BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Iklim (Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin) Dengan Kejadian Diare di Kota Jakarta Pusat pada Periode Tahun 2004-2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Menurut data UNICEF dan WHO tahun 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi dan nomor 5 bagi segala umur. 1.5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Faktor pendukung yang menyebabkan diare adalah perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor dan kurang memperhatikan kebersihan makanan. (WHO, 2009)

  Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara tinggi. Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke 13 dengan proporsi 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke 3 setelah TB dan pneumonia.

  Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, di Indonesia dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insiden naik. Pada tahun 2000 IR penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian luar biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatam dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 kecamatan dengan jumlah kasus 5756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4024 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74%) (Kemenkes RI, 2011).

  Wilayah Indonesia pada umumnya telah terjangkit diare dan kasus diare ditemukan di semua provinsi di Indonesia. Melalui pencatatan dan pelaporan terhadap angka kesakitan dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare termasuk penyakit dalam sepuluh penyakit terbanyak di DKI Jakarta. Pada tahun 2010 jumlah penderita sebesar 213.281 penderita dengan lebih dari 50 persennya diderita oleh balita.

  Berdasarkan Kemenkes (2012) dalam penelitian Ernyasih di peroleh cukup tinggi. Pada tahun 2007 jumlah kasus diare yang dilaporkaan sebanyak 35.483 kasus. Jumlah kasus diare mengalami peningkatan pada tahun 2008 yaitu 40.796 kasus. Pada tahun 2009 mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu menjadi 29.140 kasus, namun pada tahun 2010 kembali meningkat menjadi 30.812 kasus. Dan pada tahun 2011 merupakan jumlah kasus tertinggi di Jakarta Pusat yaitu 53.608 kasus.

  Iklim dan musim merupakan faktor pendukung yang memengaruhi terjadinya penyakit infeksi. Agen penyakit tertentu ditemukan terbatas pada daerah geografis tertentu juga karena mereka membutuhkan reservoir dan vektor untuk kelangsungan hidupnya. Iklim dan variasi musim dapat memengaruhi kehidupan agen penyakit, reservoir, dan vektor (Sumantri, 2010).

  Banyak penyakit yang berkaitan dengan perubahan iklim, salah satunya adalah diare. Unsur dari iklim yaitu curah hujan, suhu, kelembapan, dan kecepatan angin berpengaruh terhadap kejadian diare. Dalam tipe diare tropik kejadian puncak terjadi pada musim penghujan. Banjir dan kemarau berhubungan dengan peningkatan resiko kejadian diare meskipun banyak kejadian terbukti bersifat temporal. Hal tersebut dapat terjadi karena hujan lebat dapat menyebabkan masuknya agen mengkontaminasi ke dalam persediaan air. Pada saat kondisi kemarau dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih sehingga meningkatkan resiko penyakit yang berhubungan dengan hygiene (WHO,2003).

  Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia, sehingga diare. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk melihat korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu 10 tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

1.2 Rumusan Masalah

  Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan sehingga perlu dilakukan analisis terhadap faktor pendukung pada lingkungan untuk pengendalian kasus diare. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum

  Untuk mengetahui korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1.

  Diketahuinya gambaran kasus diare, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013. Diketahuinya gambaran kasus diare, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

  3. Diketahuinya korelasi curah hujan dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

  4. Diketahuinya korelasi suhu udara dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

  5. Diketahuinya korelasi kelembaban udara dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

  6. Diketahuinya korelasi kecepatan angin dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat perbulan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

  7. Diketahuinya korelasi curah hujan dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

  8. Diketahuinya korelasi suhu udara dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

  Diketahuinya korelasi kelembaban udara dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

  10. Diketahuinya korelasi kecepatan angin dengan kejadian kasus diare di Kota Jakarta Pusat pertahun selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2013.

1.4 Hipotesis

1.4.1 Hipotesis Mayor

  Ada korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

1.4.2 Hipotesis Minor 1.

  Ada korelasi curah hujan dengan kejadian diare perbulan di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

  2. Ada korelasi suhu udara dengan kejadian diare perbulan di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

  3. Ada korelasi kelembaban udara dengan kejadian diare perbulan di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 4.

  Ada korelasi kecepatan angin dengan kejadian diare perbulan di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

  5. Ada korelasi curah hujan dengan kejadian diare pertahun di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

  6. Ada korelasi suhu udara dengan kejadian diare pertahun di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

  7. Ada korelasi kelembaban udara dengan kejadian diare pertahun di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

8. Ada korelasi kecepatan angin dengan kejadian diare pertahun di Kota

  Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian 1.

  Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Jakarta Pusat dalam perencanaan program pencegahan dan pengendalian kasus diare di Kota Jakarta Pusat.

  2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan, Badan Meteorologi maupun Pemerintah Kota Jakarta Pusat dalam membuat kebijakan terkait berbagai sektor.

  3. Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya untuk studi yang lebih mendalam tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan penyakit diare.

  4. Sebagai informasi bagi mahasiswa kesehatan masyarkat dan masyarakat tentang korelasi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian diare di Kota Jakarta Pusat selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akne Vulgaris - Profil Kadar Vitamin E Plasma pada Berbagai Derajat Keparahan Akne Vulgaris di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 19

Tindakan irigasi pada perawatan saluran akar yang dilakukan oleh dokter gigi umum di kota Medan tahun 2015.

0 0 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Tindakan irigasi pada perawatan saluran akar yang dilakukan oleh dokter gigi umum di kota Medan tahun 2015.

0 0 17

Tindakan irigasi pada perawatan saluran akar yang dilakukan oleh dokter gigi umum di kota Medan tahun 2015.

0 0 12

BAB II PENEGAKAN HUKUM DALAM RANGKA MENANGGULANGI PERJUDIAN TOGEL DI KALANGAN MASYARAKAT A. Sanksi Hukum Terhadap Perjudian - Upaya Polri Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perjudian Toto Gelap (Togel) Di Kalangan Masyarakat

1 1 43

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Upaya Polri Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perjudian Toto Gelap (Togel) Di Kalangan Masyarakat

0 0 25

II. Pengisian Kuisioner - Pengaruh Pengetahuan Pimpinan Tentang Anggaran, Pengalaman Kerja Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Pengawasan Keuangan Dengan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengawasan Keuangan - Pengaruh Pengetahuan Pimpinan Tentang Anggaran, Pengalaman Kerja Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Pengawasan Keuangan Dengan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Pengetahuan Pimpinan Tentang Anggaran, Pengalaman Kerja Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Pengawasan Keuangan Dengan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1 Pengertian Diare - Hubungan Iklim (Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin) Dengan Kejadian Diare di Kota Jakarta Pusat pada Periode Tahun 2004-2013

0 0 22