KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) | Pratiwi | Pustaka Karya: Jurnal Ilmiah Ilmu Perpustakaan dan Informasi 1612 4418 1 SM

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG
DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA
(MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
Oleh:
Kurniasih Yuni Pratiwi*
[email protected]
Pustakawan Pertama UPT Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Perubahan era baru memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap institusi
perpustakaan. Kebutuhan terhadap perpustakaan dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat, sehingga perkembangan kepustakawanan disejumlah negara maju dapat
memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam menata dan menetapkan agendaagenda strategis kepustakawanan Indonesia dalam era informasi. Pustakawan sebagai
pelopor penyedia jasa informasi dan berkecimpung pada sector keahlian khusus
sangat berperan penting menunjukkan kredibilitasnya dalam menyongsong datangnya
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) karena ini memberikan kesempatan yang sangat
berharga untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia mampu bersaing
dalam segala hal profesionalisme dan kompetensi pustakawan yang handal, tangguh
dan berwawasan luas sangat dibutuhkan demi menyambut MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean). Peran pustakawan akan semakin berkembang, kini pustakawan
tidak hanya mengklasifikasi buku, melayani sirkulasi saja tetapi dituntut secara

profesionalisme untuk memberikan informasi secara cepar, tepat, akurat dan efisien.
Pustakawan dituntut untuk mengembangkan kompetensi yang ada dalam dirinya guna
mendukung program Tri Dharma Perguruan Tinggi demi mewujudkan Perguruan
Tinggi yang bertaraf Internasional dalam menghadapi pasar bebas MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean).
Kata kunci: kompetensi, pustakawan, Masyarakat Ekonomi Asean
1. Pendahuluan
Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat
membawa dunia memasuki gelombang peradaban baru yang disebut sebagai era informasi.
Era baru ini ditandai dengan ledakan informasi (information explosion) serta mendorong lahir
dan berkembangnya teknologi informasi (information technology).
Informasi baru muncul dalam hitungan tiap detik, mampu menembus batas-batas
geografis dengan kecepatan yang luar biasa karena dikemas dan dikelola sedemikian
canggihnya. Akibatnya, manusia tidak lagi memiliki kesulitan untuk mengakses bermacammacam informasi baru. Perubahan era ini memberikan dampak yang sangat signifikan
*Pustakawan Pertama Pada UPT Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya
36
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
terhadap institusi perpustakaan. Tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi,

ketersediaan informasi yang sangat beraneka ragam, gelombang informasi baru yang sangat
cepat, serta teknologi informasi yang semakin canggih, mendorong perpustakaan untuk
mampu menerapkan teknologi dan manajemen informasi yang handal.
Perpustakaan telah menjadi bagian dari gaya hidup (life style) masyarakatnya di
negara-negara maju, dan menjadi sarana strategis dalam pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM). Kebutuhan terhadap perpustakaan dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat, sehingga perkembangan kepustakawanan disejumlah negara maju dapat
memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam menata dan menetapkan agenda-agenda
strategis kepustakawanan Indonesia dalam era informasi.
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tinggal menghitung hari, banyak sekali tantangan
dan peluang yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia, mau tidak mau bangsa Indonesia
harus siap menerima segala tantangan yang akan muncul. Pustakawan sebagai pelopor
penyedia jasa informasi dan berkecimpung pada sector keahlian khusus sangat berperan
penting menunjukkan kredibilitasnya dalam menyongsong datangnya MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean) karena ini memberikan kesempatan yang sangat berharga untuk
menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia mampu bersaing dalam segala hal.
Profesionalisme dan kompetensi pustakawan yang handal, tangguh dan berwawasan
luas sangat dibutuhkan demi menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Pada KTT
ASEAN ke -12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang
kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan

di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang
Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para
pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada
tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang,
jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pustakawan Universitas Brawijaya
menghadapi tantangan yang semestinya bukan menjadi kendala akan tetapi merupakan
peluang emas bagi pustakawan khususnya untuk mengembangkan karier profesionalismenya
karena pustakawan dapat bekerja di luar negeri begitu juga sebaliknya. Universitas Brawijaya
sebagai salah satu Universitas terfavorit di Indonesia harus menyiapkan segala upaya demi
keberhasilan dan kejayaan dalam mengabdikan diri kepada Bangsa dan Negara tercinta

