PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN KEJADIAN ANEMIA DAN KESAKITANDENGAN Hubungan Kejadian Anemia Dan Kesakitan Dengan Prestasi Belajar Pada Siswi Kelas X Di SMA Negeri 1 Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
HUBUNGAN KEJADIAN ANEMIA DAN KESAKITANDENGAN
PRESTASI BELAJAR PADA SISWI KELAS X DI SMA NEGERI 1
MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO
Skripsi ini Disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh Ijazah S1Gizi
Disusun Oleh :
WAHYU LUQMAN HAKIM
J 310 070 012
PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN KEJADIAN ANEMIA DAN KESAKITANDENGAN
PRESTASI BELAJAR PADA SISWI KELAS X DI SMA NEGERI 1
MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO
Wahyu Luqman Hakim
WAHYU LUQMAN HAKIM J310070012
CORRELATION ANEMIA INCIDENCY
AND MORBIDITY WITH
LEARNING ACHIEVEMENT OF X CLASS STUDENT OF MOJOLABAN 1
HIGH SCHOOL OF SUKOHARJO
Background: Anemia Incidents when production hemoglobin less so blood
to be low level. Anemia can result in reduced concentration of mind and
person, declining academic achievement in school children as having
difficulty concentrating. In addition to having anemia, students who had
morbidity and absent in class room will difficult to follow learning process
and learning achievement disturb.
Objective: aim to know correlation anemia Incidence and morbidity with
learning achievement of x Class Student of Mojolaban 1 High School of
Sukoharjo
Method: This research was an observational study with cross sectional
approach. Sample are 33 students of X Classes. Taking sample was using
simple random sampling method. Data incidence of anemia obtained from
measurements using Hemoque. Morbidity data obtained from
questionnaires and student achievement data was obtained from rapport
book. Data analysis using Pearson product moment correlation test
Results: Based on univariate analysis showed 36.4% respondents un
anemia, 63.6% of respondents anemia Incidence. 45.5% respondents in
category rare morbidities and 54.5% had no morbidity. 21.2% respondent
have good academic achievement and 78.8% had poor academic
achievement. Test results of Pearson product moment correlation anemia
incidence with student achievement with
p = 0.480 and Fisher
exact test morbidity with learning on student achievement with
p=
.674
Conclusion: The results of the study concluded there was no correlation
between anemia incidency with learning achievement of X Class Student
Of Mojolaban 1 High School Of Sukoharjo. The results of the study
concluded there was no correlation between Morbidity with learning
achievement of X Class Student of Mojolaban 1 High School Of
Sukoharjo
Keywords: anemia, morbidity, learning achievement
Bibliography: 52 (1999-2006)
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakar ta
Page 3
PENDAHULUAN
Remaja
Menurut
adalah
golongan
Kesehatan
data
dari
Kabupaten
Dinas
Sukoharjo,
kelompok usia yang relatif sangat
prevalensi anemia wanita usia subur
bebas, termasuk dalam memilih jenis
tahun 2008 sebesar 48,5 % dan pada
makanan
konsumsi.
tahun 2009 sebesar 33, 84 % (Dinkes
Kecukupan asupan serat makanan
Sukoharjo, 2009). Prevalensi anemia
pada
wanita
yang
remaja
di
akan
sangat
usia subur
untuk daerah
menentukan taraf kesehatan pada
Mojolaban pada tahun 2010 adalah
masa
sebesar 48 % (Dinkes Sukoharjo,
selanjutnya
(Soerjodibroto,
2004). Anemia defisiensi besi terjadi
2011).
akibat cadangan zat besi dalam
Remaja yang menderita anemia
tubuh kurang. Cadangan zat besi
atau kekurangan darah tidak akan
yang kurang mengakibatkan proses
memiliki semangat belajar yang tinggi
erythropoiesis terganggu, sehingga
karena sulit untuk berkonsentrasi.
pembentukan hemoglobin (Hb) dalam
Kadar
darah juga terganggu (Handayani,
menurunkan kemampuan belajar dan
2008). Hb sebagai alat transportasi
daya tahan tubuh. Akibatnya, anemia
oksigen dari paru-paru menuju sel
secara tidak langsung berpengaruh
dan
membawa
terhadap nilai pelajaran dan prestasi
karbondioksida dari sel menuju paru-
siswa (Reniati, 2008). Pada anak-
paru. Pada defisiensi zat besi, Hb
anak
dan hematrokrit akan mengalir dalam
adanya
aliran darah dengan sangat lambat
hemoglobin dan kesanggupan anak
karena jumlah oksigen yang dibawa
untuk belajar. Dikatakan bahwa pada
dalam aliran darah sedikit. Anemia
kondisi
anemia
daya
dapat
dalam
belajar
tampak
membantu
menyebabkan
penurunan
Hb
yang
sekolah
rendah
telah
korelasi
akan
ditunjukkan
antara
kadar
konsentrasi
menurun
stamina (kesegaran jasmani) dan
(Soediaoetama, 2004). Hasil analisis
konsentrasi
korelasi dengan menggunakan teknik
belajar
serta
daya
imunitas tubuh terhadap penyakit
korelasi
(Wardlaw, dan Anne.2009).
menunjukkan bahwa ada hubungan
Spearman
Rank
antara kadar hemoglobin dengan
prestasi belajar siswi SMP Negeri 25
Mojolaban, menunjukkan bahwa dari
Semarang.
