Teknologi Komunikasi Jaringan Sebagai Si

UNIVERSITAS INDONESIA

Teknologi Komunikasi Jaringan
Sebagai Sistem dan Modal Sosial

Oleh:
Maybi Prabowo
1406518755

PASCASARJANA ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2015

Teknologi Komunikasi Jaringan
Sebagai Sistem dan Modal Sosial

Beberapa orang secara sinis menyikapi perkembangan teknologi
komunikasi jaringan khususnya media sosial, tak lebih sebagai sarana bagi
orang-orang narsistik unjuk gigi. Pada media sosial, orang-orang pendamba
nilai-nilai dangkal, Andrew Keen menamainya 'monyet-monyet' dan - seperti

disebut Garin Nugroho - masyarakat melodramatik, telah menemukan
'panggung' mereka di jagad maya. Lalu bagaimanakah dengan nilai-nilai
atau norma-norma sebagai salah satu elemen yang selalu melekat di dalam
pemahaman tentang jaringan sosial?
Tahu siapa Kim Kardashian? Nama satu ini banyak diidentikkan
dengan salah satu biangnya kaum narsistik sedunia. Namun coba kita
simak apa yang ia lakukan pada pertengahan April 2015 lalu. Ia
mengunjungi negeri leluhurnya, Armenia, Eropa Timur, dan menyambangi
Museum Genosida di Yerevan. Melalui sarana media sosial Instagram, ia pun
mengunggah foto dirinya berpose di museum tersebut dengan menyelipkan
tulisan, "Kami menghabiskan waktu yang sangat emosional di Museum
Genosida di ibu kota Yerevan". apa yang terjadi kemudian? Pesan Kim di
media sosial dilaporkan berhasil menarik perhatian 31 juta pengikutnya di
Instagram1.
Isu genosida orang-orang Armenia oleh aparat Kesultanan Ottoman
Turki pada April 1915 silam adalah perkara sensitif yang memengaruhi
hubungan politik antara Turki dan negara-negara Eropa lainnya. Isu ini
memanas kembali setelah pada awal April 2015 lalu, Paus Fransiskus I
menggulirkan pernyataan bahwa pembantaian tersebut sebagai genosida
pertama di abad ke-20.

Dari sini kita bisa mereka-reka, peran apa yang dimainkan oleh sosok
narsistik ini di dalam lalu lintas isu sensitif tersebut. Bagaimanakah
perannya sebagai aktor (node) seperti di dalam konsep jaringan sosial?
Nilai-nilai apa yang ia transaksikan melalui jaringan sosialnya?

Jaringan Sosial
Konsep jaringan sosial dapat dipahami sebagai rangkaian aktor-aktor
(nodes) dan hubungan-hubungan (relations, ties) di antara para aktor
tersebut. Pengertian aktor di dalam jaringan sosial bisa berupa individu,
kelompok, organisasi, maupun masyarakat. Ikatan-ikatan di dalam jaringan
1

Aquadini, Sita Planasari, Jumat 24 April 2015, Kontroversi 'Genosida' Armenia,
artikel berita di harian Koran Tempo.

sosial dipahami sebagai; komunikasi (who talks to whom), formal (who
reports to whom), afektif (who likes whom atau who trusts whom), materi
atau alur kerja (who gives money or other resources to whom), proksimitas
(who's spatially or electronically close to whom), dan kognitif (who knows
who knows whom)2.

Waserman dan Faust (1999) mengidentifikasi empat prinsip dasar
yang melengkapi model teori jaringan sosial: kebebasan para aktor
(independence of actors); hubungan-hubungan atau ikatan-ikatan yang
terjalin dari aliran sumber-sumber daya; penekanan dan/atau penyiapan
aktor-aktor secara individual oleh jaringan; dan penggenerasian ikatanikatan dan jaringan yang mampu bertahan lama oleh struktur sosial.
Hubungan di dalam jaringan sosial adalah aliran sumber daya (resources)
baik material maupun non material (Wasserman & Faust, 1999, hal. 4).
Sumber daya yang dialirkan di dalam jaringan sosial bisa berupa dukungan
sosial, dukungan emosional, companionship, waktu, informasi, keahlian,
uang, transaksi bisnis, berbagi aktivitas, dsb 3.
Para ilmuwan sosial mengkategorisasi jaringan sosial ke dalam tiga
jenis, yakni: jaringan ego-centric, jaringan socio-centric, dan jaringan opensystem4. Jaringan ego-centric adalah jaringan yang terhubung secara
individual seperti teman-teman dekat atau antar perusahaan yang
menggunakan perangkat yang sama. Jaringan socio-centric adalah jaringan
-mengutip istilah dari Russel Bernard - networks in a box, yakni jaringan
teman-teman di kelas, di tempat kerja, dsb. Jaringan ini bisa dikatakan
sebagai jaringan dengan sistem tertutup. Sementara open-system
networks, tidak seperti networks in a box, adalah jaringan di mana batasbatasnya tidak jelas. Jaringan open-system misalnya jaringan elit ekonomi
atau politik, jaringan antar korporasi, jaringan di antara influencers (para
pembawa pengaruh) terkait isu-isu tertentu, dsb. Tingkat kompleksitas