37
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
sebagai sivitas akademika yang mengedepankan kepentingan rakyat. Universitas Brawijaya
hingga saat ini dapat dikelompokkan menjadi: 1) periode awal atau periode rintisan (19571963); 2) periode teaching university (1963-1996); 3) periode research university (19962007) dan 4) periode World Class Entrepreneurial University (2007-sekarang), dengan
periode Universitas Brawijaya sebagai World Class Entrepreneurial University sangat
memberikan dampak yang positif dalam menyiapkan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)

karena hal ini akan sangat berkaitan dan Universitas Brawijaya sebagai World Class
Entrepreneurial University sebagai awal kita bersaing dengan Universitas di Luar Negeri dari
segala aspek.
Hal ini akan memberikan tantangan sekaligus ancaman yang besar bagi profesi
pustakawan, karena persaingan yang terjadi akan semakin ketat. Pustakawan harus
mempersiapkan diri agar memiliki kompetensi yang bagus, profesionalime yang tinggi, dan
diharapkan mampu bersaing menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Untuk itu
segala kesiapan harus dimulai dari sekarang agar kompetensi pustakawan mampu bersaing
menghadapai tantangan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
2. Rumusan Masalah
Bagaimana kompetensi pustakawan Univesitas Brawijaya yang dipersyaratkan mampu
bersaing dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)?

3. Metodelogi
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode kajian
kepustakaan, yaitu merupakan suatu teknik mengumpulkan data yang diambil dari
kepustakaan (buku, dokumen, artikel, jurnal, laporan, web atau internet dan lainnya).

38
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216


Kurniasih Yuni Pratiwi
4. Pembahasan

Gambar 1

Sumber: Purba, H.H. (2008, September 25)

Diagram tulang ikan/ fishbone adalah salah satu metode yang digunakan sebagai
analisa untuk memecahkan suatu masalah. Efek atau akibat ditulis sebagai moncong
ikan sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan
permasalahannya.

Penggunaan metode fishbone ini dilakukan dengan alasan agar permasalahan yang
terjadi dapat dijabarkan secara menyeluruh dan setiap orang yang terlibat di dalamnya
dapat menyumbangkan saran dan pemikiranya untuk menyelesikan permasalahannya.

Kompetensi pustakawan yang dipersyaratkan mampu bersaing dalam menghadapi
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) analisis penyebabnya dapat diambil dari SDM/
Manusia, Sarana dan Prasarana, Organisasi dan Manajemen, Standarisasi.


a. SDM/ Manusia
 Pustakawan adalah sebutan bagi orang yang bekerja di perpustakaan. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia pustakawan adalah orang yang bergerak di bidang
perpustakaan atau ahli perpustakaan. Kemudian menurut kode etik Ikatan
Pustakawan Indonesia dikatakan bahwa yang disebut pustakawan adalah seseorang
yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan
kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu
perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan,

39
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
sedangkan menurut kamus istilah perpustakaan karangan Lasa, H.S. (2005).
Librarian – pustakawan, penyaji informasi adalah tenaga profesional dan fungsional
di bidang perpustakaan, informasi maupun dokumentasi. Dari ketiga pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah orang yang memiliki pendidikan
perpustakaan atau ahli perpustakaan atau tenaga profesional di bidang perpustakaan
dan bekerja di perpustakaan. Sedangkan di dalam Undang-Undang Perpustakaan

No.43 Tahun 2007 Pustakawan adalah seseorang yang diperoleh melalui pendidikan
dan/ atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Jadi pustakawan
adalah seseorang yang profesional dan biasa bergelut dengan dunia kepustakaan atau
ahli dalam bidang perpustakaan.
 Sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perputakaan Nasional RI tahun
2011 untuk Perpustakaan Perguruan Tinggi menyebutkan bahwa:
a. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan dan/ atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan.
b. Pustakawan perguruan tinggi yaitu pustakawan yang berpendidikan serendahrendahnya sarjana di bidang ilmu perpustakaan dan informasi, dan diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan di perpustakaan.
c. Tenaga teknis perguruan tinggi adalah pegawai yang berpendidikan serendahrendahnya diploma tiga di bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau yang
disetarakan, dan diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
penuh

oleh


pejabat

yang

berwenang

untuk

melakukan

kegiatan

kepustakawanan.
d. Tenaga admistrasi adalah pegawai yang bekerja di perpustakaan tetapi tidak
berpendidikan di bidang perpustakaan.
 Jumlah tenaga menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perputakaan Nasional
RI tahun 2011 untuk Perpustakaan Perguruan Tinggi menyebutkan bahwa:

PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216


40

Kurniasih Yuni Pratiwi
a. Perpustakaan dikelola oleh tenaga perpustakaan sekurang-kurangnya 2 orang
pustakawan
b. Untuk 500 mahasiswa pertama: 1 orang pustakawan dan 1 orang staf
c. Untuk setiap tambahan 2000 mahasiswa ditambahkan 1 orang pustakawan
d. Perpustakaan memberikan kesempatan untuk pengembangan sumber daya
manusianya melalui pendidikan formal dan nonformal kepustakawanan.
Sehubungan dengan kondisi pustakawan di perpustakaaan Universitas Brawijaya dan lebih
jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1
Kondisi di Perpustakaan Universitas Brawijaya
Jumlah Mahasiswa

Jumlah
Pustakawan

59.496


19 orang

1:500 mahasiswa

Jumlah

ditambah per 2.000 pustakawan yang
mhs 1 pustakawan

dibutuhkan

119+29 =148

148-19=
129 orang

Sumber: PIDK Universitas Brawijaya tahun 2015 (http://pidk.ub.ac.id/).
Sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perputakaan Nasional RI tahun 2011
dengan jumlah mahasiswa 59.496 sehingga jumlah pustakawan yang dibutuhkan adalah 129
orang.


b. Sarana dan Prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek). Untuk lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih
ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin,

PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

41

Kurniasih Yuni Pratiwi
sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti
gedung.

Jadi sarana adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai sesuatu dan sifatnya dapat
dipindah-pindah misal buku, meja, kursi, perpustakaan, laboratoriun dan sebagainya.
Sedangkan prasarana adalah segala perlengkapan yang dapat menunjang terlaksananya
suatu kegiatan dan sifatnya tidak langsung untuk mencapai tujuan misalnya lokasi atau
tempat, uang dan sebagainya.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perpustakaan Universitas Brawijaya
 Gedung Perpustakaan Lama
Lantai 1

: 2.905,19 m2

Lantai 2

: 2.974,82 m2

Luas total : 5.880,01 m2
 Gedung Baru (5 Lantai)
Lantai 1

: 1.067,13 m2

Lantai 2

: 1.067,09 m2

Lantai 3

:

951,71 m2

Lantai 4

:

951,71 m2

Lantai 5

:

974,76 m2

Luas Total : 5.012,40 m2
 Jumlah koleksi buku teks 134.405 eksemplar
 Jumlah koleksi e-journal :


Proquest : 3.125.079 judul



IEEE Xplore Digital Library : 18.454 judul



CABI Fulltext : 1.715 judul



ASME : 24 judul



ASCE : 33 judul



Science Direct : 2.357 judul



Scopus : 33.635 judul



Ebsco : 3.100 judul

 Jumlah koleksi e-book 129.293 judul
 Jumlah meja 378 buah
 Jumlah kursi 954 buah

42
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
 Jumlah PC computer 134 buah
 Jumlah laptop 36 buah
Sumber : Data dari simpeg Perpustakaan Universitas Brawijaya dan Bagian
Pengadaan.

c. Organisasi dan Manajemen
Organisasi dan manajemen yang jelas sangat memberikan dampak yang besar demi
keberlangsungan kinerja di suatu instansi, sesuai dengan Keputusan Rektor Universitas
Brawijaya Nomor 279 Tahun 2014 Tentang Pengangkatan TIM Fungsional Perpustakaan
Universitas Brawijaya ada bagian yang baru dari struktur Organisasi Perpustakaan yaitu
bagian Pengembangan Staf dan Program yang diharapkan dengan inovasi baru ini Peran
bagian SDM akan semaksimal mungkin karena hal ini sangat menentukan terwujudnya
fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar para civitas akademika dalam pencapaian
tujuan pembelajaran, sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna
informasi, sebagai tempat untuk mendapatkan sumber-sumber primer dan sekunder untuk
melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, mengembangkan kreativitas,
minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan, dan membantu melakukan publikasi
karya yang dihasilkan oleh civitas akademika.

