EFEKTIVITAS ARANG AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA ADSORBEN ION LOGAM PB DAN CU PADA AIR LINDI (Studi Kasus: Tempat Pembuangan Akhir Supit Urang Kota Malang) The Effectivity of Sugarcane Bagasse Carbon as Adsorbent of Metal Ion Pb and Cu in Leachate (Case Study:

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

EFEKTIVITAS ARANG AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA ADSORBEN ION
LOGAM PB DAN CU PADA AIR LINDI
(Studi Kasus: Tempat Pembuangan Akhir Supit Urang Kota Malang)
The Effectivity of Sugarcane Bagasse Carbon as Adsorbent of Metal Ion Pb and Cu
in Leachate
(Case Study: Supit Urang Final Disposal Malang City)
Rahmah Rizqi Ananda1,J. Liliya Dewi Susanawati. 2, Bambang Suharto2, Aulia Nur
Mustaqiman2
1

Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya , Jl. Veteran, Malang 65145

Abstrak
Kementerian Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa tahun 2015 jumlah timbunan sampah di Indonesia
mencapai 175.000ton/hari. Berdasarkan hasil studi dibeberapa kota pada tahun 2012, 69% sampah diangkut
dan ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang ditimbun akan menghasilkan air lindi. Air
lindi merupakan cairan yang telah mengekstraksi material terlarut atau tersuspensi dari sampah-sampah
tersebut. Logam berat yang terdapat pada lindi TPA Supit Urang adalah timbal (Pb) dan tembaga (Cu). Dua

logam berat tersebut adalah logam berat yang sangat berbahaya sehingga akan menimbulkan dampak buruk
jika dibuang langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan yang dapat diterapkan adalah adsorpsi
menggunakan adsorben alami (biosorpsi). Adsorben yang memiliki potensi sebagai penyerap ion logam berat
adalah ampas tebu. Hasil penelitian adalah efisiensi adsorpsi semakin meningkat dengan bertambahnya massa
adsorben. Efisiensi pada logam Pb lebih besar dari logam Cu pada setiap perlakuan, pada A1 efisiensi Pb
adalah 87% dan Cu 25,047%, pada A2 efisiensi Pb adalah 94,48% dan Cu 44,559%, pada A3 efisiensi Pb
adalah 97,556 dan pada Cu88,244%.
KataKunci : Adsorpsi, Lindi, Logam Pb, Logam Cu.

Abstract
Ministry of environment explained in their official website that in 2015 the amount of landfill waste in
Indonesia reached 175.000 tons/day. Based on the results of studies in several cities in 2012, 69% of the waste
is trasported and dumped in the final disposal. Gabage that dumped continuosly will produce leachate.
Leachate is the liquid that has extraxted dissolved or suspended material from the trash. Heavy metals
contained in leach at efinal disposalare Pband Cu. Two of these heavy metals are dangerous so it will causead
verse effects if discharged directly without prior processing. One of processing treatment that can be applied
is adsorption using a natural adsorbent (biosorption). The adsorbent which has potentisal as an adsorber of
heavy metal ions is sugarcane bagasse. Sugarcane bagasse was chosen because there are many in quantity,
easy to obtain and low economic value. There sulis efficiency of adsorption are increase by the increases mass
of adsorbent. Adsorption efficiency for Pb are greater than Cu in each treatment. Efficiency of A1 for Pbis

87% and Cu is 25,047%, fficiency of A2 for Pbis 94,48% and Cu is 44,559%, efficiency of A3 for Pb is 97,556
and Cu is88,244%.
Keyword: Adsorption, Leachate, Pb,Cu.

PENDAHULUAN
Sampah adalah buangan dari suatu kegiatan atau proses yang dilakukan oleh manusia
maupun alam dan umumnya tidak memiliki nilai jika tidak mengalami pemilahan atau
pengolahan. Sampah dibagi menjadi dua jenis berdasarkan sifatnya,yaitu sampah yang
dapat terurai (organik) dan sampahyangtidakdapatterurai(anorganik). Sampah (terutama
sampah anorganik) merupakan masalah lingkungan yang umum ditemukan pada negara
berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dalam situs resminya, dijelaskan bahwa pada tahun 2015 jumlah
timbunan sampah di Indonesia mencapai 175.000 ton/hari atau setara dengan 64 juta
ton/tahun. Jumlah ini akan semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan kuantitas
sampah yang tidak terkelola akan sebanding dengan penurunan kualitas lingkungan.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di beberapa kota pada tahun 2012, 69% sampah
215

