Analisis Pendapatan Pedagang di Pasar Seni Sukawati Sesudah Berkembangnya Pasar Seni Modern.

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR SENI SUKAWATI
SESUDAH BERKEMBANGNYA PASAR SENI MODERN

SKRIPSI

Oleh :
NI LUH GEDE ITA WULANDARI
NIM : 1206105060

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR SENI SUKAWATI
SESUDAH BERKEMBANGNYA PASAR SENI MODERN

SKRIPSI

Oleh :
NI LUH GEDE ITA WULANDARI

NIM : 1206105060

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
Denpasar
2016

i

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji
pada tanggal : 08 April 2016

Tim Penguji:

1. Ketua

Tanda tangan

: Prof. Dr. I K. G. Bendesa, M.A.D.E


........................

2. Sekretaris : Luh Gede Meydianawathi, SE., M.Si

........................

3. Anggota

........................

: Drs. Dewa Nyoman Budiana, M.Si

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Pembimbing

(Prof.Dr.I Made Suyana Utama,SE.,MS)
NIP. 19540429 198303 1 002


ii

(Luh Gede Meydianawati, SE., M.Si)
NIP. 197905152003122001

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di
dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsurunsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Denpasar, 26 Januari 2016
Mahasiswa,

Ni Luh Gede Ita Wulandari

1206105060

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Pedagang
Di Pasar Seni Sukawati Sesudah Berkembangnya Pasar Seni Modern” dapat
diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1.

Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2.

Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


3.

Bapak Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS selaku Ketua Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4.

Bapak Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE., ME., selaku Sekretaris
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana.

5.

Bapak Prof. Dr. I K. G. Bendesa, M.A.D.E selaku ketua penguji atas waktu
yang telah diberikan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.

6.

Bapak Drs. Dewa Nyoman Budiana, M.Si selaku penguji atas waktu yang

telah

diberikan,

masukan

serta

motivasi

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini.
7.

Ibu Luh Gede Meydianawathi, SE., M.Si selaku dosen pembimbing atas

waktu yang telah diberikan, bimbingan, masukan, kesabaran serta motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8.

Dosen-dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan dan jurusan lain yang berada di
lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas segala ilmu, pengalaman,
masukan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi dan pendidikan di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

9.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar, PD Pasar Seni Sukawati, dan
Responden Pedagang di Pasar Seni Sukawati atas bantuannya dalam
memberikan data yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini.

iv

10. Keluarga tercinta Ayah I Made Suada dan Ibu Ni Ketut Suarniti atas
dukungan, materi, masukan, bantuan, kasih sayang dan doanya yang tulus dan

tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana.
11. Sahabat-sahabatku Ni Made Winny Dwi Kusumarini, I Nyoman Wahyu
Widiana, Ni Luh Yuni Wulandari, I Gusti Ayu Padma Dewi, Mayun Karina
Dewi, Riko Zaeroni, Emmie dan A.A. Dima Sitara Dewi atas dukungan,
bantuan, dan semangatnya.
12. Pegawai-pegawai yang bertugas di ruang baca dan bursa fotocopy atas
bantuannya selama saya belajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap
bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 25 Januari 2016

Penulis

v


Judul : Analisis Pendapatan Pedagang Di Pasar Seni Sukawati Sesudah
Berkembangnya Pasar Seni Modern
Nama : Ni Luh Gede Ita Wulandari
NIM : 1206105060
Abstrak
Keberadaan pasar seni modern dapat menjadi dilema bagi pedagang yang
memiliki modal dengan skala kecil serta dapat berpotensi sebagai penyebab
penurunan pedapatan pedagang di Pasar Seni Sukawati. Apabila eksistensi pasar
seni tradisional tidak dapat dipertahankan, maka nasib para pedagang yang
bernaung di pasar seni tradisional akan terancam. Untuk itu maka perlu dilakukan
kajian apakah terdapat perbedaan jumlah pendapatan yang diterima oleh pedagang
di Pasar Seni Sukawati sesudah berkembangnya pasar seni modern. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh volume penjualan, lokasi
usaha, dan jam operasional secara simultan terhadap pendapatan pedagang di
pasar Seni Sukawati sesudah berkembangnya pasar seni modern dan untuk
menganalisis pengaruh volume penjualan, lokasi usaha, dan jam operasional
secara parsial terhadap pendapatan pedagang di pasar Seni Sukawati sesudah
berkembangnya pasar seni modern.
Sampel dalam penelitian adalah responden pedagang yang sekaligus

pemilik usaha yang berlokasi di Pasar Seni Sukawati sebanyak 89 orang.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kuesioner, dan observasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Binary Logistik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa probability menurunnya pendapatan pedaganf di Pasar Seni
Sukawati sesudah berkembangnya pasar seni modern adalah sebesar 71,9 persen
dan probability yang memperoleh pendapatan tetap adalah 29,1 persen. Variabel
volume penjualan, lokasi usaha, dan jam operasional secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Seni Sukawati
pada tingkat signifikasi 0,000, dengan nilai negelkerke’s (R2) = 0,534
menunjukkan variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabilitas variabel independen adalah sebesar 53,4 persen.
Kata kunci: Pendapatan Pedagang, Volume Penjualan, Lokasi Usaha, dan Jam
Operasional

vi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................. ....................................................................
i

HALAMAN PENGESAHAN ... ....................................................................
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... iii
KATA PENGANTAR .............. ..................................................................... iv
ABSTRAK ................................ ... .................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................. ..................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................... .....................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........... ..................................................................... xii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ..................................................
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................
1.5 Sistematika Penulisan ..............................................................