jaringan jenis ketiga ini paling tinggi, sehingga untuk melakukan analisa
terhadapnya bukanlah pekerjaan mudah.

Jaringan Sebagai Sistem Sosial
2

Katz, Nancy, Lazer, David, Arrow, Holly, dan Contractor, Noshir, 2004, Network
Theory and Small Groups, artikel ilmiah dimuat di jurnal Small Groups Research vol.
35 Juni 2004, Sage Publications, 307-332,
http://www.hks.harvard.edu/davidlazer/files/papers/Lazer_Katz_Small_Group.pdf
3

Williams, Kate dan Durrance, Joan C, 2008, Social Networks and Social Capital:

Rethinking Theory in Community Informatics, artikel ilmiah dimuat di The Journal of
Community Informatics, Vol 4, No 3 (2008), http://cijournal.net/index.php/ciej/article/view/465/430
4

Kadush, Charles, 17 Februari 2004, Sociological Questions about Relationships:


Basic Network Concepts, http://www.cin.ufpe.br/~rbcp/taia/Kadushin_Concepts.pdf

Jaringan bisa dipandang sebagai sistem sosial, di mana sesuai
dengan pendekatan sistem, jaringan memiliki interaksi (interactions) dan
keterhubungan (connectedness). Pendekatan sistem melihat jaringan
sebagai bentuk yang kompleks, adaptif, dan memiliki mekanisme untuk
mengatur
diri sendiri yang disebut sibernetika (cybernetic). Konsep
sibernetika awalnya diperkenalkan oleh Ross Ashby di dalam bukunya
"Introduction to Cybernetics" pada tahun 19565.
Pandangan sibernetika dari Ashby merupakan pengembangan dari
pendekatan sistem yang memfokuskan diri kepada bagian (elemen) dari
sebuah organ dan hubungannya dengan bagian-bagian lain di dalam sistem
tersebut. Pendekatan sistem pada mulanya diperkenalkan pada tahun 1940
oleh ahli biologi Ludwig von Bertalanffy (‘General System Theory’, 1968). Ia
menekankan kepada sebuah pemahaman yang menjadi penting di dalam
pendekatan sistem yakni, sistem di dalam kenyataannya adalah terbuka
dan berinteraksi dengan lingkungannya dan melalui proses ini, sistem
secara kualitatif mendapatkan hal-hal baru dan menghasilkan evolusi
berkelanjutan6.

Jaringan sosial sebagai sistem juga bisa dipahami sebagai
serangakain elemen-elemen yang menjalin hubungan satu sama lain untuk
menjalankan fungsi sebagai sebuah jaringan. Dari pemahaman ini, maka
jaringan sebagai sistem sosial bisa diuraikan menjadi tiga sistem, yaitu
micro, mezzo, dan macro7. Jaringan micro system mengacu kepada individu
(node) dan terkait dengan hal-hal yang menjadi latar belakang dan teknis
dari individu tersebut untuk membentuk atau tergabung ke dalam jaringan.
Jaringan mezzo system, adalah kelompok kecil seperti keluarga, rekan-rekan
kerja, dan kelompok-kelompok sosial lainnya. Jaringan macro system adalah
jaringan dalam cakupan yang lebih besar yang memiliki pengaruh langsung
kepada tatanan kehidupan masyarakat seperti jaringan politik, ekonomi,
dan sebagainya.

