Steganografi pada Citra dengan Metode MLSB dan Enkripsi Triple Transposition Vigenere Cipher

ISSN. 1412-0100

  IJCCS , Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5

ISSN: 1978-1520

  

Steganografi pada Citra dengan Metode MLSB dan Enkripsi

1 Triple Transposition Vigenere Cipher 2 3 4 5 Ali Akbar Lubis* , Ng Poi Wong , Irfan Arfiandi , V. Immanuel Damanik , Adithya Maulana

  STMIK Mikroskil, Jl. Thamrin No. 112, 124, 140, Telp. (061) 4573767, Fax. (061) 4567789

  1,2,3,4,5

  Jurusan Teknik Informatika, STMIK Mikroskil, Medan

  

  2

  3

   poiwong@mikroskil.ac.id, 111111098@students.mikroskil.ac.id ,

  4

  

5

  111112697@students.mikroskil.ac.id , 111111101@ students.mikroskil.ac.id

  

Abstrak

Least Significant Bit (LSB) merupakan salah satu metode steganografi. Dari segi kapasitas, metode

ini hanya mampu menampung sedikit pesan, ini karena LSB hanya menggunakan 3 bit disetiap

pikselnya. Dari segi keamanan juga sangat mudah untuk diekstrak oleh steganalis, karena pesan yang

disisip terdapat disetiap bit terakhir RGB di setiap piksel dari stego image tanpa adanya enkripsi

terhadap pesan terlebih dahulu. Sebuah metode berprinsip sama dengan LSB dengan peningkatan

keamanan dan kapasitas menggunakan metode Modified Least Significant Bit (MLSB) yang

dikombinasi dengan teknik enkripsi triple transposition vigenere cipher. MLSB merupakan metode

LSB yang telah dimodifikasi dengan mengubah data dari bilangan 8 bit menjadi 5 bit, kemudian

disisipkan ke dalam cover image. Teknik triple transposition vigenere cipher juga merupakan

modifikasi dari teknik vigenere cipher dengan melakukan proses substitusi dan transposisi sebanyak 3

kali dengan kunci yang berbeda satu sama lain. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kecepatan dan

kualitas citra hasil steganografi bergantung pada berapa banyak karakter dan keacakan dari karakter

yang akan diinput. Kualitas citra steganografi dengan metode ini menunjukkan kualitas yang baik,

karena nilai PSNR di atas 40dB. file citra sebelum dan sesudah disisipi pesan, tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan dan pesan yang diekstrak tidak mengalami perubahan.

  Kata kunciSteganografi, Modified Least Significant Bit, Triple Transposition Vigenere Cipher.

  

Abstract

Least Significant Bit (LSB) is one of steganography method. From the capacity, this method can only

accomodate few message, because LSB only using 3 bits at each of the pixel. In terms of security it is

really easy to extract by steganalis, because the message that was inserted can be found in every end

of bits RGB in every pixel of stego image without encryption to the message before. The method that

have same principle with LSB with enhancement of security and capacity using Modified Least

Significant Bit (MLSB) method will combine with triple transposition vigenere cipher encryption

technique. MLSB is a modified LSB method by changing the data from 8 bit into 5 bits, then inserted

into cover image. Triple transposition vigenere cipher technique is a modified vigenere cipher

technique with the substitution and transposition process as much as 3 times with the key that differ

from one another. The test results showed that the speed and quality of image steganography depend

on how much the character and the randomness of the character which will inputted. Image

steganografi quality with this method showed a good quality, because the PSNR value above 40db.

  

Image file before and after message inserted, did not show any significant difference and the message

that have been extracted is unchanged.

  KeywordsSteganography, Modified Least Significant Bit, triple transposition vigenere cipher.

  Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 125 th Received, 2012; Accepted July 10 , 2012

ISSN. 1412-0100

  1. PENDAHULUAN

  Steganografi merupakan seni penyimpanan pesan rahasia dengan menggunakan media digital seperti teks, citra, suara dan video. Data yang tersembunyi didalam steganografi merupakan hal yang sulit untuk dideteksi dan bila dikombinasikan dengan algoritma yang cocok maka akan lebih sulit untuk diuraikan [1]. Ada berbagai macam metode untuk steganografi, salah satunya adalah metode metode Modified Least Significant Bit (MLSB). Memperkenalkan modifikasi yang lebih baik dari metode Least Significant Bit (LSB), untuk meningkatkan perlindungan data. Pada metode LSB, data yang disisipkan merupakan bilangan 8 bit tanpa adanya proses enkripsi terlebih dahulu, sehingga lemah dalam keamanannya [2]. Metode Modified Least Significant Bit (MLSB) telah ditambahkan teknik enkripsi sederhana di dalam algoritmanya. Teknik enkripsi yang ditambahkan adalah mengkonversi data yang terdiri dari 8 bit menjadi 5 bit. Sebagai modifikasi dari metode LSB, output gambar dari metode MLSB ini akan terlihat sama dengan cover image [3]. Penelitian ini juga menambahkan teknik enkripsi triple transposition vigènere cipher, yang merupakan metode enkripsi dengan cara mengulang teknik vigènere cipher dimana setiap plainteksnya dilakukan transposisi terlebih dahulu sebanyak tiga kali dengan menggunakan kunci yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kelebihan dari teknik ini adalah kekuatan enkripsinya sekuat one time pad, karena diklaim tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan exhautisve key search attack [4].

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah aplikasi penyembunyian pesan ke dalam media gambar dengan menggunakan algoritma Modified Least Significant Bit (MLSB) dan enkripsi triple transposition vigenere cipher, sedangkan manfaatnya agar diperolehnya peningkatan kualitas pengamanan sebuah data.

  Data yang dapat disisipkan ke dalam file citra adalah pesan teks dimana karakter yang dapat disisipkan berupa printable characters (karakter dengan kode ASCII 20h

  • – 7Eh). Media yang digunakan dalam menyisipkan pesan teks berupa file citra RGB dengan format BMP, JPG dan PNG dimana output berupa file citra dengan format PNG, dan lokasi penyimpanan file dapat ditentukan secara manual oleh user. Panjang pesan teks dibatasi dengan ukuran file citra dan panjang kunci minimal 3 karakter dan maksimal sesuai panjang pesan teks.

  2. METODE PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Modified Least Significant Bit (MLSB)

  Steganografi berasal dari kata Yunani yang berarti tulisan tersembunyi. Kata steganografi diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu steganos yang berarti rahasia atau tertutup dan grafis yang berarti menulis. Namun, dalam menyembunyikan informasi, makna steganografi adalah menyembunyikan pesan teks atau pesan rahasia ke dalam file media lain seperti gambar, teks, suara, dan video. Terminologi utama yang digunakan dalam sistem steganografi adalah media penyisipan, pesan rahasia, kunci rahasia dan algoritma penyisipan [5].

  Gambar 1. Steganography system scenario [5]

  Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 126

  IJCCS Vol. x, No _page

  IJCCS

ISSN. 1412-0100

VOL 16, NO 2, OKTOBER 2015

  Metode Modified Least Significant Bit (MLSB) adalah suatu metode dari hasil pengembangan metode LSB yang sudah ada. Pada metode MLSB ini, bilangan yang di pakai adalah bilangan 5 bit hasil konversi dari bilangan 8 bit yang dipakai pada metode LSB [2]. Kemudian bilangan 5 bit disisipkan ke dalam cover image menggunakan metode LSB. Bit yang diganti di dalam metode LSB ini, adalah bit terakhir yang diganti dengan bit dari pesan teks. Teknik ini bekerja baik untuk steganografi gambar, khususnya pada mata manusia karena stego image akan terlihat sama dengan

  cover image

  • nya. Untuk menyembunyikan informasi ke dalam gambar, metode LSB biasanya banyak digunakan. File gambar yang telah distego akan menunjukkan perbedaan warna dan intensitas cahaya yang kecil pada suatu bidang gambar [6].

  Gambar 2. Steganografi pada citra RGB [7] Pada Gambar 2 terlihat bit-bit LSB pada 1 piksel warna, penyisipan informasi dapat dilakukan pada bit-bit tersebut [7].