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017


diangkut dan ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Penimbunan sampah di TPA
sebenarnya masih memberikan dambak negatif bagi lingkungan sekitar. Hal
tersebutdikarenakan sampahyangditimbunterusmenerusdiTPA akan menghasilkan air lindi
(leachate) yang mampu mencemarilingkungan.
Lindi merupakan cairan yang meresap ke dalam tumpukan sampah dan telah
mengekstraksi material terlarut atau tersuspensi dari sampah-sampah tersebut
(Tchobanoglous, 1993). Air lindi dihasilkan akibat terjadinya presipitasi cairan di TPA,
baik dari resapan air hujan maupun kandunganairpadasampahitusendiri.Lindi bersifat
toksik karena adanya zat pengotor dalam timbunan yang mungkin berasal dari limbah
bebagai jenis buangan industri, debu, lumpur hasil pengolahan limbah, limbah rumah
tangga yang berbahaya, atau dari dekomposisi yang normal terjadi pada sampah. Air lindi
mengandung berbagai macam zat pencemar yang berbahaya bagi lingkungan baik berupa
bahan
organik
maupun
logam
berat.
Logam
berat

yang
seringditemukandalamairlindidiantaranya yaitu timbal (Pb), tembaga (Cu), kadmium (Cd)
dan besi (Fe). Logam berat tersebut termasuk dalam golongan logam berat yangberbahaya
bagi kesehatan manusia maupun lingkungan, sehingga akan menimbulkan dampak yang
buruk jika dibuang langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. Salah satu pengolahan
yang dapat diterapkan adalah adsorpsi menggunakan adsorben alami. Salah satu jenis
adsorben alami yang memiliki potensi sebagai penyerap logam adalah tebu.
Tebu merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan,terutama
sebagai bahan pemanis atau gula.Banyaknya penggunaan tebu berdampak pula pada
banyaknyasisaataulimbahhasilpengolahan. Ampas tebu dapat dimanfaatkan kembali
sebagai arang. Selain untuk mengurangi volume buangan ampas tebu itu sendiri, dan
mempertimbangkan nilai ekonominya yang rendah, arang dari ampas tebu dapat
digunakansebagaiadsorbenuntukmengolah limbah. Penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Apriliani (2010) menjelaskan bahwa ampas tebu dapat mengadsorpsi jenis
ionlogamberatsepertitimbal(Pb),kadmium (Cd) dan dapat pula mengadsorpsi zat pengotor
pada minyak jelantah.Kemampuan ampas tebu sebagai adsorben dinilai cukup baik. Oleh
sebab itu penulis memilih ampas tebu sebagai bahan arang untuk mengadsorpsi
kandungan logam berat yang paling banyak ditemukan pada air lindi di TPA, yaitu
tembaga (Cu) dan timbal (Pb). Limbah air lindi yang digunakan diperoleh dari limbah
lindi TPA Supit Urang, Kota Malang.


METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam skala laboratorium di Laboratorium Teknik Sumber
Daya Alam dan Lingkungan (TSAL), LaboratoriumSentralIlmuHayati(LSIH)dan
Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan Hasil Pertanian (TPPHP), Universitas Brawijaya
yang berlokasi di Jalan Veteran, Kota Malang. Pada penelitian ini juga dilakukan pengujian
kadar Pb dan Cu di Laboratorium
Lingkungan PerusahaanUmum JasaTirtaIyangterletak
di Jl. Surabaya 2A, Kota Malang. Sampel air lindi diambil di TPA Supit Urang, Kelurahan
Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. dengan titik koordinat 7°58’59” LS dan
112°34’41” BT. Gambar 3.1 berikut adalah letak TPA Supit Urang, Kota Malang.Lokasi
pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 1.

216

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel.

