KARAKTERISTIK 3333 teknologi cnc cnc

A. KARAKTERISTIK
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara
shahibul mall (pemilik dana) dengan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah/bagi hasil menurut
kesepakatan di muka, jika usaha mengalami kerugianmaka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik
dana, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengguna dana,seperti
penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana.
Dalam pelaksanaanya mudharabah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mudharabah muthlaqah
(investasi tak terikat) dan mudharabbah maqayyadah (investasi terikat). mudharabah muthlaqah
adalah akad mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana
dalam dalam pengelolaan investasi, sedangkan mudharabbah maqayyadah adalah dima pemilik
dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara dan obyek investasi.
Dalam oprasional mudharabah, entitas syariah dapat bertindak sebagai pemilik dana maupun
pengelola dana. Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana maka dana yang disalurkan disebut
investasi mudharabah. Apabila entitas syariah sebagai pengelola dana maka :
a. Dalam akad mudharabah muqayyadah, dana yang duterima disajikan dalam laporan
perubahan investasi terikat sebagai investasi terikat dari masalah.
b. Dalam akad mudharabah muthlaqah, dana yang diterima disajikan dalam neraca sebagai
dana syirkah temporer. Mengenai pengembalian pembiayaan mudharabah dapat disajikan
brsamaan dengan distribusi bagi hasil atau pada saat diakhirinya akad mudharabah.
c. Jika dari pengelolaan dana mudharabah menghasilkan keuntungan, maka porsi jumlah hasil
untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari

hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika dari pengelolaan dana mudharabah
menimbulkan kerugian, maka kerugian finansial menjadi tanggungan pemilik dana.
B. PRINSIP PEMBAGIAN HASIL LABA
Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil datau bagi laba.
Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross
profit) bukan total pendapatan usaha (omset). Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba, dasar
pembagian laba adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan
pengelolaan dana mudharabah.
Contoh :
Uraian
Jumlah
Metode Bagi Hasil
Penjualan
100
Laba Kotor
65
Gross Profit Margin
Beban
35
Laba Bersih

10
Net Profit Sharing
Dalam PSAK ini, reveneu sharing (omset penjualan atau pendapatan) tidak diperkenankan sebagai
dasar bagi hasil, dengan alasan bahwa dalam penjualan mengandung unsur modal pokok atas barang
yang dijual oleh entitas. Dengan demikian, dasar bagi hasil yang diperkenankan adalah laba kotor
atau laba bersih (gross profit ataunet profit sharing). Apabila entitas pengelola dana mudharabah
memperoleh keuntungan maka keuntungan dibagi hasilkan antara pemilik dana mudharabah dan
pengelola dana mudharabah, sedangkan bila pengelola mudharabah menderita rugi norma, bukan
kelalaian pengelola, maka kerugian menjadi tanggungan pemilik dana (shahibul mall). Keuntungan
yang dibagi didasarkan pada nisbah yang telah disepakati pada awalakad disepakati ke dua belah
pihak, misal: 40:60, yaitu 40% untuk pengelola dana mudharabah dan 60% untuk pemilik dan
mudharabah. Berdasarkan contoh diatas, bila kita menggunakan gross profit sharing sebagai dasar
bagi hasil dan nisbah bagi hasil adalah 40:60, yaitu 40% untuk pengelola dana mudharabah dan 60%
untuk pemilik dana mudharabah, maka bagian bagi hasil untuk :
Pengelola dana = 40% X Rp. 35,- = Rp. 14,Pemilik Dana = 60% X Rp. 35,- = Rp. 21,-