BAB I PENDAHULUAN 1. latar Belakang - Hubungan Media Metro Tv Terhadap Pendidikan Politik Mahasiswa Fisip Usu(Studi Tentang Peran Media Metro Tv Dalam Sosialisasi Tahapan Pilpres 2014)

  

BAB I

PENDAHULUAN 1. latar Belakang

  Kesuksesan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dimasa orde baru ternyata menyimpan beberapa kelemahan. Selama masa pemerintahan Soeharto praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) tumbuh subur. Tidak berfungsinya alat kontrol menjadikan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme dapat terus berjalan. Orde Baru dikenal dengan era dikekangnya media cetak maupun elektronik untuk melakukan tugasnya mengkritisi kebijakan pemerintah yang ada, sehingga tidak adanya suatu media yang berfungsi untuk mengkritisi kebijakan dari pemerintah. Berakhirnya Orde Baru tahun 1998 dan masuk ke Orde Reformasi membawa banyak perubahan termasuk di antaranya adalah media cetak maupun elektronik.

  Diberikannya kebebasan terhadap media melalui Undang-Undang Nomor

  40 Tahun 1999 tentang Pers menjadi payung hukum bagi dunia pers yang ada di Indonesia, dimana pada pasal 4 di dalam ayat 1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara. Ayat kedua bahwa terhadap pers nasional tidak dikenakan pensensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran dalam penayangannya. Pada ayat ketiga dijelaskan juga bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi dan ayat keempat bahwa dalam mempertanggung jawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai

1 Hak Tolak. Media pers yang ada diberikan ruang untuk melakukan pemberitaan-

  pemberitaan yang tidak hanya untuk menyenangkan hati pemerintah melainkan juga ikut mengkritisi tentang kebijakan dengan adanya undang-undang tersebut.

  Media yang saat ini sangat berkembang keberadaannya salah satunya adalah media televisi, dimana media ini berkembang sangat pesat setelah terjadinya reformasi ditahun 1998. Secara harafiah televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (pandangan), dapat diartikan “melihat sesuatu dari jarak jauh”. Televisi sebagai suatu alat penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Alat ini akan berfungsi dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah sistem yang saling bekerja sesuai fungsinya. Sistem ini disebut sebagai sistem penyiaran televisi yang meliputi: sistem produksi (pesan), pemancaran gelombang dan pesawat televisi itu sendiri sebagai media penerima siaran.

  Media televisi berkembang begitu cepat sejalan dengan perkembangan teknologi yang telah menjadi fenomena besar di abad ini. Perannya amat besar dalam membentuk pola dan pendapat umum, termasuk pendapat untuk menyenangi produk-produk tertentu, demikian pula perannya amat besar dalam

  2

  pembentukan perilaku dan pola berfikir. Televisi ini berperan besar dalam perkembangan baik teknologi, ekonomi, politik dan di segala aspek kehidupan masyarakat.

  Banyaknya media televisi yang bermunculan saat ini turut mempunyai 1 pengaruh dalam berfikir pemirsa televisi, para media televisi menyuguhkan acara- 2 Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 pasal 4 ayat 1-4.

  Sastro Subroto, Darwanto. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.hal 66. acara yang bertujuan untuk menarik pemirsa televisi agar menonton acara televisi dari media televisi mereka, termasuk hal yang berkaitan dengan pengedukasian pemirsa didalam pendidikan politik yang ada. Media televisi melalui jaringan penayangan nasional dimana masyarakat dapat mengakses media televisi dari seluruh wilayah Indonesia. Media televisi saat ini banyak diminati masyarakat Indonesia adalah televisi yang tidak berlangganan, artinya masyarakat tidak perlu untuk mengeluarkan uang untuk menikmati acara media televisi yang ada karena masih banyak media televisi Indonesia yang didalam penayangannya adalah televisi yang mendapatkan keuntungan dari iklan, sehingga akses untuk mendapatkan media televisi masih gratis. Dengan kondisi tersebut media televisi menjadi primadona bagi masyarakat karena selain aksesnya yang gampang juga kebanyakan masih gratis. Media televisi pada akhirnya menjadi media yang primadona dibanding media lain, maka hal tersebut menbuat media televisi mempunyai pengaruh yang luas bagi masyarakat Indonesia.

  Perkembangan teknologi komunikasi dunia kini dirasakan semakin sempit, karena kita dapat mengakses atau diakses orang lain tanpa dirintangi oleh jarak maupun waktu. Pesan yang disampaikan melalui media ini pun begitu dahsyat pengaruhnya terhadap masyarakat atau audiencenya. Bahkan orang-orang yang berada di balik media massa ini punya strategi dan agenda setting dalam mengolah, mengemas dan memberikan informasinya kepada khalayak sehingga memungkinkan bisa mempengaruhi pendapat maupun kebijakan sosial politik dalam sebuah negara. Dimana hal ini terjadi akibat dari media yang ada pada saat ini sudah menjadi media yang berbasis pada industri perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan, hal ini tentu saja memiliki efek terhadap media televisi itu sendiri, dimana seseorang yang memiliki media televisi tersebut akan memiliki kepentingan yang akan diperjuangkannya, didalam hal ini media televisi yang dimilikinya sebagai sumber daya yang dimilikinya dapat digunakan untuk memperjuangkan didalam pemenuhan kepentingannya tersebut.

