ANALISIS BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB KELELA
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB KELELAHAN KERJA PADA
TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG
Lidia Gaghiwu*, Johan Josephus**, Rizald M. Rompas**
*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
**Fakultas Kesehatan Masyarakar Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Kelelahan merupakan penurunan kekuatan otot yang disebabkan karena kehabisan tenaga dan
peningkatan sisa metabolisme, misalnya asam laktat, karbon dioksida. Kelelahan dalam bekerja
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: umur, masa kerja, status gizi, asupan nutrisi,
status perkawinan, gangguan muskulosketal, olahraga, kebiasaan merokok, kebiasaan minum
alkohol dan penyalahgunaan obat. Tingkat kelelahan akibat kerja yang dialami pekerja dapat
menyebabkan ketidaknyamanan, ketidakpuasan dan penurunan produktivitas yang ditunjukkan
dengan berkurangnya kecepatan performansi, menurunnya mutu produk, meningkatnya kesalahan
dan kerusakan, kecelakaan yang sering terjadi, kendornya perhatian serta ketidaktepatan dalam
melaksanakan pekerjaan. Tenaga kerja baik dari sektor formal maupun informal perlu mendapat
perhatian khusus, mengingat tenaga kerja sangat rentan mengalami kelelahan kerja. Tenaga kerja
bongkar muat pelabuhan merupakan bagian dari pekerja informal yang juga perlu mendapat
perhatian. Riset ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor penyebab kelelahan kerja pada
tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Samudera Bitung.
Jenis Penelitian ini ialah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Jumlah sampel sebanyak 100 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan alat ukur
kelelahan kerja yaitu waktu reaksi. Data riset dianalisis menggunakan uji T, korelasi Pearson dan
uji regresi linier berganda.
Hasil uji statistik menunjukkan faktor - faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja
pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Samudera Bitung ialah umur, masa kerja dan status
perkawinan dengan kelelahan kerja (p < 0,05). sedangkan faktor-faktor yang tidak berhubungan
ialah asupan energi, asupan protein, kebiasaan merokok dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol (p >
0,05). Secara multivariat, faktor yang paling berhubungan dengan kelelahan kerja ialah masa kerja
(p < 0,05 dan beta = 0,492).
Masa kerja merupakan faktor yang paling dominan penyebab kelelahan kerja. Masa kerja
yang terlalu lama merupakan salah satu faktor penyebab yang dapat meningkatkan kelelahan,
sehingga dianjurkan untuk memberikan atau memperpanjang waktu istirahat atau libur dan
mengurangi waktu kerja.
Kata kunci: factor penyebab, kelelahan, kerja
59
ABSTRACT
Fatigue is a decrease in muscle strength caused by exhaustion and increased metabolic waste,
such as lactic acid and carbon dioxide. Fatigue in the work can be influenced by various factors
including: age, work period, nutritional status, nutrition intake, marital status, musculoskeletal
disorders, exercise, smoking, alcohol consumption and drug abuse. Levels of work fatigue
experienced by workers can cause discomfort, dissatisfaction and decreased productivity as
indicated with reduced speed performance, reduced product quality, increased errors and
damage, accidents often occur, reduced attention and inaccuracy in carrying out the work. Labor
from the formal and informal sector needs special attention, considering the labor is very
susceptible to fatigue. Stevedoring workers in port is part of the informal labors who also need
attention. This research aims to analyze several factors causing work fatigue at stevedoring
workers in the Ocean Port of Bitung.
The method of research is an analytic observational with cross sectional approach. Total
sample of this research are 100 people. Instrument used in this research are questionnaires and
the reaction timer to measure work fatigue. Research data were analyzed by using T-test, Pearson
correlation and Multiple linear regression.
Statistical analysis showed factors associated with work fatigue at stevedoring workers in
the port of Bitung Ocean are age, years of employment and marital status (p < 0.05). Meanwhile
factors that are not associated with work fatigue are energy intake, protein intake, smoking habits
and alcohol consumption habits (p > 0.05). In multivariate analysis, the most dominant factor
associated with work fatigue is work period (p < 0.05 and beta = 0.492).
Work period is the most dominant factor associated with work fatigue. Long work period
is one of the factors that can increase work fatigue, so it is advisable to provide or extend a break
or holiday and reduced working time.
Key words: Causing factors, work fatigue
60
Lestantyo, 2014). Tingkat kelelahan akibat
PENDAHULUAN
Kelelahan kerja merupakan bagian
dari
permasalahan
umum
yang
kerja
sering
yang
dialami
pekerja
menyebabkan
dapat
ketidaknyamanan,
dijumpai pada tenaga kerja (Suma’mur,
ketidakpuasan dan penurunan produktivitas
2014). Data dari International Labour
yang ditunjukkan dengan berkurangnya
Organization (ILO) menyebutkan bahwa
kecepatan performansi, menurunnya mutu
setiap tahun sebanyak dua juta pekerja
produk,
meninggal dunia karena kecelakaan kerja
kerusakan, kecelakaan yang sering terjadi,
yang disebabkan oleh faktor kelelahan
kendornya perhatian serta ketidaktepatan
(Markanen,
dalam melaksanakan pekerjaan (Tarwaka,
Indonesia
2004).
Kelelahan
termasuk
masalah
kerja
di
kesehatan
meningkatnya
kesalahan
dan
2010).
nasional. Hasil penelitian di PT. Indofood
Tenaga kerja baik dari sektor
Sukses Makmur Tbk Surabaya tahun 2011
formal maupun informal perlu mendapat
menunjukkan bahwa dari 47 tenaga kerja
perhatian khusus, mengingat tenaga kerja
sebagian besar mengalami tingkat kelelahan
sangat
sedang yaitu 27 orang (57,4%) dan 20 orang
(Anonim, 2015). Tenaga kerja bongkar muat
(42,6%) mengalami tingkat kelelahan ringan
pelabuhan merupakan bagian dari pekerja
(Andrias,
informal. Peraturan Menteri No 61 tahun
2011),
juga
penelitian
yang
rentan
mengalami
kelelahan
dilakukan oleh Tyas (2010) pada sebagian
2009 tentang kepelabuhanan,
besar pekerja di wilayah Medan, Samarinda,
kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan
Maluku dan Surabaya yang terpajan panas,
terbagi dalam tiga bagian terdiri dari
ternyata
ringan.
stevedoring, corgodoring dan receiving atau
Demikian pula hasil penelitian Eraliesa
delivery serta melakukan berbagai aktivitas
(2009), menunjukkan sebagian besar buruh
fisik manual material handling seperti
pada bagian stevedoring dan receiving
mengangkat, menahan dan memindahkan
pelabuhan
barang (Anonim, 2009). Dalam prariset yang
mengalami
Tapaktuan
kelelahan
Aceh
mengalami
kelelahan.
dilakukan
peneliti,
ternyata
mengatur
kegiatan
Kelelahan dalam bekerja dapat
bongkar muat di Pelabuhan Samudera
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
Bitung dilakukan oleh tenaga kerja bongkar
umur, masa kerja, status gizi, asupan nutrisi,
muat sebanyak 934 orang yang sebagian
status perkawinan, gangguan muskulosketal,
besar berusia antara 19 - 55 tahun. Tenaga
olahraga, kebiasaan merokok, kebiasaan
kerja bongkar muat di Pelabuhan Samudera
minum alkohol dan penyalahgunaan obat.
