BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Pramenstruasi 1.1. Pengertian pramenstruasi - Hubungan Gejala Pramenstruasi dengan Gejala Awal Kehamilan di Klinik Bersalin Sumi Medan

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pramenstruasi

  1.1. Pengertian pramenstruasi

  Pramenstruasi adalah fase luteal dalam siklus menstruasi, yang terjadi pada hari ke 14 setelah menstruasi sampai haid pertama kembali (Llewellyn & Jones, 2002).

  1.2. Siklus menstruasi

  Winkjosastro (2008) mengatakan haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus, karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Lama haid biasanya antara 3 –5 hari, ada yang 1 –2 hari diikuti darah sedikit-sedikit, dan ada yang sampai 7 –8 hari.

  Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.

  Suparman (2012) mengatakan siklus haid terbagi atas dua fase utama, fase folikuler dan fase luteal. Fase folikuler dini, yang berawal pada hari pertama turunnya haid, ditandai oleh tingginya kadar FSH dan rendahnya kadar LH, menstimulasi pertumbuhan folikel-folikel ovarium, sintesis estradiol oleh folikel dan proliferasi endometrium. Seiring berlangsungnya proses maturasi folikel dominan pada fase folikuler akhir, kadar estradiol meningkat tajam. Peningkatan estradiol ini memicu lonjakan LH pada pertengahan siklus haid (umpan balik positif estradiol terhadap sekresi LH). Lonjakan LH ini menginduksi proses ovulasi, yang menandai berakhirnya fase proliferasi. Ovulasi ini umumnya terjadi sekitar 14 hari sebelum periode menstruasi berikutnya.

  Fase Luteal siklus haid ditandai dengan terbentuknya korpus luteum di bawah pengaruh LH sebagai hasil proses luteinisasi sel-sel granulose folikel yang pecah saat ovulasi terjadi. Korpus luteum ini mampu menghasilkan progesteron (dalam jumlah besar) dan estradiol (dalam jumlah moderat). Permulaan fase luteal ditandai dengan penurunan produksi estradiol dan ovarium, yang segera diikuti oleh peningkatan kadar progesteron dan estradiol hasil produksi korpus luteum pada pertengahan fase luteal. Sepanjang fase luteal kadar LH dan FSH terus turun ke titik terendah seperti pada permulaaan fase folikiler. Jika tidak terjadi fertilisasi, korpus luteum akan mengalami degenerasi sehingga kadar estradiol dan progesteron yang dihasilkan pun menurun tajam. Penurunan kedua hormon inilah yang menyebabkan peluruhan endometrium, yang dikenal sebagai menstruasi

Gambar 2.1. S

  2.1. Siklus Endometrium dan Perubahan Hor Hormon

  1.3. Gejala-ge -gejala pramenstruasi

  Banyak wanita nita merasakan perubahan suasana hati atau ge u gejala-gejala fisik antara dua minggu se u sebelum haid. Perubahan biasanya tidak terlal lalu menonjol dan tidak mengganggu a u aktivitas. Sekitar 25% wanita yang mengal galami perubahan suasana hati dan perub perubahan fisik mengeluhkan perasaan berkura kurangmya kondisi tubuh yang sehat, se sehingga mengganggu aktivitas pribadi (Llew lewellyn & Jones, mempunyai gejala yang sangat berat (Naylor, 2005).

  a. Afektif Gejala afektif yang terjadi seperti kesedihan, kecemasan, kemarahan, mudah tersinggung dan labilitas perasaan (Suparman, 2012). Cemas, mudah tersinggung, serta pikiran tegang, terjadi pada 80% wanita yang mengalami pramenstruasi berat (Yatim, 2001).

  Saryono & Sejati (2009) menjelaskan gejala afektif terutama sedih dan marah ditandai dengan ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya cokelat). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap makanan yang manis dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar dan pusing. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan atau kurangnya magnesium. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang diberikan untuk mengurangi gejala yang sangat berat. Tapi penelitian mengatakan kecemasan terjadi karena kekurangan vitamin B6 dan magnesium.

