Analisis Penentuan Harga Jual Perkemansn

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PERKEMASAN PRODUK
TERHADAP LABA YANG DIHASILKAN PADA PT. INDOFOOD
CBP SUKSES MAKMUR TBK PALEMBANG
Nurul Aini
Jurusan Akuntansi
Politeknik PalComTech Palembang

Abstrak
Dalam memperhitungkan harga jual tentunya didasari dengan perhitungan harga
pokok produksi. Unsur-unsur yang diperhitungkan dalam perhitungan harga pokok
produksi yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Penulis membuat suatu rumusan masalah, bagaimana analisis
penentuan harga jual perkemasan produk terhadap laba yang dihasilkan
menggunakan metode Biaya Cost Plus dengan Metode yang digunakan
perusahaan. Jenis data yang penulis gunakan dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini adalah data sekunder, Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih
lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain, antara lain: sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi, uraian tugas, aktivitas perusahaan, dan laporan harga jual
produk Oktober 2011 – Desember 2011. Metode pengumpulan data yang penulis
gunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah Dokumentasi. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian eksplanatori

bersifat penjelasan dan bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna
memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah
ada pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang. Dari hasil
perhitungan, dapat dilihat dan dibandingkan perbedaan harga jual perkemasan
produk. Perbedaan tersebut terjadi dalam penentuan harga jual. Dalam sistem
perusahaan harga jual ditentukan dengan melihat harga pasar dengan merincikan
seluruh biaya produksi terlebih dahulu.
Kata Kunci : Analisis, Harga Jual, Laba.

PENDAHULUAN

Perusahaan-perusahaan yang tumbuh dan berkembang baik di bidang industri, jasa
maupun dagang mempunyai tujuan mencapai laba yang optimal, sehingga mendorong
persaingan antar perusahaan. Untuk mencapai laba yang optimal maka perusahaan harus
dapat menekan biaya dan meningkatkan penjualan atau keduanya dilakukan secara
bersamaan. Besar kecilnya biaya ini berpengaruh terhadap penentuan harga pokok yang
nantinya dapat menghitung harga jual per kemasan produk. Perhitungan harga jual produksi
harus dilakukan secara teliti dengan memperhitungkan jumlah biaya yang telah dikeluarkan
dalam memproduksi suatu produk dan laba yang telah ditargetkan perusahaan. Hal ini dapat
dilihat jika perusahaan melakukan perhitungan yang kurang tepat terhadap harga jual barang

sehingga laba yang dihasilkan lebih kecil dari yang seharusnya diperoleh perusahaan tersebut.
Dalam memperhitungkan harga jual tentunya didasari dengan perhitungan harga pokok
produksi. Unsur-unsur yang diperhitungkan dalam perhitungan harga pokok produksi yaitu
biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

1

Biaya bahan langsung merupakan biaya bahan baku yang digunakan untuk proses
produksi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar
gaji karyawan dan kesejahteraannya. Biaya overhead pabrik merupakan suatu biaya
keseluruhan yang membantu jalannya proses produksi namun tidak mempunyai hubungan
langsung dengan hasil produksinya. Jadi, dengan kata lain bahwa biaya overhead pabrik
adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Walaupun biaya
overhead pabrik tidak mempunyai hubungan langsung pada produk yang dihasilkan, tetapi
tetap diperlukan karena sebagian biaya overhead pabrik sering kali berubah-ubah dari waktu
ke waktu, baik karena faktor musiman, perubahan kapasitas produk maupun sejenisnya.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang merupakan salah satu perusahaan
industri yang memproduksi produk makanan olahan (mie instan) dengan merek dagang antara
lain: indomie, supermi, sarimi, sakura dan vitami. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Palembang memerlukan suatu perencanaan yang tepat agar penyajian perhitungan harga jual

dapat lebih memadai dan menjadi informasi yang dapat bermanfaat untuk manajemen dalam
menjalankan kegiatan operasinya, maka perusahaan harus benar-benar menempatkan
komponen harga jual produk sebagaimana mestinya.

