EFEKTIFITAS PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI E-PROCUREMENT PADA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

  

EFEKTIFITAS PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI

E-PROCUREMENT PADA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

1) 2) 3)

  Inlahadi Putra , Nasfryzal Carlo dan Nursyaifi Yulius Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta e-mail : inlahadi@gmail.com , carlo@bunghatta.ac.id

  

ABSTRAK

  Rendahnya layanan pengadaan barang dan jasa yang selama ini dilaksanakan secara konvensional kadang tidak memenuhi harapan masyarakat, proses yang tak efisien dan efektif, transparansi dan akuntabilitas yang rendah, menjadi dasar perlunya reformasi untuk mencapai pengadaan barang dan jasa yang bersih. Pemerintah Kota Sungai Penuh saat ini berusaha mewujudkan pemerintahan yang bersih dan menerapkan tata kelola yang baik. Namun demikian tanpa didasarkan pada prinsip kepastian hukum, professional, visioner, efisien, akuntabel, transparan, dan partisipatif kedua program tersebut tidak mungkin akan tercapai. Melalui perangkat teknologi e-Procurement, semua aktivitas kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah menjadi lebih transparan, efisien, efektif dan memeprcepat proses pengadaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capaian efektifitas pelaksanaan e-

  

procurement yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Kota Sungai Penuh didalam pengadaan

  barang dan jasa, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi capaian efektifitas pelaksanaan e-procurement , dan untuk mengetahui faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi capaian efektifitas pelaksanaan e-procurement. Survey melalui kuesioner yang dilakukan pada 130 orang responden memberikan hasil bahwa pelaksanaan e-procurement hanya baru berdampak pada efektifitas pengadan barang dan jasa sebesar 57.14%, sementara efektif tidaknya pelaksanan pengadaan barang dan jasa di Kota Sungai Penuh dipengaruhi oleh tiga faktor e-procurement yaitu Faktor “Jadwal dan Waktu Pelaksanan Sanggah” dengan tingkat signifikan paling besar (t=0.58), kemudian urutan kedua Faktor “Pelaksanaan Standar Akuntabilitas Lelang” (t=0.57) dan ketiga Faktor Ketepatan Waktu Pelaksanaan Lelangm(t=0.29), secara keseluruhan ketiga faktor tersebut memiliki pengaruh secara

  2

  bersama-sama (R ) menyebabkan baik tidaknya efektifitas PBJ adalah sebesar 79.4% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Dari tiga faktor yang ditemukan, faktor yang paling menentukan secara signifikan keberhasilan e-procurement di Kota Sungai Penuh adalah Jadwal dan Waktu Pelaksanan Sanggah melalui 3 dimensi yaitu Adanya Sanggah Banding dalam Paket Pekerjaan, Keakuratan jangka Waktu Diterbitkannya Jawaban Sanggah Banding dan Lelang Gagal Akibat Adanya Sanggah atau Sanggah Banding. Terkait dengan hasil penelitian ini, maka diharapkan kedepan penyelenggara PBJ di Kota Sungai Penuh harus mempersiapkan diri untuk lebih handal didalam penanganan sanggah pada proses lelang dimaksud.

  Kata Kunci : Efektifitas Pengadaan Barang dan Jasa

  

ABSTRACT

  The low of procurement services that have been implemented conventionally sometimes does not meet the expectations of society, a process that is not efficient and effective, low transparency and accountability, the basis of the need for reforms to achieve the procurement of goods and services that are clean. The Kota Sungai Penuh government is currently trying to realize a clean government and implement good governance. However, without being based on the principle of legal certainty, professional, visionary, efficient, accountable, transparent, and participatory both programs may not be achieved. Through the e-Procurement technology, all activities procurement of goods and of the government to be more transparent, efficient, effective and expedite of procurement process. This study aims to determine the effectiveness of the implementation of the outcomes of e-procurement organized by the Kota Sungai Penuh Government in the procurement of goods and services, to determine the factors that affect the achievement of the effective implementation of e- procurement, and to determine the factors that significantly affect the achievement of the effective implementation of e-procurement. Through a questionnaire survey conducted on 130 respondents gave the result that the implementation of the e-procurement only have an impact on the effectiveness of the procurement of goods and services amounted to 57.14%, while the effectiveness of the conduct of the procurement of goods and services in the Kota Sungai Penuh influenced by three factors namely Factor e-procurement "Schedule and Execution Time disclaimer" the most significant level (t=0.58), then the second factor "Implementation of Accountability Standard Auction" (t=0.57) and the third factor Timeliness the auction