1
10
10
11
11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep ....................................................
2.1.1 Konsep Pendapatan di Sektor Informal ..............................
2.1.2 Teori Permintaan dan Penawaran...................................
2.1.3 Tinjauan Tentang Pasar Tradisional...............................
2.1.4 Tinjauan Tentang Pasar Seni Modern ............................
2.1.5 Tinjauan Tentang Variabel Yang Berpengaruh
Terhadap Pendapatan Pedagang ....................................
2.1.5.1 Volume Penjualan ....................................................
2.1.5.2 Lokasi Usaha... .........................................................
2.1.5.3 Jam Operasional..........................................................
2.1.6 Hubungan Antara Variabel-Variabel yang Berpengaruh
Terhadap Pendapatan Pedagang…………………….
2.1.6.1 Hubungan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan
Pedagang ..........................................................................
2.1.6.2 Hubungan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan
Pedagang ..........................................................................
2.1.6.3 Hubungan Jam Operasional Terhadap Pendapatan
Pedagang ..........................................................................
2.2 Rumusan Hipotesis..............................................................

13
13
14
18
20
22
22
25
26
28
28
29
29
30

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ......................................................................

vii

31

3.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian .....
3.3 Obyek Penelitian ......................................................................
3.4 Identifikasi Variabel .................................................................
3.5 Definisi Operasional Variabel ..................................................
3.6 Jenis dan Sumber Data .............................................................
3.6.1 Jenis data menurut sifatnya ............................................
3.6.2 Jenis data menurut sumbernya ........................................
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel .................
3.7.1 Populasi ...........................................................................
3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ..........................
3.8 Metode Pengumpulan Data .....................................................
3.9 Teknik Analisis Data ...............................................................
3.9.1 Analisis Binary Logistic ..................................................
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ...........................................................
3.9.2.1 Uji Multikolinaritas .............................................
3.9.2.2 Uji Heteroskedastisitas ........................................
3.9.3 Pengujian model fit .......................................................
3.9.4 Uji chi-square (Uji Pengaruh Serempak) .......................
3.9.5 Uji parsial ........................................................................

32
32
32
33
34
34
34
35
35
35
37
38
38
40
40
40
41
42
44

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ................ 48
4.2 Karakteristik Responden ......................................................... 50
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ................................................... 51
4.4 Pendapatan Pedagang Di Pasar Seni Sukawati Sesudah
Berkembangnya Pasar Seni Modern ........................................ 53
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 54
4.5.1 Hasil Uji Ekonometrika................................................... 54
4.5.2 Uji Asumsi Klasik .......................................................... 55
4.5.3 Pengujian Model Fit ........................................................ 56
4.5.4 Uji chi-square (Uji Pengaruh Serempak) ........................ 58
4.5.5 Uji parsial ........................................................................ 60
4.5.6 Interpretasi Persamaan Regresi Logistik ......................... 64
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 66
4.6.1 Pengaruh Volume Penjualan Terhadap Pendapatan
Pedagang di Pasar Seni Sukawati……….……………. 66
4.6.2 Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan
Pedagang di Pasar Seni Sukawati……………..……… 67
4.6.3 Pengaruh Jam Operasional Terhadap Pendapatan
Pedagang di Pasar Seni Sukawati…………………… 69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ..................................................................................
5.2 Saran .........................................................................................

viii

72
74

DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................
LAMPIRAN – LAMPIRAN .........................................................................

ix

76
80

DAFTAR TABEL

No.

Tabel

1.1

Pendapatan Pedagang Pasar Seni Sukawati Tahun 2012 ...............

4

3.1

Jumlah Pedagang di Pasar Seni Sukawati Berdasarkan Tempat...

36

4.1

Halaman

Karakteristik Responden Penelitian Menurut Jenis Kelamin,
Umur, dan Tingkat Pendidikan........................................................

50

Deskripsi Variabel Penelitian Meliputi Volume Penjualan (X1),
Lokasi Usaha (X2), dan Jam Operasional Pedagang (X3) ...............

53

4.3

Variables in the Equations ............................................................

54

4.4

Correlation Matrix ........................................................................

55

4.5

Hasil Uji Heteroskedastitas (Classification Tablea)......................

56

4.6

Hosmer and Lemeshow’s Test untuk pengujian Model fit ............

57

4.7

Hasil Uji -2 Log Likelihood Awal (Iteration Historya,b,c) .............

57

4.8

Hasil Uji -2 Log Likelihood Kedua (Iteration Historya,b,c) ...........

58

4.9

Omnibus Test of Model Coefficients untuk Uji Serempak .............

58

4.2

x

DAFTAR GAMBAR

No.

Gambar

Halaman

3.1

Desain Penelitian ...........................................................................

31

3.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan uji Chi-Square .. .

43

4.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan uji Chi-Square ...

60

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Gambar

Halaman

1

Kuesioner Penelitian ....................................................................

77

2

Rekapitulasi Tabulasi Data .........................................................

82

3

Hasil Binary Logistik ..................................................................

84

4

Uji Multikolinearitas ..................................................................

88

5

Uji Heteroskedastitas ..................................................................

89

6

Tabel Kai Kuadrat (Chi-Square).................................................

90

xii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor dalam bidang ekonomi
yang mendapat perhatian dari pemerintah sebagai titik berat dalam pengembangan
usaha mandiri. Pola usaha ini diarahkan untuk meningkatkan usaha kecil dan
menengah yang bergerak di segala bidang. Berdasarkan kajian Badan Pusat
Statistika (BPS) Provinsi Bali (2014), diantara 9 sektor pembentuk Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor perdagangan, hotel, dan rumah makan
(PHR) memberikan kontribusi tertinggi pada PDRB Provinsi Bali pada kurun
waktu 15 tahun terakhir. Sektor PHR mengalami pertumbuhan yang signifikan
dari tahun 2000 hingga tahun 2014, dimana nilai tambah bruto sektor PHR tahun
2000 sebesar Rp. 2.337.97 miliar, tahun 2004 sebesar Rp. 2.516.24 miliar, tahun
2009 sebesar Rp. 8.479.55 miliar dan tahun 2014 meningkat sebesar Rp.
10.687.10 miliar. Salah satu pusat perdagangan yang memberikan kontribusi
terhadap peningkatan perekonomian daerah Bali adalah pasar seni tradisional.
Pasar seni tradisional di Bali merupakan tempat belanja oleh-oleh bagi
para wisatawan, baik asing maupun nusantara. Beragam jenis oleh-oleh khas Bali
seperti makanan, pakaian maupun aksesoris-aksesoris khas lainnya dengan mudah
didapatkan seiring dengan menjamurnya pasar oleh-oleh tradisional Bali di
seputaran daerah pariwisata. Masyarakat berprofesi sebagai pengrajin di Bali telah

