Jurnal Penelitian IPTEK KOM HUBUNGAN PEN

Volume 13, No. 1, Juni 2011

HUBUNGAN PENGGUNAAN SITUS
JEJARING SOSIAL FACEBOOK
TERHADAP PERILAKU REMAJA
DI KOTA MAKASSAR
Christiany Juditha
Peneliti Muda
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar
Jl. Racing Centre II No. 25 Makassar
email: ithajuditha@yahoo.com
Naskah diterima: 1 April 2011 dan disetujui: 14 Juni 2011
Abstrak
Meningkatnya pengguna situs jejaring sosial yang sebagian besar
diantaranya adalah remaja, merupakan fenomena yang berkembang saat
ini. Akibatnya dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan media
sosial ini juga berimbas bagi pengguna. Karena itu penelitian ini bertujuan
mencari jawaban ada tidaknya hubungan penggunaan Facebook (FB)
terhadap perilaku remaja di kota Makassar. Hasil penelitian dengan jumlah
sampel sebanyak 204 responden ini menyebutkan bahwa ada hubungan
antara penggunaan FB dengan perilaku remaja baik itu secara positif

maupun negatif.
Kata kunci: penggunaan, facebook, remaja, Makassar

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE USE OF FACEBOOK
AND TEENEGERS’ BEHAVIOR
IN MAKASSAR
Abstract
The increasing social networking site users which are mostly teenagers is a
growing phenomenon today. As a result, positive and negative impacts
brought about by the social media also affected the users. Therefore this
research aims to find answers of whether there is a relationship between the
use of Facebook (FB) and the behavior of teenagers in Makassar. Results of
research with a total sample of 204 respondents mention that there is a
relationship between the use of FB and teenagers’ behavior both positively
and negatively.
Keywords : use, facebook, teenegers, Makassar

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

1


Volume 13, No. 1, Juni 2011

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Mengakses internet saat ini sudah
menjadi rutinitas kebanyakan masya‐
rakat. Tidak hanya dengan menggunakan
komputer/laptop saja tetapi kini dapat
mengaksesnya melalui handphone dengan
berbagai kemudahan yang ditawarkan
oleh sejumlah provider telepon selular.
Saat ini masyarakat tidak hanya menggu‐
nakan internet untuk berinteraksi dengan
orang lain, namun juga menggunakannya
sebagai sebuah sarana sosialisasi, mem‐
bentuk hubungan yang lebih bertahan
lama, bahkan malah dapat berkembang
secara nyata di dalam kehidupan sosial.
Penemuan yang disampaikan oleh mana‐

jer umum dari perusahaan penelitian
Hitwise, Bill Tancer mengungkapkan bah‐
wa semakin meluasnya audience peng‐
guna internet, mengungkap fakta bahwa
trafik pencarian untuk situs jejaring sosial
atau situs pertemanan seperti Friendster,
FB, MySpace, Hi5, Orkut, tagged dan
sebagainya, telah mengalahkan para pen‐
cari situs porno. Ini menjadi indikator
trend besar apa yang ada di masa
mendatang (Tancer, 2008).
Facebook (FB) merupakan salah
satu situs pertemanan atau jejaring sosial
yang belakangan sangat berkembang
pesat dibanding situs pertemanan lain‐
nya. FB sendiri adalah website jaringan
sosial dimana para pengguna dapat ber‐
gabung dalam komunitas seperti kota,
kerja, sekolah, dan daerah untuk melaku‐
kan koneksi dan berinteraksi dengan

orang lain. Orang juga dapat menambah‐
2

kan teman‐teman mereka, mengirim
pesan, dan memperbarui profil pribadi
agar orang lain dapat melihat tentang
dirinya.
Saat ini penggunaan FB di Indonesia
sudah menjadi rutinitas sehari‐hari, mulai
dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen,
pengusaha, pengacara, politisi, artis,
tokoh‐tokoh dunia dan lain‐lain, dan dari
berbagai kelas dan golongan karena
masalah penggunaan internet sudah
bukan barang yang mahal. Hal ini
disebabkan hanya dengan beberapa ribu
rupiah saja sudah bisa menjelajah ke
dunia maya di warnet‐warnet pinggir
jalan sehingga penggunaan FB merupakan
hal yang biasa seperti penggunaan

internet pada umumnya. Sekarang ini
Indonesia telah menjadi 'the Republic of
the FB'.1 Ungkapan ini terinspirasi oleh
perkembangan penggunaan FB oleh
masyarakat Indonesia yang mencapai
pertumbuhan 64,5% pada tahun 2008.
Prestasi ini menjadikan Indonesia sebagai
'the fastest growing country on FB in
Southeast Asia'. Bahkan, angka ini
mengalahkan pertumbuhan pengguna FB
di China dan India yang merupakan
peringkat teratas populasi penduduk di
dunia (Sahana, 2008).
Demam FB menggejala di Indonesia,
sebagaimana yang dilaporkan oleh Tempo
Interaktif 9 Februari 2009, dimulai pada
pertengahan tahun 2008. Bahkan disebut‐
kan juga hingga pertengahan 2007, FB
hampir tidak dilirik pengguna Internet.


1

Budi Putra, The Republic of the Facebook,
www.Linkedin.com 2009
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Lonjakan pengguna FB pada pertengahan
2008 dibuktikan dengan statistik FB
sebagai situs ranking kelima yang paling
banyak diakses di Indonesia. Indonesia
tercatat dalam sepuluh besar negara
pemakai situs yang mulai dibuka untuk
umum pada 2009 ini (Wiguna, 2009).
Pertumbuhan pengguna FB di Indonesia
dari tahun ketahun meningkat terus, ta‐
hun 2008 adalah 64,5% dengan 831.000
pengguna di akhir tahun, menjadi negara
dengan tingkat pertumbuhan pengguna

tertinggi di Asia. Hingga September 2010
data pengguna FB di Indonesia yang
dirilis situs InsideFB.com per 2 Septem‐
ber 2010, jumlah pengguna Indonesia
mencapai 27.800.160. Jumlah ini men‐
dudukan Indonesia sebagai pengguna FB
terbanyak ke‐3 di dunia setelah Amerika
Serikat dan Inggris dan dari jumlah ini
53% diantaranya adalah remaja yang
berusia dibawah 18 tahun. Beberapa
generasi menyebut generasi ini sebagai
Netizen atau generasi yang lahir setelah
tahun 90‐an yang ketika lahir sudah
mengenal keyboard dan monitor atau
generasi yang sudah akrab dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi termasuk internet.
Keistimewaan FB terletak pada fasi‐
litasnya yang variatif dan cenderung
mudah dipelajari. FB muncul dengan

segala sesuatu yang belum pernah ada
sebelumnya, lewat berbagai aplikasi yang
seru dalam era Web 2.0. Keberadaan fitur
chat, notes, atau sistem tag, merupakan
sebuah inovasi tersendiri. Bahkan kini, FB
menjadi hosting foto terbesar, menga‐
lahkan situs foto seperti Flickr atau
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Picasso (Enda Nasution, 2008). Lebih
dari sekadar mencari teman dan mema‐
sukkannya dalam friendlist, situs ini bisa
menawarkan lebih dari itu. Sharing untuk
media seperti audio, video, foto, dan
notes, merupakan salah satu wujud kebe‐
basan yang memungkinkan siapa saja
dapat mengunggah apa saja dengan
segala risiko yang juga ada. Sedang untuk
jaminan keamanannya bisa diatur untuk
foto dan profil dalam privacy setting.

