Keharmonisan Antara Umat Beragama Kristen Dengan Umat Beragama Islam Di Kelurahan Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI PENELITIAN

Keterangan: Peta Kelurahan Tigabinanga

147
Universitas Sumatera Utara

Keterangan: Salah satu kegiatan bersama antara umat beragama Kristen dengan
umat beragama Islam yaitu di pesta adat perkawinan suku Karo

Keterangan: Salah satu faktor pendukung keharmonisan umat beragama Kristen
dengan umat beragama Islam adalah adat istiadat suku Karo.

148
Universitas Sumatera Utara

Keterangan: Wawancara bersama Ibu
Defrianti br. Ginting
(pendeta GKMI Tigabinanga)


Keterangan: Wawancara bersama
Bapak Iwan Simbolon (Pendeta
Gereja Advent Tigabinnga)

Keterangan: Wawancara bersama Bapak

Keterangan: Wawancara bersama

Elia Tarigan (Pendeta GKFI Tigabinanga)

Bapak Fauzi Harahap (Ustadz Masjid
Sabilul Jannah Tigabinanga)

149
Universitas Sumatera Utara

Keterangan: Wawancara bersama Bapak
Budi Sebayang (tokoh adat Kelurahan
Tigabinanga)


Keterangan: Wawancara bersama
Bapak Nashrun Sebayang (Kepala
Kelurahan Tigabinanga)

150
Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2: DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Nama Informan
Jenis Kelamin
Usia
Pekerjaan
Alamat
Waktu

A.

Pertanyaan untuk tokoh agama baik Kristen maupun
Islam:
1. Apakah keluarga Anda memiliki saudara yang berbeda agama?

2. Bagaimana keragaman agama dan etnis di sekitaran tempat tinggal
Anda?
3. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka
menjalin silaturahmi antar pemeluk agama?
4. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama di kelurahan
Tigabinanga saat ini?
5. Bagaimana pandangan saudara mengenai masyarakat yang berbeda
agama dengan anda?
6. Bagaimana hubungan antara umat beragama Islam dan umat beragama
Kristen di kelurahan Tigabinanga?
7. Bagaimana

peran

budaya

khususnya

“Rakut


Sitelu”

dalam

mempengaruhi terciptanya keharmonisan antar umat beragama di
kelurahan Tigabinanga?
8. Menurut Anda, selain “Rakut Sitelu” adakah faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi keharmonisan antara umat beragama Kristen
dengan umat beragama Islam di kelurahan Tigabinanga?

151
Universitas Sumatera Utara

9. Masyarakat Karo terkenal dengan loyalitas ganda, yaitu kepada suku
dan agama. Bagaimana kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap
keharmonisan umat beragama di kelurahan Tigabinanga?
10. Bagaimana tanggapan ataupun tindakan Anda jika tetangga Anda yang
berbeda agama sedang mengadakan hajatan?
11. Apa yang menjadi motivasi Anda saat Anda mengikuti acara / kegiatan
tetangga maupun saudara Anda yang berbeda agama?

12. Apakah pernah terjadi konflik yang mengatas namakan agama di
kelurahan Tigabinanga? Jika pernah kapan dan apa faktor pemicunya?
13. Bagaimana tanggapan saudara mengenai isu yang mengatas namakan
agama yang terjadi di luar Tigabinanga? Apakah memiliki pengaruh
terhadap

keharmonisan

antar

umat

beragama

di

Kelurahan

Tigabinanga?
14. Seberapa besar pengaruh media sosial dan media massa dalam

mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di kelurahan
Tigabinanga?
15. Bagaimana cara Anda menyebarkan sikap toleransi kepada jemaat
yang Anda pimpin?
16. Bagaimana komunikasi yang terjalin diantara pemuka agama di
kelurahan Tigabinanga?
17. Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan di FKUB (Forum Kerukunan
Umat Beragama)?
18. Apa saran Anda mengenai keharmonisan antar umat beragama yang
telah tercipta di kelurahan Tigabinanga?