  Suparman (2012) Memaparkan gejala kognitif yang terjadi adalah penurunan daya konsentrasi, ketidakmampuan memutuskan sesuatu, sensitif terhadap penolakan serta pikiran untuk bunuh diri.

  Saryono & Sejati (2009) menguraikan bahwa gejala kognitif pada saat menjelang menstruasi yang terjadi meliputi perasaan tertekan, pelupa, bingung, penurunan ketertarikan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Gejala ini disebabkan terlalu tingginya hormon estrogen dibanding progesteron.

  c. Nyeri Nyeri yang terjadi pada pramenstruasi adalah nyeri kepala, nyeri payudara dan nyeri panggul (Suparman, 2012).

  d. Neurovegetatif Keluhan Neurovegetatif yang dialami pada pramenstruasi adalah insomnia, hipersomnia, anoreksia, keinginan berlebihan makan/minum sesuatu, perasaan lelah, kelemahan badan dan agitasi (Suparman, 2012).

  Yatim (2001) mengatakan bahwa sangat merindukan atau menolak makanan tertentu terjadi pada 44 % wanita pada masa pramenstruasi. Terlihat mudah tergiur melihat makanan tertentu, perasaan letih dan kepekaan pada makanan karbohidrat berlebihan.

  Pada masa pramenstruasi kebanyakan wanita merasakan lapar dan ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis dan karbohidrat. Pada umumnya hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin tubuh yang meningkat. Rasa ingin menyantap mekanan manis dapat disebabkan oleh stres atau kurangnya magnesium (Saryono & Sejati, 2009).

  e. Gangguan Otonomi Mual, masalah pencernaan (diare dan konstipasi), palpitasi dan berkeringat adalah gangguan otonomi yang terjadi pada wanita menjelang menstruasi

  (Suparman, 2012).

  Gejala atau gangguan otonomi yang terjadi pada pramenstruasi adalah sembelit/diare, debaran jantung/hati dan kekejangan otot (Saryono & Sejati, 2009).

  f. Cairan dan Elektrolit Keluhan yang berhubungan dengan cairan dan elektolit pada pramenstruasi seperti perut kembung, peningkatan berat badan, oliguria dan edema (Suparman, 2012).

  Peningkatan berat badan pada pramenstruasi terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan diluar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam dan gula pada diet penderita. Untuk mengurangi terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari (Saryono & Sejati, 2009).

  Masalah kulit pada pramenstruasi yang banyak terjadi adalah jerawat, kulit kering dan kulit berminyak (Suparman, 2012).

  Saryono & Sejati (2009) mengatakan permasalahan kulit yang terjadi seperti kemerahan pada kulit wajah, leher, dada dan terasa terbakar. kelainan kulit (jerawat dan neurodermatitis) dan sariawan.

  Llewellyn & Jones (2005) menjelaskan jerawat terjadi antara 60% sampai 80% wanita dan 15% adalah penderita parah. Jerawat disebabkan kelenjar

  sebaceous dalam kulit yang peka terhadap hormon androgen. Androgen

  dikeluarkan oleh indung telur dan kelenjar adrenal. Pada wanita, jerawat tampak lebih nyata pada periode haid.

1.4. Penyebab gejala pramenstruasi

  Penyebab gejala pramenstruasi tidak diketahui secara pasti. Faktor genetik merupakan salah satu pemicu, tetapi gejala pramenstruasi lebih bersifat multifaktorial. Salah satu penyebab adalah fluktuasi kadar estradiol pada fase luteal yang menyebabkan gejala secara langsung atau dengan mengurangi aktifitas serotonin. Satu masalah dalam menerima teori ini adalah bahwa tidak selalu terdeteksi ada fluktuasi dalam monitoring harian (Llewellyn & Jones, 2002).

  Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, faktor genetik dan lain-lain juga memegang peranan penting sebagai faktor predisposisi. Yang lebih mudah menderita gejala pramenstruasi berat ialah wanita yang lebih peka psikologis (Winkjosastro, 2008).

  Saryono & Sejati (2009) menjelaskan jika keseimbangan hormon estrogen dan progesteron stabil, maka gejala pramenstruasi tidak akan muncul. Kadar serotonin dapat menurun dan tertekan.

