The Effect of Adversity Quotient Toward Interest Of PKM-K Students
The Effect of Adversity Quotient Toward Interest Of PKM-K Students
Reni Respita
Departement Economic Education, Teacher and Training Education Faculty, Ekasakti University of Padang Email:
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh adversity quotient terhadap Minat PKM-K
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Populasi dalam penelitian ini sebanyak
1.209 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling
sehingga diperoleh sampel sebanyak 300 mahasiswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
angket. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini
menunjukkan adversity quotient berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat PKM-K
mahasiswa. Kata kunci: Minat PKM-K, Adversity Quotient
Abstract
The purpose of this study was to find out the effect of adversity quotient toward PKM-K interest
students in the Economic Faculty, Padang State University. The population of this study was 1.209
students. The sample was taken by proportional random sampling in order to obtain a sample of 300
students. The instrument of this research was a questionnaire. The data was analyzed by simple
regression analysis. The result of this study show that adversity quotient significant and positive
impact on the PKM-K interest students.Keywords : PKM-K Interest, Adversity Quotient A.
Pendahuluan
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa di perguruan tinggi dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri. Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di tingkat unversitas, salah satu program yang diberdayakan oleh pemerintah melalui DIKTI sejak 2001 adalah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Program ini bertujuan agar mahasiswa sebagai agen perubahan di masa mendatang mampu secara kreatif mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga setelah menyelesaikan studi dapat menciptakan peluang kerja. PKM Kewirausahaan (PKM-K) merupakan satu dari tujuh jenis PKM yang biasanya dilaksanakan setiap tahun
Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana dan Bayu, 2013:24). Sedangkan Joseph Schumpeter dalam bukunya The Theory of Economic Development, Iversen (2008:6), mendefinisikan kewirausahaan sebagai berikut : “Entrepreneur is an innovator — an individual who carries out one of the following five
tasks: (1) the creation of a new good or a new quality; (2) the creation of a new method of production; (3) the opening of a new market; (4) the capture of a new source of supply; or (5) the creation of a new organization or industry”.
Mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha memiliki potensi untuk berprestasi. Ia senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk maju dan berprestasi. Seorang wirausahawan mampu mengatasi permasalahan hidup tanpa bergantung dan mengharapkan bantuan dari orang lain. Kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah yang ditawarkan di semua jurusan di Fakultas Ekonomi UNP. Selain dari pendidikan kewirausahaan yang diberikan pada mata kuliah kewirausahaan, kampus juga menyediakan sarana untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa. Salah satunya adalah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Sebagus apapun program yang dibuat oleh pemerintah demi mengembangkan kreativitas mahasiswa, tentu tak ada artinya tanpa ada partisipasi aktif dari mahasiswa guna memanfaatkan dana yang telah diturunkan oleh pemerintah. Peran serta mahasiswa sangat diperlukan, guna mengembangkan kreativitas yang dimilikinya. Untuk berperan serta, mahasiswa dituntut untuk lolos maka akan diberikan dana untuk mengembangkan ide tersebut.
Berdasarkan observasi awal, diperoleh informasi bahwa masih sedikit mahasiswa Fakultas Ekonomi yang berminat mengikuti PKM. Hal ini tentu tak sesuai dengan harapan pemerintah, khususnya kampus dimana sasaran utamanya adalah untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa. Rendahnya minat tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah
adversity quotient yang dimiliki. Adversity quotient merupakan kecerdasan seseorang dalam
menghadapi kesulitan. Rendahnya adversity quotient membuat mahasiswa enggan mengikuti PKM-K karena banyak tantangan dan kesulitan dalam membuat proposal kewirausahaan sehingga mempengaruhi minatnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Shohib (2013) bahwa
adversity quotient memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap minat
seseorang. Penelitian untuk mengetahui faktor yang membentuk minat PKM-K
entrepeneurship
relatif masih terbatas. Beberapa studi yang pernah dilakukan juga masih berupa deskriptif sehingga penting untuk mengukur faktor internal yang mempengaruhi minat PKM-K tersebut secara lebih mendalam.