B. Pertanyaan untuk tokoh adat maupun tokoh masyarakat
1. Apakah keluarga Anda memiliki saudara yang berbeda agama?
2. Bagaimana keragaman agama dan etnis di sekitaran tempat tinggal
Anda?
3. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka
menjalin silaturahmi antar pemeluk agama?

152
Universitas Sumatera Utara


4. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama di kelurahan
Tigabinanga saat ini?
5. Bagaimana pandangan saudara mengenai masyarakat yang berbeda
agama dengan Anda?
6. Bagaimana hubungan antara umat beragama Islam dan umat beragama
Kristen di kelurahan Tigabinanga
7. Bagaimana

peran

budaya

khususnya

“Rakut

Sitelu”

dalam


mempengaruhi terciptanya keharmonisan antar umat beragama di
kelurahan Tigabinanga?
8. Menurut Anda, selain “Rakut Sitelu” adakah faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi keharmonisan antara umat beragama Kristen
dengan umat beragama Islam di kelurahan Tigabinanga?
9. Masyarakat Karo terkenal dengan loyalitas ganda, yaitu kepada suku
dan agama. Bagaimana kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap
keharmonisan umat beragama di kelurahan Tigabinanga?
10. Bagaimana tanggapan ataupun tindakan Anda jika tetangga Anda yang
berbeda agama sedang mengadakan hajatan?
11. Apa yang menjadi motivasi Anda saat Anda mengikuti acara / kegiatan
tetangga maupun saudara Anda yang berbeda agama?
12. Apakah pernah terjadi konflik yang mengatas namakan agama di
kelurahan Tigabinanga? Jika pernah kapan dan apa faktor pemicunya?
13. Bagaimana tanggapan saudara mengenai isu yang mengatas namakan
agama yang terjadi di luar Tigabinanga? Apakah memiliki pengaruh
terhadap

keharmonisan


antar

umat

beragama

di

Kelurahan

Tigabinanga?
14. Seberapa besar pengaruh media sosial dan media massa dalam
mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di kelurahan
Tigabinanga?
15. Apa saran Anda mengenai keharmonisan antar umat beragama yang
telah tercipta di kelurahan Tigabinanga?

153
Universitas Sumatera Utara


C. Pertanyaan

untuk

aparatur

pemerintahan

kelurahan

Tigabinanga
1. Apakah keluarga Anda memiliki saudara yang berbeda agama?
2. Bagaimana keragaman agama dan etnis di sekitaran tempat tinggal
Anda?
3. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka
menjalin silaturahmi antar pemeluk agaa?
4. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama di kelurahan
Tigabinanga saat ini?
5. Bagaimana pandangan saudara mengenai masyarakat yang berbeda

agama dengan anda?
6. Bagaimana hubungan antara umat beragama Islam dan umat beragama
Kristen di kelurahan Tigabinana?
7. Bagaimana

peran

budaya

khususnya

“Rakut

Sitelu”

dalam

mempengaruhi terciptanya keharmonisan antar umat beragama di
kelurahan Tigabinanga?
8. Menurut Anda, selain “Rakut Sitelu” adakah faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi keharmonisan antara umat beragama Kristen
dengan umat beragama Islam di kelurahan Tigabinanga?
9. Masyarakat Karo terkenal dengan loyalitas ganda, yaitu kepada suku
dan agama. Bagaimana kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap
keharmonisan umat beragama di kelurahan Tigabinanga?
10. Bagaimana tanggapan ataupun tindakan Anda jika tetangga Anda yang
berbeda agama sedang mengadakan hajatan?
11. Apa yang menjadi motivasi Anda saat Anda mengikuti acara / kegiatan
tetangga maupun saudara Anda yang berbeda agama?
12. Apakah pernah terjadi konflik yang mengatas namakan agama di
kelurahan Tigabinanga? Jika pernah kapan dan apa faktor pemicunya?
13. Bagaimana tanggapan saudara mengenai isu yang mengatas namakan
agama yang terjadi di luar Tigabinanga? Apakah memiliki pengaruh
terhadap

keharmonisan

antar

umat

beragama

di

Kelurahan

Tigabinanga?