Pola komunikasi Internet melalui
situs pertemanan FB ini, pada tahap
tertentu bisa menimbulkan adiksi yang
mungkin berpengaruh terhadap kehi‐
dupan nyata. Beberapa ciri‐ciri orang
yang teradiksi terhadap internet, yaitu
penggunaan yang berlebihan, kegelisahan
ketika tidak mengakses internet dalam
interval waktu tertentu, peningkatan tole‐
ransi terhadap adiksi internet itu sendiri,
dan dampak negatif (termasuk isolasi
sosial) (Jerald J., 2008). Dalam dunia
pekerjaan isu ini mendapat perhatian
khusus. Beberapa perusahaan menutup
akses situs jejaring sosial di area perkan‐
torannya. Hal ini dilakukan karena
banyak pegawai ketika jam kerja mem‐
buka FB dan membuat kinerja mereka
menurun. Dalam kerangka dunia pendi‐
dikan, keberadaan FB juga mendapat

sorotan. Sebuah survey yang dilakukan
oleh Ohio University, menyebutkan
bahwa mahasiswa yang kerap mengguna‐
kan FB ternyata menjadi malas dan
bodoh. Bahkan beberapa kasus di Indo‐
nesia seperti penculikan anak dibawah
umur, dan perilaku tidak sopan pelajar
terjadi berawal karena penggunaan situs
3

Volume 13, No. 1, Juni 2011

jejaring sosial FB. Seperti siswi SMAN 22
Surabaya meninggalkan rumah
dan
sejumlah remaja hilang akibat perte‐
manan di FB. Dan hingga tahun 2010,
Komnas Perlindungan Anak telah mene‐
rima lebih dari 100 laporan remaja hilang.
Terdapat juga empat siswa SMAN 4 Tan‐

jung Pinang yang dipecat sekolah mereka
karena menghina guru melalui FB, bahkan
seorang remaja 18 tahun divonis Penga‐
dilan Negeri Bogor karena menghina
teman melalui FB serta 21 Kasus seks
komersial dan 6 kasus pelampiasan seks
melalui FB. Remaja yang masih berjiwa
labil dan emosional sering salah menaf‐
sirkan apa yang mereka dapatkan baik
dari media massa maupun dari situs
pertemanan. Keadaan yang seperti demi‐
kian menjadikan remaja sering terpancing
rasa keingintahuannya untuk mencoba
apa yang ditawarkan kepada mereka
melalui media‐media tersebut yang
kemudian memunculkan perubahan peri‐
laku baik itu yang positif maupun negatif
pada diri remaja.
Melihat perkembangan FB yang
semakin familiar dan banyak disenangi
oleh pengguna internet di Indonesia khu‐
susnya remaja, sekaligus dampak‐dampak
negatif yang ditimbulkannya serta ber‐
indikasi memiliki peran yang kuat dalam
menfasilitasi penggunanya untuk melaku‐
kan interaksi sosial melalui komunikasi,
mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian hubungan penggunaan situs
jejaring sosial terhadap perilaku pada
remaja di Kota Makassar.

4

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah ada hubungan penggunaan
situs jejaring sosial FB terhadap perilaku
remaja di Kota Makassar?
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan penggunaan situs
jejaring sosial FB terhadap perilaku
remaja di Kota Makassar.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah
secara teoritik sebagai bahan masukan
bagi pengembangan konsep‐konsep ilmu
dibidang psikologi, sosiologi, komunikasi
serta informatika. Dan secara praktis
adalah bagi pemerintah, untuk pengem‐
bangan kebijakan tentang adanya situs
jejaring sosial dan sebagai bahan masuk‐
an bagi para peneliti untuk melakukan
penelitian lanjutan yang berhubungan
dengan situs jejaring sosial.

TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa studi dan penelitian
mengenai dampak penggunaan situs
jejaring sosial khususnya FB sudah
banyak dilakukan baik tentang dampak
negatif maupun positif. Sebuah survei
yang dilakukan oleh Ohio University,
menyebutkan bahwa mahasiswa yang
kerap menggunakan FB ternyata menjadi
malas dan bodoh. Menurut studi yang
mengambil sampel 219 mahasiswa Ohio
State University tersebut, semakin sering
mahasiswa menggunakan FB, semakin
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011

sedikit waktu mahasiswa belajar dan
semakin buruk nilai‐nilai mata pelajaran
mahasiswa. Seperti dikutip Daily Mail,
para psikolog melakukan penelitian dan
mengungkap bahwa hasil ujian dari
mereka yang belajar sambil main situs
jejaring sosial itu lebih kecil 20 persen
dibandingkan rekan mereka yang belajar
saja. Temuan itu menyanggah teori bahwa
otak anak muda mampu lebih baik dalam
multi tasking saat menggunakan perang‐
kat digital.2
Penelitian yang mengenai Pengaruh
Negatif Jejaring Sosial Pada Perkembang‐
an Remaja Indonesia juga dilakukan oleh
Bayu Malindo Putra tahun 2010. Pene‐
litian yang bertujuan memberi gambaran
mengenai dampak negatif situs jejaring
sosial pada pertumbuhan dan perkem‐
bangan anak remaja Indonesia ini
menyimpulkan bahwa lebih banyak
dampak negatif yang ditimbulkan situs
jejaring sosial bagi remaja daripada
dampak positifnya (Putra. 2010).
Namun melalui FB masyarakat
dapat juga membangun gerakan sosial
seperti untuk mendukung kasus Prita
Mulyasari, Bibit‐Candra dan lainnya.
Penelitian dengan judul Simbol‐Simbol
Kepedulian Sosial dalam Situs Jejaring
Sosial (Analisa Semiotika terhadap Teks
Dalam Group FB Koin Peduli Prita) yang
penulis lakukan tahun 2010 jelas
menyimpulkan bahwa melalui akun grup
FB ribuan orang tergerak untuk mendu‐
kung kasus Prita dan dimaknai sebagai
simbol kepedulian sosial dari masyarakat

kepada Prita dengan upaya mengumpulan
koin untuk membantu Prita Muliasari
yang sedang berseteru dengan rumah
sakit Omni Internasional (Juditha, 2010).
LANDASAN TEORI
Situs jejaring social
Situs jejaring sosial yang dalam
bahasa Inggris disebut social network sites
merupakan sebuah web berbasis pela‐
yanan yang memungkinkan penggunanya
untuk membuat profil, melihat daftar
pengguna yang tersedia, serta mengun‐
dang atau menerima teman untuk berga‐
bung dalam situs tersebut.3 Tampilan
dasar situs jejaring sosial ini menampil‐
kan halaman profil pengguna, yang di
dalamnya terdiri dari identitas diri dan
foto pengguna (Dirgayuza. 2008: 6‐9).
Kemunculan situs jejaring sosial ini
diawali dari adanya inisiatif untuk meng‐
hubungkan orang‐orang dari seluruh
belahan dunia (Watkins, 2009). Situs
jejaring
sosial
pertama,
yaitu
Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun
1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk
membuat profil, menambah teman, dan
mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000,
muncul situs sosial lunarstorm, live
journal, Cyword yang berfungsi mem‐
perluas informasi secara searah. Tahun
2001, muncul Ryze.com yang berperan
untuk memperbesar jejaring bisnis.
Tahun 2002, muncul friendster sebagai
situs anak muda pertama yang semula
3