1

menghasilkan berbagai karya seni yang dijual kepada wisatawan di pasar seni
tradisional, sehingga pasar seni tradisional tetap terjaga eksistensinya.
Seiring berkembangnya arus globalisasi, mulai banyak bermunculan pusat
oleh-oleh khas Bali di pasar modern yang menawarkan produk hampir serupa
dengan pasar seni tradisional. Selain komoditi yang sama, harga yang ditawarkan
oleh pasar seni modern tidak kalah bersaing dengan pasar seni tradisional. Hal
tersebut memunculkan fenomena antara persaingan pasar tradisional dengan pasar
modern. Perkembangan pasar seni tradisional dapat sebagai tolak ukur
perekonomian suatu daerah. Menurut Bintoro dalam Utomo (2013), pasar
tradisional mempunyai fungsi dan peranan tidak hanya sebagai tempat
perdagangan tetapi juga sebagai tempat peninggalan yang sudah ada sejak zaman
dahulu. Berkembangnya pasar modern telah memberikan dampak terhadap
eksistensi pasar tradisional. Berdasarkan data Nielsen (2003), pasar modern telah
tumbuh sebesar 31,4 persen dan sejalan dengan itu, pasar tradisional telah tumbuh
secara negatif sebesar 8 persen.
Berkaitan dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi, kini keberadaan
pasar seni tradisional telah tersaingi oleh pasar modern yang banyak dibangun di
berbagai tempat wisata. Pasar seni modern memiliki berbagai kelebihan
dibandingkan dengan pasar seni tradisional. Dimulai dari segi keamanan,
kenyamanan, dan tentunya kualitas barang belanjaan. Sehingga pasar seni
tradisional kini memiliki pesaing kuat dan berdampak pada menurunnya omzet
penjualan pada pasar seni tradisional. Salah satu pasar tradisional yang terkena
dampak dari berkembangnya pasar seni modern adalah Pasar Seni Sukawati.

2

Pasar Seni Sukawati merupakan pasar seni yang pertama berdiri di Bali
sejak tanggal 25 Mei 1985, sehingga telah menjadi makna dari perkembangan
pasar seni lainnya. Pasar Seni Sukawati terletak di Desa Sukawati, Kecamatan
Sukawati Kabupaten Gianyar. Hadirnya pasar Seni Sukawati dilatar belakangi
oleh pemikiran tokoh masyarakat dan para seniman di Kabupaten Gianyar. Para
seniman memandang perlu adanya tempat untuk menampung hasil karya seni para
pengrajin yang dapat dijual kepada wisatawan dengan konsep art center. Konsep
art center telah dikenal oleh negara yang memiliki peradaban kebudayaan dan
kesenian seperti Inggris, Perancis, dan Italia, sehingga Pasar Seni Sukawati hadir
dengan memiliki tujuan untuk menampung hasil produksi para pengrajin dan
sebagai tempat untuk memasarkan produk seni di Kabupaten Gianyar (Kepala PD
Pasar Seni Sukawati, 2015).
Keadaan Pasar Seni Sukawati yang sederhana dan bersifat tradisional,
namun menyajikan barang- barang kesenian yang menarik minat para wisatawan
mancanegara dan domestik datang untuk membeli berbagai hasil karya yang
diperdagangkan antara lain seni ukir, seni lukis maupun seni keterampilan.
Berbagai macam kreatifitas seni dan kerajinan tangan penduduk lokal dapat
menjadikan Pasar Seni Sukawati sebagai objek wisata budaya oleh para
wisatawan.
Seiring perkembangan era global, pada awal tahun 2002 mulai banyak
bermunculan pasar seni modern di Kabupaten Gianyar yang menyebabkan
pendapatan pedagang Pasar Seni Sukawati mengalami perubahan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Menurut hasil wawancara dengan salah satu pedagang

3

pasar seni Sukawati yaitu I Ketut Yudiana (45 tahun) menyatakan bahwa sebelum
berkembangnya pasar seni modern (sebelum tahun 2002) pendapatan pedagang
Pasar Seni Sukawati rata-rata berkisar antara Rp. 1.500.000 dengan omzet
penjualan barang kerajinan mencapai angka tertinggi Rp. 5.000.000 karena pada
saat itu belum memiliki kompetitor dari pasar modern. Namun, setelah
berkembangnya pasar seni modern omzet penjualan pedagang pasar seni Sukawati
menurun drastis dengan omzet penjualan tertinggi hanya mencapai angka Rp.
2.000.000. Kepala PD Pasar Seni Sukawati telah merangkum beberapa data yang
mencakup pendapatan para pedagang Pasar Seni Sukawati tahun 2012 seperti
yang diuraikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Pendapatan Pedagang Pasar Seni Sukawati Tahun 2012
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Luar
Gedung
Total (Rp.)
(Rp.)
Januari
25.592.500
3.998.500
29.591.000
Februari
39.220.500
7.704.500
46.925.000
Maret
47.919.500
11.591.500
59.511.000
April
59.794.000
16.497.500
76.291.500
Mei
71.851.000
21.141.500
92.992.500
Juni
82.742.000
25.615.000
108.357.000
Juli
98.035.000
30.330.500
128.365.500
Agustus
112.787.000
34.287.500
147.074.500
September
131.147.300
37.928.500
169.075.800
Oktober
141.941.000
41.887.000
183.828.000
November
159.207.500
46.407.000
205.614.500
Desember
159.207.500
46.407.000
205.614.500
Total
1.129.444.800 323.796.000 1.453.240.800
Sumber: Kantor PD Pasar Seni Sukawati (2013)
Bulan

Dalam
Gedung (Rp.)