154
Universitas Sumatera Utara

14. Seberapa besar pengaruh media sosial dan media massa dalam
mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di kelurahan
Tigabinanga?
15. Bagaimana cara Anda menyebarkan sikap toleransi kepada masyarakat
yang Anda pimpin?
16. UU no. 40 tahun 2008 berisikan tentang penghapusan diskriminasi
RAS dan etnis. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan berhak atas perlindungan terhadap setiap bentuk
diskriminasi RAS dan etnis. Bagaimana pelaksanaan undang-undang
ini di kelurahan Tigabinanga?
17. Menurut pandangan Anda, bagaimana komunikasi yang terjalin
diantara pemuka agama di kelurahan Tigabinanga?
18. Apakah di kelurahan Tigabinanga terdapat LSM ataupun gerakan yang
berasaskan perdamaian ataupun kerukunan antar umat beragama?
19. Apa saran Anda mengenai keharmonisan antar umat beragama yang
telah tercipta di kelurahan Tigabinanga?

155
Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 3: PROFIL INFORMAN
1. Budi Sebayang, 84 tahun (Tokoh Adat Kelurahan Tigabinanga)
Budi Sebayang merupakan salah satu tokoh adat di Kelurahan Tigabinanga
yang merupakan keturunan dari Ngadang Sebayang yang merupakan kepala desa
pertama sekaligus penduduk pertama di kelurahan Tigabinanga. Budi Sebayang
memiliki seorang istri dan empat orang anak, dua laki-laki dan dua perempuan.
Budi Sebayang merupakan seorang pensiunan PNS yang dahulunya bekerja
sebagai guru. Saat ini Budi Sebayang bekerja sebagai petani. Sosok yang berusia
84 tahun ini masih tetap sehat hingga saat ini dan masih mampu berbicara dengan
lancar. Pengetahuannya akan sejarah Kelurahan Tigabinanga tidak luntur meski
sudah dimakan usia. Selain sejarah Tigabinanga, beliau juga memahami adat
istiadat masyarakat Karo. Pendidikan terakhir informan adalah sekolah guru yang
setara dengan sekolah sekolah tingkat menengah atas. Sebagai seorang yang
merupakan keturunan dari pendiri kampung, tentu informan sepanjang hidupnya
mengetahui dengan jelas bagaimana wilayah Kelurahan Tigabinanga beserta
dengan penduduknya dari masa ke masa. Tidak hanya itu saja, informan juga
masih merasakan bagaimana hidup di masa penjajahan Hindia Belanda hingga
penjajahan Jepang.

Informan semenjak lahir sudah tinggal di Kelurahan

Tigabinanga hingga saat ini.
Di dalam kehidupan sehari-hari informan sering kali hadir di setiap acara
adat masyarakat Tigabinanga. Posisi informan yang cukup tinggi di dalam sistem
adat masyarkat Karo membuat informan sering kali diundang ataupun dihadirkan
guna menjadi penasehat maupun penengah di saat ada sebuah kegiatan baik secara

156
Universitas Sumatera Utara

langsung berhubungan dengan adat maupun tidak langsung. Sebagai umat agama
Kristen Katolik pertama di Tigabinanga, informan juga merupakan saksi sejarah
bagaimana masuknya agama Kristen Katolik di Kelurahan Tigabinanga. Hal ini
menjadi penting untuk menilik bagaimana asal muasal masuknya agama di
Kelurahan Tigabinanga yang masyarkatnya dahulu kala memeluk kepercayaan
lokal (agama Pemena).
2. Nashrun Sebayang, 57 tahun (Kepala Kelurahan Tigabinanga)
Informan