Bitung terbagi dalam beberapa regu kerja
Sedangkan faktor dari luar yang dapat
dengan tugas masing-masing dan cara kerja
mempengaruhi kelelahan meliputi tinggi
yang berbeda.
meja, iklim kerja, pencahayaan, tingkat
beberapa tenaga kerja bongkar muat, didapat
pendapatan, kesempatan merubah sikap atau
bahwa sebagian besar mengatakan merasa
posisi bekerja, pakaian sepatu, kondisi lantai
lelah karena masih bekerja dengan cara
dan shift kerja (Atiqoh, Wahyuni dan
manual
61
untuk
Hasil wawancara dengan
mengangkut
muatan
berlebihan seperti semen, beras, karnel dan
reaction timer dan lembaran isian mengenai
kopra dari dan ke kapal hingga berulang kali
umur, masa kerja, form food recall 24 jam,
menggunakan kekuatan sendiri tanpa alat
daftar bahan penukar makanan dalam ukuran
bantu.
rumah tangga dan gram, kebiasaan merokok,
METODE PENELITIAN
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan status
Desain
penelitian
observasional
analitik
ini
perkawinan responden.
ialah
Analisis univariat digunakan untuk
menggunakan
rancangan studi cross sectional. penelitian
melihat
dilaksanakan
frekuensi
di
Pelabuhan
Samudera
deskripsi
dan
distribusi
Bitung. Waktu pelaksanaan mulai bulan
masing-masing variabel baik terikat maupun
Desember 2015 hingga bulan April 2016.
bebas.
mengetahui hubungan antara variabel terikat
Populasi dalam penelitian ini yakni
semua
tenaga
kerja
bongkar
Analisis bivariat berfungsi untuk
dengan variabel bebas.
muat
Uji statistik yang
konvensional yang terdaftar di koperasi
digunakan dalam penelitian ini disesuaikan
TKBM pelabuhan Samudera Bitung. Teknik
dengan skala dan distribusi data, oleh karena
pengambilan sampel menggunakan teknik
data dalam penelitian ini berdistribusi
teknik
normal dilihat dari nilai skewness dibagi
berdasarkan
standard error menghasilkan angka ≤ 2 dan
pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh
nilai Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai p
peneliti, yakni berdasarkan kriteria inklusi
>
dan
parametrik (Hastono dan Sabri, 2011).
purposive
yaitu
sampling
pengambilan
sampel
eksklusi.
Sehingga
diperoleh
100
0,05,
maka
digunakan
uji statistik
Variabel bebas dan terikat yang berskala
responden.
interval atau rasio
Variabel bebas dalam penelitian ini
atau berbentuk data
ialah umur, masa kerja, asupan energi,
numerik (umur, masa kerja, asupan energi,
asupan
asupan
protein,
kebiasaan
merokok,
protein
dan
kelelahan
kerja)
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan status
digunakan uji korelasi ‘Pearson’ dengan
perkawinan sedangkan peubah terikat ialah
tingkat kemaknaan 95% (α 0,05), apabila
kelelahan
dalam
korelasi positif berarti kenaikan satu variabel
penelitian ini yaitu data primer diperoleh
diikuti dengan kenaikan variabel lainnya
melalui
Sedangkan untuk variabel
kerja.
Sumber
wawancaraa
data
menggunakan
bebas yang
kuesioner dan pengukuran kelelahan kerja
berskala nominal atau berbentuk kategorik
menggunakan waktu reaksi sedangkan data
(kebiasaan
sekunder diperoleh dari koperasi tenaga
mengkonsumsi
kerja bongkar muat pelabuhan Samudera
perkawinan) dengan variabel terikat yang
Bitung mengenai jumlah anggota TKBM
berbentuk
numerik
yang terdaftar. Instrumen penelitian yang
digunakan
uji
digunakan yakni pengukuran kelelahan kerja
menentukan satu kelompok lebih tinggi dari
menggunakan
psikomotor
lainnya, maka dapat dilihat pada nilai mean
(psychomotor test) dengan menggunakan
atau rata-rata (Riyanto, 2011). Analisis
metode
uji
62
merokok,
alkohol
T
kebiasaan
dan
status
(kelelahan
kerja)
independen,
untuk
multivariate menggunakan uji regresi linier
terdiri dari 4 - 5 orang diatur secara bergilir.
berganda atau multiple regression linear.
Masing-masing pekerjaan bongkar muat
HASIL DAN PEMBAHASAN
diawasi oleh seorang mandor. Sebagian
1.
besar
Karakteristik Responden
responden
sudah
menikah,
71
responden berumur
dengan kelelahan karena baik perokok
0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan
maupun yang bukan perokok sama-sama
kelelahan
kerja
65
Sebagian
besar
TKBM di pelabuhan Samudera Bitung tidak
bahwa
rokok
memiliki
menjadikan stimulasi penyemangat dalam
statistik.
bekerja, apabila merasa lelah atau bosan,
belakang dengan teori yang mengatakan
maka mereka akan menyempatkan waktu
bahwa
untuk merokok. Hasil penelitian Budiasih
mempengaruhi performa seseorang dalam
(2011) juga berbanding terbalik, yakni
bekerja.
terdapat hubungan yang bermakna antara
mahasiswa di Universitas Helsinki Finlandia
kebiasaan merokok dengan kelelahan dilihat
pada pengemudi komersil membuktikan
dari tingkat kebugaran jasmani.
bahwa
mengalami
TKBM
kelelahan.
berpendapat
Hasil ini
perbedaan
Hasil
penelitian
konsumsi
Penelitian
konsumsi
bermakna
ini
alkohol
secara
bertolak
juga
yang dilakukan oleh
alkohol
menimbulkan
sesuai dengan teori Tarwaka (2010) yang
kelelahan (Summala and Mikkola, 2015).
menyatakan bahwa kebiasaan merokok akan
Hal ini terjadi karena jenis responden yang
dapat
paru-paru,
berbeda, dalam riset ini yang menjadi
sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi
responden ialah tenaga kerja bongkar muat
O2 menurun, akibatnya tingkat kesegaran
sehingga hasil yang diperoleh juga berbeda.
menurunkan
kapasitas
Hasil analisis bivariat menunjukkan
juga menurun, sehinggga mudah mengalami
ada perbedaan signifikan kelelahan kerja
kelelahan.