  2 Implementation (t=0:29), Overall these three factors have influence together (R ) whether or

  not the effective cause PBJ amounted to 79.4% and the rest influenced by other factors. Of the three factors were found, the most decisive factor significantly the success of e-procurement in the Kota Sungai Penuh and Schedule Execution Time disclaimer three dimensions of existence disclaimer Appeal within Work Package, accuracy of the publication time period to Answer of disclaimer and Auction Fails Due to the existence of disclaimer. Related to the results of this study, it is expected that future organizers PBJ in Kota Sungai Penuh should prepare themselves to be more reliable in the handling of the bidding process referred disclaimer

  Keywords: Procurement Effectiveness Goods and Services.

1. Pendahuluan

  Pengadaan Barang dan Jasa belum diimbangi dengan pengelolaan yang merupakan aktivitas pemerintah yang baik. Dari hasil pemeriksaan Badan paling signifikan, tidak hanya dalam Pemeriksaan Keuangan (BPK) semester II jumlah aktivitas namun juga dana yang tahun 2012 untuk Belanja Pemerintah dialokasikan (Moon, 2005). Dalam APBN Pusat yang berkaitan dengan pengadaan 2013 tercatat total nilai belanja yang barang/jasa ditemukan 212 kasus melalui proses pengadaan barang dan jasa diantaranya terdapat indikasi kerugian adalah Rp 534 triliun atau 31,73 % dari Negara sebanyak 65 kasus (BPK, 2013). total APBN, yang terdiri dari 284 triliun Pengadaan barang/jasa secara yang merupakan bagian dari Belanja konvensional memiliki beberapa Pemerintah Pusat dan Rp 240 triliun adalah kelemahan (LKPP, 2009) yaitu pengadaan Belanja Daerah (Depkeu, 2014). barang secara arisan dan adanya kickback untuk memenangkan pengadaan, proses dan keaslian dokumen, penyusunan ulang pengadaan yang tidak transparan, proses pengadaan, pengukuran kinerja, pengelola proyek tidak mengumumkan dukungan manajemen puncak, perubahan rencana pengadaan, pemesok memasang yang dilakukan oleh manajemen, strategi harga yang lebih tinggi (mark-up), implementasi e-Procurement dan adanya memenagkan perusahan kerabat, saudara standar komunikasi. atau kelompok tertentu, tidak membuka Penelitian ini bertujuan untuk: akses bagi peserta dari daerah sekitarnya

  1. Untuk mengetahui capaian Untuk mengatasi berbagai efektifitas pelaksanaan

  e-

  kelemahan yang ada dalam proses procurement yang diselenggarakan pengadaan barang/jasa secara oleh Pemerintahan Kota Sungai konvensional, maka Pemerintah Penuh didalam pengadaan barang mengeluarkan sebuah inovasi dalam dan jasa. pengadaan barang/jasa di sektor publik,

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor yaitu e-Procurement . Pentingnya

  e- yang mempengaruhi capaian

  secara eksplisit dinyatakan efektifitas pelaksanaan

  Procurement e- oleh pemerintah sejak dikeluarkannya procurement di Kota Sungai Penuh.

  Inpres No.

  3 Tahun 2003 tentang

  3. Untuk Mengetahui faktor-faktor Kebijakan dan Strategi Nasional yang signifikan mempengaruhi Pengembangan e-Government .

  E- capaian efektifitas pelaksanaan e-

  atau pengadaan barang/jasa di Kota Sungai Penuh

  Procurement procurement

  secara elektronik sebenarnya sudah lama secara dominan diterapkan di sektor swasta. Implementasi

  e-Procurement di sektor swasta

  memberikan dampak positif bagi organisasi membuat banyak organisasi berbagai Negara mulai mengadopsi sistem ini (Reddick, 2004).

  e-Procurement adalah sistem

  pengadaan barang dan jasa yang proses pelaksanaanya dilakukan secara elektronik dan berbasis web dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 207/PRT/M/2005 Tentang Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Pemerintah Secara Elektronik).