43
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi

d. Standarisasi
Standarisasi adalah suatu kerangka system mutu lembaga yang harus disiapkan agar hasil
yang diinginkan sesuai dengan sasaran atau tujuan akhir yang ditetapkan oleh suatu lembaga
baik pemerintahan maupun swasta untuk mencapai kesesuaian dengan keinginan yang
diharapkan. Dalam menetapkan standar dari pada pelayanan maka diperlukan suatu aturan
pedoman dalam menetapkan standar tersebut. ISO (International Organization for
Standardization) merupakan suatu organisasi pembuat standar dimana peran utamanya
adalah untuk menetapkan standar yang dapat dipergunakan oleh negara-negara anggota,
menjadi standar internasional. Salah satu standar system manajemen mutu yang telah
berkembang di negara-negara yaitu ISO 9001:2000. Standar ini merupakan sarana atau
sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan mutu dalam menerapkan standar suatu kualitas
yang berlaku dan diharapkan mampu menjawab perkembangan globalisasi ini dimana tujuan
akhirnya adalah mencapai efektifitas dan efesiensi suatu organisasi.

44
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
Kompetensi pustakawan di Indonesia telah diamanatkan dalam Undang-Undang No.43 tahun
2007 tentang perpustakaan, yaitu dalam pasal 29 ayat 2 Pustakawan harus memenuhi
kualifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan. Dalam rangka melaksanakan
ketentuan di atas, maka Perpustakaan Nasional RI selaku Instansi Teknis dan Pembina
Pustakawan, bersama-sama Instansi terkait dan para pemangku kepentingan serta para pakar
kepustakawanan telah menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan lainnya Bidang
Perpustakaan yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia.

Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi kompetensi pustakawan adalah :
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yaitu :
o Pasal 1 (8): Pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk melaksanakan pengolahan dan pelayanan perpustakaan.
o Dalam penjelasan Pasal 11 ayat (1), huruf d yang dimaksud standar tenaga
perpustakaan juga mencakup kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi.
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 18
ayat (2), menyatakan bahwa pengakuan kompetensi kerja dilakukan melalui sertifikasi
kompetensi.
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomo 83
Tahun 2012 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Sektor Jasa.

Tujuan Sertifikasi Kompetensi Pustakawan:
1.

Memastikan dan memelihara kompetensi untuk meningkatkan kepercayaan diri
pustakawan

2.

Meyakinkan kepada perpustakaan tempat kita bekerja, dan kepada pemustaka bahwa
dirinya kompeten dalam bekerja

3.

Membantu merencanakan karier pustakawan

4.

Pengakuan kompetensi lintas sector dan lintas Negara

5.

Promosi profesi pustakawan dipasar tenaga kerja

6.

Membantu pustakawan untuk bersaing secara professional

45
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
Tujuan Sertifikasi Perpustakaan:
1.

Meyakinkan kepada pemustaka bahwa perpustakaan melayani pemustaka dengan
layanan prima dan sepenuh hati

2.

Rekruitmen SDM benar-benar yang memiliki kompetensi keahlian pada bidang yang
dibutuhkan

3.

Mengutamakan tenaga kerja yang benar-benar kompeten di bidangnya demi
pengembangan kariernya

4.

Dengan adanya remunerasi akan mendorong pegawai untuk bekerja mencapai target
yang diharapkan

5.

Berlomba-lomba dalam bekerja dan meningkatkan produktivitas

Dikutip dari Pusat Pengembangan Pustakawan Perpusnas RI, calon peserta uji kompetensi
dapat Memilih klaster (paket uji) sesuai bidang pekerjaan:
a. Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan, unit yang akan diujikan sbb:
1. Kompetensi Umum
o

Mengoperasikan Komputer Tingkat Dasar

o

Menyusun Rencana Kerja Perpustakaan

o

Membuat Laporan Kerja Perpustakaan

2. Kompetensi Inti


Melakukan Seleksi Bahan Perpustakaan



Melakukan Pengadaan Bahan Perpustakaan

b. Pengolahan Bahan Perpustakaan, unit yang akan diujikan sbb:
1. Kompetensi Umum
o

Mengoperasikan Komputer Tingkat Dasar

o

Menyusun Rencana Kerja Perpustakaan

o

Membuat Laporan Kerja Perpustakaan

2. Kompetensi Inti


Melakukan Pengatalogan Deskriptif



Melakukan Pengatalogan Subjek

46
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
c. Layanan Pemustaka, unit yang akan diujikan sbb:
1. Kompetensi Umum
o