merupakan

seorang kepala

pemerintahan

di

kelurahan

Tigabinanga. Informan yang berusia 57 tahun ini sudah hampir 10 tahun menjadi
pemimpin di pemerintahan Kelurahan Tigabinanga. Tahun ini adalah periode
kedua informan memimpin Kelurahan Tigabinanga. Suami dari beru Karo ini
memiliki dua orang anak. Selain sebagai PNS, informan juga merupakan seorang
petani sama dengan masyarakat Kelurahan Tigabinanga pada umumnya.
Sebagai kepala kelurahan tentu saja informan sudah sangat paham dengan
keadaan lingkungan dan demografis masyarakatnya. Hal ini berguna utnuk
melihat sejauh mana peran pemerintah dalam menangani masyarakat dari sisi
keyakinannya masing-masing maupun hubungan dengan masyarakat yang
menganut agama lain.

3. Syarifuddin Tarigan (Tokoh Masyarakat)
Informan merupakan seorang PNS yang bekerja di departemen agama
Kecamatan Juhar dan memiliki jabatan sebagai kepala KUA (Kantor Urusan
Agama). Pendidikan terakhir informan adalah Sarjana Keagamaan. Informan yang

157
Universitas Sumatera Utara

berusia 52 tahun ini merupakan keturunan dari masyarakat Tigabinanga yang
pertama kali memeluk agama Islam. Sebagai seorang yang memahami agama
Islam, kehidupan sehari-hari informan juga cukup kental dengan adat istiadat suku
Karo.
Informasi dan data yang dapat diperoleh dari informan beristrikan beru
Sembiring ini adalah mengenai bagaimana sejarah masuknya agama Islam ke
Kelurahan Tigabinanga dan pandangan informan mengenai kehidupan umat
beragama di kelurahan Tigabinanga. Pengetahuan informan akan adat istiadat
masyarakat suku Karo diperlukan guna melihat hubungan antara agama dengan
adat istiadat dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama hingga saat ini.

4. Vicardo Ananda Ginting, 33 tahun (Pendeta GBKP Klasis Tigabinanga)
Informan adalah seorang pendeta yang masih cukup muda. Di usia yang
memasuki 33 tahun informan dipercayakan untuk menjadi pendeta di Klasis
Tigabinanga. Klasis Tigabinanga adalah sebuah sebutan dari gabungan beberapa
gereja GBKP dalam sebuah wilayah. Sebelum menjadi pendeta klasis, informan
merupakan pendeta yang melayani jemaat GBKP runggun Tigabinanga selama
hampir 3 tahun lamanya. Sejak tinggal pertama kali di kelurahan Tigabinanga
tahun 2012, informan kerap berolahraga dengan jemaat ataupun masyarakat
Kelurahan Tigabinanga lainnya. Informan sudah menikah dan memiiki seorang
istri serta dua orang anak.
Pengalaman informan selama melayani jemaat sudah cukup banyak. Tidak
jarang berhubungan langsung dengan masyarakat beragama Islam dikarenakan tali

158
Universitas Sumatera Utara

persaudaraan jemaat. Infromasi dari infroman diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian yang sedang dikaji peneliti.

5. Ferani Br. Sembiring, 30 tahun (Pendeta GBKP Runggun Tigabinanga)
Informan adalah pendeta yang memimpin jemaat runggun Tigabinanga.
Informan yang sudah menikah dan memiliki dua orang anak ini mulai melayani di
runggun Tigabinanga sejak tahun 2014. Pandangan informan mengenai hubungan
umat beragama menjadi cukup penting dikarenakan mayoritas penduduk
kelurahan Tigabinanga yang beragama Kristen Protestan merupakan jemaat
GBKP Runggun Tigabinanga. Informan berusia 30 tahun ini berpendidikan
terakhir S1 Sarjana Teologia.
Sebelum melayani jemaat GBKP runggun Tigabinanga, istri dari seorang
pendeta bermarga Barus ini melayani di GBKP Runggun Keriahen yang terletak
tidak jauh dari Kelurahan Tigabinanga. Sebelum pindah ke Tigabinanga, informan
sudah aktif dalam beberapa kegiatan gereja ataupun kegiatan antar gereja di
kelurahan Tigabinanga. Hal ini menjadikan Kelurahan Tigabinanga bukan hal
yang asing bagi informan.