100
Siswi
yang
kadar
siswi
yang
diperiksa
kadar
hemoglobinnya tinggi (dalam batas
hemoglobinnya, ada 35 % siswi yang
normal), prestasi belajarnya lebih
memiliki kadar hemoglobin dibawah
tinggi
angka normal. Dari Hasil penelitian
dari
siswi
hemoglobinnya
yang
lebih
kadar
rendah.
tersebut
maka
peneliti
ingin
Semakin tinggi kadar hemoglobin
mengetahui hubungan status gizi
(dalam batas normal) maka prestasi
dengan
belajar siswi akan semakin tinggi,
remaja
semakin rendah kadar hemoglobin
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
darah siswi maka prestasi belajar
TINJAUAN PUSTAKA
siswi
akan
semakin
rendah
(Wijayanti, 2005).
Responden
kadar
putri
di
SMA
pada
Negeri
1
Usia remaja merupakan usia
peralihan
yang
hemoglobin
dari
anak-anak
menuju
mengalami
dewasa yang berawal dari usia 9-10
sakit dismenore berdampak pada
tahun dan berakhir pada usia 18
aktivitas sekolah seperti tidak masuk
tahun. Remaja sebagai golongan
sekolah.
individu
Tidak
dapat
mengikuti
yang
sedang
mencari
kegiatan pelajaran sekolah, maka
identitas diri biasanya memiliki sifat
kesempatan
suka menirukan atau mengagumi
untuk
pelajaran
sekolah
terganggu
yang
berdampak
menerima
juga
akan
terhadap
sifat-sifat
yang
dimiliki
pada
akhirnya
seseorang yang diidolakan. Banyak
menurunnya
prestasi
perubahan
yang
terjadi
dengan
belajar. Hasil penelitian ini diperkuat
bertambahnya
dengan penelitian Oktaviana (2012)
jaringan lemak dalam tubuh. Selain
yang menyimpulkan secara statistik
itu juga terjadi perubahan hormonal,
terdapat ada hubungan kejadian Gizi
perubahan
kurang, Anemia Gizi Besi dan Gaky
maupun psikologisnya (Yayuk, 2004).
dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan
hasil
dari
masa
aspek
otot
dan
sosiologis
Anemia menurut definisi adalah
penelitian
berkurangnya hingga dibawah normal
Dinas Kesehatan sukoharjo tahun
jumlah sel darah merah, kualitas
2011 yang dilakukan di SMA Negeri 1
hemoglobin, dan volume Packed red
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 5
blood cells (hematokrit) per 100 ml
fenomena subyektif yang ditandai
darah. Sehingga dapat disimpulkan
dengan perasaan tidak enak (feeling
anemia
diagnosis
unwell) (Notoatmodjo, 2010). Faktor-
melainkan suatu cerminan perubahan
faktor pejamu yang mempengaruhi
patofisiologik yang mendasar yang
kondisi manusia hingga menimbulkan
diuraikan melalui anamnesis yang
penyakit, terdiri atas faktor genetis,
seksama,
umur, jenis kelamin, kelompok etnik,
bukan
suatu
pemeriksaan
fisik,
dan
fisiologis,
imunologik,
kebiasaan
2006). Hemoglobin adalah parameter
seseorang
(kebersihan,
makanan,
yang digunakan secara luas untuk
kontak
menetapkan prevalensi anemia serta
rekreasi,
bertugas
kesehatan) (Supariasa, Bakri, dan
pemeriksaan
laboratorium
sebagai
(Price,
senyawa
yang
membawa oksigen pada sel darah
merah.
Hemoglobin
dapat
diukur
perorangan,
pekerjaan,
pemanfaatan
pelayan
Fajar, 2002).
Sardiman (2001), berpendapat
secara kimia dan jumlah Hb/100 ml
bahwa
darah
dikatakan
baik,
indeks kapasitas pembawa oksigen
tersebut
dapat
pada darah (Supariasa, Bakri, dan
kegiatan
belajar
Fajar. 2002).
efektif. Artinya dalam proses ini siswa
dapat
digunakan
sebagai
Penyakit (disease) adalah suatu
proses
belajar-mengajar
apabila
proses
membangkitkan
mengajar
yang
dapat berkreativitas secara baik dan
bentuk reaksi biologis terhadap suatu
benar
organisme, benda asing atau luka
mengoptimalkan hasil yang dicapai
(injury).
dalam pembelajaran.
Hal
fenomena
ini
yang
adalah
suatu
obyektif
yang
sehingga
Anemia
akan
kekurangan
zat
besi
ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi
dapat menimbulkan berbagai dampak
tubuh sebagai organisme biologis.
pada
Sedangkan
sakit
menurunkan
penilaian
seseorang
terhadap
sehingga mudah terkena penyakit,
penyakit
sehubungan
dengan
menurunnya aktivitas dan prestasi
pengalaman
dialaminya.
