Pengembangan Desain Interaksi Mesin Pencatat Untuk Tunanetra Dengan Fitur Text-to-Speech Berbasis Raspberry Pi

  

Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 5070-5080 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Desain Interaksi Mesin Pencatat Untuk Tunanetra Dengan

Fitur Text-to-Speech Berbasis Raspberry Pi

1 2 3 Nafisa , Hurriyatul Fitriyah , Issa Arwani

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: [email protected], [email protected], [email protected]

  

Abstrak

  Mencatat merupakan salah satu metode pembelajaran yang umum digunakan oleh pelajar. tidak terkecuali pelajar tunanetra. Untuk mencatat, pelajar tunanetra menggunakan alat pencatat manual yang susah dan membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, komputerisasi terkait alat bantu mencatat sangat dibutuhkan. Untuk mempermudah pelajar tunanetra dalam proses mencatat, dibuatlah mesin pencatat menggunakan prinsip desain pada tata letaknya. Proses pembuatannya dilakukan dengan metode what is wanted, analisis, desain dan proses penerapan prinsip desain interaksi. Mesin pencatat terdiri dari 16 push button, input karakter menggunakan multi touch 6 tombol sebagai kombinasi huruf braille. Kemudian diproses oleh Raspberry Pi dan output audio melalui headset serta flashdisk sebagai media pengirim. Terdapat juga fungsi menambah, mengedit, mencari, menghapus, mengirim dokumen, enter, spasi, backspace dan audio panduan penggunaan alat. Pada durasi setiap fungsi alat, didapatkan rata-rata 1 menit 59,94 detik pada keseluruhan skenario alat yang dilakukan setiap pengguna baik yang telah terbiasa dengan mesin tik maupun yang belum. Pada usabilitas, tingkat USE didapatkan nilai modus 4 (setuju) dan tingkat prinsip desain didapatkan nilai modus 5 (sangat setuju) dari skala likert 1- 5. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa alat ini memiliki tingkat usabillitas yang tinggi.

  Kata kunci: mencatat, tunanetra, desain interaksi, usability

Abstract

  

Recording is one of the commonly learning methods used by the students and also students with blind

disability. To record, students with blind disability used a difficult manual recorder and takes a long

time. Therefore, computerized records related tools are urgently needed. To facilitate students with

blind disability in the process of recording, a recorder machine is made using the design principles in

the layout. The process of making is done by the method of what is wanted, analysis, design and process

of application of interaction design principles. This recording machine consisted of 16 push buttons,

character input using multi touch 6 buttons as a combination of braille letters. Then processed by

Raspberry Pi and output audio on headset also the flashdisk as a sending medium. There is also function

of adding, editing, searching, deleting, sending documents, enter, spaces, backspace and audio tools

usage guide. On the duration of each tool function, an average of 1 minute 59.94 seconds on the overall

scenario of the tool that is done every user both who are familiar with the typewriter or not. In the

usability, the USE level obtained mode value 4 (agree) and design principle level obtained value of

mode 5 (strongly agree) from likert scale 1-5. So it can be concluded that this tool has a high level of

usabillity.

  Keywords: recording , blind, interaction design , usability

  mengungkapkan bahwa kegiatan catat-mencatat 1. merupakan salah satu kegiatan terpenting,

   PENDAHULUAN

  dimana tidak hanya meningkatkan daya ingat, Mencatat merupakan salah satu metode namun juga untuk mengingat apa yang pembelajaran yang umum digunakan. Metode tersimpan di dalam memori (Kompas, 2012). tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu hal

  Mencatat adalah menulis kembali informasi dari utama dalam belajar mengajar, hal ini juga sumber lain yang dianggap penting, seperti diperkuat oleh (Deporter, et al., 1999) yang

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

5070 meringkas.

  Untuk melakukan kegiatan mencatat, pelajar tunanetra menggunakan berbagai alat alternatif yang sampai saat ini masih digunakan yaitu reglet dan stylus serta mesin tik braille. Karena bentuknya minimalis dan terjangkau, maka reglet masih digemari sebagai alat bantu mencatat. Berbeda dengan mesin tik braille yang memiliki bentuk fisik cukup besar sehingga tidak fleksibel. Namun penggunaannya yang manual, membuat tulisan braille membutuhkan proses yang lebih susah dan membutuhkan waktu lama. Dalam penggunaannya, pelajar tunanetra harus menghafal posisi tuts dan mengetik tulisan tanpa mengetahui huruf-huruf apa yang sedang diketik. Sehingga pada saat mencatat membutuhkan konsentrasi tinggi (Muharam, 2014). Baik reglet maupun mesin tik braille, Keduanya tidak dapat mengoreksi kesalahan pengguna dengan baik. Oleh karena itu, komputerisasi terkait alat bantu mencatat untuk pelajar tunanetra sangat dibutuhkan.