Mengoperasikan Komputer Tingkat Dasar

o

Menyusun Rencana Kerja Perpustakaan

o

Membuat Laporan Kerja Perpustakaan

2. Kompetensi Inti


Melakukan Layanan Sirkulasi



Melakukan Layanan Referensi



Melakukan Penelusuran Informasi Sederhana

d.Pemasyarakatan Perpustakaan, unit yang akan diujikan sbb:
1. Kompetensi Umum
o

Mengoperasikan Komputer Tingkat Dasar

o

Menyusun Rencana Kerja Perpustakaan

o

Membuat Laporan Kerja Perpustakaan

2. Kompetensi Inti


Melakukan Promosi Perpustakaan



Melakukan Kegiatan Literasi Informasi



Memanfaatkan Jaringan Internet untuk Layanan Perpustakaan

e. Perawatan Bahan Perpustakaan, unit yang akan diujikan sbb:
1. Kompetensi Umum
o

Mengoperasikan Komputer Tingkat Dasar

o

Menyusun Rencana Kerja Perpustakaan

o

Membuat Laporan Kerja Perpustakaan

2. Kompetensi Inti


Melakukan perawatan bahan perpustakaan



Melakukan perbaikan bahan perpustakaan

47
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
e. Kompetensi Pustakawan
Kompetensi diartikan sebagai tolok ukur guna mengetahui sejauh mana kemampuan
seseorang menggunakan pengetahuan dan skill atau kemampuannya”. Dan kompetensi
merupakan perpaduan antara pengetahuan, sikap dan ketrampilan (Lasa Hs , 2009:177)
Pustakwan adalah orang yang bekerja di perpustakaan baik instansi swasta, negeri
maupun pribadi yang pekerjaanya melayani pemustaka dan melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan tugas, pokok dan fungsi di suatu unit perpustakaan. Kompetensi
pustakawan adalah ukuran/ tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan seorang pustakawan dalam menggunakan pengetahuan dan skillnya dalam
bekerja.

SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) kompetensi pustakawan terbagi
dalam tiga kelompokk kompetensi, yaitu kompetensi dasar atau umum, kompetensi inti
dan kompetensi khusus. Setiap kelompok kompetensi terdiri atas unit-unit kompetensi
yang dituangkan dalam beberapa kriteria unjuk kerja. Format ini sesuai dengan ketentuan
peraturan penyususnan SKKNI untuk memudahkan pihak penysuusn uji kompetensi dan
penyususn kurikulum pendidikan dan pelatihan kompetensi pustakawan. Selain itu,
SKKNI ini juga akan menjadi salah satu pedoman utama bagi pengelolan Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) Pustakawan dalam menyelenggarakan uji kompetensi
pustakawan. SKKNI Bidang Perpustakaan ini diharapkan dapat bermanfaat demi
memajukan dan mengembangkan karier serta profesionalisme Pustakawan Indonesia.

5. Kesimpulan
Kompetensi pustakawan Univesitas Brawijaya yang dipersyaratkan untuk mampu bersaing
dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) diantanya :


SDM/ manusia dalam hal ini adalah pustakawan terpenuhi jumlahnya di dalam
suatu instansi pemerintahan terutama di Instansi Perguruan Tinggi, jumlah
mahasiswa dan jumlah pustakawan harus seimbang.



Peran pustakawan akan semakin berkembang, kini pustakawan tidak hanya
mengklasifikasi

buku,

melayani

sirkulasi

saja

tetapi

dituntut

secara

profesionalisme untuk memberikan informasi secara cepar, tepat, akurat dan
efisien.

48
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi


Pustakawan dituntut untuk mengembangkan kompetensi yang ada dalam dirinya
guna mendukung program Tri Dharma Perguruan Tinggi demi mewujudkan
Perguruan Tinggi yang bertaraf Internasional dalam menghadapi pasar bebas
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).



Pustakawan harus menguasai Bahasa Asing karena dengan komunikasi yang
lancar akan memudahkan hubungan antar pustakawan terutama dengan
pustakawan yang ada di luar negeri.



Pustakawan harus menguasai penggunaan teknologi informasi agar memudahkan
pekerjaan dan memudahkan mendapatkan informasi terbaru yang terus update
dalam hitungan detik.



Sarana & Prasarana yang dimiliki oleh perpustakaan juga harus sesuai dengan
standar kebutuhan dan standar kelayakan agar kinerjanya tidak ada hambatan,
karena sarana & prasarana sangat mendukung kinerja seseorang, sarana dan
prasarana yang memadai juga sangat menentukan kwalitas layanan bagi
pemustaka.