Target
(Rp.)
296.568.800
296.568.800
296.568.800
296.568.800
296.568.800
296.568.800
296.568.800
296.568.800
296.568.800
296.568.800
296.568.800
296.568.800

Kolom target pada Tabel 1.1 menjelaskan tentang rencana capaian
pendapatan pedagang di Pasar Seni Sukawati yang ditetapkan oleh Kepala Pasar
Seni Sukawati setiap bulannya, dengan nilai target sebesar Rp. 296.568.800.

4

Perkembangan dari bulan Januari hingga Desember pendapatan pasar seni
sukawati belum dapat mencapai target sebesar Rp. 296.568.800. Apabila target
tidak tercapai maka hasil penjualan dalam pasar kurang optimal yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kunjungan belanja para wisatawan yang
menurun, strategi penawaran produk oleh pedagang yang kurang tepat dan barang
dagangan yang kurang diminati. Total pendapatan dalam gedung dan luar gedung
tertinggi yaitu pada bulan November dan Desember sebesar Rp. 205.614.500
dikarenakan pada bulan tersebut jumlah kunjungan wisatawan meningkat akan
menjelang pergantian tahun.
Informan Anak Agung Gede Raka Wibawa Putra, SH (Kepala PD Pasar
Seni Sukawati periode 2012 hingga saat ini) memberikan pendapatnya
menyangkut terjadinya penurunan jumlah pengunjung dan penurunan jumlah
pendapatan yang dialami oleh pasar seni tradisional. Terjadi pengurangan yang
cukup signifikan baik dari segi pendapatan maupun jumlah pengunjung karena
dengan berkembangnya pasar seni modern banyak wisatawan lokal maupun
mancanegara mengalihkan tempat perbelanjaan mereka.
Perkembangan

globalisasi

dan

perekonomian

mengurangi

potensi

ekonomis yang dimiliki Pasar Seni Sukawati, yang awalnya merupakan
primadona wisata belanja bagi wisatawan berangsur-angsur mengalami kelesuan
dan mulai ditinggalkan oleh pelanggannya. Tumbuh pesatnya pasar seni modern
di Bali terlebih di Kabupaten Gianyar memberikan dampak buruk bagi pedagang
pasar seni tradisional yaitu Pasar Seni Sukawati. Hal ini dibuktikan kendala yang
masih kurang seperti minimnya lahan untuk lokasi parkir, kebersihan sangat

5

rendah, banyaknya bermunculan pasar seni modern yang dimiliki oleh pemodal
besar sehingga sangat mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Pasar Seni
Sukawati
Zahratain dan Lukytawati (2014), menyebutkan selama dekade terakhir
toko modern mulai hadir dengan memanfaatkan kelebihan yang tidak dimiliki
oleh pasar tradisional seperti kebersihan, kenyamanan, keamanan, kualitas produk
serta sarana dan prasarana yang memadai. Studi empiris yang dilakukan oleh
Reardon dan Hopkins (2006) menjelaskan bahwa permasalahan mengenai
persaingan dalam bisnis ritel antara pasar tradisional dan toko modern telah terjadi
hampir di semua negara selama bertahun-tahun dalam beberapa hal seperti harga,
kenyamanan, kualitas produk dan keamanan. Seperti halnya di Kabupaten
Gianyar, pada awal tahun 2002 telah berkembang 8 pasar oleh-oleh modern yang
menjual produk yang hampir sama seperti ditawarkan oleh Pasar Seni Sukawati.
Berbagai macam kelebihan dan kemudahan yang ditawarkan kepada
konsumen oleh pasar seni modern seperti kenyamanan dalam berbelanja, harga
yang lebih murah, kemasan yang menarik, dan bahkan pelayanan yang buka
hingga 24 jam. Selain itu, kerjasama yang dijalin para pemilik pasar seni modern
dengan para pengusaha travel agen dengan pembagian komisi yang menggiurkan,
maka travel agen pun mengarahkan tamu-tamu mereka ke pasar seni modern yang
menjalin kerjasama dengannya. Maka dari itu, tidak sedikit konsumen yang
mengalihkan belanja mereka pada pasar seni modern.
Menurut

Rinda

(2014),

semakin

berkembangnya

pasar

modern,

mengakibatkan pasar tradisional semakin terpinggirkan keberadaannya, dimana

6

yang menjadi keprihatinan adalah nasib para pedagang bermodal kecil yang
nantinya pasti akan kalah bersaing dengan pemodal besar. Keunggulan dari pasar
seni modern yang mengalahkan pasar seni tradisional Sukawati meyebabkan
omzet penjualan Pasar Seni Sukawati menurun dan tidak sedikit pedagang dalam
Pasar Seni Sukawati mengeluhkan hal tersebut. Salah seorang pedagang di pasar
Seni Sukawati yang bernama Ni Made Nerti pada tanggal 1 Oktober 2015
menyampaikan keluhannya mengenai

penurunan

omzet

penjualan

yang

mengatakan bahwa:
“Banyaknya pasar seni modern yang ada di Bali dan terutama di
Kabupaten Gianyar membuat pasar seni sepi pengunjung dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelum ada pasar seni modern, selama 20 tahun
sudah membuka usaha di pasar seni saya sangat merasakan penjualan atas
barang kesenian menurun derastis, dimana biasanya pakaian oleh-oleh
laku hingga 20 baju setiap harinya, kini hanya terjual paling banyak 10
baju itu pun jarang”
Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa

perkembangan dan

kelebihan dari pasar seni modern dapat mematikan pasar Seni Sukawati terutama
pedagang-pedagang yang membuka usaha dalam pasar seni. Usaha-usaha yang
dilakukan pedagang dalam meningkatkan pendapatan sebagai akibat adanya
persaingan yang ketat diperlukan meningkatkan efisiensi.
Ditinjau dari ketersediaan atau komoditi barang yang diperdagangkan oleh
pedagang Pasar Seni Sukawati lebih spesifik dibandingkan dengan pasar seni
modern yang lebih beragam atau serba ada, dikarenakan pedagang dalam Pasar
Seni Sukawati menjual barang yang berbeda antar pedagangnya. Namun, pasar
seni modern memberikan kemudahan untuk mendapatkan barang yang beragam
hanya dalam satu lokasi, sehingga dari hal tersebut dapat mempengaruhi volume

7

penjualan pasar seni modern yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedagang
Pasar Seni Sukawati.
Volume penjualan barang dagangan dalam pasar dapat menentukan
besarnya pendapatan diterima oleh pedagang. Volume penjualan adalah jumlah
barang yang dapat terjual dari proses transaksi yang dilakukan oleh pedagang dan
pembeli dalam pasar. Semakin banyak barang yang dapat terjual, maka semakin
besar jumlah keuntungan yang diterima sehingga pendapatan akan meningkat.
Menurut Astuti (2005), volume penjualan adalah jumlah barang atau jasa
yang terjual dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam satuan unit atau
rupiah. Semakin besar volume penjualan, semakin besar pula pendapatan yang
diperoleh. Dengan meningkatnya volume penjualan maka secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi laba yang diperoleh pengusaha.
Hal lain yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan pedagang yaitu
lokasi pedagang yang strategis dari tempat parkir, karena umumnya lokasi yang
berdekatan dengan pintu masuk atau lokasi parkir akan memberikan kemudahan
wisatawan untuk berbelanja dibandingkan dengan lokasi pedagang yang berada di
pojok atau tengah pasar. Lokasi parkir pasar modern dengan pasar tradisional
sangat berbeda. Pasar modern memberikan kemudahan dengan memberikan
tempat parkir yang lebih luas dibandingkan dengan pasar tradisional yang
memberikan kemudahan dan kenyamanan parkir, hal ini yang dapat berpengaruh
terhadap kunjungan wisatawan untuk berbelanja oleh-oleh.
Menurut Widyatama (2015), semakin dekat jarak antara konsumen dan
produsen, maka semakin besar kesempatan jual-beli yang terjadi. Dalam sebuah

8

pasar tradisional, lokasi pedagang yang dianggap strategis ialah lokasi yang
berada di dekat pintu masuk pasar. Hal ini karena pembeli tidak perlu jauh-jauh
masuk ke bagian dalam pasar untuk berbelanja kebutuhannya dan pembeli akan
merasa lebih efisien. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin dekat lokasi
pedagang dengan pintu masuk pasar, maka pendapatan yang akan diterima akan
semakin besar daripada lokasi pedagang yang berada masuk di dalam pasar.
Ditinjau dari jam operasional Pasar Seni Sukawati berbeda dengan pasar
seni modern yang memberikan fasilitas buka hingga 24 jam. Pasar Seni Sukawati
di buka mulai pukul 09.00 WITA dan tutup pada pukul 17.00 WITA. Jika dilihat
dari waktu buka dan tutupnya kios, lama jam operasional para pedagang kios di
pasar Seni Sukawati adalah sekitar 8 jam, sehingga menyebabkan pengunjung
yang ingin berbelanja oleh-oleh pada malam hari hanya bisa berbelanja pada pasar
modern. Hal ini berpengaruh terhadap pendapatan pedagang pasar seni tradisional.
Hal ini sesuai dengan penelitian Priyandikha (2015) yang menyatakan bahwa jam
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang kaki lima
di Kota Semarang.
Menurut Jafar dalam Firdausa (2012), suatu usaha agar dapat berjalan
lancar dan berkembang membutuhkan pengelolaan waktu yang baik melalui
pengaturan jam operasional. Jam operasional adalah banyaknya lama waktu kerja
dalam sehari. Semua kios pada pasar tradisional memiliki jam operasional yang
belum tentu sama. Jika ingin memperoleh pendapatan yang tinggi maka
diperlukan jam operasional yang lebih lama. Semakin lama jam operasional

9

sebuah kios di pasar maka akan semakin besar pula kesempatan untuk
memperoleh pendapatan yang tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa keberadaan pasar
seni modern dapat menjadi dilema bagi pedagang yang memiliki modal dengan
skala kecil serta dapat berpotensi sebagai penyebab penurunan pedapatan
pedagang di Pasar Seni Sukawati. Apabila eksistensi pasar seni tradisional tidak
dapat dipertahankan, maka nasib para pedagang yang bernaung di pasar seni
tradisional akan terancam, sehingga kajian mengenai pendapatan pedagang di
Pasar Seni Sukawati sesudah berkembangnya pasar seni modern penting untuk
diteliti.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan dalam penelitian ini :
1) bagaimanakah pengaruh volume penjualan, lokasi usaha, dan jam operasional
secara simultan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Seni Sukawati
sesudah berkembangnya pasar seni modern?
2) bagaimanakah pengaruh volume penjualan, lokasi usaha, dan jam operasional
secara parsial terhadap pendapatan pedagang di Pasar Seni Sukawati sesudah
berkembangnya pasar seni modern?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:

10

1)

untuk menganalisis pengaruh volume penjualan, lokasi usaha, dan jam
operasional secara simultan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Seni
Sukawati sesudah berkembangnya pasar seni modern.