2

http://inimu.com/berita/2010/09/07/situs‐
jejaring‐sosial‐bikin‐nilai‐ulangan‐jeblok/

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Social network sites: definition, history, and
scholarship. journal of computer‐mediated
communication, 13(1), article 1

5

Volume 13, No. 1, Juni 2011

disediakan untuk tempat pencarian
jodoh.4 Dalam kelanjutannya, friendster
ini lebih diminati anak muda untuk saling
berkenalan dengan pengguna lain. Tahun
2003, muncul situs sosial interaktif lain
menyusul kemunculan friendster, Flick R,
You Tube, Myspace. Hingga akhir tahun
2005, friendster dan Myspace merupakan
situs jejaring sosial yang paling diminati.
Memasuki tahun 2006, penggunaan
friendster dan Myspace mulai tergeser
dengan adanya FB. FB dengan tampilan
yang lebih modern memungkinkan orang
untuk berkenalan dan mengakses
informasi seluas‐luasnya. Tahun 2009,
kemunculan Twitter ternyata menambah
jumlah situs sosial bagi anak muda.
Twitter menggunakan sistem mengikuti ‐
tidak mengikuti (follow-unfollow), dimana
kita dapat melihat status terbaru dari
orang yang kita ikuti (follow).
Keberadaan situs jejaring sosial ini
memudahkan kita untuk berinteraksi
secara mudah dengan orang‐orang dari
seluruh belahan dunia dengan biaya yang
lebih murah dibandingkan menggunakan
telepon (Aleman & Wartman, 2009:120‐
123). Selain itu, dengan adanya situs
jejaring sosial, penyebaran informasi
dapat berlangsung secara cepat (Lin &
Atkin, 2002: 183). Namun kemunculan
situs jejaring sosial ini menyebabkan
interaksi interpersonal secara tatap muka
(face-to-face) cenderung menurun. Orang
lebih memilih untuk menggunakan situs
4

6

Lange, P. G. (2007). Publicly private and
privately public: Social networking on YouTube.
Journal of Computer‐Mediated Communication,
13(1), article 18.

jejaring sosial karena lebih praktis. Di lain
pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini
membuat anak muda dapat mengakses
internet. Dalam kadar yang berlebihan,
situs jejaring sosial ini secara tidak lang‐
sung membawa dampak negatif, seperti
kecanduan (addiksi) yang berlebihan dan
terganggunya privasi seseorang.
Facebook
Facebook (FB) adalah sebuah situs
web jejaring sosial populer yang dilun‐
curkan pada 4 Februari 2004. FB
didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang
mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei
1984 dan mantan murid Ardsley High
School. Pada awal masa kuliahnya situs
web jejaring sosial ini, keanggotaannya
masih dibatasi untuk mahasiswa dari
Harvard College. Dalam dua bulan
selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke
sekolah lain di wilayah Boston (Boston
College, Universitas Boston, MIT, Tufts),
Rochester, Stanford, NYU, Northwestern,
dan semua sekolah yang termasuk dalam
Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain
yang selanjutnya ditambahkan berturut‐
turut dalam kurun waktu satu tahun
setelah peluncurannya. Akhirnya, orang‐
orang yang memiliki alamat surat‐e suatu
universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari
seluruh dunia dapat juga bergabung
dengan situs jejaring sosial ini.
Selanjutnya dikembangkan pula
jaringan untuk sekolah‐sekolah tingkat
atas dan beberapa perusahaan besar.
Sejak 11 September 2006, orang dengan
alamat surat‐e apa pun dapat mendaftar

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011

di FB.5 Pengguna dapat memilih untuk
bergabung dengan satu atau lebih
jaringan yang tersedia, seperti berdasar‐
kan sekolah, tempat kerja, atau wilayah
geografis. Hingga Juli 2007, FB memiliki
jumlah pengguna terdaftar paling besar di
antara situs‐situs yang berfokus pada
sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota
aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia.6
Dari September 2006 hingga September
2007, peringkatnya naik dari posisi ke‐60
ke posisi ke‐7 situs paling banyak dikun‐
jungi,7 dan merupakan situs nomor satu
untuk foto di Amerika Serikat, mengung‐
guli situs publik lain seperti Flickr,
dengan 8,5 juta foto dimuat setiap
harinya.8 Fitur hiburan dalam FB disebut
aplikasi. Contohnya antara lain permain‐
an video, kuis, dan lain sebagainya.9
Keistimewaan FB terletak pada fasilitas‐
nya yang variatif dan cenderung mudah
dipelajari. Bahkan kini, FB menjadi
hosting foto terbesar, mengalahkan situs
foto seperti Flickr atau Picasso (Enda
Nasution, 2008). Lebih dari sekadar

5

"Facebook: The Newest Fad in Marketing"

6

Maestri, Nicole (8 Agustus 2007). ""Wal‐Mart
using Facebook to win back‐to‐school sales""

7

"Related info for: facebook.com/". Alexa
Internet.
http://www.alexa.com/data/details/traffic_det
ails?q=facebook&url=http://www.facebook.co
m/

8

Doug Beaver (2007). "Facebook Photos
Infrastructure" (html). Facebook Weblog.
Facebook.
http://blog.facebook.com/blog.php?post=2406
207130.