Organisasi dan manajemen sangat mempengaruhi keberhasilan suatu instansi.
Suatu Organisasi harus memiliki suatu manajemen yang terstruktur agar suatu
organisasi tersebut bisa berjalan dengan baik, seimbang & lancar. Dengan adanya
manajemen manusia membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses
untuk mencapai tujuan, sehingga dalam pribadi masing-masing manusia akan
tebiasa melakukan pekerjaan yang sesuai dengan manajemen yang belaku dan
pekerjaan akan lebih maksimal karena setiap orang mempunyai tugas, pokok dan
fungsi masing-masing dan bertanggung jawab atas pekerjaannya.



Standarisasi sangat dibutuhkan sebagai pengakuan dari fihak luar kalau Instansi
kita sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Satu prestasi yang
menggembirakan Perpustakaan Universitas Brawijaya memperoleh akreditasi A
dari Pembina perpustakaan seluruh Indonesia yaitu Perpustakaan Nasional RI.
Predikat ini diraih karena perpustakaan terus melakukan perubahan dan inovasi
baik dari segi fasilitas, pelayanan, maupun keterlibatan perpustakaan dalam
organisasi dan kegiatan internasional dan nasional.

49
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
6. Saran


Perekrutan SDM harus sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan instansi



Pustakawan harus meningkatkan kompetensinya agar mampu bersaing dalam
bursa kerja luar negeri



Pustakawan harus open acces dalam hal penyebaran informasi



Meningkatkan kemampuan bahasa asing



Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi informasi



Pemenuhan sarana dan prasarana



Penerapan manajemen dan organisasi sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan



Meningkatkan standarisasi yang sudah ada demi kemjuan institusi untuk
menyiapkan bersaing dengan dunia luar.

50
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216

Kurniasih Yuni Pratiwi
DAFTAR PUSTAKA
Ajick.” Peran Pustakawan dalam Mendukung Terwujudnya Perguruan Tinggi bertaraf
Internasional”. 4 Agustus 2015 09.00 WIB.
http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news& option=detail&nid=73.
Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional RI.
Perpustakaan Perguruan Tinggi: buku pedoman. Jakarta: Depdiknas, 2004.
Lasa Hs. Manajemen perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media, 2005
Maryatun.” Perencanaan Pengembangan SDM”.
http://maryatun.staff.ugm.ac.id/wp/?p=14.

31

Juli

2015

09.00

WIB.

Misra. “ Kompetensi Pustakawan di Era Digital”. 3 Agustus 2015 08.00 WIB.
http://misra.blog.ugm.ac.id/files/2009/06/kompetensi-pustakawan-di-eraperpustakaan-digital1.pdf.
Opong Sumiati. “ Pentingnya Sertifikasi Pustakawan Bagi Pustakawan di PTN/PTS di
Indonesia”. 3 Agustus 2015 10.30 WIB. http://www.fppti.or.id/files/materi3.pdf.
Perpustakaan Nasional RI. “ Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 83 Tahun 2012 tentang Penetapan Rancangan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Kemasyarakatan, Hiburan dan
Perorangan Lainnya Bidang Perpustakaan Menjadi Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia”. 3 Agustus 2015 08.45 WIB.
Pustakawan.pnri.go.id/uploads/…/SKKNI_Bidang_PErpustakaan.pdf.
PIDK UB. UB dalam angka tahun 2015. 3 Agustus 13.00 WIB. http://pidk.ub.ac.id/
Purba, H.H. (2008, September 25). Diagram fishbone dari Ishikawa. Retrieved from
http://hardipurba.com/2008/09/25/diagram-fishbone-dari-ishikawa.html.
Richa

Krisma.” Pengelolaan Perpustakaan” 31 Juli 2015 10.00 WIB.
http://pengelolaanperpustakaan.blogspot.com/2014/07/sarana-dan-prasaranaperpustakaan.html.

Rika Fatayat. “ Standar Kompetensi Sebagai Tolak Ukur Kinerja Pustakawan” 3 Agustus
2015 10.00 WIB. http://rikafatayat.blogspot.com/2013/11/standar-kompetensisebagai-tolok-ukur.html.

51
PUSTAKA KARYA Vol. 5 No. 10, Juli – Desember 2017 ISSN. 2089-5216