  Di Indonesia, masalah yang menyangkut pembangunan nasional hingga sejarah kejatuhan sebuah rezim dapat disaksikan, direkam bahkan dibentuk dalam muatan-muatan pesan yang disajikan dalam sebentuk teknologi tabung kaca ajaib ini, yang pada akhirnya mempunyai dampak yang berskala nasional bahkan internasional. Sejauh mana media televisi harus memainkan peranannya dalam pengembangan demokratisasi di Indonesia dalam bentuk yang seideal mungkin dijadikan sebagai perangkat efektif untuk pembentukan masyarakat yang kritis, lebih terdidik dan dewasa. Disamping banyaknya permasalahan dalam mengembangkan sistem pertelevisian yang berkonteks lokal sehingga mendorong pemberdayaan masyarakat sipil yang semakin kompleks dan dinamis.

  Kata Politik sangat erat dengan media, karena media mempunyai tujuan

  3

  salah satunya yaitu membentuk pendapat umum . Cara media televisi didalam menampilkan peristiwa-peristiwa politik dapat mempengaruhi persepsi masyarakat dan aktor politik mengenai perkembangan politik. Keikutsertaan 3 media dalam mengubah sistem politik dengan melalui pembentukan opini publik Kusmanto Heri, dkk, Pengantar Ilmu Politik, Medan : Pustaka Press,2006,hal.7. atau pendapat umum yakni upaya pembangunan sikap dan khalayak mengenai

  4

  sebuah masalah politik atau aktor politik. Agenda politik lima tahunan yang selalu dilakukan oleh Negara Indonesia adalah pemilihan Legislatif dan juga PILPRES, dimana dalam PILPRES 2014 yang ada pada saat ini ada dua pasangan calon yaitu Prabowo Subianto dengan pasangannya Hatta Rajasa yang berhadapan dengan Joko Widodo yang berhadapan dengan Jusuf Kalla.

  Komisi Pemilihan Umum atau lebih sering disingkat dengan KPU adalah lembaga negara yang akan melaksanakan tahapan-tahapan didalam pemilihan Presiden tersebut, keberadaan lembaga negara yang satu ini sangat vital ketika Indonesia melakukan agenda pemilihan Presiden, dikarenakan lembaga ini punya peran yang sangat besar didalam penyelenggaraanya. Salah satu tugas dari Komisi Pemilihan Umum adalah melakukan sosialisasi untuk tahapan-tahapan PILPRES 2014, dimana fungsi sosialisasi tersebut adalah agar masyarakat luas mengetahui tahapan PILPRES 2014 dari mulai tahapan awal sampai pada tahap pengumuman hasil PILPRES 2014.

  KPU sebagai lembaga negara yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan PILPRES 2014 tersebut banyak memiliki kedala. Salah satu kedala yang banyak menghambat KPU adalah pada proses sosialisasi tahapan- tahapan PILPRES 2014. Sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES yang banyak dihadapi KPU adalah seperti : luasnya wilayah suatu daerah sehingga sulit

4 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis

  Terhadap Berita – Berita Politik, Jakarta:Granit,2004,hal.9. dijangkau, terbatasnya anggaran untuk melakukan sosialisasi, terbatasnya media yang dimiliki untuk melakukan sosialisai.

  Media televisi yang memiliki jangkauan yang luas terhadap masyarakat pemilih memiliki peran tersendiri didalam menyiarkan kabar-kabar yang berkaitan dengan proses tahapan-tahapan didalam PILPRES 2014, tingkat masyarakat Indonesia didalam menyaksikan televisi juga sangat tinggi dibandingkan dengan media lain seperti koran, radio maupun media lainnya. Salah satu media televisi yang sering menyiarkan tentang tahapan-tahapan didalam PILPRES 2014 adalah Metro TV, dimana Metro TV adalah salah satu televisi berita yang di miliki oleh Indonesia yang tingkat penontonnya cukup tinggi untuk mendapatkan informasi sehari-harinya.