LANDASAN TEORI
Harga Jual
Harga adalah nilai barang atau jasa yang diungkapkan dalam satuan rupiah atau satuan
uang lainnya. Sedangkan harga jual adalah nilai yang dibebankan kepada pembeli atau
pemakai barang dan jasa. Dalam hal ini harga jual merupakan suatu yang digunakan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang dan jasa serta pelayanannya.
Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:301) harga jual adalah harga jual meliputi biaya
yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi, ditambah dengan jumlah laba yang di
inginkan.
Menurut Soemarso SR, (2003:182) ada tiga bentuk penetapan harga jual, yakni :
penetapan harga jual oleh pasar (Market Pricing), penetapan harga jual oleh pemerintah
(Government Controlled Pricing) dan penetapan harga jual yang dapat dikontrol oleh
perusahaan (Administered or Business controlled pricing).
Tujuan Penentuan Harga Jual
Menurut Soemarso SR, (2003:184) tujuan pokok penentuan harga jual yaitu mencapai
target return on investment atau target penjualan, memaksimumkan laba, meningkatkan

penjualan dan mempertahankan atau memperluas pesan pasar, mengurangi persaingan dan
menstabilkan harga .
Keputusan Penetapan Harga Jual
Penetapan harga akan meliputi keputusan hal-hal berikut (Drs. Soemarso SR,
2003:185):
1. Menetapkan harga dasar (basic price), yaitu menetapkan tingkat harga (price level)
termasuk adaptasinya terhadap perubahan-perubahan siklus yang mungkin terjadi.
2. Menetapkan hubungan harga antara produk dalam satu product line (product-line
pricing)
3. Menetapkan struktur potongan harga

2

Metode Penentuan Harga Jual
Secara garis besar metode penentuan harga dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori utama (Fandy Tjiptono, 2007 : 157) yaitu :
1. Metode penentuan harga berbasis permintaan. Ada tujuh metode penentuan harga yang
termasuk dalam metode penentuan harga berbasis permintaan, yaitu: skimming pricing,
Penetration pricing, Prestige pricing, Price lining, Odd-even pricing, Demand backward
pricing, Bundle pricing.

2. Metode penentuan harga berbasis biaya. Ada metode ini ada empat jenis yang termasuk
ke dalam metode penentuan harga berbasis biaya, yaitu : Standard markup pricing, Cost plus
percentage of cost pricing, Cost plus fixed fee pricing, Experience curve pricing.
3. Metode penentuan harga berbasis laba. Ada metode tiga jenis metode yang termasuk
dalam metode penentuan harga berbasis laba, yaitu : Target profit pricing, Target return on
sales pricing, Target return on investment pricing.
4. Metode penentuan harga berbasis persaingan. Ada empat macam metode penentuan harga
pesaingan, yaitu: Customary pricing, Above, at or below market pricing, os leader pricing,
Sealed bid pricing.
Laba
Menurut Zaki Baridwan (2004:120), Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih)
yang berasal dari transaksi sampingan atau yang terjadi dari suatu badan usaha. Dan dari
semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode
kecuali yang timbul dalam pendapatan (Revenue) atau investasi pemilik.
Menurut Soemarso S.R (2003:190) Laba adalah selisih lebih pendapatan atas biayabiaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan usaha, untuk memperoleh pendapatan tersebut
selama periode tertentu.
Menurut Kotler (2007:45), Laba adalah pendapatan (revenue) dikurangi biaya-biaya
(cost).
Peranan Laba dalam Perusahaan
Menurut M. Nafarin (2007:166) peranan laba dalam perusahaan adalah sebagai

berikut:
1. Menerapkan laba sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap usaha dan
sebagai dasar untuk menekan tingkat biaya, sehingga dapat memaksimalkan laba
penjualan karena dengan meminimalkan biaya produksi maka laba yang maksimal akan
tercapai.
2. Sebagai kompensasi dari dan yang ditanamkan perusahaan maupun oleh pihak investor
untuk melakukan kegiatan perusahaan baik dibidang produksi ataupun penjualan.
3. Laba yang diterima dalam periode atau tahun sebelumnya dikembalikan dalam bentuk
dana usaha yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan menuju
kearah kemajuan yang dapat bersaing dengan perusahaan lain.
4. Laba digunakan sebagai jaminan sosial untuk para karyawan yang mendukung kegiatan
kerjanya, agar mereka bekerja dengan tenang karena kesejahteraan mereka telah dijamin
oleh perusahaan dan mereka membalasnya dengan produktifitas kerja.
5. Merupakan salah satu daya tarik untuk para investor baru untuk menanamkan modalnya
kedalam perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan agar lebih maju
dan lebih bersaing.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa laba selain sebagai tujuan utama perusahaan juga bisa
digunakan sebagai alat daya tarik para investor lain atau pihak ketiga untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan. Selain sebagai daya tarik, laba juga digunakan sebagai alat
mengefesienkan kegiatan usaha yang akan dijalankan.