Hal
(illnes)
adalah
yang
langsung
ini
merupakan
belajar.
remaja
putri
daya
Selain
itu
antara
tahan
masa
lain
tubuh
remaja
merupakan masa pertumbuhan yang
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 6
sangat cepat, kekurangan zat besi
sampel sesuai dengan jumlah yang
pada masa ini akan mengakibatkan
telah ditetapkan.
tidak tercapainya tinggi badan optimal
Data primer pada penelitian ini
(Depkes RI, 1998).
didapatkan dari responden secara
METODE PENELITIAN
langsung dengan metode wawancara
Jenis penelitian ini bersifat
observasional
dengan
mengenai karakteristik subjek yaitu
pendekatan
nama, kelas, tanggal lahir, jenis
cross sectional. Variabel yang diambil
kelamin, umur, nama sekolah dan
oleh peneliti yaitu prestasi belajar
alamat
sebagai variable terikat sedangkan
diperoleh
kejadian
sampel
anemia
dan
kesakitan
rumah.
Data
kadar
Hb
dari
hasil
pengambilan
darah
pada
siswi
oleh
analis
yang
sebagai variabel bebas. Penelitian ini
dilakukan
kesehatan
dilaksanakan pada bulan September
dengan menggunakan alat hemoque.
2011 sampai Maret 2012. Penelitian
Data kesakitan siswi diambil dengan
ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
menggunakan questioner.
Sukoharjo
Data sekunder adalah data
dengan dasar pertimbangan jumlah
yang diperoleh bukan dengan cara
remaja putri yang anemia cukup
observasi langsung atau wawancara.
banyak serta belum pernah dilakukan
Data sekunder pada penelitian ini
penelitian tentang status gizi pada
meliputi: gambaran umum sekolah,
remaja
keadaan
Mojolaban
Kabupaten
putri
di
SMA
Negeri
1
Pengambilan
Random
sarana
dan
prasarana, data jumlah siswa, dan
Mojolaban.
dilakukan
gedung,
sampel
data prestasi belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan
cara
Simple
Sampling
yaitu
dengan
A. Karakteristik
Responden
mengundi semua populasi kemudian
Penelitian
mengacak
seluruh
Subjek dalam penelitian ini sesuai
responden dengan sistem undian.
dengan kriteria inklusi dan ekslusi
Undian yang pertama jatuh menjadi
diambil sebanyak 33 siswi dari kelas
responden
X.
seterusnya
nama
yang
untuk
dari
pertama
dan
mendapatkan
Karakteristik
subjek
penelitian
berdasarkan usia yaitu rata-rata usia
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 7
yaitu 15,39 ± 0,56, untuk usia minimal
mengakibatkan anemia pada remaja
subjek penelitian adalah 14 tahun
khususnya
dan usia maksimal 16 tahun. Subjek
2003).
penelitian yang usianya 14 tahun
2. Frekuensi kesakitan
sebanyak 1 (3%) siswi, 15 tahun ada
18 (54,5%) siswi, dan 16 tahun
1. Distribusi Kejadian Anemia
Tabel Distribusi Responden
Berdasarkan Status Anemia
N
12
Persentase
(%)
36.4
21
33
63.6
100.0
sebesar 63,6 %. Pola makan remaja
yang
berorientasi pada selera sentries,
gengsi sentries dan ekonomi sentries.
Mereka
sudah
mulai
membuat
keputusan sendiri dalam masalah
makanan. Pola ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor termasuk pengaruh
kebiasaan makan keluarga karena
keluarga merupakan lingkungan yang
paling dekat dengan remaja. Pola
makan
yang
tidak
teratur
dapat
menngakibatkan kebutuhan gizi yang
dibutuhkan
berkurang,
oleh
tubuh
sehingga
N
15
18
33
Persentase (%)
45.5
54.5
100.0
Tabel di atas menunjukkan 45,4%
responden mengalami kesakitan.
Kesakitan dapat dipengaruhi oleh
responden yang mengalami anemia
kerakteristik
(Moehji,
Responden mengalami kesakitan.
Tabel di atas menunjukkan bahwa
mempunyai
putri
Tabel Distribusi responden
berdasarkan frekuensi kesakitan
Kesakitan
Jarang
Tidak pernah
Total
sebanyak 14 (42,4%) siswi.
Status
Anemia
Tidak
anemia
Anemia
Total
remaja
menjadi
dapat
berbagai
faktor
seperti
lingkungan, faktor gizi.
faktor
Menurut
Supariasa, Bakri, dan Fajar, (2002),
suatu penyakit timbul seperti faktor
sumber penyakit (agens), pejamu
(Host),
dan
lingkungan
(Environment).