  Mahasiswa yang merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki tingkat menonton media televisi yang relatif lebih tinggi dari masyarakat yang lainnya, didalam hal ini mahasiswa secara umur dapat dikategorikan sebagai golongan pemilih. Pemilih pemula dapat diartikan sebagai kelompok yang berusia 17 tahun ke atas dan baru pertama kali menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2014. Umumnya, mereka sedang menempuh pendidikan sekolah menengah atas. Secara lengkap pemilih pemula Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 dalam Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20 adalah warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap berusia 17 tahun dan atau lebih atau sudah/pernah kawin yang mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan

  5 Undang-Undang Pemilu .

  2. Rumusan Masalah

  Harapan tentang media televisi yang ada saat ini diharapkan mampu menjadi sebuah alat bagi masyarakat untuk melakukan pendidikan politik dengan jaringan akses yang dimiliki oleh media televisi terhadap masyarakat luas. Semakin kencangnya industri media televisi di Indonesia, membuat banyaknya stasiun televisi yang bermunculan di tengah-tengah masyarakat. Media televisi yang semakin banyak di Indonesia harusnya menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia didalam mengedukasi masyarakat yang ada. Hal tersebut dikarenakan bahwa dengan semakin banyaknya media televisi yang ada di tengah

  • – tengah masyarakat, maka seharusnya masyarakat semakin mudah mendapatkan edukasi untuk dirinya, namun hal tersebut sulit untuk didapatkan oleh masyarakat. Media televisi yang ada pada saat ini banyak yang menitik beratkan perannya kepada media yang untuk menghibur masyarakat saja, kehadiran media televisi yang banyak bermunculan di masyarakat memberikan tayangan
  • –tayangan untuk menghibur masyarakat seperti: sinetron, film, dan acara-acara lainnya yang fungsinya untuk menghibur masyarakat yang ada. Realitas keberadaan media televisi yang seperti ini tentunya bukanlah suatu hal yang baik bagi masyarakat didalam media yang berperan mengedukasi. Kehadiran Metro TV sebagai stasiun
  • 5 televisi berita di Indonesia didalam memberikan informasi mengenai hal yang

      Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 dalam Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20 terjadi pada saat ini ataupun hal yang penting diketahui bagi masyarakat umum, membuat media ini banyak ditonton oleh massyarakat.

      Metro TV sebagai media televisi yang memberikan informasi bagi mayarakat dalam memberikan edukasi memiliki kekurangan terkait informasi mengenai proses tahapan-tahapan PILPRES 2014 yang sedang berlangsung, seperti: banyaknya tahapan-tahapan PILPRES 2014 yang tidak dipublikasikan secara menyeluruh oleh Metro TV sehingga membuat pemberitaan yang diberikan tidak menyeluruh, pemberitaan yang diberikan oleh Metro TV tidak diurutkan mulai dari proses pencalonan sampai penetapan pemenang PILPRES 2014 melainkan Metro TV hanya memberitakan tahapan-tahapan yang dianggab penting saja sehingga masyarakat didalam menerima informasi tidak secara lengkap mengetahui tahapan-tahapan dalam PILPRES 2014 tersebut, dan juga adanya masyarakat yang merasa sulit untuk memahami berita yang diberikan oleh Metro TV kepada masyarakat sehingga masyarakat kadang mengalami kesulitan didalam memahami pemberitaan mengenai tahapan PILPRES 2014 yang diberitakan oleh Metro TV.

      Mahasiswa sebagai golongan pemilih muda dengan tingkat menyaksikan media televisi cukup tinggi dalam kesehariaanya sebagai instrumen dalam mendapatkan informasi yang berkembang pada saat ini, terkait hal ini penayangan tentang PILPRES 2014. Peneliti mencoba mengangkat lokasi penelitian di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, adapun alasan dari pengambilan lokasi ini adalah merupakan hasil pengamatan peneliti bahwa para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah para mahasiswa yang memiliki tingkat menonton media televisi yang tinggi khususnya yang menyangkut hal yang berkaitan dengan PILPRES 2014. Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang mengambil program studi di Fakultas ini mempelajari tentang hal-hal yang menyangkut dibidang politik. Oleh karena itu para mahasiswa di Fakultas ini tingkat menjadikan media televisi sebagai refrensi informasi sangat tinggi. Peneliti juga melakukan pengamatan untuk melihat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas lain, tetapi dalam pengamatan peneliti para mahasiswa di U niversitas lain tersebut didalam menyaksikan media televisi sebagai referensi pendidikan politik masih rendah. Berdasarkan penjelasan diatas maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah “Apakah Metro TV

      

    berperan terhadap pendidikan politik terkait dalam mensosialisasikan

    tahapan-tahapan PILPRES 2014 kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

    dan Ilmu Politik ?

    3. Tujuan Penelitian

      Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan

    • –tahapan PILPRES 2014 yang diberikan oleh media televisi Metro TV.

      4. Manfaat Penelitian

      Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukkan dan pengetahuan yang bermanfaat, yaitu:

      1. Manfaat Teoritis Penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan, terutama dibidang politik dan khususnya mengenai pendidikan politik pada PILPRES.

      2. Manfaat Praktis Mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan berfikir secara akademis dalam melihat pendidikan politik terkait PILPRES 2014 melalui media televisi. Serta menambah literatur kepustakaan untuk yang tertarik dan konsentrasi dengan bidang dan permasalahan yang sama.