Hasil analisis bivariat menunjukkan
berdasarkan status perkawinan (nilai p =
tidak ada perbedaan signifikan kelelahan
0,006 atau < 0,05) pada tenaga kerja
kerja berdasarkan konsumsi alkohol (nilai p
bongkar muat di pelabuhan Samudera
= 0,492 atau > 0,05). Hasil penelitian ini
Bitung. Penelitian yang dilakukan oleh
didukung oleh hasil penelitian Firdaus,
Eraliesa tahun 2009 juga menemukan bahwa
Sujoso
yang
terdapat hubungan yang bermakna antara
terdapat
status perkawinan dengan tingkat kelelahan
kebiasaan
yakni tenaga kerja dengan status kawin
minum alkohol dengan kelelahan kerja. Hal
mengalami kelelahan yang lebih tinggi
ini dikarenakan tidak semua responden
dibandingkan yang belum kawin.
mengkonsumsi minuman beralkohol dan
dengan pendapat Hestya yang disitasi oleh
responden yang mengkonsumsi minuman
Nisa dan Martiana (2013), bahwa seseorang
beralkohol, tidak mengkonsumsi minuman
dengan status sudah menikah merupakan
beralkohol secara terus-menerus setiap hari,
suatu beban tersendiri, karena tanggung
responden memiliki alasan tersendiri bahwa
jawab yang dipegang lebih besar daripada
mereka mengkonsumsi alkohol hanya saat
seseorang yang belum menikah.
suka minum tidak setiap hari, responden
kerja yang sudah berkeluarga dituntut untuk
juga mengatakan bahwa alkohol dapat
memenuhi tanggung jawab tidak hanya
menambah semangat saat bekerja, sehingga
dalam hal pekerjaan melainkan juga dalam
hal ini menyebabkan uji hubungan antara
hal urusan rumah tangganya untuk itu
kebiasaan
minuman
dengan bertambahnya tanggung jawab maka
beralkohol dengan kelelahan kerja pada
bertambah pula risiko mengalami kelelahan
dan
menunjukkan
hubungan
Hartanti
bahwa
bermakna
(2015),
tidak
antara
mengkonsumsi
66
Sejalan
Tenaga
kerja. Suma’mur (2009) juga berpendapat
Analisis multivariat dalam riset ini
bahwa tekanan hidup yang besar akan
menggunakan analisis multiple regression
mempengaruhi tingkat kelelahan.
linear atau disebut juga regresi linier ganda.
4.
Model terakhir analisis multivariat dapat
Hasil Analisis Multivariat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pemodelan Multivariat Akhir
R²
Beta
Variabel
Masa kerja
0,243
Sig
0,492
0,001
Tabel 5 merupakan hasil pemodelan terakhir
mengakibatkan berkurangnya kinerja otot,
setelah semua peubah yang memiliki nilai
gejala yang ditunjukkan juga berupa pada
signifikan > 0,05 dikeluarkan dari model
makin
sehingga tersisa peubah bebas yakni masa
tekanan yang terakumulasi setiap harinya
kerja.
pada
Hubungan
masa
kerja
dengan
rendahnya
suatu
gerakan.
masa
yang
Tekanan–
panjang akan
kelelahan kerja didapat nilai R² = 0,243 nilai
menyebabkan kelelahan (Melati, Umboh dan
beta sebesar 0,492 dan nilai signifikan atau
Ratag, 2013). Hal ini tidak sejalan dengan
nilai p = 0,001, sehingga dapat disimpulkan
hasil penelitian Pangemanan, Josephus dan
bahwa
dominan
Rattu (2014) yakni tidak ada hubungan
berhubungan dengan kelelahan kerja ialah
antara masa kerja dengan kelelahan kerja,
masa kerja. Masa kerja erat kaitannya
menurut Soekidjo (2003), masa kerja yang
dengan
lama akan cenderung membuat seseorang
faktor
yang
kemampuan
paling
beradaptasi
antara
seorang pekerja dengan pekerjaan dan
karyawan
lingkungan kerjanya. Proses adaptasi dapat
organisasi, hal ini disebabkan diantaranya
memberikan
dapat
karena telah beradaptasi cukup lama dengan
menurunkan ketegangan dan peningkatan
lingkungan sehingga karyawan akan merasa
aktivitas atau performasi kerja, sedangkan
nyaman dengan pekerjaan
efek
positif
yaitu
merasa
betah
dalam
suatu
efek negatifnya ialah batas ketahanan tubuh
yang
berlebihan
akibat
tekanan
yang
KESIMPULAN
didapatkan pada proses kerja. Hal tersebut
1.
Semakin tua umur, maka semakin tinggi
yang menjadi sebab timbulnya kelelahan dan
kelelahan kerja yang dirasakan oleh
membawa pada penurunan fungsi psikologi
tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan
dan
Samudera Bitung.
fisiologi
(Atiqoh,
Wahyuni
dan
Lestantyo, 2014).
2.
Semakin
lama
masa
kerja,
maka
Lama masa kerja masuk kedalam
semakin tinggi kelelahan kerja yang
faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja.
dirasakan oleh tenaga kerja bongkar
Dalam hal ini kelelahan terjadi karena
muat di pelabuhan Samudera Bitung.
lamanya bekerja akan berpengaruh terhadap
3.
mekanisme dalam tubuh. Tekanan melalui
fisik
pada
suatu
waktu
Asupan energi yang dikonsumsi tidak
signifikan dengan kelelahan kerja yang
tertentu
67
dirasakan oleh tenaga kerja bongkar
4.
a.
muat di pelabuhan Samudera Bitung.
tambahan sesudah bekerja agar
Asupan protein yang dikonsumsi tidak
tidak terlalu lelah
signifikan dengan kelelahan kerja yang
5.
b.
muat
muat di pelabuhan Samudera Bitung.
yang seimbang agar jumlah energi
Tenaga kerja bongkar muat pelabuhan
dan protein yang akan digunakan
Samudera Bitung yang merokok dan
untuk bekerja tercukupi
Tenaga
a.
makanan
Pengukuran food recall 24 jam
kerja
bongkar
muat
yang
sebaiknya dilakukan berulang pada
mengkonsumsi
alkohol
dan
tidak
hari yang tidak berurutan, agar
mengkonsumsi
alkohol,
sama-sama
hasil
merasakan kelelahan kerja.
8.
mengkonsumsi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
kelelahan kerja.
7.
Sebaiknya tenaga kerja bongkar
dirasakan oleh tenaga kerja bongkar
tidak merokok, sama-sama merasakan
6.
Sebaiknya mengurangi aktivitas
yang
diperoleh
lebih
representatif.
Tenaga kerja bongkar muat yang sudah
b.
Perlu dilakukan riset lebih lanjut
kawin memiliki tingkat kelelahan yang
mengenai gizi kerja pada tenaga
lebih tinggi dibandingkan yang belum
kerja bongkar muat di pelabuhan
kawin
Samudera Bitung
Faktor
yang
paling
dominan
mempengaruhi kelelahan kerja pada
DAFTAR PUSTAKA
TKBM di pelabuhan Samudera Bitung
1.
ialah masa kerja.
Individu Dengan Tingkat Kelelahan
SARAN
1.
Bagi
Pengelola
Koperasi
Kerja
TKBM
Perlu adanya tim kesehatan dan
Sukses
keselamatan
Flourmilss Surabaya. Diakses melalui
kerja
(K3)
untuk
Makmur
tbk.
Bogasari
mengawasi TKBM selama bekerja
laman
dan lingkungan kerja agar berbagai
file:///H:/JURNAL/jurnal/gdl.php.htmdi
faktor yang dapat meningkatkan
akses
2.
kelelahan, dapat dicegah
b.
Subyektif Pada Tenaga Kerja
Bagian Pengepakkan Di PT Indofood
Pelabuhan Samudera Bitung
a.