9

Donna Bogatin (2007). "Why Facebook Is
Scarier than Google" (html). ZDNet Blogs Digital Markets. CNET Network

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

mencari teman dan memasukkannya
dalam friendlist, situs ini bisa menawar‐
kan lebih dari itu. Sharing untuk media
seperti audio, video, foto, dan notes,
merupakan salah satu wujud kebebasan
yang memungkinkan siapa saja dapat
mengunggah apa saja dengan segala resi‐
ko yang juga ada. Sedang untuk jaminan
keamanannya bisa diatur untuk foto dan
profil dalam privacy setting.
Pola komunikasi internet melalui
situs pertemanan FB ini, pada tahap
tertentu bisa menimbulkan adiksi yang
mungkin berpengaruh terhadap kehidup‐
an nyata. Beberapa ciri‐ciri orang yang
teradiksi terhadap internet, yaitu peng‐
gunaan yang berlebihan, kegelisahan
ketika tidak mengakses internet dalam
interval waktu tertentu, peningkatan
toleransi terhadap addiksi internet itu
sendiri, dan dampak negatif (termasuk
isolasi sosial) (Jerald J., 2008).
Tetapi jika FB tidak digunakan
dengan bijak, hubungan kekerabatan
antar manusia akan hilang keintimannya.
Tidak dipungkiri, kegunaan FB bisa
sebagai sarana siluturakhim, dan sumber
informasi tentang kabar, status hubungan,
info rumah, telepon, dan foto terbaru
orang di sekeliling kita. Interaksi dalam
situs jejaring sosial juga kerap bersifat
hiperealitas, yaitu semu menciptakan
kondisi fakta bersimpang siur dengan
rekayasa. Memang kecemasan yang sering
mengemuka, orang akan lebih menyukai
bentuk virtual daripada fisik. Komunikasi
lebih banyak secara tidak langsung, dari‐
pada langsung. Kita akan lebih mengenal
orang di ujung dunia, daripada tetangga
7

Volume 13, No. 1, Juni 2011

sendiri (Alfathri Adlin, anggota Forum
Studi Kebudayaan (FSK) ITB, 2008).
Perilaku Manusia
Perilaku manusia adalah sekum‐
pulan perilaku yang dimiliki oleh manu‐
sia dan dipengaruhi oleh adat, sikap,
emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi,
dan/atau genetika. Bimo Walgito (2003)
berpendapat bahwa sikap yang ada pada
seseorang akan memberikan warna atau
corak pada perilaku atau perbuatan orang
yang bersangkutan. Sementara sikap pada
umumnya mengandung tiga komponen
yang membentuk struktur sikap, yaitu:
komponen kognitif, komponen afektif,
dan komponen konatif.
Selanjutnya menurut Myers (1983),
perilaku adalah sikap yang diekspresikan
(expressed attitudes). Perilaku dengan
sikap saling berinteraksi, saling mem‐
pengaruhi satu dengan yang lain. Kurt
Lewin (1970) berpendapat bahwa peri‐
laku manusia adalah suatu keadaan yang
seimbang antara kekuatan‐kekuatan
pendorong (driving forces) dan kekuatan‐
kekuatan penahan (restrining forces).
Perilaku ini dapat berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan antara kedua kekuat‐
an tersebut didalam diri seseorang.
Kemungkinan terjadinya perubahan peri‐
laku pada diri seseorang itu, yaitu 1. Jika
kekuatan‐kekuatan pendorong mening‐
kat. Hal ini terjadi karena adanya
stimulus‐stimulus yang mendorong untuk
terjadinya perubahan‐perubahan peri‐
laku. Stimulus ini berupa informasi‐
informasi sehubungan dengan perilaku
yang bersangkutan. 2. Jika kekuatan‐
8

kekuatan penahan menurun. Hal ini akan
terjadi karena adanya stimulus‐stimulus
yang memperlemah kekuatan penahan
tersebut. 3. Jika kekuatan pendorong
meningkat, kekuatan penahan menurun.
Dengan keadaan semacam ini jelas juga
akan terjadi perubahan perilaku.
Karakteristik Perilaku
Ada beberapa karakteristik perilaku
yaitu : 1.Perilaku adalah perkataan dan
perbuatan individu. Jadi apa yang dikata‐
kan dan dilakukan oleh seseorang meru‐
pakan karakteristik dari perilakunya. 2.
Perilaku mempunyai satu atau lebih
dimensi yang dapat diukur, yaitu :
frekuensi, durasi, dan intensitas. 3. Peri‐
laku dapat diobservasi, dijelaskan, dan
direkam oleh orang lain atau orang yang
terlibat dalam perilaku tersebut. 4. Peri‐
laku mempengaruhi lingkungan, ling‐
kungan fisik atau sosial. 5. Perilaku di‐
pengaruhi oleh lingkungan (lawful). 6.
Perilaku bisa tampak atau tidak tampak.
Perilaku yang tampak bisa diobservasi
oleh orang lain, sedangkan perilaku yang
tidak tampak merupakan kejadian atau
hal pribadi yang hanya bisa dirasakan
oleh individu itu sendiri atau individu lain
yang terlibat dalam perilaku tersebut.10
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Manusia
Perilaku atau aktivitas pada indi‐
vidu atau organisme tidak timbul dengan
sendirinya, tetapi sebagai akibat dari

10

http://www.docstoc.com/docs/18468555/
Pengantar‐Modifikasi‐Perilaku
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011

stimulus yang diterima oleh organisme
yang bersangkutan baik stimulus ekster‐
nal maupun stimulus internal. Perilaku
individu dapat mempengaruhi individu
itu sendiri, di samping itu perilaku juga
berpengaruh pada lingkungan. Demikian
pula lingkungan dapat mempengaruhi
individu, demikian sebaliknya. Oleh sebab
itu, dalam perspektif psikologi, perilaku
manusia (human behavior) dipandang
sebagai reaksi yang dapat bersifat
sederhana maupun bersifat kompleks
(Bandura, 1977; Azwar, 2003).
Remaja
Remaja berasal dari kata latin
adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental,
emosional sosial dan fisik (Hurlock,
1992).
Remaja
sebenarnya
tidak
mempunyai tempat yang jelas karena
tidak termasuk golongan anak tetapi tidak
juga golongan dewasa atau tua. Seperti
yang dikemukakan oleh Calon (dalam
Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi
atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak. Dari defenisi diatas
dapat disimpulkan bahwa masa remaja
adalah masa peralihan dari masa anak‐
anak ke masa dewasa, dimana pada masa
tersebut terjadi proses pematangan baik
itu pematangan fisik, maupun psikologis.
Karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan remaja yang mencakup
beberapa perubahan yaitu transisi bio‐
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

logis, transisi kognitif, dan transisi sosial.
1. Transisi Biologis menurut Santrock
(2003: 91) perubahan fisik yang ter‐
jadi pada remaja terlihat nampak pada
saat masa pubertas yaitu meningkat‐
nya tinggi dan berat badan serta kema‐
tangan sosial. Diantara perubahan fisik
itu, yang terbesar pengaruhnya pada
perkembangan jiwa remaja adalah per‐
tumbuhan tubuh (badan menjadi
semakin panjang dan tinggi). Selan‐
jutnya, mulai berfungsinya alat‐alat
reproduksi (ditandai dengan haid pada
wanita dan mimpi basah pada laki‐
laki) dan tanda‐tanda seksual sekun‐
der yang tumbuh (Sarlito Wirawan
Sarwono, 2006: 52). Pada dasarnya
perubahan fisik remaja disebabkan
oleh kelenjar pituitary dan kelenjar
hypothalamus. Kedua kelenjar itu
masing‐masing menyebabkan terjadi‐
nya pertumbuhan ukuran tubuh dan
merangsang aktifitas serta partum‐
buhan alat kelamin utama dan kedua
pada remaja (Sunarto & Agung
Hartono, 2002: 94).
2. Transisi Kognitif menurut Piaget
(dalam Santrock, 2003: 15) bahwa
pemikiran operasional formal berlang‐
sung antara usia 11 sampai 15 tahun.
Pemikiran operasional formal lebih ‐
abstrak, idealis, dan logis daripada
pemikiran operasional konkret. Piaget
menekankan bahwa bahwa remaja
terdorong untuk memahami dunianya
karena tindakan yang dilakukannya
penyesuaian diri biologis. Secara lebih
nyata mereka mengaitkan suatu
gagasan dengan gagasan lain. Mereka
9