      5. Kerangka Teori

    5.1 Media Massa

      Media massa adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan. Menurut Innis, teori dampak sosial komunikasi massa

      6

      terdiri dari bagian lisan dan tertulis. Media massa menjadi penting karena memang memiliki kekuatan, bukan sekedar menyampaikan informasi kepada khalayak tetapi lebih karena media memiliki fungsi untuk mendidik khalayak untuk dapat melihat hal yang benar dan hal yang salah.

    6 Dan Nimmo,1989, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

      hal.169

    5.1.1 Peran media massa

      Menurut Ryan Sugiarto ada begitu banyak peran yang di sematkan kepada pers dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terutama pada masa-masa awal perkembangannya, pers memiliki peran yang begitu besar dalam

      7

      membentuk suatu kemajuan . Media massa berperan dalam dua hal yang berbeda antara lain peran positif dan peran negatif, adapun peran media massa dalam hal positif adalah media massa berupa kontribusi dalam menyebarluaskan informasi kepada khalayak sekaligus juga sebagai alat kontrol publik masyarakat dalam menyikapi informasi yang sedang berlangsung sedangkan dalam hal negatif peran media massa antaLain pemberitaan yang mereduksi fakta sehingga menghasilkan kenyataan semu (false reality), yang dapat berakibat menguntungkan kepentingan tertentu dan sekaligus merugikan pihak lain.

    5.1.2 Fungsi media massa

      Secara umum media massa mempunyai 3 fungsi antara lain :

    1. Memberi informasi

      2. Mendidik Menghibur 3. Namun dalam masyrakat demokrasi seperti yang ada di indonesia ini fungsi media massa terbagi menjadi 4 bagian antara lain :

      1. Memberi informasi 7

      2. Menghibur Sugiarto, Ryan, 2008. Mengenal Pers Indonesia, Yokyokarta : Pustaka Instan Mad,hal. 17.

      3. Mendidik 4 . Melakukan kontrol sosial

      5.1.3 Media Televisi

      Media televisi adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan antar pemberi informasi dengan penerima informasi. Media televisi memiliki potensi untuk membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat atau persepsi masyarakat tertahadap suatu hal. Persepsi masyarakat karena pengaruh pemberitaan media televisi, bisa berubah menjadi positif maupun negatif tergantung bagaimana pikiran yang terbentuk dibenak masyarakat setelah mendapat informasi mengenai hal tertentu. Beberapa pakar komunikasi seperti Katz, Gurevitch dan Hass mengidentifikasi lima kelompok kebutuhan dalam hal penggunaan media, yaitu:

      1. kebutuhan kognitif 2. kebutuhan afektif 3. kebutuhan integratif 4. kebutuhan untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman dan dunia luar

      8 5. kebutuhan untuk melepaskan ketegangan. 8

      5.1.4 Siaran televisi Wiryanto, Teori komunikasi massa, Jakarta: Penerbit Grasindo, 2000,hal.66.

      Siaran berasal dari kata siar, siar berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Kata siar ditambah akhiran an, membentuk kata benda, yang memiliki makna apa yang disiarkan. Siaran dapat berupa siaran audio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran audio visual gerak dan sinkron, seperti pada televisi siaran.

      Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana/alat, atau antara perangkat keras dan lunak. Media televisi dalam memberikan edukasi bagi masyarakat dipengaruhi oleh tiga unsur yang paling mempegaruhi masyarakat untuk mendapatkan edukasi dari media televisi.

      1. Isi Berita Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Media televisi dalam menyajikan berita kepada masyarakat luas selalu memperhatikan aspek isi berita. Dalam proses pembelajaran memahami isi berita tentunya kita harus memahami unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah berita. Adapun unsur-unsur berita terdiri atas what (apa), who (siapa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana).

      2. Frekuensi Frekuensi disini yang dimaksud adalah seberapa sering seseorang untuk menonton siaran media televisi tersebut, dalam penelitian ini Metro TV sebagai sumber informasi bagi masyarakat dilihat seberapa sering Metro TV ditonton oleh masyarakat dalam keseharianya, sehingga informasi yang diberikan akhirnya dipahami oleh masyarakat. Pada hakikkatnya informasi yang sudah berapa kali ditonton oleh masyarakat secara ber ulang-ulang akan memberikan dampak informasi yang diberikan akan mudah di ingat oleh pemirsa

      3.Jenis Program Program itu sendiri berasal dari bahasa inggris (programme) atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk, dengan demikian pengertian program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.

      Suatu program televisi selalu mempertimbangkan agar program acara tersebut itu digemari atau dapat diterima oleh audience. Berikut ini empat hal yang terkait dalam karakteristik suatu program televisi :

      1. Product, yaitu materi program yang dipilih haruslah yang begus dan diharapkan akan disukai audience yang dituju.

      2. Price, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli program sekaligus menentukan tarif bagi pemasang iklan yang berminat memasang iklan pada program bersangkutan.