6.

Cypriano Barasa, 43 Tahun (Pastor Paroki Tigabinanga)
Informan adalah salah satu dari beberapa pastor yang melayani jemaat di

paroki Tigabinanga. Informan yang berusia 43 tahun ini sudah melayani jemaat
katolik di Paroki Tigabinanga selama lebih kurang 3,5 tahun. Pengalaman
informan sebelum pindah ke Tigabinanga sudah cukup banyak. Kabupaten

159
Universitas Sumatera Utara

Labuhan Batu Utara pernah menjadi tempat pelayanan infroman, tepatnya di kota
Aek Kanopan. Selain itu infroman juga pernah melayani di Siantar, tepatnya di
Nagahuta yang terkenal sebagai tempat retreat.
Sebagai pemimpin jemaat informan tentu sudah memahami bagaimana
kehidupan umat yang dipimpinnya. Posisinya sebagai pastor Paroki juga membuat
informan memiliki pengetahuan mengenai gambaran kehidupan umat beragama di
luar kelurahan Tigabinanga. Meskipun informan adalah seorang dengan suku
Pakpak, namun pengetahuan informan mengenai budaya masyarakat Karo tidak
dapat dipandang sebelah mata. Pandangan dan informasi dari informan
diharapkan dapat mewakili pandangan umat Katolik pada umumnya.

7.

Defrianti br. Ginting, 33 tahun (Pendeta Gereja Kristen Muria
Indonesia di Tigabinanga)
Sebagai salah satu gereja dengan aliran Kharismatik, GKMI sudah cukup

lama berdiri di Tigabinanga. Dengan jumlah jemaat yang dipimpin sebanyak lebih
kurang 60 jemaat, informan berusaha untuk mengembangkan gereja yang ia
pimpin. Bermula dari sebuah rumah kecil untuk kegiatan ibadah, informan
bersama jemaat saat ini sudah berhasil mendirikan sebuah gedung gereja
permanen. Di belakang gedung gereja terdapat sebuah asrama kecil guna tempat
kost pelajar yang sekolah di sekitar gereja. Selain masyarakat kelurahan
Tigabinanga, jemaat informan juga berasal dari beberapa desa di sekitar seperti
desa Kuta Galoh dan Desa Benjire.

160
Universitas Sumatera Utara

Hidup di tengah masyarakat pendatang yang bersuku Jawa dan beragama
Islam, informan memiliki hubungan yang baik dengan warga sekitar. Hal ini
terlihat dari interaksi informan yang terjalin sangat baik. Tidak hanya interaksi
informan juga kerap mengunjungi rumah warga sekitar dan saling bertukar
pikiran. Tentu hal ini dapat menjadi sumber informasi yang baik guna
kelngsungan penelitian ini.

8.

Iwan Simbolon, 45 tahun (Pendeta Gereja Advent)
Dari sisi usia Gereja Advent sudah cukup tua. Berdiri semenjak tahun

1964 kehadiran Gereja Advent menandakan masyarakat kelurahan Tigabinanga
yang cukup terbuka terhadap perbedaan denomenasi gereja. Informan yang
berusia 45 tahun ini sudah lebih urang 3 tahun melayani jemaat gerjea Advent di
Kelurahan Tigabinanga bersama dengan istri Boru Situmorang. Sebelum melayani
di Tigabinanga informan terlebih dahulu melayani di Kabupaten Samosir. Selain
jemaat di kelurahan Tigabinanga informan juga melayani di beberapa jemaat yang
berada di sekitar kelurahan Tigabinanga.
Tempat tinggal dan lokasi gereja yang berdampingan dengan masyarakat
yang berbeda agama menjadikan pengalaman sehari-hari informan menjadi kajian
yang cukup menarik untuk menggambarkan relasi diantara umat beragama.