3. Jenis kesakitan
Tabel Distribusi responden
berdasarkan jenis kesakitan
Kesakitan
N
Persentase (%)
Tipoid
DBD
Diare
Tidak sakit
Total
4
8
3
18
33
12.1
24.2
9.1
54.5
100.0
Tabel
di
atas
menunjukkan
bahwa responden banyak yang sakit
DBD. Demam berdarah (DB) adalah
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 8
penyakit
demam
akut
anemia
yang
juga
banyak
yang
disebabkan oleh virus dengue, yang
mempunyai prestasi belajar yang
masuk ke peredaran darah manusia
kurang
melalui gigitan nyamuk dari genus
Pearson product moment diperoleh
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau
nilai diperoleh nilai p = 0, 480, (p >
Aedes albopictus (Djunaedi, 2006).
0,05) keputusan yang diambil adalah
4. Distribusi
Ho
Prestasi
Belajar
baik.
diterima,
disimpulkan
Responden
antara
Distribusi responden berdasarkan
N
7
26
33
uji
korelasi
sehingga
dapat
tidak ada hubungan
kejadian
anemia
dengan
prestasi belajar pada siswi SMA
Prestasi Belajar
Prestasi
Belajar
Baik
Kurang baik
Total
Hasil
Negeri 1 Mojolaban. Tidak adanya
Persentase
(%)
21.2
78.8
100.0
hubungan antara antara kejadian
anemia dengan prestasi belajar pada
siswi disebabkan karena prestasi
belajar tidak hanya dipengaruhi oleh
Tabel di atas diketahui 78,8%
faktor kejadian anemia saja, terdapat
responden mempunyai prestasi
faktor lain yang dapat mempengaruhi
belajar yang kurang baik.
prestasi belajar siswi. Faktor lain
B. Hubungan
Kejadian
seperti intelegensi dan bakat, minat
Anemia
dengan Prestasi belajar
dan motivasi, cara belajar, keluarga,
sekolah,
Prestasi Belajar
Kejadian
Anemia
Baik
N
1 Anemia
2 Normal
%
Kurang
Baik
N
%
p
%
4 33.3
8
67.7
12
100
3 14.3
18
85.7
21
100
lingkungan
sekitar.
Total
N
masyarakat,
Hasil
penelitian
ini
memperkuat penelitian Annas (2011)
0,480
*
di Semarang pada siswa MTs Al
Asror.
Berdasarkan
hasil
penelitiannya
menyimpulkan
tidak
Tabel di atas diketahui siswi
ada Hubungan Kesegaran Jasmani,
yang mengalami kejadian anemia
Hemoglobin, Status Gizi, dan Makan
banyak yang mempunyai prestasi
Pagi
belajar kurang baik. Siswi yang tidak
Berbeda
terhadap
halnya
Prestasi
Belajar.
penelitian
yang
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 9
dilakukan oleh Wijayanti (2005), yang
diambil
membuktikan
kesimpulannya adalah
bahwa
adanya
adalah
Ho
diterima.
tidak ada
hubungan antara kadar hemoglobin
hubungan antara kesakitan dengan
dengan kesanggupan anak untuk
prestasi belajar pada siswi SMA
belajar.
akan
Negeri 1 Mojolaban. Hasil penelitian
konsentrasi
ini memperkuat penelitian Farokah
Keadaan
anemia
mempengaruhi
daya
dalam
sehingga
belajar
prestasi
(2005) yang meneliti
mengenai
belajar menjadi menurun dan siswi
hubungan tonsillitis dengan prestasi
yang kadar hemoglobinnya tinggi
belajar siswa kelas II SD di kota
(dalam batas normal), prestasinya
Semarang.
lebih tinggi dari siswi yang kadar
menyimpulkan tidak ada hubungan
hemoglobinnya rendah.
yang
C. Hubungan
Kejadian
kesakitan
signifikan
Moehji
bahwa
Prestasi Belajar
Jarang
Tidak
pernah
N
%
4
3
26.7
16.7
Kurang
Baik
N
%
11
15
N
%
tubuh
15
18
100
100
0,674
*
bekerja.
gizi
untuk
kesegaran
produktifitas
Kecukupn
gizi
dan
dalam
dapat
mencegah terjadinya mordibitas. Jika
yang
jarang
mengalami
kesakitan banyak yang mempunyai
prestasi belajar kurang baik, demikian
siswi
yang
tidak
pernah
mengalami kesakitan banyak yang
mempunyai prestasi belajar kurang
baik.
asupan
meningkatkan
Tabel di atas menunjukkan
juga
menyatakan
memerlukan
mempertahankan
*uji Fisher exact
siswi
tonsillitis
P*
Total
73.3
83.3
antara
(2009)
kecukupan
Baik
penelitiannya
dengan prestasi belajar.
