Analisis Kecacatan Produk Tiang Listrik Beton Menggunakan Metode Seven Tools dan New Seven Tools (Studi Kasus: PT. Kunango Jantan)

  

Analisis Kecacatan Produk Tiang Listrik Beton Menggunakan Metode

Seven Tools dan New Seven Tools

  

(Studi Kasus: PT. Kunango Jantan)

  1

  2 Dewi Diniaty , Sandi 1,2

  Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293

Email: dewidiniaty@uin-suska.ac.id , sandifms3@yahoo.com

Abstrak

  PT. Kunango Jantan merupakan sebuah industri yang memproduksi Tiang Listrik Beton dan telah mendistribusikan hasil produksinya ke seluruh penjuru sumatra seperti Jambi, Palembang, Medan, Padang, Aceh dan daerah lainnya. Permasalahan pada perusahaan ini yaitu masih banyak terdapat jumlah produk cacat dan gagal (reject) ketika dalam proses produksinya.Tujuan penelitian ini adalah menganalisa faktor- faktor penyebab terjadinya produk gagal/reject dan menganalisa tindakan perbaikan yang harus dilakukan. Penulis menggunakan metode seven tools untuk mengetahui penyebab dari terjadinya produk gagal/rejectdan metode newseven toolsyang digunakan untuk melihat tindakan perbaikan yang harus dilakukan berdasarkan faktor penyebab terjadinya produk gagal/reject. Berdasarkan pengolahan data diperoleh bahwa perbaikan produk reject/gagal yang diprioritaskan untuk perbaiki adalah kategori pecah dengan persentasi sebanyak 35,97 %, kategori keropos/ bolong sebesar 35,25 % dan kategori tipis sebelah sebesar 12,95 %. Adapun solusi yang diusulkan kepada pihak manajemen perusahaan adalah dengan memeriksa dan merawat mesin atau tools yang digunakan secara berkala, meningkatkan kualitas bahan baku, memperbaiki lingkungan kerja, meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) dengan melakukan pelatihan dan membuat SOP pada setiap stasiun serta unit kegiatan kerja.

  Kata Kunci : Produk gagal/reject, Seven Tools dan New Seven Tools Seven Tools dan NewSevenTools. Metode

Pendahuluan

  SevenTools merupakan alat statistik untuk mencari

  Indonesia merupakan salah satu negara akar penyebab permasalahan kualitas sehingga berkembang di dunia yang memerlukan dapat mengendalikan kualitas. Sedangkan metode pembangunan secara masif untuk menunjang sarana NewSevenTools merupakan alat bantu dalam prasarana dan meningkatkan perekonomian memetakan masalah secara terstruktur, guna masyarakat. Industri manufaktur bidang membantu perbaikan kualitas produksi Tiang infrastruktur memegang peranan penting proses Listrik Beton. pembangunan tersebut. Sehingga industri infrastruktur berusaha menciptakan produk yang Metode Penelitian berkualitas untuk meyakinkan kontraktor agar Penelitian dilakukan di lantai produksi PT. mempercayai produk yang dihasilkan. Karena

  Kunango Jantan. Langkah pertama yang dilakukan umumnya pada proyek besar pihak kontraktor adalah mengidentifikasi proses produksi di lantai sangat mementingkan keselamatan, terutama produksi, kemudian dilanjutkan dengan keselamatan saat pelaksanaan proyek maupun keselamat penggunaan infrastruktur yang telah pengumpulan data sekunder melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil identifikasi akan diketahui selesai dibangun. Selain itu bagi perusahaan, mengendalikan kualitas dengan baik juga dapat bagianmana dilantai produksi yang sangat vital menguntungkan pihak perusahaan sebab semakin dalam rangka menjamin kualitas produk.Identifikasi mulai dari awal untuk memetakan masalah-masalah sedikit produk yang cacat (kualitas buruk) maka dapat mengurangi biaya perbaikan (repair), sampai dengandirumuskan usulan perbaikan dengan menggunakan metode new sevendan new seven inventori, bahan baku dan waktu kerja yang

  tools.