  Progesteron dapat menyebabkan efek hipnotis di dalam otak, yang berakibat pada perubahan emosional dan fisik, yang kadang-kadang terlihat selama interval segera sebelum menstruasi. Estrogen juga berefek pada neurokimia dan sintesis protein reseptor pada sistem saraf pusat, mungkin berkontribusi pada perubahan psikologi dan emosi yang terjadi saat pramenstruasi pada beberapa wanita (Saryono, 2008).

2. Konsep Kehamilan

2.1. Pengertian kehamilan

  Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita harus mengubah konsep dirinya agar siap menjadi orang tua (Bobak et al, 2004).

  Kehamilan merupakan proses fisiologis yang harus dijalani manusia untuk mempertahankan generasi penerusnya. Berbagai perubahan di dalam tubuh terjadi dalam proses kehamilan, termasuk tahapan-tahapan pembentukan janin (Saryono, 2008).

  Saryono (2008) mengatakan jika sel telur dibuahi, maka kejadian setelah ovulasi adalah korpus luteum dipertahankan oleh human chorionic gonadotropin

  (hCG), yang dihasilkan pada awalnya oleh sel trofoblas pada embrio yang berkembang.

  Simkin et al (2007) menjelaskan Human chorionic gonadotropin (hCG), yang di produksi oleh plasenta yang sedang berkembang, memastikan bahwa indung telur memproduksi estrogen dan progesteron sampai plasenta matang dan mengambil alih produksi hormon-hormon ini sekitar bulan ketiga sampai keempat.

  Estrogen merangsang pertumbuhan jaringan reproduksi dengan meningkatkan ukuran otot-otot rahim, merangsang pertumbuhan lapisan rahim dan pasokan darahnya, meningkatkan produksi lender vagina dan dengan menstimulasi perkembangan sistem saluran serta pasokan darah di payudara.

  Kadar estrogen yang tinggi akan mempengaruhi retensi air, penumpukan lemak di bawah kulit dan pigmentasi kulit.

  Progesteron menghambat kontraksi otot polos. Membuat rahim relaks, mencegahnya berkontraksi secara berlebihan. Progesteron juga mempunyai efek merelakskan pada dinding pembuluh darah, membantu mempertahankan tekanan darah yang rendah dan pada dinding lambung serta usus memungkinkan penyerapan nutrien dalam jumlah lebih besar. Progesteron merangsang sekresi ikat, tulang rawan dan leher rahim sehingga ini dapat meregang selama kelahiran.

  Ketika plasenta berkembang, maka plasenta mulai mensekresi hCG dan progesteron dan merupakan sumber progesteron setelah korpus luteum fungsinya berhenti. Estrogen (estriol, estron dan estradiol) dihasilkan oleh plasenta dari androgen yang disekresi oleh adrenal ibu dan janinnya.

2.3. Gejala-gejala awal kehamilan

  Kehamilan normal menimbulkan stres karena ibu menghadapi begitu banyak perubahan dalam waktu relatif singkat seperti perubahan fisik dan psikologis (Schott & Priest, 2009).

  Murkoff et al (2006) mengatakan bahwa wanita hamil bisa mengalami semua gejala ini atau hanya mengalami satu atau dua gejala saja. Yang perlu diingat adalah bahwa setiap wanita dan setiap kehamilan adalah berbeda, beberapa gejala kehamilan memang bersifat universal.

  a. Pembengkakan Payudara Murkoff et al (2006) menjelaskan bahwa Kehamilan membuat payudara membengkak dan nyeri jika tersentuh, terjadi karena meningkatkan jumlah estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh tubuh (mekanisme yang sama terjadi sebelum menstruasi, ketika banyak perempuan mengalami perubahan payudara tetapi perubahannya lebih menonjol pada kehamilan). Selain bertambahnya ukuran, aerola akan menggelap, melebar dan bisa memiliki area- area kecil yang berwarna lebih gelap lagi. Penggelapan warna ini mungkin terus tumbuh dan membesar sepanjang kehamilan, tetapi payudara tidak akan nyeri jika disentuh setelah melewati bulan ketiga atau keempat.