2.1.2. Triple Transposition Vigenere Cipher

  Triple transposition vigenere cipher

  adalah metode enkripsi dengan cara mengulang teknik

  

vigènere cipher yang setiap plainteksnya dilakukan transposisi terlebih dahulu sebanyak tiga kali

  dengan menggunakan kunci yang tiap kuncinya harus berbeda satu dengan yang lainnya [4]. Triple

  transposition vigenere cipher

  terbagi menjadi dua bagian yaitu metode transposisi dan metode substitusi. Metode transposisi dapat disimbolkan dengan T dan metode substitusi menggunakan

  

vigenere yang disimbolkan dengan S serta kunci untuk melakukan teknik vigenere. Secara matematis

  metode triple transposition vigenere cipher ini dapat dituliskan sebagai:

  Proses enkripsi : C = S3 (T3 (S2 (T2 (S1 (T1 (P)))))) (1)

  Proses dekripsi dapat dilakukan dengan arah sebaliknya. Bila dirumuskan maka akan terlihat sebagai berikut:

  Proses dekripsi

  (2) : P = T1’(S1’(T2’(S2’(T3’(S3’(C)))))) Maksud T’ disini adalah transposisi kebalikkannya dan S’ adalah substitusi kebalikannya.

  Pada teknik ini, tabel vigenere cipher juga mengalami modifikasi di bagian daya tampung plainteks dan kuncinya. Jika sebelumnya pada teknik vigenere cipher hanya bisa menampung plainteks dan kunci yang terdiri dari huruf A

  • – Z, maka pada teknik triple transposition vigenere cipher tabel

  vigenere

  di modifikasi sehingga plainteks dan kunci dapat menampung printable character (karakter dengan kode ASCII 20h

  • – 7Eh). Teknik ini juga dapat dikombinasikan dengan metode steganografi

  Modified Least Significant Bit

  (MLSB), karena mempunyai batasan masalah yang sama, yaitu hanya dapat menampung printable character (karakter dengan kode ASCII 20h

  • – 7Eh).

2.2. Analisis 2.2.1. Analisis Algoritma Modified Least Significant Bit (MLSB)

  Adapun cara kerja algoritma Modified Least Significant Bit (MLSB) adalah sebagai berikut: 1. 61h – 7Ah (Small Letter)

  Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 127 Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN. 1412-0100

  • – 7Ah, pertama harus menempatkan 1Bh di awal, selanjutnya memasukkan karakter yang telah dikonversi dari bilangan 8 bit menjadi 5 bit. Kemudian konversi karakter berikutnya jika berada di range yang sama.
  • – 5Ah, pertama harus menempatkan 1Ch di awal, selanjutnya memasukkan karakter yang telah dikonversi dari bilangan 8 bit menjadi 5 bit. Kemudian konversi karakter berikutnya jika berada di range yang sama.

  4.

  Pada teknik Triple Transposition Vigenere Cipher, tabel bujursangkar vigenere cipher ditambahkan jumlah karakter sehingga dapat menampung printable character (karakter dengan kode ASCII 20h

  Pada Gambar 3 dijelaskan proses kerja dari metode Modified Least Significant Bit (MLSB) dimana data di konversi dari 8 bit menjadi 5 bit. Pertama baca karakter (8 bit) lalu tentukan kode ASCII karakter untuk menentukan kontrol simbol sebagai penanda jenis karakter berikutnya. Lakukan proses konversi sampai karakter terakhir, dimana kontrol simbol 1Fh digunakan sebagai tanda akhir teks.

  dari metode Modified Least Significant Bit (MLSB) dapat dilihat pada Gambar 3:

Gambar 3. Flowchart Modified Least Significant Bit (MLSB).

  Flowchart

  3Ah – 40h, 5Bh – 60h, 7Bh – 7Eh atau Ah (Enter) Jika kode ASCII dari karakter yang disisip diantara 3Ah

  Kemudian konversi karakter berikutnya jika berada di range yang sama.

  20h – 39h Jika kode ASCII dari karakter yang disisip diantara 20h – 39h, pertama harus menempatkan 1Dh di awal, selanjutnya memasukkan karakter yang telah dikonversi dari bilangan 8 bit menjadi 5 bit.

  3.

  41h – 5Ah (Capital Letter) Jika kode ASCII dari karakter yang disisip diantara 41h

  2.

  Jika kode ASCII dari karakter yang disisip diantara 61h

  • – 40h, 5Bh – 60h, 7Bh – 7Eh atau Ah, pertama harus menempatkan 1Eh di awal, selanjutnya memasukkan karakter yang telah dikonversi dari bilangan 8 bit menjadi 5 bit. Kemudian konversi karakter berikutnya jika berada di range yang sama.