9.

Yanti Br. Sinuhaji, 45 tahun (Pendeta Gereja Segala Bangsa)
Gereja Segala Bangsa hadir di Kelurahan Tigabinanga sejak tahun 2014.

Sempat dua kali berganti tempat ibadah, kegiatan peribadahan saat ini

161
Universitas Sumatera Utara

diselenggakan di sebuah rumah dekat losd pekan buah Tigabinanga. Meskipun
hanya memiliki sedikit jemaat, namun hal ini tidak mengurangi semangat
informan untuk menyampaikan pandangannya mengenai hubungan umat
beragama di Kelurahan Tigabinanga. Informan yang berusia 45 tahun ini juga
memiliki banyak pengalaman dalam melayani jemaat. Melayani cukup lama di
Bandung dan melayani di Nias selama hampir delapan tahun menjadikan
informan memahami berbgai karateristik jemaat dan fasih dalam beberapa bahasa,
salah satunya adalah bahasa Nias. Alasan keluarga lah yang menjadikan informan
‘terdampar’ di kelurahan Tigabinanga
Dengan jumlah jemaat yang masih sedikit, informan berusaha memenuhi
kebutuhan gereja dengan menjadi staf di salah satu Credit Union (CU) di
Tigabinanga. Sebelumnya informan juga pernah menjadi tata usaha di salah satu
SMK Swasta di kelurahan Tigabinanga. Hal ini didukung oleh latar belakangnya
yang pernah mengecap pendidikan ekonomi selama menjalani perkuliahan
program diploma di Bandung sebelum memutukan untuk menjadi seorang Hamba
Tuhan dan mengambil pendidikan Teologia.

10.

Vanus Tarigan, 57 tahun (Pendeta Gereja Bethel Indonesia)
Gereja Bethel Indonesia yang berada di Tigabinanga adalah salah satu

gereja protestan beralian khrismatik yang memiliki cukup banyak jemaat. Hingga
saat ini jemaat GBI mencapai lebih kurang 200 jemaat. GBI berdiri sejak tahun
2004 dan sebelum resmi menjadi sebuah gereja terlebih dahulu didirikan Pos PI di

162
Universitas Sumatera Utara

kelurahan Tigabinanga. Tahun 2017 ini GBI di Tigabinanga sudah berusia sekitar
13 tahun.
Pekerjaan sehari-hari informan adalah sebagai pengusaha dan beternak.
Informan yang berusia 57 tahun ini memiliki gelar pendeta muda setelah
mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan. Di dalam pelayanannya, informan
dibantu oleh istri. Sebagai seorang pendeta, Informan akrab dipanggil dengan
sebutan “Bapak Gembala” oleh jemaatnya.

11.

Ahmad Fauzi Harahap, 34 tahun (Ustadz Masjid Sabilul Jannah)
Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, pimpinan jamaah umat Islam

yang sudah cukup lama menetap di Tigabinanga adalah Ustadz Fauzi. Informan
sudah menetap di Kelurahan Tigabinanga sekitar empat tahun lamanya. Informan
berusia 34 tahun ini dikenal cukup ramah oleh masyarakat. Hal ini terlihat
sewaktu peneliti bertanya kepada masyarakat kelurahan Tigabinanga siapa tokoh
agama Islam yang layak untuk diwawancarai. Kebanyakan menyebut nama
Ustadz Fauzi. Hal ini sudah dibuktikan oleh peneliti sendiri saat menyambangi
kediaman informan dan mewawancarainya.
Meskipun informan bukan warga asli Tigabinanga namun informan cukup
fasih berbahasa Karo dan lebih kurang paham mengenai adat dan budaya
masyarakat Tigabinnanga ataupun suku Karo. Pengalaman informan dalam
berdakwah dan menjadi penceramah di kalangan masyarakat beragama Islam di
wilayah Tigabinanga sudah cukup banyak. Tidak hanya di Kelurahan
Tigabinanga, informan juga sering diundang ataupun didatangkan oleh umat