2)

untuk menganalisis pengaruh volume penjualan, lokasi usaha, dan jam
operasional secara parsial terhadap pendapatan pedagang di Pasar Seni
Sukawati sesudah berkembangnya pasar seni modern.

1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kegunaan seperti dijabarkan berikut ini :
1) Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, baik itu
untuk menambah dan memperkaya bahan pustaka yang sudah ada, baik sebagai
pelengkap maupun bahan perbandingan. Disamping itu penelitian ini juga
diharapkan dapat menambah referensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya
yang terkait dengan sektor informal pada dunia pariwisata.
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan masukan terhadap
masyarakat kabupaten Gianyar secara umum. Selain itu diharapkan dapat
memberi masukan kepada pemerintah Provinsi Bali mengenai kebijakankebijakan yang terkait dengan sektor informal pada dunia pariwisata.

1.5 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi atas 5 (lima) Bab yaitu :

11

BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan teoritis yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
yang digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah dalam
laporan ini. Dalam bab ini juga disajikan hipotesis atau dugaan
sementara atas pokok permasalahan yang diangkat sesuai dengan
landasan teori yang ada. Dalam kajian pustaka akan dibahas mengenai
tinjauan tentang pendapatan di sektor informal, tinjauan tentang pasar
tradisional, tinjauan tentang pasar modern, tinjauan tentang volume
penjualan, tinjauan tentang lokasi usaha, tinjauan tentang jam
operasional, pembahasan hasil penelitian sebelumnya, serta hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup
wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel,
metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini diawali dengan menguraikan gambaran umum daerah atau lokasi
penelitian, deskripsi data hasil penelitian, disertai pembahasan hasil
perhitungan statistik yang meliputi uji

12

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Merupakan penutup yang terdiri atas keseimpulan yang telah diperoleh
dari hasil penelitian dan saran-saran yang dipandang perlu berdasarkan
atas kesimpulan yang dilakukan.

13

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Konsep Pendapatan di Sektor Informal
Pendapatan adalah penghasilan yang diterima oleh seseorang dari usaha
atau kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang dapat berupa
barang dan jasa. Pendapatan atau income dari seorang warga masyarakat adalah
hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang memilikinya kepada sektor
produksi. Sektor produksi membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk
digunakan sebagai input produksi dengan harga yang berlaku di pasar produksi
ditentukan oleh kekuatan tarik-menarik antara penawaran dan permintaan
(Samuelson dan Nordhaus, 1994).
Menurut Samuelson dan Nordhaus (2001), pendapatan menunjukkan
jumlah uang yang diterima oleh rumah tangga selama kurun waktu tertentu
(biasanya satu tahun), pendapatan tersebut terdiri dari penerimaan tenaga kerja,
pendapatan dari kekayaan dan penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan
sosial. Menurut Asianto (2014), pendapatan

yang akan diperoleh di sektor

informal sangat ditentukan oleh berbagai faktor, diduga yang mempengaruhi
pendapatan tersebut antara lain adalah modal kerja, jam usaha dan pengalaman
berdagang serta jenis barang dagangan (produk). Pendapatan yang diterima di
sektor informal juga berbeda, hal ini yang menyebabkan perbedaan pendapatan
tersebut adalah tidak sama besarnya modal kerja yang dimilikinya, juga berbeda
jam usaha yang dipergunakan untuk berdagang, serta bedanya pengalaman

14

(lamanya berdagang) dan berbeda banyaknya jenis barang dagangan (produk)
yang digelarkannya.
Hafsah (2003; 70), dalam bukunya menyatakan yang dimaksud dengan
pendapatan usaha yaitu semua output yang dihasilkan dari suatu kegiatan tertentu,
dalam prakteknya, mengusahakan pekerjaan tertentu menggunakan berbagai
macam cara dengan demikian maka hasil usaha yang di peroleh juga merupakan
penjumlahan dari seluruh output yang dihasilkan. Sedangkan Nasution (2002:
216), memberikan batasan bahwa pendapatan usaha dinilai dari besarnya volume
usaha (omzet) yang di indikasikan dari nilai tambah bagi usahawan sebagai
keikutsertaan dalam suatu kegiatan usaha atau pekerjaan tertentu.
2.1.2 Teori Permintaan dan Penawaran
Menurut Nopirin (dalam Sri Pramana, 2013), dua faktor yang menjadi
penyebab timbulnya perdagangan, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran, adapun aktivitas tersebut terjadi di dalam negeri dan
di luar negeri. Permintaan dan penawaran merupakan suatu kekuatan yang
membuat ekonomi pasar bekerja dengan baik. Dalam hal ini, permintaan dan
penawaran menentukan jumlah barang yang akan diproduksi dan harga jual dari
barang tersebut.
2.1.2.1 Teori Permintaan
Jumlah permintaan dari suatu barang merupakan jumlah barang atau
komoditi yang rela dan mampu dibayar oleh konsumen untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dari permintaan yang ada akan menentukan jumlah barang
yang akan diproduksi serta menetapkan harga dari barang tersebut yang nantinya

15

akan dipasarkan. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
produsen karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh produsen dari penjualan produknya. Perubahan dari harga akan
mempengaruhi permintaan suatu komoditi (Chhapra, 2013). Hubungan antara
harga dan jumlah permintaan berlaku untuk kebanyakan jenis barang dalam
perekonomian, faktanya hal ini begitu umum sehingga para ekonom menyebutnya
sebagai hukum permintaan (law of demand): jika semua hal dibiarkan sama,
ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah permintaannya akan menurun,
dan ketika harganya turun, maka jumlah permintaannya akan naik (Mankiw,
2006:80).