5. Akhir Teks Untuk menandakan teks telah berakhir, maka harus disisipkan 1Fh.

2.2.2. Analisis Algoritma Triple Transposition Vigenere Cipher

  • – 7Eh). Flowchart dari teknik enkripsi triple transposition vigenere cipher dapat dilihat pada Gambar 4 berikut:

  IJCCS Vol. x, No _page

  Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 128

  IJCCS

ISSN. 1412-0100

  ISSN: 1978-1520 Gambar 4. Flowchart proses enkripsi triple transposition vigenere cipher.

  Pada Gambar 4 dijelaskan penyisipan pesan teks dan kunci untuk melakukan proses enkripsi menggunakan triple transposition vigenere cipher, setelah itu dilakukan proses inisialisasi kunci transposisi triple transposition vigenere cipher. Lakukan proses transposisi kunci dengan tabel segitiga, lalu lakukan transposisi plainteks dengan kunci transposisi = k[i]. Setelah itu lakukan substitusi plainteks dengan kunci berdasarkan tabel triple transposition vigenere cipher. Kemudian lakukan proses tersebut sampai plainteks terakhir lalu tampilkan hasil enkripsi (cipherteks).

  Adapun cara kerja algoritma ini untuk mendapatkan cipherteks dapat dilihat dari source code pada Gambar 5 berikut:

  cipherteks = (ASII_karakter_pesan + ASCII_karakter_kunci -32) % 127 if (ASII_karakter_pesan + ASCII_karakter_kunci - 32) / 127)>= 1 cipherteks = (ASII_karakter_pesan + ASCII_karakter_kunci) % 127

  Gambar 5. Algoritma enkripsi triple transposition vigenere cipher Pada Gambar 5 dijelaskan untuk mendapatkan cipherteks dari pesan dan kunci, maka lakukan perhitungan (ASCII_karakter_pesan + ASCII_karakter_kunci

  • – 32) mod 127. Periksa nilai perhitungan dari (ASCII_karakter_pesan + ASCII_karakter_kunci
  • – 32) / 127), jika hasil perhitungan di bawah atau sama dengan 1, maka untuk mendapatkan cipherteks harus menggunakan perhitungan yang berbeda yaitu (ASCII_karakter_pesan + ASCII_karakter_kunci) mod 127.

2.2.3. Metode Analisis Hasil

  Kualitas gambar yang baik dari file citra steganografi merupakan syarat utama dari kesuksesan algoritma steganografi. Salah satu cara untuk menghitung nilai kualitas dari file citra steganografi menggunkan rumus Means Square Error (MSE) dan Peak Signal to Noise Ratio (PSNR). Means

  Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 129 Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN. 1412-0100

  

Square Error (MSE) adalah rata-rata kuadrat nilai kesalahan antara citra asli dengan citra manipulasi

  [8]. Secara matematis dapat ditulis seperti persamaan 3:

  (3)

  Semakin rendah nilai MSE maka akan semakin baik. Setelah diperoleh nilai MSE maka nilai Peak

  

Signal to Noise Ratio (PSNR) dapat dihitung, yang dimana PSNR adalah perbandingan antara nilai

maksimum dari sinyal yang diukur dengan besarnya derau yang berpengaruh pada sinyal tersebut.

  PSNR diukur dalam satuan desibel, PSNR digunakan untuk mengetahui perbandingan kualitas cover

image sebelum dan sesudah disisipkan pesan [8]. Secara matematis dapat ditulis seperti persamaan 4.

  (4) Semakin besar nilai PSNR maka akan semakin baik kualitas citra steganografi. Kualitas citra dapat disimpulkan cukup baik jika nilai PSNR memnuhi standar yaitu di atas 30dB

  • – 40dB [9].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

  Hasil penelitian yang diperoleh dari uji coba aplikasi yang sudah dibuat terlihat pada gambar 6 dan 7 untuk proses embedding dan extracting pesan. Form embedding digunakan untuk melakukan proses penyisipan pesan ke dalam cover image. Adapun tampilan dari form embedding seperti Gambar 6 berikut:

  Gambar 6. Form embedding Pada Gambar 6 menunjukkan tampilan dari form embedding. Cara kerja pada form ini pertama-tama pilih cover image yang akan digunakan untuk menyimpan pesan. Untuk memilih cover

  

image , maka klik button browse, kemudian input pesan dan password. Setelah semua data

  dimasukkan, klik tombol embed sehingga sistem akan menyisipkan pesan rahasia ke dalam cover

  

image . Setelah proses penyisipan selesai, maka stego image akan tampil pada picturebox, terdapat juga

Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 130

  IJCCS Vol. x, No _page

  IJCCS

ISSN. 1412-0100

VOL 16, NO 2, OKTOBER 2015

  button

  simpan gambar di bawahnya. User dapat meng-klik button simpan gambar untuk menyimpan stego image .