163
Universitas Sumatera Utara

Muslim yang berada di kecamatan lain di sekitar Tigabinanga mulai dari
Kecamatan Juhar, Kecamatan Munte hingga Kecamatan Lau Baleng untuk
menjadi penceramah. Dengan pengalaman dan berbagai kegiatan yang telah
dilakukan, pandangan dan informasi dari informan kiranya dapat dijadikan
rujukan mewakili umat Islam yang berada di Kelurahan Tigabinanga.

12.

Ardi Ritonga, 27 tahun (Ustadz Masjid Sirajul Huda)
Informan adalah seorang Ustadz yang masih muda berusia 27 tahun.

Selain menjadi pimpinan jamaah, informan juga adalah seorang penanggung
jawab Pondok Pesanteren Sirajul Huda yang berada di dalam satu kompleks
dengan Masjid Sirajul Huda. Pondok Pesantren (Ponpes) Sirajul Huda merupakan
Ponpes pertama dan satu-satunya pondok pesantren yang ada di Kabupaten Karo.
Meskipun masih muda namun informan sudah cukup banyak mengetahui
bagaimana kehidupan umat beragama di Kelurahan Tigabinanga. Informan yang
berkampung halaman di daerah Tapanuli ini sudah bermukim selama lebih kurang
dua tahun. Pendidikan terakhir informan adalah Sarjana Hukum Islam dari
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).

13.

Elia Tarigan, 34 tahun (Pendeta Gereja Kristen Filadelfia Indonesia)
Informan adalah seorang pimpinan gereja yang merintis pelayanannya di

Kelurahan Tigabinanga mulai tahun 2001. Sempat beberapa kali berpindah tempat
ibadah, saat ini gedung gereja baru sudah berdiri secara permanen berdekatan
dengan gereja GKMI dan gereja Advent. Jemaat yang informan pimpin lebih

164
Universitas Sumatera Utara

kurang sekitar 100 orang dengan berbagai macam latar belakang suku seperti
Karo, Batak Toba, dan Nias. Hal ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
yang baik mengingat relasi diantara umat beragama tidak dapat dilepaskan dari
identitas kesukuan masyarakat.
Informan yang berusia 34 tahun ini melakukan pelayanan hingga ke
Kecamatan Munte. Pendidikan terakhir informan adalah Sarjana Teologia dari
sebuah Sekolah Tinggi Teologia di Medan. Lokasi gedung gereja dan tempat
tinggal informan yang berada di tengah-tengah masyarakat Muslim menjadikan
hubungan informan dengan masyarakat Tigabinanga yang beragama Islam terjalin
sangat baik. Hal ini tentu menjadi hal yang menarik untuk dibahas dan dikaji
dalam penelitian ini.

14.

Abner Sembiring, 57 tahun (Pendeta Gereja Protestan di Indonesia)
Salah satu gereja yang sudah cukup tua keberadaannya di Kelurahan

Tigabinanga adalah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI). Sempat beberapa kali
berganti lokasi tempat ibadah, gereja yang mulai berdiri sejak tahun 1988 ini
sudah berdiri permanen di Jalan Ruam dekat Simpang Empat Tigabinanga. Jika
dilihat dari lamanya tinggal di kelurahan Tigabinanga, dari semua pemuka agama
yang menjadi informan penelitian ini, maka informan AS lah yang menjadi
informan tertua diantara pemuka agama lainnya. Hal ini tentu sangat penting guna
melihat bagaimana pengalaman informan dalam memimpin jemaat dan menjalani
hubungan dengan masyarakat yang berbeda agama.