dengan Prestasi Belajar
Kesakitan
Hasil
Hasil uji korelasi Fisher exact
diperoleh nilai diperoleh nilai p =
0,674, (p > 0,05)
keputusan yang
seseorang
yang
kecukupan
gizi,
kurang
sebagai
akan
contoh
asupan Sarapan pagi yang baik dan
banyak
mengandung
karbohidrat
akan merangsang glukosa dan mikro
nutrient
dalam
otak
yang
dapat
menghasilkan energi, selain itu dapat
berlangsung
memacu
otak
agar
membantu memusatkan pikiran untuk
belajar
dan
memudahkan
penyerapan pelajaran. Demikian juga
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 10
anak yang tidak tercukup asupan gizi
responden yang mengkonsumsi
maka akan lebih rentan menurunnya
protein hewani
HUBUNGAN KEJADIAN ANEMIA DAN KESAKITANDENGAN
PRESTASI BELAJAR PADA SISWI KELAS X DI SMA NEGERI 1
MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO
Skripsi ini Disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh Ijazah S1Gizi
Disusun Oleh :
WAHYU LUQMAN HAKIM
J 310 070 012
PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN KEJADIAN ANEMIA DAN KESAKITANDENGAN
PRESTASI BELAJAR PADA SISWI KELAS X DI SMA NEGERI 1
MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO
Wahyu Luqman Hakim
WAHYU LUQMAN HAKIM J310070012
CORRELATION ANEMIA INCIDENCY
AND MORBIDITY WITH
LEARNING ACHIEVEMENT OF X CLASS STUDENT OF MOJOLABAN 1
HIGH SCHOOL OF SUKOHARJO
Background: Anemia Incidents when production hemoglobin less so blood
to be low level. Anemia can result in reduced concentration of mind and
person, declining academic achievement in school children as having
difficulty concentrating. In addition to having anemia, students who had
morbidity and absent in class room will difficult to follow learning process
and learning achievement disturb.
Objective: aim to know correlation anemia Incidence and morbidity with
learning achievement of x Class Student of Mojolaban 1 High School of
Sukoharjo
Method: This research was an observational study with cross sectional
approach. Sample are 33 students of X Classes. Taking sample was using
simple random sampling method. Data incidence of anemia obtained from
measurements using Hemoque. Morbidity data obtained from
questionnaires and student achievement data was obtained from rapport
book. Data analysis using Pearson product moment correlation test
Results: Based on univariate analysis showed 36.4% respondents un
anemia, 63.6% of respondents anemia Incidence. 45.5% respondents in
category rare morbidities and 54.5% had no morbidity. 21.2% respondent
have good academic achievement and 78.8% had poor academic
achievement. Test results of Pearson product moment correlation anemia
incidence with student achievement with
p = 0.480 and Fisher
exact test morbidity with learning on student achievement with
p=
.674
Conclusion: The results of the study concluded there was no correlation
between anemia incidency with learning achievement of X Class Student
Of Mojolaban 1 High School Of Sukoharjo. The results of the study
concluded there was no correlation between Morbidity with learning
achievement of X Class Student of Mojolaban 1 High School Of
Sukoharjo
Keywords: anemia, morbidity, learning achievement
Bibliography: 52 (1999-2006)
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakar ta
Page 3
PENDAHULUAN
Remaja
Menurut
adalah
golongan
Kesehatan
data
dari
Kabupaten
Dinas
Sukoharjo,
kelompok usia yang relatif sangat
prevalensi anemia wanita usia subur
bebas, termasuk dalam memilih jenis
tahun 2008 sebesar 48,5 % dan pada
makanan
konsumsi.
tahun 2009 sebesar 33, 84 % (Dinkes
Kecukupan asupan serat makanan
Sukoharjo, 2009). Prevalensi anemia
pada
wanita
yang
remaja
di
akan
sangat
usia subur
untuk daerah
menentukan taraf kesehatan pada
Mojolaban pada tahun 2010 adalah
masa
sebesar 48 % (Dinkes Sukoharjo,
selanjutnya
(Soerjodibroto,
2004). Anemia defisiensi besi terjadi
2011).
akibat cadangan zat besi dalam
Remaja yang menderita anemia
tubuh kurang. Cadangan zat besi
atau kekurangan darah tidak akan
yang kurang mengakibatkan proses
memiliki semangat belajar yang tinggi
erythropoiesis terganggu, sehingga
karena sulit untuk berkonsentrasi.
pembentukan hemoglobin (Hb) dalam
Kadar
darah juga terganggu (Handayani,
menurunkan kemampuan belajar dan
2008). Hb sebagai alat transportasi
daya tahan tubuh. Akibatnya, anemia
oksigen dari paru-paru menuju sel
secara tidak langsung berpengaruh
dan
membawa
terhadap nilai pelajaran dan prestasi
karbondioksida dari sel menuju paru-
siswa (Reniati, 2008). Pada anak-
paru. Pada defisiensi zat besi, Hb
anak
dan hematrokrit akan mengalir dalam
adanya
aliran darah dengan sangat lambat
hemoglobin dan kesanggupan anak
karena jumlah oksigen yang dibawa
untuk belajar. Dikatakan bahwa pada
dalam aliran darah sedikit. Anemia
kondisi
anemia
daya
dapat
dalam
belajar
tampak
membantu
menyebabkan
penurunan
Hb
yang
sekolah
rendah
telah
korelasi
akan
ditunjukkan
antara
kadar
konsentrasi
menurun
stamina (kesegaran jasmani) dan
(Soediaoetama, 2004). Hasil analisis
konsentrasi
korelasi dengan menggunakan teknik
belajar
serta
daya
imunitas tubuh terhadap penyakit
korelasi
(Wardlaw, dan Anne.2009).
menunjukkan bahwa ada hubungan
Spearman
Rank
antara kadar hemoglobin dengan
prestasi belajar siswi SMP Negeri 25
Mojolaban, menunjukkan bahwa dari
Semarang.