Volume 13, No. 1, Juni 2011

bukan hanya mengorganisasikan peng‐
amatan dan pengalaman akan tetapi
juga menyesuaikan cara berfikir
mereka untuk menyertakan gagasan
baru karena informasi tambahan mem‐
buat pemahaman lebih mendalam.
Dalam perkembangan kognitif, remaja
tidak terlepas dari lingkungan sosial.
Hal ini menekankan pentingnya
interaksi sosial dan budaya dalam
perkembangan kognitif remaja.
3. Transisi Sosial. Santrock (2003: 24)
mengungkapkan bahwa pada transisi
sosial remaja mengalami perubahan
dalam hubungan individu dengan
manusia lain yaitu dalam emosi, dalam
kepribadian, dan dalam peran dari
konteks sosial dalam perkembangan.
Membantah orang tua, serangan agre‐
sif terhadap teman sebaya, perkem‐
bangan sikap asertif, kebahagiaan
remaja dalam peristiwa tertentu serta
peran gender dalam masyarakat mere‐
fleksikan peran proses sosial‐emosi‐
onal dalam perkembangan remaja.
John Flavell (dalam Santrock, 2003:
125) juga menyebutkan bahwa ke‐
mampuan remaja untuk memantau
kognisi sosial mereka secara efektif
merupakan petunjuk penting menge‐
nai adanya kematangan dan kompe‐
tensi sosial mereka.
KERANGKA KONSEP
Pemanfaatan teknologi komunikasi
dan informatika (TIK) terbukti telah
dapat mempengaruhi masyarakat secara
global baik itu perubahan sosial, ekonomi,
dan budaya yang secara signifikan ber‐
10

langsung demikian cepat. Teknologi Infor‐
masi saat ini menjadi pedang bermata dua
karena selain memberikan kontribusi
bagi peningkatan kesejahteraan, kema‐
juan, dan peradaban manusia, sekaligus
juga menjadi sarana efektif perbuatan
melawan hukum seperti pornografi,
kejahatan elektronik dan lain sebagainya.
Situs jejaring sosial FB yang saat ini
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
khususnya remaja juga merupakan media
TIK yang dapat mempengaruhi perilaku
keseharian remaja yang masih sangat
labil. Kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Perilaku remaja dalam penggunaan
FB memiliki karakteristik dapat dilihat
pada perkataan dan perbuatan remaja
saat mereka memanfaatkan FB. Dalam hal
ini yang akan diukur adalah FB dapat
memperburuk cara berkomunikasi dan
merusak tata bahasa pengguna/ remaja.
Perilaku remaja juga dapat diukur dari
frekuensi, durasi, dan intensitas remaja
saat memanfaatkan FB. Perilaku remaja
ini juga dapat dipengaruhi dan mem‐
pengaruhi lingkungan, dimana saat semua
teman‐teman di sekitar mereka meman‐
faatkan situs jejaring sosial maka mereka
juga akan melakukan hal yang sama. Hal
ini akan sangat berguna bagi remaja
dalam mencari teman baru mempererat
hubungan dengan teman yang sudah ada,
juga percaya atau sebaliknya kepada
orang yang baru dikenal melalui FB,
mendapatkan banyak informasi, penge‐
tahuan dan pengalaan baru sekaligus ter‐
hibur dan menghibur orang lain melalui
FB atau sebaliknya mendapatkan masalah
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011

/musuh akibat FB. Penggunaan FB juga
akan membentuk sikap remaja yang
dapat dilihat secara langsung misalnya
kecanduan penggunaan situs jejaring
sosial ini, dan jarang bertemu dengan
orang secara langsung/tatap muka.

Gambar 1. Kerangka Konsep

Pengguna
an Situs
Jejaring
Sosial
Facebook
(X)

Perilaku
Remaja (Y)
- Perkataan/per
buatan remaja
- Frekuensi
penggunaan
FB
- Remaja dapat
mempengaruhi
/dipengaruhi
lingkungannya
- Sikap yang
nampak

Hipotesis Penelitian
Penelitian ini mengajukan hipotesis
bahwa : ada hubungan penggunaan situs
jejaring sosial terhadap perilaku remaja.
Hipotesis (Ho dan H1) dalam uraian
kalimat :
Ho : Tidak ada hubungan penggunaan
situs jejaring sosial FB (X) terhadap
perilaku remaja (Y). Ho : p = 0
H1 : Ada hubungan penggunaan situs
jejaring sosial FB (X) terhadap
perilaku remaja (Y). H1 : p ≠ 0

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam peneli‐
tian menggunakan Chi square yaitu peng‐
ujian hipotesis mengenai perbandingan
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

antara frekuensi observasi atau yang
benar‐benar terjadi atau aktual dengan
frekuensi harapan. Yang dimaksud
dengan frekuensi harapan adalah freku‐
ensi yang nilainya dapat dihitung secara
teoritis (e). Sedangkan dengan frekuensi
observasi adalah frekuensi yang nilainya
didapat dari hasil percobaan (o). Uji
Kebebasan Chi‐Square digunakan untuk
memeriksa kebebasan/independensi dari
dua variabel kategorik sehingga dapat
disimpulkan apakah kedua variabel terse‐
but saling bebas (tidak berhubungan)
ataukah keduanya saling bertalian
(berhubungan).
Definisi Operasional
1. Pengguna Situs Jejaring Sosial FB ada‐
lah remaja yang memiliki akun FB
yaitu sarana sosial yang membantu re‐
maja untuk berkomunikasi secara
lebih efisien dengan teman‐teman, ke‐
luarga, serta orang lain. Penggunaan
yang diteliti disini meliputi frekuensi,
waktu, aktifitas remaja pada FB yang
bisa mempengaruhi perilaku peng‐
guna.
2. Perilaku Remaja adalah tanggapan
atau reaksi individu yang terwujud
dari gerakan/ tindakan (sikap), tidak
saja badan tapi juga ucapan, akibat
yang ditimbulkan dari penggunaan FB.
METODOLOGI
Jenis penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
metode survei yang bertujuan mengum‐
pulkan dan menggali sejumlah besar data
untuk selanjutnya dianalisis.
11

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
remaja yang mempunyai akun situs
jejaring sosial FB yang berdomisili di kota
Makassar dengan jumlah populasi sebesar
250.202 jiwa. Sedangkan sampling yang
acak atau random
dilakukan adalah
sampling / probability sampling, yaitu
setiap elemen populasi mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan
sampel. Adapun penentuan jumlah
sampel dengan menggunakan rumus
Slovin sebagai berikut :

n = N/1 + Ne²
n = besar sampel
N = jumlah populasi (250.202 jiwa)
e = nilai presisi (tingkat presisi yang
ditetapkan sebesar 7%)
1 = konstanta
Berdasarkan rumus penentuan
besar sampel, maka diperoleh jumlah
sampel sebagai berikut : 203,9 = 204
responden.
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dengan menggunakan kue‐
sioner kepada responden dan wawancara
mendalam kepada informan berkompe‐
ten. Juga menghimpun data dan informasi
lain yang mendukung penelitian, terma‐
suk didalamnya studi kepustakaan seba‐
gai data sekunder dan data tertier untuk
mendukung data primer yang sudah ada.