165
Universitas Sumatera Utara

Bisa dikatakan GPdI Tigabinanga menjadi gereja yang mengalami
perkembangan cukup pesat. Jemaat yang ada sempat mencapai ratusan orang dan
berasal dari berbagai desa di sekitaran Kelurahan Tigabinanga. hingga akhirnya
sebagian jemaat memisahkan diri dan membangun gereja GPdI yang baru di
desanya masing-masing. Informan yang beristrikan beru Ginting ini memiliki
anak yang juga mengikuti jejak informan sebagai hamba Tuhan. Hingga tahun
2017 ini keberadaan GPdI sudah hadir selama hampir 30 tahun.
Informan Tambahan:
14. Purba Karo-karo (Pertua Emeritus GBKP Runggun Tigabinanga)
Informan adalah seorang yang telah lama mengabdi di gereja khususnya
GBKP Runggun Tigabinanga. Pekerjaan sehari-hari indorman berusia 64 tahun ini
adalah sebagai wiraswasta dan bertani. Oleh karena itu sedikit banyak informasi
mengenai sejarah gereja di Tigabinanga dapat diperoleh dari informan.
15. Njayam Sebayang (Pertua Emeritus GBKP Runggun Tigabinanga)
Sebagai salah satu jemaat mula-mula GBKP runggun Tigabinanga yang
notabenenya adalah gereja pertama di kelurahan Tigabianbga, informan
merupakan sosok yang tepat untuk dimintai keterangan mengenai sejarah gereja
GBKP maupun sejarah mula-mula masyarakat memeluk agama Kriten Protestan.
Informan yang sudah berusai 84 tahun ini masih cukup sehat dan kuat dalam
menjalani aktifitasnya sehari-hri. Bahkan wawancara dengan informan dilakukan
di ladang dan informan sedang bekerja di ladang.
Infroman merupakan salah satu jemaat yang mengingat sejarah bagaimana
agama Kristen Protestan masuk ke kelurahan Tigabinanga. Informan yang berlatar
166
Universitas Sumatera Utara

belakang pendidikan sampai SMP ini juga masih mendapatkan pengajaran akan
teologi kristen dari pendeta pertama yang hadir di keluarahan Tigabinanga.

167
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Asimilasi Antara Penduduk Migran Dengan Penduduk Lokal (Studi kasus : Interaksi Multietnis di Kelurahan Tigabinanga,Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo)

4 73 108

Analisis Pemasaran Jagung ( Studi kasus : Kelurahan Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo)

39 242 110

Kerukunan umat beragama antara islam, kristen dan sunda wiwitan: Studi Kasus Kelurahan Cigugur Kecamatan Cigugur, Kuningan-Jawa Barat.

3 40 129

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI DESA BANARAN (STUDI HUBUNGAN ANTAR UMAT ISLAM, KRISTEN PROTESTAN, Kerukunan antar Umat Beragama Di Desa Banaran(Studi Hubungan Antar Umat Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu Dan Buddha).

0 1 17

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI DESA BANARAN (STUDI HUBUNGAN ANTAR UMAT ISLAM, KRISTEN PROTESTAN, Kerukunan antar Umat Beragama Di Desa Banaran(Studi Hubungan Antar Umat Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu Dan Buddha).

0 1 13

Keharmonisan Antara Umat Beragama Kristen Dengan Umat Beragama Islam Di Kelurahan Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo

0 0 4

Keharmonisan Antara Umat Beragama Kristen Dengan Umat Beragama Islam Di Kelurahan Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo

0 0 12

Keharmonisan Antara Umat Beragama Kristen Dengan Umat Beragama Islam Di Kelurahan Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo

0 0 2

Keharmonisan Antara Umat Beragama Kristen Dengan Umat Beragama Islam Di Kelurahan Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo

0 1 10

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA ANTARA MASYARAKAT ISLAM DAN KRISTEN DI KELURAHAN PACCINONGANG KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

0 0 88