3

Perencanaan Laba
Perencanaan laba menurut Mulyadi (2003:448) adalah Merupakan proses pembuatan
rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan
satuan kuantitatif yang lain. Suatu anggaran laba dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini:
1. Untuk perusahaan secara keseluruhan
a. Alokasi sumber daya dalam mencapai sasaran menurut anggaran
b. Perencanaan dan pengkoordinasian kegiatan perusahaan
c. Tanggung jawab dari setiap manajer serta konstribusinya terhadap perusahaan
2. Digunakan manajer puncak
a. Penilaian alat prestasi keuangan untuk tahun yang akan dating
b. Merencanakan dan mengkoordinasikan seluruh aktifitas perusahaan
c. Berperan serta dalam perencanaan divisi
d. Pengendalian terhadap kegiatan divisi
Perencanaan atau anggaran laba menyajikan tingkat agregat laba yang diharapkan
suatu perusahaan. Perencanaan laba yang baik dan cermat tidak mudah karena teknologi
berkembang dengan cepat dan faktor sosial, ekonomi, dan politik berpengaruh kuat dalam
dunia usaha.

Penetapan Sasaran Laba Yang Optimal
Tiga prosedur yang dapat digunakan dalam menetapkan sasaran laba, yaitu:
1. Metode Apriori, dimana sasaran laba yang diinginkan ditetapkan terlebih dahulu sebelum
proses perencanaan. Mula-mula pihak manajemen merinci tingkat hasil pengembalian
yang akan direalisasikan dalam jangka waktu panjang dengan menggunakan wahana
perencanaan.
2. Metode a posteriori, dimana sasaran laba ditetapkan sesudah perencanaan dan sasaran
tersebut merupakan hasil perencanaan itu sendiri.
3. Metode Pragmati, dimana pihak manajemen menggunakan standar laba tertentu yang
telah diuji secara empiris dan didukung oleh pengalaman.
Dalam menetapkan sasaran laba, pihak manajemen harus mempertimbangkan faktorfaktor berikut:
1. Laba Rugi yang dialami dari volume penjualan
2. Volume penjualan yang harus dipakai untuk menutup seluruh biaya-biaya yang terpakai
dan untuk menghasilkan laba yang memadai agar dapat membayar deviden bagi saham
preferen dan saham biasa dan untuk menahan sisa laba yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan di masa depan.
3. Titik Impas (break even point).
4. Volume penjualan yang dapat dihasilkan untuk kapasitas operasi saat ini
5. Kapasitas opersi yang diperlukan untuk mencapai sasaran laba
6. Hasil pengembalian (return) atas modal yang digunakan

Manfaat dan Keterbatasan Perencanaan Laba
Menurut Mulyadi (2003:448) manfaat dan keterbatatasan laba adalah:
a. Perencanaan laba mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Memberi pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan.
2. Memaksa pihak manajemen untuk mengadakan penelaahan terhadap masalah yang
dihadapinya secara teliti sebelum mengambil keputusan.
3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan mendorong
timbulnya prilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumberdaya
secara maksimal.

4

b.

4. Merancang peran serta dan mengkoordinasikan rencana operasi berbagai segmen dari
keseluruhan organisasi manajemen, sehingga keputusa akhir dan rencana saling terkait
dapat menggambarkan keseluruhan organisasi dalam bentuk rencana terpadu dan
menyeluruh.
5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek
organisasi untuk memeriksa dan memperbaharui kebijakan dan pedoman dasar secara

berkala.
6. Mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan kedalam suatu prosedur perencanaan
anggaran yang terarah.
7. Berperan sebagai tolak ukur atau standar untuk mengukur hasil kegiatan serta menilai
kebijakan manajemen dan tingkat kemampuan setiap pelaksanaan kegiatan
Perencanaan laba mempunyai keterbatasan sebagai berikut:
1. Rencana laba didasarkan pada taksiran-taksiran yang akan tergantung kepada
ketelitian penyusunannya, maka dalam mengestimasi diperlukan modifikasi bila
diperlukan suatu perubahan.
2. Pelaksanaan rencana memerlukan waktu, manajemen seringkali putus asa karena
terlalu banyak berharap dalam tempo yang singkat.
3. Perencanaan laba akan efektif hanya jika semua pemimpin yang bertanggung jawab
melakukan usaha secara terus menerus dan agresif kearah penyelesaian

ANALISIS

1.