Andrias D. 2011. Hubungan Faktor
:
Anonim. 2009. Peraturan Pemerintah RI
Masa kerja yang terlalu lama
Nomor
merupakan
faktor
Kepelabuhanan.
penyebab yang dapat memperberat
Mandiri. Jakarta
kelelahan,
salah
sehingga
satu
3.
dianjurkan
61
Anonim.
Tahun
2014.
Tentang
Novindo
Pustaka
Penduduk
Bekerja
untuk memberikan waktu istirahat
Bertambah
atau libur atau cuti.
Pengangguran Terbuka Turun 5,81%.
2. Bagi Tenaga Kerja Bongkar Muat
Artikel Humas BPS. Diakses melalui
laman
68
6,2
2009
:
Juta
Orang,
http://setkab.go.id/bps-
4.
penduduk-bekerja-bertambah-62-juta-
Pada Karyawan Perusahaan Tahu Baxo.
orang-pengangguran-terbuka-turun-581/
Fakultas Kesehatan Universitas Dian
Atiqoh J., I. Wahyuni dan Lestantyo.
Nuswantoro Semarang. Diakses melalui
2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
laman:
Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja
http://eprints.dinus.ac.id/7935/1/jurnal_
Konveksi Bagian Penjahitan Di CV
13677.pdf.
Aneka Garment Gunungpati Semarang.
10. Lestari R.D. 2011 Hubungan Antara
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No
Konsumsi Kalori Dengan Kelelahan
2. Universitas Diponegoro.
Pada Tenaga Kerja Wanita Konfeksi
melalui
5.
6.
7.
8.
laman
:
Pakaian
Di
Desa
Loram
Wetan
Kabupaten
Kudus.
http://repository.unej.ac.id/bitstream/ha
Kecamatan
ndle/123456789/73104/Novita
Diakses
Firdaus.pdf?sequence=1
http://www.fkm.undip.ac.id
Jati
melalui
laman:
Eraliesa F. 2009. Hubungan Faktor
11. Markkanen P. 2004. Keselamatan Dan
Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada
Kesehatan Kerja Di Indonesia (Kertas
Tenaga
Kerja 9 April 2004). ILO Jakarta
Kerja
Bongkar
Muat
Di
Pelabuhan Tapaktuan. Skripsi. FKM
12. Melati S., J. Umboh dan B. Ratag.
Universitas Sumatera Utara. Diakses
2013. Hubungan Antara Umur, Masa
melalui
Kerja
laman
:
Dan
Status
Gizi
Dengan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
Kelelahan
456789/14721/1/09E01076.pdf
UNSRAT.
Firdaus N., A D. Sujosa dan R I.
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
Hartanti. 2015. Hubungan Karakteristik
content/uploads/2013/08/Jurnal-Srini-
Responden Dan Kadar Timbal Dalam
Melati-091511186-KESKER.pdf.
Kerja.
Jurnal
Diakses
FKM
melalui:
Darah Dengan Kelelahan Kerja Pada
13. Nidya T., Ekawati dan D. Lestyanto.
Operator SPBU. Artikel Ilmiah FKM
2013. Hubungan Beban Kerja Fisik,
Universitas Jember. Diakses melalui
Kebisingan
laman
Dengan
:http://repository.unej.ac.id/bitstream/ha
Weaving. Jurnal Kesehatan Masyarakat
ndle/123456789/73104/Novita%20Firda
Universitas
us.pdf?sequence=1
melalui
Guyton and Hall. 2008. Bahan Ajar
http://download.portalgaruda.org/article
Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta
.php?article=73859&val=4700.
Hastono S.P dan L. Sabri. 2011.
Statistik
9.
Diakses
Kesehatan.
Rajawali
Dan
Faktor
Kelelahan
Individu
Pekerja
Bagian
Diponegoro.
Diakses
laman
:
14. Nisa Z.A dan T. Martiana. 2013. Faktor
Pers.
Yang
Mempengaruhi
Keluhan
Jakarta
Kelelahan
Langgar D.P dan V A. Setyawati. 2014.
Laboratorium
Hubungan Antara Asupan Gizi Dan
Indonesian Journal of Occupational
Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja
Safety and Health Vol. 2, No. 1 Jan-Jun
69
Pada
Teknisi
Gigi
Gigi
Surabaya.
Di
The
2013.
Diakses
melalui
laman
:
laman
:
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/
http://eprints.dinus.ac.id/6489/2/abstrak
k372e5127c68full.pdf
_12314.pdf.
15. Pangemanan B., J. Josephus dan J A.M.
20. Summala H and T. Mikkola. 2015. Fatal
Rattu. 2014. Hubungan Antara Stress
Accidents
Dan Masa Kerja Dengan Kelelahan
Drivers: Effects of Fatigue, Age, and
Kerja Pada Pekerja Di Bagian Produksi
Alcohol Consumption. The Journal of
PT. Putra Karangetang Popontolen.
The Human Factors and Ergonomics.
Jurnal FKM UNSRAT. Diakses melalui
University
laman
Available
:
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
among
of
Car
and
Helsinki
Truck
Finlandia.
on
:
content/uploads/2015/02/Bill-
http://hfs.sagepub.com/content/36/2/315
Pangemanan-101511134.pdf
.short
16. Purnamasari D.U dan N. Ulfah. 2012.
21. Suma’mur
P.K.
2009.
Higiene
Pengaruh Konsumsi Energi Dan Protein
Perusahaan Dan Kesehatan Kerja Edisi
Terhadap
1. Sagung Seto. Jakarta
Kelelahan
Pada
Pekerja
Wanita Di Industri Bulu Mata Palsu PT.
22. Suma’mur
P.K.
2014.
Higiene
Hyu Sung Purbalingga. FKIK. Diakses
Perusahaan Dan Kesehatan Kerja Edisi
melalui
2. Sagung Seto. Jakarta
laman
:
http://kesmas.unsoed.ac.id/content/peng
23. Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri:
aruh-konsumsi-energi-dan-protein-
Dasar–Dasar Pengetahuan
terhadap-kelelahan-pada-pekerja-
Dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Harapan
wanita-di-industri-bulu
Press. Surakarta-Indonesia
17. Riyanto A. 2011. Aplikasi Metodologi
24. Tyas G.L. 2010. Hubungan Tekanan
Penelitian Kesehatan. Nuha Medika.
Panas
Yogyakarta
Kelelahan Kerja.
18. Sayogo S. 2006. Gizi Remaja Putri. FK
Dengan
Kelelahan
Pembuat
Tahu
Kelurahan
Beban
Kerja
FKM
Dengan
Universitas
25. Watuseke A. 2011. Hubungan Antara
Umur
19. Sinta D.A.K dan N. Yuantari. 2013.
Antara
Dan
Indonesia.
Universitas Indonesia. Jakarta
Hubungan
Ergonomi
Dan
Masa
Kerja
Dengan
Faktor
Individu
Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian
Pada
Pekerja
Produksi Di CV.Piramid Kairagi Kota
Tahu
Manado. E-journal FKM UNSRAT
Di
Jomblang
Pabrik
Manado.