  Vaidya (2006) mencoba mebuat sebuah model penelitian mengenai factor- faktor apa saja yang menentukan keberhasilan implementasi e-Procurement di sektor public. Hasil studinya menyatakan ada sebelas factor penentu keberhasilan implementasi e-Procurement. Kesebelas factor tersebut adalah penerimaan pengguna akhir dan pelatihan, adopsi oleh penyedia barang/jasa, kesesuaian dengan best practice untuk

2. Metodologi Penelitian

ISU DAN LATAR BELAKANG MASALAH

  PENELITIAN Parameter yang menyebabkan baik tidaknya

  Rendahnya Capaian Kinerja Efektifitas e-procurement didalam pengadaan

  • capaian efektifitas PBJ
  • barang dan jasa di Lingkungan Faktor Efisiensi dan Efektifitas

  Faktor Transparnsi

  • Pemerintahan Kota Sungai Penuh.
  • Dorongan untuk menyelenggarakan
  • Faktor Kompetitif pengadaan barang dan jasa secara
  • Faktor Akuntabilitas trnsparan, akuntbel dan efektif

  VARIABEL TERIKAT (Y) Ukuran baik tidaknya capaian efektifitas PBJ Efektifitas berdasarkan faktor input, proses dan outputt

  Gambar 1

  Diagram Model Penelitian Dari gambar diatas dapat dideskripsikan procurement diukur dari tiga dimensi secara sederhana model dari penelitian ini yaitu : yaitu :

  A. Efektifitas yang diukur berdasarkan

  1. Permasalahan yang disajikan didalam peningkatan efektifitas sumber penelitian ini didukung dengan adanya daya baik secara kuantitas ataupun fakta/gejala antara lain : rendahnya secara kualitas (faktor input). capaian kinerja efektifitas

  e-

  B. Efektifitas ketaatan terhadap jadwal procurement didalam pengadaan dan ketaatan terhadap barang dan jasa untuk beberapa tahun ketentuan/standar yang sebelumnya. Hal ini tentunya akan dipersyaratkan (faktor proses) membawa dampak pada kinerja

  C. Peningkatan kuantitas, perbaikan penyelenggaraan APBD Kota Sungai proses, peningkatan efisiensi, Penuh. Gejala kedua yang dijadikan peningkatan kualitas dan perubahan dasar didalam penelitian ini adalah Perilaku pihak-pihak terkait (faktor semangat dan motivasi untuk output).

  3.

  melaksanakan pengadaan barang dan Kondisi ketiga yang Terdapat pada jasa secara transparan, akuntabel dan model penelitian diatas adalah adanya efektif. dugaan dampak pengaruh yang

  2. Dimensi kedua didalam model ditimbulkan oleh faktor-faktor

  e- penelitian ini adalah kondisi yang procurement itu sendiri terhadap baik menjelaskan secara terukur baik tidaknya efektifitas yang diperoleh. tidaknya capaian efektifitas

  e- Faktor-faktor tersebut akan diuraikan procurement pada pengadaan barang dari 4 dimensi, yaitu: jasa di lingkungan Pemerintahan Kota efisiensi/efektifitas, transparansi,

  Sungai Penuh. Menurut Lembaga kompetitif dan akuntabel. Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa

3. Hasil dan Pembahasan

  3.1 Karakteristik Responden

  Karakteristik responden yang dituju didasari dari beberapa parameter antara lain : Jenis Kelamin (Sex), Kelompok Responden, Pengalaman Personil dan Pendidikan Terakhir. Pengklasifian responden ini dimaksudkan untuk memberikan justifikasi bahwa jumlah sampel sebanyak 130 orang yang telah ditetapkan mewakili keberagaman karakteristik populasi, seperti pada tabel 1 terlampir.