  berdampak pada profit perusahaan. Metode untuk mengontrol stabilitas proses dan mengendalikan

  P engolahan data pertama dilakukan

  kualitas produksi yang bisa digunakan yaitu metode dengan menggunakan tools-tools dari metode seven tools seperti flowchart, histogram, peta kendali-p Adapun Histogram dari data jenis kecacatan dan diagram pareto. Kemudian selanjutnya Produksi Tiang Listrik Beton di PT. Kunango dilakukan analisa terhadap hasil dari pengolahan Jantan adalah sebagai adalah sebagai berikut: data yang telah dilakukan sebelumnya. Analisa data

  Histogram Produk Gagal/Reject

  ini dilakukan menggunakan metode Seven Tools F Tiang Listrik Beton Di PT. Kunango Jantan dan metode NewSeven Tools. Analisa menggunakan r u k e 100 metode Seven Tools dilakukan dengan Diagram e n s

  50

  49 Sebab-Akibat (Fishbone). Sedangkan analisa i 50 16 18

  Freku

  3

  2

  menggunakan metode NewSeven Tools dilakukan

  1

  dengan Affinity Diagram, Tree Diagram, dan Process Dicision Program Chart.

Jenis Produk Gagal/Reject Hasil dan Pembahasan

  Gambar 2.Histogram Kecacatan Produksi Tiang Listrik Beton di PT. Kunango Jantan

  Flowchart Peta kendali

  Flowchart pada bagian ini

  Peta kendali digunakan untuk mengetahui menggambarkan seluruh aktivitas kegiatan yang apakah proporsi produk reject yang dihasilkan dilalui perusahaan dari bahan baku datang hingga melewati batas kontrol atau tidak. Untuk proses pendistribusian produk Tiang Listrik Beton. membuktikanya maka peneliti melakukan suatu Berikut merupakan Flow Chart produksi PT. perhitungan dengan menggunakan peta kendali-P. Kunango Jantan.

  Berikut tahapan perancangan peta kendali-P: Menghitung Proporsi Mulai 1. Pemesanan bahan baku berupa Semen, Perhitungan diatas menggunakan program PC Wire, Spiral Wire, Agregat Kasar & Halus, Pasir dan Zat Aditif Microssoft Excel 2010. Berikut merupakan cara menghitung proporsi jumlah kecacatan secara Tidak Sesuai Spesifikasi ? manual pada Sub Grup pertama : Ya Jumlah cacat Rumus :

  (1) Area Sorage (Gudang Baku) = Bahan diletakkan ketempat yang disediakan Jumlah diperiksa untuk menunggu giliran di Produksi

  4

  = 1472 AREA LANTAI PRODUKSI = 0,003 * PC Wire dipotong sesuai dengan ukuran lalu di Heading. * Kemudian PC Wire dirangkai dengan menggunakan lilitan spiral. Pada Sub Grup selanjutnya menggunakan * Lakukan pengisian bahan (semen, pasir, agregat halus & kasar, air dan zat * masukan rangkaian PC Wire pada moulding yang telah disediakan. cara yang sama. Berikut merupakan tabel * Setelah pengisian kemudian ditutup moulding dan dikunci lalu dilakukan aditif) yang telah di mixing. proses stressing. Tabel 1. Rekapitulasi Proporsi dan Persentase produk * Moulding yang selesai di stressing kemudian di masukan ke proses spinning. * Setelah di proses spinning lalu moulding di masukan ke bak steam untuk rekapitulasi perhitungan proporsi kecacatan:

  • * Setelah proses penguapan kemudian moulding dikeluarkan serta dibongkar lalu moulding dipisahkan dengan produk dan moulding dipersiapkan kembali proses penguapan selama 4 jam. untuk proses produksi berikutnya. Produk Sebelum Pengecapan Sertifikasi Produk Tiang Listrik Beton AREA INSPEKSI Reject Tiang Listrik Beton No Bulan Produk Produksi Persentase
  • 1 February 3 April 2 Maret Gagal/Reject Bulanan Jumlah Jumlah 25 3166 0,008 13,134 4 1472 0,003 4,520 6 1554 0,004 6,422 Proporsi (P) dimusnahkan Kegudang/ Tidak Memungkinkan diperbaiki? Sesuai Spesifikasi ? Diperbaiki Barang Diletakkan di Warehouse Ya Ya Tidak 8 September 6 Juli

      4 Mei 5 Juni 7 Agustus Jumlah 139 17346 0,060 100 34 2780 0,012 20,342 13 1480 0,009 14,610 18 3021 0,006 9,910 31 2260 0,014 22,814 8 1613 0,005 8,249 Produk didistribusikan

      Menghitung Garis Tengah, UCLp (Upper Selesai 2.

      Control Limit Sub-grup) dan LCLp (Lower Control Limit Sub-Grup).

      Gambar 1. Flow Chart Proses Produksi PT.

      a. Menghitung Garis Tengah. Kunango Jantan

      Berikut adalah perhitungan garis tengah menggunakan rumus:

      Histogram k

      Histogram merupakan suatu alat yang i=1 xi p (2)

      =

      k

      digunakan untuk menyajikan data secara grafis

      n i=1

      untuk melihat kecenderungan pada setiap elemen 139 data. Histogram juga digunakan untuk membuat

      =0,008 =

      17346 rangkuman data sehingga data mudah dianalisis.

    • p) ni

      2 Keropos / Bolong 49 35,25 71,22 No Produk Cacat Frekuensi

      p

      =0,001 Perhitungan UCLp dan LCLp pada sub- grup berikutnya dilakukan dengan dengan cara yang sama. Berikut merupakan hasil rekapitulasi yang dihitung menggunakan Program Microssoft Excel 2010.

      Tabel 2 Rekapitulasi Nilai Garis Tengah, UCLp dan LCLp Produk Tiang Listrik Beton N o Bula n Jumlah Produk Gagal/Rejec t Jumlah Produksi Bulanan Proporsi (P) UCL P LCL P Garis Tengah 1 Febr uary 4 1472 0,003 0,01 5 0,00 1 0,008 2 Mar et 6 1554 0,004 0,01 5 0,00 1 0,008

      3 Apri l 25 3166 0,008 0,01 3 0,00 3 0,008 4 Mei 31 2260 0,014 0,01 4 0,00 2 0,008 5 Juni 8 1613 0,005 0,01 5 0,00 1 0,008 6 Juli 13 1480 0,009 0,01 5 0,00 1 0,008 7 Agu stus 34 2780 0,012 0,01 3 0,00 3 0,008 8 Sept emb er 18 3021 0,006 0,01 Jumlah 139 17346 3 0,00 3 0,008 Gambar 3. Peta Kendali-P Produk Reject PT.

      Kunango Jantan

      Diagram pareto

      Diagram pareto merupakan diagram yang menggambarkan prioritas permasalahan yang mesti diambil tindakan (perbaikan). Berikut merupakan data yang menunjukkan jumlah produk reject/gagal, persentase dan persentase komulatif produk reject/gagal pada produk Tiang Listrik Beton. Perhitungan menggunakan program microssoft excel 2010.