  Dengan dukungan teknologi yang ada saat ini, tunanetra merasa terbantu baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan serta aktivitas komputasi lain (Rama, 2008). Saat ini banyak dikembangkan peralatan elektronika yang berhubungan dengan komputer. Produk-produk terkait alat bantu tunanetra yang memanfaatkan teknologi sudah banyak dipasaran, salah satunya yaitu braille notetaker. Alat ini merupakan perangkat cerdas yang inovatif dengan menggabungkan manfaat keysoft dan huruf braille pada mesin ketik tradisional dengan kombinasi antara aksesbilitas dan efisiensi. Braille notetaker memiliki antarmuka menu yang user-friendly, sehingga pengguna dapat dengan mudah menggunakannya (Humanware, 2016). Pada pemasarannya, harga yang diberikan beragam kisaran puluhan juta sehingga alat tersebut tidak bisa dijangkau oleh seluruh kalangan.

  Penelitian yang memiliki tujuan serupa, telah dilakukan oleh Nashir dengan judul “Desain Interaksi Mesin Pencatat Untuk Tunanetra Mengguna kan Raspberry Pi” (Hasbi, 2017). Peneliti membuat mesin pencatat yang memudahkan tunanetra mencatat dan user-

  friendly . Pada mesin pencatat tersebut terdapat

  14 push button, 5 diantaranya digunakan untuk membuat dokumen baru dan sisanya digunakan untuk melakukan fungsi ketik. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan mesin pencatat yang akan dibuat yakni menggunakan multi touch sebagai kombinasi huruf braille yang digunakan untuk input, dapat membuat dokumen baru, mengedit isi dokumen dan menyimpannya, serta setiap input yang dilakukan menampilkan output berupa suara. Namun yang menjadi pembeda yaitu pada penelitian ini output suaranya terdapat pada speaker dan juga headset. Pada alat tersebut terdapat pengontrol volume untuk audio sehingga memudahkan tunanetra dalam memaksimalkan kontrol suara. Namun, pada penelitian ini terdapat beberapa kekurangan, diantaranya untuk fungsi akses dokumen alat ini hanya dapat menambah, mengedit isi dokumen, dan menyimpan saja serta dokumen yang ditambah sebatas 5 dokumen, sehingga tunanetra tidak dapat memaksimalkan tujuan dalam hal catat-mencatat.

  Mendesain produk yang interaktif akan memudahkan pengguna berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari (Preece, et al., 2007).

  Berdasarkan uraian latarbelakang diatas, maka penulis bermaksud mengembangkan penelitian yang telah ada sebelumnya pada penelitian ini dengan judul “Pengembangan Desain Interaksi Mesin Pencatat Untuk Tunanetra Dengan Fitur Text-To-Speech Berbasis Raspberry Pi”. Pada penelitian ini, peneliti merancang dengan berfokus pada proses desain interaksi untuk memenuhi usabilitas dari alat, agar pelajar disabilitas tunanetra dapat menggunakannya dengan mudah dan aman. Selain itu, pada penelitian ini penulis manambahkan fungsi membuat dokumen tanpa batasan jumlah dan dapat menghapus, mencari dan mengirim dokumen.

  2. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1. Diagram Alir Metode Penelitian Pada Gambar 1 semua proses dijalankan secara terurut dimulai dari mencari literatur pendukung yang sesuai dengan permasalahan penelitian yang diambil dan dirangkum dalam studi literatur sebagai bahan acuan penulis. Kemudian menganalisis kebutuhan yang digunakan untuk langkah selanjutnya, yaitu tahap perancangan dan tahap implementasi

  hardware maupun implementasi software yang

3. PERANCANGAN SISTEM 3.1. What Is Wanted

  Synthesizability : Tujuan dari prinsip ini yaitu pengguna dapat melihat hasil yang terjadi dengan segera. Prinsip

  berada pada fungsi mengirim dokumen, yaitu pengguna dapat mengirim dokumen

  Migratability. Implementasi prinsip ini

  2. Flexibility : Sistem dapat dikatakan memenuhi prinsip ini yaitu dengan memenuhi salah satu konsep yang dimiliki oleh flexibility yaitu prinsip Task

   Generalizability : Alat ini dibuat dengan desain yang tidak jauh berbeda dengan desain mesin pencatat yang sudah dibuat ataupun yang sudah beredar di masyarakat.

  e.

  Familiarity : Penerapan prinsip ini pada mesin pencatat yaitu terdapat pada tombol spasi yang letak dan bentuknya memiliki kesamaan dengan yang sudah ada atau alat yang serupa yaitu berada dibawah tombol ketik dan memiliki bentuk persegi panjang sehingga dapat dipahami oleh pengguna.

  d.