  3.2 Pengujian Validitas dan Realibiltas

  Parameter statistik yang digunakan untuk masing-masing pengujian adalah korelasi bivariate (r) dimana, sebuah variabel dikatakan valid ketika nilai r yang diperoleh > 0.5, sedangkan pengujian yang kedua adalah uji realibilitas dengan tingkat keyakinan 95% maka seharusnya sebuah instrument dikatakan memenuhi nilai alpha cronbac’s > 0.7. Dari hasil uji vailiditas ditemukan 10 variabel yang dinyatakan tidak mampu menjelaskan tujuan penelitian dan tidak digunakan lagi pada analisis selanjutnya, dapat dilihat pada tabel 2 terlampir. Sedangkan hasil uji reabilitas menunjukkan empat faktor yang digunakan realible untuk digunakan.

  3.3 Analisis Pelaksanaan E-Procurement Saat Ini

  Analisis ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pertama penelitian, yaitu “Bagaimanakan pelaksanaan e- procurement yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Kota Sungai Penuh didalam pencapaian efektifitas pengadaan barang dan jasa”. Pertanyaan ini akan dijawab melalui analisis statistik yaitu dengan melihat nilia korelasi (r) antar masing- masing variabel terhadap keseluruhan nilai yang terbentuk pada kelompok capaian efektifitas e-procurement.

  Hasil olahan data yang dilakukan menyimpulkan bahwa saat ini pelaksanaan e-procurement dalam pengadan barang dan jasa khususnya untuk jenis pengadaan jasa konsultansi dan jasa konstruksi hanya baru memenuhi kriteria efektif sebesar 57.14%. Angka ini diperoleh dari hasil perbandingan jumlah variabel yang memiliki nilai korelasi > 0.5

  3.4 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas

  E- Procurement

  Penentuan Nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin) dan MSA (Measure of Sampling Adequacy), nilai ini diperlukan untuk melihat apakah variabel yang tersisa sebanyak 21 variabel dengan jumlah case (responden) 130 layak dilakukan analisis faktor dengan kriteria jika nilai KMO > 0.5 maka analisis faktor dapat dilanjutkan. Parameter nilai kedua yang diperlukan adalan nilai MSA yang ditujukan untuk melihat apakah variabel-variabel yang ada dijelaskan nantinya dengan kriteria jika nilai MSA yang diperoleh > 0.5, maka disebut variabel tersebut layak untuk dikelompokkan. Dilakukan tiga kali pengujian, karena pada pada pengujian pertama dan kedua masih didapat variabel yang tidak bisa dipakai untuk menjelaskan faktor-faktor yang digunakan, karena memiliki nilai < 0,5.

  Variabel yang tersisa yang selanjutnya dapat digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang akan terbentuk adalah sebanyak 14 variabel.

  Selanjutnya ditentukan jumlah faktor yang terbentuk didasari dari nilai

  Eigenvalues yang diperoleh dari

  pengelompokan 14 variabel yang tersisa pada tahap sebelumnya. Kriteria yang digunakan nilai Eigenvalues > 1. Seperti pada tabel

  3 terlampir. Berdasarkan nilai kriteria eigenvalue yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa baik tidaknya efektifitas e-procurement pada proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintahan Kota Sungai Penuh amat bergantung pada tiga faktor. Selanjutnya 14 variabel yang tersisa tadi akan dikelompokkan kedalam tiga faktor yang terbentuk melalui nilai loading pada komponen matrik (> 0.5).

  Setelah dilakukan pengelompokan faktor berdasarkan Nilai Loading Komponen Matrik, selanjutnya dilakukan penamaan faktor baru yang terbentuk seperti pada tabel 4, tabel 5 dan tabel 6 terlampir.

  Untuk menguji apakah jumlah faktor yang terbentuk sudah memenuhi kriteria memadai untuk menampung 14 variabel yang tersisa maka perlu ditentukan nilai Component Transformation Matrix dengan kriteria jumlah faktor dianggap memadai jika Component Transformation Matrix masing-masing faktor > 0.5. Hasil seperti pada tabel 7 terlampir yang menunjukkan bahwa pengelompokkan 14 variabel kedalam 3 faktor sudah mewakili untuk digunakan pada tahap analisis berikutnya karena Component Transformation Matrix masing-masing faktor > 0.5.

  Faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan pada baik buruknya pencapaian efektifitas e-procurement didapatkan dengan menggunakan analisis regresi melalui beberapa kriteria penilaian secara statistik. Hasil rekapitulasi perhitungan parameter regresi disajikan kedalam tabel dibawah ini.