100
Siswi
yang
kadar
siswi
yang
diperiksa
kadar
hemoglobinnya tinggi (dalam batas
hemoglobinnya, ada 35 % siswi yang
normal), prestasi belajarnya lebih
memiliki kadar hemoglobin dibawah
tinggi
angka normal. Dari Hasil penelitian
dari
siswi
hemoglobinnya
yang
lebih
kadar
rendah.
tersebut
maka
peneliti
ingin
Semakin tinggi kadar hemoglobin
mengetahui hubungan status gizi
(dalam batas normal) maka prestasi
dengan
belajar siswi akan semakin tinggi,
remaja
semakin rendah kadar hemoglobin
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
darah siswi maka prestasi belajar
TINJAUAN PUSTAKA
siswi
akan
semakin
rendah
(Wijayanti, 2005).
Responden
kadar
putri
di
SMA
pada
Negeri
1
Usia remaja merupakan usia
peralihan
yang
hemoglobin
dari
anak-anak
menuju
mengalami
dewasa yang berawal dari usia 9-10
sakit dismenore berdampak pada
tahun dan berakhir pada usia 18
aktivitas sekolah seperti tidak masuk
tahun. Remaja sebagai golongan
sekolah.
individu
Tidak
dapat
mengikuti
yang
sedang
mencari
kegiatan pelajaran sekolah, maka
identitas diri biasanya memiliki sifat
kesempatan
suka menirukan atau mengagumi
untuk
pelajaran
sekolah
terganggu
yang
berdampak
menerima
juga
akan
terhadap
sifat-sifat
yang
dimiliki
pada
akhirnya
seseorang yang diidolakan. Banyak
menurunnya
prestasi
perubahan
yang
terjadi
dengan
belajar. Hasil penelitian ini diperkuat
bertambahnya
dengan penelitian Oktaviana (2012)
jaringan lemak dalam tubuh. Selain
yang menyimpulkan secara statistik
itu juga terjadi perubahan hormonal,
terdapat ada hubungan kejadian Gizi
perubahan
kurang, Anemia Gizi Besi dan Gaky
maupun psikologisnya (Yayuk, 2004).
dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan
hasil
dari
masa
aspek
otot
dan
sosiologis
Anemia menurut definisi adalah
penelitian
berkurangnya hingga dibawah normal
Dinas Kesehatan sukoharjo tahun
jumlah sel darah merah, kualitas
2011 yang dilakukan di SMA Negeri 1
hemoglobin, dan volume Packed red
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 5
blood cells (hematokrit) per 100 ml
fenomena subyektif yang ditandai
darah. Sehingga dapat disimpulkan
dengan perasaan tidak enak (feeling
anemia
diagnosis
unwell) (Notoatmodjo, 2010). Faktor-
melainkan suatu cerminan perubahan
faktor pejamu yang mempengaruhi
patofisiologik yang mendasar yang
kondisi manusia hingga menimbulkan
diuraikan melalui anamnesis yang
penyakit, terdiri atas faktor genetis,
seksama,
umur, jenis kelamin, kelompok etnik,
bukan
suatu
pemeriksaan
fisik,
dan
fisiologis,
imunologik,
kebiasaan
2006). Hemoglobin adalah parameter
seseorang
(kebersihan,
makanan,
yang digunakan secara luas untuk
kontak
menetapkan prevalensi anemia serta
rekreasi,
bertugas
kesehatan) (Supariasa, Bakri, dan
pemeriksaan
laboratorium
sebagai
(Price,
senyawa
yang
membawa oksigen pada sel darah
merah.
Hemoglobin
dapat
diukur
perorangan,
pekerjaan,
pemanfaatan
pelayan
Fajar, 2002).
Sardiman (2001), berpendapat
secara kimia dan jumlah Hb/100 ml
bahwa
darah
dikatakan
baik,
indeks kapasitas pembawa oksigen
tersebut
dapat
pada darah (Supariasa, Bakri, dan
kegiatan
belajar
Fajar. 2002).
efektif. Artinya dalam proses ini siswa
dapat
digunakan
sebagai
Penyakit (disease) adalah suatu
proses
belajar-mengajar
apabila
proses
membangkitkan
mengajar
yang
dapat berkreativitas secara baik dan
bentuk reaksi biologis terhadap suatu
benar
organisme, benda asing atau luka
mengoptimalkan hasil yang dicapai
(injury).
dalam pembelajaran.
Hal
fenomena
ini
yang
adalah
suatu
obyektif
yang
sehingga
Anemia
akan
kekurangan
zat
besi
ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi
dapat menimbulkan berbagai dampak
tubuh sebagai organisme biologis.
pada
Sedangkan
sakit
menurunkan
penilaian
seseorang
terhadap
sehingga mudah terkena penyakit,
penyakit
sehubungan
dengan
menurunnya aktivitas dan prestasi
pengalaman
dialaminya.