      3. Place, yaitu kapan waktu siaran yang tepat program itu. Pemilihan waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan program bersangkutan.

      4. Promotion, yaitu bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor .

      Program televisi yang ada pada saat in mengenal yang namanya program berita atau lebih dikeal dengan kata news, pengertian sederhana program berita berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unsusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik.

      Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif, liputan gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat terkejut (shock). Namun objektivitas semacam ini masih tergantung subjektivitas dari peliput. Dari sudut mana kejadian itu diambil, hasilnya sebenarnya telah menunjukkan subjektivitas dari peliput .

    5.2 Pendidikan Politik

      Istilah pendidikan politik dalam Bahasa Inggris sering disamakan dengan istilah political sucialization. Istilah political sosialization jika diartikan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia akan bermakna sosialisasi politik. Oleh karena itu, dengan menggunakan istilah political sosialization banyak yang mensinonimkan istilah pendidikan politik dengan istilah Sosialisasi Pol itik, karena keduanya memiliki makna yang hampir sama. Dengan kata lain, sosialisasi politik adalah pendidikan politik dalam arti sempit.

      Menurut Ramlan Surbakti, dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik, dia berpendapat bahwa Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol- simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti

      9 sekolah, pemerintah, dan partai politik .

      Pendapat di atas secara tersirat menyatakan bahwa pendidikan politik merupakan bagian dari sosialisasi politik. Pendidikan politik mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem politik negaranya. Dapat dikatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Fred I. Greenstain dalam bukunya Political

      Socialization berpendapat bahwa: Sosialisasi politik adalah semua pembelajaran

      politik formal dan informal, yang dijalankan secara sengaja dan terencana, yang pada setiap tahap siklus hidup tidak hanya tentang politik yang eksplisit tetapi 9 Surbakti, Ramlan. (1999) Memahami Ilmu Polilik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia hal.177. juga belajar nominal nonpolitis tetapi juga kebohongan politik sikap sosial yang

      10 relevan dan akuisisi dari karakteristik kepribadian relevan secara politik .

      Pendapat di atas mengungkapkan bahwa pendidikan politik adalah suatu bentuk pendidikan yang dijalankan secara terencana dan disengaja baik dalam bentuk formal maupun informal yang mencoha untuk mengajarkan kepada setiap individu agar sikap dan perbuatannya dapat sesuai dengan aturan -aturan yang berlaku secara sosial. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pendidikan politik tidak hanya mempelajari sikap dan tingkah laku individu. Namun pendidikan politik mencoba untuk mengaitkan sikap dan tingkah laku individu tersebut dengan stabilitas dan eksistensi sistem politik.

      Kartini Kartono memberikan pendapatnya tentang hubungan antara pendidikan dengan politik yaitu "pendidikan dilihat sebagai faktor politik dan kekuatan politik. Sebabnya, pendidikan dan sekolah pada hakekatnya juga merupakan pencerminan dari kekuatan-kekuatan sosial-politik yang tengah berkuasa, dan merupakan refleksi dari orde penguasa yang ada. Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa pendidikan dan politik adalah dua unsur yang saling mempengaruhi. Pengembangan sistem pendidikan harus selalu berada dalam kerangka sistem politik yang sedang dijalankan oleh pemerintahan masa itu. Oleh karena itu segala permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan akan berubah menjadi permasalahan politik pada saat 10 pemerintah dilibatkan untuk memecahkannya.

      

    Al Muchtar, Suwarma (2000) Pengantar Studi Sistem Politik Indonesia. Bandung. Gelar Pustaka

    Mandiri, hal.39.

      Dari definisi yang tertera di atas, dapat kita ambil dua tujuan utama yang dimiliki oleh pendidikan politik. Pertama, dengan adanya pendidikan politik diharapkan setiap individu dapat mengenal dan memahami nilai-nilai ideal yang terkandung dalam sistem politik yang sedang diterapkan. Kedua, bahwa dengan adanya pendidikan politik setiap individu tidak hanya sekedar tahu saja tapi juga lebih jauh dapat menjadi seorang warga negara yang memiliki kesadaran politik untuk mampu mengemban tanggung jawab yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan peningkatan kadar partisipasi dalam dunia politik.