Kecamatan
Candisari Semarang. Diakses melalui
70
TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG
Lidia Gaghiwu*, Johan Josephus**, Rizald M. Rompas**
*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
**Fakultas Kesehatan Masyarakar Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Kelelahan merupakan penurunan kekuatan otot yang disebabkan karena kehabisan tenaga dan
peningkatan sisa metabolisme, misalnya asam laktat, karbon dioksida. Kelelahan dalam bekerja
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: umur, masa kerja, status gizi, asupan nutrisi,
status perkawinan, gangguan muskulosketal, olahraga, kebiasaan merokok, kebiasaan minum
alkohol dan penyalahgunaan obat. Tingkat kelelahan akibat kerja yang dialami pekerja dapat
menyebabkan ketidaknyamanan, ketidakpuasan dan penurunan produktivitas yang ditunjukkan
dengan berkurangnya kecepatan performansi, menurunnya mutu produk, meningkatnya kesalahan
dan kerusakan, kecelakaan yang sering terjadi, kendornya perhatian serta ketidaktepatan dalam
melaksanakan pekerjaan. Tenaga kerja baik dari sektor formal maupun informal perlu mendapat
perhatian khusus, mengingat tenaga kerja sangat rentan mengalami kelelahan kerja. Tenaga kerja
bongkar muat pelabuhan merupakan bagian dari pekerja informal yang juga perlu mendapat
perhatian. Riset ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor penyebab kelelahan kerja pada
tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Samudera Bitung.
Jenis Penelitian ini ialah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Jumlah sampel sebanyak 100 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan alat ukur
kelelahan kerja yaitu waktu reaksi. Data riset dianalisis menggunakan uji T, korelasi Pearson dan
uji regresi linier berganda.
Hasil uji statistik menunjukkan faktor - faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja
pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Samudera Bitung ialah umur, masa kerja dan status
perkawinan dengan kelelahan kerja (p < 0,05). sedangkan faktor-faktor yang tidak berhubungan
ialah asupan energi, asupan protein, kebiasaan merokok dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol (p >
0,05). Secara multivariat, faktor yang paling berhubungan dengan kelelahan kerja ialah masa kerja
(p < 0,05 dan beta = 0,492).
Masa kerja merupakan faktor yang paling dominan penyebab kelelahan kerja. Masa kerja
yang terlalu lama merupakan salah satu faktor penyebab yang dapat meningkatkan kelelahan,
sehingga dianjurkan untuk memberikan atau memperpanjang waktu istirahat atau libur dan
mengurangi waktu kerja.
Kata kunci: factor penyebab, kelelahan, kerja
59
ABSTRACT
Fatigue is a decrease in muscle strength caused by exhaustion and increased metabolic waste,
such as lactic acid and carbon dioxide. Fatigue in the work can be influenced by various factors
including: age, work period, nutritional status, nutrition intake, marital status, musculoskeletal
disorders, exercise, smoking, alcohol consumption and drug abuse. Levels of work fatigue
experienced by workers can cause discomfort, dissatisfaction and decreased productivity as
indicated with reduced speed performance, reduced product quality, increased errors and
damage, accidents often occur, reduced attention and inaccuracy in carrying out the work. Labor
from the formal and informal sector needs special attention, considering the labor is very
susceptible to fatigue. Stevedoring workers in port is part of the informal labors who also need
attention. This research aims to analyze several factors causing work fatigue at stevedoring
workers in the Ocean Port of Bitung.
The method of research is an analytic observational with cross sectional approach. Total
sample of this research are 100 people. Instrument used in this research are questionnaires and
the reaction timer to measure work fatigue. Research data were analyzed by using T-test, Pearson
correlation and Multiple linear regression.
Statistical analysis showed factors associated with work fatigue at stevedoring workers in
the port of Bitung Ocean are age, years of employment and marital status (p < 0.05). Meanwhile
factors that are not associated with work fatigue are energy intake, protein intake, smoking habits
and alcohol consumption habits (p > 0.05). In multivariate analysis, the most dominant factor
associated with work fatigue is work period (p < 0.05 and beta = 0.492).
Work period is the most dominant factor associated with work fatigue. Long work period
is one of the factors that can increase work fatigue, so it is advisable to provide or extend a break
or holiday and reduced working time.
Key words: Causing factors, work fatigue
60
Lestantyo, 2014). Tingkat kelelahan akibat
PENDAHULUAN
Kelelahan kerja merupakan bagian
dari
permasalahan
umum
yang
kerja
sering
yang
dialami
pekerja
menyebabkan
dapat
ketidaknyamanan,
dijumpai pada tenaga kerja (Suma’mur,
ketidakpuasan dan penurunan produktivitas
2014). Data dari International Labour
yang ditunjukkan dengan berkurangnya
Organization (ILO) menyebutkan bahwa
kecepatan performansi, menurunnya mutu
setiap tahun sebanyak dua juta pekerja
produk,
meninggal dunia karena kecelakaan kerja
kerusakan, kecelakaan yang sering terjadi,
yang disebabkan oleh faktor kelelahan
kendornya perhatian serta ketidaktepatan
(Markanen,
dalam melaksanakan pekerjaan (Tarwaka,
Indonesia
2004).
Kelelahan
termasuk
masalah
kerja
di
kesehatan
meningkatnya
kesalahan
dan
2010).
nasional. Hasil penelitian di PT. Indofood
Tenaga kerja baik dari sektor
Sukses Makmur Tbk Surabaya tahun 2011
formal maupun informal perlu mendapat
menunjukkan bahwa dari 47 tenaga kerja
perhatian khusus, mengingat tenaga kerja
sebagian besar mengalami tingkat kelelahan
sangat
sedang yaitu 27 orang (57,4%) dan 20 orang
(Anonim, 2015). Tenaga kerja bongkar muat
(42,6%) mengalami tingkat kelelahan ringan
pelabuhan merupakan bagian dari pekerja
(Andrias,
informal. Peraturan Menteri No 61 tahun
2011),
juga
penelitian
yang
rentan
mengalami
kelelahan
dilakukan oleh Tyas (2010) pada sebagian
2009 tentang kepelabuhanan,
besar pekerja di wilayah Medan, Samarinda,
kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan
Maluku dan Surabaya yang terpajan panas,
terbagi dalam tiga bagian terdiri dari
ternyata
ringan.
stevedoring, corgodoring dan receiving atau
Demikian pula hasil penelitian Eraliesa
delivery serta melakukan berbagai aktivitas
(2009), menunjukkan sebagian besar buruh
fisik manual material handling seperti
pada bagian stevedoring dan receiving
mengangkat, menahan dan memindahkan
pelabuhan
barang (Anonim, 2009). Dalam prariset yang
mengalami
Tapaktuan
kelelahan
Aceh
mengalami
kelelahan.
dilakukan
peneliti,
ternyata
mengatur
kegiatan
Kelelahan dalam bekerja dapat
bongkar muat di Pelabuhan Samudera
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
Bitung dilakukan oleh tenaga kerja bongkar
umur, masa kerja, status gizi, asupan nutrisi,
muat sebanyak 934 orang yang sebagian
status perkawinan, gangguan muskulosketal,
besar berusia antara 19 - 55 tahun. Tenaga
olahraga, kebiasaan merokok, kebiasaan
kerja bongkar muat di Pelabuhan Samudera
minum alkohol dan penyalahgunaan obat.