12

Analisis data
Teknik analisis data yang diguna‐
kan secara deskriptif kuantitatif. Data
diolah dengan program SPSS 17. Dan sete‐
lah diolah, dikategorisasikan dan kemu‐
dian disimpulkan.
Validitas dan Realiabilitas
Untuk mendapatkan validitas dan
realibilitas instrument dilakukan uji coba
(pre-test), untuk memastikan apakah
instrument tersebut merupakan alat ukur
yang akurat dan dapat dipercaya. Validi‐
tas adalah sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin
diukur. Sedangkan realibilitas menunjuk‐
kan sejauh mana suatu hasil pengukuran
relatif konsisten apabila pengukuran ter‐
hadap aspek yang sama pada alat ukur
yang sama, (Internal Consistency Realiablity) (Singarimbun dan Effendy, 1995).
PEMBAHASAN
Identitas Responden
Identitas responden untuk jenis
kelamin, dari jumlah keseluruhan respon‐
den sebanyak 204 orang, remaja laki‐laki
yang paling dominan dalam penelitian ini,
yaitu sebanyak 103 responden (50,5%)
menyusul perempuan sebanyak 101 res‐
ponden (49,5%). Sedangkan untuk usia
responden dari 11–22 tahun, usia 14
tahun yang paling banyak yaitu sebanyak
41 responden (20,1%) sedangkan yang
paling sedikit adalah responden yang ber‐
usia 11 tahun sebanyak 1 orang (0,5%).

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011
Grafik 1. Tingkat Pendidikan

Dari hasil penelitian ini, responden
yang terbanyak adalah remaja SMP
sebanyak 52, 45%, kemudian remaja SMU
sebanyak 26, 47% dan remaja yang telah
kuliah sebanyak 21,08%. Adapun res‐
ponden yang paling banyak adalah remaja
yang duduk dikelas 9 atau kelas 3 SMP
sedangkan yang paling sedikit adalah
remaja yang berkuliah pada semester 7.
Hal ini menunjukkan bahwa remaja peng‐
guna FB terbanyak adalah pelajar SMP

yang memiliki rentang usia 11‐15 tahun.
Dimana pada usia ini remaja telah memi‐
liki pemikiran operasional formal dan
logis. Remaja usia ini juga terdorong
untuk memahami dunianya karena tin‐
dakan yang dilakukannya serta tidak
terlepas dari lingkungan sosial. Dimana
hampir semua teman mereka telah meng‐
gunakan FB sebagai suatu keharusan
maka remaja lainnya juga ikut membuat
akun yang sama.

Grafik 2. Situs Jejaring Sosial yang sering digunakan

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

13

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Kepemilikan Akun Situs Jejaring Sosial
Bagian ini membahas kepemilikan
akun situs jejaring sosial. Dari 204 res‐
ponden, 124 responden atau 60,8 % yang
memiliki akun situs jejaring sosial lain
selain FB antara lain akun Twitter se‐
banyak 107 responden (52,45%) menyu‐
sul Friendster sebanyak 44 responden
(21,57%) dan lainnya seperti My space,
Orkud, koprol, Saling Sapa, Purlk, Mig33,
Youtube, Yahoo,Xm, MSN,
Snaptu dan lainnya. Namun
dari beberapa akun situs
jejaring sosial yang dimiliki
responden remaja ini, situs
jejaring sosial FB‐lah yang
paling sering digunakan
mereka yaitu
oleh
sebanyak 185 responden
atau 90,7%
menyusul
Twitter
sebanyak
16
responden (7,8%). Dari sini
terlihat bahwa situs jejaring sosial adalah
akun yang paling populer dibanding yang
lainya. Sehingga apa yang telah diteliti
sebelumnya yaitu FB merupakan situs
terbanyak penggunanya baik di dunia
maupun di Indonesia dikuatkan juga
dalam penelitian ini.
Penggunaan Facebook
Penggunaan Facebook (FB) oleh
responden yang ternyata kebanyakan dari
mereka telah memiliki akun FB selama 2
tahun sebanyak 77 responden (37,75%)
dan yang paling sedikit adalah 22 respon‐
den (10,8%) yang telah memanfaatkan FB
lebih dari 3 tahun. Hasil penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa perkembangan
14

FB sangat cepat. Sejak kemunculannya ta‐
hun 2006, dalam kurun waktu 5 tahun,
penggunanya sudah sangat banyak dan
merupakan situs jejaring paling populer
di dunia termasuk bagi remaja di
Indonesia.
Kebanyakan dari responden remaja
ini juga hanya menggunakan/ membuka
akun FB mereka 1 kali dalam sehari yaitu
sebanyak 101 responden (49,51%) dan

Diagram 1. Lama waktu
menggunakan akun FB
hanya 10% dari mereka yang membuka
akun mereka diatas 4 kali. Sedangkan saat
menggunakan akun FB, remaja paling
banyak menghabiskan waktu selama
kurang lebih 1 jam yaitu 78 responden
(38,2%) dan yang paling sedikit
menggunakan selama lebih dari 3 jam
yaitu sebanyak 15 responden (7,4%). Ini
berarti sekali pun FB merupakan situs
jejaring yang sangat populer di kalangan
remaja, tetapi tidak berarti media ini
selalu di buka setiap harinya secara ber‐
kali‐kali. Meski memang setiap hari pasti
disempatkan untuk dimanfaatkan selama
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011