      Tabel 3. Data Jumlah Produk Reject/Gagal, Persentase dan Persentase Komulatif Produk

      Reject/Gagal Pada Produk Tiang Listrik Beton No Produk Cacat Frekuensi %

      Frekuensi % Frek.Kumulatif

      1 Pecah 50 35,97 35,97

      % Frekuensi % Frek.Kumulatif

      =0,008-3 0,0079

      3 Tipis Sebelah 18 12,95 84,17

      4 Patah 16 11,51 95,68

      5 Retak 3 2,16 97,84

      6 Wayer Putus 2 1,44 99,28

      7 Bengkok 1 0,72 100,00 Jumlah 139 100

      0.01

      0.02 F ebrua ry

      M are t A pri l

      Mei Juni Jul i

      A gus tus S ept em be r

      P rop or si Re je ct

      1472 LCL

      p

      b. Menghitung UCLp (Upper Control

      =0,008+3 0,0079

      Limit Sub-grup)

      Berikut merupakan perhitungan UCLp menggunakan Rumus: UCL

      p =p+3 p(1

      (3) UCL

      p

      =0,008+3 0,008(1- 0,008)

      1472 UCL

      p

      =0,008+3 0,008(0,992)

      1472 UCL

      p

      1472 UCL

      LCL

      p

      =0,015

      c. Menghitung LCLp (Lower Control

      Limit Sub-grup)

      Berikut merupakan perhitungan LCLp menggunakan Rumus: LCL

      p =p-3 p(1 - p) ni

      (4) LCL

      p

      =0,008-3 0,008(1- 0,008)

      1472 LCL

      p =0,008-3

      0,008(0,992) 1472

      Bulan/Periode Peta Kendali-P Kecacatan Produk Tiang Listrik Beton PT. Kunango Jantan Proporsi (P) ucl lcl Garis Tengah

      

    Gambar Diagram Pareto Produk Gagal/Reject Tiang Listrik Beton

    Di PT. Kunango Jantan

    100

      80 100

      60

      40

      50 ekuensi

      20 Fr Keropos / Tipis Wayer Pecah Patah Retak Bengkok

      Bolong Sebelah Putus Frekuensi

      50

      49

      

    18

      16

      3

      2

      1 % Frek.Kumulatif

      35.97

      71.22

      

    84.17

      95.68

      97.84 99.28 100.00

      Gambar 4.Diagram Pareto Produk Gagal/Reject Tiang Listrik Beton Di PT. Kunango Jantan

      

    Affinity Diagram Produk Gagal/Reject Kategori

    2.

      Affinity Diagram merupakan diagram yang Keropos/Bolong

      digunakan untuk mengumpulkan permasalahan- Berikut merupakan tabel daftar permasalahan yang terjadi selama proses produksi permasalahan yang mengakibatkan produk PT. Kunango Jantan yang didapat dari hasil gagal/reject kategori keropos/bolong: wawancara terhadap pegawai yang terlibat dalam Tabel 5. Daftar Permasalahan Yang Mengakibatkan proses produksi tersebut dan juga dari observasi Tiang Listrik Beton Keropos/Bolong

      No Daftar Kesalahan

      secara langsung. Kemudian permasalahan yang

      1 Bahan baku berkualitas buruk

      didapat akan dikelompokan berdasarkan jenis-jenis

      Karyawan kurang memeriksa pemasangan

      2

      permasalahannya. Berikut ini adalah tabel daftar

      material

      permasalahan yang dihadapi PT. Kunango Jantan:

      3 Tidak ada pengawasan

      Produk Gagal/Reject Kategori Pecah

      4 Pemutaran mesin spinning tidak standar 1.

      5 Lingkungan kerja berserakan

      Berikut merupakan tabel daftar

      6 Kurangnya pembersihan moulding

      permasalahan yang mengakibatkan produk

      7 Kurangnya pengisian bahan beton

      gagal/reject kategori pecah:

      8 Takaran bahan tidak seimbang

      Tabel 4. Daftar Permasalahan yang Mengakibatkan Berdasarkan tabel 5. diatas maka jenis-

      Tiang Listrik Beton Pecah jenis kesalahan yang didapatkan dikelompokkan

      No Daftar Kesalahan menjadi beberapa kelompok seperti pada gambar 6.