Bitung terbagi dalam beberapa regu kerja
Sedangkan faktor dari luar yang dapat
dengan tugas masing-masing dan cara kerja
mempengaruhi kelelahan meliputi tinggi
yang berbeda.
meja, iklim kerja, pencahayaan, tingkat
beberapa tenaga kerja bongkar muat, didapat
pendapatan, kesempatan merubah sikap atau
bahwa sebagian besar mengatakan merasa
posisi bekerja, pakaian sepatu, kondisi lantai
lelah karena masih bekerja dengan cara
dan shift kerja (Atiqoh, Wahyuni dan
manual
61
untuk
Hasil wawancara dengan
mengangkut
muatan
berlebihan seperti semen, beras, karnel dan
reaction timer dan lembaran isian mengenai
kopra dari dan ke kapal hingga berulang kali
umur, masa kerja, form food recall 24 jam,
menggunakan kekuatan sendiri tanpa alat
daftar bahan penukar makanan dalam ukuran
bantu.
rumah tangga dan gram, kebiasaan merokok,
METODE PENELITIAN
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan status
Desain
penelitian
observasional
analitik
ini
perkawinan responden.
ialah
Analisis univariat digunakan untuk
menggunakan
rancangan studi cross sectional. penelitian
melihat
dilaksanakan
frekuensi
di
Pelabuhan
Samudera
deskripsi
dan
distribusi
Bitung. Waktu pelaksanaan mulai bulan
masing-masing variabel baik terikat maupun
Desember 2015 hingga bulan April 2016.
bebas.
mengetahui hubungan antara variabel terikat
Populasi dalam penelitian ini yakni
semua
tenaga
kerja
bongkar
Analisis bivariat berfungsi untuk
dengan variabel bebas.
muat
Uji statistik yang
konvensional yang terdaftar di koperasi
digunakan dalam penelitian ini disesuaikan
TKBM pelabuhan Samudera Bitung. Teknik
dengan skala dan distribusi data, oleh karena
pengambilan sampel menggunakan teknik
data dalam penelitian ini berdistribusi
teknik
normal dilihat dari nilai skewness dibagi
berdasarkan
standard error menghasilkan angka ≤ 2 dan
pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh
nilai Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai p
peneliti, yakni berdasarkan kriteria inklusi
>
dan
parametrik (Hastono dan Sabri, 2011).
purposive
yaitu
sampling
pengambilan
sampel
eksklusi.
Sehingga
diperoleh
100
0,05,
maka
digunakan
uji statistik
Variabel bebas dan terikat yang berskala
responden.
interval atau rasio
Variabel bebas dalam penelitian ini
atau berbentuk data
ialah umur, masa kerja, asupan energi,
numerik (umur, masa kerja, asupan energi,
asupan
asupan
protein,
kebiasaan
merokok,
protein
dan
kelelahan
kerja)
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan status
digunakan uji korelasi ‘Pearson’ dengan
perkawinan sedangkan peubah terikat ialah
tingkat kemaknaan 95% (α 0,05), apabila
kelelahan
dalam
korelasi positif berarti kenaikan satu variabel
penelitian ini yaitu data primer diperoleh
diikuti dengan kenaikan variabel lainnya
melalui
Sedangkan untuk variabel
kerja.
Sumber
wawancaraa
data
menggunakan
bebas yang
kuesioner dan pengukuran kelelahan kerja
berskala nominal atau berbentuk kategorik
menggunakan waktu reaksi sedangkan data
(kebiasaan
sekunder diperoleh dari koperasi tenaga
mengkonsumsi
kerja bongkar muat pelabuhan Samudera
perkawinan) dengan variabel terikat yang
Bitung mengenai jumlah anggota TKBM
berbentuk
numerik
yang terdaftar. Instrumen penelitian yang
digunakan
uji
digunakan yakni pengukuran kelelahan kerja
menentukan satu kelompok lebih tinggi dari
menggunakan
psikomotor
lainnya, maka dapat dilihat pada nilai mean
(psychomotor test) dengan menggunakan
atau rata-rata (Riyanto, 2011). Analisis
metode
uji
62
merokok,
alkohol
T
kebiasaan
dan
status
(kelelahan
kerja)
independen,
untuk
multivariate menggunakan uji regresi linier
terdiri dari 4 - 5 orang diatur secara bergilir.
berganda atau multiple regression linear.
Masing-masing pekerjaan bongkar muat
HASIL DAN PEMBAHASAN
diawasi oleh seorang mandor. Sebagian
1.
besar
Karakteristik Responden
responden
sudah
menikah,
71
responden berumur
dengan kelelahan karena baik perokok
0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan
maupun yang bukan perokok sama-sama
kelelahan
kerja
65
Sebagian
besar
TKBM di pelabuhan Samudera Bitung tidak
bahwa
rokok
memiliki
menjadikan stimulasi penyemangat dalam
statistik.
bekerja, apabila merasa lelah atau bosan,
belakang dengan teori yang mengatakan
maka mereka akan menyempatkan waktu
bahwa
untuk merokok. Hasil penelitian Budiasih
mempengaruhi performa seseorang dalam
(2011) juga berbanding terbalik, yakni
bekerja.
terdapat hubungan yang bermakna antara
mahasiswa di Universitas Helsinki Finlandia
kebiasaan merokok dengan kelelahan dilihat
pada pengemudi komersil membuktikan
dari tingkat kebugaran jasmani.
bahwa
mengalami
TKBM
kelelahan.
berpendapat
Hasil ini
perbedaan
Hasil
penelitian
konsumsi
Penelitian
konsumsi
bermakna
ini
alkohol
secara
bertolak
juga
yang dilakukan oleh
alkohol
menimbulkan
sesuai dengan teori Tarwaka (2010) yang
kelelahan (Summala and Mikkola, 2015).
menyatakan bahwa kebiasaan merokok akan
Hal ini terjadi karena jenis responden yang
dapat
paru-paru,
berbeda, dalam riset ini yang menjadi
sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi
responden ialah tenaga kerja bongkar muat
O2 menurun, akibatnya tingkat kesegaran
sehingga hasil yang diperoleh juga berbeda.
menurunkan
kapasitas
Hasil analisis bivariat menunjukkan
juga menurun, sehinggga mudah mengalami
ada perbedaan signifikan kelelahan kerja
kelelahan.