  Payudara tegang dan sakit, terasa berat serta tidak nyaman, dengan sensasi geli pada puting, pembengkakan payudara pada awal kehamilan terjadi karena hormon membuat payudara siap untuk laktasi. Kelenjar susu tumbuh dan membesar seiring dengan produksi susu (Stoppard, 2008).

  Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida (Kusmiyati dkk, 2009).

  b. Sering Berkemih Pada awal kehamilan wanita hamil akan sering berkemih, ini terjadi karena peningkatan volume cairan tubuh dan meningkatnya efisiensi ginjal, yang membantu mempercepat pembuangan produk sisa. Selain itu karena tekanan dari rahim yang membesar ketika masih berada di dalam pinggul di sebelah kandung kemih (Murkoff et al, 2006). tertekan sehingga sering berkemih. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.

  c. Sembelit Murkoff et al (2006) menjelaskan bahwa di awal kehamilan wanita hamil sering mengeluhkan sembelit, salah satu penyebabnya adalah kadar yang tinggi dari beberapa hormon yang beredar selama kehamilan menyebabkan otot-otot usus besar melemas, sehingga pembuangan menjadi lamban. Penyebab lainnya, rahim yang membesar menekan usus.

  Konstipasi terjadi karena peningkatan kadar progesteron saat hamil yang menyebabkan relaksasi otot polos, pada usus menyebabkan penurunan motilitas, tonus serta peristaltik pada saluran cerna (Morgan & Hamilton, 2009).

  d. Hipersalivasi Produksi air liur yang berlebihan merupakan gejala umum yang terjadi di awal kehamilan dan sedikit tidak menyenangkan tetapi tidak berbahaya.

  Hipersalivasi berlangsung tidak lama dan hilang setelah melewati bulan-bulan awal kehamilan. Hipersalivasi lebih banyak terjadi pada wanita hamil yang juga mengalami mual di pagi hari (Murkoff et al, 2006)

  Kusmiyati dkk (2009) menjelaskan bahwa hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual muntah. Pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu atau wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.

  Murkoff et al (2006) menjelaskan hormon kehamilan hCG yang tinggi di dalam darah pada trimester pertama, menaiknya kadar estrogen, peregangan yang cepat dari otot rahim, rileksasi relatif dari jaringan otot pada saluran pencernaan, kelebihan asam lambung, dan meningkatakan indera penciuman ibu hamil sehingga meningkatkan rasa mual.

  Mual atau bahkan muntah bisa terjadi kapan saja, tapi umumnya saat lama tidak makan untuk waktu yang lama atau setelah tidur malam. Perasaan mual paling sering muncul di trimester pertama (Stoppard, 2008).

  Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual-mual dan beberapa sampai muntah muntah. Keluhan ini terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut. Penyebabnya dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan (Llewellyn dan Jones, 2005).

  f. Mengidam dan membenci makanan Kebanyakan wanita hamil mengalami perubahan pada rasa makanan.

  Penelitian menunjukkan 90 % wanita mengalami mengidap pada satu jenis makanan di awal kehamilan dan 50-85% wanita membenci satu jenis makanan.

  Hormon bukanlah satu-satunya penyebab mengidam dan membenci makanan, mengidam yang bertahan lebih lama bisa dipicu oleh kebutuhan emosional misalnya kebutuhan akan perhatian ekstra (Murkoff et al, 2006). adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu atau wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.

  g. Sakit kepala Sakit kepala atau pusing pada awal kehamilan terjadi karena perubahan hormon, keletihan, ketegangan, lapar, stres fisik dan emosional (Murkoff et al,

  2006).

  Sakit kepala pada wanita hamil terjadi karena peningkatan volume sirkulasi atau vasodilatasi akibat peningkatan kadar progesteron dalam sirkulasi (Morgan & Hamilton, 2009).

  h. Keletihan dan mengantuk Murkoff et al (2006) menjelaskan keletihan dan mudah mengantuk umum terjadi pada wanita di awal awal kehamilannya, karena tubuh wanita hamil sedang memproduksi sistem pendukung kehidupan bayi, yaitu plasenta, yang belum akan selesai sampai akhir trimester pertama. Selain itu tubuh sedang menyesuaikan diri dengan banyak tuntutan fisik dan emosional dari kehamilan. Begitu tubuh sudah menyesuaikan diri dan plasenta telah selesai (sekitar bulan keempat) wanita hamil akan memiliki lebih banyak tenaga.