      1 Pengawas tidak mengawasi secara berkala

      berkut:

      2 Bahan baku berkualitas buruk

      3 Pengadukan bahan tidak sesuai waktu Manusia Mesin/Tools

      4 Pengangkatan produk tidak seimbang

      5 Posisi kerja yang salah 1. Tidak ada pengawasan 1. Pemutaran mesin spinning tidak standar

      6 Mesin kurang perawatan

      7 Lingkungan kerja berisik

      8 Lingkungan kerja becek

      9 Lingkungan kerja berserakan

      Berdasarkan tabel 4. maka jenis-jenis Metode Material/Bahan Baku kesalahan yang didapatkan dikelompokkan menjadi 1. Karyawan kurang memeriksa pemasangan material 1. Bahan baku berkualitas buruk beberapa kelompok seperti pada gambar 5. berkut: 1. Pengawas tidak mengawasi secara berkala 2. Posisi kerja yang salah Manusia Mesin/Tools 1. Mesin kurang perawatan 3. Kurangnya pengisian bahan beton 2. Kurangnya pembersihan moulding Lingkungan 1. Pengadukan bahan tidak sesuai waktu 2. Pengangkatan produk tidak seimbang Lingkungan Metode Material/Bahan Baku 1. Bahan baku berkualitas buruk 1. Lingkungan kerja berserakan 3. Lingkungan kerja berserakan Kategori Keropos/Bolong 2. Lingkungan kerja becek 1. Lingkungan kerja berisik Gambar 6.Afinity Diagram Produk Gagal/Reject Gambar 5.Afinity Diagram Produk Gagal/Reject

    Produk Gagal/Reject Kategori Tipis 3

      Kategori Pecah Sebelah

      Berikut merupakan tabel daftar permasalahan yang mengakibatkan produk gagal/reject kategori tipis sebelah: Tabel 6. Daftar Permasalahan yang Mengakibatkan TiangListrik Beton Tipis Sebelah

      Akibat Produk Gagal/Reject Kategori Pecah. Mesin/ Tools Manusia Metode

      Tree diagram Tree diagram adalah suatu urutan proses

      10. Diagram Sebab-Akibat Produk Gagal/Reject Kategori Tipis Sebelah

      Gambar

      Lingkungan Material/ Bahan Baku Pemutaran mesin spinning tidak standar Tidak ada pengawasan Kurangnya pengisian beton Pengangkatan produk tidak seimbang Lingkungan kerja berserakan Bahan baku berkualitas buruk Tipis Sebelah Barang-barang tidak diletakan pada tempatnya Bahan baku tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan Kurangnya perawatan mesin Tidak adanya parameter pengisian bahan Moulding bengkok/ baling Terlalu sering ditumpuk Lingkungan kerja becek

      Akibat Produk Gagal/Reject Kategori Tipis Sebelah. Mesin/ Tools Manusia Metode

      9. Diagram Sebab-Akibat Produk Gagal/Reject Kategori Keropos/Bolong 3.

      Gambar

      Lingkungan Material/ Bahan Baku Pemutaran mesin spinning tidak standar Tidak ada pengawasan Kurangnya pengisian beton Karyawan kurang memeriksa pemasangan material Lingkungan kerja berserakan Bahan baku berkualitas buruk Keropos/ Bolong Barang-barang tidak diletakan pada tempatnya Bahan baku tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan Kurangnya perawatan mesin Tidak adanya parameter pengisian bahan Kurangnya pembersihan moulding

      Akibat Produk Gagal/Reject Kategori Keropos/Bolong. Mesin/ Tools Manusia Metode

      8. Diagram Sebab-Akibat Produk Gagal/Reject Kategori Pecah 2.

      Gambar

      Lingkungan Material/ Bahan Baku Mesin kurang perawatan Pengawas tidak mengawasi secara berkala Posisi kerja yang salah Pengadukan bahan tidak sesuai waktu Pengangkatan produk tidak seimbang Lingkungan kerja berisik Lingkungan kerja becek Lingkungan kerja berserakan Bahan baku berkualitas buruk Pecah Barang-barang tidak diletakan pada tempatnya Bahan baku tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan

      Diagram ini merupakan diagram yang memperlihatkan terjadinya sebab-akibat terjadinya suatu permasalahan.Berikut merupakan analisa kecacatan produk yang diprioritaskan untuk perbaikan : 1.