kurang lebih 1 jam oleh kebanyakan re‐
maja. Hal ini menunjukkan FB sudah
menjadi bagian kegiatan rutin setiap hari
bagi remaja. Jika sebelum mereka memi‐
liki situs jejaring sosial waktu mereka
dihabiskan dengan kegiatan lain, tetapi
kini selama sekitar 1 jam remaja ini me‐
manfaatkan FB dengan berbagai tujuan
yaitu antara lain untuk menambah teman,
mendapatkan informasi, mengisi waktu
luang, mencari hiburan dan lain‐lain.
Artinya perilaku remaja telah terbentuk
dengan sendirinya dengan kebiasaan
yang mereka lakukan sehari‐hari.
Dari penelitian ini juga, terungkap
bahwa ternyata kebanyakan remaja su‐
dah memiliki handphone (hp)/ telepon
selular yang berakses internet,
ini terbukti dari kebanyakan
mereka yang mengakses FB
melalui hp pribadi sebanyak 77
responden (37,7%) menyusul
akses internet di rumah
sebanyak
70
responden
(34,3%) dan akses internet di
warnet sebanyak 46 responden
(22,5%).
Perkembangan teknologi
khususnya hp yang begitu
cepat secara langsung juga berdampak
bagi kepemilikan media tersebut oleh
masyarakat khususnya remaja. Harga hp
yang relatif murah meskipun sudah
dilengkapi dengan berbagai fitur menarik
termasuk fasilitas internet, dapat dibeli
oleh masyarakat. Dan biaya pulsa yang
juga bersaing murahnya antar provider,
membawa remaja semakin mudah untuk
mengakses internet dimana saja baik saat
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

mereka berada di tempat umum, di
rumah, maupun saat berada di sekolah.
Sehingga tidak heran jika remaja dengan
usia relatif masih sangat muda, telah
banyak memanfaatkan internet dan
menggunakan akun FB mereka melalui hp
pribadi. Tapi hasil penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa remaja juga tetap
menggunakan jasa warnet saat mereka
mengakses FB mereka sehingga remaja
juga rata‐rata mengeluarkan biaya
sebanyak Rp. 10.000,‐ Rp.20.000,‐ dalam
sebulan untuk mengakses internet baik
melalui hp pribadi maupun warnet. Dan
ada juga diantara mereka yang menge‐
luarkan dana di atas Rp.50.000,‐/bulan
untuk biaya internet.

Diagram 2. Kegiatan dalam
mengakses FB
Kegiatan yang dilakukan selama
mengakses FB adalah yang paling banyak
menulis dan membaca komentar orang
lain sebanyak 133 responden (65,2%),
kemudian mengupdate status sebanyak
126 responden (61,8%), menyusul mem‐
15

Volume 13, No. 1, Juni 2011

baca informasi di FB orang lain sebanyak
87 responden (42,6%), bermain game 78
responden (38,2%), mengunggah foto/
video sebanyak 59 responden (28,9%),
menulis di dinding/wall teman 57 respon‐
den (27,9%), kegiatan lainnya yaitu
chatting, mencari teman, dan mencari
informasi sebanyak 27 responden
(13,2%). Sedangkan menulis di notes
merupakan kegiatan yang paling sedikit
dilakukan yaitu sebanyak 16 responden
(7,8%).
Seperti remaja pada umumnya,
mereka juga sedang mengalami transisi
kognitif. Dan dalam perkembangan kog‐
nitif ini, remaja tidak terlepas dari
lingkungan sosial. Sehingga bagi remaja,
hal yang sangat penting adalah melaku‐
kan interaksi sosial. Ini dapat dilihat dari
perilaku keseharian remaja saat meng‐
gunakan FB, dimana setiap hari mereka
paling banyak menuliskan komentar pada
status, foto atau apapun yang di‐ posting
oleh teman‐teman FB. Kegiatan terbanyak
lainnya adalah remaja sangat sering
mengupdate status mereka. Hal ini
menunjukan bahwa remaja usia belasan
tahun sangat membutuhkan pengakuan
diri dari orang lain yang membaca status
mereka melalui FB. Remaja juga ingin
selalu mengekpos keadaan dirinya untuk
diketahui oleh orang lain. Inilah yang
disebut dengan masa transisi sosial
remaja di mana mereka sedang menga‐
lami perubahan dalam hubungan individu
dengan manusia lain yaitu dalam emosi,
dalam kepribadian, dan dalam peran dari
konteks sosial dalam perkembangan.

16

Hubungan
Penggunaan
Facebook
Terhadap Perilaku Remaja
Bagian ini membahas hubungan
penggunaan situs jejaring sosial FB
dengan perilaku remaja. Ada beberapa
indikator perilaku remaja yang dimuncul‐
kan dalam kuesioner yaitu penggunaan
FB yang dapat dilihat dari perkataan dan
perbuatan remaja saat mereka meman‐
faatkan FB. Dalam hal ini yang akan di‐
ukur adalah FB dapat memperburuk cara
berkomunikasi dan merusak tata bahasa
pengguna/remaja. Perilaku remaja juga
dapat diukur dari frekuensi, durasi, dan
intensitas remaja saat memanfaatkan FB.
juga
dapat
Perilaku remaja ini
dipengaruhi dan mempengaruhi ling‐
kungan, dimana saat semua teman‐teman
disekitar mereka memanfaatkan situs
jejaring sosial maka mereka juga akan
melakukan hal yang sama. Hal ini akan
sangat berguna bagi remaja dalam men‐
cari teman baru mempererat hubungan
dengan teman yang sudah ada juga
percaya atau sebaliknya kepada orang
yang baru dikenal melalui FB, menda‐
patkan banyak informasi, pengetahuan
dan pengalaman baru sekaligus terhibur
dan menghibur orang lain melalui FB atau
sebaliknya mendapatkan masalah/musuh
akibat FB. Penggunaan FB juga akan
membentuk sikap remaja yang dapat
dilihat secara langsung misalnya kecan‐
duan penggunaan situs jejaring sosial ini,
dan jarang bertemu dengan orang secara
langsung/tatap muka.
Skala perilaku remaja terdiri dari
20 item pertanyaan dengan skor minimal
1 dan skor maksimal 5. Jumlah skor
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011

minimal adalah 20 x 1 = 20, jumlah skor
maksimalnya adalah 20 x 5 = 100, dengan
jarak sebaran 100‐20 = 80. Setiap satuan
deviasi standar dengan demikian bernilai
80 : 4 = 20. Sehingga hubungan yang
lemah antar variabel skornya = x< 20,
sedang =20 x 80, dan kuat = 80 chi square
tabel, Ho ditolak. Jika chi square hitung <
chi square tabel, maka Ho diterima. Chi‐
square tabel dengan alpha 0,005 dan dk=
5‐1=4 adalah 9,49. Chi‐square hitung
11,343. Berarti chi square hitung > chi
square tabel, dan Ho di tolak. Kesimpulan,
bahwa ada hubungan penggunaan situs
jejaring sosial terhadap kecanduan/lupa
waktu tetapi lemah.
FB Membuat Nilai Pelajaran Menurun
Observe
dN

Expected
N

Resi
dual

57

40.8

16.2

50
58

40.8
40.8

29

40.8

10

40.8

9.2
17.2

11.8

30.8

Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total

204

Test Statistics
fb membuat
nilai pelajaran
menurun
Chi‐Square(a)
df
Asymp. Sig.