  Keletihan pada awal kehamilan terjadi karena peningkatan konsumsi oksigen, kadar progesteron dan kebutuhan janin serta perubahan psikososial (Morgan & Hamilton, 2009).

  Aura kehamilan yang dipancarkan oleh beberapa wanita yang cukup beruntung bukan hanya disebabkan oleh kebahagiaannya menjadi calon ibu, tetapi karena peningkatan pengeluaran minyak yang ditimbulkan oleh perubahan hormon. Begitu pula jerawat yang tidak terlalu menggembirakan yang terjadi pada wanita yang sering kali timbul jerawat sebelum menstruasi. Beberapa wanita hamil juga mengalami kulit yang kering dan gatal (Murkof et al, 2006).

  Saminem (2008) mengatakan terjadi hiperpigmentasi, yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah, pipi dan hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma gravidarum ). j. Depresi

  Gejala depresi yang terjadi di awal kehamilan ialah perasaan tertekan, penurunan ketertarikan atau kehilangan minat, labilitas perasaan serta sulit konsentrasi sangat menonjol pada trimester pertama dan pada umumnya terjadi pada wanita hamil yang mengalami gejala yang sama sebelum menstruasi. Jika perasaan seperti ini sering terjadi, wanita akan mengalami depresi ringan sampai menengah selama hamil. Berdasarkan penelitian ada 10-16 % wanita hamil yang mengalami depresi (Murkoff et al, 2006).

2.4. Penyebab gejala awal kehamilan

  Beberapa perubahan (gejala) fisik yang terjadi pada awal kehamilan disebabkan karena kadar hormon kehamilan hCG yang tinggi di dalam darah pada

  (Murkoff et al, 2012).

  Dampak gejala fisik yang terjadi pada awal kehamilan akan mempengaruhi perubahan emosional wanita hamil seperti kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan (Kusmiyati dkk, 2009).

3. Hubungan Gejala Pramenstruasi dengan Gejala Awal Kehamilan

  Hubungan antara gejala pramenstruasi dan gejala awal kehamilan dikarenakan sensitivitas hormon reproduksi. Beberapa wanita cenderung berulang kali mengalami gejala fisik dan psikologis selama fase reproduksi yang berbeda dengan sifat gejala yang hampir konsisten (Soares & Zitek, 2008).

  Setiap fase reproduksi ditandai dengan perubahan neuroendokrin dan psikososial. Wanita yang mengeluhkan gejala fisik dan psikologis rentan mengembangkan gejala yang sama selama awal kehamilannya. Hal ini menunjukkan semacam fenotipe predisposisi dalam sensitivitas hormon repsroduksi wanita (Winkel et al, 2012).

Dokumen yang terkait

Studi Tentang Penerbitan Akta Catatan Sipil Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Medan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Studi Tentang Penerbitan Akta Catatan Sipil Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Medan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

0 0 17

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Kanker Serviks terhadap Motivasi Wanita Usia Subur dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Deli

0 0 50

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Kanker Serviks terhadap Motivasi Wanita Usia Subur dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Deli

0 0 20

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Kanker Serviks terhadap Motivasi Wanita Usia Subur dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Deli

0 0 7

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Kanker Servik terhadap Motivasi Wanita Usia Subur dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Deli

1 0 13

I. Identitas Responden Nama : Umur : Jenis Kelamin : Masa Kerja: - Pengaruh Komunikasi dan Motivasi terhadapat Kinerja Organisasi Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk., Cabang Simpang Pos Medan

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi dalam Organisasi - Pengaruh Komunikasi dan Motivasi terhadapat Kinerja Organisasi Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk., Cabang Simpang Pos Medan

0 0 15

Pengaruh Komunikasi dan Motivasi terhadapat Kinerja Organisasi Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk., Cabang Simpang Pos Medan

0 0 11

Hubungan Gejala Pramenstruasi dengan Gejala Awal Kehamilan di Klinik Bersalin Sumi Medan

0 0 44