  Consistency : Pada alat ini diterapkan pada push button oke, dimana untuk semua konfirmasi setuju pada mesin pencatat ini menggunakan tombol oke.

  c.

  tampilan hasil dari setiap input yang dilakukan..

  synthesizability ini terdapat pada

  b.

  sesuai dengan perancangan. Proses selanjutnya setelah sistem dibuat yaitu melakukan pengujian dan analisis pada rancangan yang telah dibuat. Langkah terakhir yaitu kesimpulan dan saran.

  Predictability : Prinsip ini tersedia pada tombol tambah dan tata letak tombol ketik yang menggunakan 6 titik kombinasi, sehingga dapat dikenali dan dapat diprediksi bahwa tombol tambah tersebut berfungsi sebagai menambah dokumen serta tombol 6 titik tersebut membentuk kombinasi huruf braille yang digunakan untuk mengetik dokumen..

  Learnability : pengguna mampu mempelajari dan juga memanfaatkan sistem dengan optimal. Berikut ini adalah 5 prinsip pada learnablity yaitu: a.

  Prinsip dari desain interaksi ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sistem oleh pengguna, sistem dapat bekerja dengan baik apabila pengguna dapat menggunakan sistem dengan sebaik mungkin (Dix, et al., 2004). Berikut adalah penjelasan dari ketiga prinsip yang diterapkan dalam proses desain pada alat ini: 1.

  3.3. Desain Interaksi Mesin Pencatat

  HTA adalah sebuah metode yang biasa digunakan untuk task rumit. Penjelasan singkat pada setiap task HTA sistem ini dimulai dengan menyalakan alat, kemudian dapat mendengarkan bantuan, membuat, mencari, maupun mengirim dokumen secara bebas. Saat menekan tombol bantuan, maka alat mengeluarkan suara panduan. Saat menekan tombol tambah, pengguna memberi nama dokumen dengan input karakter 6 kombinasi dan dapat menghapus karakter, lalu setiap karakter yang di input akan mengeluarkan suara. Selanjutnya menekan tombol oke dan mulai mencatat. Saat mencari dokumen, tekan tombol panah atas atau bawah dan setiap tombol yang ditekan sistem akan mengeluarkan suara nama dokumen. Tekan tombol oke, maka sistem akan membaca isi dokumen dan pengguna dapat mencatat kembali. Tekan tombol hapus, maka sistem akan menghapus dokumen tersebut dan untuk membatalkan tekan tombol panah atas atau bawah. Selanjutnya menancapkan flashdisk dan menekan tombol kirim.

  6. Menggunakan Bahasa Indonesia.

  5. Mengirim dokumen melalui flashdisk.

  4. Menambah, mencari, menghapus dokumen.

  3. Dapat mencatat dan membaca isi dokumen.

  2. Menggunakan 6 titik kombinasi huruf braille yang umum digunakan oleh tunanetra.

  Mempermudah tunanetra mencatat.

  Pada tahap ini menjelaskan apa yang dibutuhkan pengguna. What is wanted pada mesin pencatat akan dijelaskan di bawah ini: 1.

3.2. Hierarchical Task Analysis (HTA)

  hanya dengan menekan satu tombol yang 8.

  Push button backspace pada GPIO 15 telah disediakan.

  9. Push button enter pada GPIO 18 3.

  10. Robustness : Prinsip ini bertujuan sebagai Push button bantuan pada GPIO 25 kehandalan sistem dalam mencapai sebuah

  11. Push button tambah pada GPIO 5 tujuan yang dapat dilihat dari segi

  12. Push button panah atas pada GPIO 13 pengguna. Berikut merupakan keempat

  13. Push button panah bawah pada GPIO 19 fungsi yang mempengaruhi robustness:

  14. Push button oke pada GPIO 6 15.

  Push button hapus pada GPIO 26 a. Observability : Prinsip ini terletak pada 16.

  Push button kirim pada GPIO 12

  output berupa suara yang ditampilkan 17.

  VCC pada pin Power 3V pada setiap input yang dilakukan oleh

  18. Ground pada pin GND pengguna.

  b.

  Recoverability : Implementasi prinsip ini terletak pada tombol backspace yang dapat menghapus karakter terakhir dan fungsi menghapus dokumen yang diinginkan serta dapat mengedit isi dari dokumen tertentu yang telah tersimpan sebelumnya. Tujuannya yaitu untuk mengoreksi kesalahan pengguna.

  c.

  Responsiveness : Prinsip ini dapat terlihat dari bagaimana sistem dapat merespon dengan cepat setiap input yang diberikan oleh pengguna.

  d.

  Task conformance : Tujuan dari prinsip ini yaitu sistem dapat mengeksekusi perintah sesuai dengan yang diinginkan pengguna. Seperti pada saat pengguna memberikan perintah untuk mencari dan membuka dokumen tertentu sesuai yang diinginkan oleh pengguna.

  Gambar 2. Rangkaian Keseluruhan Sistem Fungsi

  Ketik 3.4.