Hal
(illnes)
adalah
yang
langsung
ini
merupakan
belajar.
remaja
putri
daya
Selain
itu
antara
tahan
masa
lain
tubuh
remaja
merupakan masa pertumbuhan yang
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 6
sangat cepat, kekurangan zat besi
sampel sesuai dengan jumlah yang
pada masa ini akan mengakibatkan
telah ditetapkan.
tidak tercapainya tinggi badan optimal
Data primer pada penelitian ini
(Depkes RI, 1998).
didapatkan dari responden secara
METODE PENELITIAN
langsung dengan metode wawancara
Jenis penelitian ini bersifat
observasional
dengan
mengenai karakteristik subjek yaitu
pendekatan
nama, kelas, tanggal lahir, jenis
cross sectional. Variabel yang diambil
kelamin, umur, nama sekolah dan
oleh peneliti yaitu prestasi belajar
alamat
sebagai variable terikat sedangkan
diperoleh
kejadian
sampel
anemia
dan
kesakitan
rumah.
Data
kadar
Hb
dari
hasil
pengambilan
darah
pada
siswi
oleh
analis
yang
sebagai variabel bebas. Penelitian ini
dilakukan
kesehatan
dilaksanakan pada bulan September
dengan menggunakan alat hemoque.
2011 sampai Maret 2012. Penelitian
Data kesakitan siswi diambil dengan
ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
menggunakan questioner.
Sukoharjo
Data sekunder adalah data
dengan dasar pertimbangan jumlah
yang diperoleh bukan dengan cara
remaja putri yang anemia cukup
observasi langsung atau wawancara.
banyak serta belum pernah dilakukan
Data sekunder pada penelitian ini
penelitian tentang status gizi pada
meliputi: gambaran umum sekolah,
remaja
keadaan
Mojolaban
Kabupaten
putri
di
SMA
Negeri
1
Pengambilan
Random
sarana
dan
prasarana, data jumlah siswa, dan
Mojolaban.
dilakukan
gedung,
sampel
data prestasi belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan
cara
Simple
Sampling
yaitu
dengan
A. Karakteristik
Responden
mengundi semua populasi kemudian
Penelitian
mengacak
seluruh
Subjek dalam penelitian ini sesuai
responden dengan sistem undian.
dengan kriteria inklusi dan ekslusi
Undian yang pertama jatuh menjadi
diambil sebanyak 33 siswi dari kelas
responden
X.
seterusnya
nama
yang
untuk
dari
pertama
dan
mendapatkan
Karakteristik
subjek
penelitian
berdasarkan usia yaitu rata-rata usia
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 7
yaitu 15,39 ± 0,56, untuk usia minimal
mengakibatkan anemia pada remaja
subjek penelitian adalah 14 tahun
khususnya
dan usia maksimal 16 tahun. Subjek
2003).
penelitian yang usianya 14 tahun
2. Frekuensi kesakitan
sebanyak 1 (3%) siswi, 15 tahun ada
18 (54,5%) siswi, dan 16 tahun
1. Distribusi Kejadian Anemia
Tabel Distribusi Responden
Berdasarkan Status Anemia
N
12
Persentase
(%)
36.4
21
33
63.6
100.0
sebesar 63,6 %. Pola makan remaja
yang
berorientasi pada selera sentries,
gengsi sentries dan ekonomi sentries.
Mereka
sudah
mulai
membuat
keputusan sendiri dalam masalah
makanan. Pola ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor termasuk pengaruh
kebiasaan makan keluarga karena
keluarga merupakan lingkungan yang
paling dekat dengan remaja. Pola
makan
yang
tidak
teratur
dapat
menngakibatkan kebutuhan gizi yang
dibutuhkan
berkurang,
oleh
tubuh
sehingga
N
15
18
33
Persentase (%)
45.5
54.5
100.0
Tabel di atas menunjukkan 45,4%
responden mengalami kesakitan.
Kesakitan dapat dipengaruhi oleh
responden yang mengalami anemia
kerakteristik
(Moehji,
Responden mengalami kesakitan.
Tabel di atas menunjukkan bahwa
mempunyai
putri
Tabel Distribusi responden
berdasarkan frekuensi kesakitan
Kesakitan
Jarang
Tidak pernah
Total
sebanyak 14 (42,4%) siswi.
Status
Anemia
Tidak
anemia
Anemia
Total
remaja
menjadi
dapat
berbagai
faktor
seperti
lingkungan, faktor gizi.
faktor
Menurut
Supariasa, Bakri, dan Fajar, (2002),
suatu penyakit timbul seperti faktor
sumber penyakit (agens), pejamu
(Host),
dan
lingkungan
(Environment).
3. Jenis kesakitan
Tabel Distribusi responden
berdasarkan jenis kesakitan
Kesakitan
N
Persentase (%)
Tipoid
DBD
Diare
Tidak sakit
Total
4
8
3
18
33
12.1
24.2
9.1
54.5
100.0
Tabel
di
atas
menunjukkan
bahwa responden banyak yang sakit
DBD. Demam berdarah (DB) adalah
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 8
penyakit
demam
akut
anemia
yang
juga
banyak
yang
disebabkan oleh virus dengue, yang
mempunyai prestasi belajar yang
masuk ke peredaran darah manusia
kurang
melalui gigitan nyamuk dari genus
Pearson product moment diperoleh
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau
nilai diperoleh nilai p = 0, 480, (p >
Aedes albopictus (Djunaedi, 2006).