P
A
Po
B
P1
D

O

Qo

Q1

Q

Sumber : Sugiyanto, 2008
Kurva permintaan menunjukkan jumlah suatu barang yang diminta
bergantung pada harganya. Menurut hukum permintaan (law of demand), apabila
harga barang turun, maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan
mengalami peningkatan. Oleh karena itu, kurva permintaan semakin ke kanan
semakin turun. Selain harga, faktor-faktor yang menentukan permintaan terhadap

16

suatu barang diantaranya pendapatan, harga barang-barang substitusi dan
komplementer, selera, harapan, dan jumlah konsumen.
2.1.2.2 Teori Penawaran
Penawaran merupakan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen pada
berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu atau jumlah barang yang
mampu dijual atau dipasarkan oleh produsen. Jumlah penawaran suatu barang
akan mengalami peningkatan dan penurunan yang dipengaruhi secara positif
dengan harga. Menurut Mankiw (2006 : 87), hubungan antara harga dan jumlah
penawaran ini berlaku untuk kebanyakan jenis barang di dalam perekonomian
sehingga disebut hukum penawaran (law of supply): jika semua hal dibiarkan
sama, ketika suatu barang meningkat, maka jumlah penawarannya akan
meningkat, dan ketika harganya turun maka jumlah penawarannya ikut menurun.

PA

S

P1
Po
O

Qo

Q1

QA

Sumber : Sugiyanto, 2008
Kurva penawaran menunjukkan jumlah suatu barang yang ditawarkan
bergantung pada harganya. Menurut hukum penawawaran (law of supply), jika
suatu harga barang yang ditawarkan mengalami peningkatan, maka jumlah barang
yang ditawarkan akan meningkat, dan jika harga suatu barang mengalami

17

penurunan maka jumlah barang yang ditawarkan akan menurun. Oleh karena itu,
kurva penawaran semakin ke kanan akan semakin naik. Rahardja (2010 : 28)
berpendapat bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah :
1) Harga barang itu sendiri
Jika suatu barang naik maka produsen akan cenderung menambah jumlah
barang yang akan diproduksi.
2) Harga barang lain yang terkait
Barang-barang substitusi dapat berpengaruh terhadap penawaran suatu
barang. Misalkan, kenaikan biaya produksi di luar negeri atau kenaikan
tarif impor, baju yang diimpor akan mengalami kenaikan harga, jadi para
konsumen akan beralih pada baju buatan dalam negeri, sehingga
permintaan terhadap baju produksi dalam negeri akan mengalami
peningkatan. Kenaikan permintaan ini akan mendorong para produsen
dalam negeri untuk meningkatkan hasil produksinya, sehingga penawaran
baju akan meningkat.
3) Harga faktor produksi
Kenaikan harga faktor produksi seperti tingkat upah yang lebih tinggi,
kenaikan harga barang baku, atau tingkat bunga modal meningkat akan
menyebabkan produsen akan memproduksi barang lebih sedikit dengan
jumlah anggaran yang tetap.
4) Biaya produksi
Apabila biaya produksi mengalami peningkatan, maka produsen akan
mengurangi hasil produksinya sehingga penawaran akan berkurang.

18

5) Teknologi produksi
Kemajuan teknologi akan menyebabkan penurunan pada biaya produksi
dan menciptakan barang-barang baru. Dengan kemajuan teknologi akan
menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
6) Jumlah pedagang atau penjual
Jika jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka
penawaran akan bertambah.
7) Tujuan perusahaan
Meningkatkan laba dan bukan memaksimumkan hasil produksi merupakan
tujuan

dari

perusahaan.

Produsen

tidak

akan

berusaha

untuk

memanfaatkan kapasitas produksinya secara maksimum, namun akan
menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan
maksimum.
8) Kebijakan pemerintah
Hal ini dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Kebijakan
pemerintah untuk mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi
dalam negeri untuk mencapai swasembada beras, menyebabkan para
petani menanam padi tertentu yang dapat memberikan hasil yang banyak
setiap panennya.
2.1.3 Tinjauan Tentang Pasar Tradisional
Menurut Yustika (2000), pasar didefinisikan sebagai tempat bertemunya
pembeli dan penjual, dimana pedagang berfungsi menyediakan barang atau jasa
untuk di jual sehingga terjadi pemindahan milik. Pengertian lain disebutkan

19

bahwa pasar adalah jumlah seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembelipembeli potensial. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung
dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios
atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar. Berbeda dengan pasar modern, pasar tradisional sejatinya
memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh
pasar modern. Lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang
yang lengkap, harga yang rendah, sistem tawar menawar yang menunjukkan
keakraban antara penjual dan pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh
pasar tradisional.
Pasar tradisional memiliki berbagai kelemahan yang telah menjadi
karakter dasar yang sangat sulit diubah. Faktor desain dan tampilan pasar,
atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi penjualan,
jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual
merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan
dengan pasar modern.
Pasar tradisional adalah khasanah publik (public sphere) yang melukiskan
adanya gagasan dan konsep abstrak budaya. Di dalamnya terjadi interaksi antara
pembeli dan penjual melalui transaksi tawar-menawar untuk menentukan harga.
Model transaksi yang dilakukan juga menggunakan komunikasi lokal dengan
simbol sosial seperti bahasa setempat, murah senyum, saling menyapa, terbuka,
dan penuh keakraban. Dengan langkah-langkah pendekatan budaya, masyarakat