Jaringan Sebagai Modal Sosial
Para ahli berpendapat bahwa individu menjalin komunikasi dyadic
dan membangun ikatan-ikatan kelompok dilandasi keinginan untuk
memaksimalkan preferensi dan hasrat pribadi yang mereka miliki. Ahli
Sosiologi James Coleman (1988) menekan adanya kepentingan pribadi
masing-masing individu yang dioperasikan secara bersama yang menjadi
5


F. Heylighen, C dan Joslyn, V. Turchin, 27 Oktober 1999 dan 1 Oktober 1993, What
are Cybernetics and Systems Science?, http://pespmc1.vub.ac.be/CYBSWHAT.html
6

F. Heylighen, C. Joslyn, 1 November 1992, What is Systema Theory?,
http://pespmc1.vub.ac.be/systheor.html
7

Zastrow, Charles dan Kirst-Ashman, Karen, 20 Januari 2009, Understanding
Human Behavior and the Social Environment, Cengage Learning

basis kelompok sosial, untuk mendapatkan hal-hal baru yang layak untuk
diusahakan. Ikatan yang dijalin oleh para individu ini merupakan usaha
investasi untuk memberdayakan sumber daya sumber daya sosial (social
resources) Sumber daya sosial ini disebut sebagai modal sosial (social
capital)8. Modal sosial di dalam pandangan yang lebih idealis adalah seperti
diuraikan Eva Cox di dalam paparannya, ‘A Trully Civil Society’ (1995) yang
menganggapnya sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia
yang ditopang oleh jaringan, norma-norma, dan kepercayaan sosial yang

memungkinkan terjadinya efisiensi dan efektivitas usaha-usaha koordinasi
dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama 9. Institusi Bank
Dunia (World Bank) memandang bahwa modal sosial (social capital)
mengacu kepada tiga hal, yakni institusi, hubungan, dan norma-norma yang
membentuk kualitas dan kuantitas interaksi sosial masyarakat. Modal sosial
bukan hanya sejumlah institusi yang dibangun oleh masyarakat namun juga
'lem' yang merekatkan mereka satu sama lain10.

Jaringan Sosial dan Teknologi Komunikasi Jaringan
Perkembangan di dalam teknologi komunikasi membawa dampak
terhadap perilaku manusia di dalam membangun jaringan sosial. Dengan
kumputerisasi dan teknologi yang menghubungkan antar komputer,
jaringan sosial yang dibentuk oleh para individu mampu menembus
jangkauan global. Berikut ini uraian singkat tipe-tipe jaringan komputer
berdasarkan jangkauan geografis 11.
Personal Area Network (PAN)
Personal Area Network menggunakan teknologi bluetooth dan infra
merah untuk terkoneksi di dalam jangkauan radius mencapai 10 meter.
Jaringan ini bisa digambarkan sebagai berikut.


8

Katz, Nancy, Lazer, David, Arrow, Holly, dan Contractor, Noshir, op cit.

9

Cox, Eva, 1995, A Trully Civil Society,
http://www.learningtolearn.sa.edu.au/tfel/files/links/A_Truly_civil_society_Lect.pdf
10
11

World Bank, 2011, What is social capital?, http://go.worldbank.org/K4LUMW43B0

Teks dan ilustrasi disarikan dari Tutorials Point, 2015, Computer Network Types,
http://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_network/computer_n
etwork_types.htm

Local Area Network (LAN)
Local Area Network atau LAN adalah jaringan komputer di dalam
jangkauan satu gedung atau dioperasikan di bawah satu sistem operator.

LAN banyak digunakan untuk perkantoran, sekolah, kampus, dsb. Jumlah
komputer yang bisa terkoneksi menggunakan LAN bervariasi mulai dari dua
hingga 16 juta komputer. LAN bisa menggunakan teknologi koneksi kabel
(wired) maupun nirkabel (wireless). LAN bisa digambarkan berikut ini:

Metropolitan Area Network (MAN)
MAN adalah hubungan antar LAN di dalam satu wilayah perkotaan.
Hubungan ini bisa melalui teknologi ethernet hingga distribusi data fiber
(FDDI).

Wide Area Network (WAN)
WAN adalah cakupan jaringan komputer yang meliputi area antar
propinsi bahkan seluruh negara. Saluran WAN menggunakan infrastruktur
dengan investasi yang mahal.