Alat dan Bahan
Berikut merupakan spesifikasi alat yangdigunakan timbangan analitik, botol
sampel,gelas ukur, ayakan 100 mesh, furnace, shaker,cawan porselen, desikator, jurigen,
corong,cool box, oven, loyang, pH meter, termometer.
Bahan yang digunakan dalampenelitian ini ampas tebu, air lindi, kertas saring kasar,
plastik wrap,karet.
Metode
Metodepenelitianyangdigunakanadalah metode eksperimental dan data yang diperoleh
akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Eksperimen dilakukan dengan 4
tahapanyaknipenentuanlokasipengambilan sampel, preparasi media adsorben, pernambahan
adsorben pada lindi, dan identifikasi konsentrasi logam Pb danCu.
Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian yang harus dikerjakan antara lain.
Penentuan LokasiSampling
Pengambilan sampel lindi dilakukan dengan teknik pengambilan grab sampling yang
dilakukan dengan mengambil sampel pada satu titik yang dianggap representatif terhadap
karakteristik lindi, yakni pada saluran yang menghubungkan antara tumpukan sampah yang
menghasilkan
lindi
dan

bak
penampung
lindi
dan
diambil
pada
satuwaktutertentusaja.Sampelawaldiambil dan diujikan pada Perum Jasa Tirta I untuk
mengetahuikonsentrasiawalPbdanCupada airlindi.
Ø ProsesKarbonisasi
Ampas tebu yang didapatkan dari Pabrik Gula (PG) Krebet Baru dioven untuk
mengurangi kadar airnya, pengovenan dilakukan dengan suhu 105 °C selama 5 jam. Proses
ini dapat menghilangkan kadar air hingga 50%. Selanjutnya ampas tebu diarangkan dengan
furnace pada suhu 30 °C selama 20 menit. Arang selanjutya didinginkan dalam desikator
dan kemudian diayak dengan ayakan 100 mesh untuk mendapatkan arang dengan ukuran
yang merata. Arang ditimbang masing masing 10 gram, 20 gram, 30 gram dan disimpan
kembali didalam desikator
Ø ProsesAdsorpsi
Arang dimasukkan dalam erlenmeyer, tambahkan air lindi sebanyak 400 ml, dan aduk
dengan shaker pada kecepatan 180 rpm selama 30 menit. Pengadukan terlalu lambat akan
tidak efisien bagi proses adsorpsi sedangkan pengadukan yang terlalu cepat dapat merusak

struktur adsorban. Selanjutnya disaring untuk memisahkan antara lindi dan arang yang telah
mengadsorpsi logam Pb dan Cu. Hasil yang didapatkan diujikan pada Perum Jasa Tirta I
untuk mengetahui konsentrasi awal Pb dan Cu pada air lindi dengan metode
Ø

217

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Spektofotometri Serapan Atom (SSA).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Pendahuluan
Penentuan lokasi pengambilan sampel danjenislogampadapenelitianinidilakukan
dengan melakukan analisa terhadap dua lokasi TPA yaitu TPA Supit Urang dan TPA
Tlekung. Jenis logam yang diujikan adalah kadmium, tembaga, besi dan timbal. Pemilihan
keempat
jenis
logam
ini

dikarenakan
menurut
Langmore
(1998dalam
Maramisetal.,2006),logamberatyangsering ditemukan dalam air lindi yaitu timbal (Pb),
kadmium (Cd), tembaga (Cu) dan besi (Fe). Hasil analisa keempat logam yang diujikan di
kedua TPA ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisa keemapat logam yang diujikan.

Dari hasil penelitian pendahuluan sebagaimana yang tercantum pada Tabel 1 maka 2
jenis logam yang dianalisa dalam penelitian ini, yaitu tembaga (Cu) dan timbal
(Pb).Tembaga(Cu)dipilihkarenajenislogam ini terkandung pada kedua TPA dan memiliki
konsentrasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan logam lainnya. Kadar Cu pada TPA
Supit Urang 6.860 mg/L sedangkan pada TPA Tlekung 0.927 mg/L. Hal ini menunjukkan
bahwa Cu merupakan salah satu logam yang umum terkandung dalam air lindi karena
keberadaannya terdeteksi di kedua TPA. Logam yang kedua yakni timbal (Pb), Pb pada
TPA Supit Urang terdeteksi sebanyak 0.660 mg/L sedangkan pada TPA Tlekung tidak
terdeteksi. Pemilihan logam Pb dikarenakan Pb merupakan satu diantara 2 logam yang
terdeteksi pada TPA Supit Urang, sedangkan logam lainnya yang dianalisa yakni Cd dan
Fe tidak terdeteksi. Selain itu Pb dan Cu memiliki tingkat toksisitas lebih berbahaya

dibandingkan Fe. Yusuf (2012) menjelaskan bahwa toksisitas logam berdasarkan
KementerianKependudukandanlingkungan hidup dibagi menjadi tiga kelompok sebagai
berikut:
1. Bersifat toksik tinggi adalah Hg, Cd, Pb, Cu dan Zn
2. Bersifat toksik sedang adalah Cr, Ni danCo
3. Bersifat toksik rendah adalah Mn dan Fe
Analisa Hasil
Air lindi yang diujikan sebagai sampel awal memiliki kandungan Cu sebesar 13,950
mg/L, sedangkan air lindi yang telah diberi variasi perlakuan massa adsorben memiliki
hasil yang bervariasi. Hasil pengukuran kadar Cu pada air lindi dengan metode
spektofotometri serapan atom ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.

