Chapter II Hubungan Obesitas dengan Infertilitas pada Ibu Pasangan Usia Subur di Desa Wonosari Tanjung Morawa tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesuburan dan ketidaksuburan atau infertilitas merupakan masalah yang
cukup sensitif bagi pasangan suami istri yang sulit mempunyai anak.Infertilitas (infertility)
atau ketidaksuburan adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat hamil secara alami atau
tidak dapat menjalani kehamilannya secara utuh.Defenisi standar infertilitas adalah kondisi
yang menunjukkan tidak terdapatnya pembuahan dalam waktu satu tahun setelah
melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi (Muhammad, 2011).
Dalam hal infertilitas pasangan, diketahui bahwa sekitar 61% sebabnya datang dari
istri dan 36% dari pihak suami. Dari istri sebabnya adalah faktor tuba 15%, ovulasi 21%,
endometriosis 8%, vagina, serviks, korpus dan endometrium 8%, psikogenik 8%, serta tak
terjelaskan 15-20%. Sedangkan dari suami istri sebab endrokinologik dalam infertilitas
adalah sebesar 20% dan sebab imunologik cukup rendah, sekitar 2%. Sekitar 10%
pasangan usia subur yang telah menikah menderita infertilitas primer, 10% lainnya telah
mempunyai anak satu atau dua dan tidak berhasil untuk hamil lagi (Widyastuti,
Rahmawati, dan Purnamaningrum, 2010).
Prevalensi infertilitas menurut Word Health Organization (WHO) diperkirakan 810% pasangan di dunia mempunyai riwayat sulit untuk memperoleh anak.Angka
infertilitas di Indonesia bekisar 12-15%. Menurut sensus penduduk terdapat 12% baik di
desa maupun di kota atau sekitar 3 juta pasangan infertilitas tersebar di seluruh Indonesia.

Pada suami istri normal yang tidak melakukan pencegahan untuk terjadinya kehamilan,
umumnya 32,7% wanita hamil dalam satu bulan, 57% wanita hamil dalam tiga bulan,
72,1% wanita hamil dalam waktu enam bulan, 85,4% wanita hamil dalam 12 bulan, dan

Universitas Sumatera Utara

93,4% wanita hamil dalam 24 bulan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi infertilitas
yaitu frekuensi hubungan intim (disarankan tiga kali seminggu), usia perempuan, merokok,
obesitas, stress, atau faktor psiko-emosional, riwayat operasi bedah pelvis atau infeksi
rongga panggul (Fauziyah, 2012).
Dalam 10 tahun terakhir ini, angka prevalensi atau kejadian obesitas di seluruh
dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di
seluruh dunia mengalami berat badan lebih (obesitas), dan sekurang-kurangnya 400 juta
diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa
akan mengalami overweight dan 700 juta diantaranya mengalami obesitas. Di Indonesia,
angka prevalensi obesitas juga menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional
obesitas umum pada penduduk berusia >15 tahun adalah 10,3% terdiri dari laki-laki 13,9%
dan perempuan 23,8% (WHO, 2011).
Obesitas yaitu kegemukan atau kelebihan berat badan yang melampaui berat badan

normal, merupakan salah satu problem kesehatan masyarakat yang cukup mempunyai
dampak yang cukup besar bagi orang-orang tertentu, baik dari segi kosmetika, estetika,
yang lebih banyak dikaitkan dengan penampilan seseorang. Dan juga dari segi medis,
obesitas menjadi salah satu faktor risiko bagi timbulnya beberapa penyakit tertentu yang
kadang-kadang berakibat fatal jika tidak ditanggulangi secara dini. Menurut Misnadiarly
(2007), seseorang dikatakan obesitas jika memiliki indeksmassa tubuh lebih dari 25.
Obesitas dapat meningkatkan risiko timbulnya berbagai macam penyakit, kencing manis,
gout, penyakit kantung empedu, aterosklerosis, koroner dan tekanan darah tinggi.
Disamping itu, obesitas juga menjadi faktor penyulit pada penyakit saluran nafas seperti
emfisema, bronkhitis kronis dan asma, meningkatkan risiko pembedahan, mempersulit