  Form extrcacting digunakan untuk melakukan proses ekstraksi pesan dari dalam stego image. Adapun tampilan dari form extrcacting seperti Gambar 7 berikut:

  Gambar 7. Form extraction Pada Gambar 7 menunjukkan tampilan dari form embedding. Cara kerja pada form ini diawali dengan memilih stego image dan input password. Password yang dimasukkan harus sama dengan

  

password yang digunakan pada saat proses embed, kemudian klik button extract. Setelah proses

ekstraksi selesai, maka pesan akan muncul di textarea.

3.2 Pembahasan

  Pengujian yang dilakukan terhadap aplikasi yang dibangun adalah mengukur tingkat kualitas dari file citra sebelum dan sesudah disisipkan pesan dengan kombinasi dari resolusi gambar yang bervariasi dan jumlah karakter pesan yang bervariasi.

  Tabel 1. Kelima cover image yang digunakan dalam proses pengujian

  

No Nama Gambar Resolusi No Nama Gambar Resolusi

Gambar Gambar Gambar Gambar

  1 4 1024 x

  267 x 189 catur.jpg 7680 ilove.png piksel piksel

  2 5 1680 x

  300 x 194 chelsea.bmp 1050 world.png piksel piksel

  3 600 x 375 garuda.jpg piksel

  Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 131 Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN. 1412-0100

  Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 132

  IJCCS Vol. x, No _page

  Pengujian yang dilakukan menggunakan metode Modified Least Significant Bit (MLSB) dan enkripsi triple transposition vigenere cipher kemudian dihasilkan nilai MSE, PSNR dan waktu eksekusi yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

  Tabel 2. Nilai MSE, PSNR dan waktu eksekusi program

  Cover Image Karakter PSNR (dB) Waktu Sisip (second) Waktu Ekstrak (second)

  catur.jpg 100 66,15 0,011 0,002 200 64,98 0,013 0,003 400 63,93 0,015 0,005 800 62,3 0,018 0,007 1600 60,5 0,023 0,015 chelsea.bmp 100 68,9 0,026 0,002

  200 66,86 0,028 0,003 400 65,89 0,031 0,004 800 64,28 0,035 0,007 1600 63,48 0,039 0,014 garuda.jpg 100 63,38 0,003 0,002

  200 62,32 0,004 0,003 400 61,21 0,006 0,004 800 59,59 0,009 0,007 1600 58,16 0,015 0,014 ilove.png 100 61,92 0,001 0,002

  200 59,04 0,002 0,003 400 57,89 0,006 0,004 800 56,35 0,008 0,006 1600 54,85 0,01 0,014 world.png 100 61,45 0,001 0,002

  200 59,36 0,002 0,003 400 58,28 0,003 0,005 800 56,96 0,007 0,007 1600 54,99 0,014 0,018

  Pengujian pertama yang dilakukan adalah untuk mengukur tingkat kualitas dari gambar sebelum dan sesudah disisipkan pesan dengan resolusi gambar yang bervariasi dan jumlah karakter pesan yang bervariasi. Hasil dari pengujian yang pertama dapat dilihat pada grafik pada Gambar 8 berikut:

  Gambar 8. Grafik nilai PSNR

  IJCCS

ISSN. 1412-0100

VOL 16, NO 2, OKTOBER 2015

  Dari grafik pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa jumlah karakter pesan yang disisipkan pada setiap cover image berpengaruh terhadap nilai PSNR yang dihasilkan atau dengan kata lain semakin banyak karakter pesan yang disisipkan ke dalam cover image, maka semakin berkurang juga kualitas dari gambar yang dihasilkan. Hal ini ditandai dengan berkurangnya nilai PSNR yang dihasilkan oleh masing-masing stego image dengan jumlah karakter pesan yang bervariasi.