1. Minat PKM-K
Menurut Jahja (2012:63), “minat ialah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang”. Lebih lanjut Jahja mengungkapkan bahwa minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara. Adapun minat yang bersifat tetap (persistent) dan ada unsur yang memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.
PKM dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, wirausahawan serta berjiwa mandiri dan arif, mahasiswa diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap, tanggungjawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni. Sementara dalam penelitian ini PKM difokuskan pada PKM-Kewirausahaan saja.
Kewirausahaan sendiri menurut instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995 dalam Saiman (2014:43): “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar”.
Wirausaha ialah keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri (Soemanto, 2002:43). Dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa khususnya kewirausahaan yang digulirkan oleh DIKTI diharapkan agar mahasiswa mampu menjadi seorang wirausahawan saat kuliah dan bahkan setelah menamatkan perguruan tinggi agar mampu menjadi agen perubahan, penyedia tenaga kerja, dan memperoleh keuntungan seoptimal mungkin dalam memenuhi kebutuhannya dengan memperhatikan segala aspek dalam berwirausaha.
Maka dapat disimpulkan bahwa minat PKM-K adalah kecenderungan atau dorongan yang menyebabkan mahasiswa tertarik untuk mengikuti kegiatan PKM khususnya Kewirausahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur minat antara lain adalah perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan (Jefkins, 1996:242).
Adversity Quotient
Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat dimana seseorang bergerak ke depan dan ke atas, terus maju dalam menjalani hidupnya, kendati terdapat berbagai rintangan. Suksesnya pekerjaan dan hidup terutama ditentukan oleh adversity quotient. Menurut Stoltz (2004:12),a
dversity quotient digunakan untuk membantu individu-individu memperkuat kemampuan dan
ketekunan mereka dalam menghadapi tentangan hidup sehari-hari, sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip dan impian-impian mereka tanpa mempedulikan apa yang terjadi. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan dan karir diibaratkan seperti mendaki gunung yang menjulan tinggi (Stoltz, 2004:18).
Stoltz mengelompokkan manusia ke dalam tiga golongan dilihat dari cara mendaki, yakni
quitters (yang telah menyerah), campers (si pembuat kemah), dan climbers (si pendaki). Quitters
ialah orang yang mudah menyerah kalau ditantang kesulitan, menghindari tanggung jawab, gampang mundur, dan berhenti. Baginya bekerja hanya untuk mencukupi kebutuhan fisiologisnya. Campers, orang yang mudah puas dengan pencapaiannya. Ia berada dalam area nyaman (comfort zone), memutuskan berhenti lalu membuat kemah sebelum mencapai puncak.
Climbers , orang yang melihat puncak gunung sebagai tujuannya. Ia tak mudah menyerah serta
selalu punya dorongan dan motivasi yang tak ada habis-habisnya sampai ke puncak. Menurut Sutomo (2007: 69), konsep ini sangat relevan bagi wirausahawan. Seorang wirausahawan harus memiliki adversity quotient setingkat climbers jika ingin sukses. Indikator pengukur tingkat
adversity quotient antara lain adalah kendali (control), asal-usul dan pngakuan, daya tahan, dan
jangkauan (Stoltz, 2004:140).B. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, yaitu 1.209 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportional random sampling sehinga diperoleh jumlah sampel sebanyak 300 orang. Jenis dan sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner dengan skala likert. Instrumen sebelumnya telah diuji validitas dan tingkat reliabilitasnya. Uji prasyarat digunakan dengan uji normalitas dan homogenitas. Analisa data dalam penelitian menggunakan analisis regresi sederhana. Kemudian diuji dengan uji t.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Instrumen
No Variabel Jumlah Item Tidak Valid Keterangan
1. Minat PKM-K
20
3 Dibuang
2. Adversity
16
3 Dibuang Quotient
Tabel 2. Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen
No Variabel KeteranganCronbach’s
Alpha1. Minat PKM-K 0.901 Sangat Tinggi
3. Adversity 0.851 Sangat Tinggi Quotient C.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3. Analisis Regresi Sederhana
aCoefficients Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1(Constant) 32.569 3.137 10.382 .000
X .619 .064 .491 9.725 .000
a. Dependent Variable: Y
Persamaan Regresi: Y=a+bX Y=32.569+0.619X
96 Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang positif antara
adversity quotient dan minat PKM-K. Jika adversity quotient adalah 0 maka minat PKM-K
mahasiswa adalah 32.569. Jika adversity quotient mengalami kenaikan sebesar 1 maka minat PKM-K akan mengalami kenaikan sebesar 0.619. Semakin tinggi adversity quotient maka akan semakin tinggi minat PKM-K mahasiswa di Fakultas Ekonomi UNP.