Universitas Sumatera Utara

kehamilan dan akhirnya dapat memperpendek harapan hidup seseorang (Misnadiarly,
2007).
Menurut hasil penelitian Rakhmawati, Dieny (2012), mengenai gangguan siklus
menstruasi berkaitan dengan infertilitas dan berbagai gangguan kesehatan organ
reproduksi, dimana obesitas dan stress merupakan faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya gangguan menstruasi. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan
pendekatan cross-sectional.Populasi penelitian adalah seluruh wanita muda di 10 desa di

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.Cara pengambilan subjek sebanyak 60 (30
wanita yang mengalami obesitas dan 30 wanita dengan status gizi normal) menggunakan
metode consecutive sampling.Data dianalisis dengan uji Chi square dan Regresi Logistik
Ganda.Hasilnya kejadian gangguan siklus menstruasi pada wanita yang mengalami
obesitas 1,89 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita status gizi normal. Ologimenore
merupakan jenis gangguan siklus menstruasi yang paling tinggi terjadi pada kelompok
subjek yang mengalami obesitas (30,8%) dan subjek yang mengalami stress adalah
polimenorea (23,1%). Setelah dikontrol dengan stress, pengaruh obesitas dalam
menyebabkan gangguan siklus menstruasi menjadi lebih kecil (OR=1; OR=2,8).
Menurut Sibagariang (2010), seseorang wanita memiliki berat badan yang berlebih
(overweight) atau kegemukan (obesitas), atau memiliki lemak tubuh 10%-15% dari lemak
tubuh normal, maka wanita tersebut akan menderita gangguan pertumbuhan folikel di
ovarium yang terkait dengan sebuah sindrom yaitu sindrom ovarium polikistik (SOPK).
Hal ini didukung oleh Baziad.L (2012), bahwa sindrom ovarium polikistik pertama sekali
ditemukan oleh Stein dan Leventhal pada sekitar tahun 1935.Kelainan atau sindrom ini
bukanlah sebuah penyakit, melainkan kelompok gejala.Gambaran klinis yang dijumpai
pada umumnya berupa amenorea (tidak ada menstruasi/haid), oligomenorea (haid yang
sedikit), infertilitas (ketidaksuburan), hirsutisme (tumbuhnya rambut berlebihan),

Universitas Sumatera Utara


adipositas (kegemukan), dan pembesaran kedua ovarium. Mayoritas wanita dengan
sindrom ovarium polikistik memiliki masalah kegemukan atau obesitas dan mengalami
resistensi insulin yang menyebabkan keadaan hiperandrogen (kadar androgen yang tinggi)
pada ovarium, dengan akibat akan menghambat perkembangan folikel dan memicu
terjadinya siklus anovulatorik.
Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa obesitas mempengaruhi
infertilitas. Berdasarkan survei awal di Desa Wonosari Tanjung Morawa dari rekam medik
puskesmas wonosari tahun 2013 terdapat 41 orang pasangan infertilitas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan obesitas dengan infertilitas
pada ibu pasangan usia subur di desa wonosari tanjung morawa tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan obesitas
dengan infertilitas pada ibu pasangan usiasubur di desa Wonosari Tanjung Morawa tahun
2014.
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan obesitas dengan infertilitas pada ibu pasangan usia subur di desa
Wonosari Tanjung Morawa tahun 2014.

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui distribusi responden di desa Wonosari Tanjung Morawa tahun
2014 berdasarkan berat badan
b. Untuk mengetahui distribusi responden di desa Wonosari Tanjung Morawa tahun
2014 berdasarkan tinggi badan

Universitas Sumatera Utara

c. Untuk mengetahui distribusi responden di desa Wonosari Tanjung Morawa tahun
2014 berdasarkan indeks massa tubuh
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat juga digunakan sebagai intervensi melaksanakan
asuhan kebidanan kesehatan reproduksi dalam pembinaan pengembangan pengetahuan
tentang hubungan obesitas dan infertilitas pada ibu pasangan usia subur.
2. Pendidikan kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mahasiswa
kebidanan dalam kesehatan reproduksi terutama tentang infertilitas pada ibu pasangan usia
subur.
3. Penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi peneliti yang akan
datang dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penulisan karya tulis ilmiah,
sehingga menjadi bahan acuan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24