   Perancangan Perangkat Keras 3.5. Perancangan Perangkat Lunak

  Rangkaian elektronika harus dirakit sesuai dengan kebutuhan sistem agar mesin pencatat ini Perangkat lunak yang dibutuhkan yaitu Raspbian yang merupakan sistem operasi dari dapat berjalan dengan sesuai. Perancangan perangkat keras ini ditunjukkan pada Gambar 2. Raspberry Pi selain itu perangkat lunak yang digunakan adalah pycharm open source IDE

  Pada Gambar 2, terdapat rangkaian push yang digunakan untuk membuat program yang

  button yang berjumlah sebanyak 16 button dan nantinya akan dieksekusi oleh Raspberry Pi.

  terhubung dengan resistor yang memiliki Bahasa pemrograman yang digunakan pada hambatan sebesar 1k serta terhubung dengan pin penelitian ini yakni menggunakan bahasa yang telah tersedia pada Raspberry Pi.

  Python. Untuk sesi remote pada dekstop Penjelasan dari bagian-bagian tersebut adalah menggunakan aplikasi VNC Viewer dengan sebagai berikut: menggunakan koneksi LAN. Dimulai dari

  1. Push button ketik 1 pada GPIO 23 mendefinisikan library dan variable kemudian

  2. Push button ketik 2 pada GPIO 24 membuat setiap fungsi pada mesin mesin

  3. pencatat serta membuat program sesuai dengan

  Push button ketik 3 pada GPIO 4 kebutuhan pengguna.

4. Push button ketik 4 pada GPIO 17

  Pada Gambar 3 diatas, sistem dimulai dari 5. Push button ketik 5 pada GPIO 27 menekan button bantuan, button menambah

  6. Push button ketik 6 pada GPIO 22 dokumen, button panah atas ataupun panah

  7. Push button spasi pada GPIO 14 bawah, serta button kirim dokumen secara acak sesuai dengan kebutuhan. Saat memilih button berdasarkan desain untuk membuat dokumen, bantuan maka alat akan mengeluarkan output mencari dokumen, menghapus dokumen serta suara panduan penggunaan mesin pencatat. untuk melakukan konfirmasi. Penjelasan dari Kemudian menekan button tambah akan masuk bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut: ke fungsi menambah dokumen, lalu menekan

  1. Push button tambah

  button panah atas atau panah bawah maka akan 2.

  Push button panah atas masuk pada fungsi pilih dokumen, dan menekan

  button kirim maka dokumen akan ter-copy ke 4. flashdisk. .

  3. Push button panah bawah

  Push button konfirmasi oke 5. Push button hapus dokumen

  Gambar 5. Implementasi Pada Fungsi Ketik

  Pada Gambar 5 merupakan implementasi fungsi ketik dengan menggunakan konsep pola mengetik 10 jari. Penjelasan dari bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Push button titik 1 2.

  Push button titik 2 3. Push button titik 3 4. Push button titik 4 5. Push button titik 5 6. Push button titik 6

  Gambar 3. Flowchart Keseluruhan Alat 7.

  Push button spasi 4.

IMPLEMENTASI SISTEM 9.

  8. Push button hapus karakter

  Push button enter

4.1 Implementasi Desain Interaksi Mesin Pencatat

  Implementasi desain pada alat ini dimulai dari pemasangan semua komponen elektronika yang dimasukkan kedalam alat. Casing yang digunakan pada alat ini yaitu berbahan aklirik. Pada Gambar 4 berikut ini akan dijelaskan mengenai implementasi dari mesin pencatat

  Gambar 6. Implementasi Pada Fungsi Bantuan pada bagian fungsi akses dokumen.

  Pada Gambar 6 merupakan implementasi alat mesin pencatat berdasarkan fungsi bantuan. Tata letak push button ini bersebelahan dengan kabel power. Penjelasan dari bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:

  Gambar 4. Implementasi Fungsi Akses Dokumen 1.

  Power supply (powerbank) 2. Push button bantuan

  Pada Gambar 4 merupakan implementasi mesin pencatat dengan 5 push button

  Gambar 7. Implementasi Fungsi Mengirim

  3 IGN Coba 16,29

  durasi yang dibutuhkan pengguna dalam menemukan button bantuan yakni rata-rata 1,71 detik.

  b. Pengujian dan Analisis Fungsi Membuat Dokumen Baru

  Untuk menghitung durasi pengguna dalam membuat sebuah dokumen baru dan pemberian nama dokumen

  Tabel 2. Hasil Pengujian Membuat Dokumen No Pengguna Nama dokumen yang dibuat Durasi (detik)

  1 IMW Coba 24,1

  2 TFK Coba 15,46

  4 SAK Coba 24,53

  Dokumen Pada Gambar 7 merupakan implementasi berdasarkan fungsi mengirim dokumen dan port