Hasil analisis bivariat menunjukkan
berdasarkan status perkawinan (nilai p =
tidak ada perbedaan signifikan kelelahan
0,006 atau < 0,05) pada tenaga kerja
kerja berdasarkan konsumsi alkohol (nilai p
bongkar muat di pelabuhan Samudera
= 0,492 atau > 0,05). Hasil penelitian ini
Bitung. Penelitian yang dilakukan oleh
didukung oleh hasil penelitian Firdaus,
Eraliesa tahun 2009 juga menemukan bahwa
Sujoso
yang
terdapat hubungan yang bermakna antara
terdapat
status perkawinan dengan tingkat kelelahan
kebiasaan
yakni tenaga kerja dengan status kawin
minum alkohol dengan kelelahan kerja. Hal
mengalami kelelahan yang lebih tinggi
ini dikarenakan tidak semua responden
dibandingkan yang belum kawin.
mengkonsumsi minuman beralkohol dan
dengan pendapat Hestya yang disitasi oleh
responden yang mengkonsumsi minuman
Nisa dan Martiana (2013), bahwa seseorang
beralkohol, tidak mengkonsumsi minuman
dengan status sudah menikah merupakan
beralkohol secara terus-menerus setiap hari,
suatu beban tersendiri, karena tanggung
responden memiliki alasan tersendiri bahwa
jawab yang dipegang lebih besar daripada
mereka mengkonsumsi alkohol hanya saat
seseorang yang belum menikah.
suka minum tidak setiap hari, responden
kerja yang sudah berkeluarga dituntut untuk
juga mengatakan bahwa alkohol dapat
memenuhi tanggung jawab tidak hanya
menambah semangat saat bekerja, sehingga
dalam hal pekerjaan melainkan juga dalam
hal ini menyebabkan uji hubungan antara
hal urusan rumah tangganya untuk itu
kebiasaan
minuman
dengan bertambahnya tanggung jawab maka
beralkohol dengan kelelahan kerja pada
bertambah pula risiko mengalami kelelahan
dan
menunjukkan
hubungan
Hartanti
bahwa
bermakna
(2015),
tidak
antara
mengkonsumsi
66
Sejalan
Tenaga
kerja. Suma’mur (2009) juga berpendapat
Analisis multivariat dalam riset ini
bahwa tekanan hidup yang besar akan
menggunakan analisis multiple regression
mempengaruhi tingkat kelelahan.
linear atau disebut juga regresi linier ganda.
4.
Model terakhir analisis multivariat dapat
Hasil Analisis Multivariat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pemodelan Multivariat Akhir
R²
Beta
Variabel
Masa kerja
0,243
Sig
0,492
0,001
Tabel 5 merupakan hasil pemodelan terakhir
mengakibatkan berkurangnya kinerja otot,
setelah semua peubah yang memiliki nilai
gejala yang ditunjukkan juga berupa pada
signifikan > 0,05 dikeluarkan dari model
makin
sehingga tersisa peubah bebas yakni masa
tekanan yang terakumulasi setiap harinya
kerja.
pada
Hubungan
masa
kerja
dengan
rendahnya
suatu
gerakan.
masa
yang
Tekanan–
panjang akan
kelelahan kerja didapat nilai R² = 0,243 nilai
menyebabkan kelelahan (Melati, Umboh dan
beta sebesar 0,492 dan nilai signifikan atau
Ratag, 2013). Hal ini tidak sejalan dengan
nilai p = 0,001, sehingga dapat disimpulkan
hasil penelitian Pangemanan, Josephus dan
bahwa
dominan
Rattu (2014) yakni tidak ada hubungan
berhubungan dengan kelelahan kerja ialah
antara masa kerja dengan kelelahan kerja,
masa kerja. Masa kerja erat kaitannya
menurut Soekidjo (2003), masa kerja yang
dengan
lama akan cenderung membuat seseorang
faktor
yang
kemampuan
paling
beradaptasi
antara
seorang pekerja dengan pekerjaan dan
karyawan
lingkungan kerjanya. Proses adaptasi dapat
organisasi, hal ini disebabkan diantaranya
memberikan
dapat
karena telah beradaptasi cukup lama dengan
menurunkan ketegangan dan peningkatan
lingkungan sehingga karyawan akan merasa
aktivitas atau performasi kerja, sedangkan
nyaman dengan pekerjaan
efek
positif
yaitu
merasa
betah
dalam
suatu
efek negatifnya ialah batas ketahanan tubuh
yang
berlebihan
akibat
tekanan
yang
KESIMPULAN
didapatkan pada proses kerja. Hal tersebut
1.
Semakin tua umur, maka semakin tinggi
yang menjadi sebab timbulnya kelelahan dan
kelelahan kerja yang dirasakan oleh
membawa pada penurunan fungsi psikologi
tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan
dan
Samudera Bitung.
fisiologi
(Atiqoh,
Wahyuni
dan
Lestantyo, 2014).
2.
Semakin
lama
masa
kerja,
maka
Lama masa kerja masuk kedalam
semakin tinggi kelelahan kerja yang
faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja.
dirasakan oleh tenaga kerja bongkar
Dalam hal ini kelelahan terjadi karena
muat di pelabuhan Samudera Bitung.
lamanya bekerja akan berpengaruh terhadap
3.
mekanisme dalam tubuh. Tekanan melalui
fisik
pada
suatu
waktu
Asupan energi yang dikonsumsi tidak
signifikan dengan kelelahan kerja yang
tertentu
67
dirasakan oleh tenaga kerja bongkar
4.
a.
muat di pelabuhan Samudera Bitung.
tambahan sesudah bekerja agar
Asupan protein yang dikonsumsi tidak
tidak terlalu lelah
signifikan dengan kelelahan kerja yang
5.
b.
muat
muat di pelabuhan Samudera Bitung.
yang seimbang agar jumlah energi
Tenaga kerja bongkar muat pelabuhan
dan protein yang akan digunakan
Samudera Bitung yang merokok dan
untuk bekerja tercukupi
Tenaga
a.
makanan
Pengukuran food recall 24 jam
kerja
bongkar
muat
yang
sebaiknya dilakukan berulang pada
mengkonsumsi
alkohol
dan
tidak
hari yang tidak berurutan, agar
mengkonsumsi
alkohol,
sama-sama
hasil
merasakan kelelahan kerja.
8.
mengkonsumsi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
kelelahan kerja.
7.
Sebaiknya tenaga kerja bongkar
dirasakan oleh tenaga kerja bongkar
tidak merokok, sama-sama merasakan
6.
Sebaiknya mengurangi aktivitas
yang
diperoleh
lebih
representatif.
Tenaga kerja bongkar muat yang sudah
b.
Perlu dilakukan riset lebih lanjut
kawin memiliki tingkat kelelahan yang
mengenai gizi kerja pada tenaga
lebih tinggi dibandingkan yang belum
kerja bongkar muat di pelabuhan
kawin
Samudera Bitung
Faktor
yang
paling
dominan
mempengaruhi kelelahan kerja pada
DAFTAR PUSTAKA
TKBM di pelabuhan Samudera Bitung
1.
ialah masa kerja.
Individu Dengan Tingkat Kelelahan
SARAN
1.
Bagi
Pengelola
Koperasi
Kerja
TKBM
Perlu adanya tim kesehatan dan
Sukses
keselamatan
Flourmilss Surabaya. Diakses melalui
kerja
(K3)
untuk
Makmur
tbk.
Bogasari
mengawasi TKBM selama bekerja
laman
dan lingkungan kerja agar berbagai
file:///H:/JURNAL/jurnal/gdl.php.htmdi
faktor yang dapat meningkatkan
akses
2.
kelelahan, dapat dicegah
b.
Subyektif Pada Tenaga Kerja
Bagian Pengepakkan Di PT Indofood
Pelabuhan Samudera Bitung
a.