      6. Hipotesis

      Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata

      11

    thesis . Hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat. Dengan

      demikian hipotesis diartikan sebagai teori yang kurang sempurna. Dirumuskan dengan cara lain hipotesis berarti kesimpulan yang belum final karena belum diuji

      12

      atau dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan uraian pada kerangka teori dan pengertian yang dikemukakan maka hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:

    • Hipotesis Nol (Ho) : bahwa Metro TV dipersepsikan tidak memiliki peran dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa
    • 11 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

        Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi 12 Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi kedua , Jakarta: Kencana. Hal. 85

      H.Hadari Nawawi dan H.M Martini Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

      Mada University Press. hal. 33

      • Hipotesis Alternatif (Ha) : bahwa Metro TV dipersepsikan memiliki peran didalam pendidikan politik dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

      7. Kerangka Konseptual

        Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam definisi konsep akan dibentuk menjadi suatu gambar/model paradigma berpikir penelitian sebagai berikut:

      Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

        Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

        Siaran Metro TV Persepsi mahasiswa  Frekuensi  Berperan untuk pendidikan politik  Isi Berita terkait sosialisasi tahapan PILPRES  Jenis Program 2014

         Kurang berperan untuk pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014  Tidak berperan dalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014

        8. Defenisi Konsep

        Adapun defenisi konsep yang dikemukakan disini adalah sebagai berikut:

        1. Media Televisi Media televisi adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan antar pemberi informasi dengan penerima informasi.

        2. Pendidikan Politik Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.

        3. Persepsi Mahasiswa Persepsi dari Mahasiswa merupakan bagian dari respon terhadap suatu hal inforrmasi maupun kejadian yang mahasiswa terima dan kemudian dipersepsikan oleh mahasiswa tersebut.

        9.Defenisi Operasional

        Definisi operasional adalah operasionalisasi dari variabel, berupa pengukuran (measurement) atau pengujian (test) suatu variabel. Pengukuran atau pengujian tersebut bisa dilihat dari indikator, kriteria, tolak ukur, alat ukur, alat uji untuk menentukan kualitas atau kuantitas sesuatu variabel.unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengkuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa

        13 dari variabel-variabel tersebut.

        Berdasarkan judul skripsi terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

        1. Variabel Bebas (X) : Siaran Metro TV Siaran yang diberikan Metro TV dalam memberikan pendidikan politik terkait tahapan-tahapan PILPRES 2014, dimana dalam hal ini media ini menyuguhkan kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan tahapan-tahapan PILPRES 2014. Indikator dari Media televisi ini memberikan pendidikan adalah :

      • Isi / Pesan Siaran Isi Siaran Metro TV yang disuguhkan oleh media tersebut memiliki muatan-muatan pendidikan politik dalam hal mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014
      • Frekuensi Frekuensi dari seberapa sering responden untuk menonton siaran Metro TV terkait dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014

      13 Azuar Juliandi, 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Bisnis, Medan: M2000. hal. 125

      • Jenis Program Jenis berita didalam variable ini dapat digolongkan kepada dua jenis yaitu: acara berita, acara diskusi dalam bentuk dialog

        2. Variabel Terikat (Y) : Persepsi Mahasiswa Persepsi dari Mahasiswa merupakan bagian dari respon terhadap suatu hal informasi maupun kejadian yang mahasiswa terima dan kemudian digambarkan oleh mahasiswa tersebut, dimana mahasiswa menggambarkan media Metro TV memiliki peran didalam pendidikan politik atau tidak memiliki peran didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.

        Indikator persepsi yang diberikan mahasiswa terkait pendidikan politik pada PILPRES 2014 oleh Metro TV adalah : a. Persepsi mahasiswa terkait media televisi memiliki peran didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES

        2014

        b. Persepsi Mahasiswa terkait media televisi kurang memiliki peran didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.

        c. Persepsi Mahasiswa terkait media televisi tidak memiliki peran didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.

      10. Metode Penelitian

        Metode penelitian merupakan suatu pengkajian dalam menjawab serta mempelajari peraturan yang terdapat dalam suatu penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian merupakan epistimologi penelitian, yaitu yang

        14

        menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah :

        10.1 Jenis Penelitian

        Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini digunakan karena peneliti ingin melihat persepsi mahasiswa terhadap media Metro TV didalam memberikan pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.

        10.2 Lokasi Penelitian

        Lokasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

        10.3 Populasi dan Sampling Penelitian

      10.3.1 Populasi

        Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mulai dari stambuk 2011-2013 yang sedang menjalani program studi S1 dan program studi D3 yang berjumlah 2884.

      14 Prof. Dr. Husni Usman, M.Pd., M.T dan Purmono Setiady Akbar, M.Pd. 2009. Metodologi Penelitian Sosial , Jakarta: Bumi Aksara. hal.41.

      10.3.2 Sampel Penelitian

        Sampel dalam penelitian ini merujuk pada besaran jumlah populasi yang dijelaskan diatas, Adapun yang menjadi rumus yang digunakan didalam penarikan sampel penelitian ini adalah yang kemukakan oleh Taro Yamane

        Keterangan: n : Jumlah sampel yang dicari.

        N : Jumlah populasi. D² = Presesi ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 90 %.

        ( )

        ( ) responden Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah rancangan sampel nonprobabilitas. Pada rancangan sampel nonprobabilitas, penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan menggunakan hukum probabilitas, artinya bahwa tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian. Hal ini karena sifat populasi itu sendiri yang heterogen sehingga terdapat diskriminasi

        15 tertentu dalam unit-unit populasi.