Perhitungan Harga Jual Perkemasan Produk dan Laba yang dihasilkan
Perusahaan

Perhitungan harga jual perkemasan produk yang dilakukan setiap nilai akhir barang,
yaitu dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk memproduksi suatu
produk sangat berperan penting untuk mendapatkan laba yang dihasilkan.
Tabel dibawah ini menyajikan laporan laba yang dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk Palembang.
Tabel 1. Laporan Laba yang dihasilkan Produk Indomie Vegan Goreng
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang
Periode Oktober – Desember 2011
Bulan

Harga Pokok

Harga Jual

Oktober
November
Desember

Rp. 1.089,00
Rp. 1.034,00
Rp. 1.103,00

Rp. 1.287,00
Rp. 1.151,00
Rp. 1.383,00

Jumlah Produk
yang dihasilkan
7.113.498 kemasan
7.092.872 kemasan
7.433.984 kemasan

Laba yang
dihasilkan
Rp. 1.408.472.604
Rp. 829.866.024
Rp. 2.081.515.520

Sumber : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang
Berdasarkan tabel diatas, metode yang digunakan untuk menentukan harga jual sangat
berpengaruh terhadap laba yang dihasilkan sehingga laba yang dihasilkan kurang efisien.
2.

Harga Jual Perkemasan Produk Menggunakan Metode Harga Biaya Plus (Cost
Plus Pricing Method) dan Pengaruhnya terhadap Laba yang dihasilkan
Menetapkan harga jual atas produksi yang dihasilkan merupakan pekerjaan yang tidak
boleh diabaikan karena kesalahan didalam menetapkan harga jual akan berdampak langsung
terhadap keberhasilan usaha. Menurut Fandy Tjiptono (2007 : 157) dengan metode penetapan
harga biaya-plus, harga jual per kemasan produk dihitung dengan menjumlahkan seluruh

5

biaya per kemasan produk ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau marjin yang
dikehendaki pada produk yang dihasilkan. Rumusnya adalah:
Biaya Total + Marjin = Harga jual
Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai berikut:
1. Bulan Oktober 2011
a. Bahan Baku Langsung
Rp 3.929.310.000,00
b. Tenaga Kerja Langsung
Rp 3.033.978.600,00
c. Biaya Overhead Pabrik
Rp 788.065.897,00 +
Total biaya produksi
Rp 7.751.354.497,00
Dengan total biaya produksi sebesar Rp. 7.751.354.497,00 perusahaan dapat menghasilkan
produk sebanyak 7.113.498 kemasan. Sehingga harga pokok produk perkemasan adalah:
Total Biaya Produksi
Harga Pokok perkemasan =
Jumlah Produksi yang dihasilkan
Rp. 7.751.354.497,00
=
7.113.498 kms
=

Rp 1.089 / kms

Selanjutnya, harga jual produk dapat dihitung dengan laba yang ditetapkan sebesar 30%, yaitu
sebesar: Rp 7.751.354.497,00 + (30% x Rp 7.751.354.497,00) = Rp 10.076.760.846,00.
Untuk harga jual perkemasan produk perhitungannya adalah:
Total Biaya
Harga Jual Perkemasan Produk =
Total Perkemasan
Rp 10.076.760.846,00
=
7.113.498 kms
= Rp 1.417 / kms
Sehingga harga jual setiap kemasan produk mie Indomie Vegan Goreng Rp 1.417 / kms.
Untuk perhitnungan laba yang dihasilkan yaitu:
Laba

= harga jual perkemasan – harga pokok perkemasan.
= Rp 1.417,00 – Rp 1.089,00
= Rp 328,00

Jadi, Laba yang dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang dengan
jumlah produk sebanyak 7.113.498 kemasan periode Oktober 2011 yaitu: 7.113.498/kms x Rp
328,00 = Rp 2.333.227.344,00/kms.

6

2.