      No Daftar Kesalahan

      Diagram Fishbone

      Gambar 7.Afinity Diagram Produk Gagal/Reject Kategori Tipis Sebelah

      Metode 1. Pengangkatan produk tidak seimbang Material/Bahan Baku 1. Bahan baku berkualitas buruk Lingkungan 1. Lingkungan kerja berserakan 2. Kurangnya pengisian bahan beton 2. Moulding bengkok/baling 2. Lingkungan kerja becek

      Berdasarkan tabel 6. maka jenis-jenis kesalahan yang didapatkan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok seperti pada gambar 7. berikut: Manusia 1. Tidak ada pengawasan Mesin/Tools 1. Pemutaran mesin spinning tidak standar

      8 Lingkungan kerja berserakan

      7 Lingkungan kerja becek

      6 Pengangkatan produk tidak seimbang

      5 Pemutaran mesin spinning tidak standar

      4 Moulding bengkok/baling

      3 Kurangnya pengisian bahan beton

      2 Tidak ada pengawasan

      1 Bahan baku berkualitas buruk

      yang dapat dilakukan agar mutu yang diinginkan tercapai. Berdasarkan penyebab dan faktor terjadinya produk gagal/reject maka pada gambar 11. adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi produk gagal/reject kategori pecah, kategori keropos/bolong dan kategori tipis sebelah.

      Meningkatkan penggunaan mesin & tools Tools yang rusak dikirim Memeriksa tools yang akan Melakukan pengecekan Membuat penjadwalan mesin secara berkala perawatan mesin kebengkel Mesin yang rusak diperbaiki digunakan kondisinya dan dirawat Tools yang baik dijaga Meningkatkan kualitas Memeriksa material/bahan material/bahan baku baku sesuai dengan standar Memesan material/bahan Material/bahan baku yang tidak terpecaya/ bersertifikat dipesan kembali baku dari perusahaan sesuai standar dikembalikan dan Mengatasi produk gagal/reject kategori

    Memperbaiki metode dan Analysis metode dan posisi Membuat standar

    menerapkan standar operasional Mensosialisasikan dan pecah, keropos/ posisi kerja kerja operasional prosedur (SOP) prosedur (SOP) yang telah dibuat bolong dan tipis sebelah Merapikan area kerja Menerapkan konsep 5 S

      Memperbaiki lingkungan kerja Membuat jalur sanitasi yang baik dan benar Meningkatkan kinerja SDM Mencatat kesalahan Mengawasi kinerja karyawan Memberikan pelatihan Melakukan evaluasi karyawan

      Gambar 11.Tree Diagram Produk Gagal/Reject Kategori Pecah, Keropos/Bolong dan Tipis Sebelah

      

    Analisa Process Decision Program Chart (PDPC) mungkin timbul dan menyediakan cara mengatasi

      Metode ini digunakan untuk memetakan masalah tersebut yang akan mencagah semua peristiwa dan kejadian yang mungkin terjadi penyimpangan terjadi atau siap sedia jika ketika berpindah dari pernyataan masalah menuju penyimpangan terjadi. Analisa process decision kemungkinan solusi berdasarkan dari diagram program chart dilakukan pada penelitian ini adalah pohon yang telah dibuat kemudian dilakukan sebagai berikut: evaluasi kelayakan penerapan program. Tahapan dari metode dimulai dari proses mengambil keputusan masing-masing cabang dari suatu diagram pohon, mengantisipasi masalah yang