Internetwork
Jaringan antar network disebut pula internetwork. Internetwork lazim
disebut internet. Di dalam pengertian jaringan sosial, melalui internetlah
jaringan open-system terjalin secara luas. Sebagai node, internet
menggunakan alamat TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet

Protocol) yang mewakili aktor pengguna perangkat komunikasi di dalam
jaringan. Internet adalah jaringan terbesar yang pernah ada di planet ini.
Perkembangan teknologi internet hingga sekarang ini telah membuatnya
mampu untuk melayani berbagai keperluan dan terlibat di dalam berbagai
aspek kehidupan individual dan sosial manusia. Layanan tersebut di
antaranya; Web sites, E-mail, Instant Messaging, Blogging, Social Media,
Marketing, Networking, Resource Sharing, Audio and Video Streaming, dsb.

Teknologi Komunikasi Broadband
Kemajuan teknologi komunikasi broadband telah mendongkrak
jumlah pengguna internet di seluruh dunia. Teknologi Broadband mampu
untuk mengantisipasi lalu-lintas data dengan ukuran dan kecepatan tinggi.
Komunikasi broadband bisa dipahami sebagai berbagai teknologi transmisi
yang memiliki rate kecepatan di atas yang tercepat yang mampu
disediakan menggunakan jalur telepon. Berbagai macam teknologi
broadband yang banyak digunakan para pengguna rumahan (home users)
di antaranya adalah12:
ISDN (Integrated Services Digital Network )
ISDN adalah teknologi yang diimplementasikan menggunakan copper
telephone cable. Basic rate yang diampu berkisar 64 hingga hingga 128
Kbit/sec.
DSL (Digital Subscriber Line)
DSL adalah semua keluarga dari layanan digital bandwidth tinggi
(high-bandwidth) yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan telepon
(seperti PT Telkom) melalui kabel telepon copper. Kecepatan yang mampu
diampu bisa mencapai kecepatan multimegabit/sec.
Cable (CATV) Data Networks
CATV digunakan oleh perusahaan layanan televisi kabel. Jalur ini
sekarang ini juga digunakan untuk jalur internet dan menjadi paket layanan
bisnis perusahaan televisi kabel tersebut (seperti First Media, MNC Play). Di
AS jalur ini digunakan oleh hampir 100 juta pengguna.
12

Sheldon, Tom, 2001, Broadband Communications and Networking, Big Sur
Multimedia http://www.linktionary.com/b/broadband.htm

Wireless Communications
Ragam layanan wireless (nirkabel) saat ini masih terus
dikembangkan dan saat ini di Indonesia sudah mencapai generasi ke empat
(4G). Melonjaknya penggunaan teknologi jaringan di Indonesia, khususnya
media sosial, sangat ditunjang oleh penerapan teknologi ini. Hal ini
mengingat infrastruktur jalur komunikasi kabel di Indonesia belum bisa
diandalkan.
Di luar teknologi jaringan yang banyak digunakan oleh pengguna
rumahan, beberapa teknologi broadband secara khusus juga digunakan
untuk keperluan perkantoran. Teknologi-teknologi tersebut di antaranya
ATM (Asynchronous Transfer Mode), frame relay, leased lines, dan T
carriers.

Masyarakat Jaringan (Network Society)
Perkembangan teknologi jaringan telah membawa dampak besar
terhadap kehidupan sosial hingga beberapa ahli meyakininya bahwa
teknologi tersebut telah membentuk tatanan sosial baru. Manuel Castells, di
dalam buku yang ia tulis, 'The Rise of the Network Society, menyodorkan
konsep network society atau masyarakat jaringan untuk menggambarkan
dinamika tren sosial belakangan ini. Menurut Castells sendiri, network
society merupakan pengembangan dari konsep masyarakat post-industrialis
atau masyarakat informasi yang sudah banyak dikenal sebelumnya 13.
Masyarakat informasi sendiri, seperti diuraikan Jan Van Dijk (2006),
memiliki karakter yakni penggunaan informasi dengan intensitas tinggi
yang mengarahkan kepada; pembentukan organisasi dan masyarakat yang
berbasis kepada sains, rasionalitas, dan refleksivitas; pembentukan
perekonomian yang mengarah kepada karakter yang dibentuk oleh produksi
informasi; pembentukan pasar tenaga keja yang berbasis kepada informasi
dan ilmu pengetahuan; dan pembentukan budaya yang didominasi oleh
tanda-tanda dan simbol-simbol yang diproduksi oleh media 14.
Berkembang dari situ, Castells mendefinisikan network society
adalah masyarakat yang memiliki struktur dan aktivitas yang
diorganisasikan dengan menggantungkan diri kepada teknologi informasi
elektronik. Castells juga memandang network society adalah babak baru
sistem ekonomi yang ia sebut sebagai sistem tekno-ekonomi baru (new
techno-economic system)15. Van Dijk menambahkan bahwa masyarakat
13