Bulan November 2011
a. Bahan Baku Langsung
b. Tenaga Kerja Langsung
c. Biaya Overhead Pabrik
Total biaya

Rp 3.798.750.000,00
Rp 2.847.216.600,00
Rp 691.269.565,00 +
Rp 7.337.236.165,00

Dengan total biaya produksi sebesar Rp. 7.337.236.165,00 perusahaan dapat menghasilkan
produk sebanyak 7.092.872 kemasan. Sehingga harga pokok produk perkemasan adalah:
Total Biaya Produksi
Harga Pokok perkemasan =
Jumlah Produksi yang dihasilkan
Rp. 7.337.236.165,00
=
7.092.872 kms
= Rp 1.034 / kms
Selanjutnya, harga jual produk dapat dihitung dengan laba yang ditetapkan sebesar 30%, yaitu
sebesar: Rp 7.337.236.165,00 + (30% x Rp 7.337.236.165,00) = Rp 9.538.407.014,00.
Untuk harga jual perkemasan produk perhitungannya adalah:
Total Biaya
Harga Jual Perkemasan Produk =
Total Perkemasan
Rp 9.538.407.014,00
=
7.092.872 kms
= Rp 1.344 / kms
Sehingga harga jual setiap kemasan produk mie Indomie Vegan Goreng Rp 1.344 / kms.
Untuk perhitnungan laba yang dihasilkan yaitu:
Laba

= harga jual perkemasan – harga pokok perkemasan.
= Rp 1.344,00 – Rp 1.034,00
= Rp 310,00

Jadi, Laba yang dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang dengan
jumlah produk sebanyak 7.092.872 kemasan periode November 2011 yaitu: 7.092.872/kms x
Rp 310,00 = Rp 2.198.790.320,00/kms.
3.

Bulan Desember 2011
a. Bahan Baku Langsung
b. Tenaga Kerja Langsung
c. Biaya Overhead Pabrik
Total biaya

Rp 4.218.750.000,00
Rp 3.156.887.600,00
Rp 826.269.565,00 +
Rp 8.201.907.165,00

7

Dengan total biaya produksi sebesar Rp 8.201.907.165,00 perusahaan dapat menghasilkan
produk sebanyak 7.433.984 kemasan. Sehingga harga pokok produk perkemasan adalah:
Total Biaya Produksi
Harga Pokok perkemasan =
Jumlah Produksi yang dihasilkan
Rp. 8.201.907.165,00
=
7.433.984 kms
= Rp 1.103 / kms
Selanjutnya, harga jual produk dapat dihitung dengan laba yang ditetapkan sebesar 30%, yaitu
sebesar: Rp 8.201.907.165,00 + (30% x Rp 8.201.907.165,00) = Rp 10.662.479.314,00.
Untuk harga jual perkemasan produk perhitungannya adalah:

Total Biaya
Harga Jual Perkemasan Produk =
Total Perkemasan
Rp 10.662.479.314,00
=
7.433.984 kms
= Rp 1.434 / kms
Sehingga harga jual setiap kemasan produk mie Indomie Vegan Goreng Rp 1.434 / kms.
Untuk perhitnungan laba yang dihasilkan yaitu:
Laba

= harga jual perkemasan – harga pokok perkemasan.
= Rp 1.434,00 – Rp 1.103,00
= Rp 331,00

Jadi, Laba yang dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang dengan
jumlah produk sebanyak 7.433.984 kemasan periode Desember 2011 yaitu: 7.433.984/kms x
Rp 331,00 = Rp 2.460.648.704,00/kms.
3.

Perhitungan Harga Jual terhadap Laba yang dihasilkan menurut Perusahaan dan
Analisis

Tabel berikut akan menjelaskan Perhitungan perbandingan Total BOP menurut
perusahaan dan hasil analisis.

8

Tabel 2. Perhitungan harga jual menurut Perusahaan dan Analisis
Keterangan
Perusahaan
Analisis
Selisih

Harga Jual Perkemasan Produk
Oktober 2011
November 2011
Desember 2011
Rp 1.287,00
Rp 1.151,00
Rp 1.383,00
Rp 1.417,00
Rp 1.344,00
Rp 1.434,00
Rp 130,00
Rp 193,00
Rp
51,00