20

pasar tradisional memiliki memorable experience yang sangat demokratis dan
kedekatan secara emosional, sehingga mudah terwujudnya koordinasi, integrasi,
dan sinkronisasi sesama pelaku pasar tradisional.
Sangatlah penting untuk mengembalikan kebijakan ekonomi pada pasar
tradisional yang telah terbukti mampu menjadi penyangga (buffer) terhadap
perekonomian nasional. Dalam posisi seperti itu, pasar tradisional secara kultural
mampu menjadi ruang publik yang mendekatkan secara informal bahkan secara
progresif mampu memperkuat kemandirian ekonomi dan menghindari eksploitasi
ketergantungan.
2.1.4 Tinjauan Tentang Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang dibangun dalam bentuknya berupa pusat
perbelanjaan, seperti mall, plaza, dan shopping centre serta sejenisnya dimana
pengelolaannya dilaksanakan secara modern dan mengutamakan pelayanan
kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada di satu tangan, bermodal
relatif kuat, dan dilengkapi label harga yang pasti. Menurut Sinaga (2004), pasar
modern adalah pasar yang dikelola dikelola oleh manajemen modern yang
umumnya terdapat diperkotaan, dimana sebagai penyedia barang dan jasa dengan
mutu pelayanan yang baik kepada konsumen pada umumnya anggota masyarakat
kelas menengah keatas. Pasar modern antara lain mall, supermarket, department
store, shoppingcentre, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba
ada dan sebagainya.
Pasar modern menjual barang yang memiliki variasi jenis yang beragam.
Selain menyediakan barang-barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang

21

impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena
melalui penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang rijek/tidak
memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak. Secara kuantitas, pasar modern
umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Pasar modern
juga memberikan pelayanan yang baik dengan adanya pendingin udara yang
sejuk, suasana nyaman dan bersih, penataan barang perkategori mudah dicapai
dan relatif lengkap, informasi produk tersedia melalui mesin pembaca, adanya
keranjang belanja atau keranjang dorong serta ditunjang adanya kasir dan
pramuniaga yang bekerja secara professional. Rantai distribusi pada pasar ini
adalah produsen – distributor – pengecer/konsumen (Sinaga, 2008:4).
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar
jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani

oleh

pramuniaga.

Barang-barang

yang

dijual,

selain

bahan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya
yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Keunggulan dari pasar
modern ini adalah memiliki sirkulasi pengunjung yang teratur,ventilasi dan
sanitasi yang baik, kapasitas parkir yang memadai dan keamanan yang terjamin.
Pasar modern ini juga menyediakan fasilitas penunjang aktivitas pasar seperti
mushola, ATM center, toilet, tempat cuci dan pemotongan
Eksistensi pasar modern di Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Menurut data yang diperoleh dari Euromonitor tahun 2004 dalam

22

Amin (2012), hypermarket merupakan peritel dengan tingkat pertumbuhan paling
tinggi (25 persen), koperasi (14.2 persen), minimarket/convenience stores (12,5
persen), independent grocers (8.5 persen), dan supermarket (3.5persen). Selain
mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah dan angka penjualan, peritel modern
mengalami pertumbuhan pangsa pasar sebesar 2.4 persen pertahun terhadap pasar
tradisional.
Keberadaan pasar modern di Indonesia akan berkembang dari tahun ke
tahun. Perkembangan yang pesat ini bisa jadi akan terus menekan keberadaan
pasar tradisional pada titik terendah dalam 20 tahun mendatang. Pasar modern
yang notabene dimiliki oleh peritel asing dan konglomerat lokal akan
menggantikan peran pasar tradisional yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat
kecil dan sebelumnya menguasai bisnis ritel di Indonesia.
2.1.5 Tinjauan Tentang Variabel-Variabel yang Berpengaruh Terhadap
Pendapatan Pedagang
2.1.5.1 Volume Penjualan
Secara sederhana, penjualan adalah proses perpindahan hak milik akan
suatu barang atau jasa dari tangan pemiliknya kepada calon pemilik baru
(pembeli) dengan suatu harga tertentu, dan harga tersebut diukur dengan satuan
uang. Tujuan penjualan oleh suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan volume
penjualan sehingga dapat diperoleh laba yang maksimal. Dengan keuntungan
yang diperoleh maka suatu perusahaan dapat menjalankan operasional perusahaan
sehingga perusahaan dapat berkembang sesuai yang diharapkan. Total penjualan
yang diperoleh dalam suatu periode tertentu disebut volume penjualan.

23

Basu dan Irawan (2009), menyatakan bahwa volume penjualan merupakan
penjulan bersih dari laporan laba perusahaan. Penjulan bersih diperoleh dari hasil
penjulan seluruh produk (produk lain) selama jangka waktu tertentu, dan hasil
penjualan yang dicapai dari market share (pangsa pasar) yang merupakan
penjulan potensial, yang dapat terdiri dari kelompok territorial dan kelompok
pembeli selama jangka waktu tertentu.
Menurut Kotler (2000) volume penjualan adalah barang yang terjual dalam
bentuk uang untuk jangka waktu tertentu dan didalamnya mempunyai strategi
pelayanan yang baik. Ada beberapa usaha untuk meningkatkan volume penjualan,
diantaranya adalah :
1) Menjajakan produk dengan sedemikian rupa sehingga konsumen melihatnya.
2) Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut akan
menarik perhatian konsumen.
3) Mengadakan analisa pasar.
4) Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial.
5) Mengadakan pameran.
6) Mengadakan discount atau potongan harga.
Volume penjualan adalah pendapatan yang diterima oleh para penjual dari
pembayaran atas barang yang dibeli konsumen. Nilainya adalah sama dengan
harga dikalikan dengan jumlah barang yang dibeli oleh pembeli. Kalau harga
berubah maka otomatis volume penjualan dengan sendirinya akan berubah
(Sukirno, 2000).

24

Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai perusahaan dari
hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Volume
penjualan tidak memisahkan secara tunai maupun kredit tetapi dihitung secara
keseluruhan dari total yang dicapai. Seandainya volume penjualan meningkat dan
biaya distribusi menurun maka tingkat pencapaian laba perusahaan meningkat
tetapi sebaliknya bila volume penjualan menurun maka pencapaian laba
perusahaan juga menurun.
Volume penjualan digunakan untuk mengukur efektifitas penjualan,
menilai biaya, kontribusi keuntungan, tingkat pengembalian modal, dan sisa dari
keuntungan. Volume penjualan dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan
terutama manajer p