218

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Selanjutnya adalah analisa pada hasil pengujian Pb. Kadar awal logam Pb pada air
lindi adalah 2,700 mg/L. Hasil pengujian kadar Pb pada air lindi dengan perlakuan variasi
massa adsorben digambarkan pada Tabel 3 di bawah ini.


Secara keseluruhan grafik reduksi adsorpsi pada Cu dan Pb di gambarkan pada
Gambar 2 berikut ini.

Pada Gambar 2 di atas, grafik menunjukkan bahwa reduksi pada ion logam Cu dan Pb terus
meningkat dengan meningkatnya massa adsorben. Grafik efisiensi adsorpsi
padaionlogamCudanPbdigambarkanpada Gambar 3 berikut ini

Pada Gambar 4.7 di atas, grafik menunjukkan adanya peningkatan efisiensi adsorpsi
dengan meningkatnya massaampas tebu baik pada logam Cu maupunPb. Adsorpsi
dibedakan menjadi dua jenis, yakni adsorpsi fisika dan kimia. Proses adsorpsi yang terjadi
pada pengujian efektifitas ampas tebu sebagai media adsorben ion logam Cu dan Pb pada air
lindi adalah proses adsorpsi secara fisika. Pada adsorpsi secara fisika, molekul-molekul
teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan ikatan yang lemah. Adsorpsi fisika umumnya
terjadi pada temperatur yang rendah dan jumlah zat yang teradsorpsiakan semakin kecil
dengan naiknyasuhu.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang bisa diambil adalah
sebagai berikut:
1. Arang ampas tebu dapat menurunkan konsentasi Ion Cu dan Pb pada air lindi.
219

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Konsentrasi awal Cu adalah 13,950 mg/L dan konsentasi akhir setelah perlakuan
menurun pada setiap variasi massanya, pada A1 kadar Cu tereduksi sebesar 3,494,
pada A2 6,216 dan pada A3 12,310 mg/L. Konsentrasi awal Pb 2,700 mg/L,
Konsentrasinya tereduksi pada setiap perlakuan yakni 2,349 pada A1, 2,551 pada
A2 dan 2,634 padaA3.
2. Efisiensi pada logam Pb lebih besar dari logam Cu pada setiap perlakuan, pada A1
efisiensi Pb adalah 87% dan Cu 25,047%, pada A2 efisiensi Pb adalah 94,48% dan
Cu 44,559%, pada A3 efisiensi Pb adalah 97,556 dan pada Cu 88,244%.
3. Konsentrasi adsorben yang semakin tinggi yakni 10 gr, 20 gr dan 30 gr
berpengaruh terhadap penurunankadar ion logam Cu dan Pb pada air lindi, semakin
besar konsentrasi adsorben
maka semakin banyak pula kadar ion logam yang dapat direduksi.
4. Pada penelitian ini, logam berat Cu dapat teradsorpsi lebih banyak dibandingkan
logam Pb, hal ini karena ukuran molekul Cu lebih kecil dibandingkan Pb, sehingga
Cu lebih mudah masuk ke poriadsorben.
DAFTAR PUSTAKA
Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan
Permasalahannya; Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus. Jakarta.
Apriliani, A. 2010. Pemanfaatan Arang Ampas Tebu Sebagai Adsorben Ion Logam Cd, Cr,
Cu dan Pb dalam Air limbah. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah.
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika. Oxford: University Lecturer and Fellow of Lincoln
College.
Baig, T.H., Garcia A.E., Tieman K.J and Gardea-Torresdey. 1999. Adsorption of
HeavyMetalIonsbyBiomassofSolanum elaeagnifolrum (Silverleaf nightshade).
Proceedings of the Conference on Hazardous WasteResearch.
Barros, J.L.M., Maedo G.R., Duarte M.M.L., Silva E.P and Lobato. 2003. Biosorption
Cadmium Using The Fungus Asprgillus niger. Braz J Chem.
Cordero, B., Loidero P Herrero R., and Vicente.2004.BiosorptionofCadmiumby Fucus
Spiralis. Journal EnvironChem.
Cossich E.S., C.R.G. Tavares., and T.M.K. Ravagnani. 2002. Biosorption of Chromium
(III) by Sargassum sp. Biomass. Electhronics Journal of Biotechnology.
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press.
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Jawa Tengah. 2011. Dasardasar Sistem Pengelolaan Persampahan.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Fatmawati. 2006. Kajian Adsorpsi Cd (II) oleh Biomassa Patamogeton (Rumput
Naga)yangTermobilisasikanpadaSilica Gel. Banjarnegara. Universitas Lampung
Mangkurat.
Fauzi, Ahmad. 2005. Pemanfaatan Ampas Tebu (bagasse) Untuk Bahan Baku Pulp dan
Kertas Masih Hadapi Kendala. Diunduh 28 Maret
2016.
http://www.menlh.go.id/pemanfaatan-ampastebu-bagasse-untuk-bahan-bakupulp-dan- kertas-masih-hadapi-kendala.
Gunawan, S. G.. 2007. Farmakolo gi dan Terapi. Jakarta: FK UI.
Hughes, M.N dan Poole, R.K. 1984. Metals and Microorganism. London: Chapman and
220