      15 Ibid., hal. 119

        Peneliti menggunakan sifat populasi berstrata, yang terdiri dari unit-unit. Unit populasi adalah golongan-golongan, kelompok-kelompok dan sebagainya yang memiliki sifat bertingkat atau berlapis yang jelas.

        16 Dengan populasi pada

        Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang terdiri dari delapan program studi yang ada yakni : Ilmu Politik, Ilmu Administrasi Bisnis, Ilmu Administrasi Negara, Kesejahteraan Sosial, Sosiologi,Ilmu Komunikasi, Antropologi, Ilmu Administrasi Perpajakan. Pembagian populasi dari setiap Departemen.

        Dari jumlah populasi tersebut, maka akan diperoleh jumlah sampel dari tiap program studi, dengan rumus:

         Sampel 1

        =

        1. Departemen Antropologi

        2. Departemen Ilmu Politik

        3. Departemen Sosiologi

        4. Departemen Kesejahteraan Sosial

        5. Departemen Administrasi Negara

        6. Departemen Komunikasi

        7. Departemen Administrasi Bisnis

        8.Departemen Administrasi Pajak

      16 Ibid., hal 119

        Dapat dilihat pada tabel berikut:

        6 Departemen Komunikasi

        1. Data primer yaitu data yang diambil dari sumber data utama, seperti penyebaran kuesioner, wawancara dari pihak terkait dan Observasi kepada objek yang diteliti;

        Sumber data yang dipakai dalam peneltian ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni data primer dan data sekunder:

        97

        15 TOTAL 2884

        431

        8 Departemen Administrasi Pajak

        16

        475

        7 Departemen Administrasi Bisnis

        16

        423

        15

        Tabel 1.1

      Jumlah Sampel Tiap Departemen

        460

        5 Departemen Administrasi Negara

        10

        298

        4 . Departemen Kesejahteraan Sosial

        9

        3 . Departemen Sosiologi 281

        9

        2 Departemen Ilmu Politik 282

        8

        1 Departemen Antropologi 234

        No. Departemen Populasi Sampel

      10.4 Sumber Data

        2. Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia sebelumnya seperti data yang berasal dari buku, berita, peraturan perundang-undangan, dan sebagainya.

        10.5 Teknik Pengumpulan Data

        Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan teknik yang relevan untuk mendapatkan data yang akurat yaitu dengan penelitian lapangan

        (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Dalam

        mengumpulkan data dilakukan dengan :

        1. Penelitian Lapangan (field research) : Penyebaran Kuesioner diberikan kepada informan yaitu mahasiswa pada Fakltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Teknik pengumpulan data penelitian ini juga berupa observasi. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dijalankan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, dengan jalan pencatatan

        17

        dan pengamatan secara sistematis. Kemudian disertai dengan data dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

        2. Pengumpulan data penelitian kepustakaan (library research) yaitu: dengan mendapatkan data dari buku-buku, jurnal, dokumen lembaga dan sumber-sumber lain yang berkaitan.

        10.6 Teknik Pengumpulan Skor

        Pengukuran skor pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert 17 dirancang untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang/sekelompok orang Imam Gunawan, S. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. hal.

        143. tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrument memiliki gradasi sangat positif sampai sangat negatif.

        18 Adapun penentuan skor dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut:

        1. Sangat Berpengaruh (SB) : diberi skor 4

        2. Berpengaruh (B) : diberi skor 3

        3. Tidak Berpengaruh (TB) : diberi skor 2

        4. Sangat Tidak Berpengaruh (STB) : diberi skor 1

        Untuk menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah maka terlebih dahulu ditetapkan hasil kelas intervalnya. Berdasarkan alternatif jawaban dari masing-masing responden, ditentukan kelas intervalnya sebagai berikut :

        Dengan demikian, dapat ditentukan kategori jawaban dari masing-masing variabel, yaitu:

        1. Skor untuk kategori sangat kuat = 3,25

      • – 4,00

        2. Skor untuk kategori kuat = 2,50 – 3,24

        3. Skor untuk kategori rendah = 1,74

      • – 2,49

        4. Skor untuk kategori sangat rendah = 0,98

      • – 1,73
      • 18 Azuar Juliandi, Op.cit., hal 73

      10.7 Teknik Analisis Data

        Pada penelitian kuantitatif ini, peneliti menggunakan analisa data deskriptif yaitu dengan menggambarkan sampel yang dituju seperti profil dari responden. Analisis deskriptif ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan presentatif. Dan analisis data inferensial, yaitu teknik analisis sampel yang digunakan untuk menjawab hasil data responden dengan memakai rumus Rank Spearman.