      Mengatasi produk gagal/reject kategori pecah, keropos/bolong dan tipis sebelah Tindakan Memeriksa Kondisi Mesin & Tools Langkah-Langkahnya Melakukan pengecekan mesin secara berkala Memeriksa tools yang akan digunakan

      Membuat perawatan ekstra jika kerusakan mesin pada level parah Tools yang rusak bila memungkinkan untuk diperbaiki dikirim kebengkel Jika Tools tidak memungkinkan untuk diperbaiki maka diganti dengan yang baru Meperbaiki mesin yang rusak Bagaimana Jika? Terjadi gangguan pada mesin/ rusak Terjadi kerusakan pada tools yang digunakan Pemecahan yang Mungkin Dilakukan Membuat perawatan ekstra jika kerusakan mesin pada level parah Meningkatkan kualitas material/ bahan baku Memeriksa material/bahan baku sesuai dengan standar Material/bahan baku yang tidak sesuai standar dikembalikan dan dipesan kembali Terjadi material/bahan baku tidak sesuai standar Material/bahan baku yang tidak sesuai standar disaring, diperbaiki atau diseleksi Memperbaiki lingkungan kerja Merapikan area kerja Membuat jalur sanitasi yang baik dan benar Menerapkan konsep 5 S Memantau dan mengatur lingkungan kerja Terjadi lingkungan kerja yang kotor, berserakan dan becek Meningkatkan kinerja SDM, Memperbaiki metode dan posisi kerja Mengawasi dan mencatat kesalahan kinerja karyawan serta memberi pengarahan Memberikan pelatihan Terjadi kesalahan dan kurangnya skill karyawan Mensosialisasikan dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang telah dibuat

      Gambar 12. Process Decision Program Chart Pada Produk Gagal/Reject Kategori Pecah, Keropos/Bolong Dan Tipis Sebelah

    Kesimpulan

      spinning tidak standar, moulding yang digunakan

      Kaban, R. (2014). “ Pengendalian Kualitas Kemasan Plastik Pouch Menggunakan

      Parwati, Indri,C & Sakti,M,R. (2012), “Pengendalian Produk Cacat dengan Pendekatan Kaizen dan Analisis Masalah dengan Seven Tools”, Prosiding Seminar

      Papilo,P.(2010),”Pengendalian Kualitas Produksidan Menurut Hukum Islam”, Penerbit Suska Press : Pekanbaru.

      Kualitas dengan Bantuan Expert System untuk Menurunkan Tingkat Kecacatan Produk”. Universitas Kristen Petra :

      ISSN 2088-4842. Milawati,C,Dkk. (2005), “Sistem Pengendalian

      Raya Padang” Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang.

      Statistical Procces Control (SPC) Di Pt Incasi

      Ivanto, M. (2010), “ Pengendalian Kualitas Produksi Koran Menggunakan Seven Tools Pada Pt. Akcaya Pariwara Kabupaten Kubu Raya” Universitas Tanjungpura.

      baling/bengkok serta mata bor yang digunakan tumpul/bengkok. Kemudian kualitas bahan baku yang buruk lalu lingkungan kerja berisik, becek dan berserakan serta SDM (Manusia) yang kurangnya tanggung jawab kerja.Adapun tindakan yang harus dilakukan oleh PT. Kunango Jantan untuk meningkatkan kualitas produknya yaitu memperbaiki mesin/tools yang rusak dan jika perlu menggantinya dengan yang baru, membuat jadwal perawatan/maintenance mesin/tools secara berkala. Dari segi bahan baku yaitu dengan mengembalikan bahan baku yang tidak sesuai standar dan dipesan kembali dengan kualitas yang lebih baik. Untuk lingkungan Kerja yaitu dengan merapikan lingkungan kerja dengan menggunakan prinsip 5S dan untuk SDM (Manusia) yaitu dengan cara memberikan pelatihan kepada karyawan.