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Hall.
Kaur S., Walia T.P.S., and Mahajan R.K. 2008. Comparative Studies of Zink, Cadmium,
Lead and Copper on Economical Viable Adsorbent. Journal Environ Eng Sci.
Kurniawan, O dan Marsono. 2008. Superkarbon, Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak
Tanah dan Gas. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kusnoputranto, Haryoto. 1986. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Mahvi AH, Naghhipour D, Vaezi F, NazmaraS. 2005. Teawaste as an Adsorbent for Heavy
Metal Removal from Industrial Wastewater. Am. J. Appl.Sci
Maramis, A. 2008. Pengelolaan Sampah dan Turunannya di TPA. Salatiga: Universitas
Satyawacana.
Mukhliesihien. 1997. Pembuatan Arang dari Ampas Tebu Secara Pirolisis. Laporan
Penelitian. Aceh: Universitas Syiah Kuala Darussalam Aceh.
Nurhasni. 2002. Penggunaan Genjer (Limnocharis Flava) untuk Menyerap Ion Kadmium,
Kromium dan Tembaga Dalam Air Limbah.
Oscik, J. 1982. Adsorption. Chichester: Ellis Horword Publisher.
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Gubernur Jawa Timu Nomor 72. 2013. Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri
dan/atau Kegaitan Usaha Lainnya.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5. 2014. Baku Mutu Air
Limbah.
Pohland, F.G dan S.R Harper. 1985. Critical Review and Summary od Leacheat and Gas
Production from Landfills. Ohio: U.S. Environmental Protection Agency.
Prawira, M.H. 2008. Penurunan Kadar Minyak pada Limbah Bengkel dengan
Menggunakan Reaktor Pemisah Minyak dan Karbon Aktif serta Zeolit sebagai
Media Adsorben.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Purwendro, S. Dan Nurhidayat. 2006. Mengolah Sampah untuk Pupuk Pestisida Organik.
Jakarta: Penerbar Swadaya.
Saragih, S. A. 2008. Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Batubara Riau sebagai
Adsorben. Jakarta: Universitas Indonesia.
Soemirat, T. 1996. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajahmada University Press.
. 2000. Kesehatan Lingkungan. Bandung: Gadjah Mada University Press
Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta: Gasindo
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir
Tropis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tarigan, B.Y. dan J.N. Sinulingga. 2006. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Pabrik Gula
Sei Semayang PTPN II Sematera Utara. Medan: Fakultas Pertanian Universitas
Sumattera Utara.
Taty C., VC, H. Fauduet., C. Porte and A. Delacrix. 2003. Removal of Cd (II) and Pb(II)
Ions from Aquenous Solution by Adsorption onto Swadust of Pinus Silvestris. J.
Hazard Mater
Tchobanoglous. 1993. Integrated Solid Waste Management. McGraw-Hill: Engineering
Principles and Management Issues.
Undang-undang Nomor 18. 2008. Tentang Pengelolaan Sampah.
221

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25