      10.7.1 Uji Validitas

        Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Apabila instrument sudah disusun, instrument disebarkan kepada kelompok responden, yaitu sampel yang telah ditentutakn per departemen pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang dibagikan secara acak. Setelah instrument dikembalikan, maka dapat dilakukan pengujian validitas secara

        19

        statistik. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total yang menggunakan rumus tekhnik Korelasi Rank Spearman. Rumus ini digunakan karena karena dalam penelitian ini menggunakan data ordinal.

      19 Ibid., hal 79

        penelitian ini menggunakan skala ordinal, maka menggunakan rumus: 2 2 2

        xyd   

        Rs2 2

        2 x . y

          Sumber: Siegel 1992:252

        Keterangan : t : banyaknya data berpangkat sama pada satu ranking tertentu N : Jumlah subyek r s : koefisien korelasi rank spearman T : faktor koreksi

        Adapun rumus Rank Spearman yang digunakan adalah sebagai berikut :

        2 6 di

         rs

        2 n ( n  1 )

        1  

        Keterangan : r s : Koefisien Korelasi Rank Spearman n : Jumlah seluruh responden d : Selisih antara rank X dan Y

        Suatu item pertanyaan dikatakan valid atau dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari satu atau

        20

        sama dengan 0,300. Dimana standart validitasnya dari Sugiyono, 2008:126 adalah:

        

        a. Jika r positif; r , 30 maka item pertanyaan tersebut validitas.

         20

        b. Jika r negatif; r , 30 maka item pertanyaan tersebut tidak validitas.

        Robert M. Kapplan & Dennis Saccuzo, 1993. Psicological Testing, 3nd Edition. California: Brooks/ Cole Publishing Company. hal.144

      10.7.2 Uji Reliabilitas

        Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrument

        21

        penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya. Tekhnik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan

        22

        rumus sebagai berikut :

        k

        2 

        Si k  

        1

        i   

        2

          k

        1 Si total

         

        Keterangan : k : banyaknya belahan item

        2 :

        Si Varians dari item ke

      • –i

      2 S : Total varians dari keseluruhan item

        Dikatakan bahwa sebuah pertanyaan yang reliabel mungkin saja tidak valid, tetapi jika pertanyaan tersebut tidak reliabel maka pasti tidak valid. Hal ini berarti sebuah ukuran tidak akan valid jika tidak reliabel. Maka dari itu reliabilitas merupakan kondisi yang penting untuk validitas. Perhitungannya adalah dengan menggunakan Croanbach’s alpha.

        Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang diukur, jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,700. (Robert M Kaplan dan Dennis Saccuzo, 1993 dalam 21 bukunya Psylogycal Testing). 22 Ibid., hal. 83 Saifuddin Azwar. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 28 Dasar pengambilan keputusan :

      • jika r Alpha positif, serta r ≥ 0,700 maka variabel tersebut reliabel.

        jika r Alpha negatif, serta r ≤ 0,700 maka variabel tersebut tidak reliabel. -

        10.7.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

        Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel Customer Relationship

        

      Management (CRM) terhadap variabel Loyalitas Nasabah, maka penelitian ini

        23

        menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana. Persamaan yang digunakan adalah: Keterangan :

        Y : Loyalitas Konsumen a : Konstanta b : Koefisien regresi X : Customer Relationship Management (CRM)

        10.7.4 Uji Hipotesis

        1.Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis regresi parsial (sebuah variabel bebas dengan sebuah variabel terikat). Misalnya peneliti bermaksud menguji apakah Metro TV dipersepsikan memiliki peran yang signifikan dalam

      23 Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. hal.207

        mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera, maka hipotesisnya :

Dokumen yang terkait

Kandungan Fenol Total Ekstrak Etanol Daun Kluwih (Artocarpus Camansi Blanco) Dan Pengaruhnya Terhadap Kadar Sod (Superoksida Dismutase)Pada Mencit

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Bank - Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensial Coulomb untuk Partikel yang Bergerak - Pengaruh Relativistik Terhadap Koreksi Potensial Coulomb Pada Tingkat Atom Hidrogen

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensial Coulomb untuk Partikel yang Bergerak - Pengaruh Relativistik Terhadap Koreksi Potensial Coulomb Pada Tingkat Atom Hidrogen

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Rancangan Percobaan - Analisis COD (Chemical Oxygen Demand) padakualitas air sungai Krueng Tamiang di Kabupaten Aceh Tamiang

0 0 11

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Defenisi Kepemimpinan - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emotional Terhadap Keberhasilan Usaha pada Studi Foto

0 0 35

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emotional Terhadap Keberhasilan Usaha pada Studi Foto

0 0 8

BAB II DESKRIPSI LOKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1 Sejarah dan Perkembangan FISIP USU - Hubungan Media Metro Tv Terhadap Pendidikan Politik Mahasiswa Fisip Usu(Studi Tentang Peran Media Metro Tv Dalam Sosialisasi Ta

0 0 12