  5 AZS Coba 27,39

  6 PW Coba 18,86

  7 DDW Coba 12,13

  8 GNN Coba 15,41

  9 STA Coba 25,35

  10 NEN Coba 22,82 Pada Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa pengguna sukses membuat dokumen baru dengan nama coba dan sukses menyimpan nama tersebut. Pengguna pada nomor 1, 4, 5, 9 dan 10 memiliki durasi lebih lama dari pada yang lain. Hal ini dikarenakan pengguna tersebut kurang memahami konsep braille dengan baik dan tidak terbiasa mengetik pada mesin tik. Durasi yang dibutuhkan pengguna dalam membuat dokumen baru sampai menyimpan nama dokumen yakni rata-rata 20,23 detik.

  output suara penggunaan panduan alat. Dan

  10 NEN 1,49 Pada Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa pengguna dapat menemukan button bantuan secara langsung dan sukses mendengarkan

  9 STA 4,06

  8 GNN 0,65

  headset. Peletakan port USB dan push button

  yang berdekatan diharapkan dapat mempermudah pengguna dalam mengirim dokumen dengan cepat. Penjelasan dari bagian- bagian tersebut adalah sebagai berikut:

  Port USB 4. Push button kirim dokumen

  Implementasi pada mesin pencatat ini disesuaikan dengan perancangan yang telah dibuat pada sebelumnya. Implementasi perangkat keras dapat dilihat pada Gambar 8.

  Gambar 8 Implementasi Perangkat Keras

  Pada Gambar 8 diatas terdapat beberapa komponen yang terhubung. Detail rangkaian tersebut telah dijelaskan pada sub bab tentang perancangan perangkat keras diatas.

  Tabel 1. Hasil Pengujian Button Bantuan No Pengguna Durasi (detik)

  1 IMW 1,92

  2 TFK 2,12

  3 IGN 1,15

  4 SAK 1,41

  5 AZS 1,65

  6 PW 1,92

  7 DDW 0,75

1. Port headset 3.

4.2 Implementasi perangkat keras

5. PENGUJIAN DAN ANALISIS

5.1 Pengujian Durasi Setiap Fungsi Alat a. Pengujian dan Analisis Fungsi Audio Panduan Penggunaan Alat

  Untuk mengetahui letak button bantuan dan mendengarkan bantuan penggunaan.

  c. Pengujian dan Analisis Fungsi Backspace

  10 NEN 0,99 Pada Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa pengguna dapat menyimpan dokumen coba dengan sukses. Dan durasi yang dibutuhkan pengguna dalam menyimpan dokumen coba yakni rata-rata 2,34 detik.

  Tabel 5. Hasil Pengujian Menyimpan Dokumen No Pengguna Durasi (detik)

  1 IMW 3,42

  2 TFK 1,26

  3 IGN 1,74

  4 SAK 3,72

  5 AZS 2,69

  6 PW 2,23

  7 DDW 1,52

  8 GNN 1,99

  9 STA 3,84

  f. Pengujian dan Analisis Fungsi Mencari Dokumen

  e. Pengujian dan Analisis Fungsi Menyimpan Dokumen

  Untuk mengetahui durasi pengguna mencari dokumen tertentu yang sudah tersimpan sebelumnya.

  Tabel 6. Hasil Pengujian Mencari Dokumen No Pengguna Dokumen yang dicari Durasi (detik)

  1 IMW Coba 21,9

  2 TFK Coba 9,86

  3 IGN Coba 13,08

  4 SAK Coba 4,83

  5 AZS Coba 11,09

  6 PW Coba 4,92

  7 DDW Coba 2,49

  8 GNN Coba 17,05

  9 STA Coba 16,91

  Untuk mengetahui durasi pengguna menyimpan dokumen coba.

  7,67 detik..

  Untuk menghitung durasi pengguna dalam menghapus karakter terakhir.

  10 NEN Tes 0,95 Pada Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa pengguna dapat menghapus karakter tes dengn sukses. Dan durasi yang dibutuhkan pengguna dalam menemukan letak button backspace yakni rata-rata 1,41 detik.

  Tabel 3. Hasil Pengujian Button Backspace No Pengguna Nama dokumen yang dibuat Durasi (detik)

  1 IMW Tes 1,2

  2 TFK Tes 2,33

  3 IGN Tes 1,27

  4 SAK Tes 1,06

  5 AZS Tes 1,46

  6 PW Tes 1,3

  7 DDW Tes 0,89

  8 GNN Tes 0,9

  9 STA Tes 2,74

  d. Pengujian dan Analisis Fungsi Membuat Sebuah Kalimat

  10 NEN Budi suka bakso 121,73 Pada Tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa pengguna dapat mencatat kalimat Budi suka bakso dengan sukses. Pengguna pada nomor 1, 5, 9 dan 10 memiliki durasi lebih lama dari pada yang lain. Hal ini dikarenakan pengguna tersebut kurang memahami konsep braille dengan baik dan tidak terbiasa mengetik pada mesin tik Dan durasi yang dibutuhkan pengguna dalam mencatat kalimat SPO yakni rata-rata 1 menit