Tabel statistik tes
dianalisis sebagai berikut :
18

42.422
4
.000

yang dapat

Ho : Tidak ada hubungan penggunaan
situs jejaring sosial FB (X) dengan
penurunan nilai pelajaran sekolah
(Y). Ho : p = 0
H1 : Ada hubungan penggunaan situs
jejaring sosial FB (X) terhadap
dengan penurunan nilai pelajaran
sekolah (Y). H1 : p ≠ 0
Jika chi‐square hitung > chi square
tabel, Ho ditolak. Jika chi square hitung <
chi square tabel, maka Ho diterima. Chi‐
square tabel dengan alpha 0,005 dan dk=
5‐1=4 adalah 9,49. Chi‐square hitung
42,422. Berarti chi square hitung > chi
square tabel dan Ho ditolak. Kesimpulan,
bahwa ada hubungan antara penggunaan
situs jejaring sosial terhadap penurunan
nilai pelajaran sekolah. Namun hubungan
tersebut sedang.
Kebanyakan remaja sangat tidak
setuju jika disebutkan bahwa FB mem‐
buat mereka jarang bertemu dengan
orang lain. Dan kurang setuju jika FB
dikatakan bisa menambah musuh/ masa‐
lah, memperburuk cara berkomunikasi
dan memperburuk tata bahasa, meski
hasil penelitian menyebutkan variabel‐
variabel tersebut memang ada hubungan
satu sama lain dengan penggunaan FB.
Dari hasil pengujian statistik tersebut di
atas maka diperoleh suatu kesimpulan
bahwa ada hubungan penggunaan situs
jejaring sosial FB terhadap perilaku
remaja. Namun ukuran hubungannya
berbeda ada yang lemah, sedang dan kuat.
Hasil analisis data diatas menye‐
butkan bahwa penggunaan situs jejaring
sosial khususnya FB memang memiliki
dampak/ hubungan baik itu negatif mau‐
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011

pun positif. Dan hasil ini melengkapi hasil
penelitian‐penelitian sebelumnya yang
menyebutkan bahwa mahasiswa yang
kerap menggunakan FB ternyata menjadi
malas dan bodoh dan makin sedikit waktu
mahasiswa belajar dan semakin buruk
nilai‐nilai mata pelajaran mereka. Namun
hasil studi ini memang mengemukakan
bahwa ada hubungannya antara peng‐
gunaan FB dengan kecanduan/ lupa
waktu dan penurunan nilai pelajaran,
namun hubungannya ini berbeda yaitu
lemah dan sedang.
Tetapi FB yang memberikan dam‐
pak positif terhadap perilaku remaja di‐
mana mereka banyak mendapatkan infor‐
masi, memperbanyak pertemanan dan
lainnya memperkuat pendapat Aleman,
Anna M.Martinez & Wartman, Katherine
Link. 2009 dan Lin, Carolyn A. & Atkin,
David A. 2002 yang menyebutkan bahwa
keberadaan situs jejaring sosial akan
memudahkan kita untuk berinteraksi
dengan mudah dengan orang‐orang dari
seluruh belahan dunia dengan biaya yang
lebih murah dibandingkan menggunakan
telepon. Selain itu, penyebaran informasi
dapat berlangsung secara cepat.
Disamping itu fitur serta aplikasi
yang dimiliki oleh FB yang sangat mudah
digunakan sehingga remaja usia paling
dini pun dapat menggunakannya. Serta
dilengkapi dengan fitur chat, notes, atau
sistem tag, merupakan sebuah inovasi
tersendiri. Bahkan kini, FB menjadi
hosting foto terbesar, mengalahkan situs
foto seperti Flickr atau Picasso (Enda
Nasution, 2008) sehingga lebih banyak
responden memilih menggunakan FB
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

daripada situs jejaring sosial lainnya.
Dengan kemudahan ini, dengan
mudahnya responden remaja memanfaat‐
kan FB yang juga membentuk perilaku
mereka. Seperti yang dikatakan oleh
Myers (1983) bahwa perilaku merupakan
sikap yang diekspresikan dan saling ber‐
interaksi, saling mempengaruhi satu
dengan yang lain. Disamping itu kegiatan
yang dilakukan saat mengakses FB antara
lain memberikan komentar atau diko‐
mentari oleh teman membuat pengaruh
bagi pengguna untuk membalas komen‐
tar‐komentar itu. Disamping itu sisi hi‐
buran FB seperti bermain game dan
mengunggah foto atau sekedar menye‐
barkan foto atau mendapatkan kiriman
foto dari dan untuk teman menjadi suatu
kegiatan yang menyenangkan bagi
responden. Sehingga ada pengaruh untuk
terus mengakses akun FB. Sehingga se‐
perti yang dikatakan Bandura, 1977 bah‐
wa perilaku manusia dipandang sebagai
reaksi yang dapat bersifat sederhana
maupun bersifat kompleks. Apalagi
responden dalam penelitian ini adalah
remaja yang merupakan kelompok usia
yang masih labil. Seperti yang dikemu‐
kakan oleh Calon (dalam Monks, dkk
1994) bahwa masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status
anak. Dalam perkembangan kognitif,
remaja tidak terlepas dari lingkungan
sosial. Hal ini menekankan pentingnya
interaksi sosial dan budaya dalam
perkembangan kognitif remaja yang salah
satunya mereka dapatkan dari situs
19

Volume 13, No. 1, Juni 2011

jejaring sosial FB. Karena itu banyak dari
mereka yang memang sengaja mencari
teman melalui FB.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya
suatu simpulan
maka dapat diambil
bahwa terdapat hubungan antara penggu‐
naan situs jejaring sosial dengan perilaku
remaja di kota Makassar. Perilaku remaja
tersebut dalam bentuk teman mereka
bertambah, memperoleh informasi, me‐
nambah pengetahuan dan juga meng‐
hibur. Namun melalui FB juga, waktu
remaja banyak terbuang karena tanpa
mereka sadari FB cenderung membuat
kecanduan serta lupa waktu meski
mayoritas dari mereka menggunakan FB
di waktu senggang.
Saran
Karena hasil penelitian menunjuk‐
kan bahwa ada hubungan antara peng‐
gunaan situs jejaring sosial FB dengan
perilaku remaja, maka beberapa saran
yang dapat diambil diantaranya adalah
penggunaan situs jejaring sosial jenis
apapun sebaiknya tidak secara berlebihan
karena akan mengakibatkan ketergan‐
tungan dan penurunan nilai‐nilai positif
dari remaja. Dan penelitian lanjutan khu‐
sus melihat dampak konten situs jejaring
sosial terhadap penggunanya dapat dila‐
kukan untuk memperkaya hasil penelitian
tentang situs jejaring sosial.

20

DAFTAR PUSTAKA
Aleman, Anna M.Martinez & Wartman,
Katherine Link, 2009. Online Social
Networking on Campus: Understanding What Matters in Student
Culture. Taylor & Francis Press.
Bandura, A., 1977. Social Learning Theory.
New Jersey : Prentice Hall Inc.