilmu kedokteran forensik berupa

  visum et repertum yang dimintai

  oleh penyidik kepolisian sesuai dengan pasal 133 kuhap dan untuk dijadikan sebagai alat bukti yang sah untuk mengungkap dan mencari kebenaran yang materiil suatu tindak pidana yang terjadi dimulai dari tingkat penyidikan sampai pada tahappengadilan terhadap kasus yang berhubungan dengan tubuh dan nyawa manusia sehingga membuat terang dan keadilan tidak hanya untuk korban tetapi juga tersangka dan juga

19 Dari hasil wawancara dengan para

  masyarakat pada suatu tindak pidana.

  2. Faktor penghambat fungsi ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kasus pembunuhan adalah: a.

  Faktor Penegak Hukum Di dalam Undang-undang sudah dijelaskan tentang fungsi dari ilmu kedokteran forensik tetapi bagaimana dengan sumber daya manusianya yang menyebabkan keterbatasan dari sifat manusia itu sendiri yang dapat membuat kesalahan terutama penegak hukum khususnya pihak kepolisian apakah mengetahuinya atau tidak bahwa sangat pentingnya dokter dengan pengetahuan ilmu kedokteran forensik tersebut bagi penyidikan untuk membuat terang suatu perkara.

  b.

  Faktor Sarana dan Fasilitas Yang menjadi kendala adalah minimnya alat bantulie

  detector dikarenakan harga

  yang mahal jadi hanya ada di bareskrim saja. Lie detector sangat membantu dalam proses penyidikan.

  Secara umum bisa dikatakan tidak ada, tapi secara khusus ada hambatan yang memang mungkin pada kasus-kasus yang cukup rumit ini hambatan yang saya lihat ini berhubungan dengan tata cara yang belum dipahami dari berbagai pihak kemudian dari fasilitasnya karena tidak semua alat yang dipakai tidak bisa digunakan untuk semua kasus, ada kasus-kasus tertentu yang membutuhkan alat-alat yg lebih spesifik. Tapi semaksimal mungkin kami dari pihak Rumah Sakit Umum Ryacudu mengupayakan dengan alat apa yg kami miliki untuk mengungkap setiap kasusnya dan dalam hambatan kekurangan faslitas itu kami mengupayakan untuk berkoordinasi dengan bagian atau departemen lainnya agar dapat meminjamkan alat bahan habis pakai bahkan kami berkolaborasi dengan ahli forensik dari tempat lain untuk meminjam beberapa alat untuk kita pakai. Dari hasil wawancara dengan para responden yang paling menonjol dari faktor pengahambat fungsi ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kasus pembunuhan adalah faktor sarana dan fasilitas, baik pihak kepolisian maupun dari pihak rumah sakit.Otopsi sangat menentukan dan berpengaruh bagi peradilan serta membawa konsekuensi bagi terdakwa dan membawa keadilan bagi korban.

  B.

  Soerjono Soekanto, 2007, “Faktor-

   Saran Faktor Yang Mempengaruhi

  Adapun saran-saran dalam penelitan

  Penegakan Hukum ”, Jakarta,

  ini adalah sebagai berikut: Raja Grafindo Persada.

  1. Diharapkan pihak kepolisian baik http://seputarpengertian.blogspot.co.i Polres Lampung Utara dan Polda d/2016/09/pengertian-ilmu- Lampung saling berkolaborasi forensik-dang-ruang.html?m=1 sebagai penyidik untuk lebih

  (Diakses Pada Tanggal

  15 memahami dan menambah Januari 2018) pengetahuan tentang ilmu https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemb kedokteran forensik agar dapat unuhan (Diakses Pada Tanggal

  25 Maret 2018) mempermudah suatu proses penyidikan

  Wawancara dengan Jims Ferdinan 2. Menjalin hubungan yang baik

  Possible, Dokter Rumah Sakit antara pihak kepolisian dengan Umum Ryacudu Kotabumi, (Pada masyarakat dengan cara Tanggal 21 Desember 2017). memberikan pengetahuan tentang pentingnya tempat kejadian Wawancara Dengan Syahrial, Kasat

  Reskrim Polres Lampung Utara, perkara agar masyarakat (Pada Tanggal 15 Oktober 2017). memahami pentinganya tempat

  Wawancara dengan Erna Dewi, kejadian perkara bagi penyidik Dosen Fakultas Hukum Universitas dalam proses penyidikan. Lampung, (Pada Tanggal 15 Januari 3. Sarana dan prasarana yang sudah 2018). ada pada setiap Polda dan Rumah

  Wawancara Dengan Heri Sumarji, Direktur Kriminal Umum Polda

  Sakit masih sangat minim, Lampung, (Pada Tanggal

  7 kedepannya berharap seluruh Desember 2017). Polda dan Rumah sakit di seluruh Indonesia khususnya di Bandar

  Pasal 1 Ayat 4 Kitab Undang Lampung bisa terealisasikan agar Undang Hukum Acara Pidana proses penyidikan. DAFTAR PUSTAKA Firganefi dan Ahmad IrzalFardiansyah, 2014,

  “Hukum DanKriminalistik Bandar , Lampung: Justice Publisher.

  I Ketut Murtika, 1992, “Djoko

  Prakoso Dasar-Dasar Ilmu Kedokteran Kehakiman ”,

  Jakarta, Rineka Cipta.