  Tabel 8

  Rekapitulasi Perhitungan Parameter Regresi

  Hasil rekapitulasi pada tabel 8 diatas menunjukkan bahwa secara keseluruhan faktor 1, faktor 2 dan faktor 3 menentukan baik atau tidaknya efektifitas penyelenggaraan e-procurement sebesar 79.4% dan sisanya 20.6% ditentukan oleh faktor lain diluar dari tiga faktor tersebut. Untuk tingkat signifikansi pengaruh yang ditimbulkan oleh tiga faktor secara bersama-sama atau simultan terlihat dari hasil uji F yang diperoleh. Hasil uji F yang diperoleh sebesar 31.48. Sementara untuk standar F pada α = 5% (n-k-1) dimana n adalah jumlah sampel (130), k adalah jumlah variabel (3 variabel) diperoleh nilai disimpulkan bahwa F1, F2 dan F3 memiliki pengaruh yang signifikan karena F hitung > F tabel. Selanjutnya untuk melihat signifikansi masing-masing faktor terhadap baik buruknya efektifitas e- procurement ditentukan berdasarkan nilai t hitung yang diperoleh. Untuk penelitian ini t tabel adalah sebesar 1.65 dengan nilai α=0.05

3.5 Faktor-Faktor Signifikan Mempengaruhi Efektifitas

E- Procurement

  Berdasarkan nilai parameter yang diperoleh maka dapat dituliskan persamaan regresi yang terbentuk untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor e-procurement terhadap capaian efektifitas pengadaan barang dan jasa khususnya untuk pekerjaan konsultansi dan konstruksi dengan persamaan sebagai berikut:

  Y = 0.04 + 0.29F

  1 + 0.57F

  2 + 0.58F

  3 Tahap akhir pada analisis regresi regresi yang terbentuk sudah memiliki kemampuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi hubungan multikolineritas antara masing-masing variabel bebas. Kondisi ini akan terpenuhi jika nilai VIF (variance inflation factor) yang didapat < 10 dan nilai tolerasi yang diperoleh > 0.1. Berdasarkan hasil olahan maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi yang dibuat sudah memenuhi syarat untuk digunakan karena nilai toleransi dan VIF memenuhi kriteria yang ditetapkan

  Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan pada bagian sebelumnya terlihat bahwa efektifitas pengadaan barang jasa yang selama ini diselenggarakan melalui e-procurement di Kota Sungai Penuh masih belum optimal, hal ini disebabkan karena beberapa kendala diantaranya karena adanya lelang ulang yang disebabkan oleh peminat/penawar (kecil dari 3 Penawar), Adanya Sanggah Banding dalam Paket Pekerjaan, Keakuratan jangka Waktu Diterbitkannya Jawaban Sanggah Banding dan Lelang Gagal Akibat Adanya Sanggah atau Sanggah Banding.

  Hasil kedua yang diperoleh dari penelitian ini adalah faktor-faktor pelaksanaan e-procurement yang mempengaruhi efektifitas penyelenggaraan barang dan jasa di Kota Sungai Penuh, penelitian yang dilakukan menyimpulkan terdapat 3 faktor dominan yang mempengaruhi efektifitas PBJ di Kota Sungai Penuh diantaranya yaitu: Ketepatan Waktu Pelaksanaan Lelang, Pelaksanaan Standar Akuntabilitas Lelang, Jadwal dan Waktu Pelaksanaan Sanggah

  Untuk hasil ketiga yang diperoleh dari penelitian ini memperlihatkan bahwa kedepan efektifitas PBJ di Kota Sungai Penuh melalui e-procurement ini akan upaya penanggulangan terhadap tiga faktor kendala utama pelaksanaan PBJ diantaranya Proses Pengumuman RUP dan Ketepatan Waktu Pelaksanaan Lelang, Pelaksanaan Standar Akuntabilitas Lelang dan Jadwal dan Waktu Pelaksanan Sanggah. Ketiga faktor ini akan menentukan keberhasilan e-procurement didalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di Kota Sungai Penuh dimasa akan datang.