Castells, M. 2010. The Rise of the Network Society. 2nd Ed. Wiley-Blackwell.

14

Van Dijk, Jan. 2006. The Network Society. Second Edition. Sage

15

Kreisler, Harry, 9 Mei 2001, Identify and Change in The Network Society:
Conversation with Manuel Castells, UC Barkeley,
http://globetrotter.berkeley.edu/people/Castells/castells-con4.html

jaringan merupakan bentuk masyarakat yang mengorganisasi hubunganhubungan mereka di dalam jaringan media yang secara bertahap membaur
dengan jaringan jaringan sosial face-to-face communication. Jaringan sosial
dan media telah terbentuk sebagai model utama organisasi hingga menjadi
struktur yang paling penting di dalam kehidupan masyarakat modern16.

Micro Media, E-Participation, dan E-Social Capital
Di dalam artikel ilmiahnya, Liza Hopkins dan Julian Thomas (2002)
mengamati perkembangan jaringan sosial di sebuah komunitas di Australia
yang menerapkan teknologi jaringan (online atau internet). Hasil
pengamatan tersebut memperlihatkan bahwa penggunaan teknologi
mendorong pengaruh lebih kuat dari jaringan micro system terhadap
jaringan macro system17. Penggunaan berbagai media yang disediakan oleh
jaringan komputer dalam sistem mikro (micro media) ternyata
meningkatkan partisipasi individu di dalam komunitas tersebut. Partisipasi
yang merupakan hasil dari hubungan antar individu dan aktivitas berbagi
pengalaman kolektif ini merupakan ‘e-social capital’. Hopkins dan Thomas
menguraikan hasil pengamatan mereka ke dalam matriks yang mengacu
kepada model tipologi modal sosial yang dibuat oleh Woolcock (1998),
seperti di dalam tabel di berikut ini.

Tabel.
Autonomy

Embedded
ness

Matriks modal sosial jaringan sosial online 18

Micro
newsgroups, web pages,
email lists.
Online games.
Instant messaging. Email.
Family home pages.

Macro
Network: Management, operation
and organisation.
Online employment and Educational
services.
Language and ethnicity-based
newsgroups, web pages.
Online community services,
government information.

Hasil riset Hopkins dan Thomas ini menjadi harapan baru mengingat
beberapa hasil riset sosial mengindikasikan penurunan partisipasi
16

Van Dijk, Jan. 2012. The Network Society. third Edition. Sage

17

Hopkins, Liza dan Thomas, Julian, 2002, E-social Capital: Building Community
through
Electronic Networks,
http://researchbank.swinburne.edu.au/vital/access/services/Download/swin:4126/SO
URCE1
18

Ibid

masyarakat di beberapa negara. Perkembangan teknologi jaringan
khususnya media sosial, ternyata terbukti telah meningkatkan partisipasi
masyarakat dengan cara yang disebut e-participation19. Dengan eparticipation yang meningkat akan menciptakan tingginya tingkat
kepercayaan dan sosiabilitas masyarakat . Kondisi ini menjadi sebuah
modal sosial (baca: e-social capital) yang besar. Jadi apa yang dilakukan
oleh Kim Kardashian dengan foto dan status di Instagramnya adalah salah
satu ‘strategi” komunikasi memanfaatkan jaringan jutaan pengikutnya
melalui micro media sebagai modal sosial untuk mempengaruhi partisipasi
masyarakat terhadap sebuah isu penting di level makro.

19

Sabatini, F., Sarracino, F. (2014). E-participation: social capital and the Internet.
MPRA Paper 55722. http://www.socialcapitalgateway.org/content/paper/sabatini-fsarracino-f-2014-e-participation-social-capital-and-internet-mpra-paper-557