0,05) keputusan yang diambil adalah
4. Distribusi
Ho
Prestasi
Belajar
baik.
diterima,
disimpulkan
Responden
antara
Distribusi responden berdasarkan
N
7
26
33
uji
korelasi
sehingga
dapat
tidak ada hubungan
kejadian
anemia
dengan
prestasi belajar pada siswi SMA
Prestasi Belajar
Prestasi
Belajar
Baik
Kurang baik
Total
Hasil
Negeri 1 Mojolaban. Tidak adanya
Persentase
(%)
21.2
78.8
100.0
hubungan antara antara kejadian
anemia dengan prestasi belajar pada
siswi disebabkan karena prestasi
belajar tidak hanya dipengaruhi oleh
Tabel di atas diketahui 78,8%
faktor kejadian anemia saja, terdapat
responden mempunyai prestasi
faktor lain yang dapat mempengaruhi
belajar yang kurang baik.
prestasi belajar siswi. Faktor lain
B. Hubungan
Kejadian
seperti intelegensi dan bakat, minat
Anemia
dengan Prestasi belajar
dan motivasi, cara belajar, keluarga,
sekolah,
Prestasi Belajar
Kejadian
Anemia
Baik
N
1 Anemia
2 Normal
%
Kurang
Baik
N
%
p
%
4 33.3
8
67.7
12
100
3 14.3
18
85.7
21
100
lingkungan
sekitar.
Total
N
masyarakat,
Hasil
penelitian
ini
memperkuat penelitian Annas (2011)
0,480
*
di Semarang pada siswa MTs Al
Asror.
Berdasarkan
hasil
penelitiannya
menyimpulkan
tidak
Tabel di atas diketahui siswi
ada Hubungan Kesegaran Jasmani,
yang mengalami kejadian anemia
Hemoglobin, Status Gizi, dan Makan
banyak yang mempunyai prestasi
Pagi
belajar kurang baik. Siswi yang tidak
Berbeda
terhadap
halnya
Prestasi
Belajar.
penelitian
yang
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 9
dilakukan oleh Wijayanti (2005), yang
diambil
membuktikan
kesimpulannya adalah
bahwa
adanya
adalah
Ho
diterima.
tidak ada
hubungan antara kadar hemoglobin
hubungan antara kesakitan dengan
dengan kesanggupan anak untuk
prestasi belajar pada siswi SMA
belajar.
akan
Negeri 1 Mojolaban. Hasil penelitian
konsentrasi
ini memperkuat penelitian Farokah
Keadaan
anemia
mempengaruhi
daya
dalam
sehingga
belajar
prestasi
(2005) yang meneliti
mengenai
belajar menjadi menurun dan siswi
hubungan tonsillitis dengan prestasi
yang kadar hemoglobinnya tinggi
belajar siswa kelas II SD di kota
(dalam batas normal), prestasinya
Semarang.
lebih tinggi dari siswi yang kadar
menyimpulkan tidak ada hubungan
hemoglobinnya rendah.
yang
C. Hubungan
Kejadian
kesakitan
signifikan
Moehji
bahwa
Prestasi Belajar
Jarang
Tidak
pernah
N
%
4
3
26.7
16.7
Kurang
Baik
N
%
11
15
N
%
tubuh
15
18
100
100
0,674
*
bekerja.
gizi
untuk
kesegaran
produktifitas
Kecukupn
gizi
dan
dalam
dapat
mencegah terjadinya mordibitas. Jika
yang
jarang
mengalami
kesakitan banyak yang mempunyai
prestasi belajar kurang baik, demikian
siswi
yang
tidak
pernah
mengalami kesakitan banyak yang
mempunyai prestasi belajar kurang
baik.
asupan
meningkatkan
Tabel di atas menunjukkan
juga
menyatakan
memerlukan
mempertahankan
*uji Fisher exact
siswi
tonsillitis
P*
Total
73.3
83.3
antara
(2009)
kecukupan
Baik
penelitiannya
dengan prestasi belajar.
dengan Prestasi Belajar
Kesakitan
Hasil
Hasil uji korelasi Fisher exact
diperoleh nilai diperoleh nilai p =
0,674, (p > 0,05)
keputusan yang
seseorang
yang
kecukupan
gizi,
kurang
sebagai
akan
contoh
asupan Sarapan pagi yang baik dan
banyak
mengandung
karbohidrat
akan merangsang glukosa dan mikro
nutrient
dalam
otak
yang
dapat
menghasilkan energi, selain itu dapat
berlangsung
memacu
otak
agar
membantu memusatkan pikiran untuk
belajar
dan
memudahkan
penyerapan pelajaran. Demikian juga
*Mahasisw a S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sur akarta
Page 10
anak yang tidak tercukup asupan gizi
responden yang mengkonsumsi
maka akan lebih rentan menurunnya
protein hewani