  Untuk menghitung durasi pengguna dalam membuat sebuah kaliamat SPO pada sebuah dokumen dengan nama coba

  Tabel 4. Hasil Pengujian Mencatat Kalimat No Pengguna Kalimat SPO yang dicatat Durasi (detik)

  1 IMW Budi suka bakso 123,73

  2 TFK Budi suka bakso 39,26

  3 IGN Budi suka bakso 32,01

  4 SAK Budi suka bakso 34,16

  5 AZS Budi suka bakso 78,1

  6 PW Budi suka bakso 50,23

  7 DDW Budi suka bakso 50,09

  8 GNN Budi suka bakso 53,93

  9 STA Budi suka bakso 93,43

  10 NEN Coba 10,53 Pada Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa pengguna dapat mencari dokumen coba dengan memanfaatkan button panah atas maupun panah bawah. Pada pengguna nomor 1, 3, 8, dan 9 memiliki durasi yang lebih lama daripada yang lain. Hal ini dikarenakan pengguna belum cukup memahami konsep pada pencarian dokumen ini, dimana penyimpanan dokumen tersebut disimpan berdasarkan abjad. Dan durasi yang dibutuhkan pengguna dalam menemukan dokumen coba yakni rata-rata 11,27 detik.

  g. Pengujian dan Analisis Fungsi Menghapus Dokumen

  8 GNN Coba 6,73

  1

  21

  41

  61

  81 101 121 141

  D u ra si ( D et ik ) Pengujian Durasi Setiap Fungsi Pada Alat

  7 DDW Coba 1,8

  Untuk mengetahui durasi pengguna menghapus sebuah dokumen tertentu.

  6 PW Coba 7,93

  5 AZS Coba 8,46

  4 SAK Coba 7,46

  3 IGN Coba 7,18

  2 TFK Coba 7,87

  1 IMW Coba 11,06

  Tabel 7. Hasil Pengujian Menghapus Dokumen No Pengguna Dokumen yang dicari Durasi (detik)

  i. Analisis Keseluruhan Pengujian Durasi Gambar 9. Grafik Keseluruhan Pengujian Durasi

IMW TFK

  4 SAK 4,55

  Pengujian usabilitas dilakukan dengan cara memberikan kuisioner kepada 10 reponden yang telah mencoba menggunakan alat ini dan reponden menjawab kuisioner yang dibacakan dengan nilai 1-5 pada skala likert.

  IGN SAK AZS PW DDW GNN STA NEN

  9 STA Coba 6,85

  10 NEN Coba 8,35 Pada Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa pengguna dapat menghapus dokumen coba dengan sukses. Dan durasi yang dibutuhkan pengguna dalam menghapus dokumen coba hingga konfirmasi hapus yakni rata-rata 7,37 detik.

  h. Pengujian dan Analisis Fungsi Mengirim Dokumen

  Untuk mengetahui durasi pengguna mengirim seluruh dokumen yang telah tersimpan pada mesin pencatat.

  Tabel 8. Hasil Pengujian Mengirim Dokumen No Pengguna Durasi (detik)

  1 IMW 11,45

  a. Analisis Tingkat Kegunaan

  5.2 Pengujian usabilitas

  3 IGN 13,04

  Responden dapat dengan mudah dan cepat menghapus karakter terakhir dikarenakan penggunaan konsep pola mengetik 10 jari, sehingga dalam menghapus karakter tidak perlu mencari-cari kembali letak tombolnya. Dari grafik diatas dapat dianalisis bahwa responden dengan durasi pengujian paling cepat berarti dapat beradaptasi dengan baik ketika menggunakan mesin pencatat ini

  Pada Gambar 9 diatas pengujian dengan durasi paling lama terdapat pada fungsi mencatat sebuah kalimat SPO. Hal tersebut dikarenakan untuk dapat mencatat pengguna harus cukup memahami konsep huruf braille dan pernah menggunakan mesin tik sebelumnya. Sedangkan pengujian yang paling cepat terdapat pada fungsi backspace.

  2 TFK 7,94

  10 NEN 7,56 Pada Tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa pengguna dapat dapat mencari letak port flashdsk dan mengirim dokumen dengan sukses. Dan durasi yang dibutuhkan pengguna dalam menancapkan flashdisk hingga menekan button kirim dokumen yakni rata-rata 7,94 detik.