Andrias D. 2011. Hubungan Faktor
:
Anonim. 2009. Peraturan Pemerintah RI
Masa kerja yang terlalu lama
Nomor
merupakan
faktor
Kepelabuhanan.
penyebab yang dapat memperberat
Mandiri. Jakarta
kelelahan,
salah
sehingga
satu
3.
dianjurkan
61
Anonim.
Tahun
2014.
Tentang
Novindo
Pustaka
Penduduk
Bekerja
untuk memberikan waktu istirahat
Bertambah
atau libur atau cuti.
Pengangguran Terbuka Turun 5,81%.
2. Bagi Tenaga Kerja Bongkar Muat
Artikel Humas BPS. Diakses melalui
laman
68
6,2
2009
:
Juta
Orang,
http://setkab.go.id/bps-
4.
penduduk-bekerja-bertambah-62-juta-
Pada Karyawan Perusahaan Tahu Baxo.
orang-pengangguran-terbuka-turun-581/
Fakultas Kesehatan Universitas Dian
Atiqoh J., I. Wahyuni dan Lestantyo.
Nuswantoro Semarang. Diakses melalui
2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
laman:
Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja
http://eprints.dinus.ac.id/7935/1/jurnal_
Konveksi Bagian Penjahitan Di CV
13677.pdf.
Aneka Garment Gunungpati Semarang.
10. Lestari R.D. 2011 Hubungan Antara
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No
Konsumsi Kalori Dengan Kelelahan
2. Universitas Diponegoro.
Pada Tenaga Kerja Wanita Konfeksi
melalui
5.
6.
7.
8.
laman
:
Pakaian
Di
Desa
Loram
Wetan
Kabupaten
Kudus.
http://repository.unej.ac.id/bitstream/ha
Kecamatan
ndle/123456789/73104/Novita
Diakses
Firdaus.pdf?sequence=1
http://www.fkm.undip.ac.id
Jati
melalui
laman:
Eraliesa F. 2009. Hubungan Faktor
11. Markkanen P. 2004. Keselamatan Dan
Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada
Kesehatan Kerja Di Indonesia (Kertas
Tenaga
Kerja 9 April 2004). ILO Jakarta
Kerja
Bongkar
Muat
Di
Pelabuhan Tapaktuan. Skripsi. FKM
12. Melati S., J. Umboh dan B. Ratag.
Universitas Sumatera Utara. Diakses
2013. Hubungan Antara Umur, Masa
melalui
Kerja
laman
:
Dan
Status
Gizi
Dengan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
Kelelahan
456789/14721/1/09E01076.pdf
UNSRAT.
Firdaus N., A D. Sujosa dan R I.
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
Hartanti. 2015. Hubungan Karakteristik
content/uploads/2013/08/Jurnal-Srini-
Responden Dan Kadar Timbal Dalam
Melati-091511186-KESKER.pdf.
Kerja.
Jurnal
Diakses
FKM
melalui:
Darah Dengan Kelelahan Kerja Pada
13. Nidya T., Ekawati dan D. Lestyanto.
Operator SPBU. Artikel Ilmiah FKM
2013. Hubungan Beban Kerja Fisik,
Universitas Jember. Diakses melalui
Kebisingan
laman
Dengan
:http://repository.unej.ac.id/bitstream/ha
Weaving. Jurnal Kesehatan Masyarakat
ndle/123456789/73104/Novita%20Firda
Universitas
us.pdf?sequence=1
melalui
Guyton and Hall. 2008. Bahan Ajar
http://download.portalgaruda.org/article
Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta
.php?article=73859&val=4700.
Hastono S.P dan L. Sabri. 2011.
Statistik
9.
Diakses
Kesehatan.
Rajawali
Dan
Faktor
Kelelahan
Individu
Pekerja
Bagian
Diponegoro.
Diakses
laman
:
14. Nisa Z.A dan T. Martiana. 2013. Faktor
Pers.
Yang
Mempengaruhi
Keluhan
Jakarta
Kelelahan
Langgar D.P dan V A. Setyawati. 2014.
Laboratorium
Hubungan Antara Asupan Gizi Dan
Indonesian Journal of Occupational
Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja
Safety and Health Vol. 2, No. 1 Jan-Jun
69
Pada
Teknisi
Gigi
Gigi
Surabaya.
Di
The
2013.
Diakses
melalui
laman
:
laman
:
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/
http://eprints.dinus.ac.id/6489/2/abstrak
k372e5127c68full.pdf
_12314.pdf.
15. Pangemanan B., J. Josephus dan J A.M.
20. Summala H and T. Mikkola. 2015. Fatal
Rattu. 2014. Hubungan Antara Stress
Accidents
Dan Masa Kerja Dengan Kelelahan
Drivers: Effects of Fatigue, Age, and
Kerja Pada Pekerja Di Bagian Produksi
Alcohol Consumption. The Journal of
PT. Putra Karangetang Popontolen.
The Human Factors and Ergonomics.
Jurnal FKM UNSRAT. Diakses melalui
University
laman
Available
:
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
among
of
Car
and
Helsinki
Truck
Finlandia.
on
:
content/uploads/2015/02/Bill-
http://hfs.sagepub.com/content/36/2/315
Pangemanan-101511134.pdf
.short
16. Purnamasari D.U dan N. Ulfah. 2012.
21. Suma’mur
P.K.
2009.
Higiene
Pengaruh Konsumsi Energi Dan Protein
Perusahaan Dan Kesehatan Kerja Edisi
Terhadap
1. Sagung Seto. Jakarta
Kelelahan
Pada
Pekerja
Wanita Di Industri Bulu Mata Palsu PT.
22. Suma’mur
P.K.
2014.
Higiene
Hyu Sung Purbalingga. FKIK. Diakses
Perusahaan Dan Kesehatan Kerja Edisi
melalui
2. Sagung Seto. Jakarta
laman
:
http://kesmas.unsoed.ac.id/content/peng
23. Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri:
aruh-konsumsi-energi-dan-protein-
Dasar–Dasar Pengetahuan
terhadap-kelelahan-pada-pekerja-
Dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Harapan
wanita-di-industri-bulu
Press. Surakarta-Indonesia
17. Riyanto A. 2011. Aplikasi Metodologi
24. Tyas G.L. 2010. Hubungan Tekanan
Penelitian Kesehatan. Nuha Medika.
Panas
Yogyakarta
Kelelahan Kerja.
18. Sayogo S. 2006. Gizi Remaja Putri. FK
Dengan
Kelelahan
Pembuat
Tahu
Kelurahan
Beban
Kerja
FKM
Dengan
Universitas
25. Watuseke A. 2011. Hubungan Antara
Umur
19. Sinta D.A.K dan N. Yuantari. 2013.
Antara
Dan
Indonesia.
Universitas Indonesia. Jakarta
Hubungan
Ergonomi
Dan
Masa
Kerja
Dengan
Faktor
Individu
Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian
Pada
Pekerja
Produksi Di CV.Piramid Kairagi Kota
Tahu
Manado. E-journal FKM UNSRAT
Di
Jomblang
Pabrik
Manado.
Kecamatan
Candisari Semarang. Diakses melalui
70