  Pengujian kedua yang dilakukan adalah untuk mengukur waktu eksekusi program di dalam proses penyisipan pesan dengan resolusi gambar yang bervariasi dan jumlah karakter pesan yang bervariasi. Hasil dari pengujian yang pertama dapat dilihat pada grafik pada Gambar 9 berikut:

  Gambar 9. Grafik waktu proses embedding Dari grafik pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa jumlah karakter pesan mempengaruhi lamanya waktu pada proses penyisipan. Karena bertambahnya jumlah karakter pesan membuat sistem lama dalam mengihung banyaknya bit pesan yang akan disisipkan ke dalam cover image.

  Pengujian ketiga yang dilakukan adalah untuk mengukur waktu eksekusi program di dalam proses ekstraksi pesan dengan resolusi gambar yang bervariasi dan jumlah karakter pesan yang bervariasi. Hasil dari pengujian yang pertama dapat dilihat pada grafik pada Gambar 10.

  Gambar 10. Grafik waktu proses extracting Dari grafik pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa jumlah karakter pesan juga mempengaruhi lamanya waktu pada proses ekstraksi pesan. Proses estraksi pesan yang lama terjadi karena sistem harus mendeteksi banyaknya bit pesan yang kemudian dikonversi menjadi karakter.

  Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 133 Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

ISSN. 1412-0100

  4. KESIMPULAN

  Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan metode Modified Least Significant Bit (MLSB) dan enkripsi triple transposition vigenere

  cipher , kualitas citra dari stego image dapat disimpulkan citra yang baik karena menunjukkan nilai PSNR di atas 40dB.

  2. Metode Modified Least Significant Bit (MLSB) dan enkripsi triple transposition vigenere cipher ini juga menunjukkan waktu eksekusi program pada proses penyisipan dan ekstraksi pesan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.

  5. SARAN

  Adapun saran yang dapat diberikan untuk pengembangan sistem lebih lanjut adalah sebagai berikut:

  1. Dapat menyembunyikan pesan teks ke dalam media audio ataupun video dengan metode Modified Least Significant Bit (MLSB).

  2. Metode Modified Least Significant Bit (MLSB) dapat dikembangkan dengan menggunakan metode skema penyisipan seperti spiral, square, snake dan lain sebagainya dalam menyisipkan pesan.

  3. Menambahkan teknik enkripsi seperti AES 256 dan lain sebagainya pada metode Modified Least Significant Bit (MLSB), sehingga pesan yang disisipkan memiliki tingkat keamanan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

  [1] Channalli, S., 2009, Steganography An Art Of Hiding Data, International Journal on Computer

  Science and Enginering , Vol. 1, hal 137-141

  [2] Nimje, S., Belkhede, A., Chaudari, G., Pawar, A., Kharbikar, K., 2014, Hiding Existence of Communication Using Image Steganography, International Journal of Computer Science and Engineering, Vol. 2, hal. 163-166.

  [3] Zaher, M. A., 2011, Modified Least Significant Bit (MLSB), Computer and Information Science, Vol. 4, No. 1, hal. 60-67. [4] Caroline, M. L., 2011, Metode Enkripsi Baru: Triple Transposition Vigenere Cipher [5] Al-Shatnawi, A. M., 2012, A New Method in Image Steganography with Improved Image Quality, Applied Mathematical Sciences, Vol.6, No. 79, hal. 3907-3915. [6] Alatas, P., 2009, Implementasi Teknik Steganografi dengan Metode LSB pada Citra Digital, Skipri, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, Jakarta. [7] Susanti, I., 2007, Penerapan Steganografi Gambar Pada Least Significant Bit (LSB) Dengan

  Penggunaan PRNG (Pseudo Number Generator), Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor. [8] Male, G. M., Wirawan, Setijadi, E., 2012, Analisa Kualitas Citra pada Steganografi untuk

  Aplikasi e-Government, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV, Surabaya, Februari 4. [9]

  Suhartono, D., Salman, A. G., Rojali, Octavianus, C., 2012, Aplikasi Penyembunyian Pesan pada Citra JPEG dengan Algoritma F5 dalam Perangkat Mobile Berbasis Android.

  Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 , Yogyakarta, June 15-16.

  Ali A. Lubis, Ng Poi Wong, Irfan Arfiandi, V. I. Damanik, Adithya Maulana | JSM STMIK Mikroskil 134

  IJCCS Vol. x, No _page