      Ginting,R. (2007), “Sistem Produksi” Penerbit Graha Ilmu : Bandung

      Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ada tujuh jenis kategori produk gagal/reject yaitu kategori Pecah, Keropos/Bolong, Tipis Sebelah, Patah, Retak, Wayer Putus dan Bengkok. Namun yang menjadi perhatian penuh untuk diperbaiki menurut diagram pareto hanya ada tiga jenis kategori (Pecah, Keropos/Bolong dan Tipis Sebelah), dimana faktor-faktor penyebab terjadinya produk gagal/reject ini yaitu Mesin/Tools, dimana pada ada perputaran mesin

      Industrial Engineering Journal Vol.2 No.1(2013)29-36, ISSN 2302 934X. Darjanto, H. (2004), “Pengendalian dan Evaluasi

      Statistical Quality Control”. Malikussaleh

      Bakhtiar,S,Dkk. (2013), “Analisa Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode

      Daftar Pustaka

      Adapun saran untukyang peneliti berikan yaitu Untuk mengurangi jumlah kecacatan produk, sebaiknya perusahaan melakukan tindakan preventif yaitu dengan mengontrol segala jenis kegiatan yang akan menimbulkan potensi untuk terjadi produk gagal/reject karena apabila produk gagal/reject dapat dikurangi maka biaya produksi dapat diminimalisir.

      Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)” vol.4, No.2 Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta. Purnomo,E. (2006), “Pengaruh Quality Control

      Terhadap Tingkat Kerusakan Produk pada PT.Filma Utama Soap Surabaya”. Administrasi Bisnis FISIP-UPN”Veteran” : Jawa Timur

      Subagio, S, A. (2010), “Tinjauan kejut beton mutu tinggi dengan penambahan silica fume, fly ash dan serat baja” Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tanjong,S. (2013), “Implmentasi Pengendalian

      Kualitas dengan Metode Statistik pada Pabrik Spareparts CV Victory Metallurgy Sidoarjo”. Universitas Surabaya : Surabaya.

Dokumen yang terkait

Merancang Sistem untuk Meningkatkan Kinerja Sumber Daya Manusia Menggunakan Metode Analytical Hierarchi Process (AHP) di PTPN V PKS Sei Pagar

0 0 10

Analisa Penjadwalan Proyek Menggunakan PDM dan Pert Serta Crash Project (Studi kasus: Pembangunan Gedung Main Power House PT. Adhi Karya)

3 1 13

Analisis Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat atau Pasien di RSUD Tengku Rafi’an Kabupaten Siak Menggunakan Metode Importance Performance Analysis dan Potential Gain in Customer Value

0 0 6

Usulan Keseimbangan Lintasan Stasiun Bottleneck dalam Upaya Pencapaian Target Produksi Menggunakan Pendekatan Simulasi (Studi Kasus: PT. Baja Kampar Sarana Industri)

0 0 7

Analisa Beban Kerja Fisik yang Dialami Pekerja pada Stasiun Pencetakan Worm Screw dengan Menggunakan Work Sampling (Studi Kasus : PT. Riau Logam Engineering)

0 0 8

Analisa Sistem Antrian Loket pada PT. Tiki Jalan Teuku Umar Pekanbaru dengan Menggunakan Software Arena

0 1 8

Optimasi Waktu dan Biaya Menggunakan Metode Time Cost Trade Off pada Proyek Access Road Construction and Soil Clean Up

0 1 13

Analisa Lingkungan Kerja dan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode 5S (Studi Kasus : PT. Gemilang Artha Prima Lestari Rimbo Panjang, Kampar)

0 0 10

Perbaikan Metode Kerja Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Operator Pada Stasiun Pengemasan Di CV. Mie Sohun Ichlas

1 1 12

Aplikasi Value Engineering pada Proyek Konstruksi Perumahan Arima Cluster Rumah Tipe 75/160 PT. Arima Karya Properti

0 1 7