  9 STA 7,53

  8 GNN 6,93

  7 DDW 4,96

  6 PW 6,56

  5 AZS 8,89

  Tabel 9. Hasil Kuisioner Tingkat Kegunaan No Hasil Modus

  5

  4

  3

  4

  28

  4

  4

  5

  4

  3

  5

  5

  4

  3

  5

  27

  4

  4

  4

  4

  4

  5

  5

  5

  4

  4

  2

  26

  4

  5

  4

  4

  4

  4

  4

  5

  5

  4

  30

  4

  5

  5

  5

  4

  2

  4

  4

  5

  4

  29

  4

  5

  4

  5

  4

  e. Analisis prinsip Desain Mesin Pencatat Tabel 13. Hasil Kuisioner Prinsip Desain Alat No Hasil Modus

  5

  4

  4

  4

  23

  4

  5

  4

  4

  4

  4

  5

  5

  3

  4

  22

  4

  4

  5

  4

  4

  4

  4

  5

  5

  4

  3

  4

  4

  5

  4

  3

  3

  4

  4

  4

  4

  25

  4

  4

  5

  5

  4

  3

  3

  4

  4

  5

  4

  24

  d. Analisis Tingkat Kepuasan Tabel 12. Hasil Kuisioner Tingkat Kepuasan No Hasil Modus

  4 Pada Tabel 11 diatas, memiliki nilai modus sebesar 4 (setuju) yang berarti 10 responden setuju bahwa mesin pencatat ini mudah untuk dipelajari oleh pengguna disabilitas tunanetra.

  4

  5

  4 Pada Tabel 12 diatas, memiliki nilai modus sebesar 4 (setuju) yang berarti 10 responden setuju bahwa para pengguna puas dalam menggunakan mesin pencatat ini.

  1

  21

  5

  4

  5

  5

  5

  8

  5

  4

  5

  5

  4

  5

  5

  5

  5

  5

  7

  4

  4

  5

  5

  4

  4

  5

  5

  5

  4

  5

  10

  f. Analisis Keseluruhan Pengujian Usabilitas

  5 Pada Tabel 13 diatas, memiliki nilai modus sebesar 5 (sangat setuju) yang berarti 10 responden sangat setuju bahwa ke-10 prinsip yang diterapkan pada mesin pencatat ini sesuai.

  4

  5

  5

  4

  5

  5

  5

  4

  4

  4

  4

  5

  5

  5

  4

  4

  4

  4

  2

  4

  9

  4

  5

  5

  6

  5

  4

  5

  4

  3

  4

  5

  4

  4

  3

  4

  5

  5

  4

  4

  2

  5

  5

  4

  5

  5

  2

  5

  5

  5

  5

  4

  5

  4

  5

  4

  4

  4

  4

  3

  4

  4

  5

  4

  5

  4

  5

  4

  5

  4

  4

  4

  4

  5

  5

  4

  4

  4

  4

  5

  4

  4

  1

  5

  5

  5

  4

  8

  5

  5

  4

  4

  5

  4

  4

  4

  4

  5

  7

  4

  4

  4

  4

  3

  5

  4

  5

  5

  4

  4

  6

  4

  4

  4

  4

  4

  5

  4

  5

  5

  10

  4

  4

  5

  5

  5

  4

  4

  4

  5

  5

  4

  9

  b. Analisis Tingkat Kemudahan Tabel 10. Hasil Kuisioner Tingkat Kemudahan No Hasil Modus

  5 Pada Tabel 9 diatas, memiliki nilai modus sebesar 4 (setuju) yang berarti 10 responden setuju bahwa mesin pencatat ini berguna untuk pengguna disabilitas tunanetra.

  5

  5

  5

  4

  4

  4

  3

  3

  4

  4

  4

  4

  3

  4

  4

  5

  4

  2

  4

  4

  5

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  5

  4

  4

  5

  5

  4

  4

  4

  5

  3

  4

  5

  4

  4

  4

  5

  5

  4

  4

  5

  4

  4

  4

  4

  4

  3

  4

  4

  3

  5

  5

  4

  4

  11

  5

  5

  4

  5

  4

  5

  5

  18

  4

  4

  4

  5

  4

  4

  4

  4

  5

  4

  17

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  3

  5

  5

  Dipelajari

  5

  4

  5

  4

  5

  4

  5

  5

  5

  20

  No Hasil Modus

  c. Analisis Tingkat Mudah untuk Dipelajari Tabel 11. Hasil Kuisioner Tingkat Mudah untuk

  5

  4 Pada Tabel 10 diatas, memiliki nilai modus sebesar 4 (setuju) yang berarti 10 responden setuju bahwa mesin pencatat ini mudah untuk digunakan oleh pengguna disabilitas tunanetra.