Berdasarkan tabel 4.5. di atas Perhitungan harga jual menurut Perusahaan dan Analisis
terdapat selisih untuk Oktober 2011 sebesar Rp. 130,00 untuk November Rp. 193,00 dan
Desember 2011 sebesar Rp.51,00. Tabel berikut akan menjelaskan Perbandingan Laba yang
dihasilkan Perkemasan menurut Perusahaan dan Analisis.
Tabel 3. Perbandingan Laba yang dihasilkan Perkemasan menurut Perusahaan dan Analisis
Keterangan
Perusahaan
Analisis
Selisih

Laba yang Dihasilkan Perkemasan
Oktober 2011
November 2011
Desember 2011
Rp. 1.408.472.604,00
Rp. 829.866.024,00
Rp. 2.081.515.520,00
Rp. 2.333.227.344,00
Rp. 2.198.790.320,00
Rp. 2.460.648.704,00
Rp. 924.754.740,00
Rp. 1.368.924.296,00
Rp. 379.133.184,00

Berdasarkan tabel 4.6. di atas Perbandingan Laba yang dihasilkan menurut
Perusahaan dan Analisis terdapat selisih untuk Oktober 2011 sebesar Rp 924.754.740,00
untuk November 2011 Rp 1.368.924.296,00 dan Desember 2011 sebesar Rp 379.133.184,00.

PENUTUP

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu hasil perhitungan
harga jual perkemasan produk terhadap laba yang dihasilkan dengan menggunakan metode
harga biaya plus dan metode berbasis pasar/pesaing perbandingan harga jual perkemasan
produk yang terjadi untuk bulan Oktober 2011 (Perusahaan) sebesar Rp 1.287,00 dengan
harga jual perkemasan produk (Analisis) sebesar Rp 1.417,00 dengan selisih sebesar (Rp
130,00), untuk November 2011 harga jual perkemasan produk (Perusahaan) sebesar Rp
1.151,00 dengan harga jual perkemasan produk (Analisis) sebesar Rp 1.344,00 dengan selisih
yang didapat sebesar (Rp 193,00) dan Desember 2011 harga jual perkemasan produk
(Perusahaan) sebesar Rp 1.383,00 dengan harga jual perkemasan produk (Analisis) sebesar
Rp 1.434,00 sehingga menghasilkan selisih sebesar (Rp 51,00). Laba yang dihasilkan yang
terjadi untuk bulan Oktober 2011 (Perusahaan) sebesar Rp 1.408.472.604,00 dengan laba
yang dihasilkan (Analisis) sebesar Rp 2.333.227.344,00 dengan selisih sebesar (Rp
924.754.740,00), untuk November 2011 laba yang dihasilkan (Perusahaan) sebesar Rp
829.866.024,00 dengan laba yang dihasilkan (Analisis) sebesar Rp 2.198.790.320,00 dengan
selisih yang didapat sebesar (Rp 1.368.924.296,00) dan Desember 2011 laba yang dihasilkan
(Perusahaan) sebesar Rp 2.081.515.520,00 dengan laba yang dihasilkan (Analisis) sebesar Rp
2.460.648.704,00 sehingga menghasilkan selisih sebesar (Rp 379.133.184,00). Dari hasil
perhitungan, dapat dilihat dan dibandingkan perbedaan harga jual perkemasan produk yang
mempengaruhi laba yang dihasilkan.

9

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan panji. 2003. Kamus Istilah Akuntansi. Bandung: CV. Yrama Widya.
Baridwan, Zaki. 2004. Sistem Akuntansi penyusunan prosedur dan metode. Yogyakarta:
YKPN.
Hansen & Mowen, 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Cetakan 6. Yogyakarta: Aditya Media.
Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks.
M. Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Mardalis. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Suatu Penelitian. Jakarta : PPM.
Mulyadi. 2003. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Nuraini. 2012. ’Analisis Prosedur Penetapan Harga Jual Jasa Kamar Pada Best Sekip
Hotel’.Tugas Akhir.Politeknik Palcomtech
Soemarso SR. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar Jilid Ke 1. Jakarta: Salemba Empat.
Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Triwarti, Hairul. 2009. Analis Penentuan Harga Jual Produk Terhadap Laba Usaha
Perusahaan Study Kasus PT.Sejahtera Industri.Universitas muhamadiya jakarta
diakses 12 November 2012. ”http:// portal.kopertis3.or.id / bitstream / Jurnal
Penelitian Universitas Muhammadiyah Jakarta Vo. 15 No. 3 Sept 2009.pdf”

10

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63