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa H ditolak (sig 0.00<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa adversity quotient berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat PKM- K mahasiswa di Fakultas Ekonomi UNP. Dapat diartikan bahwa tinggi rendahnya adversity yang dimiliki mahasiswa akan menentukan tinggi rendahnya minat mahasiswa
quotient
mengikuti PKM-K. Semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula minatnya, dan sebaliknya. Penelitian ini telah membuktikan bahwa adanya minat seorang mahasiswa untuk mengikuti kegiatan PKM-K tersebut dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimiliki dalam menghadapi tantangan dan mengatasi kesulitan. Semakin tinggi kecerdasan yang dimiliki maka mahasiswa akan semakin berminat mengikuti kegiatan PKM-K.
Minat mahasiswa terhadap PKM-K ditandai dengan adanya perhatian terhadap PKM-K, ketertarikan terhadap PKM-K, keinginan mengikuti PKM-K, keyakinan mengikuti PKM-K, dan tindakan melakukan PKM-K. Sementara adversity quotient dibangun dengan empat dimensi diantaranya adalah kendali (kontrol) terhadap kesulitan, pengakuan akibat dari kesulitan (tanggung jawab), jangkauan dari kesulitan yang dihadapi, dan daya tahan terhadap kesulitan. Kendali yang tinggi pada akhirnya akan mempengaruhi dimensi-dimensi yang lain sehingga mampu menciptakan kecerdasan mahasiswa yang tinggi pula dalam menghadapi tantangan dan mengatasi kesulitan. Kendali (control) yang tinggi tersebut akan mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PKM-K. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi kendali terhadap kesulitan maka akan semakin tinggi adversity quotient dan dapat dijadikan salah satu penyebab ketertarikan mahasiswa terhadap PKM-K.
Berdasarkan deskripsi variabel diketahui bahwa adversity quotient mahasiswa dikatakan masih kurang. Oleh sebab itu, mahasiswa perlu meningkatkan adversity quotient baik kendali (kontrol) terhadap kesulitan, pengakuan akibat dari kesulitan (tanggung jawab), jangkauan dari kesulitan yang dihadapi, dan daya tahan terhadap kesulitan agar minat mengikuti PKM-K meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Shohib (2013), dimana hasil temuannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara adversity quotient dan minat entrepreneurship yang dimiliki mahasiswa.
D. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian hipotesis maka hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa adversity quotient berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat PKM-K mahasiswa FE UNP.
DAFTAR PUSTAKA
Iversen, Jens dkk. 2008. Defining and Measuring Entrepreneurship. USA: Now Publishers Inc PO Box 1024 Hanover, MA 02339. Jahja, Yudrik. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Saiman, Leonardus. 2014. Kewirausahaan Teori Praktik dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba Empat. Shohib, Muhammad. 2013. Adversity Quotient dengan Minat Entrepeneurship. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan ISSN: 2301-8267 Vol. 01, No. 01, Januari 2013. Portalgaruda.org. diunduh tanggal 30 Maret 2015. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Soemanto, Wasty. 2002. Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Stoltz, Paul G. 2004. Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: PT.
Grasindo. Sutomo, Djati. 2007. Menjadi Entrepeneur Jempolan (Achieving Entrepreneurial Excellence).
Jakarta: Republika.