  5

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  19

  4

  3

  3

  4

  5

  4

  5

  3

  13

  4

  5

  4

  5

  4

  4

  4

  5

  2

  4

  12

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  3

  16

  4

  4

  5

  5

  4

  4

  4

  5

  5

  4

  4

  15

  5

  4

  4

  5

  4

  5

  4

  5

  5

  4

  14

  4

  3

  5

  Pada Gambar 10, pada setiap USE maupun prinsip desain yang diterapkan pada alat ini masing-masing memiliki nilai modus dengan nilai 4 (setuju) dan nilai 5 (sangat setuju) sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden setuju alat ini sesuai dengan USE serta 10 prinsip yang ada pada Mesin Pencatat ini berhasil diterapkan.

  Gambar 10. Grafik Keseluruhan Pengujian

  Untuk menguji usabilitas dari sebuah alat dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada 10 responden pelajar tunanetra yang memahami braille. Terdapat 40 pertanyaan, 30 diantaranya adalah pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat USE serta 10 pertanyaannya lagi yakni 10 prinsip desain yang diterapkan pada mesin pencatat ini. Dari pengujian kuisioner USE didapatkan nilai modus 4 (setuju) dari skala likert (1-5) dan pada pengujian kuisioner penerapan prinsip desain didapatkan nilai modus 5 (sangat setuju) dari skala likert (1-5).

   KESIMPULAN

  Pertanyaan USE dan Prinsip Desain STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju) N (Netral) S (Setuju) SS (Sangat Setuju)

  Usabilitas 5.

DAFTAR PUSTAKA

  Pengujian durasi setiap fungsi pada alat, dilakukan dengan meminta responden untuk menjalankan semua fungsi yang ada sesuai dengan skenario yang telah ditentukan. Terdapat 8 skenario yaitu mendengarkan bantuan penggunaan alat, membuat dokumen baru, melakukan fungsi backspace, membuat sebuah kalimat, menyimpan, mencari, menghapus dokumen serta mengirim dokumen-dokumen tersebut ke flashdisk. Rata-rata yang dibutuhkan oleh pengguna baik yang sudah terbiasa dengan mesin tik maupun yang belum pada keseluruhan skenario yang dijalankan yakni membutuhkan waktu 1 menit 59,94 detik.

  Available at: https://store.humanware.com/hus/br aillenote-touch-32.html [Accessed 22 Mei 2018]. Kompas, 2012. Mind Map sebagai Teknik Mencatat , 28 Oktober, pp. 137-139.

  Kesimpulan pada alat ini telah dibuat alat bantu mencatat yaitu mesin pencatat menggunakan Raspberry Pi sebagai mikrokomputer. Dengan power supply menggunakan powerbank. Terdapat input 16 push button dan memiliki fungsi masing-masing yakni terdapat fungsi mengetik, audio panduan penggunaan alat dan mengirim dokumen ke flashdisk. Serta fungsi yang lain yaitu fungsi akses dokumen, seperti menambah dokumen, mencari dokumen, dan juga menghapus dokumen. Alat ini memberikan output suara pada setia input yang diberikan.

  Interaction Design: Beyond Human- Computer Interaction . In: s.l.:s.n. 0% 0% 0% 0% 0% 0% 1% 0% 3% 2% 8% 5% 5% 10% 2% 60% 65% 55% 59% 47% 33% 29% 40% 29% 49% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Kegunaan Mudah digunakan Mudah dipelajari Kepuasan Prinsip Desain

  Preece, J., Rogers, Y. & Sharp, H., 2007.

  Available at: https://www.kartunet.com/cara- tunanetra-mengakses-komputer- 3190/ [Accessed 22 Mei 2018].

  Mengakses Komputer. [Online]

  Muharam, D. P., 2014. Cara Tunanetra

  braille notetaker / tablet. [Online]

  synthesizability, consistency, familiarity, generalizability, task migrability, observability, recoverability, responsiveness dan task conformance.

  Humanware, 2016. BrailleNote Touch 32

  Hasbi, N. U., 2017. Desain Interaksi Mesin Pencatat Untuk Tunanetra Menggunakan Raspberry Pi.

  Implementasi desain interaksi ini terdapat pada desain interface dan tata letak pada alat dengan menggunakan prinsip usability. Prinsip tersebut diterapkan menggunakan alur perancangan proses desain what is wanted, analisis, design, implement and deploy. Dalam pembuatannya, alat ini juga memaksimalkan prinsip desain interaksi. Beberapa prinsip- prinsip tersebut yaitu predictability,

  Dix, a., Finlay, J., Abowd, G. D. & Beale, R., 2004. Pearson Education Limited. In: Human-computer-

  Teaching (Membpraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas). 1st ed. Boston: Allyn and Bacon.

  B., Reardon, M. & Singer- Nourie, S., 1999. Quantum

  Deporter,

  interaction. Harlow: pearson prentice hall, p. 861. Rama, 2008. Bagaimana Tunanetra Belajar

  Komputer?. [Online]

  Available at: https://inet.detik.com/consumer/d- 1040870/bagaimana-tunanetra- belajar-komputer [Accessed 22 Mei 2018].