  4. Kesimpulan

  a. E-procurement yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Kota Sungai Penuh saat ini relatif belum optimal, kondisi ini ditunjukan dari tingkat kesesuaian antara faktor-faktor penyelenggaraan e-procurement dengan efektifitas penyelenggaraannya hanya baru mencapai angka 57.14% dari 100% yang diharapkan. Angka ini diperoleh dari perbandingan jumlah variable pertanyaan yang memiliki tingkat keeratan (r>0.5) dengan keseluruhan variabel penentu tinggi rendahnya

3.6 Pembahasan

  b. Ditemukan tiga faktor utama yang mempengaruhi capaian efektifitas pelaksanaan e-procurement di Kota Sungai Penuh, yaitu Ketepatan Waktu Pelaksanaan Lelang (F1), Pelaksanaan Standar Akuntabilitas Lelang (F2) dan Jadwal dan Waktu Pelaksanan Sanggah (F3). Jumlah faktor ini terbentuk berdasarkan perolehan nilai eigenvalues komponen yang lebih besar dari 1 (satu). Selanjutnya masing-masing faktor dijelaskan melalui beberapa variabel berdasarkan nilai loading faktor pada matrik komponen > 0.6.

  c. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan menyebabkan baik tidaknya efektifitas pengadaan barang dan jasa melalui e-procurement adalah faktor Jadwal dan Waktu Pelaksanan Sanggah dengan tingkat signifikan paling besar (t=0.58), kemudian urutan Akuntabilitas Lelang (t=0.57) dan ketiga Faktor Ketepatan Waktu Pelaksanaan Lelang (t=0.29).

  5. Saran

  Fitrah, Agus, Ahmad (2006), “Pengaruh tingkat pemahaman risk dan safety management oleh manajer konstruksi terhadap peningkatan kinerja waktu dan biaya pelaksanaan proyek”, Tesis Teknik Sipil UI.

  Mattwesh, Joseph. R (2005). Measuring For Result: The Dimensions Of Public Library Effectiveness. London : Libraries Unlimited

  Mahendra Sultan Syah (2004), Manajemen Proyek, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

  Diffusion of E-Procurement Practices and Its Determinant, Departemen of Public Administration of Korea University

  Procurement, Volume 6, University of New England Australia M. Jae Moon (2005) E-Procurement

  That Influence E-Procurement Implementation Success in The Public Sector, Journal of Public

  Kishor Vaidya (2006), Critical Factors

  Jurgen Hauschildt, et al (2000), Realistic Criteria for Project manager Selection and development, project managemen journal.

  J. Campbell Martin (1993), the succesfull engineer, presonal and profesionall skills a Scource book, mc graw hill,inc

  Prentice Hall Inc., New Jersey

  Economy”,

  G. Sullivan, James. A. Bontadelli, Wlin. M .Wicks (1997), Engineering

  Dirgantara (2009), Rekomendasi Tindakan Dalam Upaya Mengatasi Hambatan Penyedia Jasa Pada Proses Pengadaan Jasa Konsultansi Secara Elektronik (e-procurement), Tesis pada Program Pascasarjana Departemen Teknik Sipil Fakultas

  a. Untuk mencapai efektifitas

  Avraham Shtub, Jonathan F. Bard and Shlomo Globerson (1994), Project management: engineering, technology and implementation, New Jersey: prentice Hall: inc

  e- Government, Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e- Government. Malang, Banyumedia Publishing

  Andrianto, Nico, (2007) Good

  6. Daftar Pustaka

  c. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk menggali lebih jauh faktor-faktor lain yang memiliki peluang menyebabkan rendahnya capaian efektifitas e-procurement, prasarana teknologi di masing-masing daerah yang berbeda.

  pengadaan barang dan jasa yang efektif dan efisien.

  e- procurement dan untuk menghasilkan

  untuk meningkatkan standar akuntabilitas penyelanggaraan

  e-procurement

  b. Perlu adanya SDM yang handal dan professional yang terlibat secara langsung didalam proses pengadaan barang jasa melalui

  e- procurement dalam proses pengadaan barang dan jasa maka perlu adanya peningkatan kapasitas pengelolaan terutama untuk memastikan ketepatan jadwal untuk sanggahan yang disampaikan oleh rekanan.

  Sukarme D (2011), Pengaruh Metode Evaluasi Penawaran Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Terhadap Hasil Pekerjaan Dengan Pendekatan Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung), Tesis pada Program Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.