PENGARUH OPINI AUDIT DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP VOLUNTARY AUDITOR SWITCHING (STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
“PENGARUH OPINI AUDIT DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP
VOLUNTARY AUDITOR SWITCHING
(STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)”
Oleh
Andi Basru Wawo1, Emilia Nurdin2, Selfy Dewita Yusran3
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo
Kendari Sulawesi Tenggara
ABSTRACT
This study aims to exam The Influence of Audit Opinion and Auditor Reputation
toward to Voluntary Auditor Switching. The population in this study is the Real Estate and
Property companies listed at the Indonesia Stock Exchange in 2010 until 2014. There are
39 samples achievemented using purposive sampling method. Analysis The Influence
between independent and dependent variables used the multiple linear regression
analysis and SPSS version 21.
This study indicated determination coeffiecient result for the Audit Opinion and
Auditor Reputation toward to Voluntary Auditor Switching
= 0.113. That’s number have
meaning contribution Audit Opini and Auditor Reputation toward to Voluntary Auditor

Switching is 11,3% whereas remain 86,7% achievement from other factors’ contribution.
The result this study indicated that simultaneous according audit opinion and auditor
reputation significantly influence toward to voluntary auditor switching. According partial,
audit opinion influenced negative significantly toward to voluntary auditor switching.
Auditor reputation variable influenced negative significantly toward to voluntary auditor
switching.
Keywords: Audit Opinion, Auditor Reputatiton, Voluntary Auditor Switching.
I. Pendahuluan
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin
dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.
Menurut Susan (2009) setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan
telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawasan Pasar Modal
(Bapepam).
Isu opini audit sering digunakan sebagai alasan oleh manajemen untuk mengganti
KAP yang secara regulasi masih boleh melakukan audit di perusahaan yang
bersangkutan. Kondisi ini muncul pada saat perusahaan klien tidak setuju dengan opini
audit sebelumnya atau opini audit yang akan datang. Permasalahan ini dapat memicu
salah satu pihak untuk memisahkan diri (Calderon and Ofobike, 2008 dalam Pratini 2013).
Secara umum, auditee tentunya menginginkan laporan keuangannya mendapat opini

wajar tanpa pengecualian dari KAP yang disewanya. Wijaya (2011) telah melakukan
penelitian yang berhasil membuktikan adanya pengaruh opini audit tehadap auditor
switching. Sedangkan penelitian yang dilakukan Pratini (2013) menemukan bahwa opini
auditor tidak mempengaruhi perusahaan untuk berpindah KAP. Perusahaan cenderung
akan berpindah ke KAP yang memiliki reputasi auditor yang lebih baik yaitu pada KAP
yang termasuk dalam kategori big four.

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 49

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
Aturan tentang auditor switching ini, bahkan sudah diadopsi dan diterapkan di
beberapa negara, salah satunya Indonesia. Indonesia mulai membuat regulasi berupa
Keputusan Menteri Keuangan, keputusan ini setidaknya menjelaskan tentang
pembatasan audit tenure atau panjangnya masa kerjasama antara perusahaan dan
kantor akuntan publik (KAP). Diawali dengan keluarnya 3 Keputusan Menteri Keungan
No. 423/KMK.06/2002 (pasal 6) yang lalu di amandemen melalui Keputusan Menteri
Keuangan No. 359/KMK.06/2003 tentang Jasa Akuntan Publik (pasal 2).

Peraturan ini kemudian disempurnakan lagi oleh para regulator dan menghasilkan
aturan yang baru. Pada tahun 2008, melalui Peraturan Menteri Keuangan
No.17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik (pasal 3), yang berisi tentang
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan KAP
paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik
paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Keputusan untuk mengganti auditor atau KAP secara voluntary menarik untuk
diteliti, dikarenakan banyak faktor yang dapat melatarbelakangi keputusan perusahaan
untuk melakukan pergantian auditor atau KAP. Faktor – faktor itu dapat dipengaruhi dari
faktor klien maupun dari auditor itu sendiri. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian
tentang fenomena perpindahan Kantor Akuntan Publik, dengan berbagai faktor dan hasil
yang berbeda-beda.
Perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2014 terdapat 11 (sebelas) perusahaan yang melakukan pergantian KAP. Oleh
karena itu, penulis mengambil judul “ Pengaruh Opini Audit dan Reputasi Auditor
Terhadap Voluntary Auditor Switching Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia “. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka
permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah : apakah opini audit berpengaruh
signifikan terhadap voluntary auditor switching?, apakah reputasi auditor berpengaruh
signifikan terhadap voluntary auditor switching? dan apakah opini audit dan reputasi

auditor berpengaruh signifikan terhadap voluntary auditor switching.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap
voluntary auditor switching, untuk mengetahui reputasi auditor terhadap voluntary auditor
switching, dan untuk mengetahui pengaruh opini audit dan reputasi auditor terhadap
voluntary auditor switching.
II. Kajian Teori
1. Laporan Keuangan
Menurut IAI (2012) laporan keuangan lengkap biasanya meliputi laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan dapat menjelaskan
perubahan posisi keuangan dan kinerja perusahaan selama tahun berjalan dalam laporan
keuangan.
Laporan keuangan didefinisikan oleh Samsul (2006, h.128) merupakan sarana
penting bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik,
selain itu laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
perusahaan yang dibuat oleh manajemen kepada pemilik perusahaan. Sesuai dengan
PSAK nomor 1 (IAI, 2012) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber

daya yang dipercayakan kepada mereka.

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 50

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
Laporan keuangan memiliki beberapa karakteristik kualitatif. Menurut IAI (2012),
terdapat 5 karakteristik kualitatif pokok yaitu:
a. Dapat dipahami, kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi
dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan
yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan
dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan
bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
b. Relevan, agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan.
c. Pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan
kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
d. Keandalan, agar bermanfaat informasi juga harus andal (reliable), informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai bagian penyajian yang tulus atau jujur
(faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
harapkan dapat disajikan.
e. Dapat dibandingkan, pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif.
Pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain
yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode
perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2. Voluntary Auditor Switching
Auditor switching merupakan perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan
klien. Faktor yang menyebabkan praktik ini terjadi dapat berasal dari klien maupun auditor
itu sendiri. Menurut Mardiyah (2002) terdapat dua faktor yang mempengaruhi perusahaan
berganti KAP adalah faktor klien (client-related factors), yaitu: kesulitan keuangan,

manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO) dan faktor
auditor (auditor-related factors), yaitu: reputasi auditor, opini audit, dan audit delay.
Dewasa ini perkembangan profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh
perkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan publik yang
beroperasi, maka akan semakin banyak pula jasa akuntan publik yang diperlukan.
Divianto (2008) menyatakan dikarenakan kondisi tersebut, KAP akan saling bersaing
untuk berusaha mendapatkan klien dengan memberikan jasa audit sebaik mungkin.
Mautz dan Sharaf (1961) dalam Myers (2003) menyatakan bahwa hubungan
antara auditor dan klien yang terlalu panjang dapat memiliki pengaruh yang merugikan
independensi auditor karena obyektivitas auditor terhadap klien semakin berkurang
seiring dengan berjalannya waktu. Untuk menjaga independensi auditor ini maka
dilakukan auditor switching. Auditor switching dapat bersifat mandatory atau voluntary.
Auditor switching secara mandatory merupakan penggantian auditor yang
dilakukan perusahaan karena adanya peraturan yang mewajibkan perusahaan tersebut
mengganti auditornya dalam jangka waktu tertentu. Sebaliknya, voluntary auditor
switching merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengganti auditornya
ketika tidak ada peraturan yang mewajibkannya untuk mengganti auditor. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Wijayani (2011) Auditor switching dapat disebabkan oleh

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO


Page 51

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
faktor dari klien atau faktor dari auditor . Ketika klien mengganti auditornya pada saat
tidak ada aturan yang mengharuskannya (secara voluntary), yang terjadi adalah salah
satu dari dua hal: auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Karena
alasan pengunduran diri auditor atau pemecatan auditor, fokus yang menjadi masalah
adalah pada pihak klien yang mana menyebabkan voluntary auditor switching.
Febrianto (2009) dalam Lestari (2012) jika alasan switching tersebut adalah
karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi klien akan
pindah ke auditor yang sepakat dengan klien.
3. Opini Audit
Opini audit merupakan pernyataan pendapat dari auditor mengenai kewajaran
laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor tersebut.
Menurut Mulyadi (2002) terdapat lima jenis opini audit yaitu:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion).
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika
tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang

signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum
dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi
berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai laporan keuangan.
b.
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified
Opinion Report with Explanatory Language).
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan diberikan jika terdapat
hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap
menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien.
c. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
apabila dijumpai kondisi-kondisi berikut ini :
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien.
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar
kekuasaan klien maupun auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

d.
Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun
berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan
klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya,
sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya.
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclamer of Opinion)
Chow dan Rice (1982) menyatakan, opini audit dianggap mampu mempengaruhi
harga saham perusahaan dan kompensasi manajer sehingga para manajer selalu
mengharapkan pendapat clean opinion atau unqualified opinion dari auditor atas
laporan keuangan perusahaan.
Opini audit merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh
auditor. Berdasarkan penelitian Wijaya (2011), manajer percaya bahwa opini - opini audit
yang kurang baik akan mempengaruhi harga saham dan kapasitas pembiayaan, sehingga
opini qualified kemungkinan akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO


Page 52

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
mengakhiri kontrak dengan auditor. Jika perusahaan mendapatkan opini audit diluar opini
wajar tanpa pengecualian dari auditor, maka perusahaan tersebut cenderung akan
melakukan auditor switching yang mungkin dapat memberikan opini sesuai yang
diharapkan.
Perusahaan menghindari munculnya opini qualified dalam laporan keuangan
mereka. Jika perusahaan mendapatkan opini qualified maka akan menurunkan
kredibilitas laporan keuangan perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil Penelitian Wijaya
(2011) yang menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh signifikan terhadap Auditor
Switching. Jadi dapat disimpulkan bahwa klien yang mendapat opini audit yang tidak
diharapkan atas laporan keuangannya akan cenderung melakukan auditor switching. Hal
ini menunjukan bahwa opini audit berpengaruh positif terhadap Auditor Switching.
4. Reputasi Auditor
Hasil penelitian Ashton et al. Schwartz dan Soo dalam Utami (2006), audit delay
akan lebih pendek bagi perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar.
Beberapa penelitian membuktikan kesesuaian dengan hipotesis reputasi yang
berargumen bahwa KAP besar memiliki insentif lebih besar untuk mengaudit lebih akurat
karena mereka memiliki lebih banyak hubungan spesifik dengan klien yang akan hilang
jika mereka memberikan laporan yang tidak akurat.
KAP besar memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan dengan KAP
kecil, sehingga mereka memiliki resiko terancam (exposed) oleh tuntutan hukum pihak
ketiga yang lebih besar bila menghasilkan laporan audit yang tidak akurat dan keliru. Hal
ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat
mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga
memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang
lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat, guna menjaga reputasinya.
Menurut Yuliana dan Aloysia (2004), Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi
menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non-big four. Adapun kategori Kantor
Akuntan Publik yang berafiliasi dengan The Big Four di Indonesia, yaitu:
a. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama dengan KAP Tanuredja,
Wibisana & Rekan.
b. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan KAP
Siddharta dan Widjaja.
c. KAP Ernst & Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantono, Suherman dan
Surja.
d. KAP Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio.
Keempat KAP the big four diatas dianggap memiliki reputasi yang lebih baik
dibandingkan dengan KAP-KAP lain di Indonesia (KAP non-big four). Sehingga keempat
KAP tersebut diatas diberi label KAP the big four. Hal tersebut juga didasarkan pada
ukuran dan reputasi KAP tersebut dalam memberikan jasa audit. Reputasi auditor
merupakan seorang auditor yang memiliki sumber daya yang lebih besar dalam hal
mengaudit dengan mempunyai kualitas audit yang baik dari dulu hingga sekarang.
Reputasi auditor sangat mempengaruhi kredibilitas (kualitas, kapabilitas, atau
kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan) laporan keuangan perusahaan, karena
pemakai jasa keuangan yakinbahwa auditor mempunyai kekuatan monitoring
(pemantauan) yang tidak dapat diamati.Untuk itu jika perusahaan telah menggunakan
jasa KAP yang bereputasi, perusahaan tidak akan melakukan voluntary auditor switching,
karena KAP bereputasi ini dapat mendukung perkembangan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 53

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
5. Penelitian terdahulu
Penelitian Ulin Nuraini Rizqillah (2013) dengan judul, “Pengaruh Opini Audit,
Pergantian Manajemen, dan Reputasi Auditor Terhadap Pergantian Auditor”. Penelitian
Ulin Nuraini Rizqillah memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu
penelitian ini menggunakan variabel opini audit dan reputasi auditor serta penelitian ini
dianalisis menggunakan Regresi Linear Berganda. Perbedaannya, penulis tidak
menggunakan variabel pergantian manajemen dan objek yang digunakan dalam
penelitian Ulin Nuraini yaitu pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2008-2011.
Penelitian Sri Rahayu (2013) dengan judul, “Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP,
Pergantian Manajemen, dan Financial Destress Terhadap Auditor Switching”. Penelitian
Ulin Nuraini Rizqillah memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu
penelitian ini menggunakan variabel opini audit dan reputasi auditor atau ukuran KAP
serta penelitian ini dianalisis menggunakan Regresi Logistik. Perbedaannya, penulis tidak
menggunakan variabel pergantian manajemen dan Financial Destress.
Penelitian R. Meike Erika Dwiyanti (2014), dengan judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Auditor Switching Secara Voluntary (Studi Empiris Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012)”. Penelitian R. Meike Erika Dwiyanti,
bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching secara
voluntary. Variabel-variabel yang diduga mempengaruhi yaitu perubahan manajemen,
opini wajar dengan pengecualian, ukuran perusahaan, kualitas audit, financial distress
dan fee audit. Penelitian R. Meike Erika Dwiyanti ini dianalisis menggunakan Regresi
Logistik. Ada kesamaan penelitian R. Meike Erika Dwiyanti ini dengan penelitian yang
dilakukan penulis, yaitu penelitian ini menggunakan Auditor Switching secara Voluntary
atau Voluntary Auditor Switching sebagai variabel dependen.
Penelitian yang dilakukan oleh Vina Kurniaty (2014), dengan judul “Pengaruh
Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial Distress, Ukuran KAP, dan Ukuran
Perusahaan Klien Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Real Estate dan Properti
di Bursa Efek Indonesia“. Ada kesamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu,
menggunakan opini audit sebagai variabel independen dan menggunakan perusahaan
real estate dan property sebagai objek penelitian. Perbedaan penelitian Vina Kurniaty ini
dengan penelitian penulis terletak pada teknik analisis yang digunakan yaitu Regresi
Logistik sedangkan penulis menggunakan teknik analisis Regresi Linear Berganda.
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Puspa Pratiwi dan Ketut Yadyana (2015)
dengan judul penelitian “Pengaruh Audit Delay, Opini Audit, Reputasi Auditor dan
Pergantian Manajemen Pada Voluntary Auditor Switching“. Ada kesamaan dalam
penelitian Ni Made Puspa Pratiwi dan Ketut Yadyana dengan penelitian yang dilakukan
penulis, yaitu menggunakan opini audit dan reputasi auditor sebagai variabel independen
dan voluntary auditor switching sebagai variabel dependen serta menggunakan objek
penelitian pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penelitian Ni Made Puspa Pratiwi dan Ketut Yadyana ini, dianalisis
dengan menggunakan Regresi Logistik, berbeda dengan penelitian penulis yang
dianalisis dengan menggunakan Regresi Linear Berganda dan dalam penelitian penulis
tidak menggunakan variabel audit delay dan pergantian manajemen. Penulis juga
merubah periode penelitian yang dilakukan Ni Made Puspa Pratiwi dan Ketut Yadyna
(2015) yang menggunakan periode (2009-2013), menjadi periode (2010-2014). Dalam
mengubah periode penelitian diharapkan akan mempengaruhi hasil penelitian.
6. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pengelolaan
perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 54

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
bermanfaat untuk pengambilan keputusan perusahaan. Pengungkapan laporan keuangan
berarti harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas
suatu unit usaha.
Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah
diaudit oleh akuntan publik. Semakin banyak perusahaan yang go public, maka semakin
banyak pula jasa audit yang dibutuhkan. Banyaknya KAP yang beroperasi memberikan
pilihan kepada perusahaan untuk tetap menggunakan KAP yang sama atau melakukan
pergantian KAP (auditor switching).
Terjadi persaingan antar kantor akuntan publik untuk mendapatkan klien
(perusahaan) dengan cara berusaha memberikan jasa audit sebaik mungkin. Maka dari
itu seorang auditor harus mampu melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya dengan
optimal sehingga akan berpengaruh terhadap hasil opini audit yang diharapkan oleh klien
dan berkualitas sehingga akan berguna bagi dunia bisnis dan masyarakat luas. Jika hal
tersebut tidak dapat dipenuhi oleh seorang auditor, maka perusahaan akan mengganti
auditor yang dipandang lebih memiliki independensi dan kredibilitas yang tinggi.
Isu opini audit sering digunakan sebagai alasan oleh manajemen untuk mengganti
KAP yang secara regulasi masih boleh melakukan audit di perusahaan yang
bersangkutan. Kondisi ini muncul pada saat perusahaan klien tidak setuju dengan opini
audit sebelumnya atau opini audit yang akan datang. Permasalahan ini dapat memicu
salah satu pihak untuk memisahkan diri (Calderon and Ofobike, 2008 dalam Pratini 2013).
Secara umum, auditee tentunya menginginkan laporan keuangannya mendapat opini
wajar tanpa pengecualian dari KAP yang disewanya. Wijaya (2011) telah melakukan
penelitian yang berhasil membuktikan adanya pengaruh opini audit tehadap auditor
switching. Sedangkan penelitian yang dilakukan Pratini (2013) menemukan bahwa opini
auditor tidak mempengaruhi perusahaan untuk berpindah KAP.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Puspa Pawitri
dan Ketut Yadnyana (2015) dalam penelitian mengenai pengaruh audit delay, opini audit,
reputasi auditor dan pergantian manajemen pada voluntary auditor switching. Variabel
dalam penelitian ini adalah Voluntary Auditor Switching, Opini Audit dan Reputasi Auditor.
Paradigma dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Skema 1
Paradigma Penelitian
H1

Opini Audit (X1)

VOLUNTARY AUDITOR

H3
Reputasi Auditor (X2)

H2

SWITCHING (Y)

Keterangan :
: Pengaruh Secara Parsial
: Pengaruh Secara Simultan

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 55

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
7. HIPOTESIS PENELITIAN
Model hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Opini Audit berpengaruh signifikan terhadap Voluntary Auditor
Switching
H2 : R e p u t a s i A u d i t o r berpengaruh signifikan terhadap Voluntary
Auditor Switching
H3 : O p i n i A u d i t dan Reputasi Auditor berpengaruh signifikan
terhadap Voluntary Auditor Switching.
III. Metode Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Opini Audit dan Reputasi Auditor sebagai
variabel independen dan Voluntary Auditor Switching sebagai variabel dependen pada
Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010 – 2014.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic
deskriptif. Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan (Indriantoro dan Supomo, 2009). Hubungan antar variabel-variabel
dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam persamaan sebagai berikut :
Y = a+b1X1+b2X2+ є
Keterangan :
Y
= Voluntary Auditor Switching
a
= Nilai Konstanta
X1, X2
= Koefisien regresi masing-masing variabel
є (Epselon) = Faktor lain yang tidak diteliti.
Definisi operasional variabel dan indikator yaitu sebagai berikut :
a. Opini Audit merupakan pernyataan pendapat auditor mengenai kewajaran laporan
keuangan yang diauditnya.
b. Reputasi Auditor adalah sebuah pencitraan yang baik dari seorang auditor atau kantor
akuntan publik.
c. Voluntary Auditor Switching merupakan pergantian auditor atau kantor akuntan publik
yang dilakukan sebuah perusahaan ketika tidak ada peraturan yang mewajibkannya.
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
a. Uji Asumsi Klasik
Sebuah model regresi yang baik adalah model regresi dengan kesalahan
peramalan seminimal mungkin (Santoso, 2003:42). Karena itu, sebuah model
regresi sebelum digunakan seharusnnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa
disebut asumsi klasik. Beberapa asumsi klasik yang perlu dipenuhi, yaitu :
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 maka H0 ditolak. Hasil uji normalitas data One Sample KolmogorovJur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 56

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
Smirnov Test pada Null Hyphothesis tersebut :
Nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,000 dimana < 0,05 yang artinya H0
ditolak dan menerima H1 . Hasil ini menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi
normal.
2) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dalam penelitian ini digunakan untuk mendeteksi ada
tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar
variabel independen dan besarnya tingkat kolinieritas yang masih dapat
ditolerir, yaitu: Tolerance > 0,1 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10
Nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk variabel opini audit (X1) sebesar
1,012 dan nilai Tolerance sebesar 0,988 ,sedangkan pada variabel reputasi
auditor (X2) diperoleh nilai VIF (Variance Inflation Factor) sebesar 1,012 dan
nilai Tolerance sebesar 0,988. Maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini
pada nilai VIF dan Tolerance yang diperoleh telah sesuai dengan kriteria
pengujian yaitu nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai Tolerance yang lebih
besar dari 0,1. Hal tersebut berarti adalah bahwa data yang digunakan telah
bebas dari gejala multikolonieritas antar variabel independen yang terdapat
dalam model penelitian ini.
3) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastis dalam penelitian ini digunakan untuk mendeteksi ada
tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang
dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program IBM SPSS.
Berdasarkan Grafik Scatterplot (Regrssion Standarized Predicted Value),
penyebaran plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga
dapat disimpulkan data yang berada dalam model penelitian ini tidak terdapat
gejala heterodekastisitas.

4) Uji Autokorelasi
Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah
dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut
:
1) Angka D-W dibawah -4 berarti ada autokorelasi positif
2) Angka D-W diantara -4 sampai +4 berarti tidak ada autokorelasi
3) Angka D-W diatas +4 berarti ada autokorelasi negatif.
Pada penelitian ini nilai statistik DW sebesar 0,527. Angka ini terletak
diantara -4 sampai +4, dari hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi positif maupun negatif.
b. Deskripsi Analisis Linear
Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Opini Audit (X1) dan
Reputasi Auditor (X2) terhadap Voluntary Auditor Switching (Y) (Studi Pada
Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2014), maka dilakukan analisis dengan metode statistik. Peralatan
analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linear berganda. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
software IBM SPSS 21, kemudian di analisis dengan parameter yang telah
dikemukakan dalam penelitian ini.

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 57

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Analisis Linear Berganda
Variabel Bebas
(constant)
Opini Audit (X1)
Reputasi Auditor (X2)

Koefisien
Regresi
(b)
3,807
-,300
-,730

thitung

tSignifikan

5,770
-2,164
-4,569

0,000
0,032
0,000

Keputusan
Terhadap
Hipotesis
Ditolak
Diterima

2

R Square (R ) : 0,133
Fhitung : 12,246 (Sign : 0,000)

Sumber : Output IBM SPSS V.21 Statistic, data sekunder diolah 2016
Y = 3,807 + -0,300 X1 + -0,730 X2 + €
Dimana :

Sumber : OutputYIBM
SPSS V.21
Statistic,
data sekunder diolah tahun
= Voluntary
Auditor
Switching
2016
X1 = Opini Audit
X2 = Reputasi Auditor
a = 3,807
b1 = -0,300
b2 = -0,730
є = Faktor lain yang tidak diteliti.
2. Pembahasan
a. Pengaruh Opini Audit (X1) Terhadap Voluntary Auditor Switching (Y)
Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS V.21
Statistic menunjukkan semakin baik opini yang didapatkan oleh sebuah perusahaan,
voluntary auditor switching menurun. Tetapi hal ini tidak memiliki arti. Karena opini
audit selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) tidak selalu diikuti dengan
pergantian kebijakan perusahaan untuk mengganti KAP nya atau melakukan
voluntary auditor switching.
Opini wajar tanpa pengecualian diberikan kepada perusahaan ketika laporan
keuangannya telah wajar dan bebas dari kesalahan material. Opini wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas sama dengan opini wajar tanpa pengecualian
hanya ditambah paragraf penjelas untuk menekankan hal-hal yang perlu diketahui
users. Opini audit ini ternyata bukan faktor yang mendorong perusahaan untuk
melakukan pergantian auditor atau voluntary auditor switching. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Puspa Pawitri dan Ketut
Yadyana (2015) yang menemukan bahwa opini audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap voluntary auditor switching. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian
yang telah dilakukan oleh Vina Kurniaty (2014) yang menyimpulkan bahwa opini
audit tidak berpengaruh signifikan terhadap voluntary auditor switching. Peneltian ini
bertolak belakang dengan penelitian Ulin Rizki Rizqillah, Apriyeni Salim dan Sri
Rahayu (2013) dan R. Meike Erika Dwiyanti (2014) yang menyimpulkan bahwa opini
audit tidak berpengaruh siginifikan terhadap voluntary auditor switching.
b. Pengaruh Reputasi Auditor (X2) Terhadap Voluntary Auditor Switching (Y)
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan program

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 58

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
IBM SPSS V.21 Statistic menunjukkan jika perusahaan menggunakan jasa KAP the
big four maka voluntary auditor switching akan menurun. KAP the big four
mempunyai reputasi dan keahlian yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non big
four. Dengan memilih KAP yang bereputasi baik diharapkan nantinya dapat menarik
simpati calon investor. Investor cenderung lebih percaya pada laporan keuangan
auditan dari auditor bereputasi.
Klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari Kantor
Akuntan Publik (KAP) besar dan yang memiliki afiliasi dengan KAP Internasional
merupakan auditor yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut
memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan dan
pengakuan internasional. Perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP besar atau
the big four kemungkinannya kecil untuk mengganti KAP.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made
Puspa Pawitri dan Ketut Yadyana (2015) yang menemukan bahwa reputasi auditor
berpengaruh signifikan terhadap voluntary auditor switching. Hasil penelitian ini
brtolak belakang dengan penelitian Ulin Nuaraini Rizqillah (2013), Apriyeni Salim dan
Sri Rahayu (2013) dan Vina Kurniaty (2014) yang menunjukkan hasil penelitian
bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap voluntary auditor
switching.
c. Pengaruh Opini Audit (X1) dan Reputasi Auditor (X2) Terhadap Voluntary
Auditor Switching (Y)
Berdasarkan hasil IBM SPSS V.21 Statistic menunjukkan bahwa variabel
opini audit (X1) dan reputasi auditor (X2) mempunyai pengaruh signifikan secara
simultan atau serempak terhadap voluntary auditor switching (Y) pada perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di BEI. Dengan demikian, voluntary auditor
switching (Y) pada pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI
dapat diprediksi melalui opini audit (X1) dan reputasi auditor (X2) dengan
menggunakan persamaan model regresi linear berganda (Ordinary Least Square).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Apriyeni
Salim dan Sri Rahayu (2013) yang menyimpulkan bahwa opini audit dan reputasi
auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap voluntary auditor switching.
IV. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dari hasil penelitian ini yang
telah dipaparkan sebelumnya tentang pengaruh Opini Audit (X1) dan Reputasi Auditor
(X2) Terhadap Voluntary Auditor Switching (Y) perusahaan real estate dan property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1) Opini audit berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap voluntary
auditor switching. Semakin baik opini audit yang diberikan, maka voluntary auditor
switching menurun.
2) Reputasi auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap voluntary auditor
switching. perusahaan menggunakan jasa KAP the big four maka voluntary
auditor switching akan menurun.
3) Secara simultan, variabel opini audit dan reputasi auditor berpengaruh signifikan
terhadap voluntary auditor switching. Jika opini audit dan reputasi auditor semakin
baik maka voluntary auditor switching menurun.
Saran yang diberikan peneliti, antara lain : 1) Bagi Peneliti Selanjutnya, masih
banyak determinan lain yang secara teoritis mempengaruhi voluntary auditor switching,
maka disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan variabel lain seperti
audit delay, pergantian manajemen, ukuran perusahaan klien, dan financial destress. 2)

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 59

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume II/2/Oktober 2017
ISSN (Online) : 2503-1635, ISSN (Print): 2088-4656
Bagi Investor dan Calon Investor, untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum
melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu
mengenai profil perusahaan. 3) Bagi Perusahaan, untuk meningkatkan kepercayaan
pemegang saham terhadap perusahaan.
Daftar Pustaka
Ni Made Puspa Pawitri, Ketut Yadnyana. 2015. “Pengaruh Audit Delay, Opini Audit,
Reputasi Auditor dan Pergantian Manajemen Pada Voluntary Auditor
Switching”, E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 : 214-228
Bursa Efek Indonesia. n.d Annual Report 2010-2014. Jakarta : Bursa Efek Indonesia.
http://www.idx.co.id.
Vina Kurniaty. 2014. “Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial Distress,
Ukuran KAP dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Auditor Switching pada
Perusahaan Real Estate dan Properti di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal.
Ulin Nuraini Rizqillah. 2013. “Pengaruh Opini Audit, Pergantian Manajemen, dan Reputasi
Auditor Terhadap Pergantian Auditor”, Skripsi. Surakarta :
Universitas
Muhammadiyah.
R. Meike Erika Dwiyanti. 2014. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching
Secara Voluntary (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008-2012)”, Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro
Apriyeni Salim, Sri Rahayu. “Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP, Pergantian Manajemen,
dan Financial Distress Terhadap Auditor Switching”, Jurnal.
Nirmala Latifah. 2013. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Voluntary Auditor Switching :
Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2009-2011)”, Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro.
Dian Nurmalasari. 2014. “Pengaruh Opini Audit Dan Perubahan Opini Audit Terhadap
Reporting Delay”, Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor¨: 359/KMK.06/2003 Tentang Jasa Akuntan Publik.
2003. Jakarta: Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik.
2008. Jakarta: Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Susan, Trisnawati Estralita. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan
Melakukan Auditor Switch”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 13 no.2.
Divianto. 2011. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor
Switching”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi. Vol.1 No.2
Pratini, I G A Asti, dan I.B. Putra Astika. 2013. “Fenomena Pergantian Auditor di Bursa
Efek Indonesia. ISSN : 2302-8556. E-Journal Akuntansi : Universitas Udayana
5.2:470-482.
Susanto, Yulius. 2009. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going
Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Akuntansi dan
Bisnis. Vol.11 No.3.
Wibowo, Arie dan Rossieta Hilda. 2009. “Faktor-faktor Determinasi Kualitas Audit-Suatu
Studi dengan Pendekatan Earning Surprise Brnchmark. Simposium Nasional
Akuntansi XIII. Palembang